DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS TEKNIK
AMBON
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan kasih karunia -Nya, kami tim penyusun dapat menyelesaikan tugas Merancangan Kapal II
mengenai “ Regresi Kapal Ferry Penumpang - kendaraan , DWT 250 sd 1000 Ton , Kecepatan
25 sd 30 knots ,Material Aluminium “ .
Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan yang mendasar pada tugas ini . Oleh
karena itu, penyusun mengundang para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Atas partisipasi dan dukungannya kami ucapkan sekian dan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I. PENDAHULUAN
1. Input Desain
2. Persamaan-Persamaan Terkait
3. Persamaan Regresi
1. Mission Requirements
2. Regresi Data Kapal
1. Estimasi DWT
2. Estimasi LWT
3
BAB VII. BENTUK GEOMETRI LAMBUNG DAN HYDROSTATIS
1. Hambatan Kapal
2. Propulsi Kapal ( Margin MCR )
3. Seleksi Motor Induk
4. Sistem Propulsi Kapal ( Motor Induk, Motor Bantu dan Perlengkapan Propulsi )
4
4. Penentuan Letak Titik Berat
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang disigner kapal, kita harus dapat menuangkan kriteria-kriteria kapal yang sesuai
dengan pesanan owner dalam sebuah gambar teknik. Namun terkadang seorang owner tidak
memberikan keterangan yang jelas mengenai ketentuan – ketentuan umum yang kapal yang
mereka inginkan.
Dalam kasus seperti ini biasanya owner hanyak menyebutkan jenis kapal, ukuran payload, dan
kecepatan maksimum kapal yang dapat ditempuh. Untuk mengatasi masalah ini kita memerlukan
data kapal yang memiliki kriteria yang tidak jauh berbeda dari kapal yang dipesan oleh owner.
Untuk jenis kapal yang umum, atau yang sudah pernah di bangun tentu hal ini sangat mudah
karena tentunya kita akan lebih mudah mencari data kapal pembanding. Namun untuk jenis
kapal yang baru ataupun belum pernah dibangun sebelumnya, tentu hal ini akan sulit dikerjakan
karena belum ada kapal pembanding yang digunakan untuk menentukan ukuran-ukuran umum.
Oleh karena itu untuk kapal yang jenis baru tidak dapat dilakukan dengan bantuan kapal
pembanding. Metode Kapal Pembanding digunakan Untuk menentukan ukuran utama kapal
dengan bantuan kapal pembanding, dibutuhkan beberapa data kapal yang memiliki kriteria
umum yang sama seperti kapal yang akan kita tentukan ukuran utamanya. Adapun yang
terpenting adalah kapal yang akan kita tentukan ukuran utamanya dan kapal pembanding yang
kita gunakan untuk memecahkan masalah ini adalah memilki tipe jenis kapal yang sama, dan
memilki kriteria sepeti ukuran payload yang tidak terlalu jauh berbeda.
6
1.2. Tujuan dan Manfaat
TUJUAN :
1. Untuk menentukan ukuran utama kapal seperti L, B, H, T, suatu kapal dengan metode
pendekatan dari data ukuran kapal pembanding.
2. Untuk memenuhi Tugas mata kuliah Perancangan kapal 1
MANFAAT :
1. Mahasiswa mampu mengetahui data-data kapal yang di ambil dan diolah untuk
mendapatkan data kapal baru
2. Mahasiswa mengetahui pengelolahan data kapal pembanding pada tipe yang di perlukan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam suatu perancangan kapal sebelum kita masuk pada penentuan dimensi kapal
terlebih dahulu kita perlu masuk pada tahap input desain yang di mana kita diminta untuk
membuat suatu kapal sesuai dengan permintaan pemilik kapal (Owner Requirement).
Perancanaan kapal oleh seorang desainer diawali dengan adanya data kapal tentang type, bobot
mati, speed, dll, yang dibutuhkan dan dilanjutkan secara actual. Semua informasi ini dipilih oleh
shipowner setelah pemeriksaan terhadap rute yang akan dioperasikan. Sebelum kita
mendapatkan dimensi maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui standarisasi ataupun hal-hal
yang terkait dengan penentuan dimensi tersebut sehingga perlu adanya input data yang di mana
di butuhkan oleh shipowner.
Input data ini di hasilkan dari permintaan pemilik kapal yang di mana mencakup BHP,
Type kapal, kecepatan kapal, Rute, jarak pelayaran (voyage distance), dsb. Selain itu permintaan
owner lainnya mencakup: daya dorong yang rendah untuk kecepatan yang diinginkan (low
driving power for required speed).
Dari permintaan pemilik kapal yang mencakup beberapa aspek tertentu tersebut kita bisa
mendapatkan data-data yang akan kita gunakan sebagai acuan dalam penentuan dimensi kapal
yang di mana akan menghasilkan dimensi kapal tersebut di dapatkan dengan cara pendekatan
tertentu, sehingga pentingnya input data ini dalam perencanaan awal suatu kapal. Permintaan
pemilik kapal yang dalam aspek tertentu tersebut juga sangatlah menentukan hasil dari
perancangan kapal karena aspek inilah yang menjadi tujuan dalam pembuatan kapal yang di
awali dengan input data sehingga kita bias menggunakan metode-metode tertentu untuk
mendapatkan dimensi kapal.
8
permintaan pemilik kapal. Dengan menggunakan persamaan-persamaan terkait kita bisa
melakukan langkah awal dalam perancangan suatu kapal dan bisa menentukan dimensi dari
kapal desain yang sesuai dengan permintaan pemilik kapal. Ada beberapa metode yang
digunakan antara lain :
a. Parent Design Approach
Parent design approach merupakan pendekatan desain berdasarkan kapal contoh
sebelumnya (parent ship,basic ship,mother ship). Hal ini untuk kebanyakan desiner
adalah merupakan pendekatan desain yang cukup mudah. Output dari pendekatan desain
ini kebanyakan diterapkan untuk produksi kapal secara seri (dalam jumlah banyak). Pada
prinsipnya, cetak biru (blue print) dari desain kapal contoh (parent ship) digunakan untuk
beberapa kapal dengan type,dimensi, bentuk geometri lambung, arrangement serta
berbagai parameter lainnya yang sama.
b. Trend Curves Approach
Metode pendekatan ini dilakukan dengan menyajikan database kapal dalam
bentuk trendline kurva untuk berbagi parameter desain yang diinginkan. Seperti contoh
dimensi kapal-kapal penumpang termasuk dengan kapasitas penumpang. Dari data ini
maka dapat dibuat trendline kurva dimana dimensi kapal dinyatakan sebagai fungsi dari
jumlah penumpang. Trendline dimensi dari kapal-kapal tersebut dinyatakan dalam bentuk
kurva serta persamaan kurva tersebut.
Tujuan utama dari metode regresi adalah :
Mentukan korelasi antara variabel-variabel terikat dan variabel bebas
Menguji apakah korelasi signifikan atau tidak
Menentukan persamaan dari garis regresi
c. Itterative Design Approach
itterative design approach merupakan pendekatan desain yang dilakukan secara
berulang. Hal ini dilakukan menurut prinsip spiral desain. Metode ini akan menghasilkan
output yang cukup akurat namun memerlukan pekerjaan desain yang banyak, waktu yang
panjang serta desainer yang banyak. Akan tetapi untuk waktu belakangan ini dimana
aplikasi desain yang menggunakan super-komputer maka output desian dapat diperoleh
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
9
Prinsip dasar dari pendekatan desain seperti ini adalah semua parameter desain
dihitung dan ditentukan pada tiap tahapan itterasi. Pada akhir intterasi suatu tahapan
maka dilakukan evaluasi dan dilanjutkan dengan itterasi berikutnya dengan tujuan
perbaikan parameter desain. Proses ini dilakukan secara berulang dan dinyatakan
berakhir ( terminate ) ketika parameter desain telah memenuhi desain requirements serta
persyaratan lainnya yang di inginkan. Output dari pendekatan desain ini dapat mencapai
optimal untuk proses itterasi yang dilakukan dalam jumlah yang banyak.
10
L/D, B/T, V/ √ g L dan CP yang diseleksi untuk terhadap kombinasi atau ukuran yang
layak untuk memenuhi owner’s requirements.
Semua program harus mempunyai hubungan estimasi tertentu yang dibuat ke
dalam program atau tersedia sebagai sumber input data. Hal ini mencakup :
Berat dan biaya baja, perlengkapan, dan permesinan
Karakteristik-karakteristik kapal lainnya sebagai fungsi dari parameter-
parameter yang berpengaruh : CM, CX,VS, V/ √ g L, Volume ruang mesin
VS, SHP, jumlah 20 ft equivalent container, VS,L x B x D x CB, freeboard
VS, L, koefisien inersia melintang CIT Vs, CP, bahan bakar VS, SHP, dsb.
e. Optimisation Approach
Pendekatan optimasi desain difokuskan untuk desain dengan tujuan optimasi
objektif hasil desain tertentu, misalnya :
Desain untuk memperoleh berat komponen struktur yang minimal
Desain untuk memperoleh kapasitas angkut yang maxsimal
Desain untuk memperoleh pemakain bahan bakar yang minimal
Desain untuk memperoleh stabilitas kapal yang optimal
Tentunya dalam proses optimasi ini perlu adanya model matematik dari berbagai
parameter desain yang terkait (parameter bebas dan terikat). Ketika model optimasi
diperoleh maka penetapan objektif optimasi dibarengi dengan berbagai konstraints
yang membatasi model matematik optimasi tersebut.
11
dibuat trendline kurva dimana dimensi kapal dinyatakan sebagai fungsi dari
jumlah penumpang. Trendline dimensi dari kapal-kapal tersebut dinyatakan dalam bentuk
kurva serta persamaan kurva tersebut.
Tujuan utama dari metode regresi adalah :
Mentukan korelasi antara variabel-variabel terikat dan variabel bebas
Menguji apakah korelasi signifikan atau tidak
Menentukan persamaan dari garis regresi
12
R2= koefisien determinasi.
Koefisien determinasi R2 pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar
kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya.
Secara sederhana koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi (R). Sebagai contoh, jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi
( R Square ) adalah sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Berarti terdapat 36%
(100%-64%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh factor lain. Berdasarkan
interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R Square adalah antara 0 sampai dengan 1
13
BAB III
INPUT DESAIN
Dalam suatu perancangan kapal sebelum kita masuk pada penentuan dimensi kapal terlebih
dahulu kita perlu masuk pada tahap input desain yang di mana kita diminta untuk membuat suatu
kapal sesuai dengan permintaan pemilik kapal (Owner Requirement).
Gambar 3.1 Peta Maluku Barat Daya dan rute pelayaran kapal dari owner requirment
14
III. 2. Regresi data kapal
Untuk memperoleh parameter kapal desain dengan menggunakan metode regresi maka
langkah pertama yang harus dilakukan ialah dengan mengumpulkan data statistic dari
kapal-kapal sebelumnya. Dapat diperoleh dari internet dan perusahan perusahan
perkapalan.Data kapal pembanding diambil dari berbagai klasifikasi kapal yang ada di
dunia. Data yang diambil adalah data kapal pembanding dengan range yang didasarkan
dari Deathweight (DWT) yang diminta oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Berikut adalah daftar kapal Ferry yang sedang beoperasi dan digunakan sebagai data
kapal pembanding :
1. KMP. BILI
2. KMP. KUNDUR
3. KMP. BANDENG
4. KMP. GOROPA
5. KMP. BAHTERA MAS
6. KMP. CAKALANG II
7. KMP ERANA
15
1. KMP. BILI
16
2. KMP. KUNDUR
17
3. KMP. BANDENG
18
4. KMP. GOROPA
19
5. KMP. BAHTERAMAS
20
6. KMP. CAKALANG II
21
7. KMP. ERANA
22
Tabel 3.1 Data Kapal Pembanding
1 BILI 30 Orang / 7 mobil 38,50 10,5 2,20 1,80 0,876 0,995 0,097 0,858 559,551
2 KUNDUR 120 Orang / 10 Mobil 39,38 11 3,30 2,20 0,862 0,994 0,901 0,846 736,440
3 BANDENG 230 Orang / 12 Mobil 45 11 3,20 1,90 0,873 0,995 0,906 0,856 736,783
4 GOROPA 230 Orang / 16 Mobil 45,35 12 3 2 0,857 0,994 0,898 0,842 830,330
5 BAHTERA MAS 270 Orang / 18 Mobil 45,5 12 3,20 2,14 0,842 0,992 0,890 0,828 876,882
6 CAKALANG II 300 Orang / 20 Mobil 55,50 13 3,45 2,20 0,878 0,998 0,909 0,861 1241,567
7 ERANA 320 Orang / 22 Mobil 56,02 14 3,8 2,70 0,879 0,996 0,909 0,862 1652,838
Tabel
3.2 Data Kapal Pembanding
23
B. Grafik Perbandingan DWT Terhadap Ukuran Pokok Kapal
Hasil regresi panjang keseluruhan kapal (LOA) dengan DWT = 500 Ton, maka panjang kapal dapat
diketahui dengan persamaan :
= 45,21 m
24
Hasil regresi lebar kapal (B) dengan DWT = 500 Ton, maka lebar kapal dapat diketahui dengan
persamaan :
= 13,2O m
Hasil regresi tinggi geladak kapal (H) dengan DWT = 500 Ton, maka tinggi geladak kapal dapat
diketahui dengan persamaan : H = 0,0017 (500) + 2,70862
= 3,56 m
25
Hasil regresi tinggi sarat kapal (T) dengan DWT = 500 Ton, maka tinggi sarat kapal dapat diketahui
dengan persamaan :
= 3,02 m
Hasil regresi kecepatan kapal (Vs) dengan DWT = 500 Ton, maka Kecepatan kapal dapat diketahui
dengan persamaan :
= 11,18 Knot
Dari grafik nilai perbandingan tadi, maka dapat dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan ukuran utama kapal baru yang akan dirancang. Cara menentukan ukuran
utama dari masing-masing grafik antara lain, mengganti nilai faktor x pada masing-
masing grafik dengan nilai DWT yang di tentukan oleh owner kapal. Dalam hal ini
jumlah DWT yang di gunakan adalah 500 TON.
26
Adapun hasil-hasil dari penentuan rumus persamaan linier yang di dapat dari 7 (Tujuh) data
kapal diatas adalah Dalam grafik diatas sumbu x merupakan besar DWT dalam Ton, sedang
untuk sumbu y adalah ukuran utama seperti panjang ( Loa ) lebar ( B ), tinggi (H) sarat (T),
kecepatan ( Vs ), Data regerasi linier ini di dapatkan dengan penggunaan metode kuadrat terkecil
seperti yang tertera di lampiran. Untuk menentukan pendekatan ukuran utamanya kita
memasukkan nilai x dengan ukuran DWT 250 – 1000 Ton dari kapal akan kita cari ukuran
utamanya.
MAIN DIMENSIONS
untuk mendapatkan panjang LBP kapal Maka dugunakan formula rumus Buku Practical Ship
Design David G.M. Watson Volume 1 Chapter 4 Hal 120
∇
CB = = 0,865
LWL x B x T
CoefisienMidship (Cm)
27
𝛁 = LWT x B x T x Cb = 1337,715 Ton
2
Am = B x T x Cm = 39,642 M
CoefisienPrismatik (Cp)
CB
Cp = = 0,848
CM
CWL = √ Cb−0,025
= √ 0 , 85−0,025
= 0,905
28
RESUMA UKURAN POKOK DAN KOEFISIEN – KOEFISIEN
KAPAL BARU
LOA 45,21 M
LBP 38,96 M
LWL 39,75 M
B 13,2 M
H 3,56 M
T 3,02 M
𝛁
VS 11,18 Knot
1337,715 3
m
Δ 1371,157 Ton
Fn 0,291
Cb 0,865
Cm 0,823
Am 39,462 m
2
Cp 0,848
Cwp 0,895
Cwl 0,905
29
BAB IV
Rencana umum atau general arangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai
penentuan dari ruangan kapal untuk segala kegiatan ( fungsi ) dan peralatan yang dibutuhkan
sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai ruangan tersebut.
30
Gambar 4.1 Rencana Umum kapal pembanding Cakalang II
1) Section 1 :
Disini terdapat Steering room (ruang kemudi) yang berfungsi mengubah
atau membelokan arah kapal ketika berlayar yang di kendalikan oleh nahkoda
kapal dari anjungan kapal.
(note : section 1 dan 2 dipisahkan oleh sekat kedap air)
2) Section 2 :
Disini terdapat Engine room (ruang mesin) atau tempat dimana mesin
kapal berada yang berfungsi untuk menjalankan kapal. Pada bagian belakang
ruang mesin terdapat tangki oli yang menempel dengan dinding sekat belakang
dan tangga pada bagian depan kamar mesin.
(note : section 3 dan 4 dipisahkan oleh sekat kedap air)
3) Section 3 :
Di section ini terbagi atas 3 kompartemen secara membujur.
Pada kompartemen paling kiri dan paling kanan di gunakan untuk tempat
tangki ballast (Ballas tank) yang berfungsi untuk menstabilkan dan menjaga titik
keseimbangan kapal ketika berlayar.
Pada kompartemen bagian tengah terdapat mesin generator listrik yang
berfungsi mengalirkan atau mengsuplay listrik ke seluruh kapal termasuk ke
mesin kapal.
(note : section 3 dan 4 dipisahkan oleh sekat kedap air)
4) Section 4 :
31
Di section ini terbagi atas 4 kompartemen secara membujur.
Pada 2 kompartemen bagian tengah terdapat Fuel Tank (tangki bahan
bakar) yang berfungsi sebagai bahan bakar mesin kapal untuk dapat menggerakan
kapal dank e mesin generator listrik.
Pada 2 kompartemen paling luar terdapat tangki Fresh Water Tank (tangki
air tawar) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar yang dibutuhkan
baik oleh penumpang atau kru dikapal.
(note : pada setiap kompartemen dipisahkan oleh sekat kedap air)
5) Section 5 :
Pada section ini juga terdapat Fresh Water Tank (tangki air tawar) yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar yang dibutuhkan baik oleh
penumpang atau kru dikapal.
32
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Winch buritan yang berfungsi membuka dan menutup Arm door bagian
buritan kapal.
- Bolder haluan yang berfungsi sebagai tempat tali tambatan pada haluan
kapal.
2. Section bawah :
Pada section ini dibagi menjadi 2 section juga :
Pada section bagian tengah terdapat :
- Car Deck atau geladak tempat kendaran ditempatkan pada sepanjang
lantai geladak.
Pada section paling luar (bagian kiri dan kanan kapal ) terdapat :
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Tangga menuju Bottom deck dan Upper Deck
- Crew Room atau kamar ABK kapal tempat dimana ABK kapal
beristirahat.
- Tangga menuju Upper Deck.
Pada dek ini terdapat beberapa ruangan kan komponen – komponen kapal yang kami
bagi dalam 3 section besar kapal , yaitu section kiri, kanan, dan tengah : (dari Buritan Ke
Haluan)
1. Section kiri dan kanan kapal :
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
33
- Lorong pada bagian luar kapal di bagian buritan
- Tangga dari geladak utama ke geladak kedua.
- Emergency door atau pintu darurat yang digunakaan untuk keluar dari
kapal saat kapal dalam kondisi darurat.
- Lorong pada bagian luar kapal di bagian haluan.
34
- Funnel atau cerobong asap kapal tempat pembuangan asap hasil
pembakaran dari mesin kapal.
- Life craft atau kapsul penyelamat yang di gunakaan saat kapal dalam
kondisi berbahaya.
- Muster station atau tempat bagi para ABK kapal berkumpul dan
melakukan apel dan juga merupakan tempat berkumpul bagi seluruh
penumpang dan ABK ketika kapal dalam kondisi berbahaya.
2. Section 2 (Anjungan Kapal / Bridge) :
Anjungan kapal adalah tempat dimana nahkoda kapal dan kru kapal dapan
mengendalikan semua yang ada di kapal, baik kemudi, navigasi, mesin, listrik,
radio telekomunikasi dan lain sebagainya.
35
Bottom Deck ( geladak dibawah geladak utama )
36
Pada 2 kompartemen bagian pertama digunakan untuk tempat tangki
ballast (Ballas tank) yang berfungsi untuk menstabilkan dan menjaga titik
keseimbangan kapal ketika berlayar.
Pada 2 kompartemen bagian kedua terdapat tangki Fresh Water Tank
(tangki air tawar) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar yang
dibutuhkan baik oleh penumpang atau kru dikapal.
(note : pada setiap kompartemen dipisahkan oleh sekat kedap air)
5. Section 5 :
Pada section ini juga terdapat Fresh Water Tank (tangki air tawar) yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar yang dibutuhkan baik oleh
penumpang atau kru dikapal.
37
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Winch buritan yang berfungsi membuka dan menutup Arm door bagian
buritan kapal.
- Bolder haluan yang berfungsi sebagai tempat tali tambatan pada haluan
kapal.
3. Section bawah :
Pada section ini dibagi menjadi 2 section juga :
Pada section bagian tengah terdapat :
- Car Deck atau geladak tempat kendaran ditempatkan pada sepanjang
lantai geladak.
Pada section paling luar (bagian kiri dan kanan kapal ) terdapat :
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Tangga menuju Bottom deck dan Upper Deck
- Crew Room atau kamar ABK kapal tempat dimana ABK kapal
beristirahat.
- Tangga menuju Upper Deck.
Pada dek ini terdapat beberapa ruangan kan komponen – komponen kapal yang kami
bagi dalam 3 section besar kapal , yaitu section kiri, kanan, dan tengah : (dari Buritan Ke
Haluan)
3. Section kiri dan kanan kapal :
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
38
- Lorong pada bagian luar kapal di bagian buritan
- Tangga dari geladak utama ke geladak kedua.
- Emergency door atau pintu darurat yang digunakaan untuk keluar dari
kapal saat kapal dalam kondisi darurat.
- Lorong pada bagian luar kapal di bagian haluan.
39
- Funnel atau cerobong asap kapal tempat pembuangan asap hasil
pembakaran dari mesin kapal.
- Life craft atau kapsul penyelamat yang di gunakaan saat kapal dalam
kondisi berbahaya.
- Muster station atau tempat bagi para ABK kapal berkumpul dan
melakukan apel dan juga merupakan tempat berkumpul bagi seluruh
penumpang dan ABK ketika kapal dalam kondisi berbahaya.
4. Section 2 (Anjungan Kapal / Bridge) :
Anjungan kapal adalah tempat dimana nahkoda kapal dan kru kapal dapan
mengendalikan semua yang ada di kapal, baik kemudi, navigasi, mesin, listrik,
radio telekomunikasi dan lain sebagainya.
Dari rencana umum kapal pembanding kita bisa mendapatkan gambar sketsa rencana
umum kapal yang akan kita rancang dengan memasukan ukuran pokok yang kita telah dapat dari
regresi. Berikut sketsa rencana umum kapal desain :
40
Bottom Deck ( geladak dibawah geladak utama )
1. Section 1 :
Disini terdapat Steering room (ruang kemudi) yang berfungsi mengubah
atau membelokan arah kapal ketika berlayar yang di kendalikan oleh nahkoda
kapal dari anjungan kapal.
(note : section 1 dan 2 dipisahkan oleh sekat kedap air dan terdapat fuel
tank di antara streering room dan ruang mesin)
2. Section 2 :
Disini terdapat Engine room (ruang mesin) atau tempat dimana mesin
kapal berada yang berfungsi untuk menjalankan kapal. Pada bagian belakang
ruang mesin terdapat tangki oli yang menempel dengan dinding sekat belakang
dan tangga pada bagian depan kamar mesin. Dan juga terdapat instalasi mesin
bantu, generator dan lain-lainnya disini.
(note : section 3 dan 4 dipisahkan oleh sekat kedap air)
3. Section 3 :
Di section ini terbagi atas 4 kompartemen secara membujur.
Pada kompartemen paling kiri dan paling kanan di gunakan untuk tempat
tangki ballast (Ballas tank) yang berfungsi untuk menstabilkan dan menjaga titik
keseimbangan kapal ketika berlayar.
Pada kompartemen bagian tengah terbagi juga menjadi 4 bagian yang
berfungsi sebagai fuel tank dan diantaranya terdapat kompatemen kecil yang
berisi mesin pompa untuk bahan bakar dan tangki ballast.
41
(note : section 3 dan 4 dipisahkan oleh sekat tertutup)
4. Section 4 :
Di section ini terbagi atas 4 kompartemen secara membujur.
Pada 2 kompartemen bagian tengah terdapat Fresh water tank (tangki air
bersih) yang berfungsi menyimpan kebutuh air bersih yang dibutuhkan oleh
penumpang dan Kru kapal.
Pada 2 kompartemen paling luar terdapat tempat tangki ballast (Ballas
tank) yang berfungsi untuk menstabilkan dan menjaga titik keseimbangan kapal
ketika berlayar.
(note : pada setiap kompartemen dipisahkan oleh sekat kedap air)
5. Section 5 :
Pada section ini juga terdapat Fresh Water Tank (tangki air tawar) yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan air tawar yang dibutuhkan baik oleh
penumpang atau kru dikapal.
42
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Life boat yang berfungsi sebagai sekoci penyelamatan ketika terjadi
kecelakaan pada kapal.
- Winch buritan yang berfungsi membuka dan menutup Arm door bagian
buritan kapal.
- Bolder haluan yang berfungsi sebagai tempat tali tambatan pada haluan
kapal.
2. Section bawah :
Pada section ini dibagi menjadi 2 section juga :
Pada section bagian tengah terdapat :
1. Car Deck atau geladak tempat kendaran ditempatkan pada sepanjang
lantai geladak.
Pada section paling luar (bagian kiri dan kanan kapal ) terdapat :
2. Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
3. Tangga menuju Bottom deck dan Upper Deck
4. Crew Room atau kamar ABK kapal tempat dimana ABK kapal
beristirahat.
5. Tangga menuju Upper Deck.
2nd Deck ( geladak kedua )
Pada dek ini terdapat beberapa ruangan kan komponen – komponen kapal yang kami
bagi dalam 2 section besar kapal , yaitu section kiri, kanan, dan tengah : (dari Buritan Ke
Haluan)
1. Section kiri dan kanan kapal :
43
- Bolder buritan yang befungsi menambatkan tali tambat pada bagian
buritan kapal.
- Lifeboat yang berfungsi untuk penyelamatan penumpang dan kru kapal
pada saat terjadi keadaan darurat.
- Funnel chamber atau ruangan jalur dimana cerobong asap kapal berada.
- Tangga dari geladak utama ke geladak kedua.
- Emergency door atau pintu darurat yang digunakaan untuk keluar dari
kapal saat kapal dalam kondisi darurat.
- Lemari penyimpanan Lifejacket
- Toilet untuk penumpang kelas ekonomi.
- Toilet untuk penumpang kelas VIP.
5. Section tengah kapal :
- Lemari penyimpanan Lifejacket pada bagian kiri dan kanan, dapur kotor
pada bagian tengah, dan musholla pada bagian tengah juga.
- Tangga dari geladak utama ke geladak kedua.
- Kursi bagi penumpang ekonomi
- Café atau kantin dan lemari penyimpanan life jacket.
- Deretan kursi bagi penumpang kelas ekonomi,
- Tangga menuju Upper Deck dan anjungan kapal.
- Tangga dari geladak utama ke geladak kedua.
- Ruangan VIP room yang diperuntukan bagi penumpang yang membeli
tiket kelas VIP atau orang yang berstatus VIP.
44
Gambar 4.15 Gambar upper deck plan
Pada dek ini terdapat beberapa ruangan kan komponen – komponen kapal yang kami
bagi dalam 2 section besar, yaitu Open Deck dan Anjungan: (dari Buritan Ke Haluan).
BAB V
45
Dalam suatu perancangan kapal sebelum kita masuk pada penentuan dimensi kapal terlebih
dahulu kita perlu masuk pada tahap input desain yang di mana kita diminta untuk membuat suatu
kapal sesuai dengan permintaan pemilik kapal (Owner Requirement).
Gambar 5.1 Peta Maluku Barat Daya dan rute pelayaran kapal dari owner requirment
Adapun hasil-hasil dari penentuan rumus persamaan linier yang di dapat dari 7
(Tujuh) data kapal diatas adalah Dalam grafik diatas sumbu x merupakan besar DWT
46
dalam Ton, sedang untuk sumbu y adalah ukuran utama seperti panjang ( Loa ) lebar ( B
), tinggi (H) sarat (T), kecepatan ( Vs ), Data regerasi linier ini di dapatkan dengan
penggunaan metode kuadrat terkecil seperti yang tertera di lampiran. Untuk menentukan
pendekatan ukuran utamanya kita memasukkan nilai x dengan ukuran DWT 250 – 1000
Ton dari kapal akan kita cari ukuran utamanya.
MAIN DIMENSIONS
untuk mendapatkan panjang LBP kapal Maka dugunakan formula rumus Buku Practical Ship
Design David G.M. Watson Volume 1 Chapter 4 Hal 120
∇
CB = = 0,865
LWL x B x T
CoefisienMidship (Cm)
47
Δ = x 1.025 = 1371,157 Ton
2
Am = B x T x Cm = 39,642 M
CoefisienPrismatik (Cp)
CB
Cp = = 0,848
CM
CWL = √ Cb−0,025
= √ 0 , 85−0,025
= 0,905
V.3 Freeboard
48
45 , 12
=¿+( ¿ + 10 = 34,95 mm
10
o Koreksi Cb
0 , 68+0,865
Cb = 14.963 x = 19,691 mm
1.36
o Koreksi untuk tinggi kapal
H = 3,56 m
L
= 45.2 / 15 = 3,01
15
45.2
H = 25 x ( 2.92 ¿ = 0,219 mm
15
Ba = 50
∑ (ls x hs) = 50 (30.525 x 4.5) = 151,94 mm
L 45.12
o Koreksi untuk Sheer
Sh = 0.125 x L = 0.125 x 45.12 = 5,65 mm
= - 5,65 +
Total = 206,805 mm
49
V.4 Bentuk geometri lambung ( Lines plan )
Rencana garis suatu kapal dapatdibuat secara manual atau dengan bantuan software
(Maxsurf, Autoship, dll).Disini kita membuat rencana garis menggunakan aplkasi Maxsurf.
Berikut hasil yang diperoleh dari kapal FERRY DWT 500 ton dengan kecepatan 11,18 knot.
50
Gambar 5.4 Gambar Desain Sheer Plan
51
V. 5 Perhitungan Hidrostatis
52
BAB VI
Tahanan kapal merupakan ilmu yang mempelajari reaksi fluida akibat gerakan kapal
y a n g m e l a l u i f l u i d a t e r s e b u t D a l a m i s t i l a h hidrodinamika kapal tahanan
( resistance ) drag adalah besarnya gaya fluida yang bekerja pada kapal
sedemikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut.pada dasarnya tahanan
kapal di bagi menjadi dua yaitu tahanan yang berada di atas permukaan air dan tahanan
yang berasal dari bawah permukan air. tahanan yang di atas permukaan air adalah yang
bekerja pada bagian badan kapal yang kelihatan di atas permukaan air disini pengruh
adanya udara yang mengakibtkan timbulnya hambatan.
1. Komponen Resistance
a) Tahanan Gesek RF ( Fricetion Resistance )
b) Tahanan Gelombang RWp ( Wave Pattern Resistance )
c) Tahanan Udara RA ( Air Resistance )
d) Tahanan Bentuk
e) Tahanan Tekanan Viscous Rp( Pressure Resistance )
f) tahanan tekanan Viscous RpV ( viscous Pressure Resistance )
g) Tahanan Tambahan ( Added Resistance )
Dalam perhitungan hambatan kapal ini dapat dikembangkan padasoftware
maxsurf dalam maxsurf tersebut sudah terdapat beberapa macam metode
perhitungan hambatan dalam perhitungan tersebut kami menggunakan metode
holtrop langkah selanjutnya adalah memasukka range kecepatan yaitu 8 - 14 knots
setelah itu masukka speed maxsimum yaitu 11 knot, maka perhitungan yang kami
peroleh adalah terdapat pada Tabel 6.1 dibawah ini yang menunjukka hambatan
total kapal dengan power yang dibutuhkan dalam kecepatan yang berfariasi.
53
Tabel 6.1 Hambatan Total Kapal
54
Gambar 6.3 Kurva Power vs Speed
maka hasil dari perhitungan software maxsurf hambatan kapal dengan metode Holtrop
diatas dapat dinyatakan bahwah ketika kapal tersebut mempunyai kecepatan ( speed ) 11
knot hambatan total ( RT ) yang di hasilkan 77,3 KN dan power adalah 1046,474 KW.
55
1. Perhitungan Efektif Horse Power ( EHP )
Efektife horse power adalah besarnya daya yang di butuhkan untuk mengatasi gaya
hambat dari badan kapal ( hull ) agar kapal dapat bergerak dari suatu tempat
Yang lain dengan kecepatan service sebesar vs. Daya efektif ini merupkan fungsi dari
besarnya gaya hambat total dan kecepatan kapal menurut
( harvald 5.5.27, tahanan propulsi kapal, hal 135 ).
56
nilai t dapat dihitung apabila nilai w telah diketahui :
menurut buku ( Principles of Naval Architecture Edward V. Lewis Hal 159 )
k = 0,70 hingga 0,90 untuk kapal yang dilengkapi dengan rudder double-plate yang
dipasang ke pos kemudi persegi
t = K x w ………………… ( 3 )
t = 0,8 x 0,17
= 0.136
4. Speed Of Advance ( Va )
Speed Of Advance adalah keberadaan lambung kapal di depan propeller mengubah
rata-rata kecepatan lokal dari propeller. jika kapal bergerak dengan kecepatan v dan
kaselerasi air di bagian propeller akan bergerak kurang dari kecepatan kapal tersebut.
akselerasi air tersebut bergerak dengan kecepatan va. diketahui sebgai speed of
advance adapun perhitungan sebgai berikut :
Va = ( 1-w ) x VS …………….. ( 4 )
Va = ( 1- 0,17 ) x 11.18
= 9,28 knots
57
b) Efficiency propilsi ( ƞ0 )
Open Water Efficiency yaitu Efficiency dari propeller pada saat dilakukan open
water (Edwar V. Lewis Principles Of Naval Architecture Figure 21 Hal 152)
menytakan bahwah open water test nilainya antara 40 % – 70 % yang di gunakan
57%.
c) Hull Efficiency ( ƞH )
Hull Efficiency adalah rasio antara adanya efektif atau PE dan daya dorong PT
Hull Efficiency ini merupakan suatu bentuk ukuran kesesuaian rancangan lambung
( stren ) terhadap propulsaor arrangement-nya sehingga Efficiency ini bukanlah
bemtuk power conversion yang sebenarnya maka nialai Efficiency lambung inipun
dapat lebih dari 1 pada umumnya di ambil angka sekitar 1,05 pada efisiensi
lambung, ini tidak terjadi konversi satuan secara langsung menurut
( Edwar V. Lewis Principles Of Naval Architecture Tabel 5 Hal 160 )
1−t
ƞH = 1−w …………….. ( 5 )
1−0,136
ƞH = 1−0.17 = 1,04
d) Efficiency shaft ( ƞs )
biasanya nilai Efficiency poros ini berkisar 0,96 – 0,995
e) Efficiency shaft ( ƞG )
Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi ( ƞG ), pada tugas ini
memakai sistem roda gigi ( Gear Box ) menurut ( molland , 2011 ) = 0,98
PC = ƞ0 x ƞ RR x ƞH X ƞG X ƞS …………… ( 6 )
58
Dimana = ƞ0 = Efisiensi propulsi
Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi ( ƞG ), pada tugas ini
memakai sistem roda gigi ( Gear Box ) menurut ( molland , 2011 ) = 0,98
a) BHPSCR
BPHSCR = EHP / PC ………….. ( 7 )
PC = Koefisien propulsi
= 3514,93 HP
b) BHPMCR
BHP- SCR adalah daya output dari motor penggerak pada kondisi Continius
Service Rating ( CSR ) yaitu daya motor pada kondisi 80 % – 85 % dari
Maxsimum Continues Rating ( MCR )-nya artinya daya yang dibutuhkan oleh
kapal agar mampu beroprasi dengan kecepatan service vs adalah cukup diatasi oleh
80 % - 85 % daya motor ( Engine Rated Power ) dan pada kisaran 100 % putaran
motor ( Engine Ratetd Speed )
59
BHPMCR = BHPSCR + 10 % …………… ( 8 )
60
61
BAB VII
Light Weight ( berat kapal kosong ) adalah berat komponen – komponen pada
kapal yang kosong tanpa muatan apapun dalam satuan TON. Komponen – komponen
berat kapal kosong yang dimaksud adalah berat baja badan kapal ( berat karpus ) yang
terdiri dari plat dan gading, berat peralatan dan perlengkapan, dan berat instalasi
penggerak kapal ( mesin induk dan bantu ).
Berat kapal kosong dan komponen muatan kapal dapat diuraikan sebagai berikut.
A. Berat lambung (WH )
Berat lambungkapal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dari
(H.Schneekluth, hal : 156) sebagai berikut :
Rumus umum :
WH = a * ……………… ( 1 )
Dimana :
A = Koefisien Berat Lambung Kapal Yang Berkisar Antar 18% - 35%.
= Diambil A = 34% Atau 0.34
∆ = Deplasemen Berat Kapal ( Ton )
= 1371,157 Ton
Jadi,
WH = a *
= 0.34 * 1371,157
= 466,193 Ton
B. Berat Perlengkapan ( Wo )
Dari berat lambung dapat dihitung berat perlengkapan dengan rumus dari buku
(H.Schneekluth, hal : 167)
WO = Kx V ( ton ) …………... ( 2 )
Dimana:
62
K - koefisien untuk berat perlengkapan
K = 0.036–0.039 t/m3
V = displasement volum kapal
= 1337,751 Ton
Jadi,
WO = 0,039 x 1337,751
= 52,17 Ton
Sehingga :
G = 466,193 – 52,17
= 414,023 Ton
C . Berat Permesinan (WM)
63
Dengan Rumus :
Dimana :
MCR = Daya maksimum main enggine (HP) = (1,15 – 1,2) x MCR
= 1,15 * 1000 = 1150
MCR = BHP
= 1000 HP x 2
= 2000 HP
Maka Waad = 0,56 x (1150)0.7
= 77,74
Sehingga berat total permesinan adalah
64
V.2 Komponen DWT ( Dead Weigth Tonnage )
Bobot mati kapal adalah (DWT) selisih antara deplasemen kapal dengan berat kapal
kosong(LWT) yang diukur dalan TON. DWT adalah berat keseluruhan yan diangkut kapal
yang meliputiantara lain :
Berat bahan bakar , pelumas
Berat provisi
Berat penumpang
Berikut ini adalah perhitungan komponen DWT sebagai berikut :
Dimana :
Sehingga :
65
Dimana :
BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) HP
= 1000 HP (2*1000 Kw)
blo = 1,2 – 1,6 ( Digunakan 1,3 )
S = 416 Mil Laut
Vs = 11,18 knot
Sehingga ;
= 120 (Kg)
= 0.12 (Ton)
= 19,2 (Ton)
3. Berat Air Tawar ( Wfw)
Menurut (Gaguk Suhardjito), memberikan formula untuk menghitung berat
pemakaian Air Tawar yang perlukan selama pelayaran yaitu sebagai berikut :
1) Untuk Minum (Wfw1)
= ( 10 ) kg / orang hari
Wfwl = [ (10 ) *Jml Crew + Penumpang * S ] / ( 24 * Vs ) …… ( 9 )
Dimana =
S = jarak berlayar. 416 mil
Jumlah Crew + penumpang = 100 Orang
Vs = kecepatan berlayar 11,18 Knot
Jadi = (0.01 x 100 x 416 )/(24 x 11,18)
= 1.55 Ton
66
4. Berat Crew + penumpang dan Bagasi ( Wlug )
Menurut H. Phoels [ 5 – P.13], memberikan perincian berat Crew, penumpang dan
barang bawaan sebagai berikut :
o Berat Crew Per Orang Dan Penumpang : 75 kg / orang
o Berat Bagasi Crew dan Penumpang : 50 + 40 kg / orang
Total : 75 + 90 kg / orang
: 165
Maka Jumlah berat Crew dan Bagasi secara keseluruhan adalah sebagai
berikut : Wlug = 165 x 100 x 10-3
= 16,5 ( ton )
Sehingga :
Dimana =
Wp = 5 kg / orang hari
Maka =
= 7,75 (Ton)
67
Wp = Vrm x ρ
= 929,561 x 0,75
= 696,841 Ton
Maka nilai estimasi berat total kapal dan displasemen berat berdasarkan pendekatan ke
dua (∆2) untuk kondisi pembebanan 100 % adalah :
∆ = DWT + LWT
= 750,841 + 620,263
= 1371,104 ( Ton )
68
PERHITUNGAN KONSTRUKSI KAPAL
…………. ( 1 )
Dimana :
CDB = 1.1 (buritan)
CDM = 1 (midship)
CDH = 1+ ( 0 , 15 x LBP−10
3 ) 0 ,2 = 0,74 (haluan)
CL =
√ L
90
Untuk Dibawah L < 90 M =
√ 40 , 65
90
= 0,67
69
Beban untuk daerah plat kulit dengan geladak cuaca
Po1 = 2,1 (CB + 0,7) x Co x Cl x f1
Po1 = 2.1 (0,89 + 0,7) x 4,29 x 1 x 1 = 10,75 KN/m2
( 20 x 2 , 45 )
= 10,75 1, 1 = 13,16 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
( 20 x T )
PD2 = Po1 Cd
( 10+ z−T ) H M
( 20 x 2 , 45 )
= 10,75 1 = 11,97 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
70
Beban geladak cuaca untuk daerah gading besar dan balok geladak
a) Beban geladak cuaca untuk daerah gading besar dan balok geladak pada buritan
kapal :
( 20 x T )
PD1 (buritan) = Po2 Cd
( 10+ z−T ) H B
( 20 x 2 , 45 )
= 7,21 1, 1 = 8,82 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
b) Beban geladak cuaca untuk daerah gading besar dan balok geladak pada midship
kapal :
( 20 x T )
PD2 (midship) = Po2 Cd
( 10+ z−T ) H M
( 20 x 2 , 45 )
= 7,21 1 = 8,02 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
c) Beban geladak cuaca untuk daerah gading besar dan balok geladak pada haluan
kapal :
( 20 x T )
PD3 (haluan) = Po2 Cd
( 10+ z−T ) H H
( 20 x 2 , 45 )
= 7,21 0 ,74 = 5,93 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
( 20 x 2 , 45 )
= 5,76 1, 1 = 7,05 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
b) Beban untuk daerah gading besar, senta, dan sistem sisi pada bagian buritan kapal :
71
( 20 x T )
PD2 (midship) = Po3 Cd
( 10+ z−T ) H M
( 20 x 2 , 45 )
= 5,76 1 = 6,41 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
c) Beban untuk daerah gading besar, senta, dan sistem sisi pada bagian buritan kapal :
( 20 x T )
PD3 (haluan) = Po3 Cd
( 10+ z−T ) H H
( 20 x 2 , 45 )
= 5,76 0 ,74 = 4,74 KN/m2
( 10+3 , 86−2 , 45 ) 3 , 86
PDA = PD x n ……… ( 2 )
Dimana :
Z−H
n =
10
72
jadi PDA (poop deck ) untuk buritan kapal :
PDA1 = PD x n = 13,16 x 0.11 = 1.44 KN/m2
b. Boat Deck
Dimana :
Z−H
n = n = 0,34
10
jadi PDA ( Boat Deck ) untuk buritan kapal :
PDA1 = PD x n = 13,16 x 0,34 = 4,48 KN/m2
c. Brigde Deck
Dimana :
Z−H
n = n = 0,58
10
jadi PDA ( Brigde Deck ) untuk buritan kapal :
PDA1 = PD x n = 11,97 x 0,58 = 6,94 KN/m2
73
jadi PDA ( Brigde Deck ) untuk midship kapal :
PDA2 = PD x n = 8,02 x 0,58 = 4,65 KN/m2
d. Navigation Deck
Dimana :
Z−H
n = n = 0,82
10
jadi PDA ( Navigation Deck ) untuk buritan kapal :
PDA1 = PD x n = 11,97 x 0,82 = 9,81 KN/m2
e. Porecastle deck
Dimana :
Z−H
n = n = 0,11
10
jadi PDA ( Porecastle deck ) untuk buritan kapal :
PDA1 = PD x n = 8,85 x 0,11 = 0,97 KN/m2
74
jadi PDA ( Porecastle deck ) untuk haluan kapal :
PDA3 = PD x n = 4,74 x 0,11 = 0,52 KN/m2
…………. ( 3 )
Dimana :
Z = T+ ( H−T
2 )
= 3,15 m
KN/m2
75
Beban sisi kapal diats garis air untuk haluan kapal :
b) Beban sisi diatas garis air untuk gading besar dan balok geladak
Beban sisi diatas garis air untuk buritan :
c) Beban sisi diatas garis air untuk gading besar, gading dan sistem kubu-kubu
Beban sisi diatas garis air untuk buritan :
76
a) Beban Sisi Dibawah Garis Air dapat dihitung dengan formula buku BKI 2016 pada
( Sec.B 2.1 )
Ps=10 ( T −Z ) + Po x Cf 1+ ( TZ ) …………. ( 4 )
Dimana :
Z = T+ ( H−Hdb
2 )+ Hdb = 1,91 m
( TZ )
Ps1 = 10 ( T −Z ) + Po1 x Cf 1 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +10 , 76 x 1 , 56 1+
1 , 91
2 , 45 ) = 35,30 KN/m2
( TZ )
Ps2 = 10 ( T −Z ) + Po1 x Cf 2 1+
( TZ )
Ps3 = 10 ( T −Z ) + Po1 x Cf 3 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +10 , 76 x 2 , 19 1+
1 , 91
2 , 45 ) = 47,29 KN/m2
77
b) Beban sisi diatas garis air untuk gading besar dan balok geladak
Beban sisi diatas garis air untuk buritan
( TZ )
Ps2 = 10 ( T −Z ) + Po2 x Cf 1 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +7 , 21 x 1 ,56 1+
1 , 91
2, 45 ) = 25,44 KN/m2
( TZ )
Ps2 = 10 ( T −Z ) + Po2 x Cf 2 1+
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +7 , 21 x 1 (1+
2 , 45 )
1 , 91
= 18,24 KN/m2
( ZT )
Ps2 = 10 ( T −Z ) + Po2 x Cf 3 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +7 , 21 x 2 ,19 1+
1 ,91
2, 45 ) = 33,47 KN/m2
d) Beban sisi diatas garis air untuk gading besar, gading dan sistem kubu-kubu
( TZ )
Ps3 = 10 ( T −Z ) + Po3 x Cf 1 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +5 , 76 x 1 , 56 1+
1 , 91
2 , 45 ) = 21,44 KN/m2
( ZT )
Ps3 = 10 ( T −Z ) + Po3 x Cf 2 1+
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +5 , 76 x 1 (1+
2 , 45 )
1 , 91
= 15,68 KN/m2
78
Beban sisi diatas garis air untuk midship :
( ZT )
Ps3 = 10 ( T −Z ) + Po3 x Cf 3 1+
(
= 10 ( 2 , 45−1 , 91 ) +5 , 76 x 2 , 19 1+
1 , 91
2, 45 ) = 27,86 KN/m2
Beban alas luar kapal untuk menghitung dengan formula BKI 2016 ( Sec.3 B 4 )
Dimana :
T = 2,45 m
PB1 = (10 x T ) + (Po1 x Cf) = (10 x 2,45) + (10,76 x 1,56) = 41,29 KN/m2
PB3 = (10 x T ) + (Po1 x Cf) = (10 x 2,45) + (10,76 x 2,19) = 48,08 KN/m2
Beban alas luar untuk daerah gading besar dan balok geladak
Beban luar alas untuk daerah Buritan kapal :
PB1 = (10 x T ) + (Po2 x Cf) = (10 x 2,45) + (7,21 x 1,56) = 35,75 KN/m2
79
Beban luar alas luar untuk daerah Midship kapal :
PB3 = (10 x T ) + (Po2 x Cf) = (10 x 2,45) + (7,21 x 2,19) = 40,27 KN/m2
Beban beban alas luar untuk gading besar, gading dan sistem kubu-kub
Beban luar alas untuk daerah buritan kapal :
PB1 = (10 x T ) + (Po3 x Cf) = (10 x 2,45) + (5,76 x 1,56) = 33,50 KN/m2
PB3 = (10 x T ) + (Po3 x Cf) = (10 x 2,45) + (5,76 x 2,19) = 37,12 KN/m2
Beban alas luar kapal untuk menghitung dengan formula BKI 2016 ( Sec.3 B 4 )
Dimana :
G = 1015,85 ton
V = 991,07 m3
AV =FxM
F (
= 0 , 01
Vs
√ LBP ) = 0,17
M1 = 1,33 (buritan)
M2 = 1 (midship)
80
M3 = 2,78 (haluan)
AV1 = 0,23 (buritan)
AV2 = 0,17 (midship)
AV3 = 0,48 (haluan)
Pi (buritan) = 9 , 81 ( GV ) H (1+ AV )
1 = 47,68 KN/m3
= 9 , 81 ( ) H ( 1+ AV )
G
Pi (buritan) 1 = 45,47 KN/m3
V
= 9 , 81 ( ) H ( 1+ AV )
G
Pi (buritan) 1 = 57,38 KN/m3
V
a. Pelat Alas
Tebal plat alas pada 0,4 L tengah kapal untuk L < 90 m tidak boleh kurang dari
: (Sec 6 - B.1.2)
tB = 1,91 x a x √ (PB x k) + tk [mm] ……. ( 7 )
Dimana :
a = jarak gading = 0.5
PB1M = beban luar alas kapal untuk tengah kapal = 35,26 kN/m2
k = faktor bahan = 1
81
TB1A = 1,91 x a x √ (PB1A x k) + tk [mm]
= 1 , 91 x 0 , 56 x √ 41 , 29 x 1+1 ,5 = 8,39 mm
diambil 8 mm
Tebal plat alas pada 0,4 L tengah kapal untuk L < 90 m tidak boleh kurang dari
: (Sec 6 - B.1.2)
tS = 1,91 x a x √ (Pi x k) + tk [mm] ……. ( 8 )
dimana :
a = jarak gading = 0,56
Pi = beban alas dalam
Pi1 = 47,68 kn/m2
Pi 2 = 45,47 kn/m2
Pi 3 = 57,38 kn/m2
k = faktor bahan = 1
tk = margin korosi = 1,5
Perhitungan plat alas dalam untuk buritan :
tS1 = 1,91 x a x √ pi x k ¿ + tk
= 1 , 91 x 0 , 56 x √ 47 , 68 x 1+1 , 5 = 8,90 mm diambil 8 mm
82
Perhitungan plat alas dalam untuk midship :
tS2 = 1,91 x a x √ pi x k ¿ + tk
= 1 , 91 x 0 , 56 x √ 45 , 47 x 1+ 1, 5 = 8,73mm diambil 8 mm
c. Pelat Lunas
Lebar plat lunas = 800 + 5 x L [mm]
= 800 + (5*35,34) = 1003,25 mm
Tebal plat lunas
Untuk Midship = tB + 2,0 [mm]
tfk = 8 + 2,0 mm = 9,87 mm
Untuk Haluan & buritan = 90 % tfk = 8,88 mmdiambil 8 mm
dimana :
83
Plat sisi dibawah garis air untuk buritan :
tS1 = 1,91 x a x √ (PS1A x k) + tk [mm]
= 1 , 9 x 0 , 56 x √ 35 , 30 x 1+1.5 = 7,87 mm
diambil 8 mm
dimana :
a = jarak gading = 0.56
PS = beban luar alas kapal
PS2A = beban luar alas kapal untuk buritan = 31,38 kN/m2
PS2M = beban luar alas kapal untuk tengah kapal = 20,09 kN/m2
PS2F = beban luar alas kapal untuk haluan = 43,98 kN/m2
k = faktor bahan = 1
tk = margin korosi = 1,5
Plat sisi diatas garis air untuk buritan :
tS1 = 1,91 x a x √ (PS2A x k) + tk [mm]
= 1 , 9 x 0 , 56 x √ 31 ,38 x 1+1.5 5 = 7,51 mm
84
diambil 8 mm
Dimana :
a = 0,56 m
k = factor bahan = 1
tS = 1,91 × a √(PDA 𝒙 𝒌) + tk ( mm )
ts = 1 , 91 x 0 , 56 x √ 1, 45 x 1+1 ,5 = 2,79 mm
85
diambil 3 mm
tS = 1,91 × a √(PDA 𝒙 𝒌) + tk ( mm )
ts = 1 , 91 x 0 , 56 x √ 4 , 47 x 1+1 ,5 = 3,77 mm
diambil 4 mm
tS = 1,91 × a √(PDA 𝒙 𝒌) + tk ( mm )
ts = 1 , 91 x 0 , 56 x √ 6 , 94 x 1+1 , 5 = 4,32 mm
diambil 4 mm
tS = 1,91 × a √(PDA 𝒙 𝒌) + tk ( mm )
ts = 1 , 91 x 0 , 56 x √ 9 , 81 x 1+ 1, 5 = 4,87 mm
diambil 5 mm
tS = 1,91 × a √(PDA 𝒙 𝒌) + tk ( mm )
ts = 1 , 91 x 0 , 56 x √ 0 , 97 x 1+1 , 5 = 2,56 mm
diambil 3 mm
e. Pelat Geladak
Tebal plat geladak kekuatan untuk daerah 0,4 L dari midship (Sec. 7- A.7.1) :
Dimana:
a = 0,56
Pd = Beban geladak cuaca
PD1A = beban geladak cuaca kapal untuk buritan = 13,16 kN/m2
PD1M = beban geladak cuaca kapal untuk tengah kapal = 11,97 kN/m2
PD1F = beban geladak cuaca kapal untuk haluan = 8,85 kN/m2
86
k = factor bahan = 1
tk = marjin korosi = 1,5
te minimum = 4,5 + 0,05 L
= 6,53 ≈ diambil 7 mm
Untuk buritan
Untuk midship
Untuk haluan
Tebal penumpu tengah tidak boleh kurang daripada 0,7 L tengah kapal:
tm =
h
(h
ha 100 )
+ 1.0 (mm) ………… ( 13 )
tm = 10,25 mm diambil 11 mm
Pada 0,15 L dari ujung :
87
te = 0,9 x tm = 0,9 x 11 = 12.1 mm diambil 12 mm
2
925
Maka : t= √1 t = 7,71 mm diambil 8 mm
120 x 925
p
t= x 14 ……. ( 15 )
750
d. Pelat Wrang
e. Man Hole
Panjang max = 0,75 x h (mm) = 0,75 x 925
= 693,83 mm diambil 700 mm
Tinggi max = 0,5 x h (mm) = 0,5 x 925
= 462,55 mm diambil 500 mm
f. Lightening Hole
88
Diameter max = 1/3 x h (mm) = 1/3 x 925
= 308,37 mm diambil 300 mm
Dimana:
n = 0,5
e = 4 x a = 4 x 0,56 = 2
a = 0,56 m
Ps1 = 16,82 KN/m2 ( Buritan )
89
Ps1 = 10,77 KN/m2 (Midship)
Ps1 = 23,57 KN/m2 ( Haluan )
l = Panjang tak ditumpu
= 0.5 x (H-Hdb) = 0.5 x (3,86 – 0,93) = 1,47 m
k =1
2 3
W = 0,55 x e x l x Ps x n x k (cm )
= 0,55 x 2 x (1,472) x 16,82 x 0,5 x 1= 12,55 cm3
2 3
W = 0.55 x e x l x Ps x n x k (cm )
= 0,55 x 2 x (1,472) x 10,77 x 0,5 x 1= 8,04 cm3
2 3
W = 0,8 x e x l x Ps x k (cm ) ……… ( 19 )
Dimana:
e = 4 x a = 4 x 0,56 = 2
90
k =1
2 3
W = 0,8 x e x l x Ps x k (cm ) = 0,8 x 2 x (1,472) x 16,82 x 1
= 65,06 cm3
d. Balok Geladak
Dimana:
c = 0,75
a = 0,56 m
Pd = Beban Geladak Cuaca
= 8,82 KN/m2 (Buritan)
= 8,02 KN/m2 (Midship)
= 5,93 KN/m2 (Haluan)
l = Panjang tak ditumpu
= 0,5 x (H-Hdb) = 0,5 x (3,86 – 0,93) = 1,47 m
k =1
3
= 0,75 x 0,56 x (1,46 2) x 8,02 x 1 = 7,27 cm
91
2 3
W = c x a x l x PD x k (cm )
3
= 0,75 x 0,56 x (1,46 2) x 5,93 x 1 = 5,38 cm
2 3
W = c x e x l x Pd x k (cm ) ……….. ( 21 )
Dimana:
c = 0,75
e = 2,25 m
92
f. Pelat Lajur Atas (Sheer Strake)
Lebar pelat sisi lajur atas tidak boleh kurang dari :
b = 800 + (5 x L)
= 800 + (5 x 40,65) = 1003,25 mm diambil 1000 mm
Tebal pelat lajur atas umumnya tidak boleh kurang dari :
t = ts = tebal pelat sisi
Pada 0,4 L midship t = 7 mm
Pada 0,05 L dari AP t = 8 mm
Pada 0,1 L dari FP t = 9 mm
9. Konstruksi Bracket
t a = C3 √ w
k1
+ tk (mm) ……………………… ( 21 )
Daerah Buritan
t a = C3
√ w + tk
k1
(mm)
ta = 1 , 2
√
3 10 , 48
1
2 , 5 ta = 5,13 mm diambil 5 mm
Daerah Midship
t a = C3
√ w + tk
k1
(mm)
ta = 1 , 2
√
3 7 ,52
1
2, 5 ta = 4,85 mm diambil 5 mm
Daerah Haluan
t a = C3
√ w + tk
k1
(mm)
ta = 1 , 2
√
3 13 ,79
1
2, 5 ta = 5,38 mm diambil 5 mm
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k2 x Ct (mm) …………… ( 22)
93
Dimana :
Ct =
√ t
ta
Ct =
√ t
ta
CT =
√ 5
5
= 1 mm
Ct =
√ t
ta
CT
√
= 5
5
= 1mm
Ct =
√ t
ta
CT
√
= 5
5
= 1mm
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct I =46 ,2
√
3 10 , 48
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 95,26 mn
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct I =46 ,2
√
3 7 ,52
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 86,33 mm
94
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct I =46 ,2
√
3 13 , 79
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 105,70 mm
W = W deck beam
1. Tebal Bracket
t a = C3 √ w
k1
+ tk …………. ( 23 )
Daerah Buritan
t a = C3
√ w + tk
k1
ta = 1 , 2
√
3 7 , 99
1
2 ,5 ta = 4,89 mm diambil 5 mm
Daerah Midship
t a = C3
√ w + tk
k1
ta = 1 , 2
√
3 7 ,27
1
2 ,5 ta = 4,82 mm diambil 5 mm
Daerah Haluan
t a = C3
√ w + tk
k1
ta = 1 , 2
√
3 5 ,37
1
2 ,5 ta = 4,60 mm diambil 5 mm
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k2 x Ct (mm) ………… ( 24 )
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct (mm) I =46 ,2
√
3 7 ,99
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 440,61 mm
95
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct (mm) I =46 ,2
√
3 7 ,27
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 426,83
mm
I = 46.2
√
3 w
k1
x √ k 2 x Ct (mm) I =46 ,2
√
3 5 , 37
1
x √ 0 , 91 x 1 mm I = 386,04 mm
…………… ( 25 )
Tebal pelat
Dimana : W = W web frame
ta buritan = 5,29 mm
ta midship = 4,90 mm
ta haluan = 5,38 mm
Panjang lengan
Pertama untuk menghitung panjang lengan terlebih dahulu kita harus menghitung
nilai ct.
ct buritan =1
ct midship =1
ct haluan =1
96
l buritan = 101.15 mm
l midship = 88,28 mm
l haluan = 114,62 mm
97
BEBAN
Pehitungan Tekanan
Nama Komponen Satuan
Buritan Midship Haluan
13,16 11,97 8,85 KN/m^2
Geladak cuaca 8,82 8,02 5,93 KN/m^2
7,05 6,41 4,74 KN/m^2
31,38 20,09 43,98 KN/m^2
Beban sisi kapal di atas garis muat 21,02 13,46 29,47 KN/m^2
16,82 10,77 23,57 KN/m^2
35,30 24,55 47,29 KN/m^2
Beban sisi kapal di bawah garis muat 25,44 18,24 33,47 KN/m^2
21,44 15,68 27,86 KN/m^2
41,30 35,26 48,04 KN/m^2
Beban alas luar kapal 35,75 31,71 40,27 KN/m^2
33,50 30,26 37,12 KN/m^2
Bangunan atas poop deck 1,45 0,97 0,78 KN/m^2
Bangunan atas boot deck 4,48 3,00 2,40 KN/m^2
Bangunan atas bridge 6,94 4,65 3,72 KN/m^2
Bangunan atas navigasi deck 9,81 6,57 5,26 KN/m^2
Bangunan atas forepeak 0,97 0,88 0,52 KN/m^2
Beban alas dalam kapal 47,68 45,47 57,38 KN/m^2
98
Pelat dan Kontruksi Alas dalam
Tebal perhitungan (mm) Tebal yang digunakan (mm)
Nama Komponen
Buriitan Midship Haluan Buriitan Midship Haluan
Pelat alas 8,39 7,87 8,93 8 8 9
Pelat alas dalam 8,90 8,73 9,62 9 9 9
Pelat lunas 8,88 9,87 8,88 9 9 9
Pelat sisi di bawah WL 7,87 6,81 8,87 8 7 9
Pelat sisi diatas WL 7,51 6,31 8,61 8 6 9
Pelat Geladak 3,96 3,85 3,52 4 4 4
Pelat poop deck 3,13 - - 3 - -
Pelat sisi bridge deck 5,05 - - 5 - -
Pelat sisi navigation deck 5,7 - - 5 - -
Pelat geladak bridge 3,29 - - 3 - -
Pelat geladak navigasi 3,63 - - 4 - -
Penumpu tengah 12,1 12
Penumpu samping 8,39 8
Pelat wrang 9 9
Pelat fondasi mesin 16,1 16
Tabel 8.3 Resume Gading Dan Balok Geladak
99
Menurut buku “Ship Design for Efficiency and Economy, H. Schneekluth and V. Bertram. Page
153”, untuk menghitung berat lambung kapal dapat menggunakan persamaan “Watson and
Gilfillan (1977) sebagai berikut :
Dimana :
Maka :
1
Wst = 0,8652/3 x 38,96 x 13,20 x 3.560,72 x [0,002 x (38,96/3,56)2 + 1]
6
= 466,193 Ton
Dengan Rumus :
100
Waad = 0,56 x (MCR)0.7 ……………. ( 27)
Dimana :
MCR = Daya maksimum main enggine (HP) = (1,15 – 1,2) x MCR
= 1,15 * 1000 = 1150
MCR = BHP
= 1000 HP x 2
= 2000 HP
Maka Waad = 0,56 x (1150)0.7
= 77,74
C. Berat Propeller
Menurut buku ship design for efficiency and economy (schneekluth hlm :176)
berat propeller dapat dihitung menggunakan rumus :
W ¿ = D3 x K ………… ( 28 )
Diperoleh:
101
Jadi total berat Permesinan dan mekanismenya adalah :
Wme = Wengine +Waad + Wshaft + WBering &bantalan + Wprop
Wme = 6,10 + 77,74 + 1,16 + 0,76 + 0,93
= 86,69 ton
8.5 Perlengkapan
Perlengkapan Penyelamat (safety equipment) yaitu segala peralatan dan perlengkapan yang di
gunakan untuk melindungi jiwa awak kapal maupun penumpang pada waktu dalam keadaan
darurat. Sebagai seorang awak kapal kita harus tahu macam-macam alat keselamatan itu dan juga
harus tahu cara menggunakannya dengan benar.
1 PERLENGKAPAN INTERIOR
100 20 4
TON
− KURSI PENUMPANG
8 15 0,12
TON
− RUANG MAKAN
20 10 0,2
TON
− KAMAR MANDI/WC
2 PERLENGKAPAN TAMBAT dan PERLENGKAPAN RAMPDOOR
2 5394 5,39
TON
− JANGKAR DAN RANTAI JANGKAR
1 1019 1,02
TON
− MESIN JANGKAR
8 50 0,4
TON
− BOLLARD
4 80 0,32
TON
− TALI TAMBAT
4 634 2,54
TON
− WINCH
3 PERLENGKAPAN PENYELAMAT
102
− LIFE BOAT 2 1530 2,06 TON
4 PERLENGKAPAN KEMUDI
− RODA KEMUDI 1 5 0,005 TON
5 PERLENGKAPAN NAVIGASI
− LAMPU NAVIGASI 9 5 0,045 TON
Wtp = Wi + Wt + Wp + Wk + Wn
= 4,32 + 17,67 + 3,99 + 2,685 + 0,071 = 52,17Ton
∑LWT
620,263 Ton
103
8.6 Perhiungn Komponen DWT
Bobot mati (Dead Weight) dapat ditentukan pada awal desain. Biasanya kapasitas angkut adalah
merupakan permintaan dari pemilik kapal (shipowner). Sendangkan beberapa komponen bobot mati
lainya dapat dilakukan secarah pendekatan atau dengan memperolehnya dari kapal contoh yang telah
beroperasi. Bobot mati merupakan jumlah berat yang dapat ditampung oleh kapal untuk membuat
kapal terbenam sampai batas yang diizikan. Dinyatakan dalam satuan Ton atau Metrik ton. Batas
maksimum yang diizinkan ditandai dengan Plimsol mark pada lambung kapal.
Dimana :
Sehingga :
104
2. Berat Minyak Pelumas (Wlo)
Menurut Gaguk Suhardjito tentang rencana umum memberikan formula untuk
untuk menghitung berat minyak pelumas yaitu :
Dimana :
BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) HP
= 1000 HP (2*1000 Kw)
blo = 1,2 – 1,6 ( Digunakan 1,3 )
S = 416 Mil Laut
Vs = 11,18 knot
Sehingga ;
= 120 (Kg)
= 0.12 (Ton)
= 19,2 (Ton)
105
2, Untuk air pendingin(Wfw2)
Wfw2 = 2 – 5 kg x BHP ……. ( 32 )
Wfw2 = 5 x 2000
= 10 Ton
Jadi total berat air tawar yang digunakan selama waktu pelayaran adalah sebagai berikut :
Wfw = Wfw1 + Wf2
= 1,55 + 10
= 10,55 Ton
Total : 75 + 90 kg / orang
: 165
Maka Jumlah berat Crew dan Bagasi secara keseluruhan adalah sebagai
berikut : Wlug = 165 x 100 x 10-3
= 16,5 ( ton )
5. Berat Perbekalan dan Bahan Makanan ( Wprov )
Sehingga :
Dimana =
Wp = 5 kg / orang hari
Maka =
106
= 7,75 (Ton)
Muatan pada truck, berdasarkan kapasitas dari truck berat muatan pada truck
adalah 5 – 20 ton.
Jadi, berat Mobil Sedan dan muatan pada Mobil Sedan adalah
W k2 = 30 + 5 ton = 35 ton
3. Berat Sepeda Motor 110 kg
107
Jumlah muatan Car Deck adalah
¿ 750,841 + 620,263
108
= 1371,157 Ton
Untuk mengetahui distribusi berat lambung kapal pada setiap spasi, dilihat dari berapa banyak
gading yang sejajar pada bagian tengah kapal (Paralel Middle Body). Paralel Middle body dapat dilihat
pada gambar rencana garis, dengan menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut :
Vg0-g1 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Dimana :
V = Volume
g0 = gading 0
g1 = gading 1
∆L = Panjang spasi gading
b = Lebar gading
tp = tebal plat
109
Untuk gading 0 - 1
Vg0-g1 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg0-g1 = 2,2605 x ( 12,7782 + 7,8806 ) x 0,031 = 1,2909 m3
Untuk gading 1 – 2
Vg1-g2 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg1-g2 = 2,2605 x ( 12,7500 +8,2379 ) x 0,031 = 1,3115 m3
Bg1-g2 = Vg1-g2 x ρbaja = 1,3115 x 7,85 = 12,325 ton
Untuk gading 2 – 3
Vg2-g3 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg2-g3 = 2,2605 x ( 12,7546 + 8,6338 ) x 0,031 = 1,3365 m3
Bg2-g3 = Vg2-g3 x ρbaja = 1,3365 x 7,85 = 16,450 ton
Untuk gading 3 – 4
Vg3-g4 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg3-g4 = 2,2605 x ( 12,7731 + 9,0245 ) x 0,031 = 1,3621 m3
Bg3-g4 = Vg3-g4 x ρbaja = 1,3621 x 7,85 = 19,345 ton
Untuk gading 4 – 5
Vg4-g5 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg4-g5 = 2,2605 x ( 12,7794 + 9,2401 ) x 0,031 = 1,3759 m3
Bg4-g5 = Vg4-g5 x ρbaja = 1,3759 x 7,85 = 21,315 ton
Untuk gading 5 – 6
Vg5-g6 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg5-g6 = 2,2605 x ( 12,7799 + 9,3254 ) x 0,031 = 1,3813 m3
Bg5-g6 = Vg5-g6 x ρbaja = 1,3813 x 7,85 = 23,269 ton
Untuk gading 6 – 7
Vg6-g7 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg6-g7 = 2,2605 x ( 12,7800 + 9,3853 ) x 0,031 = 1,3850 m3
Bg6-g7 = Vg6-g7 x ρbaja = 1,3850 x 7,85 = 27,275 ton
Untuk gading 7 – 8
Vg7-g8 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
110
Bg7-g8 = Vg7-g8 x ρbaja = 1,3877 x 7,85 = 30,170 ton
Untuk gading 8 – 9
Vg8-g9 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Vg9-g10 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 10 – 11
Vg10-g11 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 12 – 13
Vg12-g13 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 13 – 14
Vg13-g14 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
111
Untuk gading 14 – 15
Vg14-g15 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 15 – 16
Vg15-g16 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 17 – 18
Vg17-g18 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
Untuk gading 19 – 20
Vg19-g20 = ∆L x ( b + t1 + t2 ) x tp
112
BERAT PADA 20 SPASI TEORITIS
SPASI TEORITIS JUMLAH
KOMPONEN BERAT
0-1 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8 - 9 9 - 10 10 - 11 11 - 12 12 - 13 13 - 14 14 - 15 15 - 16 16 - 17 17 - 18 18- 19 19 - 20 (TON)
KOMPONEN LWT
STRUKTUR 6,310 12,325 16,450 19,345 21,351 5,450 466,19
23,269 27,275 30,170 32,290 35,157 37,290 40,310 40,170 40,513 28,209 17,203 14,411 10,442 8,250
PERLENGKAPAN 5,29 4,42 2,42 1,55 1,41 0,89 1,34 2,01 3,49 3,89 4,41 5,17 5,61 5,95 47,85
PERLENGKAPAN INTERIOR 0,11 0,18 0,22 0,24 0,26 0,31 0,34 0,36 0,40 0,47 0,41 0,37 0,29 0,20 0,17 4,32
MESIN+INSTALASI 9,85 8,45 16,80 23,69 25,05 83,84
LWT 1 21,45 25,31 35,85 44,81 48,05 23,53 27,59 30,51 32,65 35,55 37,76 41,61 41,88 42,81 31,90 21,26 18,82 15,61 13,86 11,40 602,20
MARGIN 3% 0,52 0,90 0,98 1,05 1,21 0,98 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,90 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89 0,89 0,88 0,78 18,06
LWT 2 21,97 26,21 36,83 45,86 49,26 24,51 28,49 31,41 33,55 36,46 38,66 42,51 42,77 43,70 32,79 22,15 19,71 16,50 14,74 12,18 620,26
KOMPONEN DWT
BERAT B.B MESIN INDUK 4,77 4,77 4,77 4,77 19,08
BERAT MINYAK PELUMAS 0,12 0,12
BERAT AIR TAWAR 2,71 2,41 2,11 1,81 1,51 10,55
BERAT MUATAN KENDARAAN 38,71 38,71 38,71 48,71 48,71 48,71 48,71 48,71 48,71 48,71 57,24 28,71 28,71 28,71 28,71 28,71 28,71 10,18 696,83
BERAT CREW + PENUMPANG 0,75 0,90 0,96 0,98 1,22 1,24 1,30 1,45 1,42 1,31 1,25 1,10 0,95 0,89 0,78 16,50
BERAT PROVISI 3,88 3,88 7,75
TOTAL DWT 0,00 38,71 42,59 43,34 49,61 49,79 49,69 54,70 54,72 54,78 54,93 61,37 32,43 32,07 31,62 31,17 29,60 29,49 10,18 0,00 750,83
BERAT TOTAL KAPAL 21,97 64,92 79,42 89,19 98,87 74,30 78,18 86,12 88,28 91,24 93,59 103,88 75,20 75,77 64,41 53,33 49,31 46,00 24,92 12,18 1371,09
113