Anda di halaman 1dari 22

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma (Ahli Madya Teknik)

di Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Pangkep, 18 Maret 2021


Yang menyatakan,

Dwi Indah Lestari

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat

dan karunia-Nya serta limpahan ilmu-Nya, sehingga penulis dapat diberikan ruang

dan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan dan

panutan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Metode

Pelaksanaan Tanggul Laut Proyek Rehabilitasi Pantai Palu oleh PT. Adhi Karya.”.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih

dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Sainuddin dan Ibunda Hadia Uci atas segala dukungan, motivasi,

semangat, pengorbanan dan juga doa yang tak henti-hentinya kepada penulis

selama menempuh pendidikan di kampus Politeknik Pertanian Negeri

Pangkajene Kepulauan.

2. Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene

Kepulauan.

3. Syamsul Marlin, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan.

4. Ir. Muhammad Nadir, M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknik Kelautan

sekaligus Pembimbing Kedua.

5. Paharuddin, S.T., M.Si. selaku Pembimbing Pertama yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

v
vi

6. Kasmiati, S.ST. selaku Pembimbing Lapangan di Proyek Rehabilitasi Pantai

Palu PT. Adhi Karya yang telah membimbing saya selama PKPM di lokasi

proyek.

7. Dosen, Pegawai, dan Teknisi Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan secara

khusus, serta Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan secara umum.

8. Rekan-rekan Angkatan XXXI Program Studi Teknik Kelautan atas semangat

dan perjuangan yang ditempuh bersama penulis selama 3 tahun untuk mencapai

cita-cita.

9. Rekan-rekan se-almamater yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna dan masih

mempunyai kesalahan. Sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang

membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Pangkep, 18 Maret 2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI......................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv

KATA PENGANTAR.......................................................................................... v

DAFTAR ISI...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix

RINGKASAN...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1


1.2 Tujuan Tugas Akhir....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Tugas Akhir..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bangunan Pengaman Pantai.............................................................. 3


2.2 Jenis-jenis Bangunan Pengaman Pantai.......................................................... 4
2.3 Definisi Tanggul Laut..................................................................................... 6
2.4 Metode Pelaksanaan........................................................................................ 7
2.5 Pengertian Geotextile...................................................................................... 8

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................... 11


3.2 Alat dan Bahan............................................................................................... 11
3.3 Metode Pengambilan Data............................................................................. 11

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Gambaran Umum Lokasi Kota Palu............................................................. 13

vii
viii

4.2 Struktur Organisasi Pekerjaan Tanggul.......................................................... 14


4.3 Direksi Keet Proyek Tanggul Laut Palu PT. Adhi Karya............................... 15
4.4 Lokasi Pekerjaan Tanggul Laut Palu............................................................. 16

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi Tanggul....................................................... 17


5.2 Pekerjaan Persiapan Tanggul Laut.................................................................. 21
5.3 Metode Pemasangan Bowplank....................................................................... 22
5.4 Metode Penggalian Tanah Mekanis................................................................. 23
5.5 Metode Pemasangan Geotextile Non Woven................................................... 25
5.6 Metode Penyusunan Batu 50-150 kg............................................................... 27
5.7 Metode Pemasangan Geotextile Woven........................................................... 29
5.8 Metode Penyusunan Batu >800 kg.................................................................. 31

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan..................................................................................................... 34
6.2 Saran............................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Palu.............................................................. 14
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Pekerjaan Tanggul............................................ 14
Gambar 4.3. Direksi Keet Tanggul Palu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.............. 16
Gambar 4.4. Lokasi Pekerjaan Tanggul Laut Palu................................................ 16
Gambar 5.1. Pembagian Tahapan Pekerjaan Konstruksi Tanggul Laut................ 19
Gambar 5.2. Flow Chart Pekerjaan Konstruksi Tanggul Laut............................... 20
Gambar 5.3. Pemasangan Bowplank...................................................................... 23
Gambar 5.4. Ilustrasi Penggalian Tanah Mekanis................................................. 23
Gambar 5.5. Penggalian Tanah Mekanis............................................................... 24
Gamabr 5.6. Ilustrasi Pemasangan Geotextile Non Woven..................................... 25
Gambar 5.7. Pemasangan Geotextile Non Woven................................................. 26
Gambar 5.8. Ilustrasi Penyusunan Batu 50-150 kg................................................ 27
Gambar 5.9. Penyusunan Batu 50-150 kg............................................................. 28
Gambar 5.10. Ilustrasi Pemasangan Geotextile Woven......................................... 29
Gambar 5.11. Pemasangan Geotextile Woven....................................................... 30
Gambar 5.12 Ilustrasi Penyusunan Batu >800 kg..................................................31
Gambar 5.13. Penyusunan Batu >800 kg.............................................................. 32
Gambar 5.14. Hasil Pembangunan Tanggul Laut Teluk Palu............................... 33

ix
x

RINGKASAN

Dwi Indah Lestari 1822070010. Metode Pelaksanaan Tanggul Laut Proyek


Rehabilitasi Pantai Palu oleh PT. Adhi Karya (Dibimbing oleh PAHARUDDIN
dan MUHAMMAD NADIR).

Pembangunan bangunan pengaman pantai berupa tanggul laut adalah upaya


pemerintah Kota Palu untuk rehabilitasi pantai pasca tsunami. Tsunami ini
mengakibatkan bangunan infrastruktur Kota Palu hancur dan rata dengan tanah oleh
sebab itu diadakan pembangunan tanggul laut pada daerah sepanjang Teluk Palu.
Hal ini dilakukan untuk rehabilitasi pantai pasca tsunami dan menjaga garis pantai
Palu dari abrasi akibat aktivitas ombak.
Tujuan tugas akhir ini berisi deskripsi tahapan metode pelaksanaan tanggul
laut proyek rehabilitasi Pantai oleh Palu PT. Adhi Karya. Manfaat tugas akhir ini
untuk menambah wawasan bagi pembaca dan pekerja konstruksi dalam hal
bangunan pengaman pantai khususnya tanggul laut.
Pengumpulan dan pengambilan data lapangan dilakukan selama dua bulan.
Dimulai pada tanggal 15 September 2020 sampai 15 November 2020, bertempat di
PT. Adhi Karya, direksi keet proyek tanggul laut Palu. Metode pengambilan data
yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan studi pustaka.
Tahapan Pelaksanaan tanggul laut proyek rehabilitasi pantai Palu PT. Adhi
Karya yaitu Tahap pertama pekerjaan persiapan seperti pembangunan direksi keet,
pembuatan papan nama proyek, dan pengadaan material dan alat berat. Tahap kedua
pemasangan bowplank sesuai dengan draft gambar. Tahap ketiga adalah penggalian
tanah mekanis yang hasil galiannya ditempatkan disisi laut. Tahap keempat
pemasangan geotextile non woven. Tahap kelima penyusunan batu 50-150 kg
menggunakan excavator. Tahap keenam pemasangan geotextile woven
menggunakan excavator with rotating stone grapples. Tahap ketujuh sekaligus
tahapan terakhir yaitu penyusunan batu >800 kg. Adapun saran dari penulis pada
pekerjaan pelaksanaan konstruksi tanggul laut sebaiknya para pekerja disiplin
dalam menggunakan alat pelindung diri (APD).

x
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota Palu terletak di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah yang

dikelilingi oleh pantai dan rentan mengalami bencana alam. Pada tahun 2018 Kota

Palu diguncang gempa dan tsunami. Bencana ini mengakibatkan bangunan dan

konstruksi hancur dan rata dengan tanah. Tak hanya itu kerugian materi sangat

dirasakan oleh masyarakat setempat. Terlebih lagi garis pantai daerah tersebut

menjadi lebih landai akibat gelombang dan akan mudah terjadi abrasi pada garis

pantai. Apabila hal ini terus dibiarkan maka akan terjadi gerusan/abrasi tanah akibat

aktivitas ombak sehingga membutuhkan bangunan pengaman pantai untuk

mencegah hal tersebut. Oleh karena itu untuk merehabilitasi pantai dan mengurangi

terjadinya abrasi yang diakibatkan dari tsunami maupun dari aktivitas gelombang

air laut sebaiknya dilakukan pembangunan pengamanan sarana dan prasarana

wilayah Teluk Palu, maka dari itu perlunya peranan Pemerintah Kota Palu dalam

pengamanan Teluk Palu tersebut.

Pemerintah dan masyarakat sebaiknya menjaga garis pantai agar terhindar

dari abrasi untuk meminimalkan ancaman rusaknya lingkungan yang dapat

berpengaruh ke pemukiman. Rusaknya lingkungan ini diakibatkan oleh gempa,

tsunami dan aktivitas laut yang dalam hal ini gelombang yang mencapai bibir pantai

yang akan menyebabkan abrasi. Salah satu cara untuk merehabilitasi Teluk Palu

dan meredam gelombang sampai ke bibir pantai yaitu dengan cara membuat

Tanggul Laut. Tanggul laut ini dibuat sepanjang Teluk Palu 7,25 km untuk
2

meredam gelombang air laut sampai ke bibir pantai dan mengurangi rembesan air

laut sampai ke daratan.

Pembangunan konstruksi tanggul laut dilakukan dengan menentukan

berbagai aspek baik dari segi lingkungan maupun ekonomi dan sosial. Selanjutnya

pembangunan konstruksi harus memperhatikan metode tahapan-tahapan

pelaksanaan pembangunan tanggul laut. Metode pelaksanaan pembangunan

tanggul laut berpengaruh penting dalam ketahanan dan pengoptimalan fungsi

tanggul.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka penulis menulis tugas akhir

ini dengan judul Metode Pelaksanaan Tanggul Laut Proyek Rehabilitasi Pantai Palu

oleh PT. Adhi Karya.

Tujuan Tugas Akhir

Tujuan tugas akhir ini untuk mendeskripsikan metode pelaksanaan tanggul

laut Proyek Rehabilitasi Pantai Palu oleh PT. Adhi Karya.

Manfaat Tugas Akhir

Manfaat tugas akhir ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan

para pekerja konstruksi bangunan pengaman pantai khususnya tanggul laut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bangunan Pengaman Pantai

Menurut Kumaat (2016) bangunan pantai digunakan untuk melindungi

pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu:

1) Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan

karena serangan gelombang.

2) Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai.

3) Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai.

4) Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain

sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat di klasifikasikan dalam tiga

kelompok yaitu:

a) Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai.

b) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai.

c) Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar garis pantai.

Upaya yang digunakan untuk melindungi pantai yaitu dengan perlindungan

pantai secara alami maupun buatan. Perlindungan alami seperti padang lamun,

terumbu karang dan mangrove. Adapun upaya perlindungan buatan dengan

bangunan pengaman pantai seperti breakwater, revetment, groin, jetty, seawall dll.

Bangunan pengaman pantai ini berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi akibat

gelombang ataupun bencana alam yang terjadi pada daerah pantai.


4

2.2 Jenis-jenis Bangunan Pengaman Pantai

Menurut Dundu (2013) pengamanan pantai dapat terjadi akibat proses alami

oleh pantai maupun dengan bantuan manusia. Pengamanan pantai secara alami

yang terjadi seperti dunes, karang laut maupun lamun yang tumbuh secara alami.

Pengamanan pantai yang dibuat oleh manusia berupa struktur bangunan pengaman

pantai. Adapun jenis-jenis bangunan pengaman pantai yang sering dibangun adalah

sebagai berikut :

2.2.1 Groin

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif

tegak lurus terhadap arah pantai. Pemasangan groin dilakukan dengan tujuan untuk

menahan transport sedimen sejajar pantai sehingga sedimen terperangkap pada up

current side sedangkan pada down current side terjadi erosi. Untuk pembuatan

konstruksi groin dapat dilakukan dengan bahan konstruksi nya dari beton, baja,

kayu dan batu. Groin memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, tipe L, tipe T, tipe Z, dan

kombinasi. Namun, yang paling sering digunakan adalah tipe I dan T. Tipe T

digunakan selain sebagai groin juga digunakan sebagai breakwater.

2.2.2 Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang di letakkan di kedua sisi

muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen

pantai. Selain itu pula digunakan untuk menghalangi aliran air dari sungai yang

berbelok dan membuat terjadinya erosi pada pantai. Untuk penggunaan sebagai alur

pelayaran, jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar dari daerah dimana

terjadi sedimen transport, kondisi gelombang yang tidak pecah, sehingga

memungkinkan kapal masuk keluar sungai.


5

2.2.3 Seawall

Seawall adalah bangunan pengaman pantai yang dibuat sejajar pantai dan

biasanya memiliki dinding relatif tegak atau lengkung. Seawall juga dapat

dikatakan sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada

umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap, baja, kayu, pasangan

batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi

gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan

menyebabkan gerusan pada bagian kaki bangunan.

2.2.4. Pelindung Tebing Pantai (Revetment)

Revetment adalah bangunan yang dibuat untuk menjaga stabilitas tebing

atau lereng yang disebabkan oleh arus atau gelombang. Ada beberapa tipe dari

revetment, seperti:

1) Rip-rap atau batuan yang dicetak dan berbentuk seragam.

2) Unit armor beton.

3) Batu alam atau blok beton.

2.2.5 Breakwater

Breakwater adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dibangun sebagai

salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi

gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan di belakang

bangunan. Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak di

belakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai.

Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan berdasarkan lokasi

penempatan nya yaitu pemecah gelombang sambung pantai dimana banyak

digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan dan lepas pantai untuk


6

perlindungan pantai terhadap erosi. Perlindungan oleh pemecah gelombang lepas

pantai terjadi karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan

dibelakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas

pantai, tetapi masih didalam zona gelombang pecah (breaking zone).

2.3 Definisi Tanggul Laut

Seawall atau tanggul laut adalah sebuah struktur yang memisahkan daratan

dan perairan. Seawall dirancang untuk mencegah erosi pantai dan kerusakan

lainnya akibat gelombang dan gelombang badai, seperti banjir. Seawall adalah

struktur yang sangat masif karena dirancang untuk menahan kekuatan ombak dan

gelombang dan gelombang badai. Dalam praktiknya, seawall dan revetment dapat

dikatakan sama (Suprapto dan Ginting, 2018).

Tanggul laut merupakan bangunan yang berguna untuk melindungi wilayah

coastal, habitat, konservasi, maupun aktivitas-aktivitas manusia dari pengaruh

gelombang air laut. Pembangunan struktur tanggul laut sangat dipengaruhi oleh

fungsi bangunan, tujuan pembuatan dan rencana pembangunannya. Tanggul laut

untuk penanggulangan abrasi akan berbeda strukturnya dengan tanggul antisipasi

gelombang laut tsunami. Dibutuhkan dimensi yang tinggi untuk menahan volume

air yang besar, impermeable, dan kuat untuk menahan tekanan akibat volume air

yang besar (Adhi et.all., 2017 dalam Usrianti, 2020).

Sie dike adalah struktur pengaman pantai yang dibangun sejajar pantai

dengan tujuan untuk melindungi dataran pantai rendah dari genangan yang

disebabkan oleh air pasang, gelombang dan badai (Surat Edaran Menteri Pekerjaan

Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan

Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai).


7

2.4 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan

seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode

pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada

keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan),

keadaan teknis dan ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya

termasuk pengalaman kontraktor (Jawat, 2015).

Metode konstruksi dalam pembangunan tanggul laut menurut Surat Edaran

Menteri Pekerjaan Umum No. 07/SE/M/2010 tentang Pemberlakuan Pedoman

Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan profil.

2. Pembersihan lahan (land clearing) dasar dan diratakan secukupnya dengan

bulldozer.

3. Geotekstil dibentangkan pada dasar tanah untuk stabilitasi tanah dan filter bagi

aliran air ke bawah vertical drain dari timbunan tanggul.

4. Penimbunan tanah diatas hamparan geotekstil dengan bantuan dump truck,

diratakan dengan bulldozer, dan dipadatkan dengan alat pemadat tanah hand

stamper atau sheepfoot roller. Pemadatan timbunan tanggul dilaksanakan lapis

demi lapis dengan tebal lapis timbunan maksimum 30 cm dan kepadatannya

diperiksa sesuai SNI 1976:2008 melalui SNI 1742:2008 dan SNI 1743:2008.

5. Dilanjutkan dengan pemasangan lapisan revetment dari batu kosong pada lereng

luar tanggul laut pekerjaan pilihan, sesuai dengan desain.

6. Pekerjaan perkerasan untuk jalan inspeksi.


8

Menurut Usrianti (2020), metode pelaksanaan konstruksi tanggul laut

dengan material buis beton memiliki beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Pekerjaan pembersihan lokasi tanggul laut.

2. Pengukuran, pemasangan patok dan mencetak buis beton.

3. Proses penggalian tanah.

4. Proses penyusunan buis beton.

5. Proses pengisian material buis beton.

6. Proses pemasangan besi tulangan pada buis beton.

Menurut Fadhil (2015), metode pelaksanaan pekerjaan pembangunan

tanggul laut Pantai Tegal Taman Kabupaten Indramayu sebagai berikut:

1. Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi dan demobilisasi alat.

2. Pekerjaan pemasangan matras bambu.

3. Pekerjaan pemasangan pancang bambu diameter 7-10 cm.

4. Pekerjaan pemasangan bambu gapit.

5. Pekerjaan urugan batu diameter 10-30 cm.

6. Pekerjaan urugan batu diameter 40-70 cm.

2.5 Pengertian Geotextile

Geotextile adalah bahan geosintetik tembus air yang terbuat dari serat

sintetis, sehingga selain lentur juga tidak ada masalah penyusutan pada meterial dari

serat alam. Dalam penggunaannya, geotextile dapat berfungsi sebagai lapisan

pemisah, drainase filtrasi dan perkuatan. Bila timbunan terletak pada tanah lunak,

deformasi yang berlebihan menyebabkan timbunan menjadi melengkung ke bawah.

Melengkungnya timbunan ini dapat merusak bangunan atau struktur di atasnya.

Keuntungan penggunaan geotextile pada pelaksanaan konstruksi di atas tanah lunak


9

adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah

dibandingkan dengan metode lain (Prasetia dan Iskandar, 2013 dalam Vitanadia,

2016).

Penggunaan geotextile saat ini sudah sangat sering digunakan dalam

konstruksi pembangunan untuk pembuatan penahan tanah. Dalam Penggunaannya

di lapangan perlu untuk memilih jenis-jenis atau macam-macam geotextile.

Adapun dua macam geotextile yang sering digunakan berdasarkan jenis material

dan fungsinya dijelaskan sebagai berikut :

a) Geotextile Woven

Tipe ini merupakan jenis geotextile teranyam. Bahan dasar untuk

pembuatannya umumnya polypropylene (PP). Fungsi geotextile woven yaitu

sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama pada tanah dasar lunak),

dikarenakan geotextile jenis ini memiliki tensile strength (kuat tarik) yang lebih

tinggi daripada geotextile non woven (kurang lebih sekitar dua kali lipat untuk berat

per m² yang sama).

b) Geotextile Non Woven

Geotextile non woven tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain. Bahan

dasarnya terbuat dari bahan polimer polyesther (PET) atau polypropilene (PP).

Fungsi geotextile sebagai separator atau pemisah, untuk mencegah tercampurnya

lapisan material satu dengan material yang lain. Selain itu, geotextile ini juga

berfungsi sebagai penyaring atau filter untuk mencegah terbawanya partikel-

partikel tanah yang ada pada aliran air, dikarenakan geotextile non woven ini

memiliki sifat permeable. Pemilihan geotextile untuk perkuatan dipengaruhi oleh

dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal geotextile terdiri dari
10

kuat tarik geotextile, sifat perpanjangan, struktur geotextile dan daya tahan terhadap

faktor lingkungan. Sedangkan faktor eksternal adalah jenis bahan timbunan yang

berinteraksi dengan geotextile. Struktur geotextile, yaitu jenis anyam (woven) atau

nir-anyam (non woven) juga mempengaruhi pada pemilihan geotextile untuk

perkuatan. Kondisi lingkungan juga memberikan reduksi terhadap kuat tarik

geotextile karena reaksi kimia antara geotextile dengan lingkungan di sekitarnya.

Waktu pembebanan juga mengurangi kekuatan geotextile karena akan terjadi

degradasi pada geotextile oleh faktor fatigue dan aging. Untuk menutupi

kekurangan tersebut, tidak seluruh kuat tarik geotextile yang tersedia dapat

dimanfaatkan dalam perencanaan konstruksi perkuatan (Djarwadi, 2006 dalam

Vitanadia, 2016).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan pengambilan data yang

dilaksanakan pada tanggal 15 September 2020 sampai 15 November 2020.

Bertempat di PT. Adhi Karya pada Proyek Rehabilitasi Pantai Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan pembangunan konstruksi

tanggul laut proyek rehabilitasi Pantai Palu sebagai berikut:

1. Laptop.

2. Alat tulis menulis.

3. Perlengkapan K3.

4. Kamera HP.

3.3 Metode Pengambilan Data

Metode penulisan dan pengambilan data yang digunakan dalam penyusunan

tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Metode Observasi

Obsevasi merupakan pengumpulan data secara langsung pada lokasi. Data

hasil observasi diperoleh dari data pekerjaan pelaksanaan konstruksi tanggul laut

Palu dari PT. Adhi Karya proyek rehabilitasi Pantai Palu.

3.3.2 Metode Interview (Wawancara)

Dalam metode interview ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan

diskusi langsung kepada semua pihak yang terlibat dalam menjalankan proyek

rehabilitasi Pantai Palu.


12

3.3.3 Studi Pustaka

Studi literatur dari jurnal, buku dan internet sebagai bahan pembanding dan

pendukung serta tambahan dalam penulisan tugas akhir ini

Anda mungkin juga menyukai