Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehubungan dengan meningkatnya jumlah arus barang yang

masuk di daerah pelabuhan pada masing-masing negara, maka

dengan demikian secara otomatis akan dibutuhkan pula alat angkut

serta bongkar muat yang efektif dan efisien dalam menunjang

kelancaran pengiriman barang melalui kapal laut.

Kalangan pelayaran internasional sudah lama merasakan

hambatan yang disebabkan oleh rendahnya muat bongkar untuk

muatan umum (general cargo). Selain itu, biaya tenaga kerja yang

merupakan bagian terbesar dari pengeluaran untuk keperluan

operasional, menunjukkan kenaikkan yang cepat di hampir seluruh

negara di dunia. Hal ini berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk

berlabuh menjadi lebih lama, frekuensi pelayaran menjadi lebih

rendah, dan produktivitas angkutan menjadi lebih rendah pula.

Sedangkan dilain pihak biaya operasional pelayaran terus

meningkat.

Pada pertengahan tahun 1950-an, Malcolm McLean, pemilik

perusahaan angkutan Sea-Land, memperkenalkan sistem

pengangkutan peti kemas di atas truk, dengan latar belakang

pemikiran mengikut sertakan angkutan truk melaui laut.


2

Mengingat peranan penting peti kemas (container) pada

proses pengiriman barang dalam kegiatan pelayaran niaga, maka

penulis tertarik mengetahui kegiatan stuffing dan striping barang

dalam container PT. TRESNAMUDA SEJATI, Semarang. Untuk itu

penulis memilih judul “PROSES PELAKSANAAN BONGKAR

MUAT CONTAINER DARI DAN KE KAPAL OLEH PT.

TRESNAMUDA SEJATI”.

B. Pembatasan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, agar tidak

menyimpang dari tema dan judul serta tetap terfokus pada materi

permasalahan, maka penulis akan memberikan batasan masalah

sebagai berikut :

1. Dokumen – dokumen apa saja yang diperlukan dalam proses

pelaksanaan bongkar muat container?

2. Apa saja jenis dan ukuran container?

3. Bagaimana cara bongkar muat container?

C. Tujuan Penulisan

Dalam pelaksaan praktek darat ini, penulis ingin menyerap

teori – teori yang diperoleh dalam perkuliahan maupun studi

kepustakaan dan studi dokumen dengan kenyataan yang didapat

dalam pelaksanaan praktek darat, sehingga penulisan ini mempunyai

beberapa tujuan :
3

1. Untuk mengetahui dokumen – dokumen yang diperlukan

dalam proses bongkar muat container.

2. Untuk mengetahui jenis – jenis container dan ukurannya

yang digunakan dalam pengiriman barang.

3. Untuk mengetahui proses pelaksanaan bongkar muat

container.

4. Untuk mengetahui hambatan – hambatan dalam

penggunaan container dan cara mengatasinya.

D. Kegunaan Penulisan

Dalam penyusunan Karya Tulis ini diharapkan dapat

memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana cara pelaksanaan bongkar muat

container.
2. Dapat memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan program

Diploma III jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga.


3. Dapat mengetahui dokumen – dokumen yang diperlukan dalam

proses bongkar muat container.


4. Memberi gambaran kerja bagi taruna/i khususnya yang berkaitan

dengan Jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga.

E. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Observasi (Pengamatan)

Penulis melakukan pengamatan secara langsung di lapangan

untuk mengumpulkan data sesuai dengan materi.

b. Metode Interview (Wawancara)


4

Penulis mengadakan wawancara dengan pimpinan, karyawan,

dan pembimbing materi selama pelaksanaan praktek darat.

c. Studi Dokumenter

Penulis memperoleh data dengan mempelajari mengenai jenis

format dan kegunaan setiap dokumen.

d. Studi Kepustakaan

Penulis mempelajari buku - buku referensi dan literatur yang

berhubungan dengan materi yang diteliti dan yang akan ditulis.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dituangkan dalam karya tulis ini

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah,

Landasan Teori, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan,

Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menguraikan tentang ruang lingkup perusahaan pelayaran,

pengertian perusahaan pelayaran, pengertian container,

serta proses pelaksanaan stuffing dan stripping barang

dalam container.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


5

Memuat tinjauan umum tentang PT. Tresnamuda Sejati

Cabang Semarang yang berisikan tentang Sejarah

Berdirinya, Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggungjawab

masing - masing divisi.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang Deskripsi Pelaksanaan Praktek Darat

(PRADA) pada PT. Tresnamuda Sejati Cabang Semarang,

dan bagaimana Proses Proses pelaksanaan bongkar muat

container dari dan ke kapal oleh PT. Tresnamuda Sejati,

dan Aktifitas PT. Tresnamuda Sejati Cabang Semarang

dalam Kegiatan Bongkar Muat Container di Pelabuhan

Tanjung Emas Semarang.

BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan atas hasil kegiatan di lapangan

serta saran – saran dengan maksud agar penulis dapat

memberikan masukan yang cukup relevan yang dapat

dipakai sebagai bahan pertimbangan demi perkembangan

perusahaan.
6

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perusahaan Pelayaran
Perusahaan pelayaran adalah badan usaha milik negara

atau swasta, berbentuk perusahaan negara persero, Perseroan

Terbatas (PT), Perseroan Comanditer (CV), dan lain-lain yang

melakukan usaha jasa dalam bidang penyediaan ruangan kapal

laut untuk kepentingan mengangkut muatan penumpang (orang)

dan barang (dagangan) dari pelabuhan asal (muat) ke pelabuhan


7

tujuan (bongkar), baik di dalam negeri maupun luar negeri.

( Suwarno, 2009 : 101)

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semakin maju dan dilatarbelakangi oleh keinginan konsumen

tentang keamanan barang yang dikirim, biaya dan waktu yang

efektif dan efisien serta kapasitas angkut yang besar dalam

rangka pengiriman barang, maka timbulah suatu gagasan yang

disebut dengan sistem container. Sistem container dianggap

mampu untuk mengatasi masalah – masalah mengenai keamanan

dan keutuhan barang yang dikirim melalui kapal laut.

B. Container
Menurut Sudarsono, 1994 dalam bukunya Operasi Peti

Kemas (container), peti kemas atau container dapat diartikan

sebagai gudang mini yang bergerak dari satu tempat ke tempat

lain sebagai akibat dari adanya pengangkutan.


Sedangkan sesuai internasional Convetion For Save

Container (CSC) dan Internasional Standard Organization (ISO).

Container adalah sebuah peti besar yang terbuat dari logam

seperti alumunium atau logam lainnya, serta memiliki pintu yang

dapat dikunci dari luar.


Selain dua pengertian di atas sesuai dengan Custom

Convention On Container 1972, container adalah alat untuk

mengangkut barang dengan syarat:


a. Seluruh atau sebagian tertutup sehingga berbentuk peti atau

kerat dan dimaksudkan untuk diisi barang yang akan diangkut.


8

b. Berbentuk permanen dan kokoh sehingga dapat dipakai

berulangkali untuk pengangkutan barang.


c. Dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan

pengangkutan barang dengan suatu kendaraan tanpa terlebih

dahulu dibongkar kembali.


d. Langsung dapat diangkut, khususnya pemindahan dari

kendaraan satu ke kendaraan lain.


e. Mudah diisi dari dan dikosongkan.
f. Mempunyai isi (bag.dalam) minimal 1m3.
C. Ukuran dan Jenis Container
a. Ukuran Container
Ukuran yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut :
1) All Steel Container Ukuran 20’ (Twenty Footer)
Panjang : 6.055 M (19’. 10,5” )
Lebar : 2.435 M ( 8’ ) :Bag. Luar
Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )
Berat kosong : 2.210 Kg.
Berat Muatan Max : 26.681 Kg.
Kapasitas Kubik : 30 M3
2) All Steel Container Ukuran 40’ ( Fourty Footer )
Panjang : 12.192 M (40’)
Lebar : 2.435 M (8’) :Bag. Luar
Tinggi : 2.590 M (8’6”)
Berat kosong : 3.801 Kg.
Berat Muatan Max : 26.681 Kg.
Kapasitas Kubik : 67,23 M3
3) Reefer Container (Refregereted Container) 20’
Panjang : 6.055 M (19’. 10.5”)
Lebar : 2.435 M ( 8’ ) :Bag. Luar
Tinggi : 2,590 M ( 8’6” )
Berat kosong : 3.311 Kg.
Berat Muatan Max : 15.144 Kg.
Kapasitas Kubik : 25,900 M3

b. Jenis Container
Sementara menurut Subandi (1992 : 12 ) jenis container

yang sering digunakan dalam perdagangan ekspor impor

sangat banyak diantaranya yang terpenting dapat disebutkan di

bawah ini :
9

1) Dry Cargo Container


Container yang dipakai untuk mengangkut muatan

umum (general cargo).


2) Reefer Container
Container yang dilengkapi dengan mesin pendingin

dalam container sesuai dengan suhu yang diperlukan

bagi barang yang mudah busuk, seperti sayuran, buah

dan daging.
3) Bulk Container
Container yang dipergunakan khusus untuk mengangkut

muatan curah (bulk cargo) seperti gandum dan jagung

secara curah.
4) Open Side Container
Container yang bagian sampingnya dapat dibuka untuk

memasukkan dan mengeluarkan barang yang karena

ukurannya lebih mudah dimasukkan atau dikeluarkan

dari samping container.

5) Open Top Container


Container yang bagian atasnya dapat dibuka agar

barang dapat dimasukkan atau dikeluarkan lewat atas.

Container ini digunakan untuk mengangkut barang yang

hanya dapat dimasukkan lewat atas dengan

menggunakan derek
6) Flat Rack Container
Container yang terdiri dari lantai dasar dengan dinding

pada ujungnya.
7) Tank Container
Tangki yang ditempatkan dalam kerangka container yang

dipergunakan untuk muatan cair maupun gas.


D. Sejarah Perkembangan Container
10

Sistem angkutan Container diperkenalkan dan dimulai pada

tahun 1920 yaitu pengangkutan container dengan kereta api oleh

The New York Center Railway.


Pada tahun 1921 karena hasilnya sangat baik

dikembangkan lagi di kereta api Eropa.


Setelah perang dunia kedua, dikembangkan juga Peggy

Back Sistem dalam angkutan container – container dipasang di

atas chasis dan diangkut dengan kereta api dan jalan raya

(truck/trailer).
Pada tahun 1950 – an, dikembangkan lagi suatu rencana

yang berkaitan dengan peggy back sistem dengan sistem

Angkutan Laut. Pada tahun 1956 diadakan percobaan

pengangkutan container di atas chasis/trailer antara kereta

api/jalan raya dengan sistem angkutan laut dengan kapal – kapal

Ro – Ro (Roll on – Roll off Vessel). Dengan berhasilnya integrasi

angkutan container antara kereta api, jalan raya dan angkutan

laut, dikembangkan pula otomatis dalam pelayaran container yaitu

dengan dikembangkan alat – alat mekanik khusus dalam handling

container.
Pada mulanya ukuran container belum ada standard dan

masih disesuaikan dengan berbagai alat angkut melalui darat, laut

dan kereta api dan kapal pedalaman, maka kemudian para

maskapai pelayaran sepakat merumuskan standard ukuran

container secara internasional melalui Badan Internasional

Standard Organization (ISO). Sedangkan untuk kapal – kapal


11

container sendiri muncul dengan modifikasi/perombakan dari

kapal – kapal konvensional.


Di Indonesia yang pertama kali mengoperasikan kapal

container adalah PT . Djakarta Lioyd pada tahun 1975 yang

kemudian diikuti oleh perusahaan pelayaran lainnya.


E. Handling Container dan Full Container Load
a. Handling container
Menurut Banu Santoso,2003 dalam bukunya Port Terminal

Operation, hal 133- 134 gerakan Handling container adalah

sebagai berikut :
1. Stevedoring
2. Houlage
3. Lift On
4. Lift Off
5. Stripping
6. Stuffing
7. Angsur
8. Relokasi
9. Lashing
b. Full Container Load
Menurut Subandi, 1993 dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Petikemas, pengertian dari Full Container Load

(FCL) berarti muatan yang dimuat dalam satu container,

pengirim / penerima barang bertanggung jawab mengepak dan

membongkar container tersebut.


F. Dokumen Pengapalan Container
Menurut Subandi ( 1992 : 33 ), dokumen – dokumen yang

biasanya digunakan dalam pengapalan container, antara lain :

a. Shipping Instruction ( SI )
Dokumen yang dibuat oleh eksportir / shipper yang

ditujukan kepada perusahaan pelayaran yang berisi

perintah pengapalan barang.


12

b. Equipment Interchange Receipt ( EIR )


Dokumen yang didapatkan dari Depo, lalu timbul Job

Order dari TPKS.


c. Delevery Order (D/O)
Dokumen yang diterbitkan oleh perusahaan pelayaran

untuk pengambilan container.


d. Container Load Plan
Container yang diisi penuh sesuai payload.
e. Expor Summary List
Dokumen yang berisi daftar container yang akan di

ekspor.
f. Bill Of Loading ( Konosemen ) Dokumen pengangkutan

barang yang di dalamnya memuat informasi lengkap

mengenai nama pengrim, nama kapal, data muatan,

pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar, rincian freight

dan cara pembayarannya, nama consignee, jumlah B/L

yang harus ditandatangani dan tanggal dari

penandatanganan.

g. Import Summary List


Dokumen yang berisi daftar container yang akan di

impor.
h. Bay Plan
Dokumen yang berisi susunan container beserta

pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi.


G. Alat Bongkar Muat Container
Menurut Abas Salim (1994 : 199), dalam pengoperasian

petikemas atau container digunakan peralatan yang terdiri dari :


a. Derek (crane) container
Derek yang digunakan untuk memuat atau membongkar

container dari dan ke kapal.


b. Transtainer
13

Adalah alat untuk menaikan / menurunkan (lift on / lift off)

ke / dari chasis (operasional CY /CFS)


c. Head truck
Alat yang digunakan untuk mengangkut container yang

sudah berada di atas chasis trailer.


d. Chasis trailer
Landasan yang digunakan untuk menempatkan

container yang akan diangkut dengan trailer.

e. Forklift
Alat yang digunakan untuk memasukkan atau

mengeluarkan barang dalam container

(stuffing/stripping).
f. Top loader
Alat bongkar muat container yang digunakan untuk

menata container di CY (container yard).


g. Gentry crane
Alat yang digunakan untuk bongkar muat container dari

dan ke kapal atau dermaga.


H. Keuntungan dan Kerugian Memakai Container
Keuntungan:
 Cepat dan ekonomis dalam menangani container.
 Waktu bongkar dan muat lebih cepat.
 Resiko kerusakan dan kehilangan barang lebih kecil.
 Keamanan terhadap kerusakan dan pencurian lebih terjaga.
 Pembungkus barang tidak perlu terlalu kuat, karena

tumpukan (stacking) dapat dibatasi setinggi dalamnya

container.
 Bisa untuk angkutan door to door.

Kerugian:
 Penggunaan buruh sedikit, sehingga merupakan ancaman

adanya pengangguran.
14

 Harus dibuat terminal khusus untuk bongkar muat container

dan harus menggunakan peralatan khusus untuk

mengangkut dan menumpuknya.


 Jalan – jalan yang ada harus disesuaikan untuk

pengangkutan container.
 Dapat terjadi ketidakseimbangan dalam perdagangan antar

negara, bila suatu negara tidak cukup persediaan

containernya.

BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah berdirinya PT. Tresnamuda Sajati Semarang

PT. TRESNAMUDA SEJATI juga bisa dikenal sebagai TMS lines,

didirikan pada januari 1989 di Jakarta. Pada awalnya TMS lines

bertindak sebagai agen “ Thong Soon Lines” Singapura, mengirimkan


15

suatu kapal antara jakarta dan Singapura dalam jasa bantuan mingguan

(weekly). Pada tahun 1989 TMS Lines membuka kantor cabang di

Surabaya, sebagai akibatnya mereka harus membuka jasa bantuan

“Thong Soon Lines” yang baru dari Jakarta dan Surabaya ke Singapura.

TMS Lines juga memeriksa jasa pelayanan “Thong Soon Lines” ke

pelabuhan-pelabuhan utama di wilayah Asia Tenggara, seperti :

Singapura, Bangkok, Malaysia Timur dan Barat, Brunei, Kamboja, India

dan Papua New Guinea.


Pada tahun 1991, Wan Hay Lines (Taiwan) menunjuk TMS Lines

sebagai agen di Jakarta dan Surabaya. Sebagai pengantar laut di daerah

timur (Taiwan, Manila, Hongkong, Japan, dan RRC) ke Jakarta dan

Surabaya. Pada tahun 1993-1996 dengan bantuan Wan Hay Lines, TMS

Lines memasuki beberapa pelabuhan Indonesia selain itu Jakarta,

Surabaya, dan Semarang seperti : Makasar, Banjarmasin, Panjang, dan

Bandung. Saat ini Wan Hay Lines menyebarkan 10 kapal langsung

(direct vessel) dari Jakarta, Merak, Semarang, dan Surabaya ke bagian

timur dengan dua kali pelayaran perminggu dengan nama jasa JCI

(Japan China Indonesia) dan JTI (Japan Taiwan Indonesia). Bisnis

Agency ini juga tumbuh pada Nantai Lines (Taiwan) di tahun 1993

menjadi agen pelayaran ke Afrika Selatan dan Jepang Utara, Sasia

Expres Lines (Speilthoffs Bevcachtingkantor BV Holland ). Pada tahun

1996 dengan pelayanan ke Manaus (Brasil), Astra Container Lines

(Singapura) pada tahun 1997 dengan pelayaran ke negara-negara

bagian India, Perusahaan Traffice Lines Pte. Ltd (Singapura) Pada tahun
16

1998 dengan pelayanan Chitagong (Bangladesh). TMS Lines juga

menangani agensi pembongkaran dengan menangani pembongkaran

cargo dari wilayah timur Asia dan Eropa ke atas nama Kee Yee Maritime

( Taiwan), Ocean Horizon (UK) ,dan Holwerda BV (Holland). Pada tahun

2002,2003,dan 2004 TMS Lines ditunjuk oleh portek Singapura untuk

menangani pembongkaran derek kunci, mobil derek dan RTG (Rubber

Tyre Gantry) di Surabaya dan Jakarta.


Tahun 1992 TMS Lines cabang pengiriman PT. Jameson Freight

Semesta, yaitu PT. Samudra Data Lines (Singapura) di Jakarta, Medan,

Semarang dan Surabaya. TMS melalui jasa pengantaran antar pulau

pada tahun 1999 dengan merubah Perusahaan Pembongkaran Jembar

Hati (sebelumnya Nicholas V) DNT 350 MT ke 16 kapal Container TEUS

dengan jalur Jakarta, Panjang, dan Jakarta. Pada Maret 2001 TMS Lines

dengan kesuksesan Jakarta, Panjang, Jakarta lalu memperpanjang

jalurnya menjadi Jakarta, Panjang, Jakarta, Semarang, Surabaya,

Jakarta setiap minggunya dengan menyebarkan kapal baru yang dibeli

dari NYK MV MTS JADE (sebelumnya Acx Jade) dengan kapasitas

TEUS 350 kecepatan 14 knot.Pada Agustus 2002 kesuksesan yang

berkelanjutan pelayaran pengantar jalur Jakarta, Panjang, Jakarta,

Semarang, Surabaya TMS Lines membeli kapal berkecepatan 16 knot

lainnya kapal TEUS 351 yang bernama MV. TMS EXPERSS. Pada Juni

1993 TMS Lines menggabungkan pelayaran dengan CMA CGM dengan

kapasitas TEUS 440, berkecepatan 14 knot. Bersama dengan CMA


17

CGM ANL Jakarta dan Surabaya sebagai pusat pelabuhan yang

dipercaya di Indonesia.
TMS Lines diharapkan terus berkembang dari tahun ke tahun

berdasarkan pada pertumbuhannya yang dinamis dalam 19 tahun dari

bisnis agensi menjadi satu pimpinan perkapalan di Indonesia yang

menjalankan jasa pengantaran lokal pertama, yang terpecaya di

Indonesia dalam periode 5 tahun


B. Struktur Organisasi PT. Trenamuda Sejati Semarang
PT. Tresnamuda Sejati dikelola dan dipimpin oleh seorang Direktur

yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama yang

sekaligus mengkoordinir perkembangan apa yang terjadi di perusahaan

itu sendiri, berikut merupakan stuktur organisasi yang dipergunakan oleh

PT. Tersnamuda Sejati Semarang.


Adapun struktur organisasi yang terdapat pada PT.Tresnamuda

Sejati dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

b. Struktur Organisasi PT. Tresna Muda Sejati


(Terlampir)
Struktur organisasi PT. Tresnamuda Sejati Cabang Semarang
Sumber : PT. Tresnamuda Sejati Cabang Semarang

C. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian (Job Description)

dari unit-unit yang ada :


1. Kepala Cabang
Kepala cabang bertugas memonitor keluhan para

pelanggan dan memastikan bahwa semua bagian bertugas

dengan baik.
Melakukan dan mengatur keagenan kapal dari memilih

agen, sub agen hingga mengevaluasi pekerjaan agen.


2. Assisten Manajer Operasi
18

Membuat perencanaan untuk pelaksanaan bongkar muat,

transhipment cargo kapal milik maupun keagenan.

Memonitor pembuatan dokumen ; Ship Berthing Plan,

Loading list, Voyage estimate Report, Pre Arrival Report,

Departure Report, dan Opration Report untuk kapal milik

keagenan pada setiap aktifitas dan mendistribusikan

kepada yang terkait.


3. Bagian Inventory
Memonitor jumlah container dari principal dan container

milik. Mengenai segala kegiatan dan permasalahan yang

berkaitan dengan pengadaan, penyimpanan, pemakaian

container dan pengawasan depo. Membuat daftar situasi

container secara periodik. Menginventarisir status setiap

container untuk principal. Memahami pengiriman container

untuk pelanggan, administrasi container (data entry,

contrainer list, job order) pengeluaran D/O, permasalahan

container dengan shiper out depo container used. Membuat

daftar dan memonitor kondisi container dengan kebutuhan

yang ada. Memonitor kegiatan depo melakukan teguran

serta mengambil tindakan ke depo apabila ada

penanganan yang merugikan perusahaan dan tidak sesuai

dengan prosedur. Menyampaikan daily report, posisi

container, longstay container kepada pihak yang terkait.

Menangani pengecekan tagihan dari depo atau surveyor


19

dulu serta melaksakan pengaturan penagihan repair dan

biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan container.


4. Assisten Manajer Marketing
Menyusun perencanan marketing dan mengkoordinir

segala bentuk marketing meeting. Menyampaikan informasi

merketing (departement terkait, kantor pusat dan cabang.


5. Bagian Marketing kapal milik
Mencari shipper baru dan mengadakan kunjungan secara

rutin terhadap shipper baru maupun shipper lama dengan

membina hubungan baik. Membuat sailing schedule,

memonitor shipping instruction, entry visiting report setelah

mengunjungi shipper dan membuat evaluasi sales.


6. Bagian Marketing Kapal Keagenan
Melakukan koordinasi cabang dengan bagian costomer

service dan sales, department yang lainnya atas prospek

muatan dan alokasi space kapal. Memonitor cargo booking

dan mengkoordinir booking forecast yang berkaitan dengan

department yang terkait.


7. Bagian Personalia, Sekretariatan, dan Umum
Menyiapkan dan menyusun tenaga kerja yang dibutuhkan

perusahaan. Mengusulkan sistem penggajian karyawan,

pemberian kompensasi dan penyelelenggaraan

kesejahteraan, kesehatan, dan jaminan sosial karyawan.


a. Personalia
Menyiapkan dan mengusulkan tenaga kerja yang

dibutuhkan perusahaan.
Mengusulkan sistem penggajian karyawan, pemberian

kompensasi dan menyelenggarakan kesejahteraan,

kesehatan, serta jaminan sosial karyawan.


20

b. Sekretariat
Berkoordanisasi dengan department dan organisasi lain

menyangkut pelaksaan tugas. Bertanggung jawab atas

surat-surat masuk dan keluar.


c. Umum
Megatur pengiriman dan penerimaan barang kebutuhan

kantor dan mengawasi pembelian barang kebutuhan

kantor yang terkait dengan bagian umum.


8. Manager EXIM (Export-Import)
Mengenai segala permasalahan yang berkaitan dengan

dokumen kapal keagenan dan milik. Membuat laporan

untuk diserahkan kepada departement keuangan kantor

pusat atau direksi secara periodik.


a. Export
Menangani segala permasalahan yang berkaitan

dengan dokumen kapal keagenan dan milik.


Membuat laporan untuk diserahkan kepada departmen

keuangan, kantor pusat, atau direksi secara periodik.


b. Import
Melakukan koordinasi pekerjaan dengan kantor pusat,

cabang terkait, principal, departement terkait dan

peanggan yang berhubungan dengan outbound.

Melakukan penyerahan dokumen kepada instansi

terkait.
9. Assisten Manajer Keuangan
Melakukan pekerjaan bidang keuangan, pengaturan

keuangan masuk dan keluar. Melakukan koordinasi dalam


21

hal pembuatan laporan disbursement kapal milik maupun

keagenan.
Bagian Keuangan:
Penerbitan kwitansi NOC, TAP, dan Form A/B, membuat

laporan bulanan kwitansi yang diterbitkan untuk dilaporkan

ke kantor pusat dan melakukan tagihan demmurage bila

container terlambat dikembalikan dan diperhitungkan

dengan uang jaminan container.

BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

A. Aktifitas PT. Tresnamuda Sejati dalam Kegiatan Bongkar Muat

Container di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang


Dalam setiap kegiatan pembongkaran maupun pemuatan di

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang khususnya di Terminal Peti

Kemas Semarang, agar semua kegiatan berjalan dengan lancar

sesuai yang diinginkan, maka PT. Tresnamuda Sejati harus

menyelesaikan dokumen-dokumen terutama dalam menggunakan

container. Adapun aktifitas PT. Tresnamuda Sejati didalam menangani

pembongkaran maupun dokumennya adalah sebagai berikut:

a. Aktifitas Pembongkaran Container


22

1. Persiapan Pembongkaran Container


Didalam pelaksanaan pembongkaran container, PT. Tresnamuda

Sejati (TMS Lines) perlu mempersiapkan hal-hal yang

berhubungan dengan pembongkaran. Adapun persiapan tersebut

adalah :
a. Persiapan Dokumen
PT. Tresnamuda Sejati mempersiapkan dokumen-dokumen

yang diperlukan dalam kegiatan bongkar.


Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan :

1) Ship’s Berth Plan


2) PPKB (Permintaan Pelayanan Kapal Barang)
3) Rapat Harian Rencana Penambatan Kapal
4) Operation Planning
5) Permohonan Permintaan Slot
6) Surat Perintah Kerja
7) Crane Squance List
8) Container Vessel Identification Advice
9) Permohonan Tenaga Kerja Bongkar Muat
10)Statement of Fact
11) Pemberitahuan Rencana Kedatangan Kapal
b. Persiapan Supervisi
Untuk kelancaran pembongkaran yang sedang berlangsung,

TMS Line juga harus mempersiapkan tenaga supervisi untuk

membantu TMS Lines. Adapun tugas dari supervisi adalah :


1) Melaksanakan pengawasan (pengendalian secara

seksama bagian pelayanan kapal dan barang).


2) Menanggulangi masalah yang timbul dalam operasi

pelayanan kapal dan barang.


Selain Supervisi juga dibantu oleh
1) Foreman atau mandor yang bertugas mengatur

pembongkaran maupun pemuatan peti kemas dan

mengawasi kinerja buruh TKBM (Tenaga Kerja Bongkar

Muat).
23

2) Checker yang bertugas mengecek dan mengawasi

segala kegiatan pembongkaran maupun pemuatan peti

kemas.
3) Tallyman, bertugas menghitung jumlah barang yang di

bongkar maupun di muat.


4) TKBM yang bertugas melaksanakan bongkar kegiatan

bongkar dan muat container.


5) Reeferman adalah orang yang ditunjuk shipper atau

pemilik muatan untuk memantau suhu muatan pada

tingkat tertentu.
c. Persiapan Peralatan
Sebelum ditentukan peralatan yang akan digunakan dalam

kegiatan bongkar muat maka diperlukan suatu informasi dalam

mempersiapkan peralatan mekanis, informasi tersebut antara

lain:
1) Untuk diatas kapal
a. Perkiraan waktu mulai, melanjutkan dan selesai

kegiatan bongkar muat.


b. Tipe, jenis dan kapasitas dari peralatan yang

diperlukan.
c. Kapasitas peralatan untuk dioperasikan.
2) Untuk kegiatan Dermaga
a. Route yang ditempuh
b. Tempat penumpukan dan daerah transfer
c. Jenis kemasan
d. Ruang yang tersedia untuk alat gerak di tempat

penumpukan.
Setelah diketahui informasi di atas, adapun alat-alat bongkar

muatnya adalah :
 Derek (crane) container
Derek yang digunakan untuk memuat atau

membongkar container dari dan ke kapal.


24

 Transtainer
Adalah alat untuk menaikan / menurunkan (lift on / lift

off) ke / dari chasis (operasional CY /CFS).


 Head truck
Alat yang di gunakan untuk mengangkut container

yang sudah berada di atas chasis trailer.


 Chasis trailer
Landasan yang digunakan untuk menempatkan

container yang akan di angkut dengan trailer.

 Forklift
Alat yang digunakan untuk memasukkan atau

mengeluarkan barang dalam container

(stuffing/stripping).
 Top loader
Alat bongkar muat container yang digunakan untuk

menata container di CY.


 Gentry crane
Alat bongkar muat yang digunakan pada kapal full

container dan kapal tidak dilengkapi alat bongkar

muat.
d. Persiapan TKBM
Pada tahap ini persiapan TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat)

yang akan melaksanakan kegiatan pembongkaran dan

pemuatan harus dipersiapkan sebaik mungkin yang

menyangkut kebutuhan antara lain : sarung tangan, penutup

hidung dari peralatan lain yang menyangkut tentang

keselamatan TKBM. Jam kerja (shiff) selama 8 (delapan) jam

dimulai dari :
1) Shiff I : 08.00-16.00
25

2) Shiff II : 16.00-24.00
3) Shiff III : 24.00-08.00
Adapun penyedia TKBM disini yaitu:
Dari pihak perusahaan pelayaran agen menunjuk TKBM

Bongkar dari PT. Tresnamuda Sejati mengajukan permohonan

pengadaan buruh kepada koperasi TKBM yang berisikan :


1) Nama kapal yang akan melakukan bongkar muat
2) Jumlah yang akan dibongkar
3) Jenis yang akan dibongkar
4) Jumlah buruh yang dibutuhkan
5) Tanggal pelaksanaan bongkar muat.
2. Pelaksanaan pembongkaran container
Setalah kapal merapat atau sandar di dermaga maka crew kapal

segera membuka palka kapal (TMS Jade) yang akan dibongkar

apabila muatannya under deck, kemudian pihak agen naik ke atas

kapal dan buruh TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) dan tally

yang bertugas di palka masuk ke dalam palka sedangkan yang

diluar palka atau dermaga bersiap-siap menangani peti kemas

yang akan di bongkar beserta operator CC (Container Crane) atau

RTG (Rubber Tire Gantry) dengan bantuan buruh yang ada di

dalam palka.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan

container crane adalah sebagai berikut :


1) Container Crane harus pada posisi yang baik, pengait

crane harus tepat pada lobang yang tersedia sudut-sudut

peti kemas, hal ini untuk menghindari terjadinya

kerusakan pada atap container atau peti kemas.


2) Petugas TKBM yang berada di atas kapal harus

memberikan komando kepada operator RTG atau CC


26

agar crane dan alat pengaitnya jangan sampai mengenai

peti kemas.
3) Pastikan sepatu container pada posisi yang benar.
Setelah diketahui penggunaan crane secara tepat, maka peti

kemas diangkat dari kapal ke dermaga berdasar perintah

stevador dan telah diatur pembongkarannya oleh foreman,

kemudian diturunkan secara perlahan-lahan di atas chasis.

Setelah diketahui peti kemas sudah tepat pada posisi diatas

chasis, maka crane dilepas untuk kembali ke dalam palka

untuk pembongkaran selanjutnya. Sedangkan truk yang

membawa peti kemas menuju slot-slot yang telah tersedia di

tempat penumpukan peti kemas.


3. Penyelesaian Dokumen Pembongkaran
Setelah kegiatan bongkar selesai, maka dari pihak TKBM perlu

membuat dokumen-dokumen yaitu antara lain :


a. Time Sheet
Yaitu laporan harian kegiatan bongkar muat yang berisi jam

kerja, kendala yang dihadapi, penggunaan tenaga supervise,

TKBM dan peralatan bongkar muat yang digunakan (CCO s/d

CC07).
b. Balance Sheet
Yaitu lembar kerja atau laporan harian jumlah tonnage dan

kubikasi yang dihasilkan per partai barang, jumlah TKBM yang

digunakan dan kendala-kendala yang terjadi serta sisa jumlah

barang yang belum dibongkar.


c. Statement of Fact
Yaitu rekapitulasi dari sejumlah time sheet yang dibuat selama

kegiatan bongkar muat berlangsung.


d. Berita acara bongkar
27

Yang berisi berita secara bongkar.


b. Aktifitas Pemuatan Container
1. Persiapan Dokumen
Adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain :
a. Surat Keterangan Selesai (lihat lampiran)
b. Memorandum Surat-Surat Kapal (lihat lampiran)
c. General Manifest or Freight List (lihat lampiran)
d. Special Container List (lihat lampiran)
e. List (lihat lampiran)

2. Pelaksanaan Pemuatan
Didalam pelaksanaan pemuatan container, baik dari pihak TMS

Line maupun TKBM sudah harus dalam kondisi siap. Adapun

pelaksanaan pemuatan container tersebut adalah sebagai berikut:


a. Kapal telah merapat atau sandar di dermaga
b. Palka kapal akan dibuka apabila kondisi muatan kapal

adalah under deck


c. Sebelum pemuatan dilaksanakan, stevedor dan tallyman

sudah harus siap diatas kapal serta buruh TKBM (Tenaga

Kerja Bongkar Muat) yang bertugas di atas kapal maupun

didarat telah siap menangani peti kemas yang akan dimuat.


d. CC (Container Crane) telah siap untuk mengangkat peti

kemas dari atas chasis.


3. Penyelesian Dokumen
Setelah aktifitas pemuatan container sudah clear semuaya, pihak

TKBM juga perlu mempersiapkan dokumen-dokumen yang

diperlukan. Adapun dokumen-dokumen tersebut antara lain :


a. Damage Report
Yaitu laporan kerusakan barang atau peti kemas saat

bongkar muat.
b. Laporan kegiatan
c. Bukti Kegiatan Operasinal Lapangan
d. Berita Acara Pemuatan
e. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan
28

Setelah mendapat laporan dari tallyman, pihak supervisor

stevedoring mengecek dengan kode-kode yang ditentukan.

Setelah semua selesai dan tepat penempatan kode-kodenya,

maka supervisor stevedoring melaporkan ke kantor pusat

PT.Tresnamuda Sejati yaitu untuk membuat pranota ataupun nota

selesai yang akan ditujukan kepada perusahaan pelayaran

sebagai bukti untuk penagihan.

B. Failitas yang Dimiliki


Untuk menunjang kelancaran proses bongkar muat dengan

menggunakan kontainer, baik PT.Tresnamuda Sejati maupun

pelabuhan khususnya pelabuhan Tanjung Emas Semarang (

TPKS ) harus memiliki fasilitas dalam kondisi yang baik.


1. Fasilitas Pelabuhan
a. Tempat sandar atau Darmaga
b. Gudang Lini 1
c. Lapangan Penumpukan
d. Terminal Penumpang : 4.530 M2
e. Luas Perairan : 17.800 Ha
f. Tempat Berlabuh Kapal :
1) Rede Tanjung Emas :060-53’ OS/1100-23’ ST Radius

1,5 mil
2) Rede Kaliwungu : 0600-53’ OS/I 1100-20’ OT 1 mil
g. Luas daratan : 639,79 Ha
h. Bunker :
1) HSD 650 to/hari
2) MFO & MDF:3.300 to/hari
3) Supply air untuk kapal : 60 ton/hari
i. Air Bersih
Untuk melayani permintaan kapal, instansi / perusahaan

maupun penduduk / umum tersedia sumur artesis

sebanyak 6 tempat / titik.


1) 1 sumur pompa kapasitas 3 liter / detik
2) 1 sumur pompa kapasitas 8liter / detik
29

3) 4 sumur pompa kapasitas 6 liter / detik

Pelayanan air tawar untuk kapal-kapal di dermaga

samudra, dilakukan lewat instalasi dengan kapasitas

pengisian minimum 50

Ton / m / jam.

j. Telekomunikasi:
Telepone :
1) PT. (PERSERO)

Cabang Tanjung Emas Semaang : (024) 545721

(4 saluran)

548665 (5 saluran) telex :22305 TG Emas IA

Fax : 542649.

2) Semarang Pilot :
a. (024)545112&(024)545725

b. call Me 908 “Strapu” telp. 135 & 474300

(10 Lines)

c. Call Me CH. 12 Radio VHF(Stand by

Hours).

k. Listrik

Kapasitas : 1.155 Kw

Daya : PLN

a. Peralatan Apung
1) Kapal Tunda : 4 unit@ 800 HP, 1.450 HP,

1.500 HP, 2.000 HP


30

2) Kapal Pandu : 1 unit@ 360 HP (horse

power)
3) Kapal Kepil : 2 unit@ 210 HP
b. Alat Bongkar Muat
1) Crane
a) Kapasitas 11 ton : 2 unit
b) Kapasitas 40 ton : 1 unit
2) Forklift
a) Kapasitas 2 ton : 8 unit
b) Kapasitas 3 ton : 6 unit
c) Kapasitas 5 ton : 6 unit
d) Kapasitas 10 ton : 1 unit
3) Alat Bongkar Muat Peti Kemas (Container)
a) Head Truck Kapasitas 45 ton : 16 unit
b) Chassis Combo Kapasitas 20’ : 2 unit
c) Chasis Combo Kapasitas 40’ : 28 unit
d) Top Loader Kapasitas 30,5 ton : 2 unit
e) Top Loader Kapasitas 40,5 ton : 2 unit
f) Telescopis Spreader Combo
Kapasitas 20’ & 40’ : 1 unit
g) Fix Speader 40’ : 3 unit
h) Super Stracker 40 ton : 1 unit
2. Fasilitas PT. Tresnamuda Sejati
Tabel Fasilitas PT. Tresnamuda Sejati

No Fasilitas Juml

ah

1 Mesin Fax 3
2 Telepon 25
3 Komputer 40
4 Note Book 2
5 Foto Copy 2
6 Fasilitas Depo
1. Forklift 1
2. Side loader 1
3. Truk 2
4. Fax 2
5. Telp. Pusat

Sumber : PT. Tresnamuda Sejati


C. Hambatan dan Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah
1. Hambatan
31

Didalam suatu bongkar muat container biasanya hambatan-

hambatan yang terjadi cukup minim, ini dapat diliat dari adanya

beberapa kejadian yang saya liat, seperti :


a. Keluar masuknya truk-truk atau chasis baik dari atau ke CY

(Container Yard) tidak beraturan, hal ini dapat menyebabkan

baik container yang masuk atau keluar CY ke kapal menjadi

macet.
b. Perbaikan rel CC (Container Crane) yang mengakibatkan

ruang gerak CC terbatas, sehingga baik pemuatan maupun

pembongkaran container tidak berlangsung dengan

maksimal. Hal ini mengharuskan kapal untuk shifting mundur

ataupun maju.
c. Untuk kapal TMS jade, karena proses pembukaan dan

penutupan palkanya secara manual, maka hal ini dapat

menghambat proses pemuatan maupun pembongkaran peti

kemas, karena dapat mengurangi efisiensi waktu.


2. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah
a. Untuk truk-truk yang keluar masuknya tidak beraturan, maka

hal ini TPKS (Terminal Peti Kemas Semarang) atau perwira

jaga yang bertugas pada saat itu dapat memperbaiki

manajemennya, salah bekerja dan yang paling utama

adalah tepat waktu. Dengan demikian kemungkinan

kemacetan atau penumpukan truk-truk dapat dikurangi atau

sama sekali tidak ada kemacetan.


32

b. Perbaikan rel-rel CC sebaiknya diselesaikan secepat

mungkin, karena dapat menghambat aktifitas bongkar muat

peti kemas.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan

Praktek Darat selam 3 (tiga) bulan di PT. Tresnamuda Sejati

Semarang , maka penyusun dapat menarik beberapa

kesimpulan, yaitu :
a. Pada dasarnya mata kuliah yang diberikan STIMART

AMNI Semarang telah memenuhi dunia kerja, karena

sedikit banyak mata kuliah yang sebelumnya telah

ditempuh banyak dijumpai di lapangan.


b. Dengan diselenggaranya Praktek Darat yang telah lalu,

dapat untuk dijadikan media dan gambaran secara luas

oleh mahasiswa sebelum menghadapi dunia kerja

secara nyata.
c. Praktek Darat dapat melatih kemampuan masing-masing

individu dari mahasiswa daam memecahkan suatu

permasalahan, menganalisis suatu hal serta mencerna

tugas yang diberikan selama Praktek Darat.


33

d. Terciptanya hubungan yang baik dengan seluruh

karyawan, maka akan membentuk suatu keharmonisan

baik untuk masa sekarang ataupun masa akan datang

baik bagi mahasiswa maupun bagi perusahaan.


e. Situasi dan kondisi kerja perusahaan tercipta dengan

sangat baik karena dilandasi dengan rasa loyalitas yang

tinggi dari masing-masing karyawan.


2. Kesimpulan Khusus
Berdasarkan hasil pembahasaan dari hasil penelitian

mengenai prosedur pelayanan jasa pada PT. Tresnamuda

Sejati Cabang Semarang yang telah dikemukaan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan khusus sebagai

berikut :
a. Bahwa pada era containerisasi sekarang ini, maka

diharuskan pelabuhan baik yang berskala Internasional

telah mendukung sistem containerisasi. Baik yang

menyangkut fasilitas-fasilitasnya, sistem keamanannya

(terutama pelabuhan berskala Internasional).


b. Dengan adanya fasilitas yang mendukung untuk

kegiatan pembongkaran maupun pemuatan dengan

menggunakan container, maka fasilitas baik ada di

kantor maupun pelabuhan harus dalam kondisi yang

baik agar di dalam pelaksanaannya tidak terjadi

hambatan atau yang bisa mengurangi efisiensi waktu.


c. Didalam pembongkaran maupun pemuatan untuk lebih

efisien, maka sebaiknya seluruh buruh TKBM maupun


34

pihak lainnya sudah harus berada diatas kapal

sekurang-kurangnya 30 menit sebelum kapal sandar.


d. Keberadaan perusahaan pelayaran sangat diperlukan

dalam proses pengiriman barang dan transaksi

perdagangan internasional. Maka dituntut adanya suatu

Perusahaan Pelayaran yang memberikan suatu service

yang memuaskan, mengutamakan kecepatan,

keselamatan pelayaran dan barang sampai pelabuhan

tujuan tentunya diharapkan disertai dengan tarif yang

tidak memberatkan pengguna jasa.


B. Saran - saran
1. Saran untuk STIMART AMNI Semarang
 Dalam pelaksanaan Praktek Darat supaya

diselenggarakan monitoring dan evaluasi secara periodik

sehingga perkembangan para taruna/i dapat diketahui

sampai sejauh mana kemampuan yang telah diperoleh.


2. Saran untuk PT. Tresnamuda Sejati Cabang Semarang
 Perlu adanya pengecekan dokumen sebelum

melaksanakan bongkar muat container agar tidak terjadi

kesalahan penempatan dalam proses pelaksanaannya

yang dapat menimbulkan biaya tambahan.


 Untuk mencegah terjadinya hambatan dalam bongkar

muat container maka fasilitas yang ada dikantor maupun

pelabuhan harus dalam kondisi baik supaya dapat

memperlancar proses bongkar muat dan pengiriman

barang sesuai waktu yang ditentukan.


35

 Perlu adanya komunikasi yang baik antara kantor pusat

PT. Tresnamuda Sejati yang ada di Jakarta dengan

kantor cabang PT. Tresnamuda Sejati yang ada di

Semarang dan Surabaya supaya tidak terjadi kesalahan

dalam pelaporan bay plan agar mempermudah dalam

pengurusan dokumen dan bongkar muat.

Anda mungkin juga menyukai