Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MATAKULIAH

TEKNOLOGI PERBANYAKAN BAHAN TANAM

KAMALIA RAHMAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MATAKULIAH
TEKNOLOGI PERBANYAKAN BAHAN TANAM

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Matakuliah Teknolohi Perbanyakan Bahan Tanam
Pada Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2021-2022

KAMALIA RAHMAH
E281 21 072

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Praktikum Mata Kuliah Teknologi


Perbanyakan Bahan Tanam
Nama : Kamalia Rahmah
Stambuk : E281 21 072
Kelas : AGT-2

Palu, November 2022

Asisten Penanggung Jawab Kelas Asisten Penanggung Jawab

Mirayanti, SP Sugianto Lumbantoruan


E 281 20 014

Dosen Penggung Jawab Praktikum Koordinator Asisten


Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam

Dr. Ir. Enny Adelina, M.P Mustakim, SP., M.P..


NIP. 19631023 198803 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penyusun dapat

menyelesaikan penyusunan Laporan Lengkap Praktikum Teknologi Perbanyakan

Bahan Tanam. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

mata kuliah Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam. Pada kesempatan ini

penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan laporan ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Dr.Ir Enny Adelina, M.P, Selaku Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Mata Kuliah Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam

2. Mustakim, S.P., M.P , Selaku Koordinator Asisten Praktikum Mata Kuliah

Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam.

3. Mirayanti, S.P., Selaku Asisten Penanggung Jawab Kelas Mata Kuliah

Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam.

4. Sugianto Lumbantoruan , Selaku Asisten Penanggung Jawab Praktikum

Matakuliah Teknologi Perbanyakan Bahan Tanam.

Penyusun telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan

ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan. Olehnya itu

dengan penuh rasa rendah hati penyusun menerima kritikan dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada

pembacanya.

Palu, November 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN i
HALAMAN SAMPUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................. 3
1.3. Manfaat ................................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan ............................. 5
2.2. Kecambah Normal Dan Abnormal....................................... 5
2.3. Kadar Air Benih ................................................................... 6
2.4. Pengujian Benih ................................................................... 6
2.5. Vigor Dan Viabilitas ............................................................ 6

BAB III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Tempat Dan Waktu .............................................................. 8
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................... 8
3.3. Langkah Kerja ...................................................................... 9
3.3.1. Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan ....................... 9
3.3.2. Kecambah Normal Dan Abnormal................................. 10
3.3.3. Kadar Air Benih ............................................................. 10
3.3.4. Pengujian Benih ............................................................. 10
3.3.5. Pengujian Vigor Dan Viabilitas ..................................... 11

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil dan Pembahasan.......................................................... 12
4.1.1. Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan ....................... 12
4.1.2. Kecambah Normal Dan Abnormal................................. 14
4.1.3. Kadar Air Benih ............................................................. 15
4.1.4. Pengujian Benih ............................................................. 16
4.1.5. Pengujian Vigor Dan Viabilitas ..................................... 17

v
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan. .......................................................................... 21
5.2. Saran… .................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENYUSUN
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Pengujian Kadar Air Benih ......................................... 15


2. Tabel 2. Pengujian benih ........................................................... 16
3. Tabel 3. Rata-rata daya kecambah ............................................. 17
4. Tabel 4. Rata-rata potensi tumbuh maksimum .......................... 19
5. Tabel 5. Rata-rata kecepatan berkecambah ............................... 20

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan ............................................ 12
2. Identifikasi Kecambah Normal dan Abnormal ................................... 14
3. Struktur Biji Jagung dan Kacang Tanah ............................................. 35
4. Proses Imbibisi ..................................................................................... 35
5. Pengamatan Benih................................................................................ 35
6. Kecambah Normal dan Kecambah Abnormal .................................... 35
7. Pegirisan Biji Nangka ......................................................................... 35
8. Penimbangan Berat Basah .................................................................. 36
9. Uji Benih Diatas Kertas ...................................................................... 36
10. Uji Benih kertas Digulung .................................................................. 36

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1a. Perhitungan Kadar Air (%) pada Komoditi Durian .......................... 26
1b. Perhitungan Kadar Air (%) pada Komoditi Nangka .......................... 26
1c Perhitungan Kadar Air (%) pada Komoditi Kacang Hijau ................ 26
1d. Perhitungan Kadar Air(%) pada Komoditi Padi ................................ 26
2a. Tabel Pengamatan Kecambah Pengujian Benih Padi Tanpa
Perlakuan NaCl (Kontrol) ................................................................. 27
2b. Perhitungan Daya Berkecambah (%) ................................................. 27
2c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) ................................... 27
2d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) ..................................... 28
3a. Tabel Pengamatan Kecambah Benih Padi Konsentrasi (0,2%) ......... 28
3b. Perhitungan Daya Kecambah (%) ...................................................... 29
3c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) .................................. 29
3d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) ..................................... 29
4a. Tabel Pengamatan Kecambah Benih Padi Konsentrasi (0,4%) ........ 30
4b. Perhitungan Daya Berkecambah (%) ................................................ 30
4c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) .................................. 30
4d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) .................................... 30
5a. Tabel Pengamatan Kecambah Benih Padi Konsentrasi (0,6%) ........ 31
5b. Perhitungan Daya Berkecambah (%) ................................................. 31
5c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) ................................... 31
5d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) ..................................... 32
6a. Tabel Pengamatan Kecambah Benih Padi Konsentrasi (0,8%) ......... 32
6b. Perhitungan Daya Berkecambah (%) ................................................. 32
6c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) ................................... 33
6d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) ..................................... 33
7a. Tabel Pengamatan Kecambah Benih Padi Konsentrasi (1%) ............ 33
7b. Perhitungan Daya Berkecambah (%) ................................................ 34
7c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%) .................................. 34
7d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari) .................................... 34

ix
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan berbiji terbagi menjadi dua jenis yaitu tumbuhan berbiji

terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).

Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga sejati, tetapi bunga yang

digunakan sebagai alat perkembangbiakan disebut strobil atau kerucut. Selain itu

pada angiospermae bijinya tidak tertutup bakal buah, sedangkan angiospermae

memiliki bunga sejati yaitu bunga yang memiliki bagian-bagian seperti kelopak,

mahkota, benang sari, dan putik. Tumbuhan jenis ini memiliki biji yang terletak di

bakal buah. Berdasarkan bagian bijinya, tumbuhan berbiji tertutup dibedakan

menjadi dua, yaitu dikotil dan monokotil. Kedua jenis tumbuhan ini banyak

tumbuh di sekitar kita dan kegunaannya sangat bermanfaat bagi manusia dan

hewan. (Susilowati, dkk 2022).

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dalam hal ini biji dikotil tumbuh

dengan baik dan secara morfologi terdapat struktur organ seperti akar, epikotil,

kotiledon dan hipokotil. Benih yang berkecambah dalam pot biasanya tumbuh

dengan standar perakaran yang baik, hipokotil tumbuh dengan baik, tanpa adanya

fragmen internal yang dibentuk oleh jaringan pengangkut, salah satu atau kedua

kotiledon tidak ada. bagian-bagiannya bagus dan kuat, epikotil memiliki

setidaknya satu daun primer dan puncak yang berkembang penuh (Karlina, 2022).

1
Benih adalah bahan tanaman untuk hasil tinggi. Bahan tanaman

merupakan titik awal keberhasilan proses produksi. Jika bahan tanaman

berkualitas rendah, dapat diprediksi bahwa pemupukan, penyiangan, dan

penyiraman tidak ada gunanya. Bibit merupakan sumber kehidupan sekaligus

penentu kualitas pohon yang dihasilkan. Bibit tanaman hutan, seperti halnya biji,

dapat diperoleh secara vegetatif dengan cara stek, okulasi, okulasi dan beberapa

cara vegetatif lainnya atau umumnya dengan biji (Parlindungan,2022).

Perkecambahan adalah serangkaian proses biologis yang terjadi pada

sereal dan biji-bijian yang dimediasi oleh enzim-enzim dan menghasilkan

perkecambahan tanaman. Untuk mengendalikan atau mengoptimalkan perubahan

komposisi selama proses pertumbuhan, perlu dipahami terlebih dahulu jalur

metabolisme pertumbuhan (Munarko, ddk 2019).

Produksi benih berkualitas baik membutuhkan perangkat pengelolaan

benih. Alat-alat tersebut tersedia dalam teknologi benih, yaitu teknologi produksi

benih, analisis kualitas benih, penyimpanan, pemasaran dan distribusi tanpa

mengurangi kualitas. Teknologi benih merupakan perpanjangan tangan dari ilmu

benih dan selalu ada hubungan dan interaksi antara keduanya. Ilmu benih

berfokus pada viabilitas benih sedangkan teknologi benih berfokus pada kualitas

benih yang baik dan benar. Ilmu benih dan teknologi benih juga tidak berorientasi

pada komoditas, tetapi berorientasi pada subjek (Faridawaty, dkk 2022).

2
1.2 Tujuan Praktikum

Dalam modul satu atau percobaan satu yang berjudul struktur benih dan

tipe perkecambahan terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai saat melakukan

praktikum yaitu: Kita dapat membandingkan berbagai bentuk struktur benih dan

melihat perbedaan tipe perkecambahan epigeal dan hypogeal.

Kemudain pada percobaan ke dua yaitu identifikasi kecambah/bibit normal

dan abnormal terdapat tujuan yang ingin dicapai yaitu mengidentifikasi

kecambah/bibit normal dan abnormal pada berbagai benih yang dicobakan.

Pada modul ketiga atau percobaan ke tiga mengenai pengujian kadar air

benih memiliki tujuan dimana praktikan dapat membandingkan pengujian kadar

air benih pada berbagai benih baik benih ortodoks maupun benih rekalsistran.

Dalam percobaan ke empat yaitu metode pengujian benih memiliki tujuan

yaitu dapat mengenal berbagai metode pengujian benih dengan metode uji daya

kecambah secara langsung dengan substrat kertas merang dan metode uji daya

kecambah secara langsung dengan substrat pasir/tanah.

Pada percobaan selanjutnya yaitu percobaan ke lima mengenai uji

pematahan dormansi memiliki beberapa tujuan yaitu yang pertama mengetahui

cara-cara pematahan dormansi dan yang ke dua membandingkan berbagai metode

pematahan dormansi pada benih.

Terakhir pada percobaan terkahir yaitu percobaan uji vigor benih dengan

NaCL memiliki tujuan yaitu untuk mempelajari uji vigor kekuatan tumbuh benih

terhadap kekeringan.

3
1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat dilaksanakannya praktikum Teknologi Perbanyakan Bahan

Tanam yaitu praktikan dapat mengetahui cara membudidayakan tanaman yang

dimulai dari biji dengan beberapa teknik. Dengan adanya laporan ini semoga bisa

menjadi acuan pembaca dan sebagai referensi.

4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sruktur Benih dan Tipe Perkecambahan

Benih atau biji memiliki struktur dan komposisi kimia yang berbeda.

Adanya perbedaan struktur dan komposisi kimiawi biji sangat menentukan

perbedaan dalam hubungannya dengan perkecambahan, dormansi, daya simpan,

kemunduran kualitas dan lain-lain. Struktur benih atau biji secara umu dapat

dibedakan menjadi kulit (satu atau beberapa lapisan, tebal atau tipis), cadangan

makanan (kotiledon dan endosperm), embrio (lembaga, calon individu tanaman

baru, mono atau poliembrioni) (Sholeh, dkk 2021).

Berdasarkan jumlah daunnya, tumbuhan berbiji dibedakan menjadi tiga

kelompok yaitu tumbuhan berdaun tunggal (monokotil), tumbuhan dikotil

(dikotil) dan tumbuhan berdaun lebih dari dua. Klasifikasikan jenis pertumbuhan

tanaman dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama pertumbuhan dengan biji yang

dikeluarkan dari dalam tanah (epigeal) dan yang ke dua pertumbuhan dengan biji

yang tersisa di dalam tanah (hypogeal) (Kuswantoro, 2019).

2.2. Kecambah Normal dan Abnormal

Kecambah normal merupakan kecambah yang sempurna, yaitu kecambah

yang semua struktur utamanya berkembang dengan baik, lengkap, proporsional,

seimbang, dan sehat. Sementara kecambah abnormal atau kecambah rusak yaitu

kecambah yang struktur utamanya hilang atau mengalami kerusakan berat,

sehingga tidak dapat berkembang menjadi tanaman normal (Ari, dkk 2021).

5
2.3 Kadar Air

Kadar air benih (KA) merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan tingkat viabilitasnya selama penyimpanan, sehingga sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan perkecambahan benih. Oleh karena itu,

kemampuan memprediksi benih KA secara akurat merupakan suatu keharusan

bagi produsen kecambah. Dalam kasus kelapa sawit, kadar air benih 21 hingga

23% cocok untuk proses perkecambahan, karena terlalu sedikit air maka tidak

dapat mengaktifkan enzim perkecambahan, sementara terlalu banyak air dapat

berbahaya bagi pertumbuhan benih embrio (Arif, dkk 2018).

2.4. Pengujian Benih

Pengujian mutu benih merupakan salah satu cara terpenting untuk

melaksanakan proses sertifikasi. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah uji

pertumbuhan. Pengujian perkecambahan biji membutuhkan kondisi pertumbuhan,

suhu dan kelembaban yang optimal. Terdapat perbedaan pada setiap jenis media

perkecambahan benih. Media yang baik untuk perkecambahan benih adalah media

kertas (kertas saring, kertas dan kertas tisu), pasir dan media organik yang dapat

mendukung pengujian (Yanty, dkk 2021).

2.5. Vigor dan Viabilitas

Vigor benih merupakan sifat kuantitatif yang berinteraksi dengan

lingkungan selama proses kemasakan benih, panen, dan penyimpanan dalam

menentukan vigor benih pada setiap titik waktu. Benih dapat mempertahankan

kualitasnya dalam beberapa waktu dan akan mengalami deteriorasi pada saat

masih di tanaman atau selama penyimpanan, sehingga kehilangan viabilitas dan

6
vigor. Kualitas benih yang dicerminkan oleh vigor benih memiliki peran penting

dalam meningkatkan hasil melalui keserempakan dan keseragaman serta bervigor

tinggi pada pertumbuhan awal tanaman dilapangan (Krisnawati, 2018).

Viabilitas benih merupakan salah satu komponen mutu fisiologi yang

terdiri dari viabilitas potensial dan vigor. Viabilitas potensial ditentukan oleh daya

berkecambah yang mencerminkan kemampuan benih untuk tumbuh dan

berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi optimum. Sedangkan untuk

menjabarkan viabilitas dalam keadaan pertanaman di lapangan atau penyimpanan

yang sub optimis disebut vigor benih (Kono, 2021)

7
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanam dilaksanakan di Laboratorium

Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

Praktikum dilaksanakan setiap hari selasa sebanyak lima kali. Praktikum pertama

dilaksanakan pada tanggal 20 September 2022, praktikum kedua dilaksanakan

pada tanggal 27 September 2022, praktikum ketiga dilaksanakan pada tanggal 24

oktober, praktikum keempat dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2022, dan

praktikum kelima dilaksanakan pada tanggal 25 oktober 2022. Praktikum

dilaksanakan pukul 08.00 sampai 10.00 WITA.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan struktur benih dan tipe

perkecambahan yang terdiri dari cutter, kaca pembesar, cawan petri, 4 gelas aqua

dan kapas. Bahan yang digunakan yaitu biji padi (Oryza sativa L.), jagung (Zea

mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogea).

Alat yang digunakan pada percobaan kecambah normal dan abnormal

meliputi, pedtridish, pinset, keranjang perkecambahan, alat perkecambahan, alat

press kertas serta sprayer. Bahan yang digunakan terdiri dari benih padi (Oryza

sativa L.), jagung (Zea mays L.) dan kacang tanah (Arachis hypogea), kapas dan

label.

8
Alat yang digunakan saat melakukan percobaan pengujian kadar air

benih yaitu pedtridish, pinset, cutter, oven, timbangan analitik, cawan porselin,

moisture tester Dok 400 dan desikator. Bahan yang digunakan adalah benih padi

(Oryza sativa L.), kacang hijau (Vigna radiata), durian (Durio zibethinus) dan

nangka (Artorcapus heterophyllus).

Alat yang digunakan pada saat melakukan percobaan pengujian benih

yaitu, pedtridish, pinset, cutter, oven, timbangan analitik, plastik, kertas merang,

bak perkecambahan, alat pengapres dan alat pengecambah. Bahan yang digunakan

adalah benih padi (Oryza sativa L).

Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian vigor dan viabilitas

benih yang terdiri dari alat pengecambah, gelas ukur, timbangan, beaker glass,

pengaduk gelas serta alat penunjang lainnya. Bahan yang digunakan yaitu kertas

merang, plastik, label, larutan NaCl 0,2%, aquades dan padi (Oryza sativa L).

3.3 Langkah Kerja

3.3.1 Stuktur benih dan Tipe Perkecambahan

Menyiapkan kacang tanah (Arachis hypogea), jagung (Zea mays L.), dan

biji padi (Oryza sativa L.), dan meletakan setiap biji yang akan diamati pada

cawan petri, kemudian mengamati masing-masing biji yang utuh dan yang telah di

iris dengan cutter secara melintang maupun membujur dan terakhir menggambar

diatas kertas. Pada tipe perkecambahan membasahi kapas dengan air, menyimpan

kapas didalam aqua gelas, memotong biji jagung, biji kacang tanah menjadi dua

9
bagian, meletakkan biji kedalam gelas aqua berisi kapas yang dibasahi,

mengamati sampel selama lima hari, mencatat hasil tipe perkecambahan benih.

3.3.2 Kecambah Normal Dan Abnormal

Mengambil masing-masing benih jagung, kacang tanah dan padi

sebanyak 50 benih untuk dikecambahkan, menyimpan benih kedalam pestridish

yang dilapisi kertas merang, mengamati benih selama 14 hari. Selama masa

perkecambahan diberikan air apabila media kecambah kering, mengamati

morfologi pada masing-masing benih yang dikecambahkan.

3.3.3 Kadar Air Benih

Pada metode kerja tidak Langsung, benih ditimbang sebanyak 10 g (berat

basah), setelah itu memotong benih menjadi beberapa bagian, benih dipanaskan

dalam oven selama 18 jam pada temperatur 105°C, Setelah pemanasan selesai,

benih didinginkan dalam desikator selama 45 menit kemudian ditimbang lagi

(berat kering). Pada metode Langsung, memasukkan benih kedalam moisture

tester dok 400 c. Masing-masing pengukuran benih tersebut diulang sebanyak 3

kali.

3.3.4 Pengujian Benih

Pada metode uji diatas kertas, meletakkan kertas substrak pada alas

petridis, membasahi kertas dengan air samoai meresap, menanam benih sebanyak

50 benih diatas kertas substrak, meletakkan cawan petris kedalam alat

perkecambahan dan mengmatai benih terebut selama beberapa hari. Sedangkan

pada uji kertas digulung, menyiapkan kertas substrak berukuran 20 x 30 cm dan

plastik yang berukuran sama, menanam benih diatas lembaran kertas substrak

10
yang telah dibasahi, menutup kertas substrak yang telah ditanami benih dengan

menggulung kertas tersebut, meletakkan dalam alat perkecambahan.

3.3.5 Vigor Dan Viabilitas

Menanam benih padi sebanyak 50 butir pada kertas substrak merang

yang telah dilembabkan dengan larutan Nacl 1%, untuk kontrol substrak

perkecambahan dilembabkan dengan aquades, menyimpan benih yang telah

tersimpan pada kertas substrat pada alat perkecambahan benih, mengamati

kecambah normal dan kecambah abnormal pada hari ke-5.

11
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan

4.1.1. Struktur benih dan Tipe Perkecambahan

Berdasarkan praktikum mengenai Struktur dan tipe perkecambahan,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur benih dan tipe perkecambahan

Setelah melakukan praktikum hasil yang didapatkan adalah ada beberapa

perbedaan pada biji dikotil yang dimana kacang dijadikan sebagai contoh biji

dikotil dan jagung sebagai biji monokotil perbedaan antara biji tersebut terlihat

pada endosperm dimana pada biji dikotil tidak memiliki endosperm sementara

monokotil memiliki indosperm. Pada embrio biji dikotil tidak dilindungi oleh

12
seludang sementara pada biji monokotil dilindungi oleh seludang. Jumlah

kotiledon pada biji dikotil terdapat dua atau lebih sementara monokotil hanya ada

satu.

Terdapat dua tipe perkecambahan monokotil dan dikotil, yaitu epigeal

dan hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan memiliki tipe perkecambahan

epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai tipe perkecambahan hypogeal.

Biji merupakan bakal biji bunga yang telah dibuahi, yang berisi embrio

dan cadangan makanan. Pada kulit biji (testa) berasal dari sel integumen lapisan

ovarium di dalam nukleus. Pada biji terdapat 3 bagian dasar, antara lain embrio,

jaringan penyimpanan makanan, dan pelindung biji (Ari, dkk 2021).

Biji tanaman dikotil seperti pada tanaman kacang-kacangan, apabila

terbelah menjadi dua, akan didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula,

hipokotil, radikula,kotiledon dan embrio. Sedangkan, struktur biji pada tanaman

monokotil, seperti jagung terdiri atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza,

skutelum dan endosperma (Avivi, 2021).

Proses perkecambahan pada suatu tanaman dapat dibedakan menjadi dua

yaitu epigeal dan hipogeal. Perkecambahan epigeal ditandai dengan munculnya

hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke

atas permukaan tanah. Sedangkan pada perkecambahan hypogeal ditandai dengan

epikotil tumbuh memanjang kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah

menembus kulit biji (Maghfiroh, 2017).

13
4.1.2. Kecambah Normal Dan Abnormal

Berdasarkan praktikum mengenai kecambah normal dan abnormal, maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 2. Kecambah normal dan abnormal

Dapat dilihat pada tabel bahwa ciri-ciri benih normal adalah memiliki akar

primer yang kuat dan panjang, plumula berwarna hijau, perkembangan hipokotil

sempurna, sementara pada benih abnormal tidak memiliki akar primer, plumula

dan membusuk sehingga sulit tumbuhbahkan tidak dapat tumbuh.

Potensi pertumbuhan maksimum ditentukan dengan menghitung jumlah

benih normal atau abnormal. Kecambah normal terbagi menjadi 3 kriteria yaitu

Kecambah utuh tanpa cacat, Kecambah rusak sedikit yang tidak mengganggu

pertumbuhan, dan Kecambah dengan infeksi jamur yang masih melawan.

Sebaliknya, Kecambah yang tidak normal adalah Kecambah yang rusak secara

morfologi, bentuknya tidak proporsional dan terserang jamur atau bakteri, serta

kecambah tersebut memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat rendah dan

tidak berkembang secara normal (Anafarida, dkk 2021).

14
Kecambah normal dicirikan oleh akar primer yang kuat dan panjang, bulu

hijau, dan perkembangan hipokotil lengkap. Kecambah abnormal tidak memiliki

akar primer dan busuk (Hasriati, dkk 2020).

4.1.3. Kadar Air Benih

Berdasarkan praktikum mengenai pengujian kadar air benih, maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Pengujian Kadar Air Benih


Komoditi Kadar Air
Padi (Oryza sativa L) 9%
Kacang Hijau (Vigna radiata) 15%
Nangka (Artocarpus heterophyllus) 55%
Durian (Durio zibethinus) 54%

Pada pengujian kadar air kami menggunakan empat komoditi yang berbeda yaitu

Padi (Oryza sativa L), Kacang Hijau (Vigna radiata), , Nangka (Artocarpus

heterophyllus), dan Durian (Durio zibethinus). Dari empat komoditi didapatkan

kadar air yang paling tinggi di dapatkan pada komoditi Nangka (Artocarpus

heterophyllus) yaitu 55%%, kedua pada komoditi Durian (Durio zibethinus) yaitu

54%%, ketiga pada komoditi Kacang Hijau (Vigna radiata) yaitu 15%, dan

keempat pada komoditi Padi (Oryza sativa L) yaitu 9%. Kandungan nilai kadar

air dapat mempengaruhi kualitas pada benih. Kadar air yang tinggi menyebabkan

munculnya kecambah sebelum waktunya, sedangkan kandungan kadar air yang

rendah dapat merusak embrio benih.

Kadar air merupakan salah satu atribut kualitas yang penting pada

komoditas bidang hortikultura. Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung

dalam suatu bahan. Pada umumnya nilai kadar air dinyatakan dalam sebuah

15
bentuk persentase. Kandungan air buah dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur

dan rasa. Selain itu, kadar air dari buah dapat menentukan kesegaran dan daya

simpan dari buah tersebut (Hadiwijaya, dkk 2020).

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat

dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry

basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum sebesar 100 persen,

sedangkan kadarair berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Kadar

air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air

mempunyaitempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan.

Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis,

kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya (Priamudi, 2022).

4.1.4. Pengujian Benih

Berdasarkan praktikum mengenai pengujian benih, maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 2. Rata-rata Hasil Pengujian Benih Tanpa Perlakuan NaCl (Kontrol)


Parameter
Perlakuan
DB KB PTM
Uji di Atas Kertas (UDK) 80,8 3,68 97,2
Uji Kertas di Gulung (UKD) 82,4 3,27 98,8

Berdasarkan hasil pada pengujian benih tanpa perlakuan NaCl dengan

menggunakan dua metode yaitu Uji Diatas Kertas, dan Uji Kertas Di gulung di

dapatkan nilai pada kedua metode yang dimana nilai pada metode kedua lebih

tinggi dibandingkan dengan metode pertama. . Hal ini menandakan uji diatas

kertas memiliki daya perkecambahan yang optimum karena peka terhadap cahaya

dalam proses perkecambahan dibandingkan metode uji kertas digulung

16
Metode penanaman benih dalam uji daya berkecambah yang

menggunakan media kertas diantaranya benih ditanam diatas media kertas

,diantara media kertas (UAK), diantara media kertas kemudian digulung dan UKD

bila dilapisi plastik dibagian luarnya (Afrima & Anwar, 2020).

Daya berkecambah benih yang merupakan salah satu tolak ukur viabilitas

benih sangat tergantung pada kondisi lingkungan. Viabilitas benih tersebut dapat

dikelompokkan berdasarkan kesesuaian lingkungannya yaitu viabilitas benih

dalam lingkungan sesuai dan viabilitas benih dalam lingkungan tidak sesuai.

Lingkungan eksternal yang sangatmenentukan kapasitas daya berkecambah

sebagai indikator viabilitas benih adalah substrat pengujian. Salah satu substrat

yang sering digunakan sebagai media perkecambahan adalah kertas merang yang

dapat digunakan dengan berbagai metode uji (Nurhafidah, 2021).

4.1.5. Vigor dan Viabilitas

Berdasarkan praktikum mengenai pengujian benih, maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 3. Rata-rata Presentase Daya Kecambah (%) Pada uji Kertas Digulung
Perlakuan Ulangan Rata-Rata
I II III IV V

Kontrol 82 92 84 64 90 82,4
0,2% 80 82 72 60 42 67,2
0,4% 58 42 14 44 76 46,8
0,6% 58 56 60 72 86 66,4
0,8% 92 72 80 76 72 78,4
1% 20 64 52 46 56 47,6

Berdasarkan hasil praktikum mengenai vigor dan viabilitas benih,

diketahui bahwa nilai daya kecambah tertinggi terjadi pada perlakuan kontrol

dengan rata-rata 82,4%, sebaliknya nilai terendah terjadi pada perlakuan

17
konsentrasi NaCl 1% dengan nilai rata-rata 47,6%. Hal ini disebabkan karena

semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka daya kecambah benih akan menurun.

Konsentrasi NaCl mempengaruhi perkecambahan benih, semakin tinggi

konsentrasi NaCl maka viabilitas benih semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi salinitas yang diberikan maka potensial air sel semakin tinggi

sehingga benih sulit menyerap air yang mengakibatkan benih mengalami dehidrasi.

Pengolahan mengganggu proses metabolisme benih sehingga menyebabkan benih

tumbuh tidak normal. Kelainan abnormal disebabkan oleh fakta bahwa jaringan

tanaman diracuni karena akumulasi ion Na+ dan Cl- yang tinggi, karena sel-sel

meristem akar sensitif terhadap salinitas. Meningkatnya akumulasi ion Na pada

jaringan menyebabkan akar mengalami toksisitas ion sehingga pertumbuhan akar

terganggu karena sel pada perakaran tidak melakukan pembelahan secara norma

sehingga memperlambat pertumbuhan benih (Kono, dkk., 2019).

Rendahnya vigor pada benih dapat diakibatkan oleh faktor internal serta

eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kondisi lingkungan pada

saat reproduksi benih, pasca panen, pengolahan, penyimpanan serta dilakukannya

penanaman kembali pada benih (Handayani dkk., 2018).

Pemberian konsentrasi NaCl yang meningkat pada masing-masing benih

akan menurunkan kemampuan benih untuk tumbuh, hal ini dipengaruhi oleh

kemampuan benih itu sendiri untuk tumbuh dalam keadaan tercekam. Semakin

tinggi salinitas di lingkungan maka akan mempengaruhi keadaan internal benih,

seperti rusaknya cadangan makanan pada benih sehingga menghambat terjadinya

perkecambahan (Dahono, dkk., 2020).

18
Tabel 4. Rata-rata Presentase Potensi Tumbuh Maksimum (%) Pada uji Kertas
Digulung
Perlakuan Ulangan Rata-Rata
I II III IV V
Kontrol 98 100 98 98 100 98,8
0,2% 96 96 90 98 100 96
0,4% 100 96 92 62 94 88,8
0,6% 82 64 94 100 100 88
0,8% 94 98 94 100 90 95,2
1% 70 80 64 92 76 76,4

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada identifikasi kecambah padi dengan

potensi tumbuh maksimun diperoleh lebih tinggi pada kontrol dari pada

pemberian NaCl hal ini dikarenakan pada NaCl mengandung garam yang dapat

memperhambat kecepatan potensi tinggi maksimum pada benih padi.

NaCl mengandung garam yang dapat memperhambat pertumbuhan pada

benih padi, semakin .tinggi pengaruh reaksi garam pada benih padi semakin

lambat benih tersebut mengalami pertumbuhan. Namun pada NaCl dengan

konsentrasi rendah masih memungkinkan terjadinya pertumbuhan padi yang

sesuai (Muharam & Saefudin, 2016).

Benih yang diberikan larutan NaCl akan mengalami perkecambahan yang

lambat. Semakin tinggi konsentrasi NaCl, daya berkecambah brnih akan semakin

menurun. Peningkatan konsentrasi NaCl dapat menghambat imbibisi benih, hal ini

disebabkan karena kelarutan garam dapat mengakibatkan penurunan tekanan

osmotik, sehingga benih tidak dapat menyerap air dari lingkungan tumbuhnya

yang terkena NaCl (Junandi dkk., 2019).

19
Tabel 5. Rata-rata Kecepatan Berkecambah (Hari) Pada uji Kertas Digulung
Perlakuan Ulangan Rata-Rata
I II III IV V
Kontrol 2.6 3,56 3,7 3,08 3,18 3,27
0,2% 3,27 2,95 5,71 7,87 3,2 4,6
0,4% 3,52 3,95 5,56 3 3,53 3,91
0,6% 5,31 7,12 3,80 5,12 7,82 5,83
0,8% 5,06 6,06 4,68 4,8 4,2 4,96
1% 12,45 7,6 12,12 4,52 9,10 8,85

Berdasarkan hasil praktikum identifikai percobaan pengamatan vigor dan

viabilitas benih diperoleh hasil pada pada kecepatan dan potensi tumbuh

maksimum NaCl lebih tinggi dari pada kontrol, hal ini bisa saja disebabkan karena

benih yang digunakan merupakan benih yang memiliki nilai vigor yang baik

karena dapat tumbuh dan berkembang saat diberikan larutan NaCl yang

menunjukkan benih tersebut dapat di tanamam pada kondisi lingkungan yang

mendukung ataupun tidak mendukung.

Viabilitas benih merupakan daya hidup benih yang ditunjukkan melalui

gejala metabolisme serta fenomena pertumbuhan. Dapat pula ditunjukkan dari

keadaan organel sitopasma, sel atau kromosom. Pada kondisi fisiologi yang baik

benih memiliki viabilitas yang tinggi seperti vigor dan daya berkecambah. Daya

kecambah atau vigor benih ialah penentu dari viabilitas benih yang merupakan

gambar mutu fisiologis benih (Suparto dkk., 2022).

Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mendefinisikan pertumbuhan

serta perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi

yang suboptimum. Cakupan vigor benih memiliki aspek-aspek dari fisiologis

selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah (Widjati dkk., 2022).

20
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada embrio biji dikotil tidak dilindungi oleh seludang sementara pada biji

monokotil dilindungi oleh seludang. Jumlah keping atau kotiledon pada

biji dikotil terdapat dua atau lebih sementara monokotil hanya ada satu.

Terdapat dua tipe perkecambahan monokotil dan dikotil, yaitu epigeal dan

hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan memiliki tipe perkecambahan

epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai tipe perkecambahan

hipogeal.

2. Benih normal adalah memiliki akar primer yang kuat dan panjang,

plumula berwarna hijau, perkembangan hipokotil sempurna, sementara

pada benih abnormal tidak memiliki akar primer, plumula dan membusuk

sehingga sulit tumbuhbahkan yidak dapat tumbuh.

3. Pada hasil percobaan kadar air yang dilakukan dapat di lihat bahwa

Nangka memiliki kadar air paling tinggi yaitu 55 % dan yang paling

rendah merupakan padi 9%. Kadar air banyak yang bisa menentukan bisa

disebabkan dari ukuran benih tersebut, fisik benih tersebut, dan ada faktor

kimia atau kandungan pada benih tersebut.

4. Pada hasil pengujian benih pada uji diatas kertas dan uji kertas digulung

diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada metode kedua.

5. Pada hasil uji coba vigor daya kecambah dapat dilihat nilai yang memiliki

rata-rata bagus adalah pada control atau tanpa perlakuan hal ini

21
dikarenakan NaCl terlalu banyak maka akan membuat benih tanaman akan

sukar air karena mengalami tekanan osmotik di dalam benih yang

membuat benih kehilangan air.

5.2. Saran

Saya berharap agar beberapa fasilitas di laboratorium lebih dilengkapi agar

dapat menunjang proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.

22
DAFTAR PUSTAKA

Anafarida, O., Susilawati, I. O., & Rusmana, R. 2021. The effect of temperature
and H2SO4 concentration and soaking time on breaking dormancy of
sengon seed (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & JW Grimes).
Jurnal GALAM, 2(1), 41-53.
Ari W., Marulam M., S, Pramita L., I., Junairiah J., Try K., Aulia Z., Siti N. A.,
Dwiwanti S., Purwaningsih, Sri P., Indarwati, Leli K., Jajuk H. 2021.
Teknologi dan Produksi Benih. Yayasan Kita Menulis. Indonesia. 198
hlm 114.
Arif, M., & Illahi, N. M. A. 2018. Aplikasi metode oven suhu tinggi tetap dan
benih utuh dalam pengujian kadar air benih kelapa sawit (Elaeis
guineensis L. Jacq.). Jurnal Penelitian Kelapa Sawit, 26(3), 153-159.
Avivi, S. (2021). Buku Teks Fisiologi & Metabolisme Benih. UPT Penerbitan &
Dahono, B., Adelina, E., dan Lapanjang, I. 2020. Uji Ketahanan Terhadap
Cekaman Salinitas Pada Berbagai Kultivar Padi Gogo (Oryza sativa
L.) Lokal Sulawesi Tengah. AGROTEKBIS: E-Jurnal Ilmu Pertanian,
8(4) : 950-958.
Dengan Menggunakan Metode Yang Berbeda. Agroplantae: Jurnal
Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Perkebunan, 10(1), 30-39
Dengan Menggunakan Metode Yang Berbeda. Agroplantae: Jurnal
Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Perkebunan, 10(1), 30-39.
Faridawaty, E., Jasa, M., Soeparno, S., Andanu, O., Putri, N. M. A. A., &
Suryadhi, K. 2022. Studi Pelaksanaan Pasca Panen Benih Dan
Penanganan Limbah Di Kelompok Penangkar Benih Di Kecamatan
Pandih Batu Dan Maliku. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 2(2), 539-554.
Hadiwijaya, Y., Kusumiyati, K., & Munawar, A. A. 2020. Penerapan Teknologi
Visible-Near Infrared Spectroscopy untuk Prediksi Cepat dan Simultan
Kadar Air Buah Melon (Cucumis melo L.) Golden. Agroteknika, 3(2),
67-74.
Hasriati, H., Jumiati, J., & Ia, D. P. 2020. Efek Ekstrak Daun Tembelekan
(Lantana Camara L.) Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Padi
Gogo (Oryza Sativa L.) Varietas Wakawondu. In Seminar Nasional
Peningkatan Mutu Pendidikan (Vol. 1, No. 1, Pp. 185-192).
In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta (pp. 51-58).
Junandi, J., Mukarlina, M., & Linda, R. (2019). Pengaruh cekaman salinitas
garam NaCl terhadap pertumbuhan kacang panjang (Vigna unguiculata
L. Walp) di lahan gambut. Jurnal Protobiont , 8 (3), 101-105.
Karlina, W., & Irmawijaya, D. 2022. Vigor dan Viabilitas Kecambah Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L.) Keturunan Pertama (F1) Hasil

23
Persilangan Antara Varietas Nasional dengan Lokal Bima. Biocaster:
Jurnal Kajian Biologi, 2(2), 55-68.
Kono, Y. A. 2021. Identification Fungal Pathogens of Several Seed Varieties
Peanut (Arachis Hypogaea L.) Different Storage Places in Insana Barat
District. Savana Cendana, 6(03), 45-48.
Krisnawati, A., & Adie, M. M. 2018. Pengaruh Umur Masak Polong Terhadap
Viabilitas Dan Vigor Benih Beberapa Aksesi Bengkuang (Pachyrhizus
Erosus). Berita Biologi, 17(3), 241-251.
Kuswantoro, F., & Oktavia, G. A. E. 2019. Studi tipe perkecambahan dan
pertumbuhan anakan Pinanga arinasae Witono dan Euchresta
horsfieldii (Lesch.) Benn. untuk mendukung upaya konservasinya.
Buletin Kebun Raya, 22(2), 105-116.
Maghfiroh, J. (2017). Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
Munarko, H., Sitanggang, A. B., Kusnandar, F., & Budijanto, S. 2019. Kecambah
Beras Pecah Kulit: Proses Produksi Dan Karakteristiknya. Jurnal
Pangan, 28(3), 239-252.
Nurhafidah, N. (2021). Uji Viabilitas Beberapa Jenis Varietas Jagung (Zea Mays)
Parlindungan, A. 2022. Pengertian Benih Tanaman. Ruang Artikel Pertanian, 1(1).
Percetakan Universitas Jember.
Pratama, C. P. 2019. Pengaruh NaCl Dan Legin Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Kedelai (Glycine Max L.) (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Riau).
Priamudi, R. 2022. Alat Uji Kadar Air Pada Biji Kopi Berbasis Mikrokontroller
Arduino Uno R3. Jurnal Portal Data, 2(2).
Sholeh. A., Denna. E., M. 2021. Buku Teks Fisiologi dan Metabolisme Benih.
UPT Penerbitan & Percetakan Universitas Jember. Indonesia.
Suparto, H., & Nugraha, M. I. (2022). Invigorasi Benih Tiga Varietas Padi (Oryza
Sativa L) Dengan Larutan Tauge. Jurnal Kaharati, 2(2), 83-92.
Susilowati, A. A., Wahyuni, T., Mahmudah, N., Lulfasari, A., Adawiyah, R.,
Kristiana, A. I., & Safrida, L. N. 2022. Aktivitas Pembelajaran Berbasis
Proyek Terintegrasi Dengan Pendekatan Steam: Pemanfaatan Wrapper
Dalam Mendesain Artificial Flower Berdasarkan Konsep Simetri Lipat
Untuk Meningkatkan Metaliterasi Siswa. Ebook Cgant Universitas
Jember.
Widajati, E., Fridayanti, N., Palupi, E. R., Ilyas, S., & Budi, S. W. (2022).
Struktur Dan Metode Perkecambahan Benih Rotan Jernang
(Daemonorops dransfieldii Rustiami). Jurnal Perbenihan Tanaman
Hutan, 10(1), 81-99.
Yanty, D. P., Trizelia, T., Darnetty, D., & Trisno, J. 2021, June. Pengaruh
Beberapa Jenis isolat jamur Endofit Beauveria Bassiana terhadap
Perkecambahan Benih Cabai yang Terserang Colletotrichum SPP. In
Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No.
1, pp. 454-460).

24
LAMPIRAN

25
DAFTAR PENGAMATAN

Lampiran 1a. Perhitungan Kadar Air (%) Durian

berat basah-berat kering


K.a = ×100%
berat basah
10− 4,8
= ×100%
10

= 52%
Lampiran 1b. Perhitungan Kadar Air (%) Nangka

berat basah-berat kering


K.a = ×100%
berat basah
10−5
= × 100%
10

= 50%
Lampiran 1c. Perhitungan Kadar Air (%) Kacang Hijau

berat basah-berat kering


K.a = × 100%
berat basah
10−8,8
= × 100%
10

= 12%
Lampiran 1d. Perhitungan Kadar Air (%) Padi

berat basah-berat kering


K.a = × 100%
berat basah
10−9,1
= × 100%
10

= 9%

26
Lampiran 2a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Tanpa Perlakuan NaCl (Kontrol)
Hari
Perlakuan Kecambah Normal kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Uji Kertas Digulung
P0K1U2 - - 35 7 4 2 - - - - - - - - 35 13 2
P0KIU2 - 8 10 20 10 - - - - - - - - - 40 8 2
P0KIU3 - 2 8 26 10 - - 4 - - - - - - 45 5 0
POKIU4 - - 31 16 - - 1 - - - - - - - 40 8 2
P0K1U5 - 2 45 - - 1 1 - - - - - - - 42 7 1
Uji Kertas Digulung
POK2U1 - 7 39 3 - - - - - - - - - - 41 8 1
P0K2U2 - 7 39 3 - - - - - - - - - - 41 8 1
P0K2U3 - 4 16 18 10 - 2 - - - - - - - 46 4 0
P0K2U4 - - 45 3 - - 1 - - - - - - - 32 17 1
P0K2U5 - 3 43 - - 4 - - - - - - - - 45 5 0

Lampiran 2b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah kecambah normal


DB = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
Uji Diatas Kertas Uji Kertas Digulung
35 41
U1 = 50 x 100% = 70% U1= 50 x 100% = 82%
40 41
U2 = 50 x 100% = 80% U2 = 50 x 100% = 82%
45 46
U3 = 50 x 100% = 90% U3 = 50 x 100% = 92%
40 32
U4 = 50 x 100% = 80% U4 = 50 x 100% = 64%
42 45
U5 = 50 x 100% = 84% U5 = 50 x 100% = 90%
70+80+90+80+84 82+82+92+64+90
Rata-rata = = 80,8% Rata-rata = = 82%
5 5

Lampiran 2c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
Uji Diatas Kertas Uji Kertas Digulung
48 49
U1 = 50 x 100% = 96% U1 = 50 x 100% = 98%
48 49
U2 = 50 x 100% = 96% U2 = 50 x 100% = 98%
50 50
U3 = 50 x 100% = 100% U3 = 50 x 100% = 100%
48 49
U4 = 50 x 100% = 96% U4 = 50 x 100% = 98%
49 50
U5 = 50 x 100% = 98% U5 = 50 x 100% = 100%
96+96+100+96+98 98+100+98+98+100
Rata-rata = = 97,2% Rata-rata = = 98,8%
5 5

27
Lampiran 2d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)

N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah
Uji Diatas Kertas
0.1+0.2+35.3+3.4+4.5+2.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U1 = = 3,10 hari
48
0.1+8.2+10.3+20.4+10.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U2 = = 3,66 hari
48
0.1+2.2+8.3+26.4+10.5+0.6+0.7+4.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U3 = = 4,28 hari
50
0.1+0.2+31.3+16.4+0.5+0.6+1.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U4 = = 3,41 hari
48
0.1+3.2+45.3+0.4+0.5+1.6+1.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U5 = = 3,08 hari
50
3,10+3,66+4,28+3,41+3,08
Rata-rata = = 3,50 hari
5

Uji Kertas Digulung


0.1+7.2+39.3+3.4+0.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U1 = = 2,91 hari
49

0.1+7.2+39.3+3.4+10.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U2 = = 2,91 hari
49

0.1+4.2+16.3+18.4+10.5+0.6+2.7+4.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U3 = = 4,48 hari
50

0.1+0.2+45.3+3.4+0.5+0.6+1.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U4 = = 3,14 hari
49

0.1+3.2+43.3+0.4+0.5+4.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U5 = = 3,18 hari
50

2,91+2,91+4,48+3,14+3,18
Rata-rata = = 3,24 hari
5

Lampiran 3a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Konsentrasi (0,2%)


Hari
Perlakuan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P1K2U1 - 3 39 3 1 1 - - - - 1 - - - 40 8 2
P1K2U2 - 4 43 - 1 - - - - - - - - - 41 7 2
P1K2U3 - 7 - - - 29 7 1 - - - 1 - - 36 9 5
P1K2U4 - - 2 2 1 25 7 - - - - - 3 12 30 19 1
P1K2U5 - 4 37 7 1 - - 1 - - - - - - 21 19 -

28
Lampiran 3b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah kecambah normal


DB = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
40
U1 = 50 x 100% = 80%
41
U2 = 50 x 100% = 82%
36
U3 = 50 x 100% = 72%
30
U4 = 50 x 100% = 60%
21
U5 = x 100% = 42%
50
80+82+72+60+42
Rata-rata = = 67,2%
5

Lampiran 3c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
48
U1 = 50 x 100% = 96%
48
U2 = 50 x 100% = 96%
45
U3 = 50 x 100% = 90%
49
U4 = 50 x 100% = 98%
50
U5 = 50 x 100% = 100%
96+96+90+98+100
Rata-rata = = 96%
5

Lampiran 3d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)


N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah

0.1+3.2+39.3+3.4+1.5+1.6+0.7+0.8+0.9+0.10+1.11+0.12+0.13+0.14
U1 = = 3,27 hari
48

0.1+4.2+43.3+0.4+1.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U2 = = 2,95 hari
48

0.1+7.2+0.3+0.4+0.5+29.6+7.7+1.8+0.9+0.10+0.11+1.12+0.13+0.14
U3 = = 5,71 hari
45

0.1+0.2+2.3+2.4+1.5+25.6+7.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+12.14
U4 = = 7,87 hari
49

0.1+4.2+37.3+7.4+1.5+0.6+0.7+1.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U5 = = 3,2 hari
50
3,27+2,95+5,71+7,87+3,2
Rata-rata = 5
= 4,6 hari

29
Lampiran 4a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Konsentrasi (0,4%)

Hari
Perlakuan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P2K2U1 - - 24 26 - - - - - - 1 - - - 29 21 -
P2K2U2 - - 2 46 - - - - - - - - - - 21 27 2
P2K2U3 - - - - 20 26 - - - - - - - - 7 39 4
P2K2U4 - - 31 - - - - - - - - - - - 22 9 11
P2K2U5 - - 22 25 - - - - - - - - - - 38 9 3

Lampiran 4b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah kecambah normal


DB = jumlah benih yang dikecambahkan X 100%
29
U1 = 50 × 100% = 58%
21
U2 = 50 × 100% = 42%
7
U3 = 50 × 100% = 14%
22
U4 = 50 × 100% = 44%
38
U5 = 50 × 100% = 76%
58+42+14+44+76
Rata-rata = = 46,8%
5

Lampiran 4c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
50
U1 = 50 x 100% = 100%
48
U2 = 50 x 100% = 96%
46
U3 = 50 x 100% = 92%
31
U4 = 50 x 100% = 62%
47
U5 = 50 x 100% = 94%
100+96+92+62+94
Rata-rata = = 88,8%
5

Lampiran 4d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)


N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah

0.1+0.2+24.3+26.4+0.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+1.13+0.14
U1 = = 3,52 hari
50

0.1+0.2+2.3+46.4+0.5+25.6+0.7+0.8+0.9+1.10+4.11+2.12+0.13+0.14
U2 = = 3,95 hari
48

30
0.1+0.2+0.3+0.4+20.5+26.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U3 = = 5,56 hari
46

0.1+0.2+31.3+0.4+0.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U4 = = 3 hari
31

0.1+0.2+22.3+25.4+0.5+0.6+0.7+1.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U5 = = 3,53 hari
47
3,52+3,95+5,56+3+3,53
Rata-rata = = 3,91 hari
5

Lampiran 5a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Konsentrasi (0,6%)

Hari
Perlakuan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P3K2U1 - - - 13 11 17 - - - - - - 1 - 29 12 9
P3K2U2 - - - - - 25 - - - 1 4 2 - - 28 4 18
P3K2U3 - - 9 38 - - - - - - - - - - 30 17 3
P3K2U4 - - 1 11 22 2 6 3 5 - - - - - 36 14 -
P3K2U5 - - - - 20 2 5 3 12 - - - - 8 43 7 -

Lampiran 5b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah Kecambah Normal


DB = Jumlah Benih yang Dikecambahkan x 100%
29
U1 = x 100% = 58%
50
28
U2 = 50 x 100% = 56%
30
U3 = 50 x 100% = 60%
36
U4 = 50 x 100% = 72%
43
U5 = 50 x 100% = 86%
58+56+60+72+86
Rata-rata = = 66,4%
5

Lampiran 5c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
41
U1 = 50 x 100% = 82%
32
U2 = 50 x 100% = 64%
47
U3 = 50 x 100% = 94%
50
U4 = 50 x 100% = 100%
50
U5 = 50 x 100% = 100%
82+64+94+100+100
Rata-rata = = 88%
5

31
Lampiran 5d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)
N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah

0.1+0.2+0.3+12.4+11.5+17.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+1.13+0.14
U1 = = 5,31 hari
41

0.1+0.2+0.3+0.4+0.5+25.6+0.7+0.8+0.9+1.10+4.11+2.12+0.13+0.14
U2 = = 7,12 hari
32

0.1+0.2+9.3+38.4+0.5+0.6+0.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.4
U3 = = 3,80 hari
47

0.1+0.2+1.3+11.4+22.5+2.6+6.7+3.8+5.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U4 = = 5,12 hari
50

0.1+0.2+0.3+0.4+20.5+2.6+5.7+3.8+12.9+0.10+0.11+0.12+0.13+8.14
U5 = = 7,82 hari
50
5,31+7,12+3,80+5,12+7,82
Rata-rata = = 5,83 hari
5

Lampiran 6a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Konsentrasi (0,8%)

Hari
Perlakuan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P4K2U1 - - - 28 5 8 2 - - 2 2 - 1 - 46 1 3
P4K2U2 - - - - 29 9 1 3 - - - - 7 - 36 13 1
P4K2U3 - - 29 4 - 5 2 - 2 - 5 - - - 40 7 3
P4K2U4 - - - 19 24 5 2 - - - - - - - 38 12 -
P4K2U5 - - 7 9 25 - - 1 3 - - - - - 36 9 5

Lampiran 6b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah kecambah normal


DB = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
46
U1 = 50 x 100% = 92%
36
U2 = 50 x 100% = 72%
40
U3 = 50 x 100% = 80%
38
U4 = 50 x 100% = 76%
36
U5 = 50 x 100% = 72%
92+72+80+76+72
Rata-rata = = 78,4%
5

32
Lampiran 6c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
47
U1 = 50 x 100% = 94%
49
U2 = 50 x 100% = 98%
47
U3 = 50 x 100% = 94%
50
U4 = 50 x 100% = 100%
45
U5 = x 100% = 90%
50
94+98+94+100+90
Rata-rata = = 95,2%
5

Lampiran 6d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)


N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah

0.1+0.2+0.3+28.4+5.5+8.6+2.7+0.8+0.9+2.10+2.11+0.12+1.13+0.14
U1 = = 5,06 hari
47

0.1+0.2+0.3+0.4+29.5+9.6+1.7+3.8+0.9+0.10+0.11+0.12+7.13+0.14
U2 = = 6,06 hari
49

0.1+0.2+29.3+4.4+0.5+5.6+2.7+0.8+2.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.4
U3 = = 4,68 hari
47

0.1+0.2+0.3+19.4+24.5+5.6+2.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U4 = = 4,8 hari
50

0.1+0.2+7.3+9.4+25.5+0.6+0.7+1.8+3.9+0.10+0.11+0.12+0.13+0.14
U5 = =4,2 hari
45
5,06+6,06+4,68+4,8+4,2
Rata-rata = = 4,96 hari
5

Lampiran 7a. Tabel Pengamatan Kecambah Padi Konsentrasi (1%)

Hari
Perlakuan Kecambah Normal Kecambah Abnormal Mati
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P5K2U1 - - - 19 4 2 1 1 2 2 2 - 3 3 10 25 15
P5K2U2 - - - 12 11 15 - - 2 - - 7 - 35 5 10
P5K2U3 - - - - - - 5 4 3 - 6 - 14 26 6 18
P5K2U4 - - - 29 5 5 4 - - - - - 3 - 23 23 4
P5K2U5 - - - - 6 1 5 1 1 22 - 1 2 - 28 10 12

33
Lampiran 7b. Perhitungan Daya Kecambah (%)

Jumlah kecambah normal


DB = jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
10
U1 = 50 x 100% = 20%
32
U2 = 50 x 100% = 64%
26
U3 = 50 x 100% = 52%
23
U4 = 50 x 100% = 46%
18
U5 = x 100% = 56%
50
20+64+52+46+56
Rata-rata = = 47,6%
5

Lampiran 7c. Perhitungan Potensi Tumbuh Maksimum (%)

Jumlah benih yang berkecambah


PTM = Jumlah benih yang diperkecambahkan x 100%
35
U1 = 50 x 100% = 70%
40
U2 = 50 x 100% = 80%
32
U3 = 50 x 100% = 64%
46
U4 = 50 x 100% = 92%
38
U5 = 50 x 100% = 76%
70+80+64+92+76
Rata-rata = = 76,4%
5

Lampiran 7d. Perhitungan Kecepatan Berkecambah (Hari)

N1T1+N2T2+N3T3+N4T4+N5T5+N6T6+N7T7+N8T8+N9T9+N10T10+N11T11+N12.T12
+N13.T13+N14.T14
KB = Jumlah benih berkecambah

0.1+0.2+0.3+19.4+4.5+2.6+1.7+1.8+2.9+2.10+2.11+0.12+13.13+3.14
U1 = = 12,45 hari
35

0.1+0.2+0.3+12.4+11.5+15.6+0.7+0.8+0.9+2.10+0.11+0.12+7.13+0.14
U2 = = 7,6 hari
40

0.1+0.2+0.3+0.4+0.5+0.6+5.7+4.8+3.9+0.10+6.11+0.12+0.13+14.14
U3 = = 11,12 hari
32

0.1+0.2+0.3+29.4+5.5+5.6+4.7+0.8+0.9+0.10+0.11+0.12+3.13+0.14
U4 = = 4,52 hari
46

0.1+0.2+0.3+0.4+6.5+1.6+5.7+1.8+1.9+22.10+1.11+1.12+2.13+0.14
U5 = = 9,10 hari
38
12,45+7,6+11,12+4,52+9,10
Rata-rata = = 8,95 hari
5

34
DOKUMENTASI PRAKTIKUM

Gambar 3. Stuktur Biji Jagung dan Biji Kacang Tanah

Gambar 4. Proses Imbibisi Gambar 5. Pengamatan Benih

Gambar 6. Kecambah Normal dan Kecambah Abnormal

35
Gambar 7. Pengirisan Biji Nangka Gambar 8. Penimbangan Berat Benih

Gambar 9. Uji Benih Diatas Kertas Gambar 10. Uji Benih Kertas Digulung

36
BIODATA PENYUSUN

Penulis bernama lengkap Kamalia Rahmah, lahir di Kota Palu

pada tanggal 1 Juli 2002, terlahir sebagai anak Pertama dari

Ishak dan Ice Nashirien. Penulis memulai pendidikan dari

Sekolah Dasar Imanuel Palu, Kecamatan Palu Selatan Kota

Palu pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2015. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 3 Pancur Batu dan selesai pada 2018. Kemudian melanjutkan

sekolahnya di SMK Yadika Palu pada tahun yang sama dan menyelesaikannya

pada tahun 2021. Selanjutnya penulis melajutkan pendidikannya di Universitas

Tadulako melalui jalur SNMPTN.

37

Anda mungkin juga menyukai