Anda di halaman 1dari 43

PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE

GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS


KAPAL

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

AMELIA ARIFIANTI

NIT. 05.17.030.2.41/N

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : AMELIA ARIFIANTI

Nomor Induk Taruna : 05.17.030.2.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA

MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut , kecuali tema dan

yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri. Jika pernyataan

diatas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan

oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

Surabaya, 2019

Materai 6000

Amelia Arifianti
NIT. 05.17.030.2.41
iii

PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI

ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI

KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Nama Taruna : AMELIA ARIFIANTI

NIT : 05.17.030.2.41/N

Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Surabaya, 17 Mei 2019

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Damoyanto Purba,M.Pd. Dyah Ratnaningsih,S.S., M.Pd.


Penata (III/c) Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19730919 201012 1 001 NIP. 19800302 200250 2 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

Damoyanto Purba, M.Pd.


Penata (III/c)
NIP. 19730919 201012 1 001
iv

PENGESAHAN PROPOSAL

KARYA ILMIAH TERAPAN


PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE
GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL
Disusun dan diajukan oleh;
Amelia Arifianti
NIT. 05.17.030.2.41/N
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipresentasikan di depan Panitia Ujian KIT


Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal, 20 Juli 2019
Menyetujui:
Penguji I Penguji II Penguji III

Heru Susanto,M.M. Damoyanto Purba, M.Pd. Dyah Ratnaningsih.,S.S., M.Pd.


Pembina (IV/a) Penata (III/c) Penata Tk. I (III/d)
NIP.19110032005021001 NIP. 197309192010121001 NIP. 198003022002502001

Mengetahui :

Kepala Jurusan Nautika

Damoyanto Purba,M.Pd.
Penata (III/c)
NIP.197309192010121001
v

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala

kuasa, dan anugrah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian ini dengan mengambil judul : “PENERAPAN

PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI

KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL”.

Dalam usaha menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini, dengan penuh rasa

hormat setinggi-tingginya dan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, motivasi, bimbingan dan petunjuk serta dorongan yang

sangat berarti bagi penulis. Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini, saya

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya Bapak Heru Susanto, M.M.

2. Ketua Jurusan Nautika Bapak Damoyanto Purba, M.Pd

3. Pembimbing I Bapak Damoyanto Purba, M.Pd

4. Pembimbing II Ibu Dyah Ratnaningsih, S.S., M.Pd

5. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan

program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya.

6. Serta rekan-rekan kelas Nautika B Diploma III yang telah membantu dalam

proses penulisan Karya Ilmiah Terapan ini.


vi

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan

di dalam penulisan proposal ini. Penulis berharap semoga proposal ini dapat

bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Surabaya, 20 Juli 2019

Penulis

Amelia Arifianti
vi

ABSTRAK

AMELIA ARIFIANTI , PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI


ENCLOSED SPACE GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI
ATAS KAPAL. Dibimbing oleh Bapak Damoyanto Purba,M.Mar.M.Pd. dan Ibu
Dyah Ratnaningsih, S.S., M.Pd.
Enclosed space merupakan suatu ruangan tertutup di atas kapal yang
banyak menyebabkan hilangnya nyawa seseorang saat bekerja di dalamnya.
Dengan dasar ini penulis merumuskan tentang apakah prosedur yang ada dapat
mengurangi kecelakaan kerja saat memasuki enclosed space di kapal.
Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang dan perilaku
yang diamati.
Penelitian akan dilakukan pada saat berada di kampus Politeknik
Pelayaran Surabaya dan akan dilanjutkan pada saat melakukan Praktek Layar di
atas kapal (PRALA) untuk mendapatkan data primer melalui riset lapangan.
Penelitian dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa pendekatan terhadap
obyek melalui observasi. Wawancara secara langsung terhadap subyek serta
menggunakan dokumen dan data-data berhubungan dengan enclosed space.

Kata kunci: Penerapan, Enclosed Space, Prosedur Memasuki Enclosed Space


vi

ABSTRACT

AMELIA ARIFIANTI , APPLICATION OF PROCEDURE FOR


ENTERING ENCLOSED SPACE TO REDUCE WORK ACCIDENTS ABOVE
SHIPS. Guided by Mr. Damoyanto Purba, M.Mar.M.Pd. and Mrs. Dyah
Ratnaningsih, S.S., M.Pd.
Enclosed space is a closed room on ship which causes many lives to be
lost when working in it. On this basis the author formulates whether the existing
procedures can reduce work accidents when entering the enclosed space on the
ship.
The method used in this research is a qualitative method that produces
descriptive data in the form of written words from people and observed behavior.
The research will be conducted on the campus of Polytechnic of Sailing
Surabaya and will be continued when conducting Sail Practices aboard (PRALA)
to obtain primary data through field research. Research in this case the authors
collect data in the form of approach to the object through observation. Interviews
directly on subjects and using documents and data relating to enclosed space.

Keywords: Application, Enclosed Space, Procedure For Entering Enclosed Space


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................ii
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL............................................................iii
PENGESAHAN PROPOSAL................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................4
C. BATASAN MASALAH............................................................................4
D. TUJUAN PENELITIAN............................................................................4
E. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................6
A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA...............................................6
B. LANDASAN TEORI.................................................................................6
1. Pengertian Penerapan.............................................................................6
2. Pengertian Kecelakaan Kerja.................................................................7
3. Pengertian Enclosed Space....................................................................7
4. Prosedur Memasuki Enclosed Space...................................................11
C. KERANGKA PENELITIAN...................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................27
A. JENIS PENELITIAN...............................................................................27
B. LOKASI PENELITIAN..........................................................................28
C. JENIS DAN SUMBER DATA................................................................28
D. PEMILIHAN INFORMAN.....................................................................29
E. TEKNIK ANALISIS DATA...................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Entry Tag............................................................................................12


Gambar 2.2 Pengujian Atmosfer............................................................................13
Gambar 2.3 Tanda-tanda peringatan diletakan pada katup dan pusat kendali.......15
Gambar 2.4 Self Contained Breathing Apparatus.................................................15
Gambar 2.5 Jaring Pengaman................................................................................16
Gambar 2.6 Senter Penerangan..............................................................................16
Gambar 2.7 Tandu..................................................................................................16
Gambar 2.8 Meteran Oksigen................................................................................17
Gambar 2.9 Emergency Resusiation......................................................................17
Gambar 2.10 Pengujian atmosfer teratur dilakukan untuk memastikan
lingkungan yang aman...........................................................................................18
Gambar 2.11 Radio Genggam................................................................................19
Gambar 2.12 Helm.................................................................................................20
Gambar 2.13 Sarung Tangan.................................................................................20
Gambar 2.14 Kacamata Safety...............................................................................20
Gambar 2.15 Pelindung Telinga............................................................................21
Gambar 2.16 Senter Penerangan............................................................................21
Gambar 2.17 Safety Shoes......................................................................................21
Gambar 2.18 Baju Pelindung.................................................................................22
Gambar 2.19 Emergency Life Support Apparatus.................................................22
Gambar 2.20 Emergency Escape Breathing Device..............................................23
Gambar 2.21 Meteran Oksigen..............................................................................23
Gambar 2.22 Meteran Oksigen..............................................................................24
Gambar 2.23 Kerangka Penelitian.........................................................................26
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bekerja di kapal mempunyai banyak resiko yang dapat

menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja yang

menyebabkan patah tulang, luka bakar, cacat permanen, hingga hilangnya

nyawa seseorang. Salah satu kecelakaan yang sangat mudah menyebabkan

hilangnya nyawa seseorang adalah saat memasuki ruangan tertutup

(enclosed space).

Enclosed space sendiri adalah suatu tempat atau ruang tertutup di

atas kapal dimana ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus menerus

sehingga udara dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa seseorang.

Bekerja di dalam ruang tertutup mempunyai resiko terhadap keselamatan

dan kesehatan pekerja di dalamnya (Oktarisal, 2012). Oleh karenanya

diperlukan aturan dalam rangka memberikan jaminan perlindungan

terhadap pekerja dan aset lainnya, baik melalui peraturan perundang-

undangan, program memasuki ruang tertutup dan persyaratan ataupun

prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang tertutup.

Seperti diketahui bersama, ruang tertutup (enclosed spaces)

mengandung beberapa sumber bahaya baik yang berasal dari bahan kimia

yang mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap, asap,

debu dan sebagainya. Selain itu masih terdapat bahaya lain berupa

terjadinya oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen yang


2

berlebihan, suhu yang ekstrem, terjebak, maupun resiko fisik lainnya yang

timbul seperti kebisingan, permukaan yang basah/licin dan kejatuhan

benda keras yang terdapat di dalam ruang tertutup tersebut yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja sampai dengan kematian tenaga kerja

yang bekerja di dalamnya.

Banyak kecelakaan fatal mengakibatkan meninggal dunia yang

terjadi terhadap pekerja yang bekerja dalam ruang tertutup tersebut, karena

tidak memahami dan mengindahkan praktek dan prosedur kerja yang

selamat. Sebagian besar dari yang meninggal justru terjadi pada mereka

yang berusaha untuk menyelamatkan teman sekerjanya yang mengalami

kecelakan saat bekerja dalam ruang tertutup tersebut.

Ada banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi di enclosed space di

atas kapal seperti meninggalnya buruh bongkar muat dan tenaga medis di

kapal container Sumiei. Pelabuhan Martapura, Banjarmasin, Kalimantan

Selatan. Pada tanggal 24 Februari 2018. Satu orang mandor bongkar muat

meninggal dikarenakan tidak mau menunggu dan mentaati prosedur

memasuki ruangan tertutup yang telah diinstruksikan oleh Nahkoda kapal.

Tiga orang buruh dan seorang tenaga medis PT Pelindo III (Persero) juga

meninggal saat berusaha menyelamatkan mandor. Lima orang tersebut

terkapar di atas tumpukan muatan setelah memasuki container beberapa

detik dikarenakan kadar oksigen yang ada saat itu masih cukup berbahaya

untuk dimasuki oleh manusia. (KNKT, 2018)

Kecelakaan lain yang terjadi di enclosed space seperti halnya

seorang cadet ditemukan tewas mengambang di dalam tangki BBM


3

setelah melakukan pembuangan air balas untuk menstabilitaskan kapal.

Kejadian tersebut terjadi di kapal Victoria 11 setelah cadet tersebut

terjatuh ke dalam tangki BBM. Cadet tersebut tewas diakibatkan

menghirup zat berbahaya yang terkandung di dalam BBM. (Kompas,

2019)

Satu lagi kecelakaan yang terjadi di dalam enclosed space adalah

tewasnya empat orang ABK saat sedang melakukan perbaikan dan

pembersihan pada bagian bungker kapal BG Maju Lancar di Pelabuhan

Industri Buton di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Satu

orang telah berhasil dievakuasi, sedangkan tiga korban lainnya masih

terjebak di dalam bungker. Nahkoda menjelaskan bahwa keempat ABK

tersebut tewas dikarenakan kekurangan oksigen saat di dalam bungker.

(Kompas, 2019)

Berdasarkan data di atas yang menjelaskan kecelakaan kerja yang

masih sering terjadi di enclosed space hingga mengakibatkan hilangnya

nyawa seseorang. Penyebab terjadinya hilangnya nyawa seseorang

berdasarkan data di atas adalah kekurangan kadar oksigen di dalam ruang

tertutup dan menghirup zat berbahaya yaitu senyawa hidrokarbon yang

bersifat racun, H2O dan CO2, serta CO dan NOX yang sifatnya beracun

sehingga menimbulkan bahaya saat menghirupnya dan menyebabkan

seseorang akan meninggal saat menghirupnya. Dari data tersebut kita

dapat mengetahui betapa pentingnya mentaati prosedur yang ada dalam

memasuki enclosed space.


4

Berdasarkan uraian di atas yang menunjukkan bahwa masih

banyak terjadi kecelakaan yang menyebabkan hilangnya jiwa seseorang di

dalam enclosed space, maka penulis tertarik untuk membuat judul:

“PENERAPAN PROSEDUR MEMASUKI ENCLOSED SPACE

GUNA MENGURANGI KECELAKAAN KERJA DI ATAS

KAPAL”.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan permasalahan:

1. Apakah prosedur memasuki enclosed space sudah diterapkan di atas

kapal?

2. Apakah penerapan prosedur memasuki enclosed space dapat

mengurangi kecelakaan kerja di kapal?

C. BATASAN MASALAH

Agar masalah ini tidak meluas dari pokok permasalahan yang

sebenarnya maka peneliti mengambil batasan masalah yang hanya

memfokuskan apakah prosedur yang sudah ada dalam memasuki ruangan

tertutup sudah cukup aman untuk keselamatan jiwa awak kapal jika

bekerja pada kapal yang akan menjadi tempat praktek layar taruna.

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang

penulis buat adalah:


5

1. Agar peneliti mengetahui apakah prosedur memasuki enclosed space

sudah diterapkan di atas kapal.

2. Agar peneliti mengetahui apakah penerapan prosedur memasuki

enclosed space dapat mengurangi kecelakaan kerja di kapal.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapakan dapat menambah

pengetahuan awak kapal untuk mengutamakan keselamatan dan

mengetahui prosedur dalam memasuki enclosed space.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan dapat berguna dalam keselamatan dan

mengurangi kecelakaan yang terjadi di enclosed space. Serta dapat

meningkatkan pengetahuan awak kapal tentang prosedur keselamatan

memasuki enclosed space.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA


Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang prosedur

memasuki enclosed space di atas kapal. Berikut ini merupakan salah

satu data yang menunjukkan tentang penelitian sebelumnya. Menurut

(Agus Setiawan, 2018) berdasar hasil penelitian kejadian yang di alami

peneliti terlebih dahulu pada makalahnya yang berjudul Analisa

Prosedur Memasuki Rung Tertutup (Enclosed Space) di kapal

MT.Sultan Zulkarnaen kecelakaan yang terjadi di atas kapal tempat

peneliti melaksanakan praktek disebabkan oleh kurangnya pemahaman

awak kapal dalam menggunakan alat-alat keselamatan serta kurangnya

alat keselamatan yang disediakan dan pemahaman penerapan prosedur

memasuki ruang tertutup.

Berdasarkan data di atas telah terbukti jika masih adanya

kecelakaan kerja yang disebabkan karena tidak mematuhi prosedur saat

memasuki enclosed space di atas kapal. Sehingga penulis tertarik

kembali untuk meneliti permasalahan tersebut agar tidak terulang

kembali peristiwa yang sama.

B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Penerapan
Pengertian penerapan adalah pemasangan, pengenaan, perihal

mempraktekkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).


7

Berdasarkan teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa penerapan

adalah mempraktekkan atau cara melaksanakan sesuatu berdasarkan

sebuah teori yang seharusnya dapat dilakukan juga di atas kapal dalam

penerapan prosedur memasuki enclosed space dengan benar.

2. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja (Wibisono, 2013) adalah peristiwa yang tidak

diharapkan dan tidak terduga.Setiap kecelakaan adalah

kerugian.Kerugian dapat terjadi pada tenaga kerja yang bersangkutan,

teman sekerjanya, perusahaan dan mungkin lingkungan yang lebih

luas.Kerugian yang terjadi dapat bersifat tidak manusiawi, merupakan

pemborosan, tidak efisien dan tidak produktif.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

setiap kecelakaan kerja merupakan peristiwa yang tidak diinginkan

yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak direncanakan yang bisa saja

terjadi pada saat memasuki enclosed space di atas kapal jika tidak

dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.

3. Pengertian Enclosed Space

Enclosed space adalah suatu tempat atau ruang tertutup dimana

ruangan tidak terdapat ventilasi secara terus menerus sehingga udara

dalam ruangan tersebut berbahaya bagi jiwa manusia. (Oktarisal,

2012)

Menurut (Amri AK), ruang tertutup (enclosed space) adalah

ruangan yang mempunyai karakter-karakter sebagai berikut:


8

a. Konstruksi ruangan yang mencukupi untuk seseorang

memasukinya dan melakukan pekerjaan di dalamnya.

b. Berakses keluar masuk terbatas.

c. Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan terus menerus.

Ruang yang termasuk enclosed space yaitu :

a. Cargo tank.

b. Ballast tank.

c. Fuel tank.

d. Water tank.

e. Lubricating oil tank.

f. Slop tank.

g. Sewage tank.

h. Cofferdam.

i. Void space.

j. Inert gas scrubbers,water seals.

k. Boiler.

l. Main engine crankcase.

m. Ceruk Rantai.

n. Pipa / ducting.

o. Sewer.

p. Hopper.

q. Bunker.

r. Lubang dengan kedalaman min. 1.5 m.


9

Beberapa potensi bahaya bekerja di dalam enclosed space (ruang

tertutup) adalah :

a. Kekurangan / kelebihan oksigen

Kadar oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5 ~

23.5%.

Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi

atau perpindahan oksigen selama :

1) Proses pembakaran zat yang mudah terbakar.

2) Proses bakterial (proses fermentasi).

3) Reaksi kimia.

Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan,

hal-hal yang perlu dihindari :

1) Jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi.

2) Jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang

terbatas.

b. Bahan mudah terbakar dan meledak

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan :

1) Oksigen.

2) Gas / uap / debu yang mudah terbakar.

3) Sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan

proses penggerindaan).
1

c. Bahan beracun

Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3,

CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan,

penggerindaan, dll.

d. Perangkap

Harus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan

yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya

tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulu

e. Struktur dan konfigurasi ruang

Beberapa enclosed space mempunyai konfigurasi ruang yang

menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh,

permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang

tidak memadai.

f. Sumber-bahaya lain

Beberapa bahaya lain yang bersumber dari :

1) Bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum

dimatikan.

2) Bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik

yang tidak sesuai.

Enclosed space (ruang tertutup) dikasifikasikan menjadi:

a. Ruang tertutup dengan kondisi tidak berbahaya, adalah suatu ruang

yang dikategorikan sebagai ruang terbatas tetapi tidak mengandung

potensi bahaya.
1

b. Ruang tertutup dengan kondisi bahaya yang dapat dikurangi atau

dihilangkan, adalah kondisi suatu ruang tertutup dengan potensi

bahaya tetapi dengan tindakan-tindakan tertentu, potensi bahaya

tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan.

c. Ruang tertutup dengan kondisi bahaya tidak dapat dihilangkan,

adalah kondisi ruang tertutup dengan potensi bahaya tidak dapat

dihilangkan sama sekali, sehingga ketika suatu pekerjaan harus

dilakukan di dalamnya, pekerja harus dilengkapi dengan peralatan

keselamatan kerja khusus.

4. Prosedur Memasuki Enclosed Space

Sebelum memasuki ruang tertutup, suatu penilaian harus dilakukan

kepada ruangan ruangan tersebut oleh seseorang yang berwenang dan

bertangung jawab.

Adapun prosedur yang perlu di lakukan untuk memasuki ruang

tertutup adalah sebagai berikut (IMO, 2011) :

a. Memastikan bahwa ruangan tertutup yang akan dimasuki sudah

memenuhi syarat.

Di atas kapal pasti ada ruang tertutup, tapi tidak semua dari

ruang tertutup tersebut dapat dimasuki oleh awak kapal. Ruang

tertutup tersebut juga memiliki beberapa persyaratan untuk awak

kapal agar dapat memasukinya.


1

Gambar 2.1 Entry Tag

Sumber : Shipowners Club

b. Memastikan ventilasi yang terdapat pada ruang tertutup.

Sebelum memasuki ruang terturup, seluruh akses harus dibuka

setidaknya satu pintu masuk yang dibuka pada setiap ujung

ruangan yang terkait. Pergantian udara harus dimulai minimal 24

jam sebelum ruang dapat dimasuki.

Pergantian udara dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini,

walaupun akan lebih baik untuk menggunakan bentuk-bentuk

mekanik:

1) Di laut / pelabuhan – normalnya dapat menggunakan

pertukaran udara alami, kecuali kapal dilengkapi dengan

peniup angin mekanis portable atau kipas angin. Perukaran

udara alami dapat dibantu dengan menggunakan layar atau

kain (cowls) untuk mengarahkan aliran udara kedalam

ruangan.
1

2) Di galangan kapal – pada keadaan normal, pertukaran udara

akan melibatkan peniup udara mekanik portable atau kipas

angin yang disediakan oleh galangan kapal.

c. Menguji atmosfer yang berada dalam ruang tertutup hingga

dinyatakan aman.

Sebelum memasuki ruang tertutup, atmosfer di dalam ruangan

harus diuji. Pada keadaan normal, alat yang dibutuhkan adalah

penganalisa kadar oksigen dan sebuah pengukur gas yang mudah

terbakar yang mengukur batas ledak yang lebih rendah (batas

mudah terbakarnya lebih rendah) dari gas pada campuran udara.

Pengujian atmosfer hanya akan dilakukan oleh personil yang

terlatih khusus. Instruksi-instruksi dari pabrikan harus dipatuhi. Di

dalam “IMO Resolution A.1050 (27) menyatakan bahwa untuk

dapat dimasuki, angka pada meteran kadar oksigen harus

menunjukan volume oksigen stabil sebesar 21%.

Gambar 2.2 Pengujian Atmosfer

Sumber : Shipowners Club


1

d. Memastikan bahwa ruang tertutup telah siap untuk dimasuki.

Sebelum melakukan operasi, orang yang berwenang

berkewajiban untuk menilai area yang berpotensi bahaya.Hal yang

perlu diperhatikan sebelum memasuki ruang tertutup:

1) Kurangnya pertukaran udara/ventilasi.

2) Bahaya yang terkait dengan lingkungan dari ruang yang

dimasuki, misalnya ruang kargo, kargo apa yang diangkut

terakhir dan dijelaskan bahaya-bahaya yang terkait dengan

tipe-tipe kargo khusus.

3) Temperatur / suhu dari ruang tertutup.

4) Setiap mesin atau elemen-elemen pekerjaan yang dapat

menimbulkan bahaya kepada orang yang memasuki ruangan

itu, seperti:

a) Katup yang mungkin harus dikosongkan / diamankan pada

posisi tertutup (misalnya, diikat dengan tali atau bisa

diamankan dengan rantai dan gembok).

b) Tanda-tanda peringatan harus diletakan pada elemen-

elemen pengendali yang mengoperasikan mesin/peralatan

pada ruang terkait untuk mengingatkan personil dari

proses masuk yang sedang berlangsung.

c) Mesin harus di non-aktifkan sementara dengan melepas

sekering dan pemutus gelombang untuk mencegah

kecelakaan penggunaan.
1

Gambar 2.3 Tanda-tanda peringatan diletakan pada katup dan pusat kendali.

Sumber : Shipowners Club

e. Memastikan ketersediaan peralatan penyelamatan dan resusitasi

yang memadai pada pintu masuk ruang tertutup.

Secara khusus, pada kapal tangker dan kapal-kapal lainnya

yang mengangkut produk-produk yang mudah terbakar, seluruh

peralatan haruslah tipe yang disetujui (dan harus tahan terhadap

percikan saat dibutuhkan) dan untuk mempercepat proses

penyelamatan, merupakan tindakan yang bagus untuk meletakan

peralatan keselamatan pada pintu masuk menuju ruangan.

Peralatan-peralatan tersebut termasuk:

1) SCBA (Self Contained Breathing Apparatus (’Alat Bantu


Pernafasan’)) dengan silinder cadangan yang terisi penuh.

Gambar 2.4 Self Contained Breathing Apparatus


1

2) Menggunakan jaring pengaman dan penyelamatan. Jaring


pengaman harus memiliki panjang dan kekuatan yang sesuai
dan dapat dilepaskan bila terjadi belitan.

Gambar 2.5 Jaring Pengaman

3) Senter penerangan.

Gambar 2.6 Senter Penerangan

4) Tandu.

Gambar 2.7 Tandu


1

5) Penganalisa Gas, meteran oksigen.

Gambar 2.8 Meteran Oksigen

6) Peralatan Resusitasi.

Gambar 2.9 Emergency Resusiation

Sumber : Shipowners Club


f. Adanya orang yang cukup berpengalaman pada pintu masuk.

Sebelum dan pada saat inspeksi ruang tertutup, penting sekali

untuk memastikan bahwa petugas yang ditunjuk atau anggota dari

pekerja bersiap jaga di seluruh pintu masuk. Dalam situasi apapun,

orang yang berjaga dan siap siaga sampai pekerja yang memasuki

ruang tertutup keluar dengan selamat.


1

Gambar 2.10 Pengujian atmosfer teratur dilakukan untuk memastikan


lingkungan yang aman.

Sumber : Shipowners Club

g. Menyediakan alat komunikasi yang digunakan untuk memasuki


enclosed space.
Sarana komunikasi sangat dibutuhkan dalam memasuki enclosed

space, alat komunikasi tersebut disediakan untuk masing-masing

pekerja yang memasuki enclosed space maupun pekerja yang berjaga

pada akses pintu masuk dan juga ahli yang diberikan kewenangan /

orang yang bertanggung jawab atau seluruh orang yang terkait dalam

ruang mesin. Alat komunikasi telah ditetapkan sebelum memasuki

enclosed space dan diuji dengan frekuensi / waktu yang telah diatur

sebelumnya disetujui antara pihak untuk memastikan berjalannya

komunikasi.

Komunikasi dilakukan dengan menggunakan sarana yang tepat,

dengan menggunakan radio genggam yang mudah digunakan

dimanapun.
1

Gambar 2.11 Radio Genggam

h. Memastikan ketersediaan akses yang aman dan pencahayaan yang


memadai.
Pencahayaan yang sesuai dan memadai harus dipasang sejauh

mungkin dan bilamana memungkinkan. Seluruh kemungkinan akses

yang dilalui harus dibuka untuk menambah pertukaran udara / ventilasi

dan cahaya. Orang-orang yang memasuki ruang tertutup dimana ada

kemungkinan atmosfer yang berpotensi memiliki daya ledak, harus

dibekali dengan alat yang aman secara intrinsik.

i. Memakai alat perlindungan diri untuk memasuki ruangan tertutup.

Merupakan hal yang penting untuk menilai setiap operasi

memasuki ruang tertutup dengan dasar kasus per kasus sebagai jenis

perlengkapan yang dibutuhkan, akan bergantung kepada keadaan pada

saat itu.

Perlengkapan dasar dapat meliputi:


2

1) Helm.

Gambar 2.12 Helm

2) Sarung tangan.

Gambar 2.13 Sarung Tangan

3) Kacamata / pelindung mata.

Gambar 2.14 Kacamata Safety


2

4) Pelindung telinga.

Gambar 2.15 Pelindung Telinga

5) Senter.

Gambar 2.16 Senter Penerangan

6) Safety shoes.

Gambar 2.17 Safety Shoes


2

7) Baju pelindung.

Gambar 2.18 Baju Pelindung

8) ELSA (Emergency Life Support Apparatus), EEDB (Emergency


Escape Breathing Device) atau alat bantu bernafas lainnya.

Gambar 2.19 Emergency Life Support Apparatus

Sumber : Shipowners Club


2

Gambar 2.20 Emergency Escape Breathing Device

Sumber : Shipowners Club

9) Oksigen portable / meteran oksigen.

Gambar 2.21 Meteran Oksigen

Disarankan bagi personil yang memasuki ruang tertutup utuk

menyediakan penganalisa kadar oksigen portable.

Alat ini didesain untuk digunakan selama berada di dalam ruang

tertutup untuk memonitor kadar oksigen dalam atmosfer secara terus-

menerus. Jika level oksigen berada di bawah nilai standar, normalnya

19,5%, alarm suara, visual dan getaran yang jelas akan menyala untuk

menunjukan bahwa ruangan harus segera dievakuasi secepatnya.


2

Monitor ini dapat dijepitkan pada pakaian kerja pengguna dan

karena alat ini bekerja secara pasif, tidak ada tindakan lanjutan yang

dibutuhkan dari pengguna. Jika tersedia, peralatan ini harus

dimanfaatkan pada seluruh ruang tertutup yang dimasuki.

Gambar 2.22 Meteran Oksigen

Sumber : Shipowners Club

j. Memastikan bahwa orang yang memasuki enclosed space sudah

memiliki ijin kerja.

Ijin kerja harus diselesaikan untuk setiap dan masing-masing

pekerjaan yang memasuki ruang tertutup. Yang fungsinya sebagai

cheklist dan catatan bahwa seluruh pengukuran yang diperlukan, telah

dilakukan dengan benar untuk memasuki ruang tertutup yang

dimaksud. Ketika mengisi formulir, orang yang bertanggung jawab

harus mengalokasikan periode waktu untuk berlakunya ijin, tidak

boleh melebihi dari 24 jam. Sebuah salinan dari ijin tersebut harus

diletakan diluar tempat pemasukkan. Pada saat habis masa berlaku ijin

tersebut, seluruh orang harus meninggalkan ruangan dan tidak boleh

masuk kembali hingga ijin lainnya telah dikeluarkan.

Poin-poin tambahan dapat ditambahkan secara khusus untuk ruang

yang sedang dimasuki sebagaimana dibutuhkan:


2

1) Lokasi, jenis pekerjaan, rincian pekerja yang berpartisipasi,

dibawah arahan orang yang berwenang, periode validitas dari ijin

dan petugas yang mengijinkan.

2) Melakukan pertukaran udara dan konfirmasi bahwa pertukaran

udara terus menerus sedang dalam proses.

3) Atmosfer ruang tertutup telah diuji.

4) Mengidentifikasi dan mengisolasi hal-hal yang berpotensi bahaya

sebagaimana mestinya.

5) Peralatan penyelamatan dan resusitasi diletakan dalam kotak

darurat (penting untuk diingat bahwa saat menggunakan alat bantu

pernafasan pada tekanan situasi darurat, konsumsi udara pengguna

akan meningkat dengan pesat dan durasi dari ketersediaan udara

terus berkurang).

6) Menguji peralatan, konfirmasi bahwa mereka merupakan jenis

yang diterima/disetujui dan bahwa orang-orang yang

menggunakannya adalah orang-orang yang kompeten.

7) Pencahayaan ruang dan akses jalan sejauh mungkin.

8) Menyiapkan sistem komunikasi yang sesuai antara seluruh pihak

yang terlibat.

9) Menempatkan orang yang ditunjuk pada akses jalan.

10) Seluruh orang yang terlibat menggunakan peralatan keselamatan

pribadi yang benar dari jenis-jenis yang disetujui.

11) Ijin kerja telah diselesaikan dan ditandatangani oleh seluruh pihak

terkait.
2

C. KERANGKA PENELITIAN

Gambar 2.23 Kerangka Penelitian

Prosedur memasuki enclosed space

Kelemahan Identifikasi

Kurangnya pengetahuan ABK dan Crew kapalMasih


mengenai
banyaknya
prosedur
kecelakaan
memasukiyang
enclosed
terjadispace
saat memasuki enclosed space di

Cara mengatasinya

pengarahan kepada ABK maupun Crew kapal di atas kapal agar memahami tentang prosedur yang benar dalam memasuki e
2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-

langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna

mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-

pernyataan tertentu. Proposal ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif.

Menurut (Suryabrata, 2018), Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan

lain-lain. Sehingga metode penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji

ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

Pada umumnya penelitian merupakan refleksi keinginan untuk

memperoleh dan mengembangkan pengetahuan yang merupakan

kebutuhan dasar manusia sehingga menjadi motivasi untuk melakukan

penelitian. Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi serta

mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan

selanjutnya dianalisis.
2

B. LOKASI PENELITIAN

1. Waktu

Untuk mendapat data-data informasi yang sehubungan dengan

permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini, penulis telah

melakukan penelitian yang dilaksanakan selama penulis melaksanakan

pendidikan di Politeknik Pelayaran Surabaya sampai dengan

melaksanakan Praktek Laut (PRALA) selama 1 tahun.

2. Tempat

Sedangkan tempat untuk penelitian dilakukan adalah diatas kapal

pada saat penulis melakukan Praktek Laut (PRALA).

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang

penting karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses

penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari

perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus

sesuai tujuan penelitian.

Menurut (Sarwono, 2006), menjelaskan data dalam penelitian

dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau

pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun

dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau

dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek
2

penelitian atau objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai

sarana mendapatkan informasi ataupun data.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita

tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh

dengan mudah dan cepat. Karena sudah tersedia, misalnya di

perpustakaan, organisasi perdagangan, Biro Pusat Statistik dan kantor-

kantor pemerintah. Beberapa pertimbangan dalam mencari data

sekunder :

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah

ditentukan sebelumnya.

b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan dalam

jumlah tetapi pada kualitas dan kesesuaian, oleh karena itu harus

selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya.

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data

primer, oleh karena itu keduanya saling digunakan sebagai

sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian.

D. PEMILIHAN INFORMAN

Untuk melakukan pembahasan dalam karya tulis ini diperlukan data-

data dan informasi yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan agar

dapat diolah dan disajikan menjadi suatu gambaran dan pandangan yang

benar. Untuk mengolah data praktisi, diperlukan data teoritis untuk

menyusun karya tulis ini dapat terkumpul, maka penulis menggunakan

teknik pengumpulan data yang berupa :


3

1. Observasi

Dalam teknik ini penulis akan melakukan pencarian dari berbagai

sumber yang ada secara langsung dan akan mengumpulkan data-data

dan informasi yang sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di

kapal, sehingga penulis dapat menilai apakah sudah diterapkannya

prosedur memasuki enclosed space di atas kapal.

2. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan informasi dan data dengan menggunakan

wawancara atau dialog dengan narasumber yang ada yaitu kepada para

Perwira di atas kapal mulai dari Nahkoda (Captain), para perwira

maupun seluruh kru kapal terkait dengan prosedur memasuki enclosed

space di atas kapal, dimana penulis melaksanakan Praktek Layar

(PRALA) nantinya.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang

dibuat dengan pengambilan gambar atau foto mengenai enclosed space

di atas kapal dimana penulis melakukan Praktek Layar (PRALA)

nantinya.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Kegiatan analisis data menurut (Moleong, 2006) proses mengatur

urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar.
3

Menurut (Sarwono, 2006), prinsip pokok teknik analisis kualitatif

ialah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang

sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Dalam hal ini

seluruh data dari hasil penelitian diperoleh, dilaksanakan teknik analisa data.

Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis menggunakan tiga

macam metode analisa data (Moleong, 2006) :

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang telah

tersusun secara terpadu dan mudah dipahami yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil suatu

tindakan.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik simpulan merupakan kemampuan peneliti dalam

memyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses

penelitian.
3

DAFTAR PUSTAKA

Amri AK. Pengetahuan Umum Tentang Ruang Tertutup (Enclosed Space):


https://www.proxsisgroup.com/pengetahuan-umum-tentang-ruang-
terbatas-confined-space/

Ardhana dalam Lexy J. Moleong. (2016, Novenber 25). Pengertian Analisis Data
Menurut Ahli. Retrieved from Metodologi Penelitian:
https://metlitblog.wordpress.com/2016/11/25/pengertian-analisis-data-
menurut-ahli/

Badudu, J., & Zain, S. M. (1996). Pengertian Penerapan.

IMO. (2011, November 30). International Maritime Organization. Resolution


A.1050(27):
http://www.imo.org/en/KnowledgeCentre/IndexofIMOResolutions/Assem
bly/Documents/A.1050(27).pdf

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasan Indonesia. Balai
Pustaka.

KNKT. (2018, Februari 24). Meninggalnya Buruh Bongkar Muat dan Tenaga
Medis di Kapal Sumiei. Retrieved from Komite Nasional Keselamatan
Transportasi Republik Indonesia:
https://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2018/FINAL
%20KNK T-18-02-07-03%20SUMIEI.pdf

Kompas. (2019, 01 14). ABK Kapal Tanker Tewas Setelah Terjatuh ke Dalam
Tanki BBM: https://regional.kompas.com/read/2019/01/14/17121291/abk-
kapal-tanker-tewas-setelah-terjatuh-ke-dalam-tangki-bbm

Kompas. (2019, 04 19). 4 ABK Tewas Terjebak saat Membersihkan Bungker


Kapal: https://regional.kompas.com/read/2019/04/19/18354041/4-abk-
tewas-terjebak-saat-membersihkan-bungker-kapal

Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Oktarisal. (2012, Juni 03). Jejak Langkah. Enclosed Space (Ruang Tertutup):
http://oktarisal.blogspot.com/2012/06/enclosed-space-ruang-terbatas.html

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Setiawan, A. (2018, Mei). Analisa Prosedur Memasuki Ruang Terturup (Enclosed


Space) Di Kapal MT.Sultan Zulkarnaen: http://e-
lib.polnes.ac.id/file/20180828104127.pdf
3

Shipowners Club. Enclosed Space Entry. Mei 1, 2019, Shipwonersclub:


https://www.shipownersclub.com/media/enclosed-space-entry-bahasa.pdf

Suryabrata, S. (2018). Metodologi Penelitian. Rajawali Pers.

Wibisono, B. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian


kecelakaan kerja.
http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/abstrak/13981.pdf

Anda mungkin juga menyukai