Anda di halaman 1dari 14

METEOR

JURNAL PENELITIAN ILMIAH


SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

OPTIMALISASI KETERAMPILAN CREW DECK DALAM


PELAKSANAAN TANK CLEANING (TC) GUNA TERCAPAINYA
TANGKI YANG SIAP MUAT DI MT. GRIYA ASMAT
RENTA NOVALIANA
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta
Jl. Marunda Makmur No.1 Cilincing, Jakarta Utara. Jakarta 14150

Abstrak
Untuk kelancaran pengoperasian kapal, khususnya kegiatan bongkar muat dan tank cleaning,
dibutuhkan adanya personil operasional lapangan. Dalam hal ini akan difocuskan pada pelaksanaan
tank cleaning. Dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman dalam proses tank cleaning. Chief Officer
merupakan salah satu crew kapal yang paling bertanggung jawab dalam operasional lapangan ini.
Dalam pelaksanaan lapangan, seluruh crew diwajibkan memahami pelaksanaan tank cleaning. Tujuan
dari penelitian ini yaitu mengetahui tentang cara meningkatkan keterampilan crew kapal dalam
pelaksanaan tank cleaning sehingga berjalan dengan baik dan benar. Dalam artikel ini dituliskan
penyebab terkendalanya proses tank cleaning adalah kurangnya pengetahuan crew dalam proses tank
cleaning dan kurangnya perawatan peralatan tank cleaning. Terkendalanya proses tank cleaning
dalam berpengaruh dalam operasional kapal, kualitas cargo, bahkan dapat mengakibatkan kapal akan
Off-Hire

Kata Kunci : Kandasnya Kapal, Cycle Time

1. PENDAHULAN Oleh sebab itu, Indonesia sangat


membutuhkan kapal tanker sebagai moda
1.1 Latar Belakang transportasi laut yang mampu menjangkau dari
Tanker adalah kapal yang dirancang untuk
Sabang sampai Merauke guna tercapainya
membawa kargo minyak cair dalam tangki,
termasuk pembawa kombinasi ketika digunakan masyarakat yang adil dan makmur,
untuk tujuan ini.1 Di Indonesia, peran Pertamina kesejahteranaan rakyat Indonesia, maka
untuk menghasilkan dan mengolah migas dari Pemerintah bertanggung jawab untuk memenuhi
ladang-ladang minyak serta menyediakan kebutuhan  sembilan jenis kebutuhan pokok
kebutuhan bahan bakar dan gas di masyarakat menurut Keputusan Menteri
Indonesia. Pertamina kini memiliki 6 kilang yang Perindustrian dan Perdagangan Nomor
jika dijumlah kapasitas produksinya hanya 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998.
mencapai 800 ribuan per hari. Ini jauh di bawah Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan
tingkat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) membahas terkait kapal Tanker tempat penulis
nasional yang bisa mencapai 1,3 juta barel per melakukan penelitian bernama MT. Griya Asmat
hari. dengan IMO No: 9170614, merupakan Tanker
Minyak Produk (Oil Product Tanker) atau dikenal
dengan istilah Minyak Putih (Clean Produck)
1
ISGOTT Fourth edition 1996, Definitions page XXI yang dibangun tahun 1999 dan berlayar dibawah
1
bendera Indonesia. Kapasitas angkutnya adalah Pelaksanaan TC di mulai dengan mengeringkan
18.144 DWT dengan Draft 5,2 meter dan Panjang (draining) cargo line dari sisa-sisa muatan
Kapal (LOA) adalah 158 meter dan Lebar Kapal didalam cargo line dan dilakukan super stripping
(LBP) adalah 27,3 meter. pada semua cargo tank kurang lebih 9 jam.
Clean product adalah produk minyak yang Selanjutnya dilakukan gas free semua cargo tank
ringan seperti avtur, bensin, minyak tanah, dan dan cargo line selama kurang lebih 13 jam.
solar. Tanki pada Oil Product Tanker dilapisi Setelah nanti dinyatakan gas free, barulah dapat
bahan khusus (coating) untuk mencegah korosi dilakukan pembersihan pada dasar (sweeping)
dan harus selalu dibersihkan terlebih dahulu tangki dari residu yang tertinggal.
sebelum pemuatan. Jenis tanker ini umumnya Bila hal ini dilakukan dengan baik dan benar,
memiliki sistem pemisah sehingga dapat memuat maka akan timbul hal-hal yang dapat
jenis minyak yang berbeda tanpa resiko menimbulkan kerugian terhadap perusahaan atau
bercampur. Clean product tanker dapat pihak pencharter, seperti muatan yang
mengangkut minyak hitam (dirty product) terkontaminasi, keterlambatan memuat karena
(kecuali jenis yang paling berat), sedangkan dirty cargo tank yang tidak siap dan lain sebagainya.
product tanker tidak dapat memuat clean product. Untuk itu pada penyusunan skripsi ini, penulis
Clean product tanker adalah jenis kapal yang tertarik untuk membahas tentang penanganan
sensitive terhadap muatannya, maka bila tangki pelaksanaan TC diatas kapal agar dapat
yang sebelumnya akan dimuati dengan muatan dilaksanakan dengan baik guna tidak terjadinya
yang beda, maka tangki tersebut haruslah keluhan dari Pencharter kapal. Berdasarkan latar
melakukan pembersihan tangki (Tank Cleaning/ belakang tersebut, penulis tertarik untuk
TC). TC yang dilakukan berbeda-beda mengangkat dalam penulisan skripsi dengan judul
pelaksanaannya sesuai dengan jenis muatan baru
yang akan dimuat nanti. OPTIMALISASI KETERAMPILAN CREW
Pelayaran jenis kapal ini sangat pendek jarak DECK DALAM PELAKSANAAN TANK
pelayarannya dan singkat dalam proses bongkar CLEANING GUNA TERCAPAINYA TANGKI
muat yang dilakukan, sehingga terkadang waktu YANG SIAP MUAT DI MT. GRIYA ASMAT
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan TC tidak
cukup sampai tangki cargo dinyatakan Gas Free.
Gas free adalah ruang cargo, kompartemen, 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
atau wadah bebas gas ketika udara segar yang a. Tujuan Penelitian
cukup telah diperkenalkan ke dalamnya untuk 1) Guna optimalisasi keterampilan crew deck
menurunkan tingkat gas yang mudah terbakar, dalam pelaksanaan TC di kapal tanker;
beracun, atau inert yang diperlukan untuk tujuan 2) Untuk mengidentifikasi permasalahan terkait
tertentu, misalnya pekerjaan berbahaya (hot work) dengan penerapan Pedoman Manajemen
sekitar tangki (seperti pekerjaan mengelas atau Kapal terhadap Penanganan muatan kapal
pelistrikan) atau memasuki tangki, dan lain-lain. tangki minyak di kapal tanker;
Selain itu tangki juga dipastikan dari sisa residu 3) Untuk mengetahui penyebab kurangnya
muatan sebelumnya. Hal ini sangat menjadi keterampilan crew deck dalam pelaksanaan
perhatian di jenis kapal ini, karena bila tangki TC.
yang akan di muati jenis muatan baru tidak bebas 4) Untuk mencari penyebab terjadinya
dari gas sebelumnya (Gas Free), maka akan penolakan Notice Of Readiness (NOR) oleh
terjadi kontaminasi muatan dan muatan baru Loading Master sebagai perwakilan dari
tersebut akan rusak dan merubah berat jenis pihak pencharter.
muatan tersebut. 5) Sebagai laporan akhir guna kelulusan
Gas free dinyatakan dengan alat bernama Penulis.
Oxygen analyser/meter yaitu sarana untuk
menentukan persentase oksigen dalam sampel
atmosfer yang diambil dari tangki, pipa atau b. Kegunaan Penelitian
kompartemen2. 1) Teoritis
Kejadian pada saat kapal selesai bongkar di - Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan
Pelabuhan Makassar menuju Pelabuhan wawasan yang dapat menjadi sumber
Balikpapan dengan jarak ± 343 NM (Nautical referensi dalam dunia maritim dalam
Mile) dengan Kecepatan Kapal 12 Knot (NM/jam) mempersiapkan ruang muat yang baik,
ditempuh dengan waktu ± 28 jam 35 menit. efisien dan tepat.
- berguna untuk para junior, para perwira dan
2
ISGOTT Fourth edition 1996, Definitions page XIX anak buah kapal, serta perusahaan pelayaran.
2
2) Praktisi suatu kerangka pemikiran dalam merumuskan
Sebagai motivasi dan masukan untuk crew pemecahan masalah.
deck dalam mengatasi kurang siapnya ruang
muat guna menghindari terjadinya Bab III : Metode Penelitian
keterlambatan dalam proses memuat. Dalam bab III, penulis memberikan
informasi kepada pembaca akan waktu dan tempat
1.3 Perumusan Masalah dilaksanakannya penelitian, metode pendekatan
Dari beberapa masalah yang ada terkait dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
dalam proses pelaksanaan TC diatas kapal tanker, Terdapat pula subjek penelitian yang menjadi
maka penulis memilih perumusan masalah fokus penulis melakukan penelitian, serta
didalam penelitian ini antara lain: menjelaskan teknik analisis yang digunakan pada
1) Bagaimana meningkatkan optimalisasi data yang didapat dari hasil penelitian.
keterampilan crew pada saat pelaksanaan TC
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
di atas kapal tanker?
Dalam bab IV, penulis mengungkapkan
2) Usaha melengkapi alat – alat TC yang belum
fakta-fakta yang terjadi dalam proses penelitian
memadai dan sudah tidak layak di gunakan
dalam sebuah deskripsi data. Fakta-fakta tersebut
diatas kapal tanker?
nantinya akan dianalisis dan dibandingkan denga
teori-teori yang didapat. Kemudian penulis
1.4 Pembatasan Masalah memberikan beberapa alternatif pemecahan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, masalah yang akan dievaluasi, sehingga didapat
maka penulis menetapkan pembatasan masalah suatu solusi yang dianggap paling baik dari
dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut: masalah yang diangkat dalam penulisan skripsi
1) Upayah mengoptimalisasi keterampilan crew ini.
dalam pelaksanaan TC guna tercapainya
pelaksanaan memuat Avtur di MT. Griya Bab V : Penutup
Asmat; Dalam bab V, penulis memberikan
2) Peralatan TC yang kurang memadai di MT. kesimpulan tentang sebab-sebab terjadinya
Griya Asmat penolakan kesiapan ruang muat dalam melakukan
proses pemuatan pada kapal MT. Griya Asmat
1.5 Sistematika Penulisan dan menyimpulkan solusi-solusi untuk
Agar hasil dari penulisan skripsi ini dapat mengatasinya, serta memberikan beberapa saran
tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, bagi beberapa pihak berdasarkan solusi yang
maka penulis mencoba untuk menyajikan uraian didapat dari pembahasan masalah yang diangkat
dengan sistematika yang diharapkan dan dapat pada skripsi ini.
dengan mudah dipahami. Pada penulisan skripsi
ini dikelompokkan menjadi lima bab, yang mana
antara bab yang satu dengan yang lain saling 2. Landasan Teori
berkaitan dan tidak terpisahkan. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini adalah:
2.1 Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Optimalisasi
Bab I : Pendahuluan Optimalisasi dengan kata dara optimal.
Dalam bab I, penulis menguraikan latar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
belakang dilakukannya penelitian terhadap arti kata optimalisasi adalah pengoptimalan.
masalah yang diangkat dalam skripsi ini. Pengoptimalan memiliki arti proses, cara,
Kemudian dilakukan suatu identifikasi dan perbuatan mengoptimalkan (menjadi paling baik,
pembatasan terhadap masalah tersebut. Setelah paling tinggi dan sebagainya). Sedangkan kata
dibatasi, dibuat suatu perumusan masalah yang Optimal memiliki arti terbaik, tertinggi, paling
nantinya menjadi dasar penulisan skripsi, serta menguntungkan. Jadi, optimalisasi adalah suatu
dijelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian proses, cara paling menguntungkan untuk mencari
tersebut. Dan juga terdapat sistematika penulisan solusi dari beberapa masalah.
pada skripsi yang dibuat oleh penulis. Dalam penelitian ini, yang dijadikan untuk
menjadi lebih baik dan maksimal adalah tugas
Bab II : Landasan Teori pokok crew kapal dalam pelaksanan TC. Tugas
Dalam bab II, penulis akan menguraikan pokok dan fungsi crew kapal pada hakikatnya
teori-teori yang mendukung penelitian ini, serta merupakan mandat perusahaan sehingga upaya
membandingkan teori yang lain, sehingga didapat pengembangan kapasitas crew kapal menjadi
perhatian yang sangat penting agar crew kapal
3
menjadi crew yang berdaya dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dengan optimal diatas c. Prosedur TC
kapal. Sesuai dengan Pedoman Manajemen di kapal
Berdasarkan Standards of Training, MT. Griya Asmat Cuci tangki harus selalu
Certification and Watchkeeping for Seafarers dikerjakan mengikuti petunjuk yang digariskan di
(STCW) 1995: 1 August 1998 If you started your dalam buku ISGOTT (International Safety Guide
sea-going career (sea-going service or maritime for Oil Tanker and Terminal) dan TC Guide
education training) after 1 August 1998, your Book.
training and certification must be in full Berdasarkan ISGOTT edisi keempat (1996)
compliance with STCW-95 requirements. Bab 9 tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan
Seafarers who began their seafaring career TC dan gas freeing antara lain:
before 1 August 1998 have until February 2002 to 1) Pengawasan dan Persiapan
comply with STCW-95 requirements. a) Pengawasan.
b. Pengertian Keterampilan Petugas yang bertanggung jawab harus
Dalam KBBI kata keterampilan adalah mengawasi semua operasi TC dan gas freeing;
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Bila dalam b) Persiapan.
kamus Oxford sebagai berikut, kata Competent Baik sebelum dan selama pelaksanaan TC
[ˈkämpədənt] is The ability to do something dan gas freeing, Mualim Jaga harus yakin bahwa
successfully or efficiently. semua tindakan pencegahan yang sesuai yang
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia ditetapkan dalam general precautions on tanker
Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan Pasal and precautions before and during cargo
3: handling and other cargo tank operations selalu
1) Setiap awak kapal harus memiliki sertifikat diawasi. Semua orang dikapal harus mengetahui
kepelautan. kapan pelaksanaan TC dan gas freeing mulai
2) Jenis sertifikat kepelautan yang dimaksud dilaksanakan.
dalam ayat (1) terdiri dari : Sebelum mulai gas freeing dan TC saat
a) Sertifikat Keahlian Pelaut; sandar, tindakan yang harus dilakukan adalah
b) Sertifikat Keterampilan Pelaut. sebagai berikut:
(1) Tindakan-tindakan pencegahan kapal tanker
Pasal 4 pada poin (2) Jenis Sertifikat di pelabuhan minyak harus diperhatikan
Keterampilan Pelaut sebagimana dimaksud dalam sebagaimana mestinya;
Pasal 3 ayat (2) huruf b terdiri dari : (2) Petugas darat harus berkomunikasi untuk
a) Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut; memastikan bahwa kondisi dermaga tidak
b) Sertifikat Keterampilan Khusus. berbahaya dan memberikan persetujuan untuk
kapal memulai kegiatan operasinalnya.
Pada Pasal 6 butir (2) Jenis Sertifikat (3) Pelaksanaan gas freeing dan TC bersamaan
Keterampilan Khusus sebagaimana dimaksud dengan pelaksanaan memuat.
dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b terdiri dari : (4) Sebagaimana aturan TC dan gas freeing pada
a) Sertifikat Keselamatan Kapal Tanki umumnya tidak boleh dilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan memuat. Jika
(Tanker safer);
dikarenakan suatu alasan dan ini harus terjadi,
b) Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang
haruslah dikomunikasikan secara mendalam
Roro;
dan mendapat persetujuan dari dua pihak
c) Sertifikat Keterampilan Penggunaan Pesawat
yaitu Petugas dermaga dan Penguasa
Luput Maut dan Sekoci Penyelamat (Survival
Pelabuhan setempat.
Craft dan Rescue Boats );
(5) Testing of TC Hoses. Semua selang harus
d) Sertifikat Keterampilan Sekoci Penyelamat
diuji untuk pemeriksaan aliran listrik dalam
Cepat (Fast Rescue Boats);
kondisi kering sebelum digunakan dan tidak
e) Sertifikat Keterampilan Pemadaman
jika resistensi melebihi 6 ohm per meter
Kebakaran Tingkat Lanjut (Advance Fire
Panjang.
Fighting);
(6) Entry into Cargo Tanks.
f) Sertifikat KeterampilanPertolongan Pertama
Tidak ada satupun orang yang diperbolehkan
(Medical Emergency First Aid);
memasuki tangki cargosebelum mendapat
g) Sertifikat Keterampilan Perawatan Medis di
persetujuan dari Perwira Jaga dan semua hal
atas kapal (Medical Care on Boat)
terkait tindakan pencegahan, termasuk perihal
h) Sertifikat Radar Simulator;
perijinan masuk ruang tertutup (enclosed
i) Sertifikat ARPA Simulator
space entry)
4
(7) Gas Measuring Equipment. listriknya sebelum washing machine
Guna memjaga kondisi atmosfer tangki yang dimasukkan ke dalam tangki.
baik dan untuk memeriksa efektivitas dari Gas (5) Selama pelaksanaan pencucian tangki, secara
freeing, harus ada beberapa peralatan berkala gas dalam tangki di tes di bebagai
pengukuran gas dikapal. level.
Berikut ini beberapa peralatan jinjing yang (6) Tangki harus tetap dikeringkan selama
harus ada antara lain: pencucian.
- Tangki dengan sedikit udara (lean tank (7) Air cuci sirkulasi tidak boleh digunakan untuk
atmosphere) mencuci tangki.
Flammable gas indicator yang mampu (8) Uap tidak boleh dimasukkan ke dalam tangki.
mengukur gas sampai ke titik rendah api (9) Tindakan pencegahan yang sama yang
dan dengan batas skala persentase yang berkaitan dengan pengukuran (sounding) dan
ditetapkan. pengenalan peralatan harus diambil seperti
- Tangki hampa udara (inerted tank ketika mencuci dalam ruang udara yang tidak
atmosphere) terdefinisi.
Gas indicator capable yang mampu (10) Air cuci dapat dipanaskan. Jika suhu air
mengukur persentase volume gas cuci adalah 60 ° C atau kurang, mencuci harus
hidrokarbon dalam ruang hampa udara. dihentikan jika konsentrasi gas mencapai 50%
Oxygen analyser. dari LFL. Jika pencucian suhu air di atas 60 °
- Tangki dengan banyak udara (over rich C, mencuci harus dihentikan jika gas
tank atmosphere) mencapai 35% dari LFL.
Gas indicator yang mampu mengukur c) Portable Tank Washing Machines and Hoses;
konsentrasi gas hidrokarbon di atas 15% d) Free Fall, sangat penting untuk menghindari
volume udara. jatuhnya air atau miring bebas ke dalam
2) Cargo Tank Washing and Cleaning tangki. Banyak cairan yang dibuang harus
a) Periksa Ruang udara; selalu sama dengan yang masuk ke slop tank
b) Pencucian pada ruang sedikit udara (Lean mencapai hingga kedalaman setidaknya satu
Atmosphere) yang harus diperhatikan sebagai meter untuk menghindari percikan.
berikut: e) Spraying of Water
(1) Sebelum pencucian, dasar tangki harus dibilas f) Steaming of Tanks
dengan air dan di hisap. System pipa g) Removal of Sludge, Scale and Sediment
termaksud pompa-pompa muatan, peralihan
(crossovers), pipa pembuangan juga harus 3) Gas freeing
dibilas dengan air. Air bilas harus dikeringkan Secara umum diakui bahwa TC and gas
ke tangki kotor untung pembuangan (Slop freeing adalah hal paling berbahaya saat
Tank). operasional kapal tanker. Ini benar, apakah saat
(2) Sebelum mencuci, tangki harus diberi mencuci ballast, peranginan untuk memasuki
peranginan untuk mengurangi konsentrasi gas ruangan kedap, atau peranginan untuk hot work.
pada ruang udara menjadi 10% atau lebih Risiko tambahan dari efek beracun gas minyak
rendah dari batas yang diperbolehkan. bumi selama periode ini tidak dapat ditekankan
Pemeriksaan gas harus dilakukan di berbagai secara berlebihan dan harus terkesan pada semua
level dan mempertimbangkan terhadap yang bersangkutan. Oleh karena itu penting
kemungkinan adanya ruang-ruang gas mudah bahwa perawatan terbesar yang mungkin
terbakar. System peranginan dan pemeriksaan dilakukan di semua operasi yang terhubung
gas harus secara terus-menerus berjalan dengan pembersihan tangki dan bebas gas.
selama pencucian. Peranginan harus sebisa
mungkin mampu memberikan aliran udara
bebas dari salah satu ujung tangki ke yang d. Prosedur Memuat
lain. 1) Pengawasan dan perawatan ruang muat
(3) Jika tangki memiliki system peranginan yang a) Menurut teori / tata cara pencucian tangki
dibagi dengan tangki lainnya, tangki tersebut dari Oil Tanker Familarization, Badan
haruslah ditutup guna mencegah masuknya DIKLAT Perhubungan (2000 : 151)
gas dari tangki lainnya. Dalam hal pencucian tangki dan pembebasan
(4) Jika mesin cuci jinjing yang digunakan gas perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
semua, semua sambungan selang harus (1)Pengawasan. Seorang perwira yang
terpasang dan di tes untuk kontinuitas bertanggung jawab harus mengawasi

5
semua pelaksanaan pekerjaan pencucian - Pegawai baru diberi pelajaran mengenai
tangki dan pembebasan gas. apa yang diperlukan dalam jabatan
(2) Persiapan-persiapan. tertentu ia harus mengerjakannya
- Sebelum dan selama pengawasan sehingga ia dapat secepatnya memenuhi
pekerjaan cuci tangki dan pembebasan standar hasil pekerjaan yang akan
gas, perwira yang bertanggung jawab menambah nilainya terhadap organisasi;
haruslah merasa puas bahwa semua - Pelatihan memungkinkan pegawai baru
tindakan-tindakan pencegahan yang memperoleh pengetahuan yang lebih
diperlukan telah dilaksanakan. Semua banyak dan lebih luas, jadi berarti
personil di kapal harus diberitahukan menambah kecakapan dalam berbagai
bahwa pembebasan gas segera akan lapangan untuk keperluan pemindahan
dimulai. Sebelum memulai pengerjaan dan promosi;
pembebasan gas atau pencucian tangki - Jika pegawai telah diberi pelatihan
di sebuah terminal, upaya tambahan sewajarnya, maka kecelakaan pekerjaan
berikut ini patut diambil, yaitu: yang tidak baik dan kerusakan mesin-
- Patut dirundingkan dengan personel mesin dan perlengkapan-perlengkapan
yang berwenang di darat untuk lainnya dapat diperkecil;
menentukan apakah kondisi telah aman - Pelatihan membantu pegawai
di dermaga untuk mendapatkan menyesuaikan diri dengan metode-metode
persetujuan agar pelaksanaan kerja dan proses-proses baru yang terus
tersebut bisa dimulai; menerus diadakan;
- Pembebasan gas dan cuci tangki yang - Pelatihan yang baik mengurangi rasa
dilakukan di atas kapal dan tidak puas, absensi dan perpindahan
penanganan muatan. Umumnya pegawai, karena pelatihan membantu
pelaksanaan cuci tangki dan mempergunakan kecakapan perseorangan
pembebasan gas tidak boleh dikerjakan sepenuh-penuhnya, baik pegawai lama
bersama dengan penanganan bongkar maupun pegawai baru.
muat. Jika ada sesuatu alasan yang
menyebcrew deckan hal itu perlu 2) Persiapan Memuat
dilaksanakan, haruslah diadakan a) Seperti yang dijelaskan oleh John M.
perundingan yang matang dan Downard (1981 : 15.2) bahwa :
mendapatkan persetujuan dari wakil persiapan pemuatan khususnya persiapan
terminal; palka yang tidak layak, tangki atau ruang
- Mengetes dan menguji berfungsinya yang dipakai untuk mengangkut muatan
alat pengukur gas. Sebelum dapat menyebcrew deckan keterlambatan dan
pelaksanaan pencucian tangki dan kehilangan waktu untuk menghasilkan
pembebasan gas, alat pengukurannya pendapatan. Memuat muatan kedalam
yang akan digunakan dalam pekerjaan ruangan yang tidak disiapkan dengan layak
operasi-operasi ini harus diuji apakah dapat mengakibatkan kerusakan muatan dan
alat pengukurannya berfungsi timbul tuntutan ganti rugi kepada
sebagaimana seharusnya atau tidak, pengangkut.
harus dikalibrasi (calibration) dan di
test; b) Menurut G.S. Marton ( Tanker Operation
- Masuk kedalam tangki muatan. Third Edition 1992 : 163 )
- Tidak ada seorang pun dapat Alasan pembersihan tangki adalah:
diperbolehkan untuk memasuki tangki (1) Pergantian muatan;
cargomanapun kecuali izin untuk ini (2) Perbaikan kerja atau pengecekan kondisi
telah diterima dari perwira yang tangki;
bertanggung jawab dan semua (3) Mencegah terjadinya penimbunan kotoran
tindakan pencegahan yang diperlukan sisa muatan;
telah dipatuhi. (4) Persiapan pelaksanaan ballast yang
bersih, dan;
b) Menurut drs. Moekijat dalam bukunya (5) Persiapan kapal saat naik galangan.
Manajemen Sumber Daya Manusia (1997 : Sehingga untuk menghasilkan tangki yang
83) bersih, maka sebagai awak kapal kita
Tujuan pelatihan adalah sebagai berikut: harus mengetahui bagaimana cara

6
membersihkan tangki yang baik dan tidak kerangka pemikiran ini menjadi pola pikir penulis
terjadi kendala dalam proses pemuatan. dalam mengembangkan konsep dari teori-teori
c) Menurut Capt. Istopo dalam bukunya Kapal yang disajikan sehingga dapat dianalisis alternatif
dan Muatannya, (1999 : 250), pembersihan pemecahan masalah yang tentunya telah
tangki dibedakan menjadi 2, yaitu : berdasarkan kepada dasar-dasar yang telah
(1) Pembersihan tangki, dimana muatan ditetapkan.
berikutnya sama atau hampir sama Keterlambatan waktu dalam kegiatan
dengan muatan sebelumya; memuat dikapal MT. Griya Asmat dapat
(2) Pembersihan tangki untuk mengangkut menghambat kegiatan kapal kurang lancar yang
jenis muatan yang berbeda dengan dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak kapal
muatan sebelumnya, dimana jika dan penyewa. Adanya indikasi penggunaan
tercampur sedikit saja akan merusak metode yang digunakan dalam pengoperasian
muatannya. tangki yang tidak memenuhi standar sehingga
Pembersihan tangki cargo akan menimbulkan keterlambatan pemuatan dan
mengangkut muatan yang berbeda inilah dikarenakan kurangnya keterampilan crew kapal
yang harus sangat diperhatikan agar dalam pengoperasian TC. Oleh karena itu untuk
tangki benar-benar bersih sehingga mengatasi permasalahan ini maka sebaiknya kita
proses pemuatan dapat berjalan dengan gunakan cara yang lebih baik dari cara yang
lancar. sebelumnya.

d) Tanker Safety (keselamatan di tanker). Oil


Tanker Training (OTT). Modul-I (1999 : 69) 3. Metode
Gas freeing : 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan a. Waktu
pembebasan gas, udara dialirkan kedalam Penelitian ini dilaksanakan pada saat penulis
tangki tersebut ditempat mana ia bercampur melakukan Praktek Laut di kapal MT GRIYA
dengan atmosfer yang telah berada di dalam ASMAT terhitung mulai tanggal 10 September
tangki dan juga cenderung untuk 2000 sampai dengan 10 September 2001.
mencampurkan secara bersama-sama setiap
lapisan yang mungkin ada disana. b. Tempat Penelitian
Campuran yang akhirnya terbentuk Penelitian ini dilakukan oleh penulis di MT.
(dihasilkan) ini dikeluarkan ke atmosfir GRIYA ASMAT milik dari perusahaan PT.
luar. Karena proses tersebut adalah salah Humpuss Intermoda Transpostasi.
satu dari pengenceran secara terus menerus
dengan udara, maka hidrokarbon yang 3.2 Teknik Pengumpulan Data
tertinggi diventilasikan pada permulaan Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
pembebasan gas selanjutnya makin lama mengumpulkan data serta keterangan yang
makin berkurang, misalnya pembebasan gas diperlukan guna melengkapi materi skripsi dengan
terhadap tangki-tangki minyak mentah yang menggunakan cara sebagai berikut:
telah dicuci, pada permulaannya berisi a. Observasi
konsentrasi-konsentrasi setinggi 40% dalam Menurut P. Joko Subagyo (1991:62)
volume, pembebasan gas terhadap tangki observasi adalah pengamatan yang dilakukan
bensin untuk motor atau penerbang setelah secara sengaja, sistematis mengenai fenomena
dibiarkan akan menjadi sama juga namun dengan gejala-gejala untuk kemudian dilakukan
dalam keadaan-keadaan lain konsentrasi- pencacatan. Observasi sebagai alat pengumpul
konsentrasi yang harus diventilasikan data dapat dilakukan secara spontan dapat pula
adalah jauh lebih rendah termasuk pada dengan daftar isian yang telah disiapkan
waktu dimulainya operasi tersebut. sebelumnya. Atau dengan kata lain adalah adanya
perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang
2.2 Kerangka Pemikiran dapat dilihat langsung, dapat didengar, dapat
Dalam kerangka pemkiran pada skripsi ini, dihitung dan dapat diukur.
akan dijelaskan suatu konsep dari penelitian yang Pada dasarnya teknik observasi digunakan
disajikan dengan cara menerangkan hubungan untuk melihat atau mengamati perubahan
antara prinsip-prinsif pemuatan dengan sifat palm fenomena yang tumbuh dan berkembang yang
stearin yang mempunyai unsur tersendiri, yaitu kemudian dapat dilakukan penilaian atas
sulit untuk dibersihkan. Karena seperti yang perubahan tersebut.
penulis jelaskan diatas sebelumnya, bahwa
7
pada bagian dasar tangki dan mengeringkan
sisa-sisa residu dan genangan-genangan air
yang ada. Oleh karena itu pengawasan disaat
b. Dokumentasi pelaksanaan TC perlu dilakukan pengawasan
Menurut P. Joko Subagyo (1991:80) secara ketat dan berkelanjuatan guna
dokumentasi yaitu setiap catatan yang memberikan pelayanan yang maksimal
menggambarkan suatu peristiwa yang dianggap kepada penchanter, perlu dilakukan
penting pada momen-momen tertentu atau data pengawasan dan pelaporan TC.
yang menggambarkan suatu peristiwa atau Pengawasan dan pelaporan TC tersebut sudah
kejadian lainnya yang tidak disimpan melainkan dinyatakan baik atau bisa beroperasi.
berada pada file instansi dan sebagainya. Pengawasan yang harus dilaporkan tersebut
adalah :
c. Wawancara - Waktu selesai bongkar muatan terakhir
Menurut P. Joko Subagyo (1991:62) dan waktu mulai pengeringan (draining)
wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan sisa-sisa muatan didalam line cargo dan
untuk mendapatkan informasi secara langsung tangki cargo;
dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan - Waktu pelaksanaan TC sampai dengan
pada para responden. Wawancara bermakna Gas Freeing;
berhadapan langsung antara interviewers dengan - Pemeriksaaan kandungan gas dalam
responden, dan kegiatannya dilakukan secara tangki; dan
lisan. Tanya jawab sepihak berarti bahwa - Sweeping (penyapuan) dan Mooping
pengumpul data yag aktif bertanya, sementara (pengelapan) pada dasar tangki dari
pihak responden aktif memberikan jawaban atau residu yang tertinggal dan penimbaan sisa
tanggapan. Dari definisi tersebut juga dapat residu dalam bell mouth pada setiap
diketahui bahwa tanya jawab dilakukan secara tangki .
sistematis, terencana dan mengacu pada tujuan
penelitian yang dilakukan. Pada saat inilah masalah teridentifikasi yaitu
pada waktu Sweeping dan Mooping pada
3.3 Teknik Analisis dasar tangki . Dimana dasar tangki pada
Menurut P. Joko Subagyo (1991:104) data beberapa tangki masih ditemukan sisa-sisa
kualitatif adalah data yang berupa informasi, residu dan genangan air pada saat
uraian dalam bentuk Bahasa prosa kemudian pemeriksaan oleh Surveyor.
dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan
kejelasan terhadap suatu kebenaran atau b. Kurangnya perawatan peralatan TC.
sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran baru
ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah Perawatan pada peralatan TC telah ditetapkan
ada dan sebaliknya. Dalam analisisnya data pada Pedoman Manajemen Kapal (PMK)
kualitatif dilakukan memperbandingkan antara namun pada saat di kapal PMK tidak berjalan
beberapa pendapat kemudian memperoleh jumlah sesuai waktu yang ditetapkan yang
dari masing-masing bentuk jumlah prosentase. menyebabkan crew deck pelaksanaan TC
bermasalah. PMK tidak berjalan sesuai waktu
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan disebcrew deckan oleh kurangnya perhatian
untuk menjalankan perawatan sesuai PMK
4.1 Deskripsi Data dikarenakan pada saat itu kondisi portable
a. Kurangnya keterampilan crew deck dalam fans dalam kondisi yang normal. Namun
pelaksanaan TC. pada saat terjadi masalah pada tanggal 18
Februari 2001 pada pukul 13.00 LT, ketika
Saat penulis melaksanakan praktek laut terjadi kapal dalam posisi pelayaran dari Makassar
masalah pada tangki cargo, yaitu menuju Balikpapan dimana kapal akan
ditemukannya sisa-sisa residu dan genangan melakukan Gas Freeing proses TC. Pada saat
di bell mouth pada beberapa tangki, terjadi itu PMK akan di cek dan jika ada yang kurang
pada tanggal 19 November 2000 tepatnya dan tidak sesuai maka akan dilaksanakan
pukul 09.00 LT (local Time), ketika kapal perawatan dan pengecekan ulang.
berlabuh jangkar di wilayah labuh Tuban. Dengan kejadian tersebut Chief Officer yang
Maka dengan segera Chief Officer (C/Off), bertanggung jawab perlengkapan TC di atas
Serang dan crew deck lainnya termasuk kapal tidak terlalu memperhatikan akan
Penulis segera melakukan pembersihan ulang pentingnya perawatan berkala.
8
3) Menyiapkan selang-selang untuk penyambung
4.2 Analisis Data antara TC line dengan butterworth;
Berdasarkan data-data yang ada berdasarkan 4) Persiapan TC line untuk memastikan bahwa
pengalaman praktek diatas kapal, penulis akan katup-katup sudah terbuka;
membahas dan menganalisa lebih lanjut atas 5) Pemberitahuan ke kamar mesin atau kepada
kejadian yang ada di kapal MT. Griya Asmat pada masinis jaga pada saat itu bahwa persiapan di
saat TC, analisa yang akan penulis buat deck sudah selesai dan siap untuk proses
merupakan analisa deskriptif. pengeringan tangki cargo, ini dilaksanakan
Pembahasan dari setiap kejadian berdasarkan sekitar ±15 menit per tangki.
teori dan ketentuan yang ada guna menentukan (10 tangki x 15 menit = 2 Jam 30 Menit)
faktor-faktor penyebab pada setiap kejadian yang 6) Ruang muat di kapal tanker minyak yang
menjadi sumber utama permasalahan. Selanjutnya telah dikosongkan dari kargo minyaknya
diharapkan dari analisa tiap faktor penyebab yang dibersihkan terlebih dahulu dengan mengisi
dikemukan dapat mempermudah dalam mencari ruangnya dengan penampung air laut sehingga
masalahnya berdasarkan teori dan aturan prosedur uap minyak didorong dari ruang kapal dan
yang sesuai. lapisan minyak residu mengapung di atas
penampung air laut. Lapisan minyak yang
a. Kurangnya keterampilan crew deck dalam mengapung kemudian diambil dari
pelaksanaan TC. penampung air laut. Ruang kapal kemudian
Pada voyage 021/D/GA/XI/2000, tanggal 15 dicuci dengan semburan air laut bertekanan
November 2000, kapal selesai melaksanakan tinggi. Proses pencucian ini sekitar ±30 menit
kegiatan bongkar muatan pertamax di pelabuhan per tangki , sampai tangki tidak berbau cargo
Makassar dan kapal direncanakan memuat sebelumnya.
premium di pelabuhan Balikpapan. Jarak dari (10 tangki x 30 menit = 5 Jam untuk 1
Makassar menujua Balikpapan ± 343 NM dengan butterworth)
kecepatan kapal sekitar 12 Knot (NM/Jam) maka
perhitungan waktu dapat ditempuh selama 28 jam
35 menit. Saat kapal keluar pelabuhan Makassar
dan menuju Pelabuhan Balikpapan, C/Off
memerintahkan untuk melaksanakan TC pada
tanki cargo, dikarenakan waktu pelayaran yang
singkat dan kurangnya keterampilan crew deck
maka pelaksanaan tidak maksimal.
Setibanya kapal di daerah anchorage Gambar 6.1
(berlabuh) Balikpapan, pihak kapal menghubungi
pihak pelabuhan dengan memberitahu bahwa 7) Tangki yang sudah banyak air lautnya segera
kapal belum siap untuk dimuat karena terjadi dibuang dengan pompa stripping line dan
keterlambatan dalam proses TC maka pihak kapal seterusnya dibuang ke slop tank;
mendapat claim dari pihak darat khususnya 8) Setelah kering maka seluruh tutup-tutup tanki
Pertamina sebagai pencharter cargo yang terdiri dari manhole dan flug-flug
Adapun pelaksanaan pembersihan 10 dibuka termasuk manifold guna peranginan
(sepuluh) tanki cargo ini dilakukan oleh 9 crew dengan menggunakan portable fan untuk
deck dilapangan yang terdiri dari 1 orang Serang, menghilangkan bau dan gas (gas freeing)
3 orang Juru Mudi, 1 orang Kelasi dan 4 orang sampai gas hydrocarbon 0% dan Oksigen
Cadet dan 1 orang Perwira Jaga yang stand by di 21%, proses ini ±8 jam per tangki.
Cargo Control Room (CCR) guna pengoperasikan (10 tangki x 3 Jam = 30 Jam dengan 1 fan
pompa dan berhubungan dengan kamar mesin dan kondisi baik, 1 kurang baik)
anjungan dan prosedur pembersihan tanki yang 9) Setelah tanki-tangki cargo dianggap sudah
biasa dilakukan di atas kapal MT. Griya Asmat memenuhi syarat untuk dimasuki, maka sisa-
adalah sebagai berikut: sisa air laut yang masih berada didalam tangki
1) Pemberian order C/Off kepada Serang, serta terutama di bagian pump wheel dihisap
tugas-tugas CREW DECK dalam pelaksanaan dengan menggunakan portable pump;
pembersihan tangki cargo; 10) Proses terakhir adalah pengeringan dan
2) Membuka seluruh tutup-tutup tangki cargo pengelapan terhadap air laut yang tidak bisa
seperti mainhole dan saluran-saluran atau flug terhisap oleh portable pomp dikeringkan
yang terdapat pada drop line; dengan menggunakan kain perca (majun) dan
ini membutuhkan waktu 20 menit per tangka.
9
(10 tangki x 30 menit = 5 Jam)
11) Setelah tangki cargo kering seluruh tutup-
tutup tanki ditutup agar tidak ada air masuk
kedalam tangka;
12) Dilanjutkan inspeksi oleh Surveyor pihak
Pertamina didalam tangka dan masih di
temukan ada sisa residu dan genangan air
yang tertinggal di sudut-sudut pada beberapa
tangka, sehingga dilakukan pengelapan ulang
kembali terhadap 4 tangki menjadi menambah
keterlambatan proses ± 2 jam.

Total waktu pelaksanaan TC adalah sebagai


berikut:
Persiapan : 30 menit
Pengeringan sisa cargo : 2 Jam 30 Menit
Pencucian tangki & line : 2 Jam 30 Menit 2) Butterworth
Gas freeing (3 alat) : 30 Jam Supaya proses penyemprotan dapat
Pengelapan : 5 Jam dilaksanakan dengan cepat dan bersih, maka
Keterlambatan TC : 2 Jam + seharusnya jumlah butterwoth sesuai dengan
Waktu TC = 37 Jam 30 Menit jumlah deck seal yang ada. Tapi kenyataannya
Waktu Pelayaran M-B = 28 Jam 35 Menit - diatas kapal tidak seperti itu, seck seal setiap
Keterlambatan TC = 41 Jam 55 Menit tangki ada 3, sedangkan butterwoth hanya bisa
dipakai 2, 1 rusak, sehingga pekerjaan
b. Kurangnya perawatan peralatan TC. penyemprotan menjadi tidak efisien, karena
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kurangnya peralatan.
penulis di atas kapal, Penulis menemukan bahwa
kurangnya perawatan peralatan TC dikarenakan
waktu pelayaran yang singkat dari satu pelabuhan
ke pelabuhan lainnya, sehingga waktu
pelaksanaan TC jadi terlambat dari waktu yang
ditetapkan. Adapun beberapa peralatan yang
digunakan dan harus mendapat perawatan antara
lain:
1) TC Pump
TC pump sangat penting dalam melakukan
untuk melakukan TC untuk itu perwatannya harus
baik mengigat seringnya melakukan kegiatan TC.
Pada kenyataannya TC kami sudah tidak lagi
berjalan dengan maksimal. Dengan menggunakan
TC pump dengan type centrifugal dan kapasitas
30 sampai 150 m3/h harusnya dapat melakukan Gambar 2.1
kegiatan dengan maksimal tapi megigat kapal
3) Selang Butterworth
yang sudah tua maka kapasitas sudah menurun
Untuk lebih mempercepat TC, jumlah selang
air haruslah sama dengan jumlah butterworth yang
ada di tambah dengan blower. Sehingga TC akan
lebih cepat selesai. Tapi untuk kenyataannya
tidaklah seperti yang di harapkan, jumlah slang
hanya pas buat butterworth selesai. Jika saja slang
air untuk blower ada, maka pengerjaan TC akan
cepat selesai.

10
a. Kurangnya keterampilan crew deck dalam
pelaksanaan TC.

1) Pihak Perusahaan Pelayaran


- Pengawasan TC
Sebelum pelaksanaan TC harus diberikan
informasi kepada Nahkoda resiko saat
operasional TC dan harus diperhatikan bahaya
muatan apakah dalam kategori flammable,
toxic, corrosive, explosion atau bahaya polusi,
Risk Assessment harus dibuat sebelum
pelaksanaan tersebut (safety precautions)
bersama-sama Nahkoda.
Gambar 3.1 Memberikan saran-saran terhadap
persiapan TC Chart (plan) yang sesuai dengan
4) Portable fan prosedur dan peralatan diatas kapal
Di kapal MT. Griya Asmat hanya terdapat 2 (procedure and arrangements) dan
buah fan yang salah satu dari fan tersebut didistribusikan keseluruh team TC.
kondisinya sudah kurang bagus karena angin yang
di hasilkan oleh blower tersebut kurang kencang, - Diadakan pelatihan:
sehingga memakan waktu yang sangat lama yaitu Secara periodik dan terjadwal Perusahaan
sekitar 3 jam. Tapi jika memakai fan yang masih memberikan pelatihan dan pengarahan
bagus hanya membutuhkan waktu 2,5 jam/ tangki. sebelum crew deck bekerja diatas kapal, guna
Sedangkan tangki yang akan di muat ada 10 memberikan kembali penyegaran terkait
tangki. Jadi waktu yang dibutuhkan adalah sekitar masalah tugas dan tanggung jawab diatas
30 jam, jam, dengan begitu pelaksanaan TC kapal dan keselamatan dalam bekerja.
dilakukan terburu-buru karena mengejar waktu
yang diberikan, maka tidak dapat dihindari bila - Buku panduan:
terjadi masalah-masalah yang tidak diharapkan. Perusahaan selalu mengupdate buku-buku
panduan terkait operasinal TC. Mewajibkan
pengisian check list dalam PMK untuk
dilaporkan secara peiodik kepada kantor, guna
memantau pelaksanaan di kapal.

- Melalui film-film pelaksanaan TC:


Perusahaan juga menfasilitasi film-film terkait
pelaksanaan TC dalam Bahasa Indonesia,
guna memudahkan crew deck dalam
memahami pelaksanaan TC yang baik dan
benar.

2) Pihak Kapal
- Pengarahan
Adalah Pemberian petunjuk atau pedoman
untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
C/off bertanggung jawab terhadap
seluruh kegiatan yang ada diatas kapal terkait
Gambar 4.1 bongkar muat dan memastikan crew deck
mengetahui tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Pada saat akan dilakukan TC.
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah Pengarahan dilakukan guna
menginformasikan pentingnya ketelitian dan
Dari hasil analisa dapat dijelaskan bahwa kecermatan dalam bekerja untuk kelancaran
pihak-pihak yang harus bertanggung jawab proses memuat diatas kapal.
terhadap ini guna pemecahan masalah yang ada
sebagai berikut: b. Kurangnya perawatan peralatan TC.
1) Pihak Perusahaan Pelayaran
11
- Internal audit Mewajibkan crew kapal untuk
Pelaksanaan internal audit terkait merevalidasi sertifikat keterampilan yang
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab crew dimiliki secara periodic yaitu 5 (lima) tahun
kapal; sekali.
- Penghargaan dan Sanksi (Reward and
- Laporan Kapal Punishment)
Menindaklanjuti laporan Kapal terkait Memberi penghargaan terhadap crew
kondisi dan kebutuhan barang guna perawatan kapal yang berkinerja baik dan
diatas kapal. Berkoordinasi dengan Bagian menguntungkan perusahaan. Sebaliknya
Marketing, Teknik yang mungkin akan memberikan sanksi terhadap crew kapal yang
menghambat schedule kapal dengan mencari di laporkan lalai dalam bekerja dan merugikan
solusi yang terbaik. perusahaan.

2) Pihak Kapal 2) Pihak Kapal


- Pengawasan perawatan secara priodik
C/off bertanggung jawab sepenuhnya - Safety Meeting
terkait peralatan TC di kapal. Sehingga Adalah kesempatan untuk mengajarkan
secara langsung juga bertanggung jawab teknik dan prosedur yang tepat yang dapat
terhadap pelaksanaan perawatan dari mencegah cedera terjadi, yang dapat
peralatan TC tersebut. mengakibatkan kerugian karena penurunan
C/off harus mampu mengatur jadwal produktivitas.
perawatan peralatan TC guna memastikan C/off secara periodik melakukan safety
peralatan TC berfungsi dengan baik. meeting, hal ini bukan saja saat pelaksanaan
- Laporan Bulanan Tank Cleaning, tapi untuk hal lainnya terkait
Melaporkan kualitas dan jumlah peralatan dalam hal penanganan muatan baik dalam
yang ada, baik dalam kondisi baik maupun bongkar/muat, perawatan kapal dan lainnya.
rusak karena hal ini sangat mempengaruhi Hal ini merupakan kewajiban seluruh crew
terhadap kinerja saat pelaksanaan TC di kapal. kapal guna pelaksanaan PMK diatas kapal dan
melaporkan hasil pelaksanaan kepada kantor.
4.4 Evaluasi Pemecahan Masalah Dalam meeting ini semua Perwira deck
Setelah dikemukakan alternatif pemecahan juga harus ikut, setelah semua jelas dan
masalah pada subbab sebelumnya, maka subbab diberikan kesempatan bertanya lalu
ini bertujuan untuk mencari segi positif dan segi dilanjutkan bekerja dengan koordinasi dari
negatif dari alternatif pemecahan masalah departemen mesin.
tersebut. Sehingga penganggulangan masalah
dapat dipahami secara jelas oleh semua pihak dan b. Meningkatkan pengawasan dalam
tentunya diyakini akan efektif untuk perawatan peralatan TC.
menanggulangi permasalahan tersebut. Maka 1) Pihak Perusahaan Pelayaran
penulis melakukan peninjauan ulang terhadap - Pengawasan Harian (Noon Position
beberapa alternatif pemecahan masalah yang Report)
dikemukakan dalam subbab sebelumnya. Sesuai dengan Pedoman Manajemen
Darat (PMD) terkait Pengawasan Operasional
a. Meningkatkan keterampilan crew deck Kapal prosedur pengawasan harian
dalam pelaksanaan TC. memberikan informasi-informasi penting
1) Pihak Perusahaan Pelayaran kepada Nahkoda, ABK dirasa perlu untuk
- Recruitment Crew Kapal tetap menjaga performance kapal sesuai
Dalam tahap recruitment crew kapal, ketentuan kontrak. Disamping pengawasan
pihak Perusahaan Pelayaran lebih yang dilakukan secara harian, sangatlah
memperketat terkait persyaratan yang harus di diperlukan untuk pengawsan terhadap Sistem
penuhi terkait bekerja diatas kapal tanker, Pemeliharaan Terencana (Plan Maintenance
baik dari sisi keahlian, keterampilan dan System) secara berkala khususnya terhadap
catatan pengalaman pelamar sebelumnya, peralatan keselamatan dan peralatan deck
guna memastikan tanggung jawab pelamar machinery dan juga peralatan muat bongkar
nanti diatas kapal. termasuk peralatan tank cleaning.
- Revalidasi (Pembaharuan) Sertifikat

12
Memberikan yang dirasa
informasi- perlu
informasi untuk tetap
penting kepada menjaga
Nakhoda, ABK performance
yang dirasa kapal sesuai
perlu ketentuan
untuk tetap kontrak.
menjaga
- Pengadaan barang
Mengevaluasi dan menindaklanjuti
laporan kapal terkait permintaan barang guna

performance
perawatan peralatan TC. Adanya pengadaan
dan pembaharuan terhadap peralatan TC
secara periodic dan berkala, guna percepatan

kapal sesuai
dan efisiensi waktu pelaksanaan TC di kapal.

2) Pihak Kapal

ketentuan - Pengawasan Kerja Harian


Menerapkan Plan Maintenance System

kontrak.
guna Memastikan semua pemeliharaan kapal
dilakukan dengan interval waktu yang sesuai
dan sesuai dengan jadwal yang dibuat oleh

Memberikan
sistem.
Melakukan pengawasan langsung dan
memberi teguran secara lisan kepada crew

informasi-
deck yang tidak bertanggung jawab dalam
jam kerja.

informasi
- Pengadaan Barang
Membuat laporan permintaan barang yang
dibutuhkan untuk perawatan peralatan TC.

penting kepada
Nakhoda, ABK
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
13
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, Berdasarkan dari permasalahan yang sudah
dan pembahasan permasalahan yang telah diuraikan, maka ada beberapa saran agar sistem
diuraikan pada bab iv tentang Optimalisasi pendingin generator dapat bekerja dengan lebih
keterampilan crew dalam pelaksanaan tank optimal. Saran-saran tersebut antara lain:
cleaning di MT.Griya Asmat , maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai 1. Kurangnya keterampilan crew deck dalam
berikut: pelaksanaan tank cleaning

1. Kurangnya keterampilan crew deck Penulis menyarankan perlunya dilakukan


dalam pelaksanaan tank cleaning pengenalan dan pelatihan dalam pelaksanaan
Faktor-faktor yang menyebkan kurang tank cleaning terhadap crew deck, pelatihan
maksimalnya pelaksanaan tank cleaning tersebut dilakukan baik sebelum dan pada
yaitu Kurangnya pelatihan dan saat diatas kapal. Contoh pelaksanaan diatas
pengarahan terhadap crew deck diatas kapal adalah melakukan safety meeting guna
kapal dalam pelaksanaan tank cleaning. mengajarkan teknik dan prosedur yang tepat
Serta dalam pelaksanaanya, kurang yang dapat mencegah cedera terjadi, yang
pengawasan officer dalam proses dapat mengakibatkan kerugian karena
pelaksanaan tank cleaning. penurunan produktivitas

2. Kurangnya perawatan peralatan tank


2. Kurangnya perawatan peralatan tank cleaning
cleaning.
Faktor yang menyebakan kurangnya Penulis menyarankan agar diberlakukannya
perawatan peralatan tank cleaning diatas laporan pengecekan bulanan untuk
kapal adalah padatnya kegiatan bongkar perawatan peralatan tank cleaning diatas
muat kapal serta kurangnya pengawasan kapal. Laporan tersebut dicek oleh officer
dari pihak kapal dan perusahaan dalam yang bertanggung jawan dan kemudian
hal pengecekan peralatan tank cleaning. dikirimkan ke pihak perusahaan dalam
bentuk laporan bulanan.
5.2 Saran

14

Anda mungkin juga menyukai