CHEMICAL TANKER
Oleh :
Arief Kurniawan 1806202323
Arnold Layuk Mairi 1806149601
Refa Farras Hanifah 1806149734
TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS INDONESIA
BUKU TUGAS MERANCANG KAPAL
CHEMICAL TANKER 5000 DWT
Dosen pengampu :
Dr. Muhammad Arif Budiyanto, S.T., M.T.
Dr.Eng. Achmad Riadi
Gunawan, S.T., M.T.
Gerry Liston Putra, S.T., M.T.
Alm. Dr. Marcus Alberth Talahatu
Dirancang oleh :
Refa Farras Hanifah 1806149734
Kelompok TMK 3 :
Arief Kurniawan 1806202323
Arnold Layuk Mairi 1806149601
Page | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan Laporan Tugas Merancang Kapal tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya Laporan Tugas Merancang Kapal ini dapat disusun dengan baik.
Dengan penuh kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga Makalah Percangan
ini dapat bermanfaat bagi para pelajar ataupun, umum khususnya pada saya sendiri dan semua
yang membaca Makalah perancangan ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Page | 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
BAB II DIMENSI UTAMA KAPAL ................................................................................................. 12
BAB III RENCANA GARIS .............................................................................................................. 36
BAB IV KONSTRUKSI KAPAL....................................................................................................... 72
BAB V STABILITAS KAPAL .......................................................................................................... 94
BAB VI HAMBATAN DAN PROPULSI KAPAL ......................................................................... 128
BAB VII KEKUATAN APAL ......................................................................................................... 180
BAB VIII BRT, NRT DAN PLIMSOLL MARK ............................................................................ 275
BAB IX ELECTRIC LOAD BALANCE ........................................................................................ 288
BAB X PELUNCURAN KAPAL .................................................................................................... 419
Page | 4
BAB I
PENDAHULUAN
Page | 5
epoxy. Vegetable oil umunya membutuhkan sertifikasi IMO II tetapi lapisan epoxy saja
cukup.
Page | 6
Dalam penulisan tugas merancang kapal ini penulis menggunakan metode
kapal pembanding karena lebih cepat dan tidak memerlukan banyak data.
Kemudian dalam menentukan perhitungan-perhitungan menggunakan
perbandingan dan formula yang sudah tersedia.
Page | 7
Penentuan kecepatan kapal merupakan suatu bagian penting dalam merancang
kapal, karena efisiensi dari penggunaan kapal. Pada umumnya besar kecepatan
kapal ditentukan oleh pemesan kapal. Untuk kapal rancangan ini menggunakan
kecepatan 11,02 knot.
Trayek Pelayaran
Trayek pelayaran untuk kapal ini direncanakan dapat menempuh jarak sejauh 684
mil laut. Jarak pelayaran ini akan menentukan besarnya persediaan ( kebutuhan)
baik untuk awak kapal, maupun untuk kebutuhan yang menunjang pengoperasian
dari kapal.
Peraturan Lainnya
Selain hal-hal tersebut di atas, ada pula beberapa ketentuan yang harus
diperhatikan antara lain peraturan yang digunakan menurut ketentuan dari
klasifikasi Indonesia dan peraturan-peraturan lain yang dapat menjamin kelayakan
dari kapal. Konstruksi kapal ini menggunakan konstruksi las. Untuk menunjang
konstruksinya digunakan sistem gading-gading memanjang ( membujur ). Jenis
mesin diesel digunakan sebagai penggerak utama, dengan perencanaan letak ruang
mesin di belakang kapal, sehingga ruang muat dapat di buat keseluruhannya pada
bagian tengah kapal. Dengan demikian akan lebih memudahkan mekanisme sistem
bongkar muat.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang, tinjauan umum, uraian tugas, metode rancangan, metode
studi, analisa tugas, sistimatika penulisan, dan data pembanding kapal.
Dalam bab ini dibahas mengenai estimasi ukuran utama, tenaga penggerak awal, dan
stabilitas awal menurut IMO serta Estimasi Deadweight, Lightweight, dan Koreksi
Displacement Kapal.
Page | 8
BAB III : RENCANA GARIS
Dalam bab ini dibahas mengenai penentuan dimensi utama, metode rancangan yang
digunakan, pembuatan dan koreksi Sectional Area Curve, pembuatan gambar rencana
garis, perhitungan dan pembuatan kurva hidrostatika, bonjean seta rencana umum
kapal.
Dalam bab ini dibahas mengenai perencanaan konstruksi badan kapal, kekuatan badan
kapal, bukaan kulit pada badan kapal (shell expantion), serta kontruksi peluncuran
kapal.
Dalam bab ini dibahas mengenai perhitungan dan pembuatan gambar cross curve,
stabilitas 5 kondisi pemuatan, diagram trim, dan kurve genangan ( Floodable Length
Curve ).
Dalam bab ini dibahas mengenai perhitungan dan pembuatan gambar kurva hambatan
kapal meurut 3 metode, kurva optimasi propeller, dan kekuatan propeller serta
perhitungan dan pemilihan mesin penggerak utama.
Dalam bab ini dibahas mengenai perhitungan dan pembuatan gambar kekuatan
memanjang ( membujur ) dan kekuatan melintang.
Dalam bab ini dibahas mengenai bruto register tone, netto register tone, lambung kapal
serta phimsol mark.
Dalam bab ini dibahas mengenai sistem instalasi mesin utama dan mesin bantu, sistem
instalasi listrik, electrical load balance dan pemilihan generator set kapal yang akan
digunakan pada kapal.
Page | 9
Dalam bab ini dibahas mengenai perhitungan dan pembuatan diagram peluncuran
kapal.
Page | 10
9. BHP : 1520 kW
Page | 11
BAB II
PRA RANCANGAN
Pra rancangan adalah tingkat awal dari seluruh prosedur dalam merancang suatu kapal yang
mana dilakukan sebelum mengadakan perhitungan rencana detail.
Hal-hal yang dibahas pada tingkat pra rancangan ini adalah meliputi :
Hal di atas ini dipandang sebagai bagian dari suatu sistem transport yang menguntungkan
sehingga pra rancangan ini dipandang sebagai bagian dari proses rancangan kapal secara
keseluruhan. Pada tingkat pra rancangan ini adalah tidak mungkin untuk mengatakan hasil yang
optimum. Karena untuk mengoptimasikan suatu rancangan dengan menggunakan metode
manual ini, diperkirakan perhitungan pra rancangan perlu dibuat dengan banyak kombinasi
yang berbeda dari parameter-parameter yang terlibat.
Untuk menentukan dimensi utama kapal ini maka penulis menggunakan metode
perbandingan dengan kapal pembanding. Metode perbandingan ini dapat mencari
ukuran utama kapal yaitu panjang kapal, lebar kapal, tinggi kapal, sarat kapal.
Persamaan pembanding ini adalah :
3 5000
𝐿𝑝𝑝2= 82.19 𝑚 𝑥 √
3750
𝐿𝑝𝑝2 = 90.46 𝑚
Page | 12
• Menentukan panjang garis air kapal (Lwl) : 𝐿𝑤𝑙 = 𝐿𝑝𝑝 + 0.02𝑥𝐿𝑝𝑝
𝐿𝑤𝑙 = 90.46 𝑚 +
0.02𝑥 90.46 𝑚
𝐿𝑤𝑙 = 92.27 𝑚
Lpp
• Menentukan panjang keseluruhan kapal (Loa) : Loa =
0.96
90.46 𝑚
𝐿𝑜𝑎 =
0.96
Loa = 94.23m
3 5000
𝐵2 = 14𝑚 𝑥 √ = 15.41 𝑚
3750
3 5000
𝑇2 = 5.5𝑚𝑥 √ = 6.05 𝑚
3750
3 5000
𝐻2 = 8.5𝑥 √ = 9.36 𝑚
3750
𝑉
• Menentukan Froude Number (fn) :𝐹𝑛 =
√𝑔×𝐿𝑤𝑙2
5.67 𝑚/𝑠
𝐹𝑛 = = 0.19
√9.81×92.27 𝑚
2 90.46
𝑉(𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠)2 = 10.5𝑥 √
82.19
Page | 13
𝑉(𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠)2 = 10.02 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠
Page | 14
ukuran kapal (m)
Tipe Kapasitas
NO nama kapal panjang lebar tinggi sarat L/B L/T B/T L/H H/B H/T B/H T/H T/B
kapal (DWT)
(L) (B) (H) (T)
Chemical
2.67 10.48 0.5 1.33
1 TBN 0592 Tanker 83.8 16 8 6 4999 5.23 13.97 2 0.75 0.38
Chemical
2.48 11.06 0.52 1.28
2 BAUHINIA Tanker 93.97 16.5 8.5 6.664 5851 5.7 14.10 1.94 0.78 0.40
CRANE Chemical
2.69 11.05 0.53 1.44
3 LYRA Tanker 101.66 17.2 9.2 6.383 6485 5.9 15.93 1.87 0.69 0.37
CRANE Chemical
2.69 11.05 0.53 1.44
4 NOVA Tanker 101.66 17.2 9.2 6.392 6484 5.91 15.90 1.87 0.69 0.37
CRANE Chemical
2.69 11.05 0.53 1.44
5 STELLA Tanker 101.66 17.2 9.2 6.399 6486 5.91 15.89 1.87 0.70 0.37
Chemical
3.19 11.11 0.48 1.55
6 EROWATI Tanker 103.36 19.2 9.3 6.013 6688 5.38 17.19 2.06 0.65 0.31
Page | 15
GT Chemical
2.38 13.10 0.49 1.16
7 EQUALITY Tanker 107.46 16.8 8.2 7.049 6815 6.40 15.24 2.05 0.86 0.42
Chemical
2.38 13.11 0.49 1.16
8 NHA BE 06 Tanker 107.48 16.8 8.2 7.049 6788 6.40 15.25 2.05 0.86 0.42
SUNNY Chemical
2.54 11.70 0.52 1.32
9 MARS Tanker 104.12 17.2 8.9 6.763 6689 6.05 15.40 1.93 0.76 0.39
SUNNY Chemical
2.54 11.70 0.52 1.32
10 NOAH Tanker 104.12 17.2 8.9 6.763 6690 6.05 15.40 1.93 0.76 0.39
Chemical
2.48 11.06 0.52 1.28
11 TIRTASARI Tanker 93.97 16.5 8.5 6.664 5878 5.695151515 14.10 1.94 0.78 0.40
Chemical
2.49 11.05 0.53 1.33
12 AWAJI Tanker 101.66 17.2 9.2 6.913 7330 5.91 14.71 1.87 0.75 0.40
Chemical
2.56 11.01 0.49 1.26
13 CELOSIA Tanker 99.08 18.2 9 7.12 7477 5.44 13.92 2.02 0.79 0.39
CHEM Chemical
2.56 11.01 0.49 1.26
14 PEACE Tanker 99.08 18.2 9 7.12 7506 5.44 13.92 2.02 0.79 0.39
PROSPER Chemical
2.56 11.01 0.49 1.26
15 SUNSHINE Tanker 99.08 18.2 9 7.12 7527 5.44 13.92 2.02 0.79 0.39
Page | 16
VEMAOIL Chemical
2.43 11 0.51 1.24
16 XXIII Tanker 102.3 18.2 9.3 7.496 8256 5.62 13.65 1.96 0.81 0.41
Chemical
2.53 10.61 0.52 1.32
17 ADRIA Tanker 105.07 19 9.9 7.514 7514 5.53 13.98 1.92 0.76 0.40
DRAGON Chemical
2.52 10.61 0.52 1.31
18 LUCKY Tanker 105.07 19 9.9 7.53 8518 5.53 13.95 1.92 0.76 0.40
STS Chemical
2.53 10.53 0.53 1.33
19 PIONEER Tanker 105.31 19 10 7.514 8742 5.54 14.02 1.9 0.75 0.40
TANKER Chemical
2.55 9.67 0.61 1.55
20 4150 Tanker 82.19 14 8.5 5.5 3750 5.87 14.94 1.65 0.65 0.39
Page | 17
Dengan prasyarat ini sangat berketentuan dengan kontruksi kapal sebagai berikut :
1. Jika L/B >> maka : mempunyai ruangan yang banyak, stabilitas kapal baik,
cikar membutuhkan waktu lebih lama, memperkecil kekuatan memanjang,
moment lengkung menjadi besar.
2. Jika B/T << maka stabilitas kapal sangat baik
3. Jika L/H >> maka kontruksi kapal tidak baik, jadi kontruksi kapal harus
diperbesar atau modulus kontruksi harus besar. Peraturan ini di tetapkan ole
Biro Klasifikasi Indonesia mengajukan 9 < L/H < 14.
𝑉𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑 (𝐾𝑛𝑜𝑡𝑠)
𝐶𝑏 = 1.173 − 0.33 × → (𝐾𝑒𝑟𝑙𝑒𝑛)
√𝐿𝑝𝑝2(𝑚)
𝐶𝑏 = 0.8
Perkiraan Cb = 0.8
Perkiraan Cm = 0.994
𝐶𝑏
𝐶𝑝 = → (Posdunine /NSMB)
𝐶𝑚
𝐶𝑝 = 0.802
Perkiraan Cp = 0.8
Page | 18
1 + (2 × 𝐶𝑏)
𝐶𝑤 = → (𝑃𝑜𝑠𝑑𝑢𝑛𝑖𝑛𝑒)
3
𝐶𝑤 = 0.865
Perkiraan Cw = 0.865
𝐶𝑏
𝐶𝑝′ = → (Guldhammer)
𝐶𝑤
𝐶𝑝′ = 0.922
Page | 19
Page | 20
Gambar 2. Grafik menentukan LCB, LCG, Cba dan Cbf
Ship Order
Page | 21
LWT 2057,55 tons
∆ 7057,55 tons
Loa 94,23 m
Lwl 92,27 m
Lpp 90,46 m
B 15,41 m
H 9,36 m
T 6,05 m
Speed 11,01570817 kts
V 5,67 m/s
Cb 0,80 Kerlen
Cm 0,994 Sabit Series 60
Cp 0,802 Cb/Cm
Cw 0,865 Posdunine
Cp' 0,922 Cb/Cw
Fn 0,19 Kapal lambat
684 Naut. mi
Cruise Range
1266,768 km
LCB 2,29 m (Fwd Mid)
LCG 0,53 m (fwd Mid)
Cba 0,75 Diagram
Cbf 0,85 Diagram
Gambar 3. Principal Dimension Kapal
Menurut Admiralty pada buku “The Design of Merchant Ships, pada halaman 24” :
150
ac = 10 × ( + √Lpp) = 231.28
𝑉𝑠𝑝𝑒𝑒𝑑
𝛥2/3 × 𝑉𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 3 7057.552/3 × 11.023
𝑆𝐻𝑃(𝐻𝑃) = =
𝑎𝑐 231.28
𝑆𝐻𝑃(𝐻𝑃) = 2126.51
𝑆𝐻𝑃
𝐵𝐻𝑃(𝐻𝑃) = , → 𝜇 = 0.97 ÷ 0.98
𝜇 × 0.85
Page | 22
2126.51
𝐵𝐻𝑃(𝐻𝑃) = = 2445.49
0.98 ×
0.85 0.7457 kW
𝐵𝐻𝑃(𝑘𝑊) = 2445.49 HP × = 1823.59
1 HP
Pada grafik dibawah ini disediakan dengan menggunakan perhitungan yang sama
untuk setiap Vspeed pada setiap knotnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
kapal rancangan dengan kecepatan 11,02 knot memiliki SHP yang efisien. Dengan
rumus yang sama, didapatkan variasi data SHP dari setiap perbedaan kecepatan kapal
(knots). Untuk kapal penulis, dengan kecepatan 11,02 knots didapatkan shaft power
sebesar 2126,51 HP
2140
2120
2100
2080
2060
2040
10.9 10.95 11 11.05 11.1 11.15
Vs (knots)
Pemilihan Mesin
1. MG > 0,15 m
2. h 300 > 0,20 m
3. ᵠh maks ≥ 25° - 35°
Page | 23
4. ᵠ range ≥ 60°
5. Δ h 30° ≥ 0,055 m.radian
6. Δ h 40° ≥ 0,090 m.radian
7. Δ h 40° - Δ h 300 ≥ 0,030 m.radian
Sa + Sf
Hid = H+
6
Hid = 9.86
Hid
= 0.64
𝐵
𝑇
=
0.40
𝐵
Lpp
25 x
( 3 +10)
Sa =
1000
Sa =1
50 x Lpp
( 3 +10)
Sf =
1000
𝑆𝑓 = 2
Page | 24
5 𝐶𝑏 𝐵𝑀 = 3.76
𝐾𝐵 = 𝑇 ( − ) (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑑)
6 3𝑥𝐶𝑤𝑝
2𝑥𝐶𝑏
(1 + )
√𝐶𝑚 𝐾𝑀 = 𝐾𝐵 + 𝐵𝑀
𝐶𝑤𝑝 =
3
𝐾𝑀 = 6.94
𝐶𝑤𝑝 = 0.87
𝐺𝑀 = 𝐾𝑀 − 𝐾𝐺
𝐾𝐵 = 3.19
𝐺𝑀 = 0.86
𝐾𝐺 = (0.65 ÷ 0.85) × 𝐻
𝐺𝑀(𝑓𝑡) = 2.85
𝐾𝐺 = 0.65 × 𝐻
𝐺𝑀(𝑓𝑡) 𝑚𝑖𝑛 = 2.5
𝐾𝐺 = 6.08
𝐺𝑀(𝑓𝑡) > 𝐺𝑀(𝑓𝑡) 𝑚𝑖𝑛
𝐵𝑀
𝑀𝐺 Sin (57.3) = 0.73 m
(((0.72𝑥𝐶𝑤𝑝) + 0.292)𝑥𝐵2 )
= (𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑑)
12𝑥𝑇𝑥𝐶𝑏
Page | 25
Tabel Stabilitas Awal
a h* h* x MB sin a GM Sin a h
0 0 0 0 0 0
15 0,009 0,033806 0,258819 0,2235112 0,257317
30 0,05 0,187809 0,5 0,4317905 0,6196
45 0,05 0,187809 0,707107 0,6106439 0,798453
60 -0,05 -0,18781 0,866025 0,747883 0,560074
75 -0,2 -0,75124 0,965926 0,8341551 0,082918
90 -0,34 -1,2771 1 0,8635809 -0,41352
Tabel 3. Tabel Stabilitas Awal
Kemudian, dari data table di atas (hubungan antara a dengan h) di plot ke dalam gambar
grafik yang digambarkan dengan garis melengkung abu-abu. Sementara, garis biru
menunjukan nilai dari
𝑀𝐺 Sin (57.3) = 0.73 m.
0.7984532
57.30, 0.73
0.619599733
0.560073758
GZ (M)
0.25731686
0.082918056
0 0, 0 57.30, 0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
HEEL ANGLE (')
Page | 26
Perhitungan h Prohaska
A H fs HK fm GK x fm
0 0 1 0
5 0,085772 4 0,343089
10 0,171545 2 0,343089
15 0,257317 4 1,029267
20 0,389741 2 0,779481
25 0,487 4 1,948704
30 0,6196 1 0,6196 1 0,6196
35 0,661758 4 2,647032
40 0,756295 1 0,756295
S1 S2
45 0,798453 5,06323 4,022927
= =
Page | 27
1. 𝐺𝑀 = 𝐾𝑀 − 𝐾𝐺
𝐺𝑀 = 0.86 (memenuhi)
2. h 30° = 0.62 m (memenuhi)
3. ᵠh maks = 45°(memenuhi)
4. ᵠ range = 78° (memenuhi)
5. Δ h 30° = 1/3 x l x ∑1 = 1/3 x 5 x 5.06 = 0.15 𝑚 𝑟𝑎𝑑 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
57,3 57,3
1/3 x l x ∑2
6. Δ h 40° = = 1/3 x 5 x 4.02
= 0.12 𝑚 𝑟𝑎𝑑 (𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
57,3 57,3
Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa stabilitas kapal rancangan
memenuhi syarat dari standart rekomendasi IMO.
Periode Oleng (rolling period) adalah waktu yamg diperlukan oleh kapal untuk
melakukan satu kali oleng secara lengkap. Periode oleng disarankan berkisar antara 8
– 14 detik, maka hasil perhitungan diatas masih memenuhi persyaratan. Lama periode
oleng pada kapal ini adalah (Ref. Modern Ship by John H, Da Lage) :
2 × 𝜋× 𝑖× 𝐵
= , → 𝑖 = 0.38 ÷ 0.45
√𝑔 × 𝐺𝑀
2 × 3.14 × 0.38 × 15.41
=
√9.8 𝑥 0.86
= 12.63 detik
Freeboard menurut Load Line Convensi adalah jarak yang di ukur secara vertikal
kearah bawah dari ujung atas garis deck sampai keujung atas garis beban pada bagian
tengah kapal. Bila Cb > 0,68 maka dikoreksi dengan faktor pengoreksi :
Page | 28
𝐶𝑏 − 0,68
𝐶1 = = 0.09
1,36
𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 = 𝐹𝑏1𝑚𝑖𝑛
𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑚𝑚) = 5.41 x 0.09
𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 (𝑚) = 0.49
𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛(𝑚) = 𝐻 − 𝑇 = 3.31 → (memenuhi)
𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑛𝑐𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 > 𝐹𝑟𝑒𝑒𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜
Keterangan :
Keterangan :
k = konstanta baja 0,033 – 0,04 , direncanakan 0,04
E = Hull Numeral
ldh = Panjang Maksimum Deckhouse = 0.3xLoa = 0.3x94.23
= 28.27 m
hdh = Tinggi Maksimum Deckhouse = 4x(H-T) = 4x(9.36-6.05) =
13.21 m
Page | 29
Maka, didapat :
E = 2230. 69 m2
WST,n = 1265.29 tons (netto/bersih)
Maka, didapatkan :
Wme = 9.38 x (2445.49 HP /900)0.84
Wme = 22.98 tons
Maka, didapatkan :
Wsh = (3.14/4) x ((0.13 m)2) x 33.17 m x 8.03 tons/m3
Wsh = 3.31 tons
Page | 30
• Berat Propeler (Wprop)
Wprop = Dprop3 x Kprop
Dprop = 0.7 x T = 4.24 m
Kprop = 0.15 tons/m3
Maka, didapatkan :
Wprop = 4.24 m3 x 0.15 tons/m3
Wprop = 11.41 tons
Dengan diketahui,
c = 0.15 (range 0.1~0.15)
Nae = 2 (total mesin bantu)
Pme = 2614.99 HP (main engine power)
Maka, didapatkan :
Wae = 66.15 tons
Dengan diketahui :
k = 0.8 (range 0.7~0.9)
Maka, didapatkan :
Woe = 54.85tons
Page | 31
Dengan diketahui :
k = 50 (range 30~50)
Maka, didapatkan :
Wetc = 130.75 tons
Maka didapatkan,
LWT = 1290.6 tons + 103.85 tons + 54.85 tons + 130.75 tons + 0 tons
= 1580.05 tons
Page | 32
Maka, didapatkan :
Wfo = 132.44 tons
Maka, didapatkan :
Wlub = 2.4 tons
Dengan diketahui :
N = 18 (jumlah kru dengan rumus ZC)
t = 4,28 (hari pp)
Cfw = 0.05 ton/pax.hari (konsumsi air tawar)
Maka, didapatkan :
Wfw = 3.85 tons
Dengan diketahui :
Cprov = 0.02 ton/pax.hari
Maka, didapatkan :
Wprov = 1.54 tons
Page | 33
Dengan diketahui
Wc = 0.08 ton/pax (Berat Kru Rata-Rata)
Wl = 0.02 ton/pax (Berat Luggage)
Maka, didapatkan :
Wcl = 2 tons
f. Payload (Pl)
Maka, didapatkan :
Pl = 4858 tons
Maka didapatkan :
DWT = 132.44 tons + 2.40 tons + 3.85 tons + 1.54 tons + 2 tons + 4858 tons
= 7025.44 tons
Page | 34
Koreksi Displacement
Page | 35
BAB III
RENCANA GARIS
Rencana garis atau linesplan adalah kelanjutan dari tahap pra-rancangan yang
melakukan perhitungan-perhitungan terhadap ukuran-ukuran kapal, yang kemudian juga akan
dilakukan rancangan umum atau General Arrangement (GA) dengan tata ruang kapal tersebut.
Lpp 90.46 m
B 15.41 m
T 6.05 m
H 9.36 m
Cb 0.8
Cm 0.994
Cp 0.802
Cp' 0.922
Page | 36
distandarisir dalam beberapa seri. Bentuk-bentuk lambung tersebut terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian depan (fore body) dan bagian
belakang (after body). Metode ini memberikan kemudahan bagi pemakai untuk
memvariasikan bentuk lambung suatu kapal.
Data-data tersebut berbentuk kurva karakteristik untuk beberapa koefisien blok
(Cb). Untuk memakai metode ini ada beberapa variabel bebas yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu :
• Dimensi Utama (L, B, T, H)
• Koefisien Blok (Cb)
• Longitudinal Centre of Bouyancy (dalam % Lpp dari tengah kapal)
Koefisien tengah kapal (Cm) merupakan variabel terikat dimana harus dipilih dari
formdata (Cm sudah ditentukan pada tiap seri bentuk lambung)
Menentukan Formdata
Dari data Cba dan Cbf serta panjang kapal dibawah 100m. Jadi, mengambil
formdata non bulbous yaitu U1A untuk buritan dan B01F untuk haluan
Page | 37
Gambar 8. Formdata U1A dan B01F
Page | 38
nilai Cb terhadap Cb disebelahnya (batas atas dan bawah). Karena
nilai Cb = 0.8 maka tidak diperlukan interpolasi.
2. Membuat Body Plan sesuai dengan ukuran sarat, tinggi, dan lebar
serta sketsa yang didapat dari no.1, dengan cara :
a. Membuat segi empat dengan tinggi = sarat kapal dan lebar kapal
= lebar kapal dengan skala tertentu (bebas). Tinggi kemudian
dibagi dalam 10 bagian sama besar untuk waterline sedangkan
lebar dibagi menjadi 20 bagian sama besar untuk gading (10
bagian untuk bentuk depan dan 10 bagian untuk bentuk
belakang).
b. Membuat petak-petak dengan ukuran sama seperti d atas, dan
ataasnya dari sarat setinggi H kapal
3. Memindahkan sketsa bentuk depan dan belakang dari no.1 ke segi
empat pada 2b.
Page | 39
2. Membagi jarak ½ lebar depan dan ½ lebar belakang pada Body Plan
dengan 3 garis buttock sama besar untuk AP dan FP.
3. Berilah nama garis-garis tersebut dengan dengan nama BL 1 , BL 2
dan BL 3 sehingga untuk bagian depan dan belakang terdapat
masing-masing 3 buah garis BL 1 , BL 2 dan BL 3.
4. Proyeksikan jarak vertikal antara perpotongan tiap gading dengan
tiap garis BL 1 , BL 2 dan BL 3 ke sketsa sheer plan.
5. Dari tiap titik hasil proyeksi di setiap gading dihubungkan dengan
garis lengkung sehingga membentuk stream line. Disarankan
sebelum membentuk garis stream line, terlebih dahulu
menyelesaikan Half Breadth Plan agar titik-titik nya juga dapat
diproyeksikan sesuai dengan waterline.
Page | 40
3. Dari tiap titik hasil proyeksi di setiap gading dihubungkan dengan
garis lengkung sehingga membentuk stream line.
A = Cm B T
Page | 41
1 37,4534 4 150 -9 -1348,3224
2 55,5138 2 111 -8 -888,2208
3 70,9164 4 284 -7 -1985,6592
4 86,2358 2 172 -6 -1034,8296
5 89,5138 4 358 -5 -1790,276
6 92,808 2 186 -4 -742,464
7 92,821 4 371 -3 -1113,852
8 92,8238 2 186 -2 -371,2952
9 92,8382 4 371 -1 -371,3528
10 92,8382 2 186 S3 -9679,322
11 92,5868 4 370 1 370,3472
12 92,5868 2 185 2 370,3472
13 92,5868 4 370 3 1111,0416
14 92,5868 2 185 4 740,6944
15 89,0054 4 356 5 1780,108
16 85,4122 2 171 6 1024,9464
17 69,7368 4 279 7 1952,6304
18 54,082 2 108 8 865,312
19 34,9556 4 140 9 1258,4016
20 0 1 0 10 0
S1 4543 S2 9473,8288
Tabel 8. Perhitungan SAC
Page | 42
= 6849m3 x 1.025 x 1.004
= 7048 ton
Page | 43
• Titik berat garis air (LCF)
• Moment inersia melintang ( It )
• Moment inersia memanjang ( Il )
• Titik tekan memanjang ( LCB )
• Titik tekan meninggi ( FK )
• Metacentra melintang ( MK )
• Metacentra memanjang ( MLK )
• Ton per centimeter ( TPC )
• Moment to change trim ( MCT )
Koefisien-koefisien :
• Koefisien blok ( Cb )
• Koefisien midship ( Cm )
• Koefisien garis air ( Cwp )
• Koefisien prismatic ( Cp )
Tabel 1
Page | 44
Waterline 0
L 4,5200 AWL (m^2) 843,3419 (2xLxZ1)/3
L' 0,0000 FO (m) -0,2915 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,0000 Ix (m^4) 10260,6215 (2LxZ5)/9
L'' 0,0000 Iy (m^4) 314557,4479 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,0000 Z (m^4) 71,6654 FO^2xAWL
IL (m^4) 314485,7825 Iy-Z
Waterline 1
Page | 45
L 4,5200 AWL (m^2) 1042,7493 (2xLxZ1)/3
L' 0,55 FO (m) 0,1949 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,1217 Ix (m^4) 16536,0709 (2LxZ5)/9
L'' 1,6900 Iy (m^4) 456191,4411 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,3739 Z (m^4) 39,6266 FO^2xAWL
IL (m^4) 456151,8145 Iy-Z
Waterline 2
L 4,5200 AWL (m^2) 1088,8291 (2xLxZ1)/3
L' 0,8050 FO (m) 0,3780 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,1781 Ix (m^4) 18025,6061 (2LxZ5)/9
L'' 1,9800 Iy (m^4) 497656,1964 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4381 Z (m^4) 155,5953 FO^2xAWL
IL (m^4) 497500,6011 Iy-Z
Waterline 3
L 4,5200 AWL (m^2) 1109,3487 (2xLxZ1)/3
L' 0,9350 FO (m) 0,4390 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,2069 Ix (m^4) 18610,4179 (2LxZ5)/9
L'' 2,0900 Iy (m^4) 520119,4655 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4624 Z (m^4) 213,8280 FO^2xAWL
IL (m^4) 519905,6374 Iy-Z
Page | 46
Frame Ordinat F. Simpson HG F. Momen HG F. Momen HG Ordinat^3 F. Kali/S HG
ya 0,0000 0,2069 0,0000 -9,4137 0,0000 -9,4137 0,0000 0,0000 0,2069 0,0000
yb 1,4400 0,8274 1,1915 -9,2069 -10,9700 -9,2069 100,9994 2,9860 0,8274 2,4707
1 2,4300 1,2069 2,9327 -9,0000 -26,3940 -9,0000 237,5460 14,3489 1,2069 17,3171
2 4,0000 4,0000 16,0000 -8,0000 -128,0000 -8,0000 1024,0000 64,0000 4,0000 256,0000
3 5,5300 2,0000 11,0600 -7,0000 -77,4200 -7,0000 541,9400 169,1124 2,0000 338,2248
4 7,0600 4,0000 28,2400 -6,0000 -169,4400 -6,0000 1016,6400 351,8958 4,0000 1407,5833
5 7,3850 2,0000 14,7700 -5,0000 -73,8500 -5,0000 369,2500 402,7648 2,0000 805,5296
6 7,7100 4,0000 30,8400 -4,0000 -123,3600 -4,0000 493,4400 458,3140 4,0000 1833,2560
7 7,7100 2,0000 15,4200 -3,0000 -46,2600 -3,0000 138,7800 458,3140 2,0000 916,6280
8 7,7100 4,0000 30,8400 -2,0000 -61,6800 -2,0000 123,3600 458,3140 4,0000 1833,2560
9 7,7100 2,0000 15,4200 -1,0000 -15,4200 -1,0000 15,4200 458,3140 2,0000 916,6280
10 7,7100 4,0000 30,8400 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 458,3140 4,0000 1833,2560
11 7,7050 2,0000 15,4100 1,0000 15,4100 1,0000 15,4100 457,4229 2,0000 914,8459
12 7,7050 4,0000 30,8200 2,0000 61,6400 2,0000 123,2800 457,4229 4,0000 1829,6917
13 7,7050 2,0000 15,4100 3,0000 46,2300 3,0000 138,6900 457,4229 2,0000 914,8459
14 7,7050 4,0000 30,8200 4,0000 123,2800 4,0000 493,1200 457,4229 4,0000 1829,6917
15 7,3425 2,0000 14,6850 5,0000 73,4250 5,0000 367,1250 395,8511 2,0000 791,7022
16 6,9800 4,0000 27,9200 6,0000 167,5200 6,0000 1005,1200 340,0684 4,0000 1360,2736
17 5,6600 2,0000 11,3200 7,0000 79,2400 7,0000 554,6800 181,3215 2,0000 362,6430
18 4,3400 4,0000 17,3600 8,0000 138,8800 8,0000 1111,0400 81,7465 4,0000 326,9860
19 2,7600 1,4624 4,0362 9,0000 36,3258 9,0000 326,9318 21,0246 1,4624 30,7461
yc 1,5200 1,8496 2,8113 9,4624 26,6019 9,4624 251,7173 3,5118 1,8496 6,4953
yd 0,0000 0,4624 0,0000 9,9248 0,0000 9,9248 0,0000 0,0000 0,4624 0,0000
1 368,1467 -732,7940 8448,4894 18528,0709
768,5526
Waterline 4
L 4,5200 AWL (m^2) 1123,9119 (2xLxZ1)/3
L' 1,2000 FO (m) 0,4244 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,2655 Ix (m^4) 19024,0390 (2LxZ5)/9
L'' 2,1350 Iy (m^4) 536777,2145 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4723 Z (m^4) 202,4705 FO^2xAWL
IL (m^4) 536574,7440 Iy-Z
Waterline 5
L 4,5200 AWL (m^2) 1134,4365 (2xLxZ1)/3
L' 1,1350 FO (m) 0,3970 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,2511 Ix (m^4) 19346,4746 (2LxZ5)/9
L'' 2,1500 Iy (m^4) 548508,1755 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4757 Z (m^4) 178,8238 FO^2xAWL
IL (m^4) 548329,3517 Iy-Z
Page | 47
Frame Ordinat F. Simpson HG F. Momen HG F. Momen HG Ordinat^3 F. Kali/S HG
ya 0,0000 0,2511 0,0000 -9,5022 0,0000 -9,5022 0,0000 0,0000 0,2511 0,0000
yb 1,4900 1,0044 1,4966 -9,2511 -13,8451 -9,2511 128,0829 3,3079 1,0044 3,3226
1 2,6000 1,2511 3,2529 -9,0000 -29,2759 -9,0000 263,4830 17,5760 1,2511 21,9894
2 4,4300 4,0000 17,7200 -8,0000 -141,7600 -8,0000 1134,0800 86,9383 4,0000 347,7532
3 5,8750 2,0000 11,7500 -7,0000 -82,2500 -7,0000 575,7500 202,7793 2,0000 405,5586
4 7,3200 4,0000 29,2800 -6,0000 -175,6800 -6,0000 1054,0800 392,2232 4,0000 1568,8927
5 7,5150 2,0000 15,0300 -5,0000 -75,1500 -5,0000 375,7500 424,4113 2,0000 848,8226
6 7,7100 4,0000 30,8400 -4,0000 -123,3600 -4,0000 493,4400 458,3140 4,0000 1833,2560
7 7,7100 2,0000 15,4200 -3,0000 -46,2600 -3,0000 138,7800 458,3140 2,0000 916,6280
8 7,7100 4,0000 30,8400 -2,0000 -61,6800 -2,0000 123,3600 458,3140 4,0000 1833,2560
9 7,7100 2,0000 15,4200 -1,0000 -15,4200 -1,0000 15,4200 458,3140 2,0000 916,6280
10 7,7100 4,0000 30,8400 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 458,3140 4,0000 1833,2560
11 7,7050 2,0000 15,4100 1,0000 15,4100 1,0000 15,4100 457,4229 2,0000 914,8459
12 7,7050 4,0000 30,8200 2,0000 61,6400 2,0000 123,2800 457,4229 4,0000 1829,6917
13 7,7050 2,0000 15,4100 3,0000 46,2300 3,0000 138,6900 457,4229 2,0000 914,8459
14 7,7050 4,0000 30,8200 4,0000 123,2800 4,0000 493,1200 457,4229 4,0000 1829,6917
15 7,4775 2,0000 14,9550 5,0000 74,7750 5,0000 373,8750 418,0895 2,0000 836,1790
16 7,2500 4,0000 29,0000 6,0000 174,0000 6,0000 1044,0000 381,0781 4,0000 1524,3125
17 5,9650 2,0000 11,9300 7,0000 83,5100 7,0000 584,5700 212,2420 2,0000 424,4840
18 4,6800 4,0000 18,7200 8,0000 149,7600 8,0000 1198,0800 102,5032 4,0000 410,0129
19 2,9800 1,4757 4,3975 9,0000 39,5773 9,0000 356,1957 26,4636 1,4757 39,0514
yc 1,6400 1,9027 3,1204 9,4757 29,5674 9,4757 280,1710 4,4109 1,9027 8,3925
yd 0,0000 0,4757 0,0000 9,9513 0,0000 9,9513 0,0000 0,0000 0,4757 0,0000
1 376,4723 -764,6810 8909,6175 19260,8708
797,7497
Waterline 6
L 4,5200 AWL (m^2) 1144,4215 (2xLxZ1)/3
L' 0,9100 FO (m) 0,3499 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,2013 Ix (m^4) 19658,2348 (2LxZ5)/9
L'' 2,1550 Iy (m^4) 559767,9052 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4768 Z (m^4) 140,1023 FO^2xAWL
IL (m^4) 559627,8029 Iy-Z
Waterline 7
L 4,5200 AWL (m^2) 1158,6102 (2xLxZ1)/3
L' 1,0550 FO (m) 0,1228 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,2334 Ix (m^4) 19993,0014 (2LxZ5)/9
L'' 2,1550 Iy (m^4) 578615,8493 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4768 Z (m^4) 17,4858 FO^2xAWL
IL (m^4) 578598,3635 Iy-Z
Page | 48
Frame Ordinat F. Simpson HG F. Momen HG F. Momen HG Ordinat^3 F. Kali/S HG
ya 0,0000 0,2334 0,0000 -9,4668 0,0000 -9,4668 0,0000 0,0000 0,2334 0,0000
yb 2,0100 0,9336 1,8766 -9,2334 -17,3273 -9,2334 159,9904 8,1206 0,9336 7,5816
1 3,2900 1,2334 4,0579 -9,0000 -36,5212 -9,0000 328,6906 35,6113 1,2334 43,9232
2 5,1200 4,0000 20,4800 -8,0000 -163,8400 -8,0000 1310,7200 134,2177 4,0000 536,8709
3 6,2850 2,0000 12,5700 -7,0000 -87,9900 -7,0000 615,9300 248,2652 2,0000 496,5304
4 7,4500 4,0000 29,8000 -6,0000 -178,8000 -6,0000 1072,8000 413,4936 4,0000 1653,9745
5 7,5800 2,0000 15,1600 -5,0000 -75,8000 -5,0000 379,0000 435,5195 2,0000 871,0390
6 7,7100 4,0000 30,8400 -4,0000 -123,3600 -4,0000 493,4400 458,3140 4,0000 1833,2560
7 7,7100 2,0000 15,4200 -3,0000 -46,2600 -3,0000 138,7800 458,3140 2,0000 916,6280
8 7,7100 4,0000 30,8400 -2,0000 -61,6800 -2,0000 123,3600 458,3140 4,0000 1833,2560
9 7,7100 2,0000 15,4200 -1,0000 -15,4200 -1,0000 15,4200 458,3140 2,0000 916,6280
10 7,7100 4,0000 30,8400 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 458,3140 4,0000 1833,2560
11 7,7050 2,0000 15,4100 1,0000 15,4100 1,0000 15,4100 457,4229 2,0000 914,8459
12 7,7050 4,0000 30,8200 2,0000 61,6400 2,0000 123,2800 457,4229 4,0000 1829,6917
13 7,7050 2,0000 15,4100 3,0000 46,2300 3,0000 138,6900 457,4229 2,0000 914,8459
14 7,7050 4,0000 30,8200 4,0000 123,2800 4,0000 493,1200 457,4229 4,0000 1829,6917
15 7,5475 2,0000 15,0950 5,0000 75,4750 5,0000 377,3750 429,9415 2,0000 859,8830
16 7,3900 4,0000 29,5600 6,0000 177,3600 6,0000 1064,1600 403,5834 4,0000 1614,3337
17 6,1500 2,0000 12,3000 7,0000 86,1000 7,0000 602,7000 232,6084 2,0000 465,2167
18 4,9100 4,0000 19,6400 8,0000 157,1200 8,0000 1256,9600 118,3708 4,0000 473,4831
19 3,2100 1,4768 4,7404 9,0000 42,6639 9,0000 383,9749 33,0762 1,4768 48,8459
yc 1,7800 1,9071 3,3946 9,4768 32,1699 9,4768 304,8664 5,6398 1,9071 10,7555
yd 0,0000 0,4768 0,0000 9,9535 0,0000 9,9535 0,0000 0,0000 0,4768 0,0000
1 384,4945 -806,9985 9398,6674 19904,5368
817,4487
Waterline 8
L 4,5200 AWL (m^2) 1181,7464 (2xLxZ1)/3
L' 1,9650 FO (m) -0,4627 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,4347 Ix (m^4) 20399,4520 (2LxZ5)/9
L'' 2,1650 Iy (m^4) 613299,0679 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4790 Z (m^4) 252,9923 FO^2xAWL
IL (m^4) 613046,0756 Iy-Z
Waterline 9
L 4,5200 AWL (m^2) 1212,5033 (2xLxZ1)/3
L' 2,9250 FO (m) -1,2270 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,6471 Ix (m^4) 21001,7515 (2LxZ5)/9
L'' 2,1900 Iy (m^4) 659011,3687 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,4845 Z (m^4) 1825,4302 FO^2xAWL
IL (m^4) 657185,9385 Iy-Z
Page | 49
Frame Ordinat F. Simpson HG F. Momen HG F. Momen HG Ordinat^3 F. Kali/S HG
ya 0,0000 0,6471 0,0000 -9,4027 0,0000 -9,4027 0,0000 0,0000 0,6471 0,0000
yb 3,0300 2,5885 7,8431 -9,2013 -72,1673 -9,2013 664,0351 27,8181 2,5885 72,0071
1 5,0800 1,6471 8,3674 -9,0000 -75,3065 -9,0000 677,7586 131,0965 1,6471 215,9322
2 6,1000 4,0000 24,4000 -8,0000 -195,2000 -8,0000 1561,6000 226,9810 4,0000 907,9240
3 6,8300 2,0000 13,6600 -7,0000 -95,6200 -7,0000 669,3400 318,6120 2,0000 637,2240
4 7,5600 4,0000 30,2400 -6,0000 -181,4400 -6,0000 1088,6400 432,0812 4,0000 1728,3249
5 7,6350 2,0000 15,2700 -5,0000 -76,3500 -5,0000 381,7500 445,0688 2,0000 890,1375
6 7,7100 4,0000 30,8400 -4,0000 -123,3600 -4,0000 493,4400 458,3140 4,0000 1833,2560
7 7,7100 2,0000 15,4200 -3,0000 -46,2600 -3,0000 138,7800 458,3140 2,0000 916,6280
8 7,7100 4,0000 30,8400 -2,0000 -61,6800 -2,0000 123,3600 458,3140 4,0000 1833,2560
9 7,7100 2,0000 15,4200 -1,0000 -15,4200 -1,0000 15,4200 458,3140 2,0000 916,6280
10 7,7100 4,0000 30,8400 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 458,3140 4,0000 1833,2560
11 7,7050 2,0000 15,4100 1,0000 15,4100 1,0000 15,4100 457,4229 2,0000 914,8459
12 7,7050 4,0000 30,8200 2,0000 61,6400 2,0000 123,2800 457,4229 4,0000 1829,6917
13 7,7050 2,0000 15,4100 3,0000 46,2300 3,0000 138,6900 457,4229 2,0000 914,8459
14 7,7050 4,0000 30,8200 4,0000 123,2800 4,0000 493,1200 457,4229 4,0000 1829,6917
15 7,5825 2,0000 15,1650 5,0000 75,8250 5,0000 379,1250 435,9506 2,0000 871,9012
16 7,4600 4,0000 29,8400 6,0000 179,0400 6,0000 1074,2400 415,1609 4,0000 1660,6437
17 6,2850 2,0000 12,5700 7,0000 87,9900 7,0000 615,9300 248,2652 2,0000 496,5304
18 5,1100 4,0000 20,4400 8,0000 163,5200 8,0000 1308,1600 133,4328 4,0000 533,7313
19 3,4100 1,4845 5,0622 9,0000 45,5597 9,0000 410,0374 39,6518 1,4845 58,8637
yc 1,9100 1,9381 3,7017 9,4768 35,0800 9,4768 332,4449 6,9679 1,9381 13,5041
yd 0,0000 0,4845 0,0000 9,9535 0,0000 9,9535 0,0000 0,0000 0,4845 0,0000
1 402,3794 -942,8038 10704,5610 20908,8234
833,5747
Waterline 10
L 4,5200 AWL (m^2) 1242,5810 (2xLxZ1)/3
L' 3,1650 FO (m) -1,9033 L(Z2+Z3)/Z1
L'/L 0,7002 Ix (m^4) 21788,3073 (2LxZ5)/9
L'' 2,2600 Iy (m^4) 705445,3497 ((2L^3)xZ4)/3
L''/L 0,5000 Z (m^4) 4501,1024 FO^2xAWL
IL (m^4) 700944,2473 Iy-Z
Tabel 2
Page | 50
1 2 3 = 1x2 4 5=3x4 6 3
Luas Waterline Hasil Ganda
No. Wl F. Simpson HG F. Moment HG . Berat (FA) FO co HG
(AWL) + -
0 843,3419 1 843,3419 0,0000 0,0000 0,0000 843,3419 0,0000
1 1042,7493 4 4170,9973 1,0000 4170,9973 0,1949 4170,9973 813,0994
2 1088,8291 1 1088,8291 2,0000 2177,6583 0,3780 1088,8291 411,6026
6103,1683 '1 6348,6556 "1 1224,7019
2 1088,8291 1 1088,8291 2,0000 2177,6583 0,3780 1088,8291 411,6026
3 1109,3487 4 4437,3948 3,0000 13312,1844 0,4390 4437,3948 1948,1677
4 1123,9119 1 1123,9119 4,0000 4495,6475 0,4244 1123,9119 477,0314
12753,3041 ' 26334,1457 "2 4061,5037
4 1123,9119 1 1123,9119 4,0000 4495,6475 0,4244 1123,9119 477,0314
5 1134,4365 4 4537,7461 5,0000 22688,7307 0,3970 4537,7461 1801,6181
6 1144,4215 1 1144,4215 6,0000 6866,5290 0,3499 1144,4215 400,4199
19559,3836 ' 60385,0529 "2 6740,5731
6 1144,4215 1 1144,4215 6,0000 6866,5290 0,3499 1144,4215 400,4199
7 1158,6102 4 4634,4408 7,0000 32441,0856 0,1228 4634,4408 569,3389
8 1181,7464 1 1181,7464 8,0000 9453,9709 -0,4627 1181,7464 -546,7840
26519,9923 ' 109146,6384 " 7163,5478
Page | 51
t= 0,6054 KB COF COB
No. WL Volume (m^3) FK FO FO'
2 1231,5244 0,6297 0,3780 4,9834
4 2573,4184 1,2500 0,4244 3,1400
6 3946,7793 1,8689 0,3499 2,9017
8 5351,3219 2,4914 -0,4627 3,7021
10 6819,1706 3,1290 -1,9033 -19,8895
Tabel 3
Page | 52
WL ∆ (ton) Volume (m3) Ix (m4) FK (m) IL(m4) Awl (m2) MF (m) MLF (m) MK (m) MLK(m) MCT TPC(ton/cm) Cw Cb Cm Cp Cp' FO FO'
2 1270,9332 1231,5244 18025,6061 0,6297 497500,6011 1088,8291 14,6368 403,9714 15,2665 404,6011 5902,4041 11,2367 0,8118 0,7584 0,8273 0,9167 0,9342 0,3780 4,9834
4 2655,7678 2573,4184 19024,0390 1,2500 536777,2145 1123,9119 7,3925 208,5853 8,6425 209,8353 6288,8583 11,5988 0,8275 0,7824 0,9136 0,8564 0,9456 0,4244 3,1400
6 4073,0763 3946,7793 19658,2348 1,8689 559627,8029 1144,4215 4,9808 141,7935 6,8497 143,6624 6597,1003 11,8104 0,8478 0,8050 0,9424 0,8541 0,9495 0,3499 2,9017
8 5522,5642 5351,3219 20399,4520 2,4914 613046,0756 1181,7464 3,8120 114,5597 6,3035 117,0512 7060,2995 12,1956 0,8552 0,7997 0,9568 0,8358 0,9351 -0,4627 3,7021
10 7037,3841 6819,1706 21788,3073 3,1290 700944,2473 1242,5810 3,1952 102,7902 6,3241 105,9192 7839,6699 12,8234 0,8733 0,7917 0,9655 0,8200 0,9066 -1,9033 -19,8895
Setelah diskalakan
Denominator 2000 2000 7500 1 312500 350 4 100 4 100 2500 3,5 2 2 2 2 2 1 30
WL ∆ (ton) Volume (m3) Ix (m4) FK (m) IL(m4) Awl (m2) MF (m) MLF (m) MK (m) MLK(m) MCT TPC(ton/cm) Cw Cb Cm Cp Cp' FO FO'
2 0,6355 0,6158 2,4034 0,6297 1,5920 3,1109 3,6592 4,0397 3,8166 4,0460 2,3610 3,2105 1,6235 1,5167 1,6546 1,8334 1,8684 0,3780 0,1661
4 1,3279 1,2867 2,5365 1,2500 1,7177 3,2112 1,8481 2,0859 2,1606 2,0984 2,5155 3,3139 1,6549 1,5649 1,8273 1,7128 1,8912 0,4244 0,1047
6 2,0365 1,9734 2,6211 1,8689 1,7908 3,2698 1,2452 1,4179 1,7124 1,4366 2,6388 3,3744 1,6955 1,6099 1,8849 1,7083 1,8990 0,3499 0,0967
8 2,7613 2,6757 2,7199 2,4914 1,9617 3,3764 0,9530 1,1456 1,5759 1,1705 2,8241 3,4845 1,7105 1,5994 1,9136 1,6716 1,8701 -0,4627 0,1234
10 3,5187 3,4096 2,9051 3,1290 2,2430 3,5502 0,7988 1,0279 1,5810 1,0592 3,1359 3,6638 1,7466 1,5834 1,9309 1,6401 1,8131 -1,9033 -0,6630
Maka, Koreksi Displacement = |( Δ preliminary - Δ HSC) / Δ preliminary| x 100% = 0.566% (memenuhi, <1%)
Kemudian didapatkan kurva hydrostatic, dimana menggambarkan besaran-besaran diatas yang dapat digambarkan dalam bentuk diagram atau
kurva setelah masing-masing diskalakan
Page | 53
b Y lx FK IL Am MF MLF NK MLK MMT TPC Co Cb Cn Lr Lp’ F0 FU *"’"““*
Page | 54
Gambar 13. Kurva Hydrostatic
Baseline – WL 2
Page | 55
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 56
WL 2 - WL 4
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 57
WL 4 – WL 6
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 58
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
WL 6 – WL 8
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 59
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
WL 8 – WL 10
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 60
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter t = 1 waterline 0,61 meter
Page | 61
Faktor Hasil Hasil Faktor Faktor
No.Gading ABonjean
Simpson Ganda
Faktor Moment
Ganda Moment
Hasil Ganda Ord 3 Kali
Hasil Ganda
Nomor Gading
No. WL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 0 4,592613891 7,837308 11,42302 15,00873 16,57659 18,14446 18,14446 18,14446 18,14446 18,14446 17,92451 17,92451 17,92451 17,92451 16,43635 14,94819 11,43512 7,922057 4,677363 0
4 0 10,48068409 17,49875 24,78115 32,06355 34,43855 36,81355 36,81355 36,81355 36,81355 36,81355 36,5815 36,5815 36,5815 36,5815 34,20146 31,82141 25,09795 18,37449 11,34029 0
6 0 16,80864407 28,25789 39,01502 49,77215 52,6274 55,48265 55,48265 55,48265 55,48265 55,48265 55,23849 55,23849 55,23849 55,23849 52,30556 49,37262 39,53361 29,6946 18,56013 0
8 0 24,8921286 40,68378 54,24571 67,80764 70,9797 74,15175 74,15175 74,15175 74,15175 74,15175 73,89548 73,89548 73,89548 73,89548 70,57714 67,25879 54,41723 41,57567 26,3248 0
10 3,3133 37,15255254 55,45844 70,788 86,11756 89,4692 92,82084 92,82084 92,82084 92,82084 92,82084 92,55247 92,55247 92,55247 92,55247 88,93549 85,3185 69,64186 53,96523 34,59796 0
Setelah diskalakan
Nomor Gading
No. WL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 0 0,13121754 0,223923 0,326372 0,428821 0,473617 0,518413 0,518413 0,518413 0,518413 0,518413 0,512129 0,512129 0,512129 0,512129 0,46961 0,427091 0,326718 0,226344 0,133639 0
4 0 0,299448117 0,499964 0,708033 0,916101 0,983959 1,051816 1,051816 1,051816 1,051816 1,051816 1,045186 1,045186 1,045186 1,045186 0,977184 0,909183 0,717084 0,524985 0,324008 0
6 0 0,480246973 0,807368 1,114715 1,422061 1,50364 1,585219 1,585219 1,585219 1,585219 1,585219 1,578243 1,578243 1,578243 1,578243 1,494444 1,410646 1,129532 0,848417 0,53029 0
8 0 0,711203674 1,162394 1,549877 1,937361 2,027991 2,118621 2,118621 2,118621 2,118621 2,118621 2,1113 2,1113 2,1113 2,1113 2,01649 1,92168 1,554778 1,187876 0,752137 0
10 0,09467 1,061501501 1,584527 2,022514 2,460502 2,556263 2,652024 2,652024 2,652024 2,652024 2,652024 2,644356 2,644356 2,644356 2,644356 2,541014 2,437671 1,989768 1,541864 0,988513 0
SKALA 1 : 35
Page | 62
Tabel 10. Perhitungan Kurva Bonjean
Page | 63
Koreksi Displacement untuk Kurva Bonjean
Kemudian didapatkan kurva bonjean yang telah diskalakan dengan skala 1:35
Page | 64
digunakan metode “Benjamin-Spence”. Sketsa pada gambar menunjukkan kapal
pada keadaan miring/oleng dengan waterline Wφ Lφ, dimana terdapat suatu
segmen dx yang tegak lurus sumbu A-A dengan luasan (Y1 + Y2) dx, dimana letak
dari titik tekan Z terhadap sumbu A-A adalah ½(Y1 + Y2) dengan aturan bahwa :
1 2
AWL = (Y + Y ) dx
0
Page | 65
10⁰ 20⁰ 30⁰ 40⁰
No. WL V=x bn' =y V=x bn' =y V=x bn' =y V=x bn' =y
1 0 0 0 0 0 0 54,12538 5,614603
2 0 0 105,8385 5,370288 454,361 5,463254 1000,587 5,137076
3 1336,801 2,563668 1569,269 3,588471 2075,722 4,306046 2892,403 4,829662
4 4145,335 1,22529 4368,409 2,284349 4902,984 3,550949 5848,789 4,565943
5 7150,374 1,12869 7535,686 2,173676 8168,544 3,252773 8862,249 4,076225
6
7
50⁰ 60⁰ 70⁰ 80⁰ 90⁰
V=x bn' = y V=x bn' = y V=x bn' = y V=x bn' = y V=x bn' = y
40,4418 5,100037 21,44829 4,265746 0 0 24,81247 2,424275 220,4564 5,26712
693,2297 5,29449 606,2355 4,978465 449,9157 4,576023 1198,917 5,591383 1893,04 5,358022
2393,747 5,465497 2293,961 5,883032 2144,341 5,934946 3150,669 5,780752 3976,565 5,382508
5052,48 5,367363 4722,454 5,802633 4399,568 5,851759 5448,195 5,698504 6343,765 5,418682
7862,059 4,870648 7308,618 5,421514 6870,023 5,633846 7867,583 5,596557 8711,143 5,435277
10073,1 4,461762 9834,49 5,03407 9296,975 5,393754 10138,21 5,481766 10794,07 5,429113
11104,54 5,179987 11740,56 5,364349 12246,11 5,423971
Page | 66
Gambar 16. General Arrangement
Page | 67
Awak Kapal
Ruang Muat
Ruang muat yang tersedia berjumlah 5 dengan konstruksi double bottom dan
ukuran yang berbeda. Keseluruhan total volume ruang muat adalah 6484.41 m3
Tangki
Keseluruhan Ruangan
a. Poop Deck
• Galley and Pantry Room
Page | 68
• Crew Mess/Dayroom
• Storage and Store
• Deck Ofice & Cargo Control Room
• Provision Stores
• rest room & office mess room
• Garbage Room
• Gangway
• Fire Station
• Safety Equipment
• Paint Stores
• Deck Workshop
• Laundry and Linen Room
• WC
• Stair Room
b. 1st Bridge Deck
• Hospital
• Hospital Toilet
• Crew Room
• Crew Room Toilet
• 2 Petty Off Room
• 2 Petty Off Room Toilet
• 2 Room for 4 crew
• 2 Toilet for Room for 4 crew
• 2 Crew Room
• 2 Crew Room Toilet
• 3rd eng room
• 3rd eng room toilet
• AC Room
• Stair Room
• Gangway
c. 2nd Bridge Deck
• officer room
Page | 69
• officer room toilet
• chief eng room
• chief eng room toilet
• officer room
• officer room toilet
• captain room
• captain room toilet
• officer room
• officer room toilet
• Pilot room
• pilot room toilet
• instr room
• wc
• stair room
d. Navigation Deck
• Navigation room
• 2 Safety Equipment Room
e. Main Deck
• CO2 room
• Rope Store
• Stair room 1
• Engine Control Room
• El. Stores
• Gymnasium
• Chem. Store
• Bosun Store
• Technical Room
• Stair room 2
• N2 equpment room
• Foam room
• converter room
• engine workshop
Page | 70
• engine store
• space for n2 equopment room
• gangway
Page | 71
BAB IV
KONSTRUKSI KAPAL
Dalam proses pembuatan kapal, diperlukan sebuah system perancangan konstruksi, bentuk
dan desain yang sempurna. Agar memenuhi kondisi kelaikan dan keselamatan pelayaran, maka
kapal yang akan dirancang hendaknya benar-benar memperhatikan dimensi material yang
digunakan beserta rencana konstruksinya. Dalam perencanaan midship section dan profile
construction kapal chemical tanker ini digunakan peraturan dari Biro Klasifikasi Indonesia.
Dasar penentuan ukuran dan detail kontruksi dalam perhitungan antara lain:
Dalam menentukan ukuran-ukuran dari kontruksi geladak dan menyangga alas dalam sisi
alas, alas kapal dan tangki-tangki maka perlu ditentukan dahulu beban yang akan dipakai,
beban yang diterima/dialami harus diketahui. Dalam Rules for Hull BKI (Voll II) 2019
section 4, perkiraan beban pada kapal antara lain adalah :
Page | 72
20.𝑇
PD = Po + ( ) 𝑥 CD (kN / m2 )
(10+𝑧−𝑇).𝐻
dimana :
Cb = Coeficien blok
Cb = 0.8
300−𝐿 1.5
Co = 10.75 + ( ) untuk 90 ≤ L ≤ 300 m.
100
300−90.4
= 10.75 + ( 6 )1.5
100
= 7.72
CL = Length Coefficient
CL = 1 untuk L ≥ 90 m
f = Probability factor
Page | 73
CD(A) = 1.02
CD(M) =1
CD(F) = 1.14
z = H = 9.36 m
Maka, didapatkan :
Page | 74
PD (A) = Beban Geladak Cuaca pada buritan
PD (A)1 = 24.07 kN/m2
PD (A)2 = 22.35 kN/m2
PD (A)3 = 17.88 kN/m2
PD (F)1 = 27 kN/m2
PD (F)2 = 25.04 kN/m2
PD (F)3 = 20.03 kN/m2
𝑧−𝐻
n =1−
10
Page | 75
PDA3 = 2.15 kN/m2 untuk menghitung CDG, SDG,dan strong beam
Page | 76
Ps2 = 81.24 kN/m2 (Untuk Main Frame)
Ps3 = 73.07 kN/m2 (Untuk Web Frame dan Stringgers)
Dimana :
Po1 = 24.26 kN/m2
𝐻−𝑇
z =T+( )
2
= 7.7 m
Maka, didapatkan :
a. Beban Sisi diatas garis air untuk daerah Buritan kapal ( A )
Ps1 = 99.67 kN/m2(Untuk Pelat Sisi)
b. Beban Sisi diatas garis air untuk daerah Tengah kapal ( M )
Ps1 = 88.56 kN/m2(Untuk Pelat Sisi)
4.1.D Beban sisi kapal diatas garis air muat pada bangunan atas
(superstruktur
decks) dan rumah geladak (deck houses) Sec 4, B-2
Besarnya Beban Sisi pada bangunan atas dan rumah geladak dapat
dihitung
dengan rumus sbb :
20
Ps = Po. CF ( )
10+𝑧−𝑇
Dimana :
Po1 = 24.26 kN/m2
Po2 = 22.52 kN/m2
Po3 = 18.02 kN/m2
z = Jarak vertikal pusat beban terhadap garis dasar
Page | 77
z1 = H + 2.2 m = 11.56 m (poop deck), n = 0.78
z2 = z1 + 2.2 m = 13.76 m (1st bridge deck), n = 0.56
z3 = z2 + 2.2 m = 15.96 m (2nd bridge deck), n = 0.34
z4 = z3 + 2.2 m = 18.16 m (navigation deck), n = 0.12
z5 = z1 = 11.56 m (forecastle deck), n = 1
CF (A) = 1.13
CF (M) = 1
CF (F) = 1.36
Maka, didapatkan :
a. Beban sisi pada Geladak Kimbul (Poop Deck)
Ps1 = 37.91 kN/m2(Untuk Menghitung Pelat Sisi)
Ps2 = 35.20 kN/m2(Untuk Menghitung Frame)
Ps2 = 28.16 kN/m2(Untuk Menghitung Web Frame)
Page | 78
4.1.E Beban Alas Kapal ( Load on the Ship’s Bottom ). Sec. 4. B. 3
Besarnya beban luar pada alas kapal dapat dihitung dengan rumus sbb :
PB = 10 . T + Po . CF
Dimana :
Po1 = 24.26 kN/m2
Po2 = 22.52 kN/m2
Po3 = 18.02 kN/m2
CF (A) = 1.13
CF (M) = 1
CF (F) = 1.36
Maka, Didapatkan :
a. Beban Alas Kapal Untuk Menghitung Plat Alas
PB (A) = 87.84 kN/m2 (Menghitung Buritan Kapal)
PB (M) = 84.79 kN/m2 (Menghitung Midship Kapal)
PB (F) = 93.56 kN/m2 (Menghitung Haluan Kapal)
Page | 79
Vo = 11.02 knots
X/L (A) = 0.18
X/L (M) = 0.7
X/L (F) = 0.82
mo = 1.5 + F = 1.53
m (A) = mo – 5(mo – 1) X/L (untuk buritan)
= 1.05
m (M) =1 (untuk midship)
m (F) = 1 + mo+ 1 (X/L – 0.7) (untuk haluan)
0.3
= 2.01
av (A) = F x m (A) (untuk buritan)
= 0.028
av (M) = F x m (M) (untuk midship)
= 0.027
av (F) = F x m (F) (untuk haluan)
= 0.054
Maka, didapatkan :
a. Pi (A) = 73517.15 kN/m2 (untuk buritan)
b. Pi (M) = 73416.25 kN/m2 (untuk midship)
c. Pi (F) = 75352.27 kN/m2 (untuk haluan)
Page | 80
Ketebalan plat alas untuk kapal dengan L 90 m dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
tB = 1.21 a (PB.k)1/2 + tk (mm)
Dimana :
a = Jarak Gading
= 0.6 (Buritan dan Haluan)
= 0.65 (Midship)
PB = Beban Alas
PB (A) = 87.84 kN/m2 (Menghitung Buritan Kapal)
PB (M) = 84.79 kN/m2 (Menghitung Midship Kapal)
PB (F) = 93.56 kN/m2 (Menghitung Haluan Kapal)
k =1
tk = 1.5 mm
Maka, Didapatkan :
a. tB(A) = 8.30 mm (untuk buritan)
Direncanakan = 9 mm
b. tB(M) = 8.74 mm (untuk midship)
Direncanakan = 9 mm
c. tB(F) = 8.3 mm (untuk haluan)
Direncanakan = 9 mm
4.2.B Plat Sisi Kapal ( Side Shell Plating ) (sec. 6-3 C.1.2)
4.2.B.1 Tebal pelat sisi kapal dibawah garis muat
Ketebalan plat sisi untuk kapal dengan L ≥ 90 m dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
tS = 1.21 a (PS.k + tk )1/2 (mm)
Dimana :
a = Jarak Gading
= 0.6 (Buritan dan Haluan)
= 0.65 (Midship)
Ps = Beban Sisi
Ps (A) = 76.76 kN/m2 (Menghitung Buritan Kapal)
Ps (M) = 72.70 kN/m2 (Menghitung Midship)
Ps (F) = 84.39 kN/m2 (Menghitung Buritan Kapal)
Page | 81
k =1
tk = 1.5 mm
Maka, didapatkan :
a. ts (A) = 7.79 mm (untuk buritan)
DIrencanakan = 8 mm
b. ts (M) = 8.21 mm (untuk midship)
DIrencanakan = 9 mm
c. ts (F) = 8.17 mm (untuk haluan)
DIrencanakan = 9 mm
Page | 82
Tebal plat lajur bilga tidak boleh kurang dari tebal plat alas atau tebal plat
sisi
a. Tebal plat lajur bilga buritan
t = tB (A) = 9 mm
b. Tebal plat lajur bilga tengah
t = tB(M) = 10 mm
c. Tebal plat lajur bilga haluan
t = tB (F) = 10 mm
Page | 83
Ketebalan plat Geladak untuk kapal dengan L ≥ 90 m dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut :
tG = 1.21 a √PD k + tk (mm)
tmin = (4.5 + 0.05L). √1
= 9.02 mm
Dimana :
a = jarak gading
= 0.6 mm (untuk haluan dan buritan)
= 0.65 mm (untuk midship)
PD = Beban Geladak
= 24.07 kN/m2(untuk buritan)
= 23.6 kN/m2 (untuk midship)
= 27 kN/m2 (untuk haluan)
k =1
tk = Faktor korosi
= 1.5 mm
Maka, didapatkan :
a. tG = 5.06 mm (untuk buritan kapal)
tG direncanakan = tmin + 1.5 mm
= 10.52 mm ≈ 11 mm
b. tG = 5.32 mm (untuk midship kapal)
tG direncanakan = tmin + 1.5 mm
= 10.52 mm ≈ 11 mm
c. tG = 5.27 mm (untuk haluan kapal)
tG direncanakan = tmin + 1.5 mm
= 10.52 mm ≈ 11 mm
Page | 84
a = jarak gading
= 0.6 mm (untuk haluan dan buritan)
= 0.65 mm (untuk midship)
PDA = Beban Geladak Bangunan Atas
= 18.77 kN/m2untuk Poop Deck
= 13.48 kN/m2untuk 1st bridge deck
= 8.18 kN/m2 untuk 2nd bridge deck
= 2.89 kN/m2 untuk navigation deck
= 27 kN/m2 untuk forecastle deck
k =1
tk = Faktor korosi
= 1.5 mm
Maka, didapatkan :
• tE = 8.32 mm (Poop Deck)
direncanakan = tE + 1.5
= 9.82 mm ≈ 10 mm
Page | 85
4.4 Konstruksi Dasar Ganda
Secara umum pada kapal tanker, dasar ganda terletak antara sekat tubrukan dengan sekat
buritan. Dalam tangki ceruk haluan dan ceruk buritan tidak perlu dipasang alas ganda.
Page | 86
• Tebal Side Girder tidak boleh kurang dari (sec.8-B.3.2)
t = h2/120ha √𝑘
= 9.07 mm
• Tebal plat alas dalam tidak boleh kurang dari ( sec.8-B.4.1)
t = 4.5 mm
• Tebal Plat alas dalam kamar mesin
t = 1.8 mm
Page | 87
= 12- 2,0
= 10 mm
• Lubang Peringan
Lubang peringan wrang penuh adalah :
Panjang max = 0,75 x h
= 0,75 x 1000
= 750 mm ≈ 800 mm
Tinggi max = 0,5 x h
= 0,5 x 1000
= 500 mm ≈ 500 mm
• Jarak lubang peringan dari penumpu tengah dan plat tepi
minimal 0,4 tinggi penumpu tengah
Tebal plat pada wrang kedap air tidak boleh kurang dari tebal plat pada wrang
penuh, yaitu 10 mm.
W = 0.55 a l2 P k (cm3)
Dimana :
a = 0.6 m
P = Beban Alas
k =1
Maka, didapatkan :
W = 27.98cm3
Page | 88
4.4.F Sea Chest Sec.8.B.5..4
Tebal plat Sea Chest Dapat dihitung berdasarkan rumus sbb :
t = 12 . a √P.k + tk
Dimana :
P = Tekanan masuk air pada safety valve
= 2 bar
Maka, didapatkan :
t = 11.68 mm ≈ 12 mm
4.4.H Modulus pembujur alas dalam (inner bottom long) pada tengah kapal
W = 83,3/ σpr . m . a. l2 . P
= 34.37 cm3
Profil yang direncanakan = 75 x 8 (mm)
Page | 89
W = n . c . [1-ma2].Cr.a.l2.p.k (cm3)
Dimana :
n = 0.9 - 0.0035L untuk L≤ 100 m
= 0.58
l = unsupported span
= 0.6 H = 5.61 m
a = 0.6 mm (AP dan FP)
a = 0.65 mm (midship)
ma2 = (0.204 a/l * [4-(a/l)2])2 dimana a/l ≤ 1
= 0.0076 untuk AP dan FP
ma2 = (0.204 a/l * [4-(a/l)2])2
= 0.0103 untuk midship
P = Ps = Beban Sisi Kapal di bawah garis air untuk main frame
P = 74.16 kN/m2untuk AP
P = 70.39 kN/m2untuk midship
P = 81.24 kN/m2untuk FP
Cr = 0.75 factor for curved frame
c = 0.6
k =1
W = 403.38 cm3
Size = 260 x 10 (mm)
Page | 90
4.5.F Modulus pembujur samping (side longitudinal) pada tengah kapal sec
9.B.3.1
W = 83/ σpermmax - |σL| . m . a. l2. P (cm3)
Dimana :
σpermmax = 230 N/mm2
σL = 120 N/mm2
m = 1 (beban alas dalam di midship)
a = 0.7 untuk midship
l = 5.61 m
P = Ps1 = 10 (T-z) + po1 [1 + z/T (2-z/T)] (2 |y|/B)
P = 87.07 kN/m2
Maka, didapatkan :
W = 1449.096 cm3
Size = 380 x 30 (mm)
4.6 Perhitungan Web Frame ( sec 9-A. 5.3.1) dan Side Transversal ( sec 9-B. 4.1)
4.6.A Web Frame
Modulus pada web frame didapatkan dengan rumus sebagai berikut :
W = 0.8 e l2 Ps k
Dimana :
e = 1.8 m untuk buritan
= 2.6 m untuk midship
l = 5.61 m
Ps = Pelat Sisi
Ps = 76.76 kN/m2buritan
= 72.70 kN/m2midship
= 84.39 kN/m2haluan
k =1
Maka, didapatkan :
a. Buritan
W = 3482.69 cm3
Size = 500 x 450 x 47 (mm)
Page | 91
b. Midship
W = 4764.54 cm3
Size = 600 x 550 x 46 (mm)
c. Haluan
W = 3828.93 cm3
Size = 500 x 450 x 52 (mm)
4.6.B Side Transversal
W = 0.55 e l2 p k (cm3)
Dimana :
e = 2.6 m untuk midship
l = unsupported span x 0.2 H
= 5.61 m x 0.2 x 9.36 m
Ps = Pelat Sisi
Ps = 72.70 kN/m2midship
k =1
Maka, didapatkan :
W = 1455.83 cm3
Size = 380 x 30 (mm)
Page | 92
4.8 Penumpu (Girder)
4.8.A Penumpu Tengah (Center Girder)
hmin = 600 mm
h = 350 + 45l
Dimana :
l = lebar kapal = 15.41 m
Maka, didapatkan :
h = 1043.41 mm
h yang direncanakan = 1000 mm
tebal = h/ha(h/100 + 1)(k)1/2
tebal = 11.93 mm
Page | 93
BAB V
STABILITAS KAPAL
5.1 Dasar Teori Stabilitas Kapal
Stabilitas secara umum adalah tenaga dari suatu benda yang melayang atau
mengapung yang secara sengaja atau tidak sengaja mengalami ketidakseimbangan
posisi pada posisi yang tidak tegak untuk kemudian dapat tegak kembali. Stabilitas
kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali pada posisi semula dari suatu
keolengan atau kemiringan disebabkan ketidakseimbangan kapal. Ketidakseimbangan
tersebut dapat berasal dari dalam kapal maupun luar kapal.
a. Factor internal Factor internal yaitu factor yang disebabkan oleh gaya bagian
dalam kapal, seperti muatan kapal. Bentuk ukuran kapal, dan kebocoran akibat
kandas / tubrukan.
b. Factor eksternal Factor eksternal yaitu factor yang disebabkan oleh gaya luar
seperti gelombang laut, angin, arus dan badai.
Page | 94
Gambar 20. Macam-macam Keadaan Stabilitas
Stabilitas awal
Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal untuk kembali kedalam
kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal menyenget pada sudut-sudut kecil (= 60).
Pada tahap rancangan yang ditinjau adalah stabilitas melintang dari kapal yaitu pada
waktu terjadinya perubahan posisi antara lambung tegak dengan sudut lambung yang
bervariasi. Dalam perhitungan stabilitas perlu dibahas mengenai :
- G : Titik berat kapal
- B : Titik Apung atau Bouyancy
- M : Titik Metasentra
- MF: titik metasentra terhadap titik tekan (m)
- MG : jarak titik metasentra terhadap titik berat (m)
- MK : jarak titik metasentra dari dasar kapal (m)
Page | 95
- FK : jarak titik tekan dari keel (m)
- GK: titik berat kapal di atas dasar/keel (m)
Dimana persamaan untuk perhitungan ini adalah :
MG = KB + BM – KG
MG = MK - GK
Page | 96
Ship Order
Avaible Load
Consumables 40,0
Person + Luggage 1,8
Makanan 0,8
Ballast 2,0
Page | 97
Tangki 4.956,1
Consumables 40,05
:
Minyak
Pelumas 0,68
Bahan Bakar 37,44
Fresh Water 1,93
Makanan 0,77
Tabel 12. Available Load Kapal
Page | 98
Makanan 25% 0,19
Ballast 25% 0,50
Tangki (CPO) 100% 4956,05
6 Kondisi Pemuatan V (Tiba di Pelabuhan)
Consumables 5% 2,00
Person + Luggage 100% 1,80
Makanan 0% 0,00
Ballast 0% 0,00
Tangki (CPO) 100% 4956,05
Tabel 13. Keadaan 5 Kondisi Pemuatan Kapal
GK = Σ2 / Σ1
5,974 m
=
Tabel 14. Muatan Kondisi Kapal Kosong
COG Baseline diambil dari jarak antara titik tengah midship (vertical) ke
Baseline, sementara COG After Pick diambil dari jarak midship dengan After
Pick.
Load pada nomor 2 sampai 6 adalah 0 karena kondisi ini adalah kondisi tanpa
muatan apapun (kapal kosong).
Momen adalah hasil dari perkalian load dengan COG.
α0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Sin α 0 0,174 0,342 0,500 0,643 0,766 0,866 0,940 0,985 1,000
Page | 99
NK Sin α 0 2,45 3,59 4,58 5,01 5,41 5,61 5,61 5,83 5,34
GK Sin α 0 1,037 2,043 2,987 3,840 4,577 5,174 5,614 5,884 5,974
MG Sin α = h 0 1,413 1,547 1,593 1,170 0,833 0,436 -0,004 -0,054 -0,634
GZ 0 1,413 1,547 1,593 1,170 0,833 0,436 -0,004 -0,054 -0,634
Tabel 15. Data CC kondisi kapal kosong
Kemudian dilanjutkan mencari NK sin α yang didapat dari Cross Curve sesuai
displacement yang didapat di kondisi ini = 1559,85 ton, sehingga didapatkan
nilai NK Sin α di tiap-tiap derajat.
MG Sin α = h = NK Sin α - GK Sin α
Page | 100
Data-data di atas diambil sesuai dengan displacement pada kondisi kapal
kosong, dimana telah dilakukan interpolasi dari Hydrostatic Curve sesuai
displacement kondisi.
Tabel Prohaska
h* h* x MB Sin GM Sin h
0 0 0 0 0 0
15 0,009 0,0338 0,258819045 0,2235 0,257
30 0,05 0,1878 0,5 0,4318 0,620
45 0,05 0,1878 0,707106781 0,6106 0,798
60 -0,05 -0,1878 0,866025404 0,7479 0,560
75 -0,2 -0,7512 0,965925826 0,8342 0,083
90 -0,34 -1,2771 1 0,8636 -0,414
Tabel 17. Prohaska Kapal Kosong
h* didapat dari grafik pohaska yang telah diinterpolasi untuk tiap-tiap sudut.
Tabel ini akan memiliki nilai yang sama untuk semua kondisi kapal.
Nilai
BM (m) : 3,76
GM (m): 1
Page | 101
sin : 0,84151078 0 0
MG sin : 1 1 57,30
0 57,30
α0 h FS HG FS HG
0 0 1 0,000
5 0,706 4 2,825
10 1,413 2 2,825
15 1,480 4 5,919
20 1,547 2 3,093
25 1,570 4 6,279
30 1,593 2 3,186 1 1,593
35 1,381 4 5,525 4 5,525
40 1,170 1 1,170 1 1,170
Σ1= 24,127 Σ2= 8,288
Σ1= 30,822
Ah 30° = 0,702
Ah 40° = 0,896
Ah 30°-40° = 0,241
Tabel 19. Pengecekan Stabilitas IMO Kapal Kosong
Page | 102
Ah 30°- 40° (m) ≥ 0,03 0,241 Memenuhi
Tabel 20. Stabilitas IMO
b. Kondisi Pemuatan I
Page | 103
Kemudian, data load dan momen dari table di atas akan di totalkan dan
diinput pada table di bawah untuk data load dan momen. Consumable
terdiri dari pelumas, bahan bakar dan fresh water.
Weight COG (m) MOMENT (ton m)
No. Load
(Ton) Base Line After Pick Base line After Pick
1 Kapal kosong 1559,8 5,85 44,90 9125,1 70037,2
2 Consumables 40,05 4,84 10,90 193,8 500,5
3 Person + Luggage 1,8 12,66 11,68 22,8 21,0
4 Makanan 0,8 10,46 9,22 8,1 7,1
5 Ballast 0,0 0,59 52,13 0,0 0,0
6 Tangki 0,0 5,28 49,32 0,0 0,0
Σ1 Displacement = 1602,46765 ton 9349,80 70565,883
Volume = 1563,38 1,5633831 Skala CC Σ2 Σ3
GK = Σ2 / Σ1 = 5,835 m
Tabel 22. Muatan Kapal Kondisi 1
kapal kosong
Page | 104
1 Draft (D) 1,50 m
ta = (9*11)/10 -0,00463854
2 MK 13,68 m
3 GK 5,974 m -
tf = t-ta 1,10546273
4 MG 7,910 m 4
5 C.O.B dari AP 4,54 m
Ta = d + ta 1,50
6 C.O.G dari AP 0,39 m
7 Jarak GF = 5-6 -4,15 m
Moment perubahan trim ton.m/ Tf = d - tf 2,61
8
(MCT) 5994,92 m
9 C.O.F dari AP 0,78 m Tm = (Ta + Tf ) / 2,05096634
10 Lwl 186,24 m 2 6
-
11
Trim (t) = (∆*7)/8 1,1101013 m
Tabel 24. Data Manual dari Gambar Kondisi 1
Tabel Prohaska
h* h* x MB Sin GM Sin h
0 0 0 0 0,000 0
15 0,009 0,0338 0,258819045 0,224 0,257
30 0,042 0,1578 0,5 0,432 0,590
45 0,02 0,0751 0,707106781 0,611 0,686
60 -0,05 -0,1878 0,866025404 0,748 0,560
75 -0,22 -0,8264 0,965925826 0,834 0,008
90 -0,47 -1,7654 1 0,864 -0,902
Tabel 25. Prohask Kondisi 1
α0 h FS HG FS HG
0 0 1 0,000
5 0,708 4 2,834
10 1,417 2 2,834
15 1,491 4 5,963
20 1,564 2 3,129
25 1,599 4 6,394
Page | 105
30 1,633 2 3,265 1 1,633
35 1,441 4 5,765 4 5,765
40 1,250 1 1,250 1 1,250
Σ1= 24,418 Σ2= 8,647
Σ1= 31,432
Ah 30° = 0,710
Ah 40° = 0,914
Ah 30°-40° = 0,251
Tabel 26. Pengecekan Stabilitas IMO Kondisi 1
c. Kondisi Pemuatan II
Kondisi II (Keberangkatan)
load Weight COG BL COG AP Moment BL Moment AP
Pelumas 0,679580882 4,84 7,65 3,29 5,20
BB (MDO) 6,739645107 4,84 9,52 32,62 64,16
BB (HFO) 9,360618204 4,84 11,50 45,31 107,65
BB (LSFO) 21,34220951 4,84 14,28 103,30 304,77
FW 1 1,21338 4,84 5,50 5,87 6,67
FW 2 0,71262 4,84 16,95 3,45 12,08
Tangki 1-3 2279,784185 5,28 32,57 12037,26049 74252,57089
Tangki 4-5 2676,268391 5,28 66,07 14130,6971 176821,0526
Tabel 28. Keadaan Muatan Kondisi II
MOMENT (ton
N Weight COG (m) m)
Load
o. (Ton) Base After Base After
Line Pick line Pick
1 Kapal kosong 1559,85 5,85 44,90 9125,1 70037,2
2 Consumables 40,05 4,84 10,90 193,8 500,5
Person +
3 Luggage 1,80 12,66 11,68 22,8 21,0
4 Makanan 0,77 10,46 9,22 8,1 7,1
5 Ballast 1,98 0,59 52,13 1,2 103,2
251073,
6 Tangki 4956,05 5,28 49,32 26168,0 6
6560,500 35518, 321742
Σ1 Displacement = 808 ton 9 ,8
Page | 106
6,400488 Skala
Volume = 6400,49 593 CC Σ2 Σ3
GK= Σ2 / Σ1 = 5,414 M
Page | 107
Moment perubahan trim ton.m/
8
(MCT) 7594,31 m Tf = d - tf -3,69
9 C.O.F dari AP 2,93 m Tm = (Ta + Tf ) / 2 1,06514
10 Lwl 186,24 m 1
9,51366205
11
Trim (t) = (1*7)/8 5 m
Tabel 30. Data manual dari gambar kondisi II
Tabel Prohaska
h* h* x MB Sin GM Sin h
0 0 0 0 0 0
15 0,009 0,0338 0,258819045 0,2235 0,257
30 0,042 0,1578 0,5 0,4318 0,590
45 0,02 0,0751 0,707106781 0,6106 0,686
60 -0,05 -0,1878 0,866025404 0,7479 0,560
75 -0,22 -0,8264 0,965925826 0,8342 0,008
90 -0,47 -1,7654 1 0,8636 -0,902
Tabel 31. Prohaska Kondisi II
α0 h FS HG FS HG
0 0 1 0,000
5 0,095 4 0,380
10 0,190 2 0,380
15 0,249 4 0,996
20 0,308 2 0,617
25 0,481 4 1,923
30 0,653 2 1,306 1 0,653
35 0,816 4 3,266 4 3,266
40 0,980 1 0,980 1 0,980
Σ1= 5,601 Σ2= 4,899
Σ1= 9,846
Page | 108
Ah 30° = 0,163
Ah 40° = 0,286
Ah 30°-40° = 0,142
Tabel 32.Pengecekan Stabilitas IMO KOndisi II
GK = Σ2 / Σ1 = 5,416 m
Tabel 35. Muatan Kondisi III
Page | 109
GK Sin α 0 0,941 1,852 2,708 3,481 4,149 4,691 5,090 5,334 5,416
MG Sin α = h 0 0,189 0,308 0,652 0,979 0,971 0,839 0,570 0,306 -0,006
GZ 0 0,189 0,308 0,652 0,979 0,971 0,839 0,570 0,306 -0,006
Tabel 36. Data Cross Curve Kondisi III
Tabel Prohaska
h* h* x MB Sin GM Sin h
0 0 0 0 0 0
15 0,009 0,0338 0,258819045 0,2235 0,257
30 0,042 0,1578 0,5 0,4318 0,590
45 0,02 0,0751 0,707106781 0,6106 0,686
60 -0,05 -0,1878 0,866025404 0,7479 0,560
75 -0,22 -0,8264 0,965925826 0,8342 0,008
90 -0,47 -1,7654 1 0,8636 -0,902
Tabel 38. Prohaska Kondisi III
Page | 110
Gambar 32. Stabilitas Kondisi III
α0 h FS HG FS HG
0 0 1 0,000
5 0,095 4 0,379
10 0,189 2 0,379
15 0,249 4 0,994
20 0,308 2 0,615
25 0,480 4 1,919
30 0,652 2 1,304 1 0,652
35 0,815 4 3,261 4 3,261
40 0,979 1 0,979 1 0,979
Σ1= 5,590 Σ2= 4,891
Σ1= 9,829
Ah 30° = 0,163
Ah 40° = 0,286
Ah 30°-40° = 0,142
Tabel 39. Pengecekan Stabilitas IMO Kondisi III
e. Kondisi Pemuatan IV
Page | 111
BB (MDO) 1,68 4,84 9,52 8,15 16,04
BB (HFO) 2,34 4,84 11,50 11,33 26,91
BB (LSFO) 5,34 4,84 14,28 25,82 76,19
FW 1 0,30 4,84 5,50 1,47 1,67
FW 2 0,18 4,84 16,95 0,86 3,02
Tangki 1-3 2279,78 5,28 32,57 12037,26 74252,57
Tangki 4-5 2676,27 5,28 66,07 14130,70 176821,05
Tabel 41. Kondisi Muatan Kapal Kondisi IV
GK = Σ2 / Σ1 = 5,417 m
Tabel 42. Pemuatan Kondisi IV
Page | 112
Gambar 33. Cross Curve Kondisi IV
Tabel Prohaska
h* h* x MB Sin GM Sin h
0 0 0 0 0 0
15 0,009 0,0338 0,258819045 0,2235 0,257
30 0,042 0,1578 0,5 0,4318 0,590
45 0,02 0,0751 0,707106781 0,6106 0,686
60 -0,05 -0,1878 0,866025404 0,7479 0,560
75 -0,22 -0,8264 0,965925826 0,8342 0,008
90 -0,47 -1,7654 1 0,8636 -0,902
Tabel 45. Prohaska Kondisi IV
Page | 113
Gambar 34. Stabilitas Kapal Kondisi IV
α0 h FS HG FS HG
0 0 1 0,000
5 0,095 4 0,379
10 0,189 2 0,379
15 0,248 4 0,993
20 0,307 2 0,614
25 0,484 4 1,937
30 0,661 2 1,323 1 0,661
35 0,820 4 3,278 4 3,278
40 0,978 1 0,978 1 0,978
Σ1= 5,624 Σ2= 4,917
Σ1= 9,880
Ah 30° = 0,164
Ah 40° = 0,287
Ah 30°-40° = 0,143
Tabel 46. Pengecekan Stabilitas IMO Kondisi IV
Kesimpulan
Kondisi-kondisi yang diambil sebanyak 5 kondisi berbeda dengan 1 kapal kosong.
5 Kondisi berbeda tersebut antara lain kondisi I (Pemuatan tanpa Ballast dan
Tangki), kondisi II (Keberangkatan), Kondisi III (Kondisi di tengah Perjalanan)
Page | 114
dan Kondisi IV (Kondisi di 75% Perjalanan) . Dari seluruh kondisi didapatkan
data-data yang telah sesuai dengan persyaratan IMO. Berikut merupakan
kesimpulan grafik untuk seluruh kondisi.
Page | 115
ini, trim dihitung secara memanjang yang disebabkan akibat dari pembebanan pada
jarak terjauh, dimana pembebanan dengan berat tertentu dan jarak tertentu dari
midship. Misalnya beban (P) ditempatkan di haluan kapal akan trim ke haluan atau
sebaliknya jika beban (P) diempatkan di buritan kapal maka akan trim ke buritan.
Berikut ini adalah sketsa pembebanan dengan menggunakan referensi “ Teori
Merancang Kapal” oleh handbook dari Bapak Ir. Marcus Albert Talahatu, M.Eng.
Keterangan
Page | 116
Lv' = La' = Jarak beban P ke titik apung kapal setelah trim (beban P di depan)
= Displacement kapal
Diagram trim ini menggambarkan perubahan trim pada posisi beban yang
diletakkan di FP atau di AP, dalam hal ini beban (P) tetap sedangkan V atau
displacement () senantiasa bervariasi untuk setiap kenaikan garis air atau adanya
pertambahan sarat kapal : T1, T2, T3, dan seterusnya.
Page | 117
Estimasi nilai GK, beban container cargo (ton), sudut trim
Dimana :
SATUAN
Cw 0,87 H: 9,36
Page | 118
WL T MCT Bθ MID La' P . La' t Gθ MID Lf Lf/Lpp tf ta
t.m/m m m t.m m m m - m m
m
1 2 3 = (Lpp/2)-2 4 = P. 3 5 = 4/1 6 7 = (LPP/2)+6 8 = (7/Lpp) 9 = 5.8 10 = 5-9
WL 2 1,21 4230,457746 -0,441839822 45,67183982 3223,31355 0,761930208 -0,220919911 45,00908009 0,497557817 0,379104331 0,382825877
WL 4 2,42 4561,684859 -0,901850427 46,13185043 3255,779034 0,713722919 -0,450925213 44,77907479 0,495015198 0,353303692 0,360419227
WL 6 3,63 4753,34271 -1,078136459 46,30813646 3268,220512 0,687562566 -0,53906823 44,69093177 0,494040811 0,339683968 0,347878598
WL 8 4,84 5193,680781 -0,262256518 45,49225652 3210,639366 0,618181883 -0,131128259 45,09887174 0,498550428 0,308194843 0,309987041
WL 10 6,05 7839,669879 -1,300901631 46,53090163 3283,942278 0,418887827 -0,650450816 44,57954918 0,49280952 0,206431909 0,212455918
TRIM BELAKANG
TRIM AP TRIM DEPAN AP
FP FP
Page | 119
WL 2 0,446 -0,312 -0,435 0,316
WL 4 0,422 -0,285 -0,401 0,292
WL 6 0,408 -0,272 -0,384 0,280
WL 8 0,368 -0,248 -0,363 0,250
WL 10 0,268 -0,145 -0,250 0,151
Tabel 50. Trim depan dan Belakang Kapal
TRIM DIAGRAM
0.500
0.400 Ta
WL
0.300 2
0.200 Ta
0.100 WL
4
0.000
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ta
-0.100 0 WL
-0.200 6
Ta
-0.300
WL
-0.400 8
-0.500
5.4 Perhitungan dan Pembuatan Gambar Kurva Genangan ( Floodable Length Curve )
a. Dasar Teori Floodable Length Curve
Page | 120
Floodable length curve sering disebut juga sebagai lengkungan sekat kedap air. Yaitu suatu grafik yang menggambarkan
panjang maksimal ruangan yang masih memenuhi syarat, sehingga bila ruangan tersebut tergenang air, maka sarat airnya masih
tepat akan menyinggung garis batas tenggelam (margin line) sehingga kapal masih tetap akan terapung.
Tujuan dibuatkan floodable length ini adalah untuk menjamin keamanan konstruksi kapal terutama keselamatan kapal dan
penumpang bilamana kapal tersebut mengalami kebocoran pada salah satu ruang kompartmennya. Dari perhitungan floodable
length ini, seorang arsitek kapal dapat menentukan jenis kompartmen kapal rancangannya berdasarkan jumlah dan letak
kompartmen, yaitu :
a. One compartment ship, bila kapal digenangi air laut pada satu ruangannya, maka kapal masih dapat terapung.
b. Two compartment ship, bila kapal digenangi air laut pada dua ruangan sekaligus maka kapal masih dapat terapung.
c. Three compartment ship, bila kapal digenangi air laut pada tiga ruangan sekaligus maka kapal masih dapat terapung.
d. Four compartment ship, bila kapal digenangi air laut pada empat ruangan sekaligus maka kapal masih dapat terapung.
b. Permeabilitas
Permeabilitas menyatakan jumlah persentase air yang dapat masuk ke dalam setiap kompartmen. Untuk setiap jenis ruangan
faktor permeabilitasnya berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan faktor muatan.
(a − c)
Untuk ruang mesin : = 85 +10 %
V
Dimana :
Page | 121
a : Volume ruang penumpang dalam batas instalasi mesin dibawah margin line.
c : Volume ruang geladak antara (tween deck space) yang dipakai untuk muatan
Kapal yang mengangkut lebih dari 12 orang dapat dikategorikan sebagai kapal penumpang, dengan demikian letak sekat
kedap air harus sedemikan rupa agar permukaan air yang masuk ke dalam kapal dalam keadaan bocor tidak akan melampaui garis
singgung dari garis batas tenggelam (margin line), sekalipun beberapa ruang yang letaknya bersebelahan terisi penuh dengan air
akibat bocoran. Garis batas (margin line) yang dimaksud ini letaknya 3 inchi (76mm) di bawah garis geladak dinding kedap air
bagian atas dari samping lambung kapal.
Jarak antara dua buah sekat kedap air tidak boleh terisi penuh tanpa melampaui garis batas tenggelam, garis tersebut
dinamakan panjang isian. Dalam menentukan panjang isian ini diperhitungkan permeabilitas dari ruang-ruang yang bersangkutan.
Permeabilitas menentukan jumlah persentase air yang dapat masuk ke dalam tiap compartment (ruangan kedap air).
Tiap compartment memiliki permeabilitas yang berbeda-beda karena adanya muatan yang berbeda-beda di setiap
compartment. Tiap-tiap compartment dapat terdiri dari mesin-mesin, muatan, dan akomodasi. Jika suatu ruangan terisi penuh air
100% maka dikatakan ruangan itu mempunyai permeabilitas 100% atau 1. Biasanya ruangan mempunyai permeabilitas kurang dari
1.
Page | 122
Dikenal istilah permissible length yaitu jarak antara dua buah sekat kedap air yang jaraknya lebih kecil dari jarak floodable
length, yang didapat dengan mengalikan floodable length dengan sebuah faktor yang besarnya antara 1 dan 0.3 yang disebut juga
factor of subdivision dimana nilai ini tergantung padat tipe kapal, panjang kapal, dan rute pelayaran.
Secara singkat untuk menggambarkan kurva floodable length adalah dengan menggunakan metode Webster. Metode
Webster ini adalah metode yang menentukan panjang genangan dengan bantuan tabel. Rumus yang digunakan adalah :
L = m (a+f)
d. Langkah-Langkah Pembuatan
LPP : 90,46
B: 15,41
H: 9,36
T: 6,05
Cb : 0,80
ZF : 9,56
ZA : 9,46
t: 0,008
Margin Line( 3'') : 0,076
Tabel 51. Margin Line Kapal
Page | 123
H': 9,29 (H + t - ML)
f: 0,3482 (f = fb/H')
fb : 3,23 (fb = H' - T)
ZF ' : 0,20 (Zf + t - ML) - H'
ZA ' : 0,10 (Za + t - ML) - H'
ZF " : 0,02202 (Zf'/H')
ZA " : 0,0113 (Za'/H')
Tabel 52. Data-data untuk perhitungan floodable
Cb ZA m a m a m a m a m a m a m a m a m a m a m a m a Zf
0,8 0,15 39,8 0,176 50,3 0,041 50,5 0,046 62,6 0,052 91 0,027 106,7 0,008 108,6 0,009 85,6 0,03 60,9 0,062 50,4 0,066 53,5 0,059 38,5 0,272 0,3
0,08 38,2 0,152 47,2 0,015 47,9 0,018 60,6 0,024 86,7 0,021 105,7 0,009 108 0,007 79,5 0,028 55,6 0,049 44,8 0,054 46,3 0,055 36,2 0,253 0,16
0,8 0,15 39,8 0,176 50,3 0,041 50,5 0,046 62,6 0,052 91 0,027 106,7 0,008 108,6 0,009 85,6 0,03 60,9 0,062 50,4 0,066 53,5 0,059 38,5 0,272 0,3
0,08 38,2 0,152 47,2 0,015 47,9 0,018 60,6 0,024 86,7 0,021 105,7 0,009 108 0,007 79,5 0,028 55,6 0,049 44,8 0,054 46,3 0,055 36,2 0,253 0,16
Kemudian menginterpolasi lagi dengan Tabel interpolasi di bawah untuk memastikan lagi terkait nilai pada Tabel Webster Cb = 0,8 Kapal Rancangan
Page | 124
Za '' AP 15%Lpp 20%Lpp 30%Lpp 40%Lpp 45%Lpp
m a m a m a m a m a m a
Cb 0,15 39,80 0,18 50,30 0,04 50,50 0,05 62,60 0,05 91,00 0,03 106,70 0,01
0,01 36,63 0,13 44,16 -0,01 45,35 -0,01 58,64 0,00 82,48 0,02 104,72 0,01
0,08 38,20 0,15 47,20 0,02 47,90 0,02 60,60 0,02 86,70 0,02 105,70 0,01
50%L 60%L 70%L 80%L 85%L FP
Zf '' m a m a m a m a m a m a
0,80 0,3000 108,6000 0,0090 85,6000 0,0300 60,9000 0,0620 50,4000 0,0660 53,5000 0,0590 38,5000 0,2720
0,022023 107,4086708 0,005029 73,48815 0,026029 50,37659 0,036188 39,28093 0,042173 39,20405 0,051058 33,93323804 0,234274575
0,1600 108,0000 0,0070 79,5000 0,0280 55,6000 0,0490 44,8000 0,0540 46,3000 0,0550 36,2000 0,2530
AP 15 20 30 40 45 50 60 70 80 85 FP
m 36,63 44,16 45,35 58,64 82,48 104,72 107,41 73,49 50,38 39,28 39,20 33,93
a 0,128 -0,0105 -0,0095 -0,003 0,0151 0,0100 0,005 0,0260 0,036 0,042 0,0511 0,234
AP 15% 20% 30% 40% 45% 50% 60% 70% 80% 85% FP
f 0 13,57 18,09 27,14 36,18 40,71 45,23 54,28 63,32 72,37 76,89 90,46
l' l'
0,63 27,71 23,67 24,38 32,08 47,56 59,54 60,22 43,65 30,74 24,34 24,85 31,37
0,85 0,3482036 20,54 17,54 18,07 23,78 35,25 44,13 44,64 32,35 22,78 18,04 18,41 23,25
1 17,46 14,91 15,36 20,21 29,96 37,51 37,94 27,50 19,36 15,33 15,65 19,77
Page | 125
80#
Page | 126
70.00
Floodable Length
60.00
50.00
40.00
L'
u=0,63
30.00
u = 0,85
20.00 u=1
10.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% Lpp
Page | 127
BAB VI
Hambatan dan Propulsi
Page | 128
● Hambatan Udara
Hambatan ini terjadi pada badan kapal yang berada di atas permukaan air. Seperti
halnya pada badan kapal yang berada di bawah garis air, maka hambatan udara juga
terbagi dua menjadi hambatan gesek dan hambatan bentuk. Kecuali dalam cuaca buruk
maka hambatan udara yang dialami kapal hanya berkisar 2% -4% dari hambatan total.
● Hambatan Tambahan
Hambatan ini terjadi karena adanya penonjolan daripada alat-alat bantu pada lambung
kapal seperti kemudi, lunas sayap, zinc anode, bentuk buritan, dll. Besarnya hambatan
ini dapat mencapai sepuluh persen dari hambatan total yang dialami.
● Hambatan Sisa
Hambatan sisa merupakan gabungan dari hambatan gelombang, hambatan bentuk,
hambatan udara dan juga hambatan tambahan. Sehingga dalam berbagai metode
perhitungan hambatan total dikenal dua buah komponen hambatan yaitu hambatan
gesek dan hambatan sisa.
Dalam melakukan perancangan suatu kapal, salah aspek yang perlu diperhatikan adalah
besarnya daya penggerak kapal rancangan tersebut. Untuk melakukan perhitungan daya
penggerak tersebut, terlebih dahulu perancang harus mengkalkulasikan besarnya hambatan
total yang akan diperoleh kapal tersebut dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Page | 129
Page | 130
Cb : 0.8
Cp : 0.802
Fn =
5,6584 𝑚/𝑠
Fn =
(9,18.92,27)^1/2
Fn = 0.19
2. Penentuan permukaan basah untuk kapal niaga (menurut buku “Tahanan dan
Propulsi Kapal” rumus 5.5.31 Hal 133 by Sv. Aa. Harvald)
S = 1,025 x Lpp ((Cb x B) + (1,7 x T))
S = 1,025 x 90,46 ((0,8 x 15,41) + (1,7 x 6,05))
S = 2096, 711 m^2
dan S1 (permukaan basah tambahan) = (3-5) % x S maka diambil 5%
S1 = 2096, 711 m^2 x 0,05
S1 = 104.836 m2
Maka Permukaan basah setelah terkoreksi adalah
S koreksi = S + S1
S koreksi = 2201.547 m2
Lwl
4. Harga , 1
Menurut buku Tahanan dan Propulsi Kapal” Hal 123-124 by Sv.
3
Page | 131
Page | 132
5. Harga koefisien 103 CRStandar didapat dari diagram koefisien tahanan sisa terhadap
rasio kecepatan-panjang untuk harga koefisien prismatic longitudinal yang
berbeda-beda pada Cp = = 0.8 dan Fn = 0.19 (menurut buku “Tahanan dan
Propulsi Kapal” Hal 123-124 by Sv. Aa. Harvald) karena = 4.85 diantara
6. Koreksi terhadap B/T bahwa 103 CR Menurut buku “Tahanan dan Propulsi
Kapal” rumus 5.5.17 Hal 119 by Sv. Aa. Harvald bahwa untuk menentukan 103
CR diambil nilai koreksi 103 CR, yaitu
Page | 133
Page | 134
7. Perhitungan LCBActual, menurut buku “Ship Design and Ship Theory” hal 55 by
H.Pheols
9. Koreksi 103 CR terhadap bulbous bow tidak ada karena tidak ada bulbous bow,
kapal dibawah 100 m.
✔Bos baling-baling 103CR dinaikan sebesar 3-5% diambil 5% jadi 103CR standar
+(5%. 103CR standar)
✔Shaft bracket & shafts 103CR dinaikan sebesar 5-8% diambil 8% jadi 103CR
standar +(8%. 103CR standar)
Page | 135
Page | 136
= 1.365 + 1.404 = 2.769
103CR Anggota Badan Kapal = 2.769
12. Harga koefisien CF ITTC 1957 (Koef. Tahanan Gesek Menurut buku “Tahanan
dan Propulsi Kapal” rumus 5.5.7 Hal 118 by Sv. Aa. Harvald), yaitu
CF Awal :
CF Awal = 0,0018
dimana
Rn = 277270614,976102
Menurut buku “Tahanan dan Propulsi Kapal” rumus 5.5.25 Hal 132 by Sv. Aa.
Harvald koreksi terhadap CF koreksi (CF’) adalah
CF’ = 0,0000903374792182551
CF resultan adalah
CF resultan = 2201,547
Page | 137
Page | 138
13. Harga tahanan tambahan (koefisien CA) karena pengaruh kekasaran permukaan
model (Koef. Tahanan Tambahan Menurut buku “Tahanan dan Propulsi Kapal”
14. Menurut buku “Tahanan dan Propulsi Kapal” rumus 5.5.26 Hal 132 by Sv. Aa.
Harvald bahwa koreksi tahanan angin (103 CAA)
103 CAA = 0,07
15. Menurut buku “Tahanan dan Propulsi Kapal” rumus 5.5.27 Hal 132 by Sv. Aa.
Harvald bahwa koefisien tahanan kemudi (CAS)
103 CAS = 0,04
17. Harga koefisien CT (Koef. Tahanan Gesek Menurut buku “Tahanan dan Propulsi
Kapal” rumus 5.5.13 Hal 118 by Sv. Aa. Harvald), yaitu
CT = 11.7554 x 10-3
18. Tahanan Total menurut buku “Tahanan dan Propulsi Kapal” rumus 5.5.29 Hal
133 by Sv. Aa. Harvald
RT = 290,77 kN
RT = 29672,87 kg
Page | 139
Page | 140
PE = 290,77 kN x 5,66 m/s
PE = 1645,3008 kW
2. Metode Taylor
a. Hambatan Gesek (Rr)
Rt = x Ct x S x Vs2 (Kg)
dimana:
Vs = Kecepatan kapal (m/s)
= 11 knot
= 5.6584 m/sec.
ρ = Density air laut
= 104,6 kg sec2/m4 = 1.025 kg/m3
S = Luas permukaan basah
=
= 2132.447137 m2
Ct = Konstanta hambatan total
Lwl = Panjang garis air kapal
= 92.27 m
maka :
Bilangan Reynolds:
Rn =
dimana
= Kinematik viscosity
= 1.19 x 10-6 m2/s
sehingga
Rn = 277270614,976102
Page | 141
Page | 142
Cf = 0.00189
Cr = 0,001276
Rt = x Ct x S x Vs2
= 123,27 kN
= 12579,22 kg
PE x 1.15 = 802,12 kW
Page | 143
Page | 144
3. Metode Praktis Tefler
Sebagai suatu keperluan untuk membandingkan hambatan-hambatan
berdasarkan teori-teori yang telah disampaikan di atas, maka untuk mempersingkat
waktu digunakanlah suatu metode yang cukup mudah untuk menentukan hambatan
yaitu dengan metode praktis Telfer. Dari suatu plotting harga (RT/∆. L/v 2
s ) versus
(vs/√L) oleh Telfer besarnya hambatan total kapal untuk keperluan praktis
diformulasikan sebagai berikut:
RT =
Dimana:
∆ = displacement
= 7057.550 ton
vs = kecepatan kapal
= 11 knot
= 5.6584 m/s
L = Panjang LPP kapal
= 90.46 m
Hambatan Total
RT =
= 12647,795 kg
= 124,07 kN
PE = (RT[kN] x vs[m/s])
= 702,07 kW
= 941,48 HP
4. Tabel Perhitungan
a. Gudlhammer
Page | 145
Page | 146
b. Taylor & Morton Gertler
c. Telfer
Page | 147
Page | 148
5. Garfik Perhitungan
a. Kesimpulan Hambatan
Hambatan [kN]
v [knot] Guldhammar Taylor Telfer
10 226,5927748 102,2468 99,11514199
10,5 248,4202578 105,5472 111,1630659
11 290,7713852 123,2668 124,0748681
11,5 346,7113342 143,5161 137,8762443
12 389,4827097 170,0236 152,5928899
450
400
350
300
250
Guldhammer
200
Hambatan (kN)
150 Taylor
100 Telfer
50
Page | 149
Page | 150
12 2764,828701 1206,95 1452,613919
3000
2500
DayaEfektifx1,15(Kw)
2000
1500 Guldhammer
Taylor
1000 Telfer
500
Perhitungan Propeller
Page | 151
Page | 152
A. Pengertian Metode Bp-δ
Page | 153
Page | 154
Penggunaan metode Bp-δ ini sangat terkait dengan Bp-δ diagram.
Gambar di bawah ini merupakan diagram kurva Bp-6 B3.50 series propellers oleh Taylor,
yang memiliki nilai-nilai dari BP, pitch, efficiency dan delta dengan range yang lebih
kecil.
Namun, untuk data dengan range lebih besar dapat menggunakan diagram kurva Bp-6
B3.30 series propellers oleh Taylor di bawah ini :
Page | 155
Page | 156
Rumus mencari Power Factor (BP)
SHP0.5x N
Bp =
Va2.5
Dimana :
Bp = power factor
SHP = Shaft Horsepower at the propeller
N = shaft RPM
Va = speed of advance the propeller through wake
δ = advance coefficient
N = shaft RPM
Page | 157
Page | 158
Dft = propeller diameter in feet
Page | 159
Page | 160
D = propeller diameter in inch
Va = speed of advance of the propeller through the wake
Va = V x Wf
Dimana :
V = boat speed
Wf = wake factor
Page | 161
Page | 162
Arus ikut yang diperoleh dengan menganggap kapal bergerak di fluida yang ideal
(tanpa gesekan atau gelombang). Arus ikut ini tidak tergantung dari arah gerakan
kapal atau kecepatan kapal.
2. Arus ikut gelombang
Jika kapal bergerak menyusuri air maka akan menimbulkan gelombang.
3. Arus ikut gesekan
Perbedaan antara arus ikut yang sebenarnya dengan jumlah arus ikut potensial dan
arus ikut gelombang atau merupakan perubahan arus ikut akibat gesekan.
Page | 163
Page | 164
Cara ini digunakan untuk kapal yang memiliki twin screw propeller. Kurva ini
berdasarkan data dari Du Cane, Lord and Phillips-Birt. Memmiliki SL rasio > 2.5
δ Value Adjustments
Rumus :
x Diameter
8.1 = RPM x adjustment factor 12 x Kts
Page | 165
Estimasi speed displacement dengan Propeller efisiensi (SL Rasio)
10.665
SLRatio = x
3
LB SHP
Dimana :
SL Rasio = Speed Length Ratio
LB = Displacement (pounds)
SHP = Shaft horsepower at the propeller
η = Propeler efisiensi
Dengan menambahkan nilai efisiense propeller, kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :
C
Kts = x
Dimana :
Kts = boat speed (knots)
LB = Displacement (pound)
SHP = Shaft horsepower
η = efisiensi propeller
Teori Slip
Pada penggunaan metode Bp-δ ini teori slip tidak digunakan tapi jika akan tetap menghitung
slip bisa menggunakan formula berikut:
SlipA =
(P12 - RPM) - (Kts x 101.3)
(P12 x RPM)
Dimana :
P = propeller face pitch (inchies) Kts
= boat speed through the water SlipA =
apparent slip
Page | 166
Page | 167
Untuk very high speed craft sekitar 50 sampai 60 knot sebaiknya menggunakan teori slip,
karena Bp-δ ini tidak bisa digunakan karena efisiensinya kurang.
Proses Perhitungan :
Ship Order
Page | 168
Page | 169
LCG 0,53 m (Aft Mid)
Cba 0,75 Diagram
Cbf 0,85 Diagram
Data Engine :
Dari data kapal diatas, dapat diketahui Cb = 0.8. Karena kapal merupakan kapal tanker,
maka memakai Single screw.
Page | 170
Page | 171
Jika dilihat dari diagram 6.4 yaitu diagram wake factor (Wf) dengan koefisien blok
(Cb), maka didapatkan,
Wf = 0,63
2. Mendapatkan Va
Menggunakan rumus
Va = V x Wf
Didapatkan,
Va = 11 kts x 0.63
Va = 6,93 knots
3. Mencari BP
Menggunakan rumus,
SHP0.5x N
Bp =
Va2.5
Didapatkan,
(2126,51 𝐻𝑃)0.5 𝑥 900 𝑅𝑃𝑀
BP =
(6,93 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠)2.5
41502,69
BP =
126,43
BP = 328,27 = 328
4. Mencari diameter
Menggunakan rumus,
Page | 172
Page | 173
0.2
D = 623.7 (SHP )
𝑁0.6
Didapatkan,
0.2
D = 632.7 x (SHP )
𝑁0.6
(2126,51 𝐻𝑃)0.2
D = 632.7 x (
)
(900 𝑅𝑃𝑀)0.6
D = 632.7 x 0.078
D = 49,45 inch
D = 1,26 m
Menggunakan rumus,
= N x Dft atau N x D
Va 12 x Va
Didapatkan,
900 𝑅𝑃𝑀 𝑥 49,45 𝑖𝑛𝑐ℎ
𝛿= x adjustment factor
12 𝑥 6,93 𝑘𝑛𝑜𝑡𝑠
𝛿= 44505 x 0.95
83,16
𝜹 = 535,17 = 535
Page | 174
Page | 175
Dengan menggunakan diagram kurva Bp-6 B4.40 series propellers oleh Taylor
Masukan kedua data pada diagram 𝛿 sehinga didapatkan pitch ratio,
Pitch ratio = 0.68
Jika dilihat pada ketentuan, pitch ratio masuk ke dalam pitch ratio optimal kapal,
minimum pitch ratio = 0.39 x (11 knots)0.23
= 0.68
average pitch ratio = 0.46 x (11 knots)0.26
= 0.86
maximum pitch ratio = 0.52 x (11 knots)0.28
= 1.02
Menggunakan rumus,
P = pitch ratio x D
P = 0.68 x 49,45 inch
P = 33,626 inch
Page | 176
Page | 177
Dari perhitungan diatas, didapatkan data yaitu:
SHP = 2126,51 HP
η = 30 % = 0.3
Va = 6,93 knots
Menggunakan rumus,
T = 326 𝑥 𝑆𝐻𝑃 𝑥 η
𝑉𝑎
326 𝑥 2126,51 𝑥 0.3
T=
6,93
Didapatkan,
T = 30010,5 Pound.Thrust
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan propeller didapatkan efisiensi sebesar 30%, hal tersebut sangat
kecil dan dapat ditingkatkan apabila kapal menggunakan 2 mesin. Hal ini dapat
berpengaruh kepada SHP mesin dan mengakibatkan nilai BP menjadi lebih kecil.
Sehingga, efisiensi yang didapatkan propeller lebih besar.
Page | 178
Page | 179
BAB VII
KEKUATAN APAL
a. Kekuatan Memanjang
Longitudinal strength atau kekuatan memanjang adalah perhitungan kekuatan kapal
secara memanjang kapal untuk menopang beban muatan dan beban kapal itu sendiri
ketika berlayar pada kondisi air tenang maupun bergelombang.
Akibat selisih bobot antara berat total terhadap berat total air yang dipindahkan, maka
kapal akan mengalami perubahan bentuk dalam arah memanjang atau deflaksi
memanjang yang menyebabkan terjadinya momen lentur (bending moment), dimana
momen lentur sangat tergantung pada kondisi gelombang.
Kondisi gelombang kapal yang akan dibahas pada laporan ini ada 2, yaitu hogging
dan sagging
Kita dapat mengukur tegangan yang bekerja pada kapal dengan menghitung kekuatan
scantling kapal terhadap pengaruh dari luar maupun dalam kapal. Dengan
membandingkan tegangan hasil perhitungan dengan tegangan yang diijinkan, maka kita
bisa mengetahui kekuatan kapal kita untuk menahan pengaruh dari luar maupun dalam.
Kapal yang dirancang adalah jenis kapal yang memiliki letak kamar mesin di
belakang, sehingga dari kedua jenis kondisi gelombang yang diuraikan di atas kapal ini
dapat menggunakan gelmbang kondisi sagging untuk menghitung kekuatan
memanjangnya. Namun, penulis memakai sagging dan hogging dalam mencarinya agar
Page | 180
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 181
dapat mengetahui kondisi kapal ketika mengalami kedua kondisi tersebut. Dalam
perhitungan dibutuhkan suatu tinggi poros gelombang yang memiliki displacement
gelombang yang sama dengan displacement kapal pada saat kondisi maksimum (muatan
penuh), sehingga dalam hal ini harus menggunakan beberapa variasi dari tinggi poros
gelombang.
Y=FxH
Ord H c Y=Hxc
AP 4,5 0,000 0,000
1 4,5 0,034 0,154
2 4,5 0,128 0,579
3 4,5 0,226 1,022
4 4,5 0,421 1,904
5 4,5 0,577 2,610
6 4,5 0,720 3,257
7 4,5 0,839 3,795
8 4,5 0,927 4,193
9 4,5 0,982 4,442
10 4,5 1,000 4,523
11 4,5 0,982 4,442
12 4,5 0,927 4,193
13 4,5 0,839 3,795
14 4,5 0,720 3,257
15 4,5 0,577 2,610
Page | 182
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 183
16 4,5 0,421 1,904
17 4,5 0,226 1,022
18 4,5 0,128 0,579
19 4,5 0,034 0,154
FP 4,5 0,000 0,000
Dari tabel di atas maka tiap ordinat gelombang selanjutnya dimasukkan ke dalam Bonjean
Curve kapal rancangan untuk menghitung besarnya displacement.
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang hogging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T = 0
m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas AP
dan FP, T = 0 m
Page | 184
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 185
7 1,73 60,55 4 242,2
8 1,89 66,15 2 132,3
9 1,97 68,95 4 275,8
10 1,97 68,95 2 137,9
11 1,9 66,5 4 266
12 1,77 61,95 2 123,9
13 1,58 55,3 4 221,2
14 1,33 46,55 2 93,1
15 1 35 4 140
16 0,65 22,75 2 45,5
17 0,26 9,1 4 36,4
18 0,1 3,5 2 7
19 0,02 0,7 4 2,8
FP 0 0 1 0
Σ1 = 2093
= 3155,61 m3
Δ = V x 1,032
= 3155,61 m3 x 1,032
= 3256,59 ton
Page | 186
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 187
Gambar III. Ordinat Tricoid Hogging pada T = 1,51 m
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang hogging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
1,51 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di
atas AP dan FP, T = 1,51 m
= 4933,32 m3
Δ = V x 1,032
= 4933,32 m3 x 1,032
Page | 188
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 189
= 5091,19 ton
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang hogging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
3,03 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di
atas AP dan FP, T = 3,03 m
Page | 190
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 191
17 1,22 42,7 4 170,8
18 0,82 28,7 2 57,4
19 0,45 15,75 4 63
FP 0 0 1 0
Σ1 = 4338,6
= 6541,29 m3
Δ = V x 1,032
= 6541,29 m3 x 1,032
= 6750,61 ton
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang hogging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
4,54 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di
atas AP dan FP, T = 4,54 m
Page | 192
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 193
AP 0 0 1 0
1 0,69 24,15 4 96,6
2 1,29 45,15 2 90,3
3 1,97 68,95 4 275,8
4 2,83 99,05 2 198,1
5 3,24 113,4 4 453,6
6 3,62 126,7 2 253,4
7 3,81 133,35 4 533,4
8 3,93 137,55 2 275,1
9 3,98 139,3 4 557,2
10 3,95 138,25 2 276,5
11 3,85 134,75 4 539
12 3,69 129,15 2 258,3
13 3,47 121,45 4 485,8
14 3,21 112,35 2 224,7
15 2,84 99,4 4 397,6
16 2,4 84 2 168
17 1,74 60,9 4 243,6
18 1,23 43,05 2 86,1
19 0,72 25,2 4 100,8
FP 0 0 1 0
Σ1 = 5513,9
= 8313,29 m3
Δ = V x 1,032
= 8313,29 m3 x 1,032
= 8579,31 ton
Penentuan tinggi poros yang sebenarnya ditentukan dengan cara mengambil nilai
displacement gelombang yang sama dengan displacement kapal pada kondisi muatan
penuh. Dimana, nilai displacement kapal tersebut = 7057,55 ton. Kemudian tinggi
poros didapatkan dari grafik atau interpolasi dari nilai displacement yang ada.
T (m) Δ (ton)
Page | 194
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 195
0 3256,59
3,03 6750,61
4,54 8579,31
Setelah grafik terbentuk maka dapat ditentukan tinggi poros yang sebenarnya pada
displacement kapal 7057,55 ton. Maka poros gelombang yang sebenarnya pada tinggi
poros 3,28 m
Page | 196
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 197
Ord L bonjean A bonjean FS HG
AP 0 0 1 0
1 0,45 15,75 4 63
2 0,89 31,15 2 62,3
3 1,44 50,4 4 201,6
4 2,25 78,75 2 157,5
5 2,65 92,75 4 371
6 3,03 106,05 2 212,1
7 3,24 113,4 4 453,6
8 3,37 117,95 2 235,9
9 3,42 119,7 4 478,8
10 3,40 119 2 238
11 3,31 115,85 4 463,4
12 3,16 110,6 2 221,2
13 2,95 103,25 4 413
14 2,69 94,15 2 188,3
15 2,33 81,55 4 326,2
16 1,9 66,5 2 133
17 1,31 45,85 4 183,4
18 0,89 31,15 2 62,3
19 0,49 17,15 4 68,6
FP 0 0 1 0
Σ1 = 4533,2
= 6834,69 m3
Δ = V x 1,032
= 6834,69 m3 x 1,032
= 7053,40 ton
Page | 198
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 199
Kemudian, setelah didapatkan displacement kapal pada pre eliminary design (Δ 1)
dengan displacement perhitungan SAC pada poros gelombang sebenarnya (Δ 2). Hasil
dari koreksi harus memiliki koreksi ≤ 0,5 %.
Koreksi = ( Δ 1 -Δ 2 ) x 100 / Δ 1
= 0,06 %
Maka tinggi poros ini dapat dianggap sebagai tinggi poros pada displacement kapal
dalam kondisi sarat air tertinggi, karena memiliki persen penyimpangan yang kecil
yaitu sebesar 0,06%
B(x) = L x c [ton]
Dimana :
C B
AP L (m2) (ton/m3) (ton/m)
0 0 1,032 0
1 15,75 1,032 16,254
2 31,15 1,032 32,1468
3 50,4 1,032 52,0128
4 78,75 1,032 81,27
5 92,75 1,032 95,718
6 106,05 1,032 109,4436
7 113,4 1,032 117,0288
8 117,95 1,032 121,7244
9 119,7 1,032 123,5304
10 119 1,032 122,808
11 115,85 1,032 119,5572
12 110,6 1,032 114,1392
13 103,25 1,032 106,554
Page | 200
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 201
14 94,15 1,032 97,1628
15 81,55 1,032 84,1596
16 66,5 1,032 68,628
17 45,85 1,032 47,3172
18 31,15 1,032 32,1468
19 17,15 1,032 17,6988
20 0 1,032 0
100
10 15 20 25
Ord H c Y=Hxc
AP 3,6 1,000 3,618
1 3,6 0,982 3,553
2 3,6 0,927 3,354
3 3,6 0,839 3,036
4 3,6 0,720 2,605
5 3,6 0,577 2,088
6 3,6 0,421 1,523
Page | 202
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 203
7 3,6 0,226 0,818
8 3,6 0,128 0,463
9 3,6 0,034 0,123
10 3,6 0,000 0,000
11 3,6 0,034 0,123
12 3,6 0,128 0,463
13 3,6 0,226 0,818
14 3,6 0,421 1,523
15 3,6 0,577 2,088
16 3,6 0,720 2,605
17 3,6 0,839 3,036
18 3,6 0,927 3,354
19 3,6 0,982 3,553
FP 3,6 1,000 3,618
Dari tabel di atas maka tiap ordinat gelombang selanjutnya dimasukkan ke dalam Bonjean
Curve kapal rancangan untuk menghitung besarnya displacement.
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang sagging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T = 0
m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas AP
dan FP, T = 0 m
Page | 204
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 205
Ord L bonjean A bonjean FS HG
AP 0 0 1 0
1 0,47 16,45 4 65,8
2 0,72 25,2 2 50,4
3 0,89 31,15 4 124,6
4 0,95 33,25 2 66,5
5 0,80 28 4 112
6 0,61 21,35 2 42,7
7 0,33 11,55 4 46,2
8 0,19 6,65 2 13,3
9 0,05 1,75 4 7
10 0,00 0 2 0
11 0,05 1,75 4 7
12 0,2 7 2 14
13 0,36 12,6 4 50,4
14 0,78 27,3 2 54,6
15 0,88 30,8 4 123,2
16 1,03 36,05 2 72,1
17 0,95 33,25 4 133
18 0,79 27,65 2 55,3
19 0,52 18,2 4 72,8
FP 0 0 1 0
Σ1 = 1110,9
= 1339,92 m3
Δ = V x 1,032
= 1339,92 m3 x 1,032
= 1382,80 ton
Page | 206
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 207
Tinggi poros gelombang T = 1,51 m ditentukan dari draft kapal dibagi 4. Didapatkan luasan
gelombang yang diperoleh dari kurva Bonjean Curve seperti di bawah ini,
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang sagging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
1,51 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas
AP dan FP, T = 1,51 m
Page | 208
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 209
Maka besarnya displacement pada tinggi poros gelombang tersebut adalah :
= 2736,83 m3
Δ = V x 1,032
= 2736,83 m3 x 1,032
= 2824,41 ton
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang sagging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
3,03 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas
AP dan FP, T = 3,03 m
Page | 210
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 211
5 2,05 71,75 4 287
6 1,86 65,1 2 130,2
7 1,61 56,35 4 225,4
8 1,47 51,45 2 102,9
9 1,34 46,9 4 187,6
10 1,32 46,2 2 92,4
11 1,41 49,35 4 197,4
12 1,56 54,6 2 109,2
13 1,79 62,65 4 250,6
14 2,11 73,85 2 147,7
15 2,25 78,75 4 315
16 2,36 82,6 2 165,2
17 2,05 71,75 4 287
18 1,67 58,45 2 116,9
19 1,1 38,5 4 154
FP 0 0 1 0
Σ1 = 3487,75
= 4206,78 m3
Δ = V x 1,032
= 4206,78 m3 x 1,032
= 4341,39 ton
Tinggi poros gelombang T = 4,54 m ditentukan dari draft kapal dikali 3/4. Didapatkan
luasan gelombang yang diperoleh dari kurva Bonjean Curve seperti di bawah ini,
Didapatkan luasan gelombang yang diperoleh dari kurva Bonjean Curve, yaitu :
Page | 212
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 213
Gambar XII. Ordinat Tricoid Sagging pada T = 4,54 m
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang sagging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
4,54 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas
AP dan FP, T = 4,54 m
Page | 214
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 215
V = c x Σ1 x l (jarak antar gading l = H)
= 5687,27 m3
Δ = V x 1,032
= 5687,27 m3 x 1,032
= 5869,27 ton
Tinggi poros gelombang T = 6,05 m ditentukan dari draft kapal dikali 4/4. Didapatkan
luasan gelombang yang diperoleh dari kurva Bonjean Curve seperti di bawah ini,
Didapatkan luasan gelombang yang diperoleh dari kurva Bonjean Curve, yaitu :
Kemudian dilakukan pengukuran luasan yang dibentuk pada kurva Bonjean, dimana
menentukan terlebih dahulu panjang bonjean yang diukur dari gading ke titik
bertemunya gelombang sagging dengan bonjean di ketinggian poros gelombang T =
6,05 m. Di bawah ini merupakan table keadaan dimana tinggi poros gelombang di atas
AP dan FP, T = 6,05 m
Page | 216
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 217
5 3,30 115,5 4 462
6 3,1 108,5 2 217
7 2,90 101,5 4 406
8 2,76 96,6 2 193,2
9 2,66 93,1 4 372,4
10 2,67 93,45 2 186,9
11 2,79 97,65 4 390,6
12 2,94 102,9 2 205,8
13 3,22 112,7 4 450,8
14 3,51 122,85 2 245,7
15 3,63 127,05 4 508,2
16 3,7 129,5 2 259
17 3,17 110,95 4 443,8
18 2,57 89,95 2 179,9
19 1,70 59,5 4 238
FP 0 0 1 0
Σ1 = 5943,35
= 7168,62 m3
Δ = V x 1,032
= 7168,62 m3 x 1,032
= 7398,01 ton
Penentuan tinggi poros yang sebenarnya ditentukan dengan cara mengambil nilai
displacement gelombang yang sama dengan displacement kapal pada kondisi muatan
penuh. Dimana, nilai displacement kapal tersebut = 7057,55 ton. Kemudian tinggi
poros didapatkan dari grafik atau interpolasi dari nilai displacement yang ada.
T (m) Δ (ton)
0 1382,80
4,54 5869,27
Page | 218
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 219
6,05 7398,01
Setelah grafik terbentuk maka dapat ditentukan tinggi poros yang sebenarnya pada
displacement kapal 7057,55 ton. Maka poros gelombang yang sebenarnya pada tinggi
poros 5,72 m
Page | 220
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 221
Ord L bonjean A bonjean FS HG
AP 0,42 14,7 1 14,7
1 2,05 71,75 4 287
2 2,61 91,35 2 182,7
3 2,99 104,65 4 418,6
4 3,28 114,8 2 229,6
5 3,16 110,6 4 442,4
6 2,96 103,6 2 207,2
7 2,76 96,6 4 386,4
8 2,62 91,7 2 183,4
9 2,51 87,85 4 351,4
10 2,52 88,2 2 176,4
11 2,64 92,4 4 369,6
12 2,78 97,3 2 194,6
13 3,06 107,1 4 428,4
14 3,36 117,6 2 235,2
15 3,48 121,8 4 487,2
16 3,56 124,6 2 249,2
17 3,05 106,75 4 427
18 2,47 86,45 2 172,9
19 1,63 57,05 4 228,2
FP 0 0 1 0
Σ1 = 5672,1
= 6841,45 m3
Δ = V x 1,032
= 6841,45 m3 x 1,032
= 7060,37 ton
Koreksi = ( Δ 1 -Δ 2 ) x 100 / Δ 1
Page | 222
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 223
= ( 7057,55 ton – 7060,37 ton) / 7057,55 ton
= 0,04 %
Maka tinggi poros ini dapat dianggap sebagai tinggi poros pada displacement kapal
dalam kondisi sarat air tertinggi, karena memiliki persen penyimpangan yang kecil
yaitu sebesar 0,04%
B(x) = L x c [ton]
Dimana :
C B
AP L (m2) (ton/m3) (ton/m)
0 14,7 1,032 15,1704
1 71,75 1,032 74,046
2 91,35 1,032 94,2732
3 104,65 1,032 107,9988
4 114,8 1,032 118,4736
5 110,6 1,032 114,1392
6 103,6 1,032 106,9152
7 96,6 1,032 99,6912
8 91,7 1,032 94,6344
9 87,85 1,032 90,6612
10 88,2 1,032 91,0224
11 92,4 1,032 95,3568
12 97,3 1,032 100,4136
13 107,1 1,032 110,5272
14 117,6 1,032 121,3632
15 121,8 1,032 125,6976
16 124,6 1,032 128,5872
17 106,75 1,032 110,166
18 86,45 1,032 89,2164
19 57,05 1,032 58,8756
20 0 1,032 0
Page | 224
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 225
Kemudian didapatkan grafik distribusi gelombang seperti di bawah ini,
10 15 20
L B T
W c [ton] ; dimana c = faktor beban (c shell = 7)
100
G
b k [ton / m]
L
Page | 226
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 227
G
c k [ton/ m]
L
Dimana :
= 4761.62 ton
Kemudian, didapatkan grafik distribusi berat lambung kapal seperti di bawah ini,
8.000
6.000
4.000
2.000
0.000
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Page | 228
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 229
Distribusi berat :
T
No Bagian L (m) B (m) (m) W (ton) q (Ton/m)
1 Forecastle Deck 13 15 1,43 19,10 1,469
2 Poop Deck 20,0 15,5 2,20 47,50 2,381
3 1st bridge deck 18,1 10,2 2,2 28,50 1,577
3 2nd bridge deck 16,19 10,23 2,2 25,51 1,575
4 Navigation deck 12,81 9,68 2,6 22,57 1,762
5 Ballast 66,95 2 1,99 1,98 0,030
6 Berat Kapal Kosong 90,5 1290,60 14,261
7 Machinery 12 83,65 6,971
Outfitting dan
8 Equipment 7,31 54,85 7,504
9 Berat Lain-Lain 90,46 130,75 1,445
10 Bahan Bakar 6,82 37,44 5,490
11 Lubricating Oil 1,28 0,68 0,531
12 Fresh Water 4,37 1,93 0,441
13 Konsumsi 5,21 0,77 0,148
14 Crew and Lugage 18,07 2 0,100
15 Payload 57,96 5000,00 86,266
Dengan memasukkan bagian-bagian kapal seperti yang tertera pada tabel di atas dan
menambahkan distribusi bebannya ke dalam ordinat berat lambung di atas maka kita akan
mendapatkan berat G(x) pada setiap gading kapal. Kemudian G(x) dimasukkan ke dalam
tabel perhitungan untuk menentukan tegangan dan momen maksimum. Dalam
perhitungan kekuatan kapal ini akan digunakan 20 gading.
Page | 230
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 231
G B Hogging
L ordinat (ton/m) (ton/m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
P ΣP Σ(ΣP M Faktor Σ ∆ M
(ton/m) (ton/m) Koreksi ΣP ' (ton/m) ' )(ton/m) s (ton) (tonm) Henske ∆2 .σ(ton) ∆2.σ(ton) M(tonm) σ (ton) (ton*m)
B (x) - G ΣP 20/- C (7) +
(x) 20*No.gdg 2+3 - DL*(4) DL2*(5) (Hogging) - ∆L *(10) (6) + (9) (11)
0 0 1,96 0,00 -1,96 -1,96 0,00 -1,96 -1,96 -8,87 -40,12 0,000 0 0 0 -8,9 -40,12
-
1 4,52 5,80 16,25 10,45 8,49 -72,14 -63,64 -65,60 287,86 -1342,15 0,034 -6,72849 -6,73 -30,4336 -294,6 -1372,58
-
2 9,05 4,31 32,15 27,84 36,33 -144,27 -107,94 -173,55 488,23 -3550,45 0,128 -25,3308 -32,06 -145,007 -513,6 -3695,46
-
3 13,57 8,80 52,01 43,21 79,54 -216,41 -136,86 -310,41 619,05 -6350,46 0,226 -44,7247 -76,78 -347,301 -663,8 -6697,76
-
4 18,09 7,50 81,27 73,77 153,32 -288,54 -135,23 -445,64 611,64 -9116,97 0,421 -83,3145 -160,10 -724,14 -695,0 -9841,11
- - -
5 22,62 6,74 95,72 88,97 242,29 -360,68 -118,39 -564,02 535,48 11538,99 0,577 -114,186 -274,28 -1240,61 -649,7 12779,60
- - -
6 27,14 6,74 109,44 102,70 344,99 -432,82 -87,82 -651,85 397,23 13335,72 0,720 -142,486 -416,77 -1885,09 -539,7 15220,81
- - -
7 31,66 6,74 117,03 110,29 455,28 -504,95 -49,67 -701,52 224,68 14351,97 0,839 -166,035 -582,81 -2636,08 -390,7 16988,05
- -
8 36,18 6,74 121,72 114,98 570,26 -577,09 -6,83 -708,35 -30,89 14491,69 0,927 -183,45 -766,26 -3465,84 -214,3 17957,53
- -
9 40,71 6,74 123,53 116,79 687,04 -649,22 37,82 -670,53 171,07 13717,92 0,982 -194,335 -960,59 -4344,84 -23,3 18062,76
- -
10 45,23 5,41 122,81 117,39 804,44 -721,36 83,08 -587,45 375,78 12018,24 1,000 -197,897 -1158,49 -5239,94 177,9 17258,18
-
11 49,75 6,74 119,56 112,82 917,26 -793,49 123,76 -463,69 559,79 -9486,25 0,982 -194,335 -1352,82 -6118,93 365,5 15605,18
-
12 54,28 6,74 114,14 107,40 1024,66 -865,63 159,03 -304,66 719,30 -6232,78 0,927 -183,45 -1536,27 -6948,7 535,9 13181,48
-
13 58,80 6,74 106,55 99,82 1124,48 -937,77 186,71 -117,95 844,50 -2413,02 0,839 -166,035 -1702,31 -7699,69 678,5 10112,71
14 63,32 6,74 97,16 90,42 1214,90 -1009,90 205,00 87,05 927,22 1780,90 0,720 -142,486 -1844,79 -8344,16 784,7 -6563,27
15 67,85 6,74 84,16 77,42 1292,32 -1082,04 210,28 297,33 951,13 6082,96 0,577 -114,186 -1958,98 -8860,64 836,9 -2777,68
16 72,37 6,74 68,63 61,89 1354,21 -1154,17 200,04 497,37 904,79 10175,41 0,421 -83,3145 -2042,29 -9237,48 821,5 937,93
Page | 232
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 233
17 76,89 2,34 47,32 44,98 1399,19 -1226,31 172,88 670,25 781,96 13712,26 0,226 -44,7247 -2087,02 -9439,77 737,2 4272,49
18 81,42 2,26 32,15 29,89 1429,08 -1298,45 130,63 800,89 590,86 16384,79 0,128 -25,3308 -2112,35 -9554,35 565,5 6830,44
19 85,94 2,03 17,70 15,67 1444,75 -1370,58 74,17 875,05 335,46 17902,09 0,034 -6,72849 -2119,08 -9584,78 328,7 8317,31
20 90,46 2,03 0,00 -2,03 1442,72 -1442,72 0,00 875,05 0,00 17902,09 0,000 0 -2119,08 -9584,78 0,0 8317,31
B
P
L G (ton/m) Hogging σ (ton) M (ton*m)
No gd (ton/m)
(ton/m)
5:1 1:1 1:1 1 : 10 1 : 500
0 0 9,804 0,00 -1,961 -0,887 -0,080
1 4,52 29,001 16,25 10,454 -29,459 -2,745
2 9,05 21,548 32,15 27,837 -51,356 -7,391
3 13,57 43,994 52,01 43,214 -66,377 -13,396
4 18,09 37,485 81,27 73,773 -69,496 -19,682
5 22,62 33,718 95,72 88,974 -64,967 -25,559
6 27,14 33,718 109,44 102,700 -53,972 -30,442
7 31,66 33,718 117,03 110,285 -39,072 -33,976
8 36,18 33,718 121,72 114,981 -21,434 -35,915
9 40,71 33,718 123,53 116,787 -2,326 -36,126
10 45,23 27,068 122,81 117,394 17,788 -34,516
11 49,75 33,690 119,56 112,819 36,546 -31,210
12 54,28 33,690 114,14 107,401 53,585 -26,363
13 58,80 33,690 106,55 99,816 67,847 -20,225
14 63,32 33,690 97,16 90,425 78,474 -13,127
15 67,85 33,690 84,16 77,422 83,695 -5,555
16 72,37 33,690 68,63 61,890 82,148 1,876
17 76,89 11,692 47,32 44,979 73,723 8,545
18 81,42 11,298 32,15 29,887 56,553 13,661
Page | 234
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 235
19 85,94 10,149 17,70 15,669 32,873 16,635
20 90,46 10,149 0,00 -2,030 0,000 16,635
Setelah di skalakan, kemudian mendapatkan Grafik Distribusi Kekuatan Memanjang Hogging seperti di bawah :
150.000
100.000
G (ton/m)
50.000
B Hogging(ton/m)
P (ton/m)
σ (ton)
0.000
M (ton*m)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
-50.000
-100.000
Page | 236
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 237
Gambar XVIII. Longitudinal Strength
Cara membaca :
Pada Grafik Hogging dapat dilihat bahwa B (Bouyancy) sebanding dengan P
(Tekanan) karena bentuk buoyancy dengan tekanan (P) hampir serupa, hal ini
juga menandakan bahwa B (Bouyancy) sebanding dengan P (Tekanan).
Sedangkan buoyany dan nilai momen berbanding terbalik, semakin besar nilai
buoyancy, semakin kecil nilai momen. Sedangkan tegangan, pada gading 1-9
nilai akan menurun namun naik lagi pada gading 10-20.
Dari diagram di atas didapatkan nilai dari momen maksimum pada saat tegangannya
nol. M (max) = 18062,76 ton.m. yang terletak pada gading 9.
Page | 238
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 239
G B sagging
L
ordinat (ton/m) (ton/m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13
P ΣP ΣP ' Σ(ΣP M Faktor Σ M
(ton/m) (ton/m) Koreksi (ton/m) ' )(ton/m) s (ton) (tonm) Henske ∆2 .σ(ton) ∆2.σ(ton) σ (ton) (ton*m)
B (x) - ΣP 20/- C (6) + (7) +
G (x) 20*No.gdg 2+3 - DL*(4) DL2*(5) (Sagging) - (9) (11)
0 0 1,96 15,17 13,21 13,21 0,00 13,21 13,21 59,75 270,24 1,000 -204,513 -204,513 -144,8 -654,79
-
1 4,52 5,80 74,05 68,25 81,46 -91,53 -10,08 3,13 -45,58 64,08 0,982 -200,832 -405,35 -246,4 1769,33
-
2 9,05 4,31 94,27 89,96 171,42 -183,06 -11,65 -8,51 -52,67 -174,17 0,927 -189,584 -594,93 -242,3 2865,09
-
3 13,57 8,80 108,00 99,20 270,62 -274,60 -3,98 -12,49 -17,99 -255,55 0,839 -171,587 -766,52 -189,6 3722,57
-
4 18,09 7,50 118,47 110,98 381,60 -366,13 15,47 2,97 69,95 60,86 0,720 -147,25 -913,77 -77,3 4072,19
-
5 22,62 6,74 114,14 107,40 488,99 -457,66 31,33 34,30 141,71 701,81 0,577 -118,004 -1031,77 23,7 3964,98
-
6 27,14 6,74 106,92 100,17 589,16 -549,19 39,97 74,27 180,78 1519,50 0,421 -86,1001 -1117,87 94,7 3536,72
-
7 31,66 6,74 99,69 92,95 682,11 -640,73 41,38 115,66 187,18 2366,15 0,226 -46,22 -1164,09 141,0 2899,13
-
8 36,18 6,74 94,63 87,89 770,00 -732,26 37,74 153,40 170,71 3138,31 0,128 -26,1777 -1190,27 144,5 2245,38
-
9 40,71 6,74 90,66 83,92 853,92 -823,79 30,13 183,53 136,27 3754,68 0,034 -6,95345 -1197,22 129,3 1660,46
-
10 45,23 5,41 91,02 85,61 939,53 -915,32 24,20 207,73 109,48 4249,86 0,000 0 -1197,22 109,5 1165,28
11 49,75 6,74 95,36 88,62 1028,15 -1006,86 21,29 229,02 96,30 4685,44 0,034 -6,95345 -1204,17 89,3 -761,15
12 54,28 6,74 100,41 93,68 1121,82 -1098,39 23,43 252,46 106,00 5164,87 0,128 -26,1777 -1230,35 79,8 -400,13
13 58,80 6,74 110,53 103,79 1225,61 -1189,92 35,69 288,15 161,44 5895,05 0,226 -46,22 -1276,57 115,2 121,00
14 63,32 6,74 121,36 114,63 1340,24 -1281,45 58,78 346,93 265,89 7097,68 0,421 -86,1001 -1362,67 179,8 934,19
15 67,85 6,74 125,70 118,96 1459,20 -1372,98 86,21 433,15 389,94 8861,43 0,577 -118,004 -1480,68 271,9 2164,20
16 72,37 6,74 128,59 121,85 1581,05 -1464,52 116,53 549,67 527,07 11245,41 0,720 -147,25 -1627,93 379,8 3882,16
17 76,89 2,34 110,17 107,83 1688,87 -1556,05 132,82 682,50 600,77 13962,77 0,839 -171,587 -1799,51 429,2 5823,41
18 81,42 2,26 89,22 86,96 1775,83 -1647,58 128,25 810,75 580,08 16586,52 0,927 -189,584 -1989,10 390,5 7589,66
Page | 240
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 241
19 85,94 2,03 58,88 56,85 1832,68 -1739,11 93,56 904,31 423,19 18500,65 0,982 -200,832 -2189,93 222,4 8595,40
20 90,46 2,03 0,00 -2,03 1830,65 -1830,65 0,00 904,31 0,00 18500,65 1,000 -204,513 -2394,44 -204,5 7670,37
G sagging P
(ton/m) (ton/m) (ton/m) σ (ton) M (ton*m)
5:1 1:1 1:1 1 : 10 1 : 100
0 9,804 15,17 13,210 -14,477 -1,310
4,52 29,001 74,05 68,246 -24,641 -3,539
9,05 21,548 94,27 89,964 -24,226 -5,730
13,57 43,994 108,00 99,200 -18,958 -7,445
18,09 37,485 118,47 110,977 -7,729 -8,144
22,62 33,718 114,14 107,396 2,370 -7,930
27,14 33,718 106,92 100,172 9,468 -7,073
31,66 33,718 99,69 92,948 14,096 -5,798
36,18 33,718 94,63 87,891 14,454 -4,491
40,71 33,718 90,66 83,918 12,932 -3,321
45,23 27,068 91,02 85,609 10,948 -2,331
49,75 33,690 95,36 88,619 8,935 -1,522
54,28 33,690 100,41 93,676 7,982 -0,800
58,80 33,690 110,53 103,789 11,522 0,242
63,32 33,690 121,36 114,625 17,979 1,868
67,85 33,690 125,70 118,960 27,194 4,328
72,37 33,690 128,59 121,849 37,982 7,764
76,89 11,692 110,17 107,828 42,919 11,647
81,42 11,298 89,22 86,957 39,050 15,179
85,94 10,149 58,88 56,846 22,236 17,191
90,46 10,149 0,00 -2,030 -20,451 15,341
Page | 242
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 243
Setelah diskalakan, kemudian dibentuk Grafik Distribusi Kekuatan Memanjang
Sagging seperti di bawah ini
120.000
80.000 G (ton/m)
B sagging (ton/m) P
60.000
(ton/m)
40.000
σ (ton)
20.000 M (ton*m)
0.000
20 40 60 80 100
-20.000
-40.000
Page | 244
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 245
Cara membaca :
Pada grafik sagging tidak jauh berbeda dengan hogging. bentuk buoyancy dengan
tekanan (P) hampir serupa yang menandakan bahwa B (Bouyancy) sebanding dengan P
(Tekanan). Sedangkan buoyany dan nilai momen berbanding terbalik, semakin besar
nilai buoyancy, semakin kecil nilai momen
Dari diagram di atas didapatkan nilai dari momen maksimum pada saat tegangannya
nol. M (max) = 8595,4 ton.m. yang terletak pada gading 19.
Page | 246
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 247
Page | 248
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 249
no Item Number Scantling A yi Ayi δyi A.δyi^2 Ixx
mm x mm
17 Plat Hadap Bottom Longitudinal 1 6 320 x 23 44160 701,5 30978240 697,2758 2,15E+10 324453,3
Page | 251
20 Inner Bottom Longitudinal 24 8 x 75 14400 998,5 14378400 994,2758 1,42E+10 281250
Page | 252
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 253
23 Side Longitudinal 1 2 380 x 30 22800 7005 1,6E+08 7000,776 1,12E+12 855000
34 Inner Side Longitudinal 1 2 220 x 15 6600 8677,5 57271500 8673,276 4,96E+11 61875
35 Inner Side Longitudinal 2 2 220 x 15 6600 7997,5 52783500 7993,276 4,22E+11 61875
36 Inner Side Longitudinal 3 2 220 x 15 6600 7007,5 46249500 7003,276 3,24E+11 61875
37 Inner Side Longitudinal 4 2 220 x 15 6600 6327,5 41761500 6323,276 2,64E+11 61875
38 Inner Side Longitudinal 5 2 220 x 15 6600 5647,5 37273500 5643,276 2,1E+11 61875
Page | 254
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 255
39 Inner Side Longitudinal 6 2 220 x 15 6600 4967,5 32785500 4963,276 1,63E+11 61875
40 Inner Side Longitudinal 7 2 220 x 15 6600 3967,5 26185500 3963,276 1,04E+11 61875
41 Inner Side Longitudinal 8 2 220 15 6600 3287,5 21697500 3283,276 7,11E+10 61875
42 Inner Side Longitudinal 9 2 220 x 15 6600 2607,5 17209500 2603,276 4,47E+10 61875
44 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 1 1 320 x 23 7360 8681,5 63895840 8677,276 5,54E+11 324453,3
45 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 2 1 320 x 23 7360 8001,5 58891040 7997,276 4,71E+11 324453,3
46 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 3 1 320 x 23 7360 7321,5 53886240 7317,276 3,94E+11 324453,3
47 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 4 1 320 x 23 7360 6641,5 48881440 6637,276 3,24E+11 324453,3
48 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 5 1 320 x 23 7360 5961,5 43876640 5957,276 2,61E+11 324453,3
49 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 6 1 320 x 23 7360 5281,5 38871840 5277,276 2,05E+11 324453,3
Page | 256
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 257
50 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 7 1 320 x 23 7360 4601,5 33867040 4597,276 1,56E+11 324453,3
51 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 8 1 320 x 23 7360 3921,5 28862240 3917,276 1,13E+11 324453,3
52 Longitudinal Bulkhead Longitudinals 9 1 320 x 23 7360 3241,5 23857440 3237,276 7,71E+10 324453,3
56 Inner Side Plate 1 8 x 7370 58960 5672 3,34E+08 5667,776 1,89E+12 2,67E+11
59 Plat Hadap Bottom Longitudinal 2 6 320 x 23 44160 361,5 15963840 357,2758 5,64E+09 324453,3
60 Strength Deck Longitudinals 18 15 x 340 91800 9184 8,43E+08 9179,776 7,74E+12 49130000
Page | 258
REFA FARRAS HANIFAH 1806149734
Page | 259
Dari tabel di atas kita dapat menentukan nilai :
Page | 260
c. Inersia Midship
I = I na x 100000000
I = 1549725846,30944 cm4
d. Tegangan
f = [Mmax / I x y]
f = [-1806276088,05 kg cm / 1549725846,31 cm4 x 422,42 cm]
f = 492,35 kg/cm2
e. Tegangan Material
f material = 1100 kg/cm2
f. Safety Factor
Sf = [f material / f]
Sf = [1100 kg/cm2 / 492,35 kg/cm2]
Sf = 2,23
Tegangan maksimum untuk tipe baja yang digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal
adalah 1100 kg/cm². Sehingga tegangan kapal ini memenuhi karena f = 492,35 kg/cm² dan
koreksi f = 492,35 kg/cm² < 1100 kg/cm² (AMAN).
• Tegangan Deck
a. Jarak Lengan Puntir
y = (H - y tegangan bottom) x 100
y = (9,4 m – 4,22 m) x 100
y = 513,13 cm
b. Bending Momen Maximal
M max = -1806276088,04785 kg cm (di ambil dari momen tertinggi, yang terletak
pada gading 9 x 100000)
c. Inersia Midship
I = I na x 100000000
I = 1549725846,30944 cm4
d. Tegangan
f = [Mmax / I x y]
f = [-1806276088,05 kg cm / 1549725846,31 cm4 x 513,13 cm]
Page | 261
f = 598,07 kg/cm2
e. Tegangan Material
f material = 1100 kg/cm2
f. Safety Factor
Sf = [f material / f]
Sf = [1100 kg/cm2 / 598,07 kg/cm2]
Sf = 1,84
Tegangan maksimum untuk tipe baja yang digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal
adalah 1100 kg/cm². Sehingga tegangan kapal ini memenuhi karena f = 598,07 kg/cm² dan
koreksi f = 598,07 kg/cm² < 1100 kg/cm² (AMAN).
I = 1549725846,30944 cm4
d. Tegangan
f = [Mmax / I x y]
f = [859539977,630475 kg cm / 1549725846,31 cm4 x 422,42 cm]
f = 234,29 kg/cm2
e. Tegangan Material
f material = 1100 kg/cm2
f. Safety Factor
Sf = [f material / f]
Page | 262
Sf = [1100 kg/cm2 / 234,29 kg/cm2]
Sf = 4,70
Tegangan maksimum untuk tipe baja yang digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal
adalah 1100 kg/cm². Sehingga tegangan kapal ini memenuhi karena f = 234,29 kg/cm² dan
koreksi f = 234,29 kg/cm² < 1100 kg/cm² (AMAN).
• Tegangan Deck
a. Jarak Lengan Puntir
y = (H - y tegangan bottom) x 100
y = (9,4 m – 4,22 m) x 100
y = 513,13 cm
b. Bending Momen Maximal
M max = 859539977,630475 kg cm (di ambil dari momen tertinggi, yang terletak
pada gading 19 x 100000)
c. Inersia Midship
I = I na x 100000000
I = 1549725846,30944 cm4
d. Tegangan
f = [Mmax / I x y]
f = [859539977,63 kg cm / 1549725846,31 cm4 x 513,13 cm]
f = 284,60 kg/cm2
e. Tegangan Material
f material = 1100 kg/cm2
f. Safety Factor
Sf = [f material / f]
Sf = [1100 kg/cm2 / 284,60 kg/cm2]
Sf = 4,22
Page | 263
Tegangan maksimum untuk tipe baja yang digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal
adalah 1100 kg/cm². Sehingga tegangan kapal ini memenuhi karena f = 284,60 kg/cm² dan
koreksi f = 284,60 kg/cm² < 1100 kg/cm² (AMAN)
b. Kekutan Melintang
Analisa kekuatan melintang berorientasi pada distribusi moment terhadap setiap profile atau
konstruksi yang melintang. Akibat beban geladak dan tekanan hidrostatis terhadap konstruksi
melintang pada kapal. Dengan menggunakan metode cross kita dapat menghitung besarnya beban
yang terjadi pada bagian ruang muat dari atas geladak sampai dasar atau bottom dari kapal. Pada
kekuatan melintang ini akan dihubungkan antara besaran yang diperoleh pada kekuatan memanjang
dengan kekuatan material yang dipakai. Daerah yang ditinjau adalah daerah midship kapal termasuk
konstruksi penyusunnya seperti bottom, kulit, lambung, dsb. Pada kekuatan melintang dapat
ditentukan dimensi dan material yang digunakan.
Page | 264
Beban alas dalam kapal telah dihitung di bab konstruksi dan didapatkan 87,836 kN/m2.
Kemudian, dalam perhitungan kekuatan melintang, beban tersebut dikonversi satuannya
sehingga menjadi 8,96 ton/m2.
3x4=
Profil 1 2 3 1x2=4 5 3x5=6 (1/12) x 1 x 23 = 7
AB =
BC =
CD b (cm) h (cm) a (cm) F Fxa F x a2 I = (1/12) x b x h3
Luas I 4,60 50,40 27,50 231,84 6375,6 175329 49075,8912
Page | 265
Luas II 60,00 4,60 2,30 276 634,8 1460,04 486,6800
S= 507,84 7010,4 176789,04 49562,5712
S 5= 226351,6112 e= 13,804348 cm
Itotal = 129577,61 cm4
W= 9386,7246 cm³
Page | 266
S 5= 5,4880 e= 0,7 cm
Itotal = 1,372 cm4
W= 1,96 cm³
(1/12) x 1 x 23 =
Profil 1 2 3 1x2=4 3x4=5 3x5=6 7
AB = BC I = (1/12) x b x
= CD b h a F Fxa F x a2 h3
Luas I 1 2,6 1,3 2,6 3,38 4,394 1,464666667
S= 2,6 3,38 4,394 1,464666667
S 5= 5,858666667 e= 1,3 cm
Itotal = 1,4646667 cm4
W = 1,1266667 cm³
Page | 267
Faktor Kekakuan
Faktor Distribusi
VAB = 0
VDE = 0
Perhitungan Momen
Page | 268
Momen AB dan BA
Batang AB (M AB)
Momen reaksi
2 23
M AB = 2 x 𝑞𝐴𝐵 𝑥 (𝐿𝑎) = 2 x 1,46 𝑥 (5,09)
2 3 2
= 12,58 Nm
Momen cross
M AB = -5,21Nm
Momen total
M AB total = Momen reaksi + momen cross
= 7,36 Nm
Batang BA (M BA)
Momen reaksi
2
M BA = - 2 x 𝑞𝐴𝐵 𝑥 (𝐿𝑎) =
3 2
= -12,58 Nm
Momen cross
M BA = -6,27 Nm
Momen total
M BA total = Momen reaksi + momen cross
= -18,85 Nm
Momen BC dan CB
Page | 269
Gambar XXIX. Momen Primer Penamapng BC dan CB
Batang BC (M BC)
Momen reaksi
2 2
M BC = 𝑞𝐵𝐶 𝑥 (𝐿𝐵𝐶) = 0.66 𝑥(13,49)
2 2
= 60,41 Nm
Momen cross
M BC = 6,27 Nm
Momen total
M BC total = Momen reaksi + momen cross
= 66,68 Nm
Batang CB (M CB)
Momen reaksi
2
M CB =- 𝑞𝐵𝐶 𝑥 (𝐿𝐵𝐶) =
2
= -60,41m
Momen cross
M CB = -10,2 Nm
Momen total
M CB total = Momen reaksi + momen cross
= -70,61 Nm
Momen CD dan DC
Page | 270
Gambar XXX. Momen Primer Penamapng CD dan DC
Batang CD (M CD)
Momen reaksi
2 2
M CD = 𝑞CD𝑥 (𝐿CD) = 1,46 𝑥(8,4)
2 2
= 34,26 Nm
Momen cross
M BC = 10,2 Nm
Momen total
M BC total = Momen reaksi + momen cross
= 44,45 Nm
- Batang DC (M DC)
Momen reaksi
2
M DC = - 2 x 𝑞𝐶𝐷 𝑥 (𝐿𝐶𝐷) =
3 2
= -34,26 Nm
Momen cross
M DC = 5,18 Nm
Momen total
M DC total = Momen reaksi + momen cross
= -24.07 Nm
Momen DE dan ED
Page | 271
Gambar XXXI. Momen Primer Penamapng CD dan DC
- Batang DE (M DE)
Momen reaksi
2 2
M DE = 𝑞𝐷𝐸 𝑥 (𝐿𝐷𝐸) = 0,16 𝑥(18,72)
2 2
= 27,36 Nm
Momen cross
M DE = -5,18 Nm
Momen total
M DE total = Momen reaksi + momen cross
= 22,18 Nm
- Batang ED (M ED)
Momen reaksi
2
M ED = - 𝑞𝐷𝐸 𝑥 (𝐿𝐷𝐸) =
2
= -27,36 Nm
Momen cross
M ED = 5,92 Nm
Momen total
M ED total = Momen reaksi + momen cross
= -21,44 Nm
Page | 272
σ = |𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛
𝐼 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑚𝑎𝑥
| y
−70,61 Nm
=| | 13,53cm
226362,96 cm4
= 0.0042 N/cm2
= 0,00043 kg/cm2
c. Kesimpulan
Pada kekuatan memanjang, diketahui rules tegangan maksimum untuk tipe baja ST 42 yang
digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal adalah 12125.2 ton/m2. Dengan
menggunakan bonjean curve, distribusi berat serta konstruksi midship, didapatkan hasil
tegangan kekuatan memanjang sebesar 492,35 kg/cm² < 1100 kg/cm².
Pada kekuatan melintang, diketahui rules tegangan maksimum untuk tipe baja ST 42 yang
digunakan sebagai plat dasar pembangunan kapal adalah 12125.2 ton/m2 atau setara dengan
1100 kg/cm2. Dengan menggunakan metode cross pada konstruksi melintang kapal,
didapatkan tegangan kekuatan melintang σ = 0,00043 kg/cm2 < 1100 kg/cm2.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua tegangan melintang dan memanjang sesuai
dengan rules yang berlaku dan dinyatakan aman.
Page | 273
Page | 274
BAB VIII
BRT, NRT & Phimsol Mark
8.3 Lambung Timbul (Freeboard)
Freeboard menurut Load Line Convention adalah jarak yang diukur secara vertikal ke arah
bawah dari ujung atas garis deck sampai ke ujung atas garis beban pada bagian tengah
kapal.
Dimensi freeboard
1. Panjang (L1)
Yaitu 96 % dari total panjang garis air kapal pada ketinggian 0.85 H, atau panjang
kapal menurut garis tegak dipilih yang lebih besar.
Interpolasi
Tinggi Garis Air L
Pada Nilai T 6,05 Nilai Bawah 92,271 Lwl
Pada Nilai 0.85 H 7,95 Nilai X 93,070
Pada Nilai H 9,355 Nilai Atas 93,660 Lwl (H)
2. Lebar (B1)
Adalah lebar maksimum kapal yang diukur pada midship
B1 = 15.41 m
dimana :
H = 9.36 m
t = wood cover
= 60 mm
Sp = 5 + 0.03Lpp
Page | 275
= 5 + (0.03 x 90.46)
= 7.71 mm
maka :
Hi = 9.36 m + 60 mm + 7.71 mm
= 9.42 m
Tabular Freeboard
Interpolasi
Tinggi Garis Air LWL
L bawah 92,27 Freeboard Bawah : 1018,07
L1 93,07 Nilai X : 1030,05
L atas 93,66 Freeboard Atas : 1038,90
a. Koreksi Cb
Bila Cb > 0.68 maka dikoreksi dengan faktor pengoreksi:
C1 = Cb − 0.68
1.36
0.8−0.68
=
1.36
= 0.086
Page | 276
= 88.46 mm
Sehingga :
fb2 = fbmin + C1
= 1030.05 mm + 0.086
= 1030.131 mm
Fb =H–T
= 9.36 - 6.05
Dari perselisihan ini maka tinggi kapal ( H ) dapat dipakai dalam perancangan kapal.
L
Bila H , maka freeboard ditambah faktor koreksi C2 yang besarnya:
15
C2 = H − L R
i
15
dimana :
Hi = H + t +S
p
sehingga
C2 = H − L R
i
15
90.46 𝑚
= (9.42 m − ) × 188.46 mm
15
= 639.34 mm
Page | 277
jadi freeboard menjadi
Fb3 = Fb2 + C2
= 1030.131 mm + 639.34 mm
= 1669.467 mm = 1.669 m
Faktor Reduksi
E/L reduksi %
E/L (1) 0,1 reduksi Bawah : 7,00%
E/L 0,18 Nilai X : 12,77%
E/L (2) 0,2 reduksi Atas : 14,00%
Faktor Reduksi
L reduksi (mm)
L (1) 85,00 reduksi Bawah : 860,00
L 90,46 Nilai X : 891,00
L (2) 122,00 reduksi Atas : 1070,00
= 113.761 mm
Page | 278
Jadi freeboardnya menjadi
= 1669.467 mm – 113.761 mm
= 1555.706 mm
d. Koreksi Chamber
Kapal rancangan menggunakan chamber standard, yaitu :
B 15.41
=
50 50
= 0.31
e. Koreksi Sheer
Untuk kapal rancangan, perencanaan sheer menggunakan sheer standart. Jadi tidak ada
koreksi untuk sheer, C = 0
Lpp
FP = 50 + 10
3
90.46 𝑚
=50 × ( + 10)
3
= 2007.70 mm
Lpp
1/6 FP = 22.2 + 10
3
90.46 𝑚
=22.2 × ( + 10)
3
= 891.42 mm
Lpp
1/3 FP = 5.6 + 10
3
90.46 𝑚
= 5.6 × ( + 10)
3
Page | 279
= 224.86 mm
Midship =0
Lpp
1/3 AP = 2.8 + 10
3
90.46 𝑚
= 2.8 × ( + 10)
3
= 112.43 mm
Lpp
1/6 AP = 11.1 + 10
3
90.46 𝑚
=11.1 × ( + 10)
3
= 445.71 mm
Lpp
AP = 25 + 10
3
90.46 𝑚
=25 × ( + 10)
3
= 1003.85 mm
Untuk perhitungan formulasi sheer standart lainnya terdapat pada buku Tugas
Merancang Kapal yang ditulis oleh Ir.Marcus M.T yaitu :
Sheer
Standard Sheer
(Rumus Rancangan
Posisi ILCC) (Rumus FK HK1 HK2
Page | 280
Buku
Biru)
FP 2007,70 0,2015094 1 2007,7 0,20151
1/6 dari FP 891,42 0,067869 3 2674,25 0,20361
1/3 dari FP 224,86 0,0223854 3 674,586 0,06716
Midship 0 0 1 0 0
S1 S2
5356,5 0,4723
Midship 0 0 1 0 0
1/3 dari AP 112,43 0,0112427 3 337,293 0,03373
1/6 dari AP 445,71 0,0447709 3 1337,13 0,13431
AP 1003,85 0,1004833 1 1003,85 0,10048
S3 S4
2678,3 0,2685
5356.5−0.4723
TFH = S1 - S2 / 8 = = -669.51 mm
8
0.2685 −2678.3
TAH = S4 - S3 / 8 = = 2678 mm
8
Summer freeboard
• Basic/tabulor freeboard
fb4 = 1030.045 mm
Page | 281
• Koreksi terhadap sheer
Fs4 = 1102.67 mm
• Koreksi Chamber
Fs5 = 0 mm
Jadi, tinggi minimum summer freeboad (Fso) = fb4 + fb2 + fb3 + Fs3 + Fs4 + Fs5
= 4004.41 mm
To = 9.42 m – 4,004 m
= 5.42 m
1. Summer freeboard
S = Fso = 4004.41 mm
WNA = W + 50 = 4167.30 mm
Page | 282
Gambar VIII.1. Phimsaol Mark
Yang dimaksud dengan tonase sebuah kapal adalah suatu besaran yang dihitung
dengan menggunakan peraturan tertentu dan hasilnya menunjukkan ‘internal capacity’
suatu kapal yaitu banyaknya ruangan yang dapat memberikan keuntungan.
Untuk pengukuran tonase dipakai ‘register tonage’, dimana kita kenal ada dua macam
register tonage yaitu :
Tujuan diadakannya perhitungan terhadap BRT dan NRT kapal rancangan adalah :
Page | 283
3. bagi pemilik kapal adalah sebagai dasar untuk memperkirakan pendapatan dan
pengeluaran pada suatu interval tertentu.
4. di galangan, tonage banyak digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan tarif
docking dan reparasi kapal.
a. BRT
BRT merupakan volume seluruh ruangan yang dianggap tertutup dibawah dan diatas
geladak tonnage (termasuk palka). Artinya BRT merupakan volume ruang kotor
sebelum diadakan pengurangan terhadap volume ruangan yang menghasilkan uang
(NRT).
Page | 284
12 Gangway 2 8,09908
13 Toilet 2 officer 4,0898
14 Toilet 1 offier dan captain 3,84912
15 toilet 1 officer dan chief eng 4,77576
Total Volume 205,844
1st Bridge Deck
1 Hospital 15,03744
2 2 crew dan 1 petty officer (+ toilet) 27,19662
3 1 petty officer tanpa toilet p.panjang 7,61904
4 1 petty officer tanpa toilet trapesium 3,19176
5 4 crew + 2 toilet 20,47276
6 1 petty off tanpa toilet p.panjang 3,75452
7 1 petty off tanpa toilet trapesium 3,37194
2 crew, 3rd eng (+ toilet) dan 1 petty off
8 toilet 42,11658
9 Air Condition Room 1 14,8962
10 Air Condition Room 2 6,04868
11 Duct 2,44068
12 Stair Room 8,65414
13 Casing, generator, air inlet 76,96656
14 Toilet Hospital 1,54154
15 Toilet 2 crew 4,20134
16 Toilet 1 petty off 1,9118
17 4 crew toilet 4,16636
18 Toilet 2 crew, 3rd eng, 1 petty off 8,03088
19 Gangway 1 5,50946
20 Gangway 2 2,07966
21 Gangway 3 8,09908
22 Gangway 4 8,81166
23 Gangway 5 1,98858
Total Volume 258,255
Poop Deck
Page | 285
1 Galley and Pantry Room 29,799
2 Crew Mess/ Dayroom p.panjang 32,956
3 Crew Mess/ Dayroom trapesium 3,8412
4 Storage and Store 17,1248
5 Deck Office 1 8,5833
6 Deck Office 2 1,35124
7 Cargo Control Room P panjang 7,99876
8 Cargo Control Room Trapesium 1 2,45179
9 Cargo Control Room Trapesium 2 6,16792
10 Provision Stores 23,54902
11 Laundry Room 9,89428
12 Linen 1,6104
13 Rest Room dan Office Mess Room 1 18,47648
14 Rest Room dan Office Mess Room 2 1,848
15 Stair Room 8,46736
16 Duct 2,04336
17 Gangway 1 6,11776
18 Gangway 2 5,01512
19 Casing and room p panjang 68,4147
20 Casing and room trapesium 8,14506
21 wc 1,72854
Total Volume 265,584
Page | 286
Yang tidak termasuk BRT
No. Nama Ruang volume (m3)
1 Wheel House 28,44
3 Chain Locker 6,91
5 Pantry/Kitchen 29,80
6 Toilet & Bath Room 35,50
7 Gangway 270,10
8 Bow Thruster 7,755132
S2 = 378,50 m3
Bila kita sebut jumlah volume pada (i) dengan 1 dan jumlah volume pada (ii) dengan
2, maka secara matematis
𝑆1−𝑆2
BRT = (RT)
2,83
= 2784.16 RT
b. NRT
NRT merupakan volume bersih dari seluruh ruangan yang dianggap tertutup. Dengan
kata lain NRT merupakan volume dari ruangan yang menghasilkan uang. Pada awal
mula NRT adalah payload yang diminta oleh owner umumnya ruangan yang terpakai
untuk kontainer bersih. Owner Requirment 2292 NT
Koreksi NRT terhadap BRT menurut Convention of Tonnage Measrumenr of Ship
1969 dimana 0.3 BRT < NT < 0.9 BRT jadi
𝑁𝑅𝑇 2292 RT
= = 0.82
𝐵𝑅𝑇 2784.16
NRT = 0.82 BRT (memenuhi) RT
Page | 287
BAB IX
ELECTRIC LOAD BALANCE
Alat bantu sistem dalam kapal yang dapat dibagi dalam 3 bagian utama
- Bilge system : Ballast dan Drainage ( bilge )
- Sanitary system : Salt water, Fresh washing water, Fresh drinking water,
Sewage, Sanitary.
- Ventilation system : Ventilation, Fire fighting, Scrupper, Water discharge.
Page | 288
8.1.A Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil System)
Sistem bahan bakar adalah sistem yang digunakan untuk
mensuplaibahan bakar yang diperlukan motor induk. Sistem bahan
bakar ini dirancang untuk dua type bahan bakar, yaitu : MDO ( marine
diesel oil ) dan HFO ( heavy fuel oil ). Perhitungan sistem bahan bakar
untuk mesin utama meliiputi:
- Kalkulasi berat bahan bakar
- Kalkulasi volume tanki penyimpanan bahan bakar
- Kalkulasi volume tanki service bahan bakar
- Kalkulasi pompa transfer bahan bakar
- Kalkulasi pompa minyak utama
- Pemilihan pompa
Data yang dibutuhkan:
- L = 90.46 m
- B = 15.41 m
- T = 6.05 m
- H = 9.36 m
- Cb = 0.80 m
Sesuai ketentuan yang ada:
Maka dipilih bahan bakar MDO atau MDF karena nilai RPM yang
sedang yaitu 900 RPM, dan nilai stroke yang sedang pula. Pemakaian
Marine Diesel Oil atau Marine Diesel Fuel untuk mesin dibawah 1000
rpm. Maka,
Page | 290
Sesuai BKI Vol.III Section 11 G.10.1, pada kapal cargo dengan
muatan diatas 500 GT dan kapal penumpang setidaknya memiliki
2 tanki yang digunakan untuk keperluan on board propulsi dan
system tambahan. Maka,
Jumlah = 1 tanki
Total Volume = 1 x 4.13 m3
= 4.13 m3
Digunakan rumus,
Q=AxV
= (π x D2 / 4) x V
D = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Maka,
D = 0.087 m
= 86.91 mm
= 3.422 inch
Page | 291
Karena diameter pipa minimal hasil perhitungan sebesar 86.91 mm,
maka diambil:
D in = 90 mm (sesuai katalog)
D out = 101.6 mm
Nominal wall thickness = 5.74 mm (STD 40)
Nominal pipe size = 3.5 (Digunakan pipa stainless steel)
Page | 292
Rn = 10694.6
Page | 293
Elbow 90 Butterfly Gate Valve
No Type N k Nxk
1 Elbow 90˚ 6 0,75 4,5
2 Butterfly 0 0,6 0
3 Gate Valve 0 1,2 0
4 T Joint 2 1,8 3,6
5 Strainer 2 0,58 1,16
6 NRV 0 2 0
Total 9,26
Page | 294
Minor losses di discharge
Total head:
𝐻𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑝 + 𝐻𝑣 + 𝐻𝑓1 + 𝐻𝑙1 + 𝐻𝑓2 + 𝐻𝑙2
H = 3.63m
Digunakan rumus,
Q = SFOC x (24/T)
SFOC = 178.8 g/kWh
= 545.7 l/h
Page | 295
Time = 20 – 22 jam
= digunakan 22 jam
Q = SFOC (24/t)
= 393.47 l/h
= 0.39 m3/h
Digunakan rumus,
Q=AxV
Page | 296
= (π x D2 / 4) x V
D = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Maka,
D = 0.016 m
= 15.61 mm
= 0.615 inch
Sesuai dengan katalog pipa JIS G-3454 untuk carbon steel pipe,
sebagai berikut:
Page | 297
Rn = (V x dH)/ u
Rn = Reynold Number
Diasumsikan temperatur pada saat fluida mengalir di pipa sebesar
30C maka,
U = kinematic viscosity
= 8.414 x 10-7 m2/s
Maka,
Rn = (1 m/s x 0.02 m)/(8.414 x 10-7m2/s)
Rn = 23769.9
Page | 298
Sesuai rancangan pipa yang ada pada general arrangement,
didapatkan:
No Type N k Nxk
1 Elbow 90˚ 5 0,75 3,75
2 Butterfly 0 0,6 0
3 Gate Valve 0 1,2 0
4 T Joint 2 1,8 3,6
5 Strainer 3 0,58 1,74
6 NRV 0 2 0
Total 9,09
Total 8.41
Sehingga, total minor losses di head pomp suction:
Hl1 = 0.46 m
Page | 299
Total 5,68
Total head:
𝐻𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 = 𝐻𝑠 + 𝐻𝑝 + 𝐻𝑣 + 𝐻𝑓1 + 𝐻𝑙1 + 𝐻𝑓2 + 𝐻𝑙2
H = 3.15 m
Brand = TAIKO
Type = HG-35
Capacity = 29 m3/h
Frequency = 50 Hz
Head = -m
RPM = 1000 rpm
kW = 15,0 kW
Brand = TAIKO
Type = NHG 0,5
Capacity = 0,75 m3/h
Frequency = 60 Hz
Head = -m
RPM = 1800 rpm
kW = 1,5 kW
Page | 300
Keterangan :
Page | 301
8.1.B Sistem Minyak Pelumas (Lube Oil System)
Sistem ini berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada
bagian mesin yang bergerak dan saling berinteraksi, selain itu sebagai
pendingin mesin, pembersih, dan pencegah korosi serta sebagai media
untuk melakukan cek kondisi ataupun kerusakan yang terjadi pada
mesin. Perhitungan sistem pelumas untuk mesin utama meliputi:
- Kalkulasi kapasitas tanki lubricant
- Kalkulasi purifier
- Kalkulasi preheater
- Kalkulasi pompa lubricant
- Pemilihan pompa
Page | 302
1). Kapasitas Tangki Lubricant
Berat (W) = BHPME x SLOC x Endurance x C x 10-6
= 0.367 ton
Capacity = W/γ
= 0.386 m3
2). Purifier
Sesuai Project Guide L27/38, untuk memperlambat waktu
pertukaran minyak diperlukan alat self cleaning lubricant seperti
purifier yang dapat menangani kecepatan aliran sebesar 0.32 – 0.38
l/kWh.
V = Volume/capacity (l/h)
F = 0.32
P = Power in engine (MCR)
= 1642.07 kW
T = 20-22 jam (Diambil 22 jam)
Digunakan rumus:
V = F x P x 24/T
= 573.23 l/h
Maka,
Q = 0.32 x 1642.07 x (24/22)
= 573.23 l/h
= 9.55 l/min
Qseparator:
Q = 369.47 l/h
Page | 303
= 6.16 l/min
3). Preheater
Sesuai Project Guide L27/38, preheater harus mampu menaikan
temperature minyak dari 65 C hingga sekitar 95 C.
C = Capacity preheater (kW)
V = Flow through (l/h) defined as purifier
= 573.2 l/h
t = Perbedaan temperature
= 35 C
C = V x t/1800
= 11.15 kW
Pressure = max 4 bar
Page | 304
Viscosity = 40 cSt (70 C)
Max viscosity = 1000 cSt (12 C untuk SAE 40)
Digunakan rumus:
Q=AxV
= (π x D2 / 4) x V
D = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Maka,
D = 0.014 m
= 14.24 mm
Page | 305
Digunakan pompa dari TAIKO WL PUMP dengan tipe NHG-0.5
untuk system lubricant, dengan kapasitas sebagai berikut:
Page | 306
Keterangan :
Page | 307
- Kalkulasi hydrophore
- Kalkulasi pipa pompa ke hydrophore
- Kalkulasi pompa transfer bahan bakar
- Pemilihan pompa
- Pemilihan purifier
Diketahui:
Volume Yang Harus di Supply ke tangki Hydrophore per hari =
3.852 m3
Hydrophore diisi setiap = 8 jam
Page | 308
Jumlah pengisian = 3 kali
Waktu pengisian = 1 jam
Volume Air Yang Dipindahkan ke Hydrophore 1x mengisi = 1.284
m3/h
Maka,
Kapasitas pompa = 1.284 m3/h dari tanki fresh water ke
hydrophore
Maka,
V = 0.096 m3
= 96.3 liter
Q = V/60
= 0.012 m3/menit
Didapatkan hydrophore:
Page | 309
Capacity = 3 m3/h
Daya = 2.2 kW
Maka,
Diameter = (Q / 0.25 x π x v )1/2
= 0.02 m
= 21.32 mm
Page | 310
Dengan diameter 21.32 mm, digunakan pipa dengan:
D in = 25 mm
D out = 33.4 mm
Nominal wall thickness = 3.38 mm
Maka,
Friction loss Coefficient (λ) = 0.04
Maka,
Rn = 15.7
λ = 0.04
L = 10.44 m
v = 1 m/s
Page | 311
D = 0.025 m
g = 9.81 m/s2
Maka,
Hf1 = 0.85m
Minor losses
Digunakan rumus:
𝑅𝑛 = (velocity 𝑥 Din)/𝑢
U = 0.000001589 m2/s
Rn = 15.7
Rumus:
Maka,
Hl1 = 0.26 m
Page | 312
Panjang (L) = 15.72 m
λ = 0.04
D = 0.025 m
v = 1 m/s
g = 9.81 m/s2
Maka,
Hf2 = 1.28 m
Minor losses
Digunakan rumus:
𝑅𝑛 = (velocity 𝑥 Din)/𝑢
U = 0.000001589 m2/s
Rn = 19.3
Rumus:
Maka,
Hl2 = 0.65 m
Page | 313
4). Pemilihan Pompa
Sehingga pompa yang digunakan pada fresh water system adalah:
Brand = Taiko Centrifugal Pump
Type = TMC - 32
Capacity 3 m3/h
3000 liter/h
Page | 314
Keterangan :
Page | 315
8.1.E Sistem Air Laut (Sea Water System)
Merupakan sistem yang berguna untuk mengambil air dari laut (sea
chest) dan tangki air bersih (FW Tank) untuk keperluan mesin dan
awak kapal. Perhitungan sistem air laut meliputi:
- Kalkulasi tanki ballast dan kapasitas pompa
- Kalkulasi pipa dari seachest ke seluruh sistem
- Pemilihan pompa
Page | 316
Volume air ballast = W/ρ air
= 688.54 m3
Diasumsikan Volume Kebutuhan Sea Water = Volume Ballast
sehingga debit air dapat di tentukan:
Waktu Pengisian = 3 jam
Pump Capacity = 229.51 m3/h
Digunakan rumus:
D = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Maka,
D = 0.23 m
= 232.69 mm
Page | 317
Selanjutnya dihitung head pompa sesuai dengan rancangan general
arrangement,
Head suction = 1.86 m (seachest to pump)
Head discharge = 2.08 m (cooler to overboard)
Head static pompa= 4.83 m
Maka,
Friction loss Coefficient (λ) = 0.022
Rn = (V x dH)/u
Diasumsikan temperatur air sebesar 40 C,
U = 0.000001589 m2/s
Maka,
Rn = 236
Page | 318
Head pompa di suction
Major losses
Digunakan rumus:
Maka,
Hf1 = 0.07 m
Minor losses
Digunakan rumus:
Maka,
Hl1 = 1.86 m
Head pompa di discharge
Major losses
Page | 319
Digunakan rumus:
Maka,
Hf12 = 0.23 m
Minor losses
Digunakan rumus:
Maka,
Hl2 = 2.08 m
Page | 320
3). Pemilihan pompa
Head = 4.22 m
Capacity = 229.51 m3/h
Data
Merk TAIKO CENTRIFUGAL PUMP
Type EMC-201C
Capacity 250 m3/h
Head 20 m
RPM 1800
Daya 22 kW
Keterangan :
Page | 321
8.1.F Sistem Air Ballast (Ballast Water System)
Perhitungan sistem air laut meliputi:
- Kalkulasi tanki ballast dan kapasitas pompa
- Kalkulasi pipa
- Kalkulasi head pompa
- Pemilihan pompa
Page | 322
Q = V/t
Diketahui:
V = Volume of ballast tank
= 1202.61 m3
t = waktu untuk unload ballast water
= 2 jam
Maka,
Q = 601.31 m3/h
= 0.17 m3/s
2). Pipa
Rumus yang digunakan adalah:
dBL = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Diketahui:
dBL = inside diameter of ballast main pipe
A = Area of pipe
= 0.25 x π x dBL2
v = Flow velocity in pipe
= 2.5 m/s
Maka,
dBL = 0.29 m
= 291.737 m
Sesuai dengan peraturan BKI Vol III Sec 11 C.1 tabel 11.6,
pemilihan pipa dipengaruhi oleh syarat:
Page | 323
Sehingga syarat diameter pipa:
224.5 > da > 660.4
Dan minimum wall thickness:
s = 6.3 mm
Page | 324
D in = 125 mm
D out = 141.3 mm
Nominal wall thickness = 6.55 mm
Nominal pipe size = 5 (Galvanized Steel)
Maka,
Friction loss Coefficient (λ) = 0.02
Sesuai buku Pompa dan Kompressor oleh Sularso Haruo Tahara
Ch.2 Hal.28, digunakan rumus:
Rn = (V x d_H)/u
Page | 325
Head static pompa= T + 0.75 m
= 6.80 m
Maka,
Rn = 371404.8
Maka,
Hf1 = 0.0003 m
Minor losses
Digunakan rumus:
Page | 326
6 NRV 4 2 8
Total 25,62
Maka,
Hl1 = 8.17 m
Maka,
Hf2 = 0.005 m
Minor losses
Digunakan rumus:
Page | 327
Maka,
Hl2 = 11.05 m
Brand = Taiko
Type = VS-S-300
Capacity = 650 m3/h
Suc x Dis = (300 x 300) mm
Head = 17 m
RPM = 1800 rpm
Power = 55 kW
Page | 328
Ballast Water Treatment System (BWTS) adalah sistem yang
dirancang untuk menghilangkan dan menghancurkan / organisme
biologis tidak aktif (zooplankton, alga, bakteri) ballast
Page | 329
Brand = CHESTER's
Type = Seascape -800 BMWS
Capacity = 800 m3/h
Power = 32 kW
Filter = 900 x 2588 mm
EPT Unit = 395 x 400 x 920 mm
Power Cabinet = 450 x 680 x 1700 mm
Control Cabinet = 560 x 230 x 1000 mm
Keterangan :
Page | 330
8.1.G Stearing Gear
Steering gear adalah suatu mesin bantu kapal yang menggunakan
sistem hidrolik untuk mengubah dan menemukan arah gerak kapal.
Mesin ini dapat menggerakkan daun kemudi kapal, baik arah lurus
maupun belok kapal, ke arah kiri (port side) dan ke arah kanan
(starboard side), dengan menggerakan rudder (daun kemudi). Sistem
pengendali geraknya sendiri disebut steering sistem. Terdapat
peraturan dalam menghitung steering gear kapal. Dimulai dengan
mengetahui data kapal:
Lpp = 90.46 m
Lwl = 92.27 m
Loa = 94.23 m
B = 15.41 m
T = 6.05 m
H = 9.36 m
Page | 331
Maka,
C1 1 General
C2 0.7 High lift rudders
C3 1 NACA
C4 1.5 Rudder outside propeller jet
b = 4.49
x1 = 2.24
x2 = 2.24
c = (x1 + x2)/2
= 2.24
Page | 332
Af = A x 0.23
= 2.31
Didapatkan Kr,
Kr = 0.64694
Dt = 115.11 mm
= 0.12 m
Page | 333
Jenis rudder yang digunakan adalah NACA-OO Gottingen
Maka,
k1 =1
k2 = 1.1
k3 = 0.8
kt =1
Page | 334
Digunakan rumus:
Cr = K1 x K2 x K3 x 132 x A x V2 x Kt
= 14.18 N
= 141.83 kN
α = 0.33
Kb = Af/A
= 0.23
R = c x (α – kb)
= 0.22
Maka,
Qr = 31821 Nm
= 31.821 kJ
Page | 335
= Qr x Wrs/75
= 18.503 Hp
Steering Ge ar
Brand = MACGREGOR HATLAPA
Type = NEPTUNE 50
Working Torque = 47 kNm
Length = 2100 mm
Width = 1000 mm
Height = 750 mm
Rudder angle = 35
Page | 336
LUAS TOTAL PENAMPANG SAMPING LAMBUNG
KAPAL, BANGUNAN ATAS, dan RUMAH GELADAK
TOTAL 2175,174 m2
Digunakan rumus:
Z1 = 873.77
Page | 337
Data anchor
Jangkar:
Jumlah Jangkar 2 buah
Berat tiap jangkar 2640 kg
Page | 338
Rantai jangkar:
panjang total 467,5 m d1 52 mm
1 segel menurut peraturan
27,5 m d2
BKI 46 mm
Jumlah Segel 17 Segel d3 40 mm
Bollard :
Safe Working Load 107 Kn
Beban putus 200 Kn
Page | 339
Tali tambat :
Jumlah tali 4 buah
panjang tali 170 m
Beban putus 200 Kn
Page | 340
Hull outfit
Hawse pipe:
Diameter dalam hawse pipe
d1 = 10,4 x d
d1 = 540.8 mm
Chain locker:
Digunakan rumus
Page | 341
Maka,
volume chain locker = 13.91 m3
Tambahan 10% = 15.30 m3
Volume 1 Chain Locker = 7.6 m3
2). Windlass
Gaya Tarik Pengangkat jangkar (Tcl)
Data jangkar:
Ga = 2640 kg
Pa = 58.95 kg
La = 2.53 m
ya = 7750 kg/m3
yw = 1025 kg/m3
fh = 1.3
Maka,
Page | 342
TCL 2 jangkar = 6292.73 kg
Rumus lain:
Tcl = 1,175 (Ga + Pc x Lc) [Kg]
Dimana,
Pc = 57.32 kg/m
Tcl = 4785.92 kg
Dimana,
DCL = 860.39 mm
= 0.86 m
Ncl = Efisiensi kabel, sekitar 0.9-0.92
= 0.91
Maka,
Mcl = 1273.45 kg m
Mcl = 1273.45 kg m
ncl = 300/d1
= 5.77
nm = 1000
ia = 1000/ncl
= 173.33
na = 0.8
Page | 343
Maka,
Mm = 9.18 kg m
Ne = 12.82 hp
= 9.56 kW
Jumlah = 2 buah
Mooring winch:
Page | 344
Brand Juvi Marine
Model RC Marine Electric Winch
Rated Pull 200 kN
Rated Speed 9,6 m/min
Power 60 kW
Maka,
Rencana beban = (konsumsi + equipment ER)/jumlah penarikan
= 3.33 ton/tarikan
Digunakan data:
Panjang (Lpp) = 90.46 m
Lebar (B) = 15.41 m
Tinggi Geladak (H) = 9.36 m
Page | 345
Sarat Air (T) = 6.05 m
Kecepatan (Vs) = 11.02 knot
Lwl = 92.27 m
Coef. Block = 0.80
Maka,
Tb = 3496.7 kg
Pg = gaya tarik
= 3496.7 kg
Maka,
Rrb = 20980.2 kg
Maka,
Page | 346
Db = 437.5 mm
Maka,
M bd = 851170 kg m
N bd = 60 Vtd/Db
Vtd = Kecepatan angkat beban dengan gigi ganda
= 12 m/min
Db = Diameter Gelonding Cargo Winch
= 0.4375 mm
Maka,
Page | 347
N bd = 524.113 rpm
Maka,
Npm = 1048.23 rpm
Maka,
M md = 472872 kg m
Sehingga,
Capacity = Rrb x g/1000
= 205.816 kN
Digunakan crane:
Page | 348
Brand EilbeckCrane
Type 16,5tHorizontal Gravity Take UpWinch
Capacity 162 kN
Daya 11 kW
Maka,
Tb = 3525.42 kg
Page | 349
Pg = gaya tarik
= 3525.42 kg
Maka,
Rrb = 21152.5 kg
Maka,
M bd = 858162 kg m
Page | 350
Kecepatan Putar Poros Gelondong
N bd = 60 Vtd/Db
Vtd = Kecepatan angkat beban dengan gigi ganda
= 12 m/min
Db = Diameter Gelonding Cargo Winch
= 0.4375 mm
Maka,
N bd = 524.113 rpm
Maka,
Npm = 1048.23 rpm
Maka,
M md = 476757 kg m
Sehingga,
Page | 351
Capacity = Rrb x g/1000
= 207.506 kN
Digunakan crane:
Dibagi 2 Crane
Crane 1 103,7532 kN
Crane 2 103,7532 kN
Brand EilbeckCrane
Type 11t Take Up Winch
Capacity 108 kN
Daya 5,5 kW
Maka,
d = 1087.5 mm
t = 10.5 mm
Page | 352
Maka,
ts-gr = 12 mm
αw = 45 derajat
R = 11.4 mm
Page | 353
Dalam diagram diatas, dapat diketahui dengan 20 mph didapatkan 0.94
psf, setara dengan 45.0072 N/m2. Data lain yang dibutuhkan adalah:
Torsi = 28627.26 Nm
Tekanan udara = 45.0072 N/m2
Draft udara = 18 m2
Faktor reduksi = 0.75
Titik tengah dari pivot = LOA/2
= 47.12 m
Pivot 1/3 haluan = LOA/3
= 30.15 m
Maka,
Thrust force = Torsi/pivot 1/3 haluan
= 949.37 N
= 96.78 kgf
Page | 354
Merk Rebamarine
Model BTQ18510512
Voltase 12 V
Thrust 105 Kgf
Weight 28 kg
Power 6,3 kW
Page | 355
sebagai pemicu star awal main engine (M/E), aux engine (A/E) dan
permesinan lainya yang menggunakan sistem pneumatik.
Maka didapatkan:
J = 1721.49 L
D = 260 mm
H = 320 mm
Vh = π x (Bore/2)2 x stroke x n silinder
= 101.89 L
Pe, perm = 30 bar
z =6
Pe,e = 24 bar
a = 0.419 (Four Stroke)
b = 0.056
c =1
Page | 356
na = 68
Rpm (no) = 900
Sesuai data pada katalog mesin Wartsila 6L26, untuk dicari CFM nya :
Bore = 260 mm
= 10.24 inch
Stroke = 320 mm
= 12.60 inch
A = (π X Bore2)/4
= 82.25
S = Stroke
= 12.60 inch
C = 340 kw/cyl
Maka
CFM = 203.89
Page | 357
Didapatkan kapasitas kompresor,
Q = 1.7 x J (P-9)
= 61457.28 l/jam
= 61.46 m3/h
Page | 358
8.1.L Oily Water Separator dan Incinerator
Oily Water Separator pada kapal berfungsi untuk memisahkan air dan
minyak dari bilga sebelum dibuang ke laut. Sementara, Incinerator
berfungsi untuk membakar minyak kotor (Waste Oil) yang berasal dari
Sludge Oil Tank, sampah bekas, serbuk kayu, kertas, minyak pelumas
bekas dan minyak kotor. Perhitungan OWS meliputi:
- Kalkulasi tanki oil waste
- Kalkulasi tanki sludge
- Spesifikasi OWS dan pipa
L = 1.03 m
B = 1.4 m
H =2m
Volume =BxLxH
= 2.884 m3
Sludge tank
Menurut peraturan ANEX I MARPOL 73/78 Chapter II Regulation
17 digunakan rumus:
V = K1 x Ctotal x D
K1 = 0.015 (menggunakan purifier, dipakai)
= 0.005 (tidak menggunakan purifier
C = Daily fuel comsumption
= 5.12 l/jam
D = Endurance
= 3 jam
Page | 359
Sehingga,
V = 0.015 x 5.12 x 3
= 0.2304 m3
Spesifikasi OWS
Volume = 2.884 m3
Waktu deplesi = 5 jam
Kapasitas min = V/t
= 0.58 m3/h
= 0.00016 m3/s
Diameter pipa:
D ows = (Q / 0.25 x π x v )1/2
Q =AxV
A = 0.25 x π x dows2
v = 2.5 m/s2
Maka,
D ows = 0.009 m
= 9.036 mm
Page | 360
D in = 15 mm
D out = 21.3 mm
Nominal wall thickness = 2.77 mm
Nominal pipe size = 0.5
Didapatkan OWS:
2). Incinerator
Parameter perhitungan dari sludge tank,
Volume sludge tank = 0.21m3
= 200 kg
Waktu pembakaran = 4 jam
Burner consumption = volume/ waktu
= 49.875 kg/h
Page | 361
Incinerator yang dipilih adalah:
Brand Detegasa
Type IRA-80
Burn Cunsomp 55 kg/h
Power 31,7 kW
ZC = 18
Page | 362
Passenger = 18
Terdiri dari:
1 Chief Engineer 1
2 Captain 1
3 Officer 4
4 Petty Officer 2
5 3rd Engineer 1
6 Crew 8
7 Chef 1
Total 18 person
Dimensi Sekoci :
4 L 4,9 m
5 B 2,18 m
6 H 3 m
7 Weight 3740 kg
Digunakan life boat:
Page | 363
3). Life raft
- Rakit penolong kembung (inflatable liferaft) peralatan
penolong berupa penyelamat yang terbuka menyerupai perahu
karet setelah dilempar kelaut.
- Untuk kapal yang memiliki panjang lebih dari 100 m
dipersyaratkan untuk menempatkan satu life raft berkapasitas
min. 6 orang dibagian depan (forward).
- Life raft terdapat identifikasi nama kapal, port of registry dan
kapasitas.
- Diluncurkan, atau secara otomatis akan terlepas apabila kapal
tenggelam.
Karena kapal memiliki Panjang kurang dari 100 m, maka tidak
membutuhkan life raft.
Page | 364
- Harus dapat terapung di atas permukaan air selama 24 jam
dengan beban minimum 14.5 kg.
- Mempunyai warna yang mudah dilihat pada saat terapung.
- Dilengkapi tali pegang yang diikat keliling pelampung.
- Ditempatkan sedemikian rupa selalu dalam keadaan siap
untuk dipakai dan cepat dicapai tempatnya oleh setiap
orang di kapal.
- Jumlah pelampung tergantung dari jenis dan panjang kapal
dan minimum yang harus dibawa 8 buah.
- Tahan terhadap minyak.
Jumlah
1 Pelampung yang 8 buah
dibawa
800 mm
2 Diameter luar
0,8 m
400 mm
3 Diameter dalam
0,4 m
Page | 365
4 Berat pelampung 2,5 kg
3200 mm
5 Panjang tali
3,2 m
e. Life jacket
Life jacket (Jaket penolong) berbentuk seperti pakaian. Jaket
penolong ini harus tersedia dan dimanfaatkan penumpang
untuk mengapung di laut saat terjadi kondisi darurat. Life
jacket memiliki persyaratan, antara lain:
- Mampu mengapung di atas permukaan air selama 24
jam sebagai bebas minimal 7.5 kg + tahan terhadap
minyak.
- Harus disimpan pada tempat yang strategis pada saat
ada bahaya dapat mudah diambil.
- Harus mempunyai warna yang jelas atau dapat dilihat
dan dilengkapi peluit.
- Harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghindarkan
pemakaian yang salah.
- Harus dibuat sedemikian rupa sehingga kepala dari si
pemakai yang dalam keadaan tidak sadar tetap diatas
permukaan air.
- Jumlah rompi harus sesuai dengan jumlah orang diatas
kapal + cadangan
Kapal memiliki spesifikasi life jacket :
Page | 366
1,8
2 Rompi cadangan buah
2
3 Total rompi 20 buah
1 Jumlah 4 buah
Jumlah
Ruangan Panjang Lebar Jumlah
sebenarnya
ER 12 15,4 2,74 4
Main Deck 19,6 15,4 3,5 4
Below Main
20,1 15,4 3,55 4
Deck
Poop Deck 18,09 12,34 3,043 3
1st Bridge Deck 18,09 12,34 3,043 3
Page | 367
2nd Bridge Deck 16,75 10,33 2,708 3
Navigation Deck 13,48 12 2,548 3
Total 21,132 24
Kelas A 1
Kelas C 2
2nd Bridge Deck
Kelas A 1
Kelas C 2
Navigation Deck
Jumlah Total 24
Page | 368
7). Free fall lifeboats
Merupakan peralatan tambahan pada kapal tanker dan bulk carriers
sesuai peraturan (2006). Memiliki fungsi yang sama dengan life
boat, bedanya free fall lifeboat diletakan di geladak atas dan dapat
langsung diturunkan.
Jumlah =1 Buah
Kapasitas = 16 Person
Berat tanpa muatan = 2580 kg
Berat dengan muatan = 3900 kg
Page | 369
Sekoci penyelamat adalah kapal penyelamat kapal yang digunakan
untuk membantu kapal yang mengalami kesusahan, atau
penyintasnya, untuk menyelamatkan awak dan penumpang. Itu bisa
ditarik tangan, bertenaga layar atau didukung oleh mesin.
Jumlah =1 Buah
Panjang = 4.5 Meter
Kapasitas = Max. 6 Person
Page | 370
8.1.N Machinery List
Setelah dilakukan perhitungan seluruh perlengkapan mesin yang ada di
kapal, kemudian akan di list peralatan tersebut. List nya sebagai
berikut:
Page | 371
LUBRICATING OIL PUMP
Brand = TAIKO
LUB OIL SYSTEM Type = TAIKO WL PUMP NHG 0,5
Capacity = 0,62 m3/h
sistem untuk mengurangi 4
Frequency = 50 Hz
gesekan yang terjadi pada Head = 32 m
bagian mesin yang bergerak RPM = 1500 rpm
dan saling berinteraksi, selain Power = 1,5 kW
itu sebagai pendingin mesin, LO PURIFIER
pembersih, dan pencegah Brand = ASSEN
korosi serta sebagai media Type = TYA-10
Capacity = 10 l/min
untuk melakukan cek kondisi 5
Frequency = 50 Hz
ataupun kerusakan yang
Head = - m
terjadi pada mesin. RPM = - rpm
Power = 38 kW
HEAT EXCHANGER
Brand =
2312
Type =
Water Flow Max = 8 l/min
6
Sea Water Flow Max = 45 l/min
Power = 3,6 kW
Fresh Water Pump for Cooling System
COOLING SYSTEM Brand = TAIKO
Type = CENTRIFUGAL PUMP TMC-32
berfungsi untuk menyerap
Capacity = 1 m3/h
panas dari hasil pembakaran 7
Frequency = - Hz
bahan bakar di dalam silinder Head = 17 m
sehingga pengoperasian motor RPM = 1800 rpm
induk tetap lancar. Power = 0,75 kW
Sea Water Pump for Cooling System
Brand = TAIKO
Type = CENTRIFUGAL PUMP NHG-1,5
Capacity = 1,5 m3/h
8
Frequency = - Hz
Head = 17 m
RPM = 1800 rpm
Power = 0,8 kW
Page | 372
Ballast pump
Brand = TAIKO
Type = VS-S-300
Capacity = 650 m3/h
12
Suc x Dis = 300 x 300 mm
BALLAST SYSTEM Head = 17 m
sistem untuk dapat RPM = 1800 rpm
memposisikan kapal dalam Power = 55 kW
keadaan seimbang baik dalam BMWS (Ballast Water Management System)
keadaan trim depan maupun Brand = CHESTER's
belakang, maupun keadaan Type = Seascape -800 BMWS
oleng. Capacity = 800 m3/h
13
Filter = 900 x 2588 mm
EPT Unit = 395 x 400 x 920 mm
Power = 32 kW
STEERING GEAR
Brand = Macgregor Hatlapa
Type = Neptune 50
STEERING GEAR Torsi = 47 kNm
14
mengubah dan menemukan Length = 2100 mm
arah gerak kapal Width = 1000 mm
Height = 750 mm
Power = 4,5 kW
ANCHOR WINDLASS
Brand = Juvi Marine
Type = Hydraulic Anchor Windlass 19
MOORING WINCH Working Load = 15,3 kN
15 = 9 m/min
AND ANCHOR Anchor Speed
Towing Speed = 12 m/min
WINDLASS
Power = 7,5 kW
windlass : sebagai penghubung
MOORING WINCH
atau penarik tali (rantai) Brand = Juvi Marine
jangkar.Mooring winch : Type = RC Marine Electric Winch
menahan kapal di tempatnya Rated Pull = 200 kN
16
di dermaga atau perlengkapan Rated Speed = 9,6 m/min
serupa
Power = 60 kW
BOW THRUSTER
Brand = Rebamarine
BOW THRUSTER Type = BTQ18510512
alat pendorong untuk Voltase = 12 V
17
Thrust = 105 Kgf
membantu maneuver kapal
Weight = 28 kg
Power = 6,3 kW
Power = 5,5 kW
Page | 373
Air Receiver
Brand = Shark Industrial
STARTING AIR Type = T-1000
Capacity = 1000 L
SYSTEM 20
Jumlah = 2
Compressor : mengambil udara Material = Carbon Steel
atau gas dari sekitar yang Pressure = 10 bar
kemudian akan diberi tekanan
Compressor Unit
di dalam tabung kompresor,
Brand = HATLAPA
lalu disalurkan kembali sebagai
Type = L80II
udara bertekanan. Air Capacity = 37,5 L
Receiver Tank adalah tangki 21
Jumlah = 2
yang berfungsi untuk Speed = 1150 rpm
menyimpan udara.
Power = 8 kW
Power = 31,7 kW
Page | 374
Sebuah perancangan di kapal adalah perancangan instalasi listrik dan penyediaan
generator. Perancangan instalasi listrik dan penyediaan generator sangat berkaitan
dengan besar atau jumlah daya yang ada di kapal. Jumlah daya tersebut dapat
dihitung melalui penggunaan lampu-lampu untuk penerangan, peralatan navigasi
dan komunikasi, serta
peralatan kelistrikan lainnya.
Generator utama AC (kadang disebut Alternator menghasilkan daya listrik. Daya
listrik ini disalurkan ke dalam main switchboard dan kemudian didistribusikan ke
bermacam-macam layanan tambahan yang terdiri dari beban listrik. Sebuah
emergency generator dan emergency switchboard menjaga pasokan dalam hal
terjadi kegagalan daya utama. Sedangkan electric load balance merupakan
penyeimbangan beban, pencocokan beban, atau cadangan permintaan puncak
harian mengacu pada penggunaan berbagai teknik oleh pembangkit listrik untuk
menyimpan daya listrik berlebih selama periode permintaan rendah untuk
dilepaskan ketika permintaan meningkat. Tujuannya agar sistem catu daya
memiliki faktor muatan 1.
Sistem instalasi listrik dan ELB terdiri dari:
- Machinery System (Pompa, steering gear, thruster dsb pada bab sebelumnya)
- Lighting
- Navigasi dan komunikasi
- Sistem automasi
- Ventilasi
- Boiler
1. Lighting
Perhitungan lighting dapat dilakukan dengan menghitung area ruangan
akomodasi, didapatkan sebagai berikut:
Page | 375
Page | 376
Besar Kebutuha
Jenis
Lampu Area/m2 (volt) Frequensi Phase per
Tegangan
Tegangan watt/m2
a. Poop Deck
Galley and Pantry Room 13,545 DC 150 50 Hz 3 1,5
Crew Mess/Dayroom 16,726 DC 150 50 Hz 3 1
Storage and Store 7,784 DC 120 50 Hz 3 1
Deck Ofice & Cargo Control Room 12,06955 DC 140 50 Hz 3 2
Provision Stores 10,7041 DC 120 50 Hz 3 1
rest room & office mess room 9,2384 DC 120 50 Hz 3 1
Garbage Room 8,3357715 DC 120 50 Hz 3 1
b. 1st Bridge Deck
Hospital 6,8352 DC 120 50 Hz 3 1,5
Hospital Toilet 0,7007 DC 120 50 Hz 3 1
2 Crew Room 5,5384 DC 120 50 Hz 3 1
2 Crew Room Toilet 1,9097 DC 120 50 Hz 3 1
2 Petty Off Room 8,1533 DC 120 50 Hz 3 1
2 Petty Off Room Toilet 1,7816 DC 120 50 Hz 3 1
2 Room for 4 crew 7,41200168 DC 120 50 Hz 3 1
2 Toilet for Room for 4 crew 1,89379832 DC 120 50 Hz 3 1
2 Crew Room 9,1122 DC 120 50 Hz 3 1
c. 2nd Bridge Deck
2 officer room 13,7872 DC 140 50 Hz 3 1
2 officer room toilet 1,859 DC 120 50 Hz 3 1
chief eng room 10,80028524 DC 120 50 Hz 3 1
chief eng room toilet 1,0854 DC 120 50 Hz 3 1
officer room 13,8966 DC 140 50 Hz 3 1
officer room toilet 0,8748 DC 120 50 Hz 3 1
captain room 10,80028524 DC 150 50 Hz 3 1,5
captain room toilet 1,0854 DC 120 50 Hz 3 1
officer room 5,74022952 DC 120 50 Hz 3 1
officer room toilet 1,0854 DC 120 50 Hz 3 1
d. Navigation Deck
Navigation Room 18,487 DC 150 50 Hz 3 2
Spotlight TG 2B Spot Light TG 2B
e
500Watt DC/AC 110 50 Hz 3
Page | 377
f Main Deck
CO2 room 6,642766 DC 120 50 Hz 3 1
Rope Store 5,48651358 DC 120 50 Hz 3 1
Stair room 1 3,33780971 DC 120 50 Hz 3 0,5
Engine Control Room 28,39854939 DC 150 50 Hz 3 2
El. Stores 3,8313429 DC 120 50 Hz 3 1
Gymnasium 14,53579642 DC 150 50 Hz 3 1,5
Chem. Store 5,0153753 DC 120 50 Hz 3 1
Bosun Store 7,62157227 DC 120 50 Hz 3 1
Technical Room 14,77853103 DC 140 50 Hz 3 2
g Below Main Deck 247,17924 DC 150 50 Hz 3
h Engine room 247,1777 DC 150 50 Hz 3
Page | 378
Pilot room 5,05023448 DC 120 50 Hz 3 1
pilot room toilet 0,93966552 DC 120 50 Hz 3 1
instr room 2,09129238 DC 120 50 Hz 3 1
wc 0,54972892 DC 120 50 Hz 3 1
stair room 5,1772 DC 120 50 Hz 3 0,5
Page | 379
Brand = Panasonic
Type = LED NEO
Power = 20 watt
Frekuensi = 50 Hz
Fase = 3 fase
Voltase = 120-240 volt
Navigation Lighting
Daya Total Jenis
No. Jenis Lighting Jumlah Voltase Phase
(kW) (kW) Tegangan
1 Anchor Light 0,008 2 0,016 12 DC 3
2 Signal Light 0,06 6 0,36 24 DC 3
3 Morse Light 0,5 3 1,5 24 DC 3
Starboard Side
4 Light 0,0014 2 0,0028 12 DC 3
5 Portside Light 0,0012 2 0,0024 12 DC 3
6 Stern Light 0,005 1 0,005 24 DC 3
Page | 380
7 Search Light 0,1 2 0,2 12 DC 3
Total (kW) 2,0862 120
1. Anchor Light
2. Signal Light
3. Morse Light
Page | 381
4. Starboard Side Light
5. Portside Light
Page | 382
6. Stern Light
7. Search Light
Page | 383
Navigation & Communication
Daya Total Jenis
No. Jenis Peralatan (kW) Jumlah (kW) Voltase Tegangan
1 Loud Hailer 0,0425 1 0,0425 12 DC
2 Clear Screen View 0,04 1 0,04 24 DC
Horn
3 0,008 1 0,008 24 DC
4 Radar 1 1 1 24 DC
5 GPS 0,06 1 0,06 15 DC
6 Automatic Identification System & EMDSS 1,8 1 1,8 24 DC
7 Echo Sounder 0,075 1 0,075 30 DC
Page | 384
1. Loud Hailer
Page | 385
3. Horn
Page | 386
4. Radar
5. GPS
Page | 387
7. Echo Sounder
Page | 388
8. Alarm
Page | 389
9. Gyro Compass
Page | 390
10. Radio Equipment
Page | 391
11. Weather Fax
Page | 392
12. NAVTEX Receiver
Page | 393
14. Marine Multi Display
Page | 394
8.3 Automation System
Menggunakan katalog mesin yang dipakai yaitu, mesin Wartsila 6L26, system
automasi (Wartsila Unified Controls) merupakan system manajemen mesin yang
sepenuhnya. Bersatu dan didistribusikan, dimana menangani fungsi control mesin
seperti sekuens starting, start blocking, injeksi bahan bakar, cylinder balancing,
control kecepatan, load sharing, normal stops, dan safety shutdowns. Sinyal
control dari atau menuju system external terprogram untuk terminal di cabinet
utama pada mesin. Proses data untuk alarm dan monitoring dikomunikasikan
menggunakan Modbus TCP ke system external.
Page | 395
Cabling and system overview
O•
Page | 396
Power unit dibagikan ke masing-masing mesin. Power unit menyuplai tenaga DC
ke system automasi di mesin dan menyediakan isolasi dari system DC onboard
lainnya. Kabinet didesain untuk mounting bulkhead, proteksi degree IP44, dan
max. temperatur 50C. Power unit memiliki redundant power converters, masing-
masing memiliki dimensi untuk 100% load. Setidaknya 1 suplai harus memiliki
koneksi ke UPS. Power supply dari system kapal adalah:
Selain itu terdapat pompa pre-lubricant yang harus selalu berjalan walaupun mesin
berhenti. Motor starter berguna untuk mengontrol system handle start/stop.
Direkomendasikan untuk mengatur suplai back-up dari emergency power. Dapat
juga menggunakan generator. Rating electric motor untuk pompa pre-lubricant
adalah sebagai berikut:
Page | 397
5750 watt
Total Daya
5,75 kW
8.4 Ventilation
Alat bantu Kapal meliputi sistim ventilasi udara merupakan perlengkapan dikapal
yang sangat penting, istalasi dan konstruksi serta mekanismenya harus mengikuti
dan diatur oleh peraturan badan Klasifikasi dan International Load Line
Convention 1966. Perlengkapan ini berfungsi untuk mensirkulasikan kebutuhan
udara kedalam ruang tertentu didalam kapal sesuai kebutuhan, antara lain untuk
kebutuhan sirkulasi udara diruang muat, ruang mesin atau tanki-tanki. Ventilasi
udara berbentuk pipa atau trunk secara konstruksi dipasang diatas geladak utama
yang memiliki ketinggian minimum 1000 mm (sesuai peraturan International
Load Line), atau untuk ruang akomodasi terletak di geladak diatasnya. Dapat
dipasang dengan ketinggian kurang dari 1000mm. Ventilasi udara dapat berupa
sistim sirkulasi yang bekerja secara natural dan jenis tertentu bekerja secara
mekanikal dengan penggerak motor listrik. Selain berupa sistim ventilasi terdapat
pula sistim penyejuk udara dikapal.
Page | 398
Ventilasi mekanis ( mechanical ventilation ), gerakan udara dibantu oleh adanya
kipas ( ventilator ) atau alat lainnya yang sejenis yang berputar di dalam tabung.
Prinsip ventilasi mekanis sama dengan ventilasi alamiah, hanya saja pada
deflektor-deflektornya dilengkapi dengan alat-alat mekanis ( kipas ) yang
digerakkan dengan listrik dan disebut ventilator.
Perhitungan kali ini merupakan tipe ventilasi mekanis, dimana terdapat peraturan
supply udara dan exhaust nya. Ketentuan ini akan mempengaruhi nilai pertukaran
udara dalam menit, yaitu:
Page | 399
jqctur•l Kenadcsn Gantt ud•ro
Ruing Bagssi 15
Ruang Batteray yB - ya 2
fitueng §oaun yz 20
Huang deging ya
Kumar loyar y*
Ruing C Ot v•
R. maaian keririg ye y*
Tartgki dalam ya yz 20
y R
ya 11 20
R. Genri . danirai 8 10
Dapur dan parttri ya 1
Ruing sump th
Ruang cuci ya 4
6
6
60
ya 10
1d
Page | 400
Page | 401
Kemudian diperlukan luas volume ruangan yang memerlukan adanya ventilasi
mekanis, dihitung dengan rumus:
V =PxLxT
Maka,
Diketahui tinggi tiap lantai geladak atas:
t = 2.2 meter
Pertukaran
Volume Volume
Luas udara Kebutuhan
Ruangan Jumlah Ruangan Ruangan
(m^2) dalam Exhaust Fan (m
(m^3) (ft^3)
menit
Galley and Pantry Room 13,55 1 29,8 1052,2027 1 29,8
Crew Mess/Dayroom 16,73 1 36,8 1299,3091 15 2,5
Storage and Store 7,78 1 17,1 604,67669 10 1,7
Deck Ofice & Cargo Control
12,07 1 26,6 937,58678 6 4,4
Room
rest room & office mess
9,24 1 20,3 717,65739 6 3,4
room
Garbage Room 8,34 1 18,3 647,5394 0 0,0
Gangway 5,06 1 11,1 393,10199 10 1,1
Fire Station 2,22 1 4,9 172,39757 6 0,8
Safety Equipment 2,7769403 1 6,1 215,71827 30 0,2
Paint Stores 2,96 1 6,5 230,18862 10 0,7
Deck Workshop 8,33 1 18,3 646,90766 6 3,1
Laundry and Linen Room 5,23 1 11,5 406,23025 6 1,9
WC 0,79 1 1,7 61,034747 4 0,4
Stair Room 3,85 1 8,5 298,98248 10 0,8
Hospital 6,84 1 15,0 530,97201 6 2,5
Page | 402
Hospital Toilet 0,70 1 1,5 54,431777 4 0,4
2 Crew Room 5,54 1 12,2 430,23399 12 1,0
2 Crew Room Toilet 1,91 1 4,2 148,34932 8 0,5
2 Petty Off Room 8,15 1 17,9 633,36465 12 1,5
2 Petty Off Room Toilet 1,78 1 3,9 138,39825 8 0,5
2 Room for 4 crew 7,41 1 16,3 575,77911 12 1,4
2 Toilet for Room for 4 crew 1,89 1 4,2 147,11404 8 0,5
2 Crew Room 9,11 1 20,0 707,85392 12 1,7
2 Crew Room Toilet 1,83 1 4,0 141,78519 8 0,5
3rd eng room 4,5561 1 10,0 353,92696 6 1,7
3rd eng room toilet 0,9126 1 2,0 70,892593 4 0,5
AC Room 10,735899 1 23,6 833,98609 6 3,9
Stair Room 3,9337 1 8,7 305,57768 10 0,9
Gangway 12,0402 1 26,5 935,30682 10 2,6
2 officer room 13,7872 1 30,3 1071,0173 12 2,5
2 officer room toilet 1,859 1 4,1 144,41084 8 0,5
chief eng room 10,800285 1 23,8 838,98776 6 4,0
chief eng room toilet 0,8748 1 1,9 67,956214 4 0,5
officer room 5,7402295 1 12,6 445,91251 6 2,1
officer room toilet 1,0854 1 2,4 84,316043 4 0,6
captain room 5,7402295 1 12,6 445,91251 6 2,1
captain room toilet 1,0854 1 2,4 84,316043 4 0,6
officer room 5,7402295 1 12,6 445,91251 6 2,1
officer room toilet 1,0854 1 2,4 84,316043 4 0,6
Pilot room 5,0502345 1 11,1 392,31231 6 1,9
pilot room toilet 0,9396655 1 2,1 72,995097 4 0,5
instr room 2,0912924 1 4,6 162,45577 30 0,2
wc 0,5497289 1 1,2 42,704042 4 0,3
stair room 5,1772 1 11,4 402,17525 10 1,1
Navigation Room 18,487 1 40,7 1436,1071 10 4,1
CO2 room 6,642766 1 14,6 516,02335 6 2,4
Rope Store 5,4865136 1 12,1 426,20335 20 0,6
Page | 403
Stair room 1 3,3378097 1 7,3 259,28773 10 0,7
Engine Control Room 28,398549 1 62,5 2206,0561 6 10,4
El. Stores 3,8313429 1 8,4 297,62638 6 1,4
Gymnasium 14,535796 1 32,0 1129,1697 6 5,3
Chem. Store 5,0153753 1 11,0 389,60438 6 1,8
Bosun Store 7,6215723 1 16,8 592,05898 20 0,8
Technical Room 14,778531 1 32,5 1148,0258 6 5,4
Below Main Deck 247,17924 1 543,8 19201,378 6 90,6
Engine room 247,1777 1 543,8 19201,258 0 0,0
Total 180,2
cubic
metre/minute
Page | 404
Page | 405
Kebutuhan exhaust fan = 180.2 m3/menit
= 6363 CFM
= 5 kW
Total kebutuhan exhaust = 5 kW
Page | 406
No. Jenis Peralatan Jumlah Daya (kW) Total (kW) Brand Type Jenis Tegangan Besar
1 FO TRANSFER PUMP 1 15 15 TAIKO HG-35 DC
2 FO FEED AND STANDBY PUMP 2 1,5 3 TAIKO NHG 0,5 DC
3 FO PURIFIER 1 0,33 0,33 Bedu Pompen CT61 DC
4 LUBRICATING OIL PUMP 1 1,5 1,50 TAIKO NHG 0,5 DC
5 LO PURIFIER 1 38 38,00 ASSEN TYA-10 DC
6 HEAT EXCHANGER 1 3,6 3,6 2312 DC
7 Fresh Water Pump for Cooling System 1 0,75 0,75 TAIKO TMC-32 DC
8 Sea Water Pump for Cooling System 1 0,8 0,8 TAIKO NHG-1,5 DC
9 FRESH WATER PUMP 1 0,75 0,75 TAIKO TMC-32 DC
10 HYDROPHORE 1 2,2 2,2 PURE AQUA SSC C-3 DC
11 SEA WATER PUMP 1 22 22 TAIKO EMC-201C DC
12 Ballast pump 2 55 110 TAIKO VS-S-300 DC
13 BMWS (Ballast Water Management Syste 2 32 64 CHESTER'S Seascape -800 BMWS DC
14 STEERING GEAR 1 4,5 4,5 MACGREGOR HATLAPA NEPTUNE 50 DC
15 ANCHOR WINDLASS 2 7,5 15 Juvi Marine Hydraulic Anchor Windlass 19 DC
16 MOORING WINCH 2 60 120 Juvi Marine RC Marine Electric Winch DC
17 BOW THRUSTER 1 6,3 6,3 Rebamarine BTQ18510512 DC
18 Winch Crane E/R 2 11 22 EilbeckCrane 16,5t Horizontal DC
19 Provision Davit 2 5,5 11 EilbeckCrane 11t Take Up Winch DC
20 Incinerator unit 1 31,7 31,7 Detegasa IRA-80 DC
21 Compressor Unit 2 8 16 HATLAPA L80II DC
22 OWS (Oily Water Separator) unit 1 2,1 2,1 Victor Marine OWS CS 2000 DC
Machinery = 491 kW
Lighting = 2.237 kW
No. Jenis Lighting Daya (kW) Jumlah Total (kW) Voltase Jenis Tegangan Phase
1 Anchor Light 0,008 2 0,016 12 DC 3
2 Signal Light 0,06 6 0,36 24 DC 3
3 Morse Light 0,5 3 1,5 24 DC 3
4 Starboard Side Light 0,0014 2 0,0028 12 DC 3
5 Portside Light 0,0012 2 0,0024 12 DC 3
6 Stern Light 0,005 1 0,005 24 DC 3
7 Search Light 0,1 2 0,2 12 DC 3
Total (kW) 2,0862 120
Page | 407
No. Jenis Peralatan Daya (kW) Jumlah Total (kW) Voltase Jenis Tegangan Phase
1 Loud Hailer 0,0425 1 0,0425 12 DC 3
2 Clear Screen View 0,04 1 0,04 24 DC 3
3 Horn 0,008 1 0,008 24 DC 3
4 Radar 1 1 1 24 DC 3
5 GPS 0,06 1 0,06 15 DC 3
6 Automatic Identification System & EMDS 1,8 1 1,8 24 DC 3
7 Echo Sounder 0,075 1 0,075 30 DC 3
8 Alarm 0,5 1 0,5 120 AC 3
9 Gyro Compass 0,1 1 0,1 24 DC 3
10 Radio Equipment 0,025 1 0,025 24 DC -
11 Weather Fax 0,408 1 0,408 24 DC 3
12 NAVTEX Reciever 0,0017 1 0,0017 24 DC -
13 Fleet Broadband (Inmasrat) 0,01 1 0,01 24 DC -
14 Marine Multi Display 0,35 1 0,35 230 AC 3
Total (kW) 2,3287 144
No. Jenis Peralatan Daya (kW) Jumlah Total (kW) Besar Tegangan (Volt) Jenis Tegangan Fase Frekue
1 Automation System 5,75 1 5,75 440 DC 3
2 Ventilation 5 1 5 200 AC 3
3 Kulkas 0,08 10 0,8 220 DC 3
4 TV 0,08 21 1,68 150 DC 3
5 Stop Kontak 2,5 75 187,5 250 DC 3 -
Total (kW) 200,73 1260
Page | 408
Total kebutuhan daya:
Page | 409
Keterangan:
Keterangan:
Page | 410
8.6 Electic Load Balance
ELB adalah perhitungan untuk menentukan kebutuhan daya listrik kapal dari
generator atupun auxilary engine yang akan dioperasikan pada kapal. Merupakan
penyeimbangan beban, pencocokan beban, atau cadangan permintaan puncak
harian mengacu pada penggunaan berbagai teknik oleh pembangkit listrik untuk
menyimpan daya listrik berlebih selama periode permintaan rendah untuk
dilepaskan ketika permintaan meningkat. Tujuannya agar sistem catu daya
memiliki faktor muatan 1. Sebelum menghitung ELB kapal, perlu diketahui
adanya Faktor diversitas.
Fakor diversitas sering juga disebut faktor kebersamaan, adalah faktor yang
merupakan perbandingan antara total daya yang dibutuhkan setiap satuan waktu
dengan total daya keseluruhan peralatan yang ada. Biasanya digunakan untuk
mencari beban operasi untuk menentukan total beban yang harus dilayani
generator akibat adanya penggunaan yang bersamaan. Menurut BKI, faktor
diversitas tidak boleh rendah dari 0.5.Komponen yang perlu diketahui dalam
perhitungan ELB meliputi faktor beban, beban langsung/tidak langsung dan total
daya. Terdapat ketentuan dalam menentukannya yaitu:
Page | 411
Juga terdapat faktor beban dimana faktor beban (load factor) adalah perbandingan
antara besarmya beban rata rata untuk selang waktu tertentu terhadap beban
puncak tertinggi dalam selang waktu yang sama, misalnya 1 hari atau satu bulan.
Perhitungan ELB mengikuti 5 kondisi kapal, yaitu saat kapal datang dan pergi dari
pelabuhan, berlayar, berlabuh, dan kondisi maksimal. Rumus dalam menentukan
beban langsung/tidak langsung adalah Beban (langsung/tidak langsung) = P
(Daya) x Faktor beban. Berikut ini perhitungannya:
Page | 412
1). Kondisi datang dan pergi dari Pelabuhan
Page | 413
Jumlah Daya Total BL
No. Alat/ Mesin Bantu FB
( unit ) ( kW ) ( kW ) ( kW )
1 FO TRANSFER PUMP 1 15 15 0,8
2 FO FEED AND STANDBY PUMP 2 1,50 3,00 0,8 0,0000
3 FO PURIFIER 1 0,33 0,33 0,8
4 LUBRICATING OIL PUMP 1 1,5 1,5 0,8 1,
5 LO PURIFIER 1 38,00 38,00 0,8 30,4000
6 HEAT EXCHANGER 1 3,6 3,6 0,8 2,8
7 Fresh Water Pump for Cooling System 1 0,75 0,75 0,8 0,
8 Sea Water Pump for Cooling System 1 0,80 0,80 0,8 0,6400
9 FRESH WATER PUMP 1 0,75 0,75 0,8
10 HYDROPHORE 1 2,2 2,2 0,8
11 SEA WATER PUMP 1 22,00 22,00 0,8 17,6000
12 Ballast pump 2 55 110 0,8
13 BMWS (Ballast Water Management System) 2 32 64 0,8
14 STEERING GEAR 1 4,50 4,50 0,8 3,6000
15 ANCHOR WINDLASS 2 7,5 15 0,85
16 MOORING WINCH 2 60 120 0,85
17 BOW THRUSTER 1 6,30 6,30 0 0,0000
18 Winch Crane E/R 2 11 22 0,85
19 Provision Davit 2 5,5 11 0,85
20 Incinerator unit 1 31,70 31,70 0,8 25,3600
21 Compressor Unit 2 8 16 0,8
22 OWS (Oily Water Separator) unit 1 2,1 2,1 0,8 1,6
23 Penerangan 1 2,24 2,24 0,8 0,0000
24 Lighting Navigasi 1 2,0862 2,0862 0,8
25 Navigasi dan Komunikasi 1 2,3287 2,3287 0,8 1,8629
26 Kebutuhan Sehari-hari 1 195,73 195,73 0,8 156,5840
27 Ventilation 1 5 5 0,8
83,9
Beban (kW)
Faktro Deviasi = 1,15
Beban Total =
Genset yang dibutuhkan = 1 x 1870 kW
Page | 414
Jumlah Daya Total BL
No. Alat/ Mesin Bantu FB
( unit ) ( kW ) ( kW ) ( kW )
1 FO TRANSFER PUMP 1 15 15 0
2 FO FEED AND STANDBY PUMP 2 1,50 3 0 0,0000
3 FO PURIFIER 1 0,33 0,33 0
4 LUBRICATING OIL PUMP 1 1,5 1,5 0
5 LO PURIFIER 1 38,00 38 0 0,0000
6 HEAT EXCHANGER 1 3,6 3,6 0
7 Fresh Water Pump for Cooling System 1 0,75 0,75 0
8 Sea Water Pump for Cooling System 1 0,80 0,8 0 0,0000
9 FRESH WATER PUMP 1 0,75 0,75 0
10 HYDROPHORE 1 2,2 2,2 0
11 SEA WATER PUMP 1 22,00 22 0 0,0000
12 Ballast pump 2 55 110 0,85
13 BMWS (Ballast Water Management System) 2 32 64 0,85
14 STEERING GEAR 1 4,50 4,5 0 0,0000
15 ANCHOR WINDLASS 2 7,5 15 0,7
16 MOORING WINCH 2 60 120 0,7
17 BOW THRUSTER 1 6,30 6,3 0 0,0000
18 Winch Crane E/R 2 11 22 0,7
19 Provision Davit 2 5,5 11 0,7
20 Incinerator unit 1 31,70 31,7 0,85 26,9450
21 Compressor Unit 2 8 16 0,85
22 OWS (Oily Water Separator) unit 1 2,1 2,1 0,85 1,78
23 Penerangan 1 2,24 2,237 0,8 0,0000
24 Lighting Navigasi 1 2,0862 2,0862 0,8
25 Navigasi dan Komunikasi 1 2,3287 2,3287 0,8 1,8629
26 Kebutuhan Sehari-hari 1 195,73 195,73 0,8 156,5840
27 Ventilation 1 5 5 0,8
28,7
Beban (kW)
Faktro Deviasi = 1,15
Beban Total =
Genset yang dibutuhkan = 1 x 1870 kW
Page | 415
Jumlah Daya Total BL
No. Alat/ Mesin Bantu FB
( unit ) ( kW ) ( kW ) ( kW )
1 FO TRANSFER PUMP 1 15 15 0,8
2 FO FEED AND STANDBY PUMP 2 1,50 3 0,8 0,
3 FO PURIFIER 1 0,33 0,33 0,8
4 LUBRICATING OIL PUMP 1 1,5 1,5 0,8 1,
5 LO PURIFIER 1 38,00 38 0,8 30,
6 HEAT EXCHANGER 1 3,6 3,6 0,8 2,8
7 Fresh Water Pump for Cooling System 1 0,75 0,75 0,8 0,
8 Sea Water Pump for Cooling System 1 0,80 0,8 0,8 0,6
9 FRESH WATER PUMP 1 0,75 0,75 0,8
10 HYDROPHORE 1 2,2 2,2 0,8
11 SEA WATER PUMP 1 22,00 22 0,8 17,
12 Ballast pump 2 55 110 0,8
13 BMWS (Ballast Water Management System) 2 32 64 0,8
14 STEERING GEAR 1 4,50 4,5 0,8 3,6
15 ANCHOR WINDLASS 2 7,5 15 0,8
16 MOORING WINCH 2 60 120 0,8
17 BOW THRUSTER 1 6,30 6,3 0,8 5,0
1 Winch Crane E/R 2 11 22 0,8
2 Provision Davit 2 5,5 11 0,8 0,
3 Incinerator unit 1 31,70 31,7 0,8 25,3
4 Compressor Unit 2 8 16 0,8
5 OWS (Oily Water Separator) unit 1 2,1 2,1 0,8 1,6
6 Penerangan 1 2,24 2,237 0,8
7 Lighting Navigasi 1 2,0862 2,0862 0,8
8 Navigasi dan Komunikasi 1 2,3287 2,3287 0,8 1,8629
9 Kebutuhan Sehari-hari 1 195,73 195,73 0,8 156,58
18 Ventilation 1 5 0,8
251,4469
Beban (kW)
Faktro Deviasi = 1,15
Beban Total =
Genset yang dibutuhkan = 1 x 1870 kW
Generator Utama
Wartsila 6L26
W 6L26
1870 kW
900 rpm
60 Hz
Emergency
Genset
Page | 416
Merk Wartsila 6L26
Jenis W 6L26
Output 1870 kW
RPM 900 rpm
frekuensi 60 Hz
Page | 417
60 Hz 50 Hz
Page | 418
BAB X
PELUNCURAN KAPAL
Peluncuran kapal adalah menurunkan kapal dari landasan peluncur ke air yang disebabkan
oleh gaya berat kapal pada bidang miring. Untuk meluncurkan kapal tersebut maka kapal harus
dilengkapi dengan peralatan peluncur yaitu sepatu peluncur dan papan peluncur, dan antara
peluncur dengan landasan diberi bahan pelumas yang biasanya terbuat dari campuran kapur,
sabun, gemuk, lilin, paraffin dan bahan lain bersifat licin serta tahan panas, untuk mengurangi
besarnya gaya gesekan yang terjadi. Peluncuran ada dua macam :
Besarnya tahanan yang disebabkan oleh gesekan, tergantung dari beberapa faktor,
yaitu:
1. Macam bahan pelumas
2. Tekanan rata-rata dari peluncur terhadap landasan
3. Suhu udara pada waktu peluncuran dilaksanakan
4. Kecepatan peluncuran
5. Sudut peluncuran
6. Berat peluncur dan letaknya terhadap midship
Perhitungan Peluncuran
Page | 419
Dikarenakan kapal berukuran 90,46 m maka nilai-nilai berdasarkan ketentuan kapal
sedang dengan range Panjang kapal 50-150 m
tan β = 1/18
c. Periode Peluncuran
Peluncuran memanjang dibagi dalam 4 fase, yaitu :
• Periode I
Dimulai pada saat kapal mulai bergerak hingga kapal menyentuh permukaan air.
• Periode II
Dimulai pada saat kapal menyinggung permukaan air dan berakhir pada saat kapal
mulai mendapatkan gaya apung.
• Periode III
Dimulai pada saat kapal mulai terapung dan berakhir pada saat kapal meninggalkan
landasan.
• Periode IV
Dimulai pada saat kapal lepas dari landasan dan berakhir pada saat kapal terapung
bebas.
Page | 420
d. Perhitungan Berat Peluncuran
Berat peluncuran adalah berat kapal pada saat kapal diluncurkan ditambah dengan berat
peralatan peluncuran.
Page | 421
G = 1401.42 ton
Ballast tercantum dalam daftar LWT karena saat perthitungan awal ternyata
kapal kurang berat sehingga perlu ditambahkan ballast.
M = 16% G [ton]
M = 224.23 ton
Setelah didapat berat kapal dan peralatan peluncuran, maka berat peluncuran adalah
W =G+M
W = 1625.65 ton
Interpolasi Gaya tekan rata-rata pada landasan tertera pada Hydrodinamika I &
II hal 60
Lpp ad (t/m2)
Lpp (1) = 50 reduksi Bawah : 15
Lpp = 90,46 Nilai X : 19,04618002
Lpp (2) = 100,0 reduksi Atas : 20
Interpolasi Tekanan rata- rata pada landasan tertera pada Hydrodinamika I & II
hal 60
P ( t/m2) fo ( koefisien gesek )
Page | 422
P = 19,0 fo atas : 0,033
P (1) = 10 fo tengah : 0,04
P (2) = 20 fo bawah : 0,032
Berlaku untuk tekanan rata-rata landasan diambil nilai ad = 19.05 ton/m2. Untuk
koefisien gesek peluncuran μ = 0.033
= 90% x 90.46 m
= 81.42 m
W = berat peluncuran
= 1625.65 ton
= 81.42 m
Maka :
b min = 0.35 m
𝑊𝑠
𝑡= [m]
𝑛.𝑏.𝑠.𝛾𝑠
Dimana :
Ws = berat sepatu peluncur
Page | 423
= 80% M
= 0.8 x 224.23 ton = 179.38 ton
γs = berat jenis sepatu peluncur
= 0.85 ton/m3
Maka :
t = 2.47 m
Dalam perancangan sepatu ini maka diambil tinggi dari landasan sampai lunas
kapal adalah setengah dari tinggi sepatu yaitu t = 1.24 m. Pada kondisi
sebenarnya tinggi sepatu tidaklah harus mengikuti perhitungan yang ada karena
dengan menggunakan perhitungan tersebut tinggi sepatu dapat menjadi terlalu
tinggi.
Page | 424
Maka titik berat kapal (g) :
2
g= [m]
1
79919,07
g= [m]
1872,95
g = 42.67 m dari AP
W
q= [ton/m]
s
Dimana :
= 1625.65 ton
= 81.42 m
Maka :
q = 19.97 ton/m
h. Perhitungan Peluncuran
(i). Fase I
Besarnya gaya peluncuran :
K = W sin β – μ.N [ton]
K = W (sin β – μ.cos β)
Dimana :
β = 3.18o
N = gaya normal [ton]
= W cos β
μ = 0.033
Page | 425
Maka :
K = 36.99 ton
a = K [m/s²]
m
Dimana :
= 1214.066 /9.81
Maka :
a = [m/s²]
𝑊
m
a = 0.22 m/s²
tan = tinggiAP
S
maka :
tinggiAP
S =
tan
1.24
=
1/18
= 22.25 m
Page | 426
2S
t =
a
2×22.25
=√
0.22
= 14.11 detik
v = a t
= 0.22 × 14.11
= 3.15 m/s
10.8.2 Fase 2
Fase dua ini dimulai pada saat titik AP base line menyentuh permukaan air
hingga kapal mulai terapung. Pada fase ini kapal mulai mengadakan gerak
rotasi oleh gaya apung ke atas tersebut. Pada fase ini maka panjang lintasan
dan bentuk ujung lintasan merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhitungkan dengan baik agar kapal tidak mengalami tipping. Untuk
lebih mempermudah pemahamannya maka gambar berikut dapat dijadikan
acuan dalam perhitungan peluncuran :
Page | 427
Dapat dilihat dalam gambar bahwa panjang landasan :
= 153.79 m
sr = 72.37 m – 22.25 m
= 50.12 m
Dari sisi maka kapal secara bertahap mulai mendapat gaya apung akibat air
yang mulai menggenangi lambung kapal setelah menempuh jarak 22.25.
untuk itu jarak gading yang tergenangi harus kita sebandingkan dengan
tinggi waterline yang tergenangi air. Di sini hubungan yang akan diambil
adalah setiap 5 x jarak gading sehingga
WL 2 44.87 m
Page | 428
WL 4 67.48 m
WL 6 90.10 m
WL 8 112.71 m
WL 10 135.33 m
Page | 429
• Displacement dan titik apung pada WL 2
TERLINE 2
WL 2 = 44,8684 m Skala bonjean 1: 35
tik berat pada waterline ini ( g )
= 2,920 m g air laut+baja : 1,0291 ton/m
Volume = 133,686 m3 Jarak antar gading : 4,52 m
D= 137,576 ton
Ord A bonjean FS HG FM HG L Ca
AP 0 1 0 0 0 0
1 4,8475 4 19,39 1 19,39 0,138
2 6,398 2 12,796 2 25,592 0,182
3 7,0945 4 28,378 3 85,134 0,202
4 6,3035 2 12,607 4 50,428 0,180
5 3,661 4 14,644 5 73,22 0,104
6 0,427 2 0,854 6 5,124 0,012
7 0 4 0 7 0 0
8 0 2 0 8 0 0
9 0 4 0 9 0 0
10 0 2 0 10 0
11 0 4 0 11 0
12 0 2 0 12 0
13 0 4 0 13 0
14 0 2 0 14 0
15 0 4 0 15 0
16 0 2 0 16 0
17 0 4 0 17 0
18 0 2 0 18 0
19 0 4 0 19 0
FP 0 1 0 20 0
0 S1 = 88,669 S1 = 258,888
Page | 430
• Displacement dan titik apung pada WL 4
TERLINE 4
WL 4 = 67,4839 m Skala bonjean 1: 35
tik berat pada waterline ini ( g )
= 4,828 m g air laut+baja : 1,0291 ton/m
Volume = 672,599 m3 Jarak antar gading : 4,52 m
D= 692,171 ton
Ord A bonjean FS HG FM HG L Ca
AP 0,000 1 0 0 0 0
1 11,001 4 44,002 1 44,002 0,314
2 16,174 2 32,347 2 64,694 0,462
3 20,083 4 80,332 3 240,996 0,573
4 22,453 2 44,905 4 179,62 0,641
5 20,682 4 82,726 5 413,63 0,590
6 18,830 2 37,66 6 225,96 0,538
7 15,113 4 60,452 7 423,164 0,431
8 11,421 2 22,841 8 182,728 0,326
9 7,746 4 30,982 9 278,838 0,221
10 4,085 2 8,169 10 81,69 0,116
11 0,424 4 1,694 11 18,634 0,012
12 0,000 2 0 12 0 0
13 0,000 4 0 13 0 0
14 0,000 2 0 14 0 0
15 0,000 4 0 15 0
16 0,000 2 0 16 0
Page | 431
17 0,000 4 0 17 0
18 0,000 2 0 18 0
19 0,000 4 0 19 0
FP 0,000 1 0 20 0
S1 = 446,11 S1 = 2153,956
Page | 432
11 18,624 4 74,494 11 819,434 0,532
12 14,924 2 29,848 12 358,176 0,426
13 11,263 4 45,052 13 585,676 0,321
14 7,634 2 15,267 14 213,738 0,218
15 3,661 4 14,644 15 219,66 0,104
16 0,347 2 0,693 16 11,088 0,009
17 0,000 4 0 17 0 0
18 0,000 2 0 18 0 0
19 0,000 4 0 19 0 0
FP 0,000 1 0 20 0 0
S1 = 1099,942 S1 = 7183,134
Page | 433
5 57,502 4 230,006 5 1150,03 1,6
6 56,693 2 113,386 6 680,316 1,6
7 52,903 4 211,61 7 1481,27 1,5
8 49,109 2 98,217 8 785,736 1,4
9 45,311 4 181,244 9 1631,196 1,2
10 41,517 2 83,034 10 830,34 1,1
11 37,548 4 150,192 11 1652,112 1,0
12 33,744 2 67,487 12 809,844 0,9
13 29,939 4 119,756 13 1556,828 0,8
14 26,142 2 52,283 14 731,962 0,7
15 20,661 4 82,642 15 1239,63 0,5
16 15,621 2 31,241 16 499,856 0,4
17 9,608 4 38,43 17 653,31 0,2
18 4,984 2 9,968 18 179,424 0,1
19 1,810 4 7,238 19 137,522 0,0
FP 0,000 1 0 20 0
0,000 S1 = 1976,58 S1 = 15342,978
Page | 434
1 39,291 4 157,164 1 157,164 1,1
2 54,348 2 108,696 2 217,392 1,5
3 65,951 4 263,802 3 791,406 1,8
4 76,790 2 153,58 4 614,32 2,
5 76,265 4 305,06 5 1525,3 2,
6 75,618 2 151,235 6 907,41 2,1
7 71,841 4 287,364 7 2011,548 2,0
8 68,058 2 136,115 8 1088,92 1,9
9 64,274 4 257,096 9 2313,864 1,8
10 60,487 2 120,974 10 1209,74 1,7
11 56,452 4 225,806 11 2483,866 1,6
12 52,675 2 105,35 12 1264,2 1,
13 48,902 4 195,608 13 2542,904 1,3
14 45,122 2 90,244 14 1263,416 1,2
15 38,819 4 155,274 15 2329,11 1,1
16 32,827 2 65,653 16 1050,448 0,9
17 23,251 4 93,002 17 1581,034 0,6
18 14,592 2 29,183 18 525,294 0,4
19 7,452 4 29,806 19 566,314 0,2
FP 0,000 1 0 20 0
S1
= 2935,832 S1 = 24443,65
Page | 435
10.8.3 Fase 3
Fase ini berlangsung pada saat kapal mulai bergerak rotasi sampai pada saat
kapal meninggalkan landasan. Selama periode ini kapal melanjutkan
peluncurannya dan menggunakan ujung depan dari peluncur sebagai sumbu
putarnya. Pada saat kapal akan mengapung bebas displacement kapal akan
sama dengan berat kapal (W) dalam peluncuran.
10.8.4 Fase 4
Dimulai dari kapal lepas landasan dan berakhir pada saat kapal terapung
bebas. Pehitungan selanjutnya tiap periode dibuat dalam bentuk tabel
dengan panjang landasan 173.360 m. Besaran-besaran lain dapat dilihat
dalam tabel.
Page | 436
Perhitungan Peluncuran TEORITIS dengan waterline yang dibagi menurut jarak
Page | 437
Perhitungan Peluncuran TEORITIS dengan water line yang dibagi menurut jarak
Page | 438
Penentuan nilai terlihat pada hitungan bonjean
No Uraian Simbol/Persamaan No. Kode Satuan WL 2 WL 4 WL 6 WL 8
24 Jarak yang ditempuh S 24 m 44,87 67,48 90,10 112,71
25 A akan turun setinggi MA = S . Tg β 24 x 5 m 2,49 3,75 5,01 6,26
26 Sarat pada FP TF = S.Tgβ - f.Tgα - (0+e) 25 - 22 - 13 m 15,35 16,60 17,86 19,11
27 Sarat pada AP TA = TF + Lpp.Tgα 26 + 23 m 20,37 21,63 22,88 24,14
28 Displacement Δ=γ.V 28 t 137,58 692,17 1706,64 3066,8
29 Jarak titik tekan ke midship oФ 29 m 2,92 4,83 6,53 7,76
30 Jarak titik tekan ke AP oAP = (Lpp/2) + oФ 0.5(1) + 29 m 48,15 50,06 51,76 52,99
31 Jarak B ke ujung landasan Lb - (Lpp-f) - S + x 17-24 m -27,50 -4,88 17,73 40,35
32 Jarak titik tekan ke ujung landasan o' = [Lb-{S+(Lpp-f)}]+oAP 31 + 30 m 20,65 45,18 69,49 93,34
33 Moment gaya apung terhadap uju Δ . o' 28 x 32 tm 2841,11 31268,98 118599,01 286255,
34 jarak G ke ujung landasan P' = {Lb-(Lpp-f)+g}-S 19 - 24 m 65,12 42,50 19,89 -2,73
35 Moment berat kapal terhadap ujun P . P' 2 x 34 tm 91256,31 59562,60 27868,88 -3824,8
36 Jarak titik tekan ke A Θ = (Lpp-f) - oAP 7 - 30 m 38,32 36,41 34,71 33,48
37 Moment gaya apung terhadap A Δ.Θ 28 x 36 tm 5271,78 25202,22 59234,35 102665,
38 Gaya reaksi landasan R=P-Δ 2 - 28 t 1263,84 709,25 -305,22 -1665,3
39 Moment gaya reaksi terhadap A (P.p) - (Δ.Θ) 21 - 37 tm 56109,74 36179,30 2147,17 -41283,7
40 Jarak R ke - A μ = (P.p - Δ.Θ)/R 39 / 38 m 44,40 51,01 -7,03 24,79
41 Moment anti tipping P.p' - Δ.o' 35 - 33 tm 88415,21 -28293,62 90730,13 290080,
42 Jarak R ke ujung landasan μ' = (P.p' - Δ.o')/R 41 / 38 m 69,96 -39,89 -297,26 -174,18
43 Panjang peluncur l = Lb - S ;jika l < Ls 3 - 24 m 108,92 86,30 63,69 41,07
44 Persentase jarak R ke - A μ/l 40 / 43 % 0,41 0,59 -0,11 0,60
45 Panjang bidang reaksi Ls = 3(l-μ) ; μ > 0.66 l I m 108,92 86,30 -21,10 41,07
Ls = 3μ ; μ < 0.33 l II m III III II III
Ls = l ; 0.33 l <μ< 0.66 l III m SESUAI SYARAT
46 Tekanan rata-rata qm = R/(bs . Ls) 38/(4x45) t/m² 33,21 23,52 41,39 -116,04
47 Reaksi maksimum q = [3qm(Ls-2μ)]/Ls 6)[(45)-2(40)]/ t/m² 18,41 -12,85 41,39 72,12
; 0.33 l <μ< 0.66 l
48 Reaksi pada ujung balok peluncur qμ = 2qm ; μ < 0.33 l 2 x (46) I 51,61 10,67 82,77 -43,92
qμ = qm+q ; μ > 0.33l & μ < 0.66l 46 + 47 II II II I II
SESUAI SYARAT
49 Reaksi pada ujung landasan ql = 2qm ; μ < 0.66 l 2 x (46) I 66,41 47,04 82,77 -232,0
ql = qm - q 46 - 47 II I I I I
Page | 439
Perhitungan Teoritis
250.00
Jarak G ke
200.00 Ujung Landasan
150.00 Moment Gaya
Apung terhadap
100.00
A
50.00 Moment Gaya
Reaksi terhadap
0.00 A
0 20 40 60 80 100 120 140 160 Moment Anti
-50.00 Tipping
-100.00
-150.00
-200.00
S (m)
WL 24 30 32 33 34 35 36 37 39 41 28
Jarak titik Jarak titik Moment jarak G ke Moment Jarak titik Moment Moment
Jarak yang tekan ke tekan ke gaya ujung berat kapal tekan ke gaya apung gaya reaksi Moment Displaceme
ditempuh AP ujung apung landasan terhadap A terhadap A terhadap A anti tipping nt
2 44,86841029 48,15 20,65 1,42 217,06 912,56 38,32 8,79 93,52 29,47 6,88
4 67,48386034 50,06 45,18 15,63 141,67 595,63 36,41 42,00 60,30 -9,43 34,61
6 90,09931039 51,76 69,49 59,30 66,29 278,69 34,71 98,72 3,58 30,24 85,33
8 112,7147604 52,99 93,34 143,13 -9,10 -38,25 33,48 171,11 -68,81 96,69 153,34
10 135,3302105 53,56 116,52 265,38 -84,48 -355,19 32,91 249,87 -147,57 188,76 227,76
skala 1,00 1,00 2000,00 0,30 100,00 1,00 600,00 600,00 3000,00 20
Page | 440
24 33 34 37 39 41 28
Moment gaya apung Moment gaya Moment gaya
WL jarak G ke Moment anti
Jarak yang terhadap ujung apung reaksi Displacement
ujung landasan tipping
ditempuh landasan terhadap A terhadap A
2 44,86841029 1,420554437 217,1534216 8,786302245 99,37199828 31,2484544 6,878810867
4 67,48386034 15,63448823 141,7685881 42,00370799 66,15459254 -10,5958305 34,60855898
6 90,09931039 59,2995064 66,3837546 98,72391521 9,434385323 29,6908496 85,33184702
8 112,7147604 143,1279729 -9,001078896 171,1087394 -62,95043885 96,753162 153,3401363
10 135,3302105 265,3812655 -84,38591239 249,8706895 -141,712389 189,432025 227,7574984
Page | 441
Skema Peluncuran Secara Ringkas
Page | 442