AMIRAH ZAHIRAH
D111 20 1054
GOWA
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang hingga
saat ini masih memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
Shalawat serta salam tidak lupa selalu penulis haturkan kepada junjungan Nabi
kita, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah menyampaikan
petunjuk untuk kita semua yang merupakan syariat yang paling benar yakni syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
Penulisan Laporan ini merupakan bentuk dari pemenuhan praktikum mata kuliah
kepada dosen, asisten laboratorium, dan teman-teman DRILLING 2020 yang telah
Bahan Galian hingga laporan ini dapat terselesaikan. Penulis juga berharap semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Tak lupa dengan seluruh
kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
Laporan ini, karena pada dasarnya penulis adalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................................. i
iii
4.3 Pembahasan ......................................................................................... 25
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….30
LAMPIRAN ...................................................................................................... 32
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
Gambar Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah salah satu bidang disiplin ilmu pertambangan yang menghubungkannya dengan
ilmu metalurgi dan ilmu bahan. Proses pengolahan bahan galian bertujuan untuk
memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga dengan
identitas kimia dan fisik pada produk. Proses pengolahan bahan galian dapat dilakukan
berdasarkan beberapa kriteria tertentu, salah satunya yaitu pengolahan yang dilakukan
berdasarkan sifat fisik dan berat jenis dari mineral yang terkandung dalam material
pengotornya berdasarkan sifat fisik dan berat jenis mineral yang terkandung didalamnya
suatu mineral-mineral yang memiliki bentuk, ukuran serta berat jenis yang berbeda-beda
menjadi mineral yang saling terpisah karena pengaruh gaya gravitasi sama seperti alat
pertambangan seperti pada industri tambang emas meskipun dengan skala kecil namun
yang membedakan dengan alat pemisahan lainnya yaitu hanya terdapat pada kriteria
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa Teknik pertambangan dianggap perlu untuk
mengikuti dan melakukan praktikum ini guna untuk mengetahui prinsip kerja dan
1
mekanisme shaking table serta mengetahui produk yang dihasilkan dari shaking table.
Manfaat praktikum ini adalah mampu mengoperasikan alat shaking table sebagai
alat pemisahan material, mampu memahami prinsip dan mekanisme dari alat shaking
table, mampu memahami proses pemisahan material pada alat shaking table dan
2
berdasarkan sifat fisik dan berat jenis mineral terhadap sampel pasir besi yang telah
material berupa shaking table. Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022
3
BAB II
SHAKING TABLE
Shaking table pertama kali diciptakan di Universitas Tokyo pada tahun 1893.
Shaking table pada awalnya hanya digunakan untuk mengetahui respon struktur
tanah terhadap beban gempa. Uji shaking table menghasilkan prediksi yang mendekati
digunakan sebagai alat pemisahan mineral yang memanfaatkan gerakan fluida dengan
aliran air yang tipis dan hentakan meja untuk memisahkan mineral-mineral dari
pengatur stroke, meja, riffle, motor penggerakn (kotak umpan dan kotak air pencuci)
dan wadah penampung konsentrat, middling dan tailing (Boulanger dkk, 2013).
fluida dan hentakan meja untuk memisahkan mineral-mineral dari pengotornya. Proses
prinsip utama perbedaan berat jenis mineral-mineral logam berharga dan pengotornya.
Jika perbedaan berat jenis tersebut besar maka pemisahan secara gravitasi relatif mudah
dilakukan akan tetapi bila sebaliknya maka pemisahan dengan metode tabling sulit
dilakukan. Konstruksi dasar dari shaking table terdiri dari suatu deck dengan kedudukan
miring dilengkapi sekat–sekat pada bagian permukaannya. Gerakan maju mundur deck
serarah sumbu memanjangkan oleh motor penggerak, kemudian secara merada pada
deck dialirkan air tegak lurus dengan arah gerakan deck. Shaking table mampu
4
Gambar 2.1 Shaking table (Wills, 1998)
bagiannya. Shaking table memiliki bagian utama yang terdiri dari sebuah meja dengan
deck sedikit miring. Umpan masuk melalui distribution box. Umpan akan menyebar
diatas meja karena adanya sentakan dan wash water, karena adanya pengaruh dari
aliran air maka material tingan akan bergerak lebih cepat daripada material berat searah
dengan aliran air. Komponen-komponen utama yang terdapat pada suatu shaking table,
1. Head motion, berupa seperangkat head motion yang terdiri dari beberapa bagian
antara lain kedua pitman yang terbuat darui besi tempa, toggle dan roller bearing
2. Pengatur stroke, berupa sekrup yang dapat diputar terdapat pada bagian luar
head motio.
pencucian yang berkisar 1-6°. Kemiringan deck dapat diatur dengan memutar
4. Riffle, berupa media penahan yang ditempelkan diatas deck dengan pola
tertentu.
5
6. Feed box dan water box, berupa kotak yang terletak di ujung kiri atas deck. Kotak
pengujian menggunakan shaking table dengan menggunakan deposit tanah yang besar,
terletak pada biaya awal atau persiapan alat serta bahan yang tinggi dan cenderung
lebih tinggi lagi untuk memperoleh data hasil pengujian. Sementara itu, kelebihan dari
1. Sampel homogen dengan deposit yang besar dan jenuh air dapat digunakan
frekuensi yang rendah, sesuai dengan gelombang geser yang mungkin terjadi di
lapangan.
4. Sangat memungkinkan untuk dapat melacak distribusi tegangan air pori dalam
gravitasi. Apabila perbedaan berat jenis tersebut besar, maka pemisahan berdasarkan
gravitasu relatif mudah dilakukan, akan tetapi sebaliknya bahwa pemisahan denga
suatu mineral-mineral yang memiliki bentuk, ukuran serta berat jenis yang berbeda-beda
menjadi mineral yang saling terpisah karena pengaruh gaya gravitasi (Wills, 1998).
6
perkiraan kriteria konsentrasi. Konsentrasi gravitasi adalah proses proses pemisahan
material-material yang berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat
gaya-gaya dalam fluida berdasarkan atau bergantung pada perbedaan density, bentuk
dan ukuran. Pada pemisahan menggunakan shaking table distribusi partikel dipengaruhi
oleh sifat-sifat riffle, permukaan deck, water supply, perbedaan bentuk, ukuran partikel
dan ada tidaknya material yang termasuk middling atau partikel dengan sebagian
material berat dan sebagian material ringan. Riffle (penghalang) merupakan perangkat
dukung yang berfungsi untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel
ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat relatif dibawah. Gaya yang
bekerja pada meja goyang antara lain gaya dorong alir dan gaya gesek. Gaya dorong
alir merupakan fungsi kecepatan relatif aliran air dan partikel Dalam prosesnya, partikel
bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air. Gaya Gesek terjadi
antara partikel dengan dasar deck (alas alat). Mekanisme kerjanya, material bergerak
ke kiri dan air bergerak ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang
Prinsip shaking table yaitu menerapkan metode gravity concentration, yaitu suatu
proses fisika cara pemisahan mineral satu dengan yang lainnya atau mineral berharga
berat jenisnya. Proses konsentrasi gaya berat memanfaatkan perbedaan berat jenis
antara dua mineral yang akan dipisah di dalam suatu media cairan (air), yaitu perbedaan
dalam bergeraknya mineral-mineral akibat dari gaya gravitasi yang bekerja pada tiap
butiran dan dibantu dengan satu atau lebih gaya-gaya lain yang bekerja pada butiran-
gaya, yaitu gaya dorong, gaya gesek dan gaya gravitasi (Fauzan dkk, 2007).
Pada shaking table bekerja efek sluicing yang dikombinasikan dengan riffle dan
gaya sentak yang tegak lurus arah aliran, Proses pemisahan terjadi akibat adanya tiga
7
gaya yang bekerja pada partikel dalam fluida yaitu gaya gravitasi, gaya dorong fluida,
gaya gesek Peranan ketiga gaya tersebut sangat menentukan perlapisan (stratifikasi)
dan urutan partikel dengan partikel besar ringan paling depan diikuti partikel kecil ringan.
Kemudian diikuti partikel besar berat serta partikel kecil berat paling akhir (Guadin,
1939).
berat jenisnya komponen mineral untuk dapat kadarnya dan recovery-nya dari suatu
atau lebih banyak mineral berharga yang nilainya ekonomis dengan memanfaatkan
teknologi dengan berdasar pada sifat-sifat fisik mineral tertentu. Shaking table
merupakan suatu alat pengelohan mineral bijih yang prinsip kerjanya atas berat jenis.
Meja goyang adalah alat pengolahan yang berfungsi akibat ada perbedaan berat jenis
didalam lapisan tipisa pada suatu fluida di atas deck yang relatif datar (Rasyid dkk,
2019).
Gambar 2.2 di atas menunjukkan proses pemisahan shaking table. Shaking table
pada dasarnya menggunakan aliran fluida, dimana aliran fluida yang bisa digunakan
yaitu air yang di keluarkan secara horizontal. Feed yang dikeluarkan di bantu di alirkan
dengan air yang telah di siapkan, kemudian berat jenis yang ringan akan terbawa air
8
secara alami lalu masuk ke tailing dan berat jenis yang lebih berat akan tersangkut di
riffle dan akan masuk ke konsentrat di bantu oleh gerakan maju mundur secara terus
menerusdasar dari meja goyang terdiri dari suatu dek dengan kedudukan miring
deck, ketebalan lapisan tipis flowing film, kecepatan pergerakan deck, panjang stroke
dan jenis sekat–sekat (riffle). Butiran partikel yang ringan berbutir besar akan mudah
terbawa air ke sisi bagian kiri bawah meja goyang keluar sebagai . Partikel mineral berat
berbutir besar dan partikel ringan berbutir sedang akan terbawa ke sisi bagian kanan
bawah meja goyang keluar sebagai produk midling. Butiran partikel mineral berat yang
berukuran halus akan keluar sebagai produk konsentrat. Partikel mineral ringan, berbutir
halus dan pipih akan lebih besar kemungkinan terbawa aliran air dari partikel mineral
lebih berat berbutir bulat dan kasar yaitu searah dengan kemiringan deck. Kemungkinan
pada proses selanjutnya akibat adanya gaya-gaya yang bekerja terhadap partikel
mineral maka partikel mineral berat berbutir besar akan besar kemungkinan terbawa
oleh aliran air searah kemiringan dek dari pada partikel berat tetapi berbutir halus. Akibat
air pencucian (wash water) material lumpur akan terbawa menurut kemiringan deck dan
melewati sekat-sekat (riffle) yang terpasang tegak lurus terhadap aliran air. Pada saat
terjadi proses pemisahan antar partikel mineral. Proses konsentrasi metode tabling
merupakan proses pemisahan secara gravitasi dengan prinsip utama perbedaan berat
jenis mineral-mineral logam berharga dan pengotornya, jika perbedaan berat jenis
tersebut besar maka pemisahan secara gravitasi relatif mudah dilakukan akan tetapi bila
sebaliknya maka pemisahan dengan metode tabling sulit dilakukan (Denver, 1984).
9
2.2 Material Pasir Besi
Selama ini pasir hanya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, padahal pasir
banyak mengandung mineral berharga yang mengandung unsur besi, titanium dan
unsur lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk bahan industri. Di dalam pasir juga
terkandung pasir besi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan semen.
Untuk menghasilkan semen berkualitas tinggi, selain batu kapur yang mengandung
senyawa kalsium oksida (CaO) dan tanah liat yang mengandung silika dioksida (SiO2),
Pasir Besi adalah endapan pasir yang mengandung partikel bijih besi (magnetit),
yang terdapat di sepanjang pantai. Pasir besi terbentuk karena proses penghancuran
oleh cuaca, air permukaan dan gelombang terhadap batuan asal yang mengandung
mineral besi seperti Magnetit, Ilmenit, Oksida Besi, kemudian terakumulasi serta tercuci
Pertama endapan besi primer, terjadi karena proses hidrotermal. Kedua endapan besi
laterit terbentuk akibat proses pelapukan, dan ketiga endapan pasir besi terbentuk
karena proses rombakan dan sedimentasi secara kimia dan fisika. Pembentukan endapan
pasir besi meiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya
(Rizky, 2011).
Pasir juga terkandung pasir besi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan semen. Untuk menghasilkan semen berkualitas tinggi, selain batu kapur
yang mengandung senyawa kalsium oksida (CaO) dan tanah liat yang mengandung
silika dioksida (SiO2), dibutuhkan pasir besi yang mengandung unsur Fe. Endapan pasir
10
(α- Fe2O3), dan Maghemit (γ- Fe2O3) (Afdal, 2012).
Selatan), NTT (Kabupaten Manggarai), Sumatera Barat, dan Bengkulu. Biasanya pasir
besi terdapat di pesisir pantai. Pasir besi terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan
pasir besi merupakan hasil dari proses kimia dan fisika dari batuan yang bersifat andesitic
Pasir besi terbentuk secara kimia dari adanya pelarutan yang kemudian berlanjut
ke proses fisika, yaitu melalui penghancuran batuan oleh arus air, pencucian secara
disepanjang pesisir pantai yang mengandung Fe (besi) yang menurut beberapa penilitian
kandungan tersebut datang dari batuan basalitik dan andesitik vulkanik. Kandungan
pasir besi pada setiap daerah tentu berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa
2. Faktor fisika dan kimia (suhu, erosi dan transportasi sungai, arus laut bawah laut
Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan yang umumnya terjadi
karena proses alam akibat panas dan hujan membuat butiran mineral terlepas dari
batuan, dimana untuk endapan pasir besi umumnya terdiri dari mineral-mineral
Magnetit, Ilmenit, Hematit, Titanomagnetit dan mineral lainnya yang secara umum
berasal dari batuan gunung api. Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain
adalah aliran air sungai dan gelombang arus air laut (Moetamar, 2008).
11
2.3 Macam-macam Shaking Table
1. Willley table
Shaking tabel tipe ini berbentuk empat persegi panjang dengan riffle dibuat mulai
dari ukuran pendek hingga panjang. Faktor yang sering diubah adalah
kemiringannya. Willey tabel terdiri dari deck berbentuk segi empat dan head
feed. Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan shaking table tipe willey table.
Wash spray
Tilt Adjustment Reciprocating movement
speed adjustment
Stroke Just
Adjesment
Splitter
Tailing launders
Stroke
Movement
Concentrate discharge
corner
2. Butchart table
Shaking table tipe bucher table mempunyai bentuk hampir sama dengan willey,
tapi memiliki watch plinger untuk mencuci. Posisi riffle terbagi menjadi zone
material bergerak ke kiri dan air bergerak ke kanan, sehingga material ringan
akan terbawa arus air sedang material berat akan berjalan terus. Bentuk head
12
motion hampir sama dengan wiffle table tetapi berbeda pada riffle-nya. Riffle
pada alat ini membengkok ke arah atas. Dengan riffle ini material dipaksa untuk
naik pada bagian riffle yang membelok ke arah atas sebelum sampai ke tempat
konsentrat.
3. Card table
Shaking table tipe card table yakni alat pemisah material berdasarkan berat jenis
yang dibantu dengan adanya aliran fluida (air) dengan riffle dibuat dengan
mengerat deck dengan bentuk segitiga dan head motion. Riffle berbentuk
triangular yang agak kasar dan pembuatannya langsung pada deck tersebut.
Shaking table jenis atau tipe ini pada padasarnya mempunyai bentuk yang
hampir berbentuk kartu. Gambar 2.4 dibawah menunjukkan shaking table tipe
card table.
Meja goyang dister diagonal overslorm table yakni meja goyang dengan
13
goyang ini terletak dari head motion dan bentuk rifflenya. Gambar 2.5 dibawah
ini menunjukkan gambar shaking table tipe deister overstorm, plat O table.
Tailing Side
Shaking
Mechanism
1. Kemiringan deck
terlalu besar akan mengakibatkan konsentrat yang dihasilkan kurang baik karena
mineral berharga yang berukuran agak halus akan jatuh ke dalam tailing,
meja goyang yang hampir datar tidak hanya mineral berharganya saja, tetapi
mineral pengotornya pun ikut jatuh kedalam konsentrat. deck yang terlalu miring
akan mempengaruhi kecepatan aliran air partikel ringan akan terbawa air
2. Kecepatan pergerakan
Deck pada proses meja goyang gerakan dek dibuat relatif lebih besar agar
14
mineral berat teraduk, sehingga partikel mineral berbutir halus yang kurang
berharga akan terangkat keatas dan akan mengalami gaya dorongan air dan
3. Kecepatan feeding
Meja goyang menerima umpan tidak secara langsung, melainkan mealui feeder
4. Tinggi sekat-sekat
Konsentrat tinggi dihasilkan dari sekat yang rendah, sebaliknya sekat-sekat yang
terlalu tinggi mengakibatkan mineral pengotor atau tailing tidak dapat melewati
Ukuran partikel bijih yang berukuran kasar dan halus dapat diproses dengan
Jumlah stroke yang panjang untuk material kasar dan stroke pendek untuk
material halus.
7. Riffle
Riffle yang terdapat pada meja berfungsi untuk menyebabkan arus putar
disekitarnya
Laju air pencucian sebagai sarana transportasi partikel dari kotak umpan ke
penampungan produk
15
yang operasinya mempergunakan sifat perbedaan densitas dari mineral-mineral yang
akan dipisahkan. Saat ini proses pemisahan secara gravitasi masih tetap digunakan
terutama untuk endapan plaser (timah, emas, pasir besi, dll). Metode ini bekerja
berdasarkan perbedaan berat jenis (BJ) antara mineral berharga dengan mineral
gangue. Umumnya mineral-mineral bijih (berharga) memiliki berat jenis yang tinggi,
Berdasarkan gerakan fluida, terdapat beberapa cara untuk melakukan pemisahan secara
b. Gerak fluida horisontal, contoh: sluice box, shaking table, dan spiral concentrator.
jenis yang mencolok sehingga terjadi kelompok mineral dengan masa jenis tinggi
dan kelompok mineral dengan masa jenis rendah, dan salah satu dari mineral tersebut
serta selang ukuran yang bisa dipakai, dapat diperkirakan dari kriteria konsentrasi dari
Taggart. Kriteria tersebut dirumuskan secara empirik sebagai perbandingan antara berat
jenis material berat (ρB) dikurangi berat jenis fluida dengan berat jenis material ringan
𝜌𝐵
Kriteria Konsentrasi (KK) = ………………………………(2.1)
𝜌C
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut, akan diperoleh nilai KK.
Bila nilai KK >2,5 atau <-2,5, maka pemisahannya mudah dilakukan untuk berbagai
16
ukuran halus sekalipun. Apabila nilai KK sama dengan 2,5-1,75 pemisahan material
dilakukan secara efektif sanpai ukuran 100 mesh. Bila KK sama dengan 1,75-1,50
pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran 10 mesh tetapi sukar dilakukan. Apabila
akan tetapi sulit dilakukan, dan yang terakhir apabila nilai KK < 1,25 proses yang terjadi
relatif tidak mungkin, namun masih bisa memungkinkan dengan modifikasi gaya
berat. Terdapat beberapa efek yang mempengaruhi proses pemisahan, antara lain yaitu
(Sufriadin, 2016):
a. Frekuensi stroke
17
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
dengan menggunakan alat pemisah shaking table. Umpan yang digunakan pada
praktikum ini adalah pasir besi sebanyak 4 kg dan silika sebanyak 1 kg. Berikut ini bagan
Persiapan
sampling
Preparasi sampel
Konsentrat Tailing
Pengeringan produk
Menimbang produk
Laporan
18
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
19
4. Wadah, merupakan alat yang digunakan untuk meletakkan hasil produk yang
6. Alat pelindung diri, digunakan sebagai pelindung diri pada saat melakukan
20
7. Selang, digunakan sebagai jalannya air menuju alat agar proses pemisahan
ddapat berlangsung.
3.1.2 Bahan
berikut:
1. Pasir besi 4 kg, sebagai umpan pada proses pemisahan menggunakan shaking
table.
21
3. Kantong sampel, berfungsi untuk meletakkan sampel yang telah mengalami
proses pemisahan.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu pasir besi sebanyak 4 kg dan
pasir silika sebanyak 1 kg. Pasir besi tersebut diambil dari pasir pantai pada kedalaman
± 60 cm. Sampel tersebut kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari hingga tidak
kantong sampel.
22
3.3 Mekanisme Pemisahan Material
3. Mencampur pasir besi dan pasir silika yang telah ditimbang hingga tercampur
merata.
23
4. Membersihkan alat shaking table. Tujuan pembersihan alat tersebut agar sampel
yang akan diproses tidak tercampur dengan partikel-partikel yang ada pada alat.
aliran air juga harus dimasukkan secara bersamaan ke dalam lubang-lubang yang
berada di bagian atas riffle yang disebut wash water, dimana air pada praktikum
ini digunakan sebagai media dorong agar umpan terdorong ke bagian bawah.
semua umpan terdorong dan masuk ke baskom. Pada tahapan ini, secara kasat
mata nampak terlihat material berat dan material ringan atau halus.
24
Gambar 3.19 Proses pemisahan
7. Setelah proses pemisahan selesai, matikan alat. Selanjutnya air yang berada
dalam baskom yang berada di bawah alat shaking table, kemudian di angkat dan
tailing.
25
9. Langkah terakhir, menimbang sampel yang telah kering, konsentrat dan tailling.
Setelah data timbangan didapat, tahap selanjutnya adalah mengolah data hasil
praktikum.
26
BAB IV
4.1 Hasil
material berharga dengan pengotor dengan menggunakan aliran air tipis. Pada
praktikum shaking table, sampel yang digunakan adalah sebanyak 5.000 gram, yang
terdiri dari 4.000 gram pasir besi dan 1.000 gram pasir silika. Berdasarkan praktikum
yang telah dilakukan, data yang diperoleh setelah melakukan praktikum Shaking Table
Adapun pengolahan data berdasarkan hasil data yang telah diperoleh pada
568,1 gram
% 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 𝑥 100%
5.000 𝑔𝑟𝑎𝑚
% 𝐿𝑜𝑠𝑠 = 11,36%
Persentase lolos yang hilang pada saat praktikum adalah sebesar 11,36%.
27
551,4 gram
% Konsentrat = 𝑥 100%
5.000 gram
% Konsentrat = 11,03%
11,03%.
3.880,5 gram
% 𝑇𝑎𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 𝑥 100%
5.000 gram
% 𝑇𝑎𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 = 77,61%
Persentase tailing yang diperoleh pada saat praktikum adalah sebesar 77,61%.
4. Recovery
Cxc
R= 𝑥 100%
Fxf
Keterangan:
4.000 gram
f= 𝑥 100%
5.000 gram
f = 80%
28
Cxc
R= 𝑥 100%
Fxf
551,4 x 11,03%
R= 𝑥 100%
5.000 x 80%
551,4 x 0,1103
R= 𝑥 100%
5.000 x 0,8
60,82
R= 𝑥 100%
4.000
R = 1,52%
Recovery pengolahan sampel pasir besi dan silika adalah sebesar 1,52%.
5. Nisbah konsentrasi
𝐹
𝐾=
𝐶
Keterangan:
F = Berat feed
𝐹
𝐾=
𝐶
5.000 gram
𝐾=
551,4 gram
𝐾 = 9,07 gram
Nisbah Konsentrat pengolahan sampel pasir besi dan silika adalah sebesar 9,07
gram.
4.2 Pembahasan
Praktikum shaking table ini menggunakan sampel pasir besi dan pasir silika
dengan perbandingan 4:1. Sampel pasir besi dan pasiri silika tersebut dicampur bersama
dengan air dimasukkan ke dalam shaking table dan terjadi proses separasi. Berdasarkan
prinsip kerjanya, shaking table dapat memisahkan material berdasarkan perbedaan sifat
fisik berat jenis yang terdapat pada material dengan adanya aliran fluida. Oleh karena
29
itu, terjadi proses pemisahan disebabkan karena adanya perbedaan sifat fisik berat jenis
Dalam proses pemisahan material dibantu dengan adanya aliran fluida, umpan
dan aliran air secara bersamaan dimasukkan dibagian riffle dengan keadaan meja yang
bergerak. Dari proses ini akan sangat jelas terlihat perbedaan antara material ringan dan
material berat. Material ringan akan mudah terbawa oleh arus air hingga masuk ke dalam
wadah penyimpanan, sedangkan material berat yang memiliki gaya gesek besar akan
kesulitan terbawa oleh arus. Sehingga material akan terpisah menjadi dua bagian yaitu
Material yang sudah terpisah tersebut akan ditimbang dalam keadaan kering
sehingga membutuhkan waktu untuk dikeringkan. Dari hasil praktikum, di peroleh berat
konsentrat seberat 551,5 gram dan tailing seberat 3.880,5 gram. Data yang dipole
kemudian diolah lebih lanjut untuk mengetahui persen berat, recovery, dan nisbah
konsentrasi. Persen berat yang dicari ialah persen berat dari konsentrat, tailing, dan loss.
Loss merupakan material yang hilang selama proses pemisahan berlangsung dimana
jumlahnya dapat diketahui dengan cara mengurangi berat umpan yang digunakan
dengan jumlah keseluruhan dari hasil pemisahan (konsentrat dan tailing). Berat loss
pada percobaan kali ini seberat 568,1 gram dengan persen berat loss yaitu 11,36%,
persen berat konsentrat yaitu 11,03%, dan persen berat tailing yaitu 77,61%. Hasil
recovery yang diperoleh berdasarkan rumus recovery yaitu 1,52%, sedangkan hasil
ketidakakurat data yang di peroleh. Berat produk awal dengan berat produk akhir
nilainya tidak sama, hal tersebut terjadi karena masih terdapat sisa-sisa material yang
tidak diambil secara sempurna di bagian dinding-dinding alat shaking table dan alat
30
pendukung lainnya, selain itu pada saat alat shaking table beroperasi sempat mengalami
terjadi karena mengingat sarana dan prasarana alat shaking table yang kurang memadai
(berkualitas rendah).
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip kerja shaking table bekerja berdasarkan perbedaan berat jenis dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Gaya yang bekerja pada
shaking table ada 3 yaitu gaya dorong, gaya gesek, dan gaya gravitasi.
Mekanisme kerja shaking table itu terjadi pemisahan mineral karena adanya
sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis di
permukaan meja dari wash water. Shaking table memisahkan material dan
membagi material berdasarkan beratnya yaitu material ringan dan material berat
2. Proses pemisahan material pada alat shaking table dilakukan dengan cara
bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan atau bergantung pada
table terdiri atas konsentrat dan tailing. Konsentrat disebut sebagai material
berharga (memiliki manfaat) yang diperoleh seberat 551,4 gram dan tailing
dengan menggunakan shaking table juga diperoleh berat lolos seberat 568,1.
32
5.2 Saran
terjadwal agar tidak membuang-buang waktu bagi praktikan untuk menunggu dan
sebaiknya memanfaatkan waktu dengan baik (disiplin waktu), sebaiknya asisten saling
praktikum lebih di perhatikan dan sebisa mungkin untuk dilakukan penggantian alat atau
perbaikan alat dan sebaiknya dalam penyusunan laporan, asisten harus mengacu pada
buku putih departemen agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses penyusunan laporan
33
DAFTAR PUSTAKA
Boulanger, R.W., Kamai, R., Ziotopoulou, K. 2013. Liquefaction Induced Strength Loss
and Deformation Simulation and Design. Bulletin Earthquake Eng.
Denver. 1984. Modern Mineral Processing. Colorado. First Edition Denver Equipment
Company. USA.
Fauzan. D., Janiar. P., Delita EA. 2007. Pengaruh Variabel Shaking Table Terhadap Kadar
dan Recpvery Pencucian Bijih Timah Primer PT Menara Cipta Mulia Kabupaten
Belitung Timur. Jurnal Metalurgi. Vol 1(1). Hal 1-6.
Gaudin, A.M., 1939. Principles of Mineral Dressing. New York. Mc Graw Hill Book
Company. London.
Laia, B. 2015. Pengaruh Kerapatan Tanah Pasir Kali Opak Pleret Yoogyakarta Terhadap
Potensi Likuifaksi Berdasarkan Uji Shaking Table. Jurnal Inersia. Vol. 7 (1). Hal
40-49.
Maharani. S., Arief.T., Ningsih YB. 2020. Pengaruh Kemiringan Shaking Table Terhadap
Kadar dan Recovery Cassiterite. Jurnal Pertambangan. Vol 4(2). Hal 108-113.
Nasution. S.H., Irvani., Alfitri., R. 2019. Optimalisasi Shaking Table Dalam Pencucian
Bijih Timah Low Grade Di PPBT Pemali Kabupaten Bangka PT Timah Tbk. Jurnal
Sistem Terbuka. Vol 3(3). Hal. 27-33.
Rasyid, E. S., Komar., Mukiat. 2019. Perancangan Alat Pencucian Pasir Sungai Untuk
Menghasilkan Pasir Sungai Berkualitas di Sungai Ogan. Jurnal Pertambangan. Vol.
3(3). Hal 27-33.
Sajima., Sunardjo., Harry S. 2011. Pembuatan Konsentrat Zirkon Sebagai Umpan Proses
Peleburan Menggunakan Shaking Table (Meja Goyang). Yogyakarta. Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan.
Taggart, A. F. 1976. Handbook of Mineral Dressing Ores and Industrial Minerals . New
York. Chicester. Brisbane. Toronto
34