Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDMPERHUBUNGAN


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

MAKALAH

UPAYA OPTIMALISASI PENGAWASAN PERAWATAN


PERALATAN LASHING MUATAN DI ATAS KAPAL
KMP.PORTLINK III

Oleh :

ACIL ARDENOY PIOSA

NIS. 02769/N-I

PROGRAM PENDIDIKAN DIKLAT PELAUT I


JAKARTA
2023
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDMPERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

MAKALAH

UPAYA OPTIMALISASI PENGAWASAN PERAWATAN


PERALATAN LASHING MUATAN DI ATAS KAPAL
KMP.PORTLINK III

Diajukan Guna
MemenuhiPersyaratanUntukPenyelesaian
Program DiklatPelaut -I

Oleh :

ACIL ARDENOY PIOSA

NIS. 02769/N-I

PROGRAM PENDIDIKAN DIKLAT PELAUT I


JAKARTA
2023

i
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDMPERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA PERSETUJUAN MAKALAH

Nama : AcilArdenoyPiosa
N IS : 02769/N-I
ProgramPendidikan : DiklatPelaut – I
Jurusan :Nautika
Judul : UpayaOptimalisasiPengawasanPerawatanPeralatan
Lashing Muatan Di Atas Kapal KMP.PORTLINK III

Jakarta, Februari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Capt. Pujiningsih.,MMTr. Yudhiyono,S.Si.,M.T.

KetuaJurusanNautika

ii
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SDMPERHUBUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

TANDA TANGAN PENGESAHAN MAKALAH

Nama : AcilArdenoyPiosa
N IS : 02769/N-I
ProgramPendidikan : DiklatPelaut – I
Jurusan :Nautika
Judul : UpayaOptimalisasiPengawasanPerawatanPeralatan
Lashing Muatan Di Atas Kapal KMP PORLINK III

Jakarta, Februari
Penguji I Penguji II 2023PengujiIII

Mengetahui,
KetuaJurusanNautika

iii
KATA PENGANTAR

Denganmemanjatkan puja dan pujisyukurkehadirat Allah SWT. Karena


atasberkatrahmat, taufik dan hidayah-Nya sehinggadapatmenyelesaikanmakalahinitepat
pada waktunya dan sesuaidengan yang diharapkan. Adapun
penyusunanmakalahinigunamemenuhipersyaratanpenyelesaianProgramDiklatPelautAhli
NautikaTingkatI(ANT
- l) pada Sekolah Tinggi IlmuPelayaran (STIP) Jakarta.

Pada
penulisanmakalahinipenulistertarikuntukmenyorotiataumembahastentangkeselamatanker
ja dan mengambiljudul: “UPAYA OPTIMALISASI PENGAWASAN PERAWATAN
PERALATAN LASHING MUATAN DI ATAS KAPAL KMP PORTLINK III”

Tujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmemenuhi salah satupersyaratan yang


wajibdilaksanakan oleh setiapperwirasiswadalammenyelesaikanpendidikan di Sekolah
Tinggi llmuPelayaran (STIP) Jakarta pada jenjangterakhirpendidikan. Sesuai PM 70
Tahun 2013 tentang Pendidikan dan PelatihanSertifikasiserta Dinas Jaga dan mengacu
pada ketentuanKonvensiInternasional STCW 78 Amandemen 2010.

MakalahinidiselesaikanberdasarkanpengalamanbekerjapenulissebagaiPerwiradiataskapal
di tambahpengalaman lain yang penulisdapatkandaribuku-buku dan literatur.
Penulismenyadaribahwamakalahinijauhdarikesempurnaan Hal inidisebabkan oleh
keterbatasan-keterbatasanyangadaIlmupengetahuan,data•data,buku-buku,materiserta tata
bahasa yang penulismiliki.

Dalamkesempatan yang baikini pula, penulismenyampaikanucapanterimakasih yang


takterhinggadisertaidengandoakepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa
untuksemuapihakyangturutmembantuhinggaterselesainyapenulisanmakalahini,terutamak
epada:

1. ., selakuKetuaSekolah Tinggi IlmuPelayaran (STIP) Jakarta.


2. ., selakuKetua Program StudiNautikaSekolah Tinggi IlmuPelayaranJakarta.
3. ., selakuKepalaDevisiPengembanganUsaha.
4. Capt. Pujiningsih.,MMTr. selakuDosenPembimbingI.
5. Yudhiyono,S.Si.,M.T.selakuDosenPembimbing II.

iv
6. SeluruhDosendanStafPengajarSekolahTinggiIlmuPelayaran(STIP)Jakartayang
telahmemberikanbantuan dan
dorongankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanmakalahini.
7. Rekan-rekanPerwiraSiswaDiklatPelaut ANT-I Angkatan LVIII Sekolah Tinggi
IlmuPelayaran (STIP)Jakarta.

Akhir kata
penulismengharapkansemogamakalahinidapatbermanfaatbagipenulissendirimaupunpiha
k-pihak yang membaca dan
membutuhkanmakalahiniterutamadarikalanganAkademisSekolah Tinggi IlmuPelayaran
(STIP)Jakarta.
Jakarta, Februari 2023
Penulis,

AcilArdenoyPiosa
NIS. 02769 /N-1

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMANJUDUL..........................................................................................................i
TANDAPERSETUJUANMAKALAH..........................................................................ii
TANDAPENGESAHANMAKALAH...........................................................................iii
KATAPENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTARISI....................................................................................................................vi

BABI PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG.......................................................................................1
B. IDENTIFIKASIMASALAH.............................................................................2
C. BATASANMASALAH....................................................................................3
D. RUMUSANMASALAH...................................................................................3
E. TUJUAN DANMANFAATPENULISAN........................................................3
F. SISTEMATIKAPENULISAN..........................................................................4

BABII LANDASANTEORI
A. TINJAUANPUSTAKA.....................................................................................6
B. KERANGKAPEMIKIRAN............................................................................15

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN


A. DESKRIPSIDATA.........................................................................................16
B. ANALISISDATA...........................................................................................17
C. PEMECAHANMASALAH............................................................................21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN...............................................................................................29
B. SARAN...........................................................................................................29

DAFTARPUSTAKA......................................................................................................31
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Pada jamanperdaganganbebassepertisaatini, salah
satusarananyaadalahtransportasilaut.
Untukdapatmenunjangpengangkutanbarangataupenumpang dan lain-lain
mengunakantransportasilautyaitukapalniaga.Kapalniagasendirimempunyaibeberapaj
enisdisesuaikandenganjenismuatannya. Salah
satujeniskapalangkutniagaadalahvehicles vessel. Vehicles vessel
adalahdibuatsecarakhusus oleh galangankapaluntukdapatmemuatmuatankendaraan.
Kendaraan yang dimuatkeataskapal juga harus sangat
diperhatikancarapengikatannyadenganbaik dan benarsesuaidenganprosedur yang
adayaituberupapanduanCargo Securing Manual.
Sehinggakendaraantersebutdapatdijaminkeamanannyadarikerusakan, kehilangan,
jatuhkelaut, ataupunakibat lain yang dapatmenimbulkankerusakan pada
kendaraantersebut. Banyak kejadian yang dilaporkan oleh
pemilikmuatantentangrusaknyamuatan pada kendaraaan yang dimuat,
hinggabanyaknyapemilikmuatan yang
mengajukanklaimterhadapperusahaanpelayaranpengangkutmuatan dan
perusahaanasuransi. Hal-halsepertiinidapatmerugikansuatuperusahaanpelayaran dan
dapatmenurunkanreputasidariperusahaanpelayaransebagaipenyediajasapengangkutm
uatan yang menjaminkeselamatanmuatansertajaminanmuatantibatepat
padawaktunya.
Ada beberapafaktor yang menyebabkanmengapalashingankendaraan di
ataskapalseringmenemuikendala, misalnyapengawasan yang kurangbaikdalam
proses pemuatan, komunikasi yang kurangbaikantarapihakdarat dan pihakkapal,
hinggajumlahikatan material yang terbatas, Sehinggasemuapihak yang
menanganilashingankendaraanmemahamiprosedurbagaimanacaranyamengikatanken
daraan yang baik dan benar, agar

1
setidaknyamengurangitingkatresikokerusakanmuatan di pada
muatankendaraantersebut.
Denganbegituakanberdampakpositifbagireputasiperusahaanpelayaransebagaipelayan
anjasayang

2
menjaminkeamananmuatan yang dikirimkanmelaluikapal yang dioperasikan oleh
perusahaanpelayarantersebut.
Pengalaman yang dialamipenulissebagainakhoda di KMP PORTLINK III
Pada tanggal 17Januari 2023 di lautJawakapalberlayardariMeraktujuanBakauheni.
Pada
saatkapaldalampelayarandidalamruangdidapatkankendaraanbesardenganlashinganya
ng kendurdikarenakanspan skrupnya yang sudahaus. Hal ini sangat
berbahayaatauberpengaruhkarena pada
kendaraantersebutakanterjadiputusnyalashingan pada saatcuacaburuk.
Makasangatlahperludiperhatikandalam proses pemuatanterutama yang
berkaitandenganpemasanganalatpengikatankendaraan.
Perlunyakomunikasiantarapihakdarat dan pihakkapaluntukmemperlancar proses
pengikatankendaraan.
Berdasarkanpengalaman yang penulisalamisebagaimanadiuraikandiatasmaka
pada makalahinipenulismengambiljudul“UPAYA OPTIMALISASI
PENGAWASAN PERAWATAN PERALATAN LASHING MUATAN DI
ATAS KAPAL KMP PORTLINK III”.

B. IDENTIFIKASIMASALAH
Dalampenyusunansuatumakalahdiperlukanbeberapadukunganberupainformasi
atau data sebagaibahandaripenyusunanmateripokok dan permasalahannya.
BerdasarkanhasilobservasiPenulis pada saatbertugas di KMP PORTLINK III,
masalah yang seringterjadiselamaPenulisbekerja di ataskapaltersebut,
adalahsebagaiberikut:
1. Kurangnyapengetahuananakbuahkapaldalammerawatperalatanlashing
muatan.
2. Tidakmencukupinyaperalatanlashing yang dibutuhkan olehkapal.
3. Kurangnya pengawasan penggunaan alat lashing muatan pada
saatbongkar/muat
4. Kurangnyaperhatianperusahaanakanperalatanlashing yang dibutuhkankapal.
5. Kurangdisiplinnyaanakbuahkapaldalamhalperawatanperalatanlashing
dikapal.

3
C. BATASANMASALAH
Sesuaidenganidentifikasimasalahdiatas dan sangat
luasnyapermasalahandiatassertamengingatbatasanwaktu yang ada,
penulismembatasipembahasanhanya pada masalah yang terjadi di KMP
PORTLINK III yaitu:
1. Kurangnyapengetahuananakbuahkapaldalammerawatperalatanlashing
muatan.
2. Tidakmencukupinyaperalatanlashing yang dibutuhkan olehkapal.

D. RUMUSAN MASALAH
Dari uraianidentifikasi dan batasanmasalah yang tersebut di atas,
makadapatlahdisusunrumusanmasalah yang
akandibahassesuaidengantujuanpembahasansebagaiberikut:
1. Mengapapengetahuananakbuahkapaldalammerawatperalatanlashing
muatankurang?
2. Mengapaperalatanlashing yang dibutuhkan oleh kapaltidakmencukupi?

E. TUJUAN DAN MANFAATPENULISAN


1. TujuanPenulisan
Tujuanpenulisanmakalahinidimaksudkan:
a. Untukmencaritahupenyebab ABK
kurangterampildalammenanganipengikatankendaraan.
b. Untukmencaritahupenyebabperalatanlashing yang
kurangmemadaidalampengikatankendaraan.
c. Untukmencarikansolusimasalah yang
berkaitandenganpelaksananpengikatankendaraan di KMP PORTLINK III
2. ManfaatPenulisan
a. AspekTeoritis
1) Diharapkandapatdigunakansebagaibahanreferensi dan
bacaanilmiahbagipelaut yang akan dan telahbekerja di vehiclesvessel.
2) Diharapkandapatdigunakansebagaibahanbacaan di
perpustakaanSekolah Tinggi IlmuPelayaranJakarta.

4
b. AspekPraktis
1) Diharapkandapatdigunakansebagaimasukanbagiperusahaanpelayaran
yang mengoperasikankapalsejenis.
2) Diharapkandapatdigunakansebagaipedomanbagi para pelautyang
akanbekerja di ataskapalvehiclesvessel.

F. SISTEMATIKAPENULISAN
Penulisanmakalahinidisajikansesuaidengansistematikapenulisanmakalah yang
telahditetapkandalambukupedomanpenulisanmakalah yang diterbitkan oleh Sekolah
Tinggi IlmuPelayaran. Dengansistematika yang
adamakadiharapkanuntukmempermudahpenulisanmakalahinisecarabenar dan
terperinci. Makalahiniterbagidalam 4 (empat) babsesuaidenganurutanpenelitianini.
Adapun sistematikapenulisanmakalahiniadalahsebagaiberikut:
BABI. PENDAHULUAN
Berisikanpendahuluan yang mengutarakanlatarbelakang,
identifikasimasalah, batasanmasalah, rumusanmasalah, tujuan dan
manfaatpenelitian.

BABII. LANDASAN TEORI


Berisikanteori-teori yang digunakanuntukmenganalisa data-data yang
didapatmelaluibuku-bukusebagaireferensiuntukmendapatkaninformasi
dan juga sebagaitinjauanpustaka. Pada landasanteoriini juga
tedapatkerangkapemikiran yang merupakan model
konseptualtentangbagaimanateoriberhubungandenganberbagaifaktor
yang telahdiidentifikasisebagaimasalah yang penting.

BAB III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Data yang diambildarilapanganberupafakta-faktahasilpenelitianpenulis
dan sebagainyatermasukpengolah data.
Dengandigambarkandalamdeskripsi data,
kemudiandianalisismengenaipermasalahan yang terjadi dan
menjabarkanpemecahandaripermasalahantersebutsehingga

5
permasalahan yang samatidakterjadilagidengan kata lain
menawarkansolusiterhadappenyelesaianmasalahtersebut.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikanpenutup yang
mengemukakankesimpulandariperumusanmasalah yang dibahas dan
saran yang berasaldarievaluasipemecahanmasalah yang
dibahasdidalampenulisanmakalahini dan
merupakanmasukanuntukperbaikan yang akandicapai.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASANTEORI
Untukmempermudahpemahamandalammakalahini,
makaPenulismembuattinjauanpustaka yang akanmemaparkandefinisi-definisi,
istilah-istilah dan teori- teori yang terkait dan mendukungpembahasan pada
makalahini. Adapun beberapasumber yang oleh
Penulisdijadikansebagailandasanteoridalampenyusunanmakalahiniadalahsebagaiber
ikut:
1. Optimalisasi
a. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2015:628),
Definisioptimalisasiberasaldari kata optimal yang berartiterbaik, tertinggi.
Jadi optimalisasiadalahsuatutindakan, proses,
ataumetodologiuntukmembuatsesuatumenjadilebih/sepenuhnyasempurna,
fungsionalataulebihefektif.
b. Menurut W.J.S Poerwadarminta (2010:178) dalamkamusumum Bahasa
Indonesia menyatakanoptimalisasiadalahhasil yang
dicapaisesuaidengankeinginan,
jadioptimalisasimerupakanpencapaianhasilsesuaidenganharapansecaraefisi
en danefektif.
Dari
uraiandiataspenulismenyimpulkanbahwaoptimalisasiadalahupayauntukmening
katkanperawatansesuatu yang diwujudkansecaraefektif dan efisien
2. Pengawasan
a. DefinisiPengawasan
Menurut Usman Effendi (2015:223),
Dalambukuasasmanajemenberpendapatbahwapengawasanmerupakanfungs
imanajemen yang paling esensial, sebaikapapunpekerjaan yang
dilaksanakantanpaadanyapengawasantidakdapatdikatakanberhasil.

7
Pengawasan yang
berhubungandengantindakanatauusahapenyelamatanjalannya

8
perusahaankearahtujuan yang di inginkanyaknitujuan yang
telahdirencanakan.
Menurut Stephen PRobins. & Mary Coulter (2010:31),
dalambukunyamanajemenJilid 1 edisi 13
bahwapengawasansamadenganpengendaliansebagai proses
memantaukegiatan-kegiatanuntukmemastikanbahwakegiatan-
kegiatanitudiselesaikansebagaimanatelahdirencanakan dan proses
mengoreksisetiappenyimpangan yang berarti.
b. FungsiPengawasan
MenurutJusak Johan Handoyo (2015:2)
dalambukumanajemenperawatankapal, Fungsipengawasan dan
pengendalianiniadalahuntukmengontrolapakahpekerjaan yang
dikerjakansudahsesuaidenganapa yang direncanakandalamperencanaan,
apabilaterjadipenyimpanganharussegeramungkin di
perbaikiataudikendalikan agar
hasilakhirmasihsesuidengantoleransidariperencanaansemula.
Umumnyafungsipengawasanbekerjasetiap 3 (tiga) bulansekali(triwulan).
c. Tahap-TahapPengawasan
MenurutIswandir (2014:69) dalambuku Dasar-Dasar Proses
PengawasanDalamOrganisasibahwadalammelaksanakanpengawasanterdiri
daribeberapatahapyaitu:
1) Tahap 1: PenetapanStandarPelaksanaan
Standarmengandung arti sebagaisuatusatuanpengukuran yang
dapatdigunakansebagaipatokanuntukpenilaianhasil-hasil, tujuan,
sasaran, kuota,dan target pelaksaandapatdigunakansebagaistandar.
Bentukstandarkhusus: target penjualan, anggaran, bagian pasar
(market share), marjinkeuntungan, keselamatankerja dan
sasaranproduksi. Ada tigabentukstandar yang
umumdigunakandalammanajemensebagaiberikut:
a) Standar-standarfisik, mungkinmeliputibarangataujasa,
jumlahlanggananataukualitasproduk.
b) Standar-standarmoneter yang ditujukandalam rupiah dan
mencakupbiayatenagakerja, biayapenjualan, labakotor,
pendapatanpenjualan, dansejenisnya.
9
c) Standar-
standarwaktumeliputikecepatanproduksiataubataswaktusuatupeke
rjaanharusdiselesaikan.
2) Tahap 2: PenentuanPengukuranPelaksanaanKegiatan
Artinyamenentukanpengukuran dan
pelaksanaankegiatanberdasarkanperiodewaktuberapa kali (how often)
maksudnyamengukurkegiatannyasetiap jam, setiaphari, setiapminggu,
setiapbulanatausetiaptahun. Dan dalambentukapa(what form)
pengukuranakandilakukanapakahtertulis, inspeksi visual,
melaluitelepon. Siapa(who) yang
akanterlibatapakahmanajerataustafdepartemen.
Pengukuraninisebaiknyamudahdilaksanakan dan tidak mahal
sertadapatditerangkankepadakaryawan.
3) Tahap 3: PengukuranPelaksanaanKegiatan
Pengukuraninidilakukansebagai proses yang berulang-ulang dan terus-
menerus. Berbagaicarauntukmelakukanpengukuranpelaksanaanyaitu:
a) Pengamatan(Observasi)
b) Laporan-laporan(reports)
c) Metode-metodeotomatis(automatic methods)
d) Inspeksipengujian(test) denganmengambilsampel
4) Tahap 4: PembandinganPelaksanaandengan Standard dan
AnalisisPenyimpangan
Pembandinganpelaksanaandenganstandar dan analisispenyimpangan,
maksudnyaadalahpembandinganpelaksanaannyatadenganpelaksanaan
yang direncanakan dan hasilinikemungkinanterdapatpenyimpangan-
penyimpangan dan pembuatkeputusanlah yang
mengidentifikasipenyebab-penyebabterjadipenyimpangan.
3. Perawatan
a. DefinisiPerawatan
Menurut Lasse (2012:45) dalamManajemenPeralatan: AspekOperasional
Dan Perawatan, perawatan juga dapatdidefinisikansebagai,
suatuaktivitasuntukmemeliharaataumenjagafasilitasatauperalatankapal dan
mengadakanperbaikanataupenyesuaianpenggantian yang diperlukan

10
agar
terdapatsuatuperalatandalamkondisibaiksehinggamemberikanhasilpekerjaa
n yang memuaskansesuaidenganapa yang direncanakan.
Menurut Lindley R. Higgis and Keith Mobley (2002:33)
dalamMaintenance engineering handbook, sixth edition,
Perawatanadalahsuatukegiatan yang dilakukansecaraberulang-
ulangdengantujuan agar peralatanselalumemilikikondisi yang
samadengankeadaanawalnya. Maintenance atauPerawatan juga
dilakukanuntukmenjaga agar peralatantetapberadadalamkondisi yang
dapatditerima oleh penggunanya. Sedangkanmenurut T. Hani Handoko
(2003:165) dalambukudasardasarmanajemenproduksi dan operasi,
tujuanPemeliharaan /
perawatanadalahuntukmemeliharareabilitassistempengoperasian pada
tingkat yang dapatditerima
Definisitujuanbersifatpreventifkorektifperawatan (maintenance)
merupakansuatukegiatan yang diarahkan pada
tujuanuntukmenjaminkelangsunganfungsionalsuatuperencanaankerjasehin
ggadapatdiharapkanmemberikanhasil yang sesuaidengan yang
dikehendaki.
Perawatan juga dapatdidefinisikansebagai,
suatuaktivitasuntukmemeliharaataumenjagafasilitasatauperalatankapal dan
mengadakanperbaikanataupenyesuaianpenggantian yang diperlukan agar
terdapatsuatukeadaanoperasiproduksi yang memuaskansesuaidenganapa
yang direncanakan. Pada
dasarnyaterdapatduaprinsiputamadalamsistemperawatanyaitumenghindarik
erusakan (break down) tidakterencana, kerusakantiba-tiba.
b. Jenis-JenisPerawatan
Dalamsistemperawatanterdapatduakegiatanpokok yang
berkaitandengantindakanperawatan, yaitu:
1) Perawatan yang BersifatPreventif
Perawataninidimaksudkanuntukmenjagakeadaanperalatansebelumpera
latanitumenjadirusak. Pada dasarnya yang dilakukanadalahperawatan
yang dilakukanuntukmencegahtimbulnyakerusakan - kerusakan yang
takterduga dan menentukankeadaan yang
11
dapatmenyebabkanfasilitasperalatanoperasionalmengalamikerusakan
pada waktudigunakandalam proses Kegiatan. Dengandemikian

12
semuafasilitas– fasilitasperalatanoperasional yang
mendapatkanperawatanakanterjaminkelancarankerjanya dan
selaludiusahakandalamkondisi yang
siapdigunakanuntuksetiapkegiatanbongkarmuatsetiapsaat. Hal
inimemerlukansuaturencana dan jadwalperawatan yang sangat cermat
dan rencana yang lebihtepat.
Dalamprakteknyaperawatan yang dilakukan oleh
suatuperusahaandapatdibedakanlagisebagaiberikut:
a) Perawatanrutin, yaituaktivitaspemeliharaan dan perawataan yang
dilakukansecararutin (Setiaphari). Misalnyapembersihanperalatan
dan pemberianpelumasangemuk (Grease) pada peralatan,
pengecekan dan lainsebagainya.
b) Perawatansecara periodic yaituaktivitaspemeliharaan dan
perawatan yang dilakukansecaraterjadwal (periodik)
ataudalamjangkawaktutertentu. Misalnya pada perawatan pada
pengemukan (greasing) dan pengecekan,
sertadidatamengenaijumlah yang harussesuaidenganCargo
Securing Manual dan sebagainya.
c) Distribusidarikerusakan
Pada penjadwalan dan
pelaksanaanperawatanharusmemperlihatkanjenispenyebabdariker
usakan yang ada,
karenadenganmengetahuijenispenyebabkerusakandapatdisusunsua
turencanaperawatan yang benar-
benartepatsesuaidenganlatarbelakangtersebut.
Walaupunmasihadasuatufaktor lain yang
perludiperhatikanyaituapabilaternyatajumlahkerugianakibatrusakn
yaperalatannyacukupbesar yang meliputibiaya-biaya:
(1) Pengoperasianterhenti
(2) Biayapenggantiansparepart
(3) Kekecewaankonsumenberkaitandenganketerlambatanbongkar
muatbarang.
Walaupunwaktuuntukmenyelesaikanperawatansamadenganwaktu
untukmenyelesaikankerusakan,
13
perawatanpreventifmasihdapatdipertimbangkanuntukdilaksanakan
.

14
2) Perawatan yang bersifatKorektif
Perawataninidimaksudkanuntukmemperbaikiperawatan yang rusak.
Pada dasarnyaaktivitas yang dilakukanadalahpemeliharaan dan
perawatan yang
dilakukansetelahterjadinyasuatukerusakanataukelainan pada fasilitas.
kegiataniniseringdisebutsebagaikegiatanperbaikanataureparasi.
Dapat juga didefinisikansebagaiperbaikan yang
dilakukankarenaadanyakerusakan yang
dapatterjadiakibattidakdilakukanyaperawatanmaupuntelahdilakukanpe
rawatantapisampai pada suatuwaktutertentufasilitas dan
peralatantersebuttetaprusak. Jadi dalamhalini,
kegiatanperawatansifatnyahanyamenunggusampaiterjadikerusakan,
barukemudiandiperbaikiataudibetulkan
c. Planned Maintenance System(PMS)
Kegiatanperawatanterencanabertujuanuntukmengurangikemungkinancepa
trusaksupayakondisimesinselalusiappakai. Ada
duacaraperawatanterencana, pertamamelakukan patrol atauregular
Planned maintenance inspection yaitukegiatanmaintenance yang
dilaksanakandengancaramemeriksasetiapbagianmesinsecarateliti dan
berurutansesuaidenganschedule. KeduaMayor overhaul
yaitukegiatanmaintenance yang
dilaksanakandenganmengadakanpembongkaranmenyeluruh dan
penelitianterhadapmesin, sertamelakukanpenggantiansukucadang yang
sesuaidenganspesifikasinya.
ISM Code
sebagaisuatustandarinternasionaluntukmanajemenpengoperasiankapalsecar
aaman, pencegahankecelakaanmanusiaataukehilanganjiwa dan
mengindarikerusakanlingkungankhususnyaterhadaplingkunganmaritimsert
abiotanya.DalamISM Code as Amended in 2010elemen 10.1
disebutkanbahwa:
1) Perusahaan
harusmenetapkanproseduruntukmenjaminbahwakapaldipeliharadenga
nbaik dan untukmenjaminbahwaoperasikapalaman dan bebaspolusi.
15
2) Prosedurpemeliharaankapaltersebutharusmemenuhipersyaratan,
peraturan, code dan guide lines yangdiwajibkan.

16
3) Personil yang melaksanakanpemeliharaankapalsudahditetapkan.
4) Manajemendaratbertanggungjawabuntukmelakukankajianterhadappe
meliharaankapaluntukmenjaminbahwasistemtersebutefektif.
4. VehiclesVessel
a. PengertianVehicles Vessel
Vehicles Vessel adalahkapal yang mengangkutkargoberodaseperti motor,
mobil, bus, truck, excavator dll. Kapalkapalini juga
dapatmengangkutkargountukproyeksepanjangkargotersebutberupabarangb
eroda. Vehicles vessel dapatdiklasifikasimenjadiPCTC (Pure Car And
Truck Carrier) dan PCC (Pure CarCarries).
b. PeralatanLashing
Berikutiniberbagaiperalatan yang biasadigunakandalamkegiatan
Lashing muatan:
1) SpanSkrup
Yaitu Alat yang di pergunakanuntukmengontroltingkatketegangan
chain sling.
2) Chain sling
Adalahrantai yang ujungnyadipasangkanaksesorissepertihook yang
digunakanuntukmelashingkendaraan agar tidakbergeser / bergerak
pada saatkapaldalamkeadaancuacaburuk.
3) Lashingbelt
Yaitualatpengikatberupasabukdariserat yang
kuatuntukmengikatmuatan dan memilikituaspengikat.
4) Wheelchock
Whell chock atauganjalan ban merupakan salah satualat yang
digunakanuntukmenggajal ban kendaraanselainlashingan agar
tidakdapakbergerak pada saatcuacaburuk .
5) Shackle
Yaitusebuahalat yang digunakanuntukmenyambungantara span
skrupdenganrantai.

17
5. Cargo SecuringManual
Cargo Securing Manual menentukanpengaturan dan
mengamankanperangkatkargo yang tersedia di ataskapaluntukaplikasi yang
benar dan mengamankan unit kargo, kontainer, kendaraan dan entitaslain,
berdasarkanmelintang, longitudinal dan kekuatanvertikal yang
mungkintimbulselamakondisicuaca dan laut yang merugikan.
Informasitentangkekuatan dan petunjukuntukpenggunaan dan
pemeliharaansetiapjenistertentudarikargomengamankanperangkat, di mana
berlaku, diberikandalam manual ini.
Sangat pentinguntukkeselamatankapal dan perlindungankargo dan personil
yang mengamankankargodilakukandenganbenar dan bahwahanya yang
sesuaipoinpengamananataualatkelengkapanharusdigunakanuntukmengamankan
kargo.
TujuannyaadalahuntukmemastikanbahwaCargo securing Manual
mencakupsemuaaspek yang relevandaripenyimpanankargo dan mengamankan
dan untukmemberikanpendekatan yang seragamuntukpersiapanCargo securing
Manual, tata letak dan kontenmereka.
AdministrasidapatterusmenerimakargoMengamankan Manual
disusunsesuaidenganWadah dan kargo (BC) - Cargo Mengamankan Manual
(MSC / Circ.385) asalkanmerekamemenuhipersyaratanpedomanini.
Tujuandaripanduaniniadalahuntukmemberikanbimbingankepada Guru dan
awakkapalsehubungandenganpenyimpanan yang tepat dan mengamankan unit
kargo. MenunjukkePounder untukpenggunakargomengamankan: “Cargo
MengamankanDevices” adalahsemuaperangkattetap dan portabel yang
digunakanuntukmengamankan dan mendukung unit kargo.
MaksimumMengamankanLoad (MSL) adalahistilah yang
digunakanuntukmenentukankapasitasbeban yang
diijinkanuntuksebuahperangkat yang
digunakanuntukmengamankankargokekapal. "Kerja Aman Load" (SWL)
dapatmenggantikan MSL untukmengamankantujuan,
disediakaninisamadenganataumelebihikekuatan yang didefinisikan oleh MSL.
SesuaidenganKonvensiInternasionaluntukKeselamatan Jiwa di Laut, 1974
(SOLAS) bab VI, VII dan Kode Aman Praktikuntuk Cargo pergudangan dan
Mengamankan (CSS Code), unit kargo, termasukkontainerharusdisimpan dan
18
diamankan di seluruhpelayaransesuaidenganMengamankan manual Cargo,

19
disetujui oleh Administrasi.Cargo Securing Manual diperlukan pada
semuajeniskapal yang
terlibatdalampengangkutansemuakargoselainkargocurahpadat dan cair.
6. Muat danBongkar
a. PengertianMuat dan Bongkar
Pengertiankegiatanbongkarmuatadalahkegiatanmemindahkanbarang-
barangdarialatangkutdarat.
Melaksanakankegiatanpemindahanmuatantersebutdibutuhkantersedianyafa
silitasatauperalatan yang memadaidalamsuatucaraatauprosedurpelayanan.
b. PrinsipPemuatan di Vehicles vessel
Kegiatanoperasionalvehicles vessel adalahkompleks dan
perlupertimbangan yang sangat hati-hatisehinggaperluperencanaan dan
penangananmuatandenganhatihati. Dalamperencanaanpemuatan,
yaiturencana yang menunjukan tata letakkendaraandaridimensinya dan
beratnya. Hal inibertujuanuntukmemudahkanpihakkapal dan
pihakdaratdalammelakukanpengawasan dan pekerjaanmuatbongkar.
Secara garis besarhal-halpenting yang
harusdiperhatikandalampemuatankendaraan di vehicles vessel yaitu:
1) Pengaturanpemuatankendaraan di setiapdeck
Pengaturanpemuatankendaraansangatlahpentingdalammenentukanstab
ilitaskapal dan resikokerusakan pada muatan pada
saatkapalberadadipelabuhanmaupun di dalampelayaran, dan
pengaturanpemutantersebut agar
dapatmempermudahdalammengikatmuatan.
2) KekuatanIkatan(Lashing Strenght)
Tahun 1985 IMO SOLAS Resolusi A.489(XII)
mengharuskankapalmempunyaicargo securing manual yang disetujui
oleh Biro Klasifikasi. Fungsilashing menurutamandement SOLAS
Chapter VI: Regulation 5, mengatakan “Cargo and cargo units
carried on or under deck shall be so loaded, stowed and secured to
prevent as far as practicable, throughout the voyage, damage or
hazard to the ship and the persons on board and loss of
cargooverboard”.

20
B. KERANGKAPEMIKIRAN

UPAYA OPTIMALISASI PENGAWASAN PERAWATAN PERALATAN


LASHING MUATAN DI ATAS KAPAL KMP PORTLINK III

IDENTIFIKASI MASALAH

Kurangnyapengetahuananakbuahkapaldalammerawatperalatanlashingmuatan.
Tidakmencukupinyaperalatanlashing yang dibutuhkan olehkapal.
Kurangnyapengawasanpenggunaanalatlashing muatan pada saatbongkar/muat
Kurangnyaperhatianperusahaanakanperalatanlashing yang dibutuhkankapal.
Kurang disiplinnyaanakbuahkapaldalamhalperawatanperalatanlashingdikapal

BATASAN MASALAH
Kurangnyapengetahuananakbuahkapaldalamm Tidakmencukupinyaperalatanlashing yang
erawatperalatanlashing muatan dibutuhkan oleh kapal

RUMUSANMASALAH
Mengapapengetahuananakbuahkapaldalammerawatperalatanlashing muatanyang dibutuhkan oleh kapaltidakmenc
Mengapaperalatanlashing

ANALISIS DATA

uahkapalbelumfamiliar denganprosedurperawatanperalatanlashing
Kurang disiplinnyaanakbuahkapaldeck muatan
dalampelaksanaanmerawatperalatanlashing muatan
Kurangnyaperhatian Rusaknya
perusahaanakan sebagianperalatan
peralatanlashing di lashing di atas
ataskapal kapal

PEMECAHAN MASALAH

Memberimasuka
Mengadakanfa Meningkatka
Mengoptimalkan nkepadaperusaha
miliarisasitenta nperawatanal
pengawasandala an agar
ngperawatanper atlashing
mperawatanlashi lebihmemperhati
alatanlashing muatansesuai
ng muatan kanperalatanlash
muatan dengan PMS
ing muatan

OUTPUT

Denganmengadakansosialisasi dan memberikanfamiliarisasikepadaanakbuahkapal,


memberimasukankepadaperusahaan agar lebihmemperhatikanperalatanlashing muatan
dan meningkatkanperawatanalatlashing muatansesuaidengan PMS,
makaOptimalisasiPengawasanPerawatanPeralatanLashing di kapal KMP PORTLINK
IIIbisadicapai

21
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSIDATA
BerdasarkanpengalamanPenulisselamabekerja di atas KMP PORTLINK III,
terdapatbeberapafakta dan kondisi yang
dialamisebagaidasarPenulistemuanpenyusunanmakalahini. Fakta dan kondisi yang
berkaitandenganpermasalahan yang diuraikandalam BAB I, antara lain:
1. KurangnyaPengetahuan Anak BuahKapalDalamMerawatPeralatan
Lashing Muatan
Pada tanggal17 Januari 2023 pada saatkapal KMP PORTLINK
IIIdalampelayarandariMeraktujuanBakauheniKapal KMP PORTLINK III
menghadapicuaca yang sangat burukyaituombakbesar dan anginkencang, KMP
PORTLINK IIImengalamimusibahyaituterlepasnyatruck
trontondariikatannyasehinggamengakibatkanrusaknyabeberapakendaraan yang
berada di belakangtruck trontontersebut.
Setelahdilakukanpemeriksaanlebihlanjutdiketahuibahwapenyebabterlepasnyatr
uck trontondarilashingankarenakondisiperalatanlashing yang kurangterawat.
Berdasarkanpengamatanpenulis, kurangnyaperawatanterhadapperalatanlashing
muatandikarenakankurangnyapengetahuan dan kepedulian ABK (rating deck)
dalammelakukanperawatanperalatanlashing. Sehinggajadwalperawatan yang
telahdirencanakandalamplanned maintenance system (PMS)
tidakdilakasnakandenganbaik.
Akibatkejadiantersebutperusahaanmengalamikerugiankarenaharusmenanggung
beberapakendaraan yang rusak yang dikarenakanterlepasnyatruck
trontondarilashing tersebut. Oleh karenaitusemuaawakkapal (khususnya ABK
bagiandeck) harusmempunyaipemahaman yang
baiktentangbagaimanacaramerawatperalatanlashing yang baik dan
benarsesuaiprosedur,
untukdapatmengurangiataumenghilangkanresikoterlepasnyakendaraandarilashi
ngannya.
2. TidakMencukupinyaPeralatanLashing Yang Dibutuhkan Oleh
KapalDalampemuatankendaraan di ataskapalberbedadenganpemuatangeneral
cargo pada umumnya. Pemuatankendaraandiperlukanpengikat / lashing yang
khusus, untukmencegahmuatan agar tidakbergerak pada
waktukapalmengolengmaupunmengangguk. Oleh sebabitu sangat dibutuhkan
material chain sling, span skrup, lashing belt, wheel chook yang tersedia di
ataskapal. Karena unsur – unsurinilah yang berperanpentingdalam proses
lashing kendaraan di kapal. Adapun yang menjadihambatan / kendaladalam
proses lashing kendaraanadalahalatlashing yang
tidakmencukupiatautidakmemenuhistandartsesuai yang
telahdicantumkandalamcargo securing manual di kapal yang telahdiakui oleh
biro klasifikasikapaldalamhaliniBiro Klasifikasi Indonesia.
Kurangnyajumlahlashing gear equipment terutamaspan skrup dan lashing belt
menyebabkankurangmaksimalnyadalammelashingkendaraan.
Kurangnyapengetahuan ABK ataupunburuh Pelabuhan dalam melakukan
pekerjaan pelashingan mengakibatkan muatan
tidakdiikat/lashing dengansempurna.
Terkadangpelashingandikerjakandenganterburu-buru dan mengabaikanaturan-
aturan yang harusdiikutidalambukupanduan (Cargo securing manual)
sehinggahasilpelashinganmuatanmenjadikurangbaik dan
akanmembahayakanmuatan lain sertadapatmembahayakankapalitusendiri.
Hal initidakterlepasdariterpenuhinyaalat-alat yang
dibutuhkandalampersiapansebelumpemuatantermasuklashing yang sangat
dibutuhkandalam proses pengepakkankarenajikajumlahlashing
kurangatautidaksesuaidenganjumlahmuatan,
makaresikomuatanmengalamikerusakanitu sangat besar.

B. ANALISISDATA
Berdasarkan pada uraiantentangterjadinyapermasalahandiatastersebut,
makapenulismelakukananalisis data
untukmencaripenyebabterjadipermasalahanadalahsebagaiberikut:
1. KurangnyaPengetahuanABK DalamMerawatPeralatanLashing
Muatan
Penyebabnyaadalah:

17
a. Anak BuahKapal Belum Familiar
DenganProsedurPerawatanPeralatanLashing Muatan.
Untukdapatmendapatkanhasilpengikatankendaraan yang
baikdalamrangkapengamananmuatan yang ada pada kendaraantersebut
agar tidakrusak, diperlukanperalatanlashing muatan yang memadai. Fakta
yang penulistemui di ataskapal, ABK kurangfamiliar
denganprosedurperawatanperalatanlashing
sehinggamenyebabkankondisiperalatanlashing di
ataskapalkurangmemadai.
Selainitukendala lain dalammelakukanperawatanperalatanlashing
kendaraanadalah factor cuaca dan intensitaspenggunaanperalatanlashing
tersebut. Dimana halinidisebabkan oleh jarakpelayaran yang
terlaludekatsertawaktupelayaran yang singkat (waktutempuh yang
dilaluihanyaberkisar 42 jam). Dan juga ditemukanperalatanlashing yang
rusakakibattertindih oleh
alatberatselamakegiatanbongkarmuatberlangsung,
karenaburuhdaratkurangmemperhatikanpenempatanperalatanlashing
setelahselesaidipergunakansertakurangnyapengawasandarianakbuahkapal
yangbertugas.
Ada banyakhal yang
menyebabkanpelaksanaanpemuatankendaraantidakberjalanlancar,
diantaranyasebagaiberikut:
1) ABK tidakmemahamitugas dan tanggungjawabmereka.
2) Kurangnyakerjasama dan koordinasi yang
baikdalammelaksanakanpekerjaan.
3) ABK belummendalami, mengetahuisifat dan karakterVehiclevessel.
4) Komunikasi yang tidakjelas dan tidakdimengertiantarsesamaABK.

b. Kurang Disiplinnya Anak


BuahKapalDalamPelaksanaanMerawatPeralatanLashing Muatan.
Kedisiplinanmerupakankesadaran dan
kesediaanseseoranguntukmenatatisemuaperaturanperusahaan dan norma-
normasosial yang berlaku. Berdasarkandefinisitersebutdapatdiketahui
factor penyebab ABK seringtidaktepatwaktudalammenyelesaikantugasnya.
Penyebabnyaantara lain ABK tidakmentaatiperaturan yangberlaku.
18
Berkaitandenganhaltersebut di atas, tidakdisiplinnyaanakbuahkapal (ABK)
dalammenjalankanprosedurperawatanperalatanlashing muatan

19
menjadi factor utama yang menyebabkan target waktu yang
ditentukandalamwaktupemuatantidaktecapai. Pada
saatpelaksanaanpekerjaan di ataskapalsepertikegiatanbongkarmuat, kadang
kala ABK yang
bertugasdalamkegiatantersebuttidakmelaksanakantugasnyadenganbaik.
Pengawasan yang
lemahmenyebabkanprosedurkerjatidakdilaksanakandenganbaik.
Pengoperasian dan perawatan yang tidakberjalanbaik dan
tidaksesuaidenganprosedurmengakibatkanterjadikesalahandalampengopera
sianperalatantersebut dan waktumaintenance
peralatankhususpemuatantidaksesuaidenganoperation manual yang
berasaldarimaker. Hal iniberakibattidakoptimalnyapengoperasian dan
perawatanperalatankhususpemuatan.
Pengawasan ABK yang turutdalamkegiatanpemuatan sangat diperlukan,
bilaterjadikesalahandalamperawatanperalatanlashing muatan,
makadapatsegeradiketahui dan
diperbaikiataudiarahkansesuaidenganprosedur. Kurangnyapengawasan
oleh Perwira Jaga menyebabkanpenilaianperencanaan, pengorganisasian
dan pengarahantidakdilaksanakansecaraefektif.
SumberDayaManuasia yang
kurangmemilikipengetahuandalammelakukanperawatanalat-alatlashing.
Ketidakmampuanataukurangnyapengetahuancrew
kapaldalammelakukanperawatanalat-alatlashing
mengakibatkanmuatandiikat/lashing tidaksempurna. Hal
inidapatmenghambatkelancarandalammelashingkendaraan.
Kadangmelashingdikerjakandenganterburu-buru dan mengabaikanaturan-
aturan yang harusdiikutidalambukupanduan (Cargo securing manual)
sehinggahasillashinganmuatanmenjadikurangbaik dan
akanmembahayakanmuatan lain sertadapatmembahayakankapalitusendiri.

2. TidakMencukupinyaPeralatanLashing Yang Dibutuhkan OlehKapal


Penyebabnyaadalah:
a. KurangnyaPerhatian Perusahaan Akan PeralatanLashing di Atas
Kapal.
Terbatasnyapersediaanperalatan lashing kendaraan di
20
ataskapalmengakibatkantidakmaksimaldalammelashingkendaraan. Chief
Officer selakusafety officer dan yang bertanggungjawabdalamcargo
handling

21
sudahmengirimpermintaanbarangyaituperalatanlashing
untukmencukupikekuranganpersediaanlashing di kapal, kekantor Pusat di
TanjungPriokdilakukandenganpermintaanmelaluiEmail juga
denganlaporankekurangan dan kebutuhan.
Fakta yang penulisalamiselamabekerja di KMP PORTLINK III,
perusahaankurangmeresponterhadappermintaanbarang yang diajukan oleh
pihakkapal. Namunpihakkapalselalumengirimpermintaanperalatanlashing
setiapduamingguselamapermintaanbarangtersebutbelum di supply kekapal.
Jika pihakkapalakanmenanyakan Kembali perihalpermintaanbarang yang
sudah di kirimkekantor, pihak yang
bertanggungjawabdalampengadaanbarangkekapal-
kapalselaluberdalihbahwabelummendapatkanpersetujuandaripimpinan.
Jadi dalamhalini, permintaankekantortetapada,
akantetapipihakperusahaankurangmemperhatikan dan meresponapa yang
menjadikebutuhankapal.
Pada saatkapalmelakukanpemuatanseringmenjumpai material lashing yang
tidak pada tempatnya, halinibisamenyebabkankendaraanbergeser yang
mana akanmempengaruhikeselamatanberlayar.
Pergeserankendaraanakanmenyebabkankerusakanfisik pada
kendaraantersebutsepertipenyok dan robek.
Setiapawakkapalbagiandekharustetapmelakasanakanpengawasandalamkeg
iatanpemuatanuntukmencegahkerusakanmuatan dan
menjagakeselamatankapal, karenaituadalah salah satutugas dan
tanggungjawabawakkapal yang harusdijalankansesuaiperaturan.

b. Rusaknya Sebagian PeralatanLashing di Atas Kapal


Jumlahmuatankendaraan di KMP PORLTLINK III 250 (dua ratus lima
puluh) unit dan membutuhkanperalatanlashing sebanyak 1000 pcs yang
sesuaidenganketentuan ISO (4 pc untuksatu unit kendaraan) tetapi yang
tersedia, tidaksesuaidenganjumlahkendaraan yang dimuat di
ataskapalatautidaksesuaidengan yang dianjurkandalamcargo securing
manual yang sudahdiakui oleh Biro klasifikasi.
Perbandinganantarajumlahkendaraan dan jumlahalatlashing yang
tidakseimbangakanberakibat Sebagian
darikendaraantidakmaksimalmendapatlashing/penguatan. Jika
22
melihatdarisegikeselamatankapal dan

23
muatannya, halini sangat tidakdibenarkan dan
bertentangandenganperaturankeselamatanjiwa di laut yang
diaturdalamSOLAS Chapter VI- Carriage of Cargoes.

C. PEMECAHANMASALAH
Dalamrangkauntukmenghilangkanpenyebabterjadinyapermasalahan yang
dialamipenulis, makapenulisakanmelakukan Langkah
pemecahanmasalahsebagaiberikut:
1. KurangnyaPengetahuanABK DalamMerawatPeralatanLashing
Muatan
Pemecahanyaadalah:
a. MengadakanFamiliarisasiTentangPerawatanPeralatanLashing
Muatan.
Familiarisasimerupakansuatuhal yang sangat pentingbagiawakkapal,
khususnyabagi ABK dek yang akanbekerja di ataskapal.
Dalamhaliniperusahaanharusmemperhatikankeutamaanfamiliarisasiagar
berjalandenganefektifsesuaidenganprosedurperusahaan.
Pentingnyafamiliarisasitercantum di dalamISM Code elemen 6,
sumberdaya dan personil 6.3 yaitu“The company should establish
procedures to ensure that new personnel and personnel transferred to new
assignments related to safety and protection pf environment are given
proper familiarization with their duties. Instruction which are essential to
be provided prior to sailing should be identified, documented andgiven”.
Yang artinya “Perusahaan harus Menyusun proseduruntukmemastikan
agar personilbaruataupersonil yang dipindahtugaskan. Pengarahan yang
berhubungandengankeselamatan dan
perlindunganlingkunganberupafamiliarisasi(pengenalan) yang
efektifterhadaptugas-tugasnya. Instruksi yang
pentingharusdisiapkansebelumberlayar dan harus di berikanpengenalan
dan harusdidokumentasikan”.
Pengarahan / familiarisasisangat diperlukanbagianakbuahkapal (ABK),
khususnyabagianakbuahkapal (ABK) yang akanbekerja di ataskapal,
minimal 3 harisetelah di ataskapal. Sehinggaanakbuahkapal (ABK) yang
ada di ataskapal,
mempunyaikemampuansecarapenuhuntukmelaksanakantugas-
24
tugaspekerjaanmereka. Bahkananakbuahkapal

25
(ABK) yang sudahberpengalaman pun belajar dan
menyesuaikandengankondisikapal, orangnya, kebijaksanaan-
kebijaksanaannya, dan prosedur- prosedurnya.
Maksud dan tujuanuntukmengantisipasikelemahan dan
kemampuandarisetiapAwakkapalsertamengetahuisejauh mana
pengetahuantentangperaturan-
peraturannasionalmaupuninternasionalberdasarkansertifikasi dan pelatihan
yang telahdiperoleh. Personil yang terkaitdenganSafety Management
System (SMS) di kapaltelahdiberikanketentuan yang jelas, definisi,
tanggungjawab dan otoritamereka, tetapikurangnyapengetahuanawakkapal
dan motivasiawakkapalgunamemahamipentingnyaSafety Management
System (SMS) demi efektif dan efisiennyapersiapanoperasionalkapal.
Betapapentingnyamengadakanberbagaijenispelatihanrutindiataskapal yang
berhubungandengankeselamatanjiwamanusia di laut dan
keamananataukelancaranoperasionalkapalitusendiri, demi
mencegahataumemperkecilkecelakaanataukejadian-kejadian yang
tidakdiharapkan.
Nakhoda dan
Perwirasebelummelakukansuatupekerjaankhususnyadalambongkarmuatke
ndaraanharusterlebihdahulumengadakantoolbox meeting dan
menganalisisbahayakerja / Job hazard analysis (JHA) yang merupakan
proses kegiatan yang dirancanguntukmemahamitugas-
tugasdalampekerjaanuntukmengatasitimbulnyakecelakaankerjadalamsuatu
pekerjaantertentu.
Memberikesempatankepada ABK
untukberpartisipasidenganmenerimamasukan-masukan yang
kemudianakandipertimbangkan. Mendengarkeluhan dan mengatasi yang
terjadidiantaraanakbuahkapal (ABK),
pembinaandenganduplikasiyaitupelatihansertapengawasanmelalui
Tindakan ikutmelakukanpekerjaan.
Setiapawakkapalsesuaidenganbidangnyasecaraumum dan
khususharusmemahami dan benar-benarmenguasaikarakteristik yang
dimiliki oleh kapalvehicles vessaldimanadiabekerja. Seorangperwira yang
tergolongbarubekerja di atasvehicles vessel
sudahbarangtentumasihbanyakhal-hal yang belumdipahami dan dikuasai,
26
terutamadalam proses pemuatankendaraan. Hal
inidapatmenghambatkelancaranoperasionalkapal,
untukitusebaiknyabagiseoranganakbuahkapal (ABK) yangbaru

27
bekerja di atasvehicles vessel
untuksegeramenyesuaikandiridengansituasipekerjaan,
sertatidakseganuntukbertanya pada perwira yang lebihmenguasai dan
mendalamipekerjaantersebut. Disinianakbuahkapal (ABK)
dituntutkeahliannyadalammempelajariprosedurbongkarmuatyang benar.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
saatpemuatankendaraandapatmenyebabkan proses
pemuatantidaktepatwaktusehinggaoperasionalkapalmengalamiketerlambat
an.

b. MengoptimalkanPengawasanDalamPerawatanLashing
MuatanUntukmengoptimalkanpengawasandalamperawatanlashing
muatandapatdilakukandengancarasebagaiberikut:
1) Menerapkanfungsipembinaandalampengawasan
Pembinaanadalahsuatu proses dimana orang-orang
mencapaikemampuantertentuuntukmembantumencapaitujuanorganisa
si. Oleh karenaitu, proses initerkaitdenganberbagaitujuanorganisasi,
pembinaandapatdipandangsecarasempitmaupunluas. Anak buahkapal
(ABK) dek yang tidakdisiplinperludiberikanpembinaan agar
merekamenyadariakanpentingnyakedisiplinan.
NakhodaharusmeningkatkanfungsipembinaanterhadapPerwira Jaga,
dimanafungsipembinaandiantaranyayaitu :
a) Memupukkesetiaan danketaatan.
b) Meningkatkanadanya rasa pengabdian rasa tanggungjawab,
kesungguhan dan kegairahanbekerjadalammelaksanakantugasnya.
c) Meningkatkangairah dan produktivitaskerjasecaraoptimal.
d) Mewujudkansuatulayananperusahaan dan crew yang bersih dan
berwibawa.
e) Memperbesarkemampuan dan kehidupanawakkapalmelalui proses
pendidikan dan latihan yang sesuaidengankebutuhandan
perkembanganorganisasi (wadah yangditentukan).
Pengawasansecaraberkala dan berkesinambungandilakukan oleh
Perwira Jaga. Pengawasandilakukanuntukmenjaminprosedurkerja
yang telahdibuatberjalandenganbaiksertasesuaidenganbukuoperation
manual. Prosedurkerjamerupakansebuah system dinamis
28
yang harusselaludisesuaikandenganperkembangan zaman.
Pelaksanaanpenerapanprosedurkerjaharussecaraterus-
menerusdipantausehingga proses
penerapannyadapatberjalandenganbaik. Salah satucaramonitoring
prosedurkerjaadalahdenganmelakukanaudit, baikdilakukan oleh
internal perusahaanataupuneksternal. Hal
inibertujuanuntukmemastikanprosedurkerja yang
telahdibuatsudahdilaksanakan dan
apabilaadakesalahansertakekurangandariprosedurkerjatersebutsegeradi
laporkankepihaktertentuuntukditindaklanjuti.
2) Membenahi system pengawasankerja
Pengawasanterhadapanakbuahkapal (ABK)
dalammelaksanakanpekerjaansesuaidenganprosedur yang
benarpentinguntukdilakukansetiapsaat dan berkesinambungan.
Denganpengawasan yang baikdiharapkanmembawaperubahan yang
signifikanterhadapperkembangananakbuahkapal (ABK)
dalampemahamannyaterhadapprosedur yang benar.
Disampingadanyapenghargaandan sanksikepadaanakbuahkapal (ABK)
fungsipengawasankepadaanakbuahkapal (ABK)
dalammenjalankantugas dan
tanggungjawabnyaharusdilakukansecaraterusmenerus oleh Perwira
Senior yang membawahidepartemennya masing-masing
untukmenjamintugasitudilaksanakandenganbaik.
SeorangpemimpindiataskapaldalamhaliniNahkoda dan Perwira Senior
yang berorientasi pada pekerjaan, dimanatindakan para
pemimpininidalammenyelesaikantugasnyamemberikantugaskepadaba
wahannyaatau ABK, mengaturpelaksanaankerja, mengawasi dan
mengevaluasikinerja ABK sebagaihasilpelaksanaantugas. Hal
inibaikuntukperwira senior agar lebihmudahmengontrolsampaisejauh
mana perkembanganpengajaran dan pelatihanmaupunmotivasi-
motivasi yang
diberikanselamainimemberikanefekpositifkepadaperkembanganpemah
aman ABK tentangprosedurpemuatan yang benarmaupunkepribadian
ABK yang semakinbaik dan kompakdalambekerja.
Agar pengawasanituberhasilsesuaidengan yang diharapkan,
29
makadiperlukanprinsip-prinsipdasardalampengawasan, yaitu:

30
a) Adanyarencanatertentudalampengawasan. Rencana yang matang
dan menjadistandarataualatpengukur,
akanmenjadikanpengawasanitumenjadiefektif.
b) Adanyapemberianinstruksiatauperintah dan
wewenangkepadabawahan.
c) Dapatmerefleksikanberbagaisifat dan
kebutuhandariberbagaikegiatan yang diawasi, sebab masing-
masing kegiatansepertibongkarmuat, perawatan dan yang
lainnyamemerlukanpengawasantertentusesuaidenganbidangnya.
d) Dapatsegeradilaporkanadanyaberbagaibentukpenyimpangan.
e) Pengawasanharuslahbersifatfleksibel, dinamis danekonomis.
f) Dapatmerefleksikanpolaorganisasi. Setiapkegiatananakbuahkapal
(ABK) haruslahtergambardalamstrukturorganisasi, dan
setiapbagianharusadastandarprosedur,
sehinggaapabilaterjadipenyimpangan yang
melebihistandarmakaakanmudahterdeteksi.
g) Dapatmenjamindiberlakukannya Tindakan korektif,
yaitusegeramengetahuiapa yang salah, dimanaIetakkesalahan dan
siapa yangbertanggungjawab.

2. TidakMencukupinyaPeralatanLashing Yang Dibutuhkan OlehKapal


Pemecahannyaadalah
a. MemberiMasukanKepada Perusahaan Agar
LebihMemperhatikanPeralatanLashing Muatan.
Tersedianyaperalatanlashing di ataskapalmemerlukanperhatian dan
kepeduliandaripihakperusahaan. Dalamhalini, komunikasiantarakapal dan
Kantor Pusat secaraterencana dan berkesinambungan. Komunikasi sangat
pentingkarenabeberapapihakdilibatkandalampengambilankeputusan. Pada
kenyataannyasedikitsekalipemilikkapalmenghitungkebutuhan yang
diperlukansesuaidenganstandarperawatankapal yang diharuskan.
Disiniseringterjadikesalahpahamanantarapihakkapaldenganpemilikkapal,
pihakperlengkapan dan unit pembelianbarang, ataupihak Bagian Teknik di
darat.

31
Ditambahlagidengantidakberpengalamannyaataukurangnyapengetahuandib
idang Teknik daripihakperlengkapan dan pihakpembelianbarang, dan
kurangnyakoordinasidenganbagianteknik,
sehinggaseringterjadikesalahanpembelianbarang. Seharusnyahal –
haltersebut di atastidakperluterjadiapabilaadasalingpengertian dan
kerjasama yang baikantara orang yang bekerja di darat (bagianteknik) dan
dengan orang kapaldalampengadaanperalatanlashing.
Agar tidakterjadikesalahan dan keterlambatanperalatanlashing
kekapalmakaperluadanyakomunikasi yang
sinergiantarapihakkapaldenganpihakdaratdalampengadaanperalatanlashing
. Komunikasi yang tidaktepatmenyebabkanprestasikerja yang buruk.
Dalamperencanaanpengadaanperalatanlashing, mengingat factor waktu
dan anggaran yang besarmakaperlusuatukomunikasi yang
efektifbaikberupa:
1) Komunikasikebawah(Downward Communication)
yaitukomunikasipimpinankepadabawahan, berupapetunjuk.
2) Komunikasikeatas(Upward Communication)
yaitukomunikasikepadaatasandaribawahan,
berupalaporankeluhanatausaran.
3) Komunikasi horizontal (Horizontal Communication)
yaitukomunikasisesamaawak.
Segalasesuatuakanberjalandenganbaikapabiladirencanakandenganbaik,
termasukpengaturanperalatanlashing. Dalamhalpengadaanperalatanlashing
yang perludirencanakanadalahbagaimana agar peralatanlashing
selalutersediasewaktudibutuhkan. Yang
perludiperhatikandalammerencanakankebutuhanperalatanlashing
antaralain:
1) Berapabanyakjumlahperalatanlashing dan dalamjangkawaktuberapa
lama biasanyadibutuhkanuntukpemakaian,
kemudiandalamjangkawaktuberapa lama
sebelumnyatelahdilakukanpermintaan.
2) Perencanaandalamhalpembukuan, catatanpemakaian dan
penerimaanperalatanlashing yang benar dan
mudahuntukpengontrolan,
sepertidibutuhkanadanyapengelompokanjenisperalatanlashing dan
32
lainsebagainya.
3) Dalamhalpenyimpanan agar
direncanakansupayamudahuntukmencarisepertipenataan yang rapi,
dikelompokkanmenurutjenisperalatanlashing, diberikan label pada
kotakpenyimpanan.

33
Sistemadministrasi yang baikakanmemudahkanpengontrolan dan
mengurangikesalahan yang akanterjadi,
sehinggaakandapatmemudahkandalammencari dan
dapatdenganmudahditemukanapabilaterjadikesalahan.
Beberapaperalatandasaruntukmengontroladalahcatatan yang
baikdariperalatansepertimesinperkakas, dan fasilitassertahistorical record
system darireparasiperawatan yang dapatmemperkirakanjenis dan
jumlahsukucadang yang akandigunakan.

b. MeningkatkanPerawatan Alat Lashing MuatanSesuaiDengan PMS


Peralatanlashing harusselaludijagakondisinya agar
selaludalamkeadaanbaik agar kualitassertakelayakanperalatanlashing
tersebut juga dalamkeadaanbaik. Pemeliharaan dan perawatanadalah salah
satuusahauntukmenjagakondisiperalatanlashing karenadenganperawatan
yang baik dan
terkontrolmakaakanmenambahumurpemakaianperalatanlashing tersebut.
Pemeliharaanperalatanlashing container dapatdilakukandengancaraberikut:
1) Melakukanpemeriksaanterhadapperalatanlashing
yaitumemeriksaperalatanlashing yang rusak, aus, bengkok dan yang
sudahtidakbisadigunakanlagi. Peralatanlashing yang
rusakakandipisahkandengankondisiperalatanlashing yang baik.
Dimana peralatanlashing yang sudahrusak dan
tidakbisadigunakandihitung dan disimpankedalam Gudang
penyimpanan. Peralatanlashing yang masihbisadiperbaiki juga
dipisahkanuntukdiperbaiki.
2) Melakukanpenggantianterhadapsemuaperalatanlashing yang rusak,
dengansukucadang yangtersedia.
Adapun perawatanperalatanlashing
harusdilakukansesuaidenganpetunjuk-petunjuk dan
harusmengikutijadwal yang ada. Di atas KMP PORTLINK III
pemeliharaan dan perawatanperalatanlashing
dilakukandengancarasebagaiberikut:
a) Pemberiangrease/gemuksecaraberkalaterhadapperalatanlashing
kendaraan. Pemberiangemuksangatlahperlu,
karenadenganpemberiangrease/gemuksecaraberkalaakanmenghin
34
dari:

35
(1) Peralatanlashing cepatberkarat/corosive
(2) Peralatanlashing yang berulirmacetkarenaberkarat
b) Memasukkanperalatanlashing kendaraankedalamkotak•kotak
(Gear Box) setelahselesaikegiatanbongkar dan
muatsesuaidenganjenisnya dan tidakmembiarkanberceceran di
deck. Adapun keuntungan yang diperolehyaitu:
(1) Deck kapalakankelihatanlebihrapi.
(2) Jumlahdariperalatanlashing kendaraanselaluterkontrol.
(3) Menghindaripencurian.
(4) Pengawasanterhadapperalatanlashing lebihmudah.

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan yang telahpenulisuraikan pada babsebelumnya,
Penulisdapatmengambilbeberapakesimpulansebagaiberikut:
1. KurangnyaPengetahuan ABK DalamMerawatPeralatanLashingMuatan
a. Anak buahkapalbelumfamiliar denganprosedurperawatanperalatan
lashing muatan.
b. Kurang disiplinnyaanakbuahkapaldalampelaksanaanmerawatperalatan
lashing muatan.

2. TidakMencukupinyaPeralatanLashing Yang Dibutuhkan OlehKapal


a. Kurangnyaperhatianperusahaanakanperalatanlashing di ataskapal.
b. Rusaknyasebagianperalatanlashing di ataskapal.

B. SARAN-SARAN
Berdasarkankesimpulan-kesimpulan di atas, makapenulismemberikan saran-saran
sebagaiberikut:
1. Mengadakanfamiliarisasidan edukasikepadaanakbuahkapal (ABK)
tentangprosedurperawatanperalatanlashing muatan, sehinggaperalatanlashing
muatanselaludalamkondisi yang baik dan siappakai.

2. Mualim I mengoptimalkanpengawasandalamperawatanlashing muatanterhadap


ABK, sesuaidenganjadwal PMS yang diberikan oleh perusahaan. Dan juga
setiapbulannyamelaporkankondisi dan jumlahalat-alatlashing
muatandiataskapalkepadaperusahaan dan membuatpermintaanalat-alatlashing
yang dibutuhkan oleh kapalkepadaperusahaan. Dengandemikian,

37
diharapkanperusahaanakanlebihmemperhatikanterutamapermintaaanperal
atanlashing muatan yang dibutuhkan oleh kapal.

3. Perusahaan harusmemastikanbahwa ABK yang akan naik


kekapalsudahdiberipelatihan,
sehinggalebihterampildalammengerjakanpekerjaan di ataskapal. Dan
memahamisemuatugas dan tanggungjawab yang ada di ataskapal.

4. Perusahaan memberikanpenghargaanbagi ABK yang mempunyaikompetensi


dan penilaian yang baik, sehinggamenambahsemangatkerjabagisemua ABK
yang ada di ataskapal.

38
DAFTAR ISTILAH

CargoSecuringManual : Petunjukpenggunaanperlengkapan
pengamanmuatan (Cargo Securing Devices)
baik yang bersifattetap (fixed) maupun yang
tidaktetap (portable) di kapal yang mana
telahdisediakan di ataskapalsesuaikebutuhan,
terdokumentasibaikmengenainama dan
jenisnyaserta

VehicleVessel : kapalkargo yang


dirancanguntukmengangkutkargoberoda,
sepertimobil, truk,
truksemitrailer,bus,trailer,dangerbongkeretaapi
,yangdigerakkandidalamdandiluarkapal. kapal
di
atasrodamerekasendiriataumenggunakankenda
raan platform, seperti transporter modular self-
propelled. Hal
iniberbedadengankapallift-on/lift-off (LoLo)
yang menggunakan crane untukmemuatdan
membongkarmuatan.

Lashing :
merupakansatumetodepengikatanbarang/cargo
untukkeamanan pada
saatmelaluitransportasilaut, darat, dan
udarasehinggaamansampai ditujuan.

SpanSkrup : alat yang dipergunakanuntukmengaturdan


mengontroltingkatketegangansling.

PlannedMaintenanceSystem : Perawatanterencana yang dilakukansecara


terjadwal / rutintermasuk pada pemeliharaan,
perbaikan dan pengecekansuatuperalatandi
ataskapaluntukmenunjangkelancaranoperasion
al.

Chain Sling : sejenisalat rigging yang biasanya sangat


diandalkandalammengangkatbebanberat.
Rantaislingmempunyaidayatahansangatbaikter
hadapsuhuekstrim, benturan, sinar UV dan
paparanbahankimia.

LashingBelt : peralatanpengikatmuatansejenissabukyang
digunakanuntukmengikatmuatanagaktidakberg
erak, bergeserataubergoyang, dan
berpindahtempat.

WheelChock : irisanbahankokoh yang ditempatkanrapatpada


rodakendaraanuntukmencegahgerakan yang
tidakdisengaja. Chocks
ditempatkanuntukkeamananselainuntukmengat
urrem.
Permukaanbawahterkadangdilapisikaretuntuk
meningkatkancengkeramandengantanah.

BiroKlasifikasiIndonesia : merupakansatu-satunya badanklasifikasi


nasional yang diberikankewenangan oleh
Pemerintah Indonesia
untukmengklasifikasikapalniagaberbendara
Indonesia.

Maker : pabrik yang menciptakan dan


memproduksisuatubarang.

SafetyOfficer : Seorangperwiraataupetugas yang


bertugasmemastikanpekerja di
lingkungankerjasuatuperusahaan agar
terjagakeamanan, keselamatan,
dankesehatannya.
SafetyManagement System : Sistemmanajemenkeselamatandirancang
untukmengelolarisikokeselamatan di
tempatkerja,
keselamatankerjadidefinisikansebagaipenguran
ganrisikoketingkat yang serendahmungkinatau
ALARP untukmencegahorangterluka.

ToolboxMeeting :
merupakansebuahupayauntukmengingatkankep
ada para pekerjatentangpentingnyakesehatan
dan keselamatankerja di area kerja.
Biasanyamateri yang diberikanmelaluitoolbox
meeting
inisifatnyaspesifikkepadalingkungankerja,
dilakukan pada lingkuptempatkerja yang
spesifik dan tidakharusselaludilakukan di
ruang yang khusus.

HistoricalRecordSystem : semuakegiatan yang dicatat dandisimpan


sebagaibuktibahwakegiatantersebuttelahdilaks
anakansesuaidenganproseduratauanjuran yang
telahditetapkan.
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Ship Particular


Lampiran2 Crew List
Lampiran3 FotoKapal KMP
PORTLINK III
Lampiran4 BeritaAcara
Lampiran5 FotoKerusakanMuatanAkibat Alat Lashing Yang
RusakLampiran6 FotoJenis-Jenis Alat Lashing
Lampiran7 Foto ABK Sedang Melakukan LashingMuatan
PELAYARAN NASiONA

REOISTER : JAKARTA
i
oRT : 20$6OT
TYPEOPSHIP : Ro-RoCAR
cMLnTN :PHPT

MAI BUL CNIBP OPPICBB ANT ••ltt t4 MtJVE8€BSR tP93 B 035774


AD1L SLI&VADI SBCONO OP9TCBB AgtT’-EU 14 7MUAJU !PP / tOZ344
,SRI SUWMDI 7HIR0 OBPlCgR , $f"g-Bl IB SBPZBbtBERtPP4 PI
Lampiran 3
BERITAACARA
KM.NURUL NADIA

Fgt\q t/,1ri iili.1‹ I,1s,‹ i‹ii1qq:iI 1 \› .l‹ztifi:iii?()/ 1 Ki» NiirNlNurJiaJan 06 00 It pada seat
y+Nnrrek.an I,aslwy1.‹i y›.z‹J« k‹°.iiJ,ii,«ii› ‹Ji‹l.at»zti1 ‹ mil rrotorri‹hi‹hrJankendaraantruck ISO
fitL^f1 I11F l1v§ ‹II‹1UiI g* I ltLlSI.11l1ll1/ ?4l1 II 1Llf 1t1‹ M n e i›a t›r‹k /\ rr›«atankendaraan kecilyang
parJacsnatJi‹›ii,at‹4L›:an/aimnsii›dalamkondisirusak(2Unitkerelakaan1unitrusak)pada
»aatkela‹1ian telsebr I diatascuacabrrukombakbesardarikanan2.5 meter s/d 3 5 meter dan
oIegai1 kapalantara15 derajat s/d 20 derajatdaritanggal18 januari2021 jam 10.00 It
sampaidenganberitaacara inidibuat.

Demikianberitaacara inikami buatdengansebenarnyauntukdiketahui,


terimakasihataskerjasanlanya

LautJawa, 19 Januari2021
KM.

#JM'!N?S
Vickri undoro
Na koda
Lampiran 5

Karena kondisilaut yang berombaksertakerusakanalat lashing,


muatankapalbergeraksehinggamenabrakmuatanlainnya. Hal inimenyebabkankerusakaan
pada kendaraan yang di muat di ataskapal.
Lampiran 6

Jenis-jenis Alat Lashing di ataskapal KMP PORTLINK III


Lampiran 7

Anak buahkapal (ABK) sedangmelakukan lashing muatan.

Anda mungkin juga menyukai