PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma (Ahli Madya Teknik)
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya serta limpahan ilmu-Nya, sehingga penulis dapat diberikan ruang
dan waktu untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan dan
panutan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Metode
Pelaksanaan Tanggul Laut Proyek Rehabilitasi Pantai Palu oleh PT. Adhi Karya.”.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
1. Ayahanda Sainuddin dan Ibunda Hadia Uci atas segala dukungan, motivasi,
semangat, pengorbanan dan juga doa yang tak henti-hentinya kepada penulis
Pangkajene Kepulauan.
2. Dr. Ir. Darmawan, M.P. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene
Kepulauan.
3. Syamsul Marlin, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan.
4. Ir. Muhammad Nadir, M.Si. selaku Ketua Program Studi Teknik Kelautan
v
vi
Palu PT. Adhi Karya yang telah membimbing saya selama PKPM di lokasi
proyek.
dan perjuangan yang ditempuh bersama penulis selama 3 tahun untuk mencapai
cita-cita.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna dan masih
mempunyai kesalahan. Sehingga penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix
RINGKASAN...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
vii
viii
6.1 Kesimpulan..................................................................................................... 34
6.2 Saran............................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kota Palu.............................................................. 14
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Pekerjaan Tanggul............................................ 14
Gambar 4.3. Direksi Keet Tanggul Palu PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.............. 16
Gambar 4.4. Lokasi Pekerjaan Tanggul Laut Palu................................................ 16
Gambar 5.1. Pembagian Tahapan Pekerjaan Konstruksi Tanggul Laut................ 19
Gambar 5.2. Flow Chart Pekerjaan Konstruksi Tanggul Laut............................... 20
Gambar 5.3. Pemasangan Bowplank...................................................................... 23
Gambar 5.4. Ilustrasi Penggalian Tanah Mekanis................................................. 23
Gambar 5.5. Penggalian Tanah Mekanis............................................................... 24
Gamabr 5.6. Ilustrasi Pemasangan Geotextile Non Woven..................................... 25
Gambar 5.7. Pemasangan Geotextile Non Woven................................................. 26
Gambar 5.8. Ilustrasi Penyusunan Batu 50-150 kg................................................ 27
Gambar 5.9. Penyusunan Batu 50-150 kg............................................................. 28
Gambar 5.10. Ilustrasi Pemasangan Geotextile Woven......................................... 29
Gambar 5.11. Pemasangan Geotextile Woven....................................................... 30
Gambar 5.12 Ilustrasi Penyusunan Batu >800 kg..................................................31
Gambar 5.13. Penyusunan Batu >800 kg.............................................................. 32
Gambar 5.14. Hasil Pembangunan Tanggul Laut Teluk Palu............................... 33
ix
x
RINGKASAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dikelilingi oleh pantai dan rentan mengalami bencana alam. Pada tahun 2018 Kota
Palu diguncang gempa dan tsunami. Bencana ini mengakibatkan bangunan dan
konstruksi hancur dan rata dengan tanah. Tak hanya itu kerugian materi sangat
dirasakan oleh masyarakat setempat. Terlebih lagi garis pantai daerah tersebut
menjadi lebih landai akibat gelombang dan akan mudah terjadi abrasi pada garis
pantai. Apabila hal ini terus dibiarkan maka akan terjadi gerusan/abrasi tanah akibat
mencegah hal tersebut. Oleh karena itu untuk merehabilitasi pantai dan mengurangi
terjadinya abrasi yang diakibatkan dari tsunami maupun dari aktivitas gelombang
wilayah Teluk Palu, maka dari itu perlunya peranan Pemerintah Kota Palu dalam
tsunami dan aktivitas laut yang dalam hal ini gelombang yang mencapai bibir pantai
yang akan menyebabkan abrasi. Salah satu cara untuk merehabilitasi Teluk Palu
dan meredam gelombang sampai ke bibir pantai yaitu dengan cara membuat
Tanggul Laut. Tanggul laut ini dibuat sepanjang Teluk Palu 7,25 km untuk
2
meredam gelombang air laut sampai ke bibir pantai dan mengurangi rembesan air
berbagai aspek baik dari segi lingkungan maupun ekonomi dan sosial. Selanjutnya
tanggul.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka penulis menulis tugas akhir
ini dengan judul Metode Pelaksanaan Tanggul Laut Proyek Rehabilitasi Pantai Palu
Manfaat tugas akhir ini adalah untuk menambah wawasan pembaca dan
TINJAUAN PUSTAKA
pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara
4) Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain
kelompok yaitu:
c) Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar garis pantai.
pantai secara alami maupun buatan. Perlindungan alami seperti padang lamun,
bangunan pengaman pantai seperti breakwater, revetment, groin, jetty, seawall dll.
Bangunan pengaman pantai ini berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi akibat
Menurut Dundu (2013) pengamanan pantai dapat terjadi akibat proses alami
oleh pantai maupun dengan bantuan manusia. Pengamanan pantai secara alami
yang terjadi seperti dunes, karang laut maupun lamun yang tumbuh secara alami.
Pengamanan pantai yang dibuat oleh manusia berupa struktur bangunan pengaman
pantai. Adapun jenis-jenis bangunan pengaman pantai yang sering dibangun adalah
sebagai berikut :
2.2.1 Groin
tegak lurus terhadap arah pantai. Pemasangan groin dilakukan dengan tujuan untuk
current side sedangkan pada down current side terjadi erosi. Untuk pembuatan
konstruksi groin dapat dilakukan dengan bahan konstruksi nya dari beton, baja,
kayu dan batu. Groin memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, tipe L, tipe T, tipe Z, dan
kombinasi. Namun, yang paling sering digunakan adalah tipe I dan T. Tipe T
2.2.2 Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang di letakkan di kedua sisi
muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen
pantai. Selain itu pula digunakan untuk menghalangi aliran air dari sungai yang
berbelok dan membuat terjadinya erosi pada pantai. Untuk penggunaan sebagai alur
pelayaran, jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar dari daerah dimana
2.2.3 Seawall
Seawall adalah bangunan pengaman pantai yang dibuat sejajar pantai dan
biasanya memiliki dinding relatif tegak atau lengkung. Seawall juga dapat
umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap, baja, kayu, pasangan
batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi
atau lereng yang disebabkan oleh arus atau gelombang. Ada beberapa tipe dari
revetment, seperti:
2.2.5 Breakwater
salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi
belakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai.
dibelakang bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas
Seawall atau tanggul laut adalah sebuah struktur yang memisahkan daratan
dan perairan. Seawall dirancang untuk mencegah erosi pantai dan kerusakan
lainnya akibat gelombang dan gelombang badai, seperti banjir. Seawall adalah
struktur yang sangat masif karena dirancang untuk menahan kekuatan ombak dan
gelombang dan gelombang badai. Dalam praktiknya, seawall dan revetment dapat
gelombang air laut. Pembangunan struktur tanggul laut sangat dipengaruhi oleh
gelombang laut tsunami. Dibutuhkan dimensi yang tinggi untuk menahan volume
air yang besar, impermeable, dan kuat untuk menahan tekanan akibat volume air
Sie dike adalah struktur pengaman pantai yang dibangun sejajar pantai
dengan tujuan untuk melindungi dataran pantai rendah dari genangan yang
disebabkan oleh air pasang, gelombang dan badai (Surat Edaran Menteri Pekerjaan
keadaan teknis dan ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya
1. Pemasangan profil.
bulldozer.
3. Geotekstil dibentangkan pada dasar tanah untuk stabilitasi tanah dan filter bagi
diratakan dengan bulldozer, dan dipadatkan dengan alat pemadat tanah hand
diperiksa sesuai SNI 1976:2008 melalui SNI 1742:2008 dan SNI 1743:2008.
5. Dilanjutkan dengan pemasangan lapisan revetment dari batu kosong pada lereng
Geotextile adalah bahan geosintetik tembus air yang terbuat dari serat
sintetis, sehingga selain lentur juga tidak ada masalah penyusutan pada meterial dari
pemisah, drainase filtrasi dan perkuatan. Bila timbunan terletak pada tanah lunak,
adalah kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan metode lain (Prasetia dan Iskandar, 2013 dalam Vitanadia,
2016).
Adapun dua macam geotextile yang sering digunakan berdasarkan jenis material
a) Geotextile Woven
sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama pada tanah dasar lunak),
dikarenakan geotextile jenis ini memiliki tensile strength (kuat tarik) yang lebih
tinggi daripada geotextile non woven (kurang lebih sekitar dua kali lipat untuk berat
Geotextile non woven tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain. Bahan
dasarnya terbuat dari bahan polimer polyesther (PET) atau polypropilene (PP).
lapisan material satu dengan material yang lain. Selain itu, geotextile ini juga
partikel tanah yang ada pada aliran air, dikarenakan geotextile non woven ini
dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal geotextile terdiri dari
10
kuat tarik geotextile, sifat perpanjangan, struktur geotextile dan daya tahan terhadap
faktor lingkungan. Sedangkan faktor eksternal adalah jenis bahan timbunan yang
berinteraksi dengan geotextile. Struktur geotextile, yaitu jenis anyam (woven) atau
degradasi pada geotextile oleh faktor fatigue dan aging. Untuk menutupi
kekurangan tersebut, tidak seluruh kuat tarik geotextile yang tersedia dapat
Vitanadia, 2016).
BAB III
METODOLOGI
Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan pengambilan data yang
1. Laptop.
3. Perlengkapan K3.
4. Kamera HP.
hasil observasi diperoleh dari data pekerjaan pelaksanaan konstruksi tanggul laut
diskusi langsung kepada semua pihak yang terlibat dalam menjalankan proyek
Studi literatur dari jurnal, buku dan internet sebagai bahan pembanding dan