Anda di halaman 1dari 28

PENANGANAN BONGKAR MUAT

MUATAN MINYAK DIKAPAL PT. PERTAMINA ADERA

PROPOSAL

KELOMPOK 5
MEISE NURSYAFITRI : 2021.106.031
NADIA ENJELITA : 2021.106.040
FANY PRANATA : 2021.106.014
M.IQBAL : 2021.106.037

PRODI DIII KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA DAN


KEPELABUHANAN

AKADEMI MARITIM BINA BAHARI PALEMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayahnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Penulisan karya tulis ilmiah ini disusun
sebagai syarat untuk menyelesaikan proposal proyek darat (Proda) dengan
mengambil Judul : PENANGANAN BONGKAR MUAT MUATAN
MINYAK DI KAPAL. Penulis sangat menyadari bahwa didalam proposal
proyek darat (Proda) ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal
penyajian materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharap
koreksi dan saran yang nantinya dapat digunakan untuk menyempurnakan
proposal proyek darat (Proda) ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Soharni, S.E.,M.Si, Selaku Direktur Akademi Maritim Bina


Bahari yang telah memberi fasilitas berupa ruang dan waktu atas
terselenggaranya laporan akhir ini.
2. Ibu Eka Nila, S.E.,M.M, selaku dosen pembimbing kami.
3. Bapak/Ibu Dosen Akademi Maritim Bina Bahari, khususnya
lingkungan Prodi KPNP yang telah memberi bekal ilmu sehingga
saya dapat menyelesaikan Proposal Ini
4. Orang tua saya yang telah memberi doa restu sehingga saya dapat
menyelesaikan Proposal Ini
Akhir kata penulis berharap proposal ini Dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulisnya sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya
dituangkan dalam bentuk proposal .

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1. 1 Latar Belakang ...................................................................................... 1


1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1. 3 Batasan Masalah ................................................................................... 2
1. 4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1. 5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1. 6 Hipotesis ............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2. 1 Landasan Teori ..................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Kapal Dan Muatan .................................................... 5
2.1.2 Teknik Bongkar Muat ................................................................. 6
2.2 Kajian Penelitian Relevan .................................................................... 21

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 22

BAB III METODELOGI ............................................................................ 24

3. 1 Jenis Penelitian ................................................................................... 24


3. 2 Tempat Penelitian ............................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Angkutan laut dewasa ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagai

sarana angkutan laut yang dibangun dewasa ini lebih cenderung ke arah

spesialisasi jenis muatan yang diangkutnya, seperti kapal tanker. Kegiatan

pemuatan pada kapal tanker harus mempersiapkan kondisi tanki muat yang

sesuai dengan jenis minyak yang akan dimuat, karena jenis minyak

mempunyai karakter yang berbeda-beda antara minyak yang satu dengan

yang lainnya. Tugas seorang Mualim I di atas kapal tanker minyak harus

mengetahui cara pemuatan dengan mempelajari jenis minyak terakhir yang

dibongkar terhadap minyak yang akan dimuat. Data-data mengenai jenis

minyak dapat diketahui dari Cargo Data Sheet.Apabila ada perubahan

muatan dari cargo yang dibongkar berbeda dengan cargo yang akan di muat,

diperlukan pencucian tangki (tank cleaning).

Masalah-masalah yang umum terjadi di atas kapal tanker yang

mengangkut muatan minyak, baik minyak mentah maupun minyak produk

yaitu masih ditemukannya ketidak sesuaian dalam memenuhi persyaratan

tentang kebersihan tangki muatan yang mengakibatkan terlambatnya

1
pelaksanaan pemuatan karena harus dicuci ulang bahkan dalam beberapa kasus

diharuskan melaksanakan free gas untuk dilakukan pengecekan tangki lebih

lanjut. Serta adanya complain dari pihak pemilik muatan dan kerugian waktu

maupun biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja faktor yang harus di perhatikan sebelum melakukan


pemuatan ?

2. Apa saja jenis bahan bakar minyak (BBM) berdasarkan RON ?

3. Bagaimana cara agar proses bongkar muat muatan berjalan dengan

lancar ?

4. Apa yang menyebabkan terlambatnya proses pemuatan ?

1.3 BATASAN MASALAH

Luasnya permasalahan, diperlukannya batasan-batasan dengan tujuan


tidak menyimpang dalam pembahasan.Batasan-batasan tersebut hanya
mencakup penanganan bongkar muat muatan minyak di kapal.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui dan menganalisa penyebab dari kurang


optimalnya penyiapan ruang muat muatan oil product, serta mencari
pemecahan terhadapmasalah kurang optimalnya penyiapan ruang muat.

2
1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Manfaat bagi dunia praktis

Sebagai sumbang saran untuk perusahaan dan para pembaca karya tulis ilmiah

ini, agar mengetahui bagaimana mencegah keterlambatan proses pemuatan

minyak produk di pelabuhan muat pada kapal serta menyiapkan ruang muat untuk

jenis muatan minyak produk di kapal tanker dan melakukan pengawasan yang

baik, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

a. Manfaat bagi dunia akademis

Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikansumbangan

pengetahuan dan informasi bagi para pembaca dan rekan- rekansatu profesi

dalam mencegah keterlambatan proses pemuatan minyak produk pada kapal

di pelabuhan muat.

b. Manfaat bagi penulis

1. Membandingkan teori yang didapatkan selama belajar di kampus

dengan kenyataan yang ada dalam hal proses pemuatan pada kapal.

2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja yang akan

kita hadapi di masa yang akan datang.

3. Sebagai persyaratan dalam mencapai gelar Ahli Nautika Tingkat III

sekaligus menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III di Poltekpel

Banten.

3
1.6 HIPOTESIS

Berdasarkan isi dari Bab I, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

a. Efektifitas dalam pelaksanaan bongkar muat muatan minyak di kapal.


b. Kebersihan ruang muat.
c. Penerapan dan pelaksanaan ISM Code dan STCW amandemen 2010.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengertian Kapal dan Muatan

a. Kapal adalah semua alat berlayar, apapun nama dan sifatnya termasuk

didalamnya adalah kapal karam, mesin pengeruk lumpur, mesin

penyedot pasir dan alat pengangkut terapung lainnya. Meskipun

benda-benda tersebut tidak dapat bergerak dengan kekuatannya

sendiri, namun dapat digolongkan ke dalam “alat berlayar” karena

dapat terapung/mengapung dan bergerak di air.

(KUHD pasal 309 ayat 1).

b. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang

digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya,

ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan

bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. (Undang-Undang

No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran).

5
c. Muatan kapal merupakan segala macam barang dan barang dagangan

(good and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk di

angkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang di

pelabuhan atau pelabuhan tujuan. (Sudjatmiko, 1995:64).

2.1.2 Teknik Bongkar Muat

Menurut Istopo (1999:1-2) adalah merupakan salah satu bagian yangpenting dari

ilmu kecakaan pelaut, dalam penataan, penyusunan dan pemadatan muatan yang

baik dengan mempertimbangkan keselamatan kapal, keselamatan muatan,

keselamatan awak kapal dan stowage plan yang sedemikian rupa hingga broken

stowage sekecil mungkin. Adapun faktor yang harus diperhatikan oleh seorang

Perwira kapal sebelum melakukan pemuatan yaitu :

a. Persiapan dokumen-dokumen kapal dan muatannya.

Sebelum kapal sandar maka semua dokumen-dokumen harus sudah

standby karena ketika gangway turun, agent, port officer, immifration

officer dan yang lain-lain yang berkepentingan dengan proses

pembongkaran muatan akan memeriksa dokumen-dokumen tersebut

(Istopo, 1999:397-398).

6
Adapun dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mate’s receipts yaitu suatu tanda terima barang yang dimuat di atas

kapal yang ditandatangani oleh Mualim I.

2. Bill of Loading (B/L)yaitu kontrak angkutan barang melalui laut.

3. Manifest yaitu suatu dokumen yang berisi rekapitulasi kumpulan

B/L dari barang-barang yang telah dimuat di kapal.

4. Delivery order yaitu di pelabuhan bongkar maka consignee atau

importer yang akan mengambil barangnya akan membawa B/L asli

yang diterima dari Shipper/Seller di luar negeri ke

Carrier/Perusahaan Pelayaran atau Agennya.

5. Shipping instruction yaitu Eksortir/Shipper akan mengapalkan

barangnya setelah menerima L/C (Letter of Credi) dari Buyer yang

merupakan jaminan pembayaran dari Paying Bank.

b. Persiapan alat-alat bongkar muat.

Sebelum kapal tiba di pelabuhan, maka alat-alat pemuatan disiapkan

agar segera dapat dipergunakan setelah kapal tiba di pelabuhan muat. Hal

ini bukansaja ditinjau dari segi teknis, tetapi sangat penting jika kanal itu

dalam charter, karena Nakhoda akan membuat pernyataan tertulis ke

charter via agent yang dinamakan Notice of Readiness yang isinya kapal

siap melakukan pemuatan setiapsaat. Selama pelayaran, peralatan bongkar

muat dilepas dan disimpan pada tempatnya.

7
Bagian-bagian yang sudah aus atau rusak segera diperbaiki atau

diganti.Kawat-kawat dibersihkan dan yang terkupas harus diganti dan

dilumuri gemuk.Winch dilumasi dengan minyak pelumas.

c. Pengecekan kondisi kapal secara fisik.

Dalam pengecekan kondisi kapal secara fisik yang dilakukan oleh

Surveyordan beberapa orang anggotanya yaitu sebagai berikut :

1. Pengecekan dokumen-dokumen kapal.

Pengecekan dokumen-dokumen kapal yang berkaitan dengan kelaik

lautankapal, kondisi kaal, rute dan jenis muatan yang dimuat sebelumnya.

2. Pengecekan tangki-tangki muatan.

Pengecekan tangki-tangki muatan biasanya dilakukan oleh seorang

Surveyor dan beberapa anggotanya dengan melihat kebersihan tangki,

kekedapan tangki atau tidak adanya kebocoran pada dinding tangki.

3. Pengecekan draft.

Seorang Mualim I melakukan pengecekan draft bersama


Surveyorsecara bergantian, pengecekan dilakukan pada draft belakang, draft
tengah dan draft depan kemudian hasil yang diperoleh dicocokkan.

4. Pengecekan tangki-tangki ballast.

Tangki-tangki ballast dicek oleh seorang Pembantu

Surveyorbersama Jurumudi dan Mualim jaga pada saat itu.

8
5. Pengecekan tangki-tangki bahan bakar.

Tangki-tangki bahan bakar di sounding oleh seorang Oiler yang

ditemani oleh Masinis jaga dan disaksikan langsung oleh Surveyor atau

yang mewakilinya.

6. Pengecekan tangki-tangki ballast.

Tangki-tangki ballast dicek oleh seorang Pembantu

Surveyorbersama Jurumudi dan Mualim jaga pada saat itu.

7. Pengecekan tangki-tangki bahan bakar.

Tangki-tangki bahan bakar di sounding oleh seorang Oiler yang

ditemani oleh Masinis jaga dan disaksikan langsung oleh Surveyor atau

yang mewakilinya.

8. Pengecekan tangki-tangki air tawar.

Pengecekan tangki-tangki air tawar dengan cara di sounding oleh

Jurumudi atau Kelasi yang ditemani oleh Mualim jaga yang dilihat dan

dicatat langsung hasilnya oleh Surveyor atau yang mewakilinya.

9. Pembagian tugas jaga pelabuhan untuk kegiatan bongkar muat.

Dalam pembagian tugas ini dilakukan oleh seorang Mualim I yang

disetujui atau ditandatangani oleh Nakhoda.Dengan adanya pembagian

tugas ini setiap crew mempunyai tanggung jawab masing-masing kepada

Mualim I dan Mualim I bertanggung jawab langsung kepada Nakhoda.

9
d. Kegiatan bongkar muat.

Dalam teknik bongkar muat ini ada beberapa unsur penting yang harus
dipahami dan diterapkan oleh seorang Perwira kapal dalam operasionalnya
agar tidak terjadi kesimpang siuran yang menimbulkan saling mengklaim,
jadi untuk mencegah hal tersebut maka harus memperhatikan :

1. Melindungi kapal (to protect the ship)

Persoalan yang timbul dalam suatu keadaan dan pertimbangan

muatan di kapal, sehingga kapal tetap dan perimbangan pembagian muatan

kapal, sehingga kapal tetap aman dan layak laut.Pembagian muatan di kapal

harus dilakukan dengan baik yaitu pembagian muatan secara tegak

(vertical), pembagian muatan secara membujur (longitudinal) dan

pembagian muatan secara melintang (transversal). Pembagian muatan

secara tegak (vertical) mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal.

Stabilitas kapal adalah suatu kemampuan kapal untuk kembali ke

kedududukan tegaknya semula apabila terjadi oleng atau miring yang

disebabkan oleh pengaruh gaya dari luar. Karena stabilitas kapal merupakan

salah satu faktor keselamatan kapal, maka stowage harus dilakukan

sedemikian rupa agar kapal tetap dalam kondisi stabil pada setiap

keadaan.(Istopo, 1999:2).

Adapun pembagian muatan secara membujur

(longitudinal)mempunyai pengaruh atas trim kapal dan kondisi hogging

ataupun sagging. Trim yaitu perbedaan sarat muka dan sarat belakang.

10
Hogging maupun sagging yang akan dialami oleh bagian

sambungan-sambungan kapal. Kapal sedapat mungkin dimuati sedemikian

rupa agar tidak terdapat trim (even keel). Atau sedikit trim ke belakang (trim

by the stern) setengah atau satu meter saja. Kapal yang dimuati sehingga

nungging atau sarat mukanya lebih besar (trim by the head) beberapa

sentimeter tidak akan mempengaruhi kecepatannya. Disarmping itu

besarnya trim juga akan memengaruhi kecepatan kapal. Oleh karenanya

Mualim harus memperhitungkan trim ini dengan cermat sebelum kapal

berangkat sehingga kapal dapat dimuati sesuai dengan trim yang diinginkan.

(Tim BPLP Semarang, 1983:89).

Selanjutnya yaitu pembagian muatan secara melintang

(transversal). Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pengaturan

muatan disisi kiri dan kanan dari centre line. Pembagian muatan secara

transversal ini mempengaruhi rolling kapal. Apabila terlalu banyak muatan

terpusat di tangki-tangki samping maka rolling kapal akan pelan dan

periode oleng kapal menjadi singkat. Jadiuntuk mengatasi hal tersebut di

atas dan memperoleh stabilitas kapal yang baik atau ideal maka pemadatan

harus dilakukan dengan cermat disamping itu pertimbangan berat harus

disesuaikan dengan perhitungan yang telah dibuat (Tim BPLP Semarang,

1983:89)

11
2. Melindungi muatan (to protect the cargo).

Barang-barang yang diterima di kapal secara kuantitas maupun

kualitas harus sampai di tempat tujuan dengan selamat (diterima oleh

consignee).Oleh karenanya pada waktu memuat, dalam perjalanan maupun

pada waktu pembongkaran haruslah diambil tindakan untuk mencegah

kerusakana muatan tersebut.(Tim BPLP Semarang, 1983:89).

3. Minyak Produk (Bahan Bakar Minyak)

Ditinjau dari pengoperasiannya, kapal MT. Mangun Jaya adalah

salah satu kapal tanker yang diperuntukkan khusus untuk mengangkut

minyak produk yaitu premium, pertamax, pertalite dan solar. Jenis bahan

bakar bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang

diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang

memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini

dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Octane Number). Berdasarkan

RON tersebut, maka BBM bensin dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Premium

Premium (RON 88) yaitu bahan bakar minyak jenis distilat berwarna

kekuningan yang jernih.Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna

tambahan (dye).

12
Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar

kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil dan sepeda motor.

Bahan bakar ini juga disebut motor gasoline atau petrol.

b. Pertamax

Pertamax (RON 92) ditujukan untuk kendaraan yang

mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa

timbale (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang

diproduksi di atas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi

setara dengan electronicfuel injection dan catalytic converters.

c. Pertamax Plus (RON 95). Jenis BBM ini telah memenuhi Standart
Performance International World Wide Fuel Charter
(WWFC).Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir
yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
ramah lingkungan. Pertamax plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10.5 dan juga yang
menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable
Valve Timing Intelligent (VVTI), Turbochargers dan catalytic
converters. Pertalite

Pertalite adalah Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang

diproduksi Pertamina, Jika dibandingkan dengan premium, pertalite

memiliki kualitas bahan bakar lebih sebab memiliki kadar RON 90, di atas

premium, yang hanya RON 88. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral (ESDM), Sudirman Said, “Pertalite merupakan produk yang lebih

bersih dan ramah terhadap lingkungan, kualitas dari pertalite yang lebih

bagus serta diproduksi untuk cocok dengansegala jenis kendaraan”.

13
Pertalite adalah bahan bakar minyak dari Pertamina dengan RON 90.

Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses

pengolahannya di kilang minyak, diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai

varian baru bagi konsumen yang ingin BBM dengan kualitas diatas

premium tetapi lebih murah dari pada pertamax.

d. Solar (HSD)

High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang

memiliki angka performa octane number 45, jenis BBM ini umumnya

digunakan untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai

dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic

injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor

transportasi dan mesin industri. (PT. Pertamina, 2007).

4. Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu

Menurut Capt. R.P. Suyono (2001) dalam bukunya

“Shipping”Pengangkutan Intermodal eksport Import Melalui Laut, bahwa

proses sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh

adanya kongesti pelabuhan (port congestion) yaitu keadaan menunggu

antrian kapal yang telah selesai melakukan kegiatan di pelabuhan. Kapal

dapat menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu di luar pelabuhan

untuk membongkar muatannya.

14
Kongesti pelabuhan ini akan timbul jika kapasitas penampungan

pelabuhan tidak sebanding dengan jumlah kapal yang hendak masuk

pelabuhan untuk melaksanakan kegiatan bongkar/muat.

Kongesti pelabuhan menurut Capt. R.P. Suyono (2001) bisa

dihindari dengan merealisasikan saran dari BIMCO (The Baltic and

International Maritime Conference) yang antara lain menyarankan untuk

membuat perencanaan yang matang, manajemen yang baik, meningkatkan

SDM terutama tenaga buruh, koordinasi yang terjalin dengan baik, lalu

lintas yang teratur, kebijakan dalam operasional, pemeliharaan peralatan,

prosedur penyelesaian dokumen dan mengantisiasi pengaruh iklim.

Agar proses bongkar muat muatan berjalan dengan lancar, menurut

Capt. Arso Martopo (2001) dalam bukunya Penanganan Muatan

menjelaskan bahwa harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan

dapat selesai pada waktu yang tepat agar tidak menimbulkan waiting

time,delay kapal, long hatch danketerlambatan pasang surut air, booking

dermaga/pandu, convoy di Suez Canal.

5. Peralatan dan Pompa pada Kapal Tanker Minyak

a. Peralatan pada kapal tanker minyak

Kapal tanker dibuat untuk mengangkut minyak mentah melalui laut atau
perairan dari pelabuhan muat atau pelabuhan produksi ke pelabuhan
bongkar / pengolahan dan minyak produk dari pelabuhan pengolahan
menuju pelabuhan bongkar / distribusi.

15
Ukuran dari kapal pengangkut minyak mentah biasanya lebih besar

dari pengangkut minyak produk, tetapi dalam pengaturan jaringan pipa-

pipanya lebih kompleks.

b. Tangki-tangki muatan (cargo tanks)

Tangki-tangki muatan (cargo tanks) biasanya terbagi tiga bagian

secara melintang dan dipisahkan dengan dinding - dinding membujur

(longitudinal) sehingga masing - masing disebut tangki sayap kiri dan kanan

(wing tank) serta tangki tengah (center tank). Pembagian secara membujur

sangat tergantung dari kebutuhan dan ukuran kapal. Sebagian besar

khususnya bagi kapal tanker modern,ruang kamar mesin, akomodasi dan

anjungan terletak di belakang ruang muatan yang dipisahkan oleh kamar

pompa, cofferdam dan tangki bunker.

c. Bagian-bagian dari susunan sistem pipa-pipa kapal tanker

1. Deck lines

2. Drop lines

3. Stripping lines

4. Cross over

5. Bypasses

6. Master valves

7. Tank suction valves

8. Sea suction valves

16
d. Cargo pump kapal tanker

Fungsi dari pompa adalah untuk membongkar muatan, membongkar

sisa- sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting.

Kapasitas efektif suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan

kerangan, kecepatan dari aliran, viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat

penampungan serta kavitasi di dalam pompa.

e. Menjalankan pompa

Hidupkan turbin dengan membuka penuh kerangan hisap pompa dan

kerangan buang (discharge valve) tertutup. Naikkan putaran turbin secara

bertahap sampai discharge pressure pompa naik 5 kg/cm2, kemudian buka

keran buang (discharge valve) dengan bertahap.

f. Hal-hal yang harus diperhatikan selama pompa beroperasi yaitu :

1. Jangan sekali-kali membiarkan pompa beroperasi dengan


tekanan

discharge mendekati / dibawah nol.


2. Jangan sekali-kali menutup kerangan isap sewaktu pompa beroperasi.

3. Periksa temperatur dan minyak pelumas bearing.

4. Periksa kebocoran dan temperatur dari mechanical seal.

5. Kerangan buang (discharge valve) harus selalu terbuka penuh.

6. Apabila ingin mengatur discharge rate sebaiknya dengan merubah

putaranpompa.

17
7. Apabila menggunakan 2 (dua) pompa parallel agar tekanan

discharge kedua pompa selalu sama, tetapi bila salah satu pompa

drop (misalnya tangki yang dibongkar tinggal sedikit), matikan salah

satu pompa.

g. Trouble check list (kesukaran/kelainan)

1. Cairan muatan tidak mengalir. Penyebabnya adalah :

a. Pompa belum di cerat

b. Pompa tidak terisi penuh cairan muatan

c. Udara bocor ke pipa hisap

d. Tinggi pipa hisap terlalu tinggi

e. Saringan hisap buntu

f. RPM terlalu rendah

2. Cairan yang mengalir tidak banyak. Penyebabnya adalah :

a. Pompa tidak terisi penuh dengan cairan muatan

b. Bell mouth hisap sebagian buntu

c. RPM rendah

d. Terdapat udara/gas di dalam saluran hisap

e. Viscositas cairan muatan encer (lebih tinggi)

f. Pompa makan banyak tenaga

g. RPM terlalu tinggi

18
h. Viscositas muatan lebih tinggi

i. Muatan lebih berat

j. Impeller menggesek mouth ring

k. Rate pompa terlalu tinggi

l. Pemeliharaan pompa

6. Prosedur Pelaksanaan Tank Cleaning

Menurut Verwey, Tank Cleaning Guide (1998:3-7) tahapan-tahapan

prosedur dalam melaksanakan tank cleaning yaitu :

a. Precleaning (pembersihan awal)

Biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut atau air tawar,

dilakukan untuk membersihkan sisa minyak dari dasar tangki ini

dilakukan sesegera mungkin setelah tangki selesai dibersihkan atau

kapal telah kosong yang berguna untuk memudahkan sisa minyak

cepat bersih.

b. Cleaning (pembersihan)

Cleaning dapat dilakukan mengguakan air atau dengan campuran air

dan detergen menggunakan air laut atau air tawar serta mesin

butterworth.

c. Rinsing (pencucian)

Kegiatan pembilasan tangki menggunakan air panas atau air dingin

dilakukan agar dapat menghilangkan sisa air laut yang masih

terdapat di dalam tangki.

19
Pembilasan tangki ini biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih

singkat dari penyemprotan dengan air laut.

d. Flushing (pembilasan)

Langkah ini sangat penting dilakukan untuk menghilangkan sisa

muatan dari dalam tangki dengan menyemprotkan air kedalam

tangki dengan menggunakan butterworth.

e. Steaming (penguapan)

Kegiatan penguapan tangki yang bertujuan menghilangkan bau dari

muatan sebelumnya.

f. Draining (pengurasan)

Tangki pipa dan pompa dikeringkan dengan hati hati.Udara


dari compressor dapat dipergunakan untuk membantu
mengeringkan.

g. Drying (pengeringan)

Dilakukan pengeringan yang bertujuan memberikan keadaan yang

bersih dalam ruang muat sebelum pemuatan dilakukan.

20
2.2 KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan penulis adalah

penelitian yang dilakukan Laksamana Adi Perdana Kusuma, Taruna tingkat 3

Poltekpel Banten, dengan judul “Penanganan Bongkar Muat Muatan Minyak”.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.Adapun yang

dimaksud pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang informasi atau data

dikumpulkan tidak berwujud angka-angka dan analisanya berdasarkan prinsip

logika.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa penyebab dari

kurang optimalnya penyiapan ruang muat muatan oil produk di kapal. Kemudian

penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan tindakan antisipasi yang perlu

diambil agar mencegah terjadinya klaim yang diajukan oleh pihak ketiga (pemilik

barang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlambatnya proses pemuatan

diakibatkan oleh Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak disiplin dalam

melaksanakan penyiapan ruang muatan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan

yang akan penulis lakukan adalah membahas tentang persiapan ruang muat dan

pencucian tangki (tank cleaning). Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu

sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teknik

pengumpulan data melalui observasi dan komunikasi langsung (wawancara).

21
Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan yang akan dilakukan penulis

yaitu lokasi dan fokus penelitiannya. Penulis memfokuskan kurang maksimalnya

pelaksanaan penyiapan tangki muat di atas kapal serta kurangnya pengetahuan dan

keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan serta kurang

disiplinnya Anak Buah Kapal (ABK) dalam penyiapan ruang muat.

2.3 KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN

Dalam kerangka berfikir pada karya tulis ilmiah ini akan menjelaskan atau

konsepsi dari penelitian yang disajikan dengan cara menerangkan hubungan antara

variabel-variabel yang diperkirakan akan terjadi dengan diperoleh dari hasil dan

penjabaran tinjauan pustaka. Faktor-faktor yang menghambat proses pemuatan

minyak produk di pelabuhan muat yaitu pelaksanaan proses pemuatan yang belum

sesuai prosedur, sehingga operasional kapal menjadi terhambat/tidak lancar.

Adapun faktor yang menghambat operasional kapal yaitu kurang

optimalnya persiapan ruang muatan dan pencucian tangki, kurangnya pengetahuan

dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan serta

kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam persiapan

ruang muat.

22
Agar operasioanl kapal berjalan dengan lancar, maka hal-hal yang dapat

dilakukan yaitu mengadakan safety meeting sebelum melaksanakanpembersihan

ruang muat yang dipimpin oleh Mualim I yang dalam setiap pertemuan

dipaparkan dan dibahas tahapan-tahapan dan prosedur kerja, tugas dan tanggung

jawab masing-masing kelompok kerja serta peralatan-peralatan yang diperlukan

dalam pelaksanaan persiapan ruang muat, mengadakan familiarisasi dan serah

terima antara crew yang baru dan crew yang lama sesuai dengan situasi yang

sebenar-benarnya.

Perusahaan harus memberikan pendidikan singkat (in house training) mengenai

prosedur bongkar muat dan menyeleksi ABK sebelum diterima dinaikkan ke

kapal, Nakhoda selalu melakukan pengawasan dalam pelaksanaan disiplin di atas

kapal, disamping itu juga dituntut peran serta dari Nakhoda dalam penerapan dan

pelaksanaan ISM Code dan STCW amandemen 2010. Dengan demikian akan

tercipta Anak Buah Kapal (ABK) yang berpengalaman dengan standar

kualifikasi kerja yang baik dan terampil.

23
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif


merupakan penelitian yang humanistik, serta dapat menjelaskan perspektif
naturalistik dan perspektif interpretif pengalaman manusia.

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang


menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-
orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali
subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatuuraian mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan/atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan/atau suatu organisasi tertentu dalam suatu
setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh,
komprehensif, dan holistik.

3.2 Tempat penelitian

Penentuan lokasi dan setting penelitian selain dibingkai dalam kerangka


teoretik juga dilandasi oleh pertimbangan teknis operasional. Untuk itu lokasi
dan setting penelitian dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan dapat atau
tidaknya dimasuki dan dikaji lebih mendalam.

3.3 Teknik penelitian

Teknik yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan datadilapangan yaitu


menggunakan teknik observasi. Secara sederhana observasi/pengamatan dapat
diartikan sebagai proses melihat situasipenelitian, pengamatan adalah teknik
pengumpulan data di mana seorang peneliti melakukan pengamatan pada manusia
yang menjadi objeknya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun Poltekpel Banten (2021). Tim Jurusan Nautika

Metodelogi Penelitian

http://repository.uinsu.ac.id/145/6/BAB%20III.pdf

TIM POLTEKPEL BANTEN 2021 “PEDPMAN PENULISAN KARYA


ILMIAH TERAPAN” Tangerang : Politeknik Pelayaran Banten

25

Anda mungkin juga menyukai