Disusun Oleh :
Rifyal Dwi Cahyanto
NIT.17.53.1141/N.F
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Angkutan laut dewasa ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagai sarana
angkutan laut yang dibangun dewasa ini lebih cenderung ke arah spesialisasi jenis
muatan yang diangkutnya, seperti kapal tanker. Kegiatan pemuatan pada kapal
tanker harus mempersiapkan kondisi tanki muat yang sesuai dengan jenis minyak
yang akan dimuat, karena jenis minyak mempunyai karakter yang berbeda-beda
antara minyak yang satu dengan yang lainnya. Tugas seorang Mualim I di atas
kapal tanker minyak harus mengetahui cara pemuatan dengan mempelajari jenis
minyak terakhir yang dibongkar terhadap minyak yang akan dimuat. Data-data
mengenai jenis minyak dapat diketahui dari Cargo Data Sheet.Apabila ada
perubahan muatan dari cargo yang dibongkar berbeda dengan cargo yang akan di
mengangkut muatan minyak, baik minyak mentah maupun minyak produk yaitu
pemuatan karena harus dicuci ulang bahkan dalam beberapa kasus diharuskan
melaksanakan free gas untuk dilakukan pengecekan tangki lebih lanjut serta
adanya complain dari pihak pemilik muatan dan kerugian waktu maupun biaya
Mangun Jaya dimana penulis bertugas sebagai Taruna Praktek Laut (PRALA)
1
atau Deck Cadet di atas kapal tersebut mendorong penulis memilih menulis karya
tulis ilmiah ini dengan judul “Upaya Pencegahan Keterlambatan Proses Pemuatan
4. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam
muatan oil produk, maka penulis membatasi hanya mengenai penyiapan ruang
muat muatan oil product di atas kapal MT. Mangun Jaya antara lain :
2
3. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam
penyiapan ruang muat muatan oil product di kapal MT. Mangun Jaya.
penyiapan ruang muat muatan yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal
barang).
3
rekansatu profesi dalam mencegah keterlambatan proses pemuatan
kapal.
AKPELNI Semarang.
langsung selama melaksanakan Praktek Laut (PRALA) di atas kapal MT. Mangun
Mangun Jaya, baik Perwira maupun Anak Buah Kapal (ABK) lainnya yang
4
3. Studi pustaka
mengenai teori-teori melalui literatur, dan buku-buku yang berkaitan dengan judul
yang tersedia di atas kapal MT. Mangun Jaya dan sumber-sumber pendukung
1. BAGIAN DEPAN
Berisi tentang halaman judul, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata
2. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data
Dalam bab ini menguraikan beberapa teori yang berkaitan dengan terlambatnya
Dalam bab ini membahas tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan
terlambatnya proses pemuatan minyak produk di pelabuhan muat pada kapal MT.
Mangun Jaya.
5
5. BAB IV PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dari penulisan karya tulis ilmiah ini yang
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
6
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Kapal adalah semua alat berlayar, apapun nama dan sifatnya termasuk
didalamnya adalah kapal karam, mesin pengeruk lumpur, mesin penyedot pasir
dan alat pengangkut terapung lainnya. Meskipun benda-benda tersebut tidak dapat
b. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-
penting dari ilmu kecakaan pelaut, dalam penataan, penyusunan dan pemadatan
7
muatan, keselamatan awak kapal dan stowage plan yang sedemikian rupa hingga
broken stowage sekecil mungkin. Adapun faktor yang harus diperhatikan oleh
standby karena ketika gangway turun, agent, port officer, immifration officer dan
1. Mate’s receipts yaitu suatu tanda terima barang yang dimuat di atas kapal
3. Manifest yaitu suatu dokumen yang berisi rekapitulasi kumpulan B/L dari
yang akan mengambil barangnya akan membawa B/L asli yang diterima
Agennya.
8
b. Persiapan alat-alat bongkar muat.
segera dapat dipergunakan setelah kapal tiba di pelabuhan muat. Hal ini bukan
saja ditinjau dari segi teknis, tetapi sangat penting jika kanal itu dalam charter,
karena Nakhoda akan membuat pernyataan tertulis ke charter via agent yang
dinamakan Notice of Readiness yang isinya kapal siap melakukan pemuatan setiap
saat. Selama pelayaran, peralatan bongkar muat dilepas dan disimpan pada
kapal, kondisi kaal, rute dan jenis muatan yang dimuat sebelumnya.
9
3. Pengecekan draft.
bergantian, pengecekan dilakukan pada draft belakang, draft tengah dan draft
oleh Masinis jaga dan disaksikan langsung oleh Surveyor atau yang mewakilinya.
Jurumudi atau Kelasi yang ditemani oleh Mualim jaga yang dilihat dan dicatat
Dalam teknik bongkar muat ini ada beberapa unsur penting yang harus
dipahami dan diterapkan oleh seorang Perwira kapal dalam operasionalnya agar
10
tidak terjadi kesimpang siuran yang menimbulkan saling mengklaim, jadi untuk
kapal, sehingga kapal tetap dan perimbangan pembagian muatan kapal, sehingga
kapal tetap aman dan layak laut.Pembagian muatan di kapal harus dilakukan
dengan baik yaitu pembagian muatan secara tegak (vertical), pembagian muatan
terhadap stabilitas kapal. Stabilitas kapal adalah suatu kemampuan kapal untuk
kembali ke kedududukan tegaknya semula apabila terjadi oleng atau miring yang
disebabkan oleh pengaruh gaya dari luar. Karena stabilitas kapal merupakan salah
satu faktor keselamatan kapal, maka stowage harus dilakukan sedemikian rupa
agar kapal tetap dalam kondisi stabil pada setiap keadaan.(Istopo, 1999:2).
pengaruh atas trim kapal dan kondisi hogging ataupun sagging. Trim yaitu
perbedaan sarat muka dan sarat belakang. Hogging maupun sagging yang akan
dimuati sedemikian rupa agar tidak terdapat trim (even keel). Atau sedikit trim ke
belakang (trim by the stern) setengah atau satu meter saja. Kapal yang dimuati
sehingga nungging atau sarat mukanya lebih besar (trim by the head) beberapa
11
memperhitungkan trim ini dengan cermat sebelum kapal berangkat sehingga kapal
dapat dimuati sesuai dengan trim yang diinginkan. (Tim BPLP Semarang,
1983:89).
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pengaturan muatan disisi kiri dan
kanan dari centre line. Pembagian muatan secara transversal ini mempengaruhi
maka rolling kapal akan pelan dan periode oleng kapal menjadi singkat. Jadi
untuk mengatasi hal tersebut di atas dan memperoleh stabilitas kapal yang baik
atau ideal maka pemadatan harus dilakukan dengan cermat disamping itu
pertimbangan berat harus disesuaikan dengan perhitungan yang telah dibuat (Tim
Ditinjau dari pengoperasiannya, kapal MT. Mangun Jaya adalah salah satu
kapal tanker yang diperuntukkan khusus untuk mengangkut minyak produk yaitu
premium, pertamax, pertalite dan solar. Jenis bahan bakar bensin merupakan nama
12
umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan
memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini
a. Premium
Premium (RON 88) yaitu bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil dan sepeda motor. Bahan
b. Pertamax
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbale (unleaded). Pertamax
Pertamax Plus (RON 95). Jenis BBM ini telah memenuhi Standart
direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10.5 dan juga
13
yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve
c. Pertalite
Pertalite adalah Bahan bakar minyak (BBM) jenis baru yang diproduksi
bakar lebih sebab memiliki kadar RON 90, di atas premium, yang hanya RON 88.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said,
“Pertalite merupakan produk yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan,
kualitas dari pertalite yang lebih bagus serta diproduksi untuk cocok dengan
Pertalite adalah bahan bakar minyak dari Pertamina dengan RON 90.
kilang minyak, diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi
konsumen yang ingin BBM dengan kualitas diatas premium tetapi lebih murah
d. Solar (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki
angka performa octane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk
mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa
mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan
untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri. (PT. Pertamina,
2007).
14
4. Proses Sandar Kapal Belum Tepat Waktu
sandar kapal yang belum tepat waktu sering kali disebabkan oleh adanya kongesti
pelabuhan (port congestion) yaitu keadaan menunggu antrian kapal yang telah
Kongesti pelabuhan ini akan timbul jika kapasitas penampungan pelabuhan tidak
dengan merealisasikan saran dari BIMCO (The Baltic and International Maritime
koordinasi yang terjalin dengan baik, lalu lintas yang teratur, kebijakan dalam
Agar proses bongkar muat muatan berjalan dengan lancar, menurut Capt.
harus diusahakan dalam setiap kegiatan di pelabuhan dapat selesai pada waktu
yang tepat agar tidak menimbulkan waiting time,delay kapal, long hatch dan
15
a. Peralatan pada kapal tanker minyak
Kapal tanker dibuat untuk mengangkut minyak mentah melalui laut atau
besar dari pengangkut minyak produk, tetapi dalam pengaturan jaringan pipa-
sehingga masing - masing disebut tangki sayap kiri dan kanan (wing tank) serta
tangki tengah (center tank). Pembagian secara membujur sangat tergantung dari
kebutuhan dan ukuran kapal. Sebagian besar khususnya bagi kapal tanker modern,
ruang kamar mesin, akomodasi dan anjungan terletak di belakang ruang muatan
1. Deck lines
2. Drop lines
3. Stripping lines
4. Cross over
5. Bypasses
6. Master valves
16
8. Sea suction valves
sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting. Kapasitas
efektif suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan, kecepatan
dari aliran, viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat penampungan serta
e. Menjalankan pompa
bertahap sampai discharge pressure pompa naik 5 kg/cm2, kemudian buka keran
pompa.
17
7. Apabila menggunakan 2 (dua) pompa parallel agar tekanan discharge
kedua pompa selalu sama, tetapi bila salah satu pompa drop (misalnya
c. RPM rendah
18
l. Pemeliharaan pompa
Biasanya dilakukan dengan menggunakan air laut atau air tawar, dilakukan
untuk membersihkan sisa minyak dari dasar tangki ini dilakukan sesegera
mungkin setelah tangki selesai dibersihkan atau kapal telah kosong yang berguna
b. Cleaning (pembersihan)
Cleaning dapat dilakukan mengguakan air atau dengan campuran air dan
detergen menggunakan air laut atau air tawar serta mesin butterworth.
c. Rinsing (pencucian)
dilakukan agar dapat menghilangkan sisa air laut yang masih terdapat di dalam
tangki.Pembilasan tangki ini biasanya dilakukan dengan waktu yang lebih singkat
d. Flushing (pembilasan)
menggunakan butterworth.
19
e. Steaming (penguapan)
muatan sebelumnya.
f. Draining (pengurasan)
g. Drying (pengeringan)
Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan penulis adalah
Ilmu Pelayaran (PIP) Makasar, dengan judul “Optimalisasi Persiapan Ruang Muat
Untuk Muatan Produk Minyak di Kapal MT. Princess Adaeze”. Penelitian ini
kurang optimalnya penyiapan ruang muat muatan oil produk di kapal. Kemudian
penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan tindakan antisipasi yang perlu
diambil agar mencegah terjadinya klaim yang diajukan oleh pihak ketiga (pemilik
diakibatkan oleh Anak Buah Kapal (ABK) yang tidak disiplin dalam
20
melaksanakan penyiapan ruang muatan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan
yang akan penulis lakukan adalah membahas tentang persiapan ruang muat dan
pencucian tangki (tank cleaning). Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
pengetahuan dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat
muatan serta kurang disiplinnya Anak Buah Kapal (ABK) dalam penyiapan ruang
muat, sedangkan penelitian oleh Fernando F.G. khusus pada Anak Buah Kapal
(ABK) yang tidak disiplin dalam pelaksanaan persiapan ruang muatan. Lokasi
penelitian yang dilakukan oleh Fernando F. Gandaria adalah di atas kapal MT.
Princess Adaeze, sedangkan yang akan dilakukan penulis berlokasi di atas kapal
Dalam kerangka pemikiran pada karya tulis ilmiah ini akan menjelaskan
atau konsepsi dari penelitian yang disajikan dengan cara menerangkan hubungan
antara variabel-variabel yang diperkirakan akan terjadi dengan diperoleh dari hasil
lancar.
21
Adapun faktor yang menghambat operasional kapal yaitu kurang
dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK) tentang bongkar muat muatan serta
kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam persiapan
ruang muat. Agar operasioanl kapal berjalan dengan lancar, maka hal-hal yang
pembersihan ruang muat yang dipimpin oleh Mualim I yang dalam setiap
pertemuan dipaparkan dan dibahas tahapan-tahapan dan prosedur kerja, tugas dan
dan serah terima antara crew yang baru dan crew yang lama sesuai dengan situasi
yang sebenar-benarnya.
disiplin di atas kapal, disamping itu juga dituntut peran serta dari Nakhoda dalam
penerapan dan pelaksanaan ISM Code dan STCW amandemen 2010. Dengan
demikian akan tercipta Anak Buah Kapal (ABK) yang berpengalaman dengan
22
BAB III
PEMBAHASAN
Kapal MT. Mangun Jaya merupakan salah satu jenis kapal oil product
tanker berkebangsaan Indonesia milik PT. Pertamina (Persero) yang dibuat oleh
PT. Intan Sengkunyit (Palembang) pada tahun 1982 yang beroperasi di wilayah
Indonesia. Kapal MT. Mangun Jaya mempunyai berat kotor 2621 tons, berat
bersih 1362 tons dan bobot mati 3500 tons, sedangkan panjang keseluruhan kapal
89.8 meter dan lebar keseluruhan 15.0 meter. Jumlah crew yang berada di atas
kapal yaitu 24 orang termasuk 4 orang perwira dek, 4 orang perwira mesin, 2
mengangkut muatan minyak jenis oil product (premium, pertamax, pertalite dan
TBBM Tg. Uban, Pelabuhan TBBM Tg. Gerem dan Pelabuhan TBBM
Pelabuhan TBBM Pontianak. Pada saat kapal mendapat berita rencana pemuatan
yang akan dimuat sangat penting di dalam proses memuat, karena sebelum kapal
23
Pada dasarnya kesiapan dan pelaksanaan muat dikapal tanker tidak lepas
dari dua faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor manusia dan faktor sarana
bongkar muat. Untuk mendapat gambaran yang jelas dari pengaruh kedua faktor
tersebut di atas, berikut ini adalah uraian dari deskripsi data selanjutnya akan
diceritakan dua peristiwa yang terjadi di atas kapal yang dapat dipergunakan
sebagai bahan penelitian dan studi khusus untuk proses maut di atas kapal tanker
yaitu :
merupakan akibat dari kelalaian yang terjadi pada saat pelaksanaan tank
mengalami keterlambatan.
24
2. Pada hari Senin, 24 April2017 pukul 21.00 LT kapal sandar di Jetty 3
TBBM Pulau Sambu untuk memuat solar. Setelah semua prosedur dan
daftar periksa (check list) dilaksanakan serta prosedur jika dalam keadaan
pada sambungan pipa muat saat mulai menerima cargo, hal ini terjadi
akibat tidak kedapnya sambungan antara manifold cargo dan selang muat
operasional kapal dan keselamatan kerja di atas kapal akan dapat dicapai
jika Anak Buah Kapal (ABK) mempunyai pengalaman yang cukup serta
kelancaran pekerjaan atau operasional kapal tidak lepas pula dari peran
Anak Buah Kapal (ABK) yang terlatih terampil dan pengetahuan yang
cukup. Hal hal tersebut jelas merupakan suatu deskripsi data dilapangan
25
kejadian-kejadian ini walau kelihatan seperti hal-hal yang sepele namun
3.3 PEMBAHASAN
Pada sub bab diskripsi data telah diuraikan terhadap hal-hal yang terjadi di
atas kapal, disadari bahwa peranan Anak Buak Kapal (ABK) yang terampil dan
pelaksanaan tugasnya didalam sistem pengoperasian kapal tanker. Dalam hal ini
deck department.
Selain hal tersebut di atas peranan Anak Buah Kapal (ABK) dalam
pencapaian tujuan yang menitikberatkan pada prinsip efesiensi namun tidak lepas
pemecahan persoalan dalam mangatasi hambatan yang sedang dan akan terjadi.
mempersipkan ruang muat di kapal MT. Mangun Jaya bahan analisa adalah
sebagai berikut :
26
Kurang optimalnya persiapan ruang muatan dan pencucian tangki.
Pengawakan sebuah kapal pada dewasa ini sudah sangat berbeda dengan
beberapa dekade yang lalu, dimana sebuah kapal sudah diawaki dengan Anak
Buah Kapal (ABK) dari berbagai bangsa atau multinasional, dimana akan muncul
yang berbeda dari setiap Anak Buah Kapal (ABK). Perbedaan tersebut harus
bahwa setiap operasional kapal dapat terselenggara dengan baik dan setiap
kegiatan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, dan sesuai dengan jadwal yang
1) Faktor dari luar kapal yaitu jenis muatan yang berubah-ubah, dengan
trayek pelayaran jangka pendek, hal tersebut sangat menuntut kerja keras dari
semua pihak dan team work yang solid agar semua operasional kapal dapat
berjalan dengan lancar, serta faktor cuaca buruk akan mengakibatkan kapal tidak
2) Faktor dari dalam kapal yaitu Nakhoda dan seluruh Anak Buah Kapal
(ABK) mengelola segala kendala yang ada hingga menjadi peluang dalam
pemecahan pekerjaan yang di hadapi. Pengaruh Nakhoda dan kerjasama yang baik
27
Kurangnya pengetahuan Anak Buah Kapal (ABK) dalam melaksanakan prosedur-
prosedur penyiapan ruang muat untuk pemuatan oil produk (muatan cair bersih)
penyiapan ruang muat yang dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK) tidak sesuai
dengan prosedur.
ruang muatan. Pemeriksaan ruang muat setelah selesai proses pembersihan ruang
muat, (tank cleaning) merupakan hal yang sangat penting sekali sebelum kapal
tiba di pelabuhan muat. Dengan tidak telitinya dalam pemeriksaan ruang muat
setelah proses pembersihan ruang muat akan menimbulkan masalah saat diadakan
peralatan manual.Pembersihan ruang muatan ini juga tidak ada pengawasan dari
Perwira kapal.
Oleh karena itu untuk meyakinkan bahwa kondisi ruang muat sudah benar
benar siap, bersih dan bebas gas sehingga siap untuk menerima muatan, maka
adalah menjadi tugas dan tanggung jawab Mualim I untuk memastikan dan harus
28
mengadakan pemeriksaan secara teliti dan menyeluruh meliputi semua tangki
ruang muatan yang merupakan pemeriksaan awal sebelum kapal tiba di pelabuhan
muat. Apabila setelah diperiksa masih terdapat kotoran dan masih kurang bersih
maka dapat segera dilakukan pembersihan ulang selama dalam pelayaran untuk
dengan jenis sebelumnya, jika didalam tangki terdapat sisa muatan sebelumnya
maka dapat berakibat terjadi kontaminasi muatan dan terjadi kontaminasi sedikit
saja maka akan merusak mutu muatan secara keseluruhan. Hal ini merupakan
suatu ketelodoran yang sangat besar akibatnya bagi kapal dan kerugian besar yang
muatan yang benar agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Dalam bekerja di atas kapal tanker seorang Anak Buah Kapal (ABK) dituntut
untuk mengetahui tugas tugasnya dengan baik, dengan adanya anak buah kapal
sendiri yang sekaligus membahayakan seluruh Anak Buah Kapal (ABK) dan
29
kemungkinan yang terjadi akibat kurangnya pengetahuan Anak Buah Kapal
atas kapal.
muatan, masih ditemukan Anak Buah Kapal (ABK) yang belum memahami
hal demikian kelihatan sepele namun ini dapat berakibat fatal pada dirinya dan
rekan kerja di atas kapal. Oleh sebab itu Anak Buah Kapal (ABK) yang baru
naik kapal dan belum berpengalaman harus diberikan pengarahan dan petunjuk
petunjuk pekerjaan apa yang harus dikerjakan, dan juga di beritahukan prosedur-
bimbingan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Anak Buah Kapal
Akibat kurangnya rasa tanggung jawab dan rendahnya disiplin dari Anak
Buah Kapal (ABK) dalam melaksanakan tugas dapat mengakibatkan masalah fatal
bagi dirinya sendiri juga rekan kerjanya bahkan dapat menghambat operasional
disiplin pada Anak Buah Kapal (ABK) akan menjadi lingkaran berantai timbulnya
30
kemalasan dan kelalaian yang sering bermuara kepada kejadian atau kecelakaan
kerja di atas kapal. Oleh karena itu perlu dicari penyebab dari kekurangan
tanggung jawab Anak Buah Kapal (ABK) dalam melaksanakan tugas yang antara
lain :
memuat kadang terjadi beberapa kasus kecelakaan kerja, yang terjadi akibat
kurangnya disiplin dari Anak Buah Kapal (ABK), setiap kejadian kecelakaan
di atas kapal pada umumnya akibat kesalahan manusia dalam bertindak yang
disebabkan oleh faktor kelalaian dan kemalasan dalam bekerja. Kelalaian dan
dalam pengertian bahwa Anak Buah Kapal (ABK) harus mentaati segala aturan
dan rencana yang telah ditetapkan terutama dalam menghadapi segala situasi
perintah dan petunjuk dari pemimpin maupun perwira.Jadi seorang Anak Buah
Kapal (ABK) harus memiliki kedisplinan kerja yang baik dengan kesadaran
kerja di kapal tanker merupakan faktor utama yang harus dibudayakan oleh
Buah Kapal (ABK) yang tidak menerapkan kedisiplinan, baik disiplin kerja
maupun disiplin waktu. Oleh karena itu Anak Buah Kapal (ABK) yang baru
naik kapal dan belum berpengalaman harus diberi pengarahan dan petunjuk-
31
petunjuk pekerjaan apa yang harus dikerjakan. Dan berulangkali harus
pembersihan ruang muatan. Disamping itu harus selalu dibimbing untuk selalu
disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai Anak Buah Kapal
(ABK).
Nahkoda dalam struktur jabatan di atas kapal merupakan wakil dari Perusahaan
hal ini bertujuan agar penerapan disiplin di atas kapal dapat terwujud. Peranan
pendelegasian tugasnya kepada Perwira dan seluruh Anak Buah Kapal (ABK).
Anak Buah Kapal (ABK) akan secara aktif melaksanakan tugas sesuai dengan
akan mudah dikontrol secara keseluruhan. Di samping itu juga dituntut peran
serta dari Nakhoda dalam penerapan dan pelaksanaan STCW amandemen 2010
(ABK) yang berpengetahuan dengan standar kualifikasi kerja yang baik dan
terampil. Adanya STCW dan ISM code merupakan suatu kerangka acuan bagi
Nakhoda, para Perwira dan Anak Buah Kapal (ABK) dalam pelaksanaan tugas
32
dan tanggung jawab masing- masing pihak di atas kapal. Panduan-panduan
demikian opersional kapal akan tetap lancar dan Anak Buah Kapal (ABK) akan
terhindar dari resiko kecelakaan itu sendiri maupun muatan maupun akan
perlu diperhatikan adalah muatan terakhir yang telah dimuat, dan muatan
berikutnya yang akan dimuat dikapal. Dengan demikian kita dapat menentukan
cleaning). Agar pekerjaan pembersihan ruang muatan dapat berjalan seperti yang
Chief Officer.
kepada semua peserta dengan demikian pekerjaan yang akan dihadapi dapat
terukur, serta dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Dengan demikian dapat
33
diuraikan tugas masing-masing kelompok serta dapat dipersiapkan peralatan-
peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut, juga untuk dapat dicapai
sebuah team work yang padu untuk mencapai hasil yang maksimal.
1. Ganti muatan
Hal-hal lain yang perlu kita ketahui dalam pembersihan ruang muat yaitu
pembersihan ruang muat untuk mengangkut jenis muatan yang sifatnya berbeda
jenis muatan yang sama tidak terlalu banyak mengalami kesulitan, setelah ruang
muat yang kering dibuat bebas gas (gas free) maka ruang muatannya disemprot
dengan mengunakan selang dek memakai air laut, setelah itu air laut dipompa
keluar atau disimpan di slop tank. Setelah itu sludge atau karatnya dikeluarkan
dari tangki.
terbuat dari kuningan.Setelah itu tangkinya diisikan dengan dengan air laut,
kemudian dibuang lagi airnya sampai kering.Setelah itu semua pipa-pipa muat dan
34
pipa-pipa lainnya dibuka dan diperiksa.Saringannya dibersihkan dan dikeringkan
begitu juga dengan kran harus dicoba dan diperiksa. Adapun pembersihan untuk
mengangkut jenis muatan yang sifatnya berbeda dengan muatan yang sebelumnya
yang mana dengan pencampuran yang sedikit saja akan menimbulkan kerusakan
pada mutunya. Proses yang dilakukan tetap sama seperti dengan yang di atas
hanya harus dilakukan dengan lebih bersih dan berulang ulang. Jika perlu
dilakukan penyemprotan dengan menggunakan air hangat dan tekanan yang tinggi
agar sisa sisa muatan baik di dinding maupun di atas dasar tangki dapat
terurai.Setelah itu baru kemudian dilakukan pengeringan tangki dan tangki harus
perencanaan (plan) harus mengetahui jenis muatan yang akan dimuat, sifat dari
misalnya alat yang tersedia, spare part (suku cadang) dan yang lainnya.
selain dari mesin pencuci tangki, selang selang pencuci ruang muat jangan sampai
lepas dari hidrannya sebelumnya alat tersebut dikeluarkan dari tangki. Apabila
masih terdapat kotoran atau belum bersih maka dapat dilaksanakan pembersihan
ulang selama dalam pelayaran hingga dipastikan tangki benar-benar bersih dan
35
kapal siap untuk menerima muatan.Seperti halnya pekerjaan lainnya di atas kapal
atas juga perlu di perhatikan tahapan tahapan yang perlu dilaksanakan pada
persiapan ruang muat jika melalui pengunaan butterworth yang merupakan alat
untuk membersihkan tangki dengan menggunakan air laut. Alat ini tidak dipasang
selang harus dipasang dengan baik dan benar dan harus betul tepat
Pemasangan mesin pencuci tersebut terpasang dengan kuat pada deck seal
kapal. Untuk menaikkan dan menurunkan mesin pencuci ini digunakan tali
pengaman (safety line). Mesin pencuci ini diturunkan ke dalam tangki setinggi
separuh dari tinggi tangki, bila tangki tingginya 11 meter maka alat ini ditaruh
setinggi 5,5 meter. Untuk mengetahui berapa meter yang telah dipasang bisa
dilihat pada setiap 1 meter ditandai pada selang dengan tanda strip, kemudian
ditulis 1 meter dan seterusnya. Alat ini dijalankan dengan menggunakan ait laut
selama 2 jam atau lebih tergantung dari bekas muatan yang dibongkar dengan
muatan yang dimuat. Misalnya muatan yang baru dibongkar adalah solar
sedangkan yang dimuat adalah premium atau avtur maka lamanya mesin cuci ini
36
dipakai adalah 3 jam lebih agar sisa-sisa muatan dalam tangki dapat terurai dan
bersih. Butterworth ini digunakan untuk mencuci tangki dengan air laut yang
ini menggunakan air laut apabila muatan yang akan dimuat adalah muatan
kapal MT. Mangun Jaya selama penulis melaksanakan Praktek Laut (PRALA)
Dalam tahapan ini tangki dibersihkan atau disemprotkan dengan air tawar
tangki yang telah disemprotkan dengan air laut maupun sisa dari pencucian
menggunakan selang dan nozzle tekanan tinggi pada dinding dasar tangki dan
dibawah pipa hisap agar kotoran dan sisa muatan dapat bersih.
3. Pengeringan.
suatu alat yang digunakan untuk mengeluarkan gas dari dalam tangki keluar.
37
Hal ini sangat penting untuk menjaga apabila ada pembersihan tangki yang
memerlukan Anak Buah Kapal (ABK) untuk turun ke dalam tangki untuk
mengambil kotoran atau sisa air yang masih ada di dalam tangki.
Ada dua cara memasukkan udara ke dalam tangki yaitu secara mekanis dan
Fan yang dipakai fan tekan dan fan hisap. Sedangkan secara
keempat yaitu pengeringan, bilamana sudah bersih proses ini kita selesaikan
tetapi seandainya di bawah dasar tangki masih ada sisa-sisa minyak segera
Adapun blower yang terdapat di atas kapal ada dua macam yaitu blower yang
dijalankan dengan air laut dan blower yang dijalankan dengan listrik. Dalam
diletakkan pada deckseal kemudian dikeraskan dengan baut hingga kuat dan
dipasang selang pada blower tersebut sesuai arah yang ada pada blower
tersebut.
Maksudnya selang air laut yang masuk harus sesuai pasangannya dengan air
yang ditunjukkan blower tersebut dan juga selang air yang keluar harus sesuai
dengan arah yang ditunjukan karena apabila salah memasang selang tersebut,
blower ini tidak akan berjalan karena blower ini berputar akibat dari tekanan
38
air yang datang dengan cepat seperti mesin turbin. Blower yang dijalankan
dengan listrik berbeda dengan blower yang dijalankan dengan air laut.
pump room atau ada juga yang terdapat di atas tangki atau tengah tengah
blower ini sudah tempatkan permanen untuk masuk ke dalam tangki udara
yang dikeluarkan. Blower masuk melalui pipa muatan kemudian apabila kita
menginginkan tangki yang di free gas dahulu maka kita tinggal membuka
tangki drop sama seperti kapal sedang memuat. Untuk menjalankan alat ini
tinggal menekan tombol stop contack yang ada disisi blower tersebut.
4. Steam.
Steam adalah suatu alat yang digunakan untuk memanaskan air laut atau air
tawar.Alat ini biasanya ditempatkan di deck tengah pump room ada juga yang
ditempatkan di kamar mesin. Alat pemanas air laut atau air tawar ini berguna
untuk mengangkat sisa-sisa muatan dalam tangki yang sudah mengeras ini
untuk menghindarkan tangki dari kotoran kotoran yang akan timbul dari
pembersihan tangki. Adapun di kapal MT. Mangun Jaya tidak terdapat alat
steam.
dalam mempersiapkan ruang muat menyebabkan para Anak Buah Kapal (ABK)
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas merupakan hal ini yang penting
39
karena tanpa rasa tanggung jawab dapat menimbulkan kelalaian dan kemalasan
tergantung pula dari pengetahuan, keterampilan dan tasa tanggung jawab selama
melaksanakan tugas yang diberikan.Untuk itu perlu diantisipasi lebih dini dalam
hal pemilihan Anak Buah Kapal (ABK). Untuk Anak Buah Kapal (ABK) yang
baru naik di suatu kapal yang baru akan menemukan hal-hal yang baru pula
meskipun Anak Buah Kapal (ABK) tersebut pernah bekerja di kapal lain baik
pada persiapan ruang muat, alat-alat muatnya, sistem penataan pipanya maupun
cara pemuatannya dan lain sebagainya. Menurut Capt. Arso Martopo, M.Mar.
1. Orientasi di kapal
2. Program familiarisasi
3. Handing over
4. Training video
Oleh karena itu perlu mengadakan orientasi dan pengenalan baru sesuai
dengan situasi yang ada.Inilah pentingnya familiarisasi dan serah terima antara
yang baru dan yang lama harus dijalankan dengan sebenar-benarnya. Apalagi
Anak Buah Kapal (ABK) yang baru pertama kali bekerja di atas kapal tanker,
tentu saja akan menemui banyak kesulitan dalam beradaptasi pada lingkungan di
kapal, demikian juga untuk mengerti dan melaksanakan tugasnya serta lain
sebagainya. Untuk itu dalam melaksanakan suatu pekerjaan harus ada orang yang
40
rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan. Semua ini perlu dibina sedini
mungkin agar mampu menjadi orang yang bertanggung jawab dan terampil
sehingga dapat memperoleh pengetahuan dan cara yang efektif untuk menghindari
Untuk menanamkan rasa tanggung jawab dalam diri setiap Anak Buah
Kapal (ABK) bukan merupakan hal yang mudah.Ini disebabkan setiap Anak Buah
Kapal (ABK) memiliki latar belakang pendidikan dan kepribadian yang berbeda-
beda. Untuk itu diperlukan koordinasi yang baik dalam pembagian tugas yang
jelas bagi setiap Anak Buah Kapal (ABK) akan tugas yang diemban agar
mempunyai rasa tanggung jawab. Perlu sekali ditanamkan kepada Anak Buah
Kapal (ABK) bahwa semua tugas yang diberikan mengandung resiko dan harus
Kapal (ABK) agar bisa belajar bertanggung jawab.Usaha semacam ini harus
diterapkan secara serius dan tekun dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang
diberikan.
kapal tanker sangat tergantung dari pengetahuan dan keterampilan selama bekerja
di kapal.Untuk Anak Buah Kapal (ABK) yang baru pertama kali bekerja di atas
kapal tanker jelas masih banyak yang belum diketahui mengenai pemuatan di
kerusakan muatan, kerusakan alat-alat kapal dan bahaya yang timbul bisa
berakibat membahayakan diri sendiri dan seluruh Anak Buah Kapal (ABK)
bahkan kapal itu sendiri.Maka untuk menghindari kejadian fatal di kapal apalagi
41
seorang Mualim harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup
kerja di kapal dan secara tidak langsung ikut menentukan kelancaran operasional
kapal. Untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dalam pelaksanaan bongkar
muat maka tenaga kerja yang ditempatkan di atas kapal hendaknya mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan hal ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu melalui in house trainning yang diadakan oleh pihak
perusahaan bagi Anak Buah Kapal (ABK) yang akan naik kapal. Menurut Capt.
training dan memberikan training keada karyawan darat dan kapal. Pelaksanaan
4. Shore-based training
42
masing Pemilik Perusahaan (Ship Owner).Tetapi cara-cara seperti itu belum
pendidikan singkat (in house trainning) sebelum Anak Buah Kapal (ABK)
dinaikkan ke kapal, dengan demikian para tenaga kerja yang akan dipekerjakan
dapat mengetahui peralatan dan cara mengoperasikan alat-alat atau sarana bantu
bongkar muat di atas kapal dan proses pembersihan ruang muat (tank cleaning),
Hal-hal yang sangat perlu dilakukan yaitu latihan secara rutin di atas kapal,
misalnya cara menjalankan cleaning pump. Mengingat bahwa pada setiap kapal
(ABK) yang baru mengenai cara pengoperasian peralatan, pipa-pipa dan saluran-
saluran dan lain sebagainya. Setelah Anak Buah Kapal (ABK) benar-benar
memahami cara pengunaan atau pengoperasian alat-alat tank cleaning maka untuk
pelaksanaan tank cleaning dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai prosedur
ditambah penyuluhan tayangan film. Karena dengan sering memutar film yang
bertemakan cara-cara tank cleaning yang baik, para Anak Buah Kapal (ABK)
tersebut kurang menarik atau kurang bisa menyampaikan cara cara tank cleaning
yang baik. Sehingga orang yang mendengarkan tidak mempunyai minat atau
43
langkah di atas, maka dapat menguntungkan perusahaan dalam berbagai segi
karena adanya latihan-latihan. Dengan sistem penerapan tenaga kerja yang baik
Anak Buah Kapal (ABK) atau tenaga kerja tersebut dalam hal pelaksanaan tank
cleaning, sehingga akan menghasilkan Anak Buah Kapal (ABK) yang baik dan
optimal.
pengetahuan yang cukup tentang cara kerja dikapal tanker khusunya, dimana hal
kapal. Untuk menambah pengalaman dan keterampilan Anak Buah Kapal (ABK)
dalam mencegah hal-hal yang dapat menghambat kelancaran proses bongkar muat
di kapal tanker, maka Perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk
pengadaan tenaga kerja Pelaut, harus menyeleksi Anak Buah Kapal (ABK) secara
selektif sebelum diterima sebagai Anak Buah Kapal (ABK) yang akan
ditempatkan di atas kapal. Bagi Anak Buah Kapal (ABK) yang baru naik atau
bergabung di atas kapal, dapat diberikan tanggung jawab yang ringan secara
bertahap, sehingga selama di atas kapal, Anak Buah Kapal (ABK) tersebut
mendapat bimbingan dan latihan dari para Perwira di atas kapal dengan demikian
Mengingat bahwa tiap Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di atas kapal
tanker harus siap dengan keterampilan yang dipersyaratkan sesuai dengan jabatan
Anak Buah Kapal (ABK) di atas kapal yang sudah tersurat dalam perjanjian kerja
44
(ABK) sebelum ditempatkan di atas kapal. Proses seleksi yang dilaksanakan
merupakan salah satu proses dasar seleksi perusahaan pelayaran untuk calon Anak
Buah Kapal (ABK) terutama keahlilan sebagai calon Anak Buah Kapal (ABK)
bagian deck di kapal tanker untuk dapat menunjang kelancaran kegiatan kerja.
bidangnya menjadikan Anak Buah Kapal (ABK) tersebut dapat menguasai dan
Seorang Anak Buah Kapal (ABK) yang pengalaman merupakan tujuan proses
penyeleksian dan dapat di harapkan tugas dan pekerjaan di atas kapal berjalan
lancar. Pengalaman ini dapat dilihat dalam daftar riwayat hidup seseorang Anak
Kapal (ABK) bekerja di atas kapal tanker maka semakin efisien pelaksanaan kerja
Buah Kapal (ABK), dalam melaksanakan pekerjaan di atas kapal, semakin tinggi
tingkat pendidikan maka Anak Buah Kapal (ABK) semakin mengerti akan tugas
dan tanggung jawabnya. Dasar-dasar dari proses seleksi yaitu tentang keahlian,
dan keterampilan seorang Anak Buah Kapal (ABK) siap pakai dalam bekerja di
45
c. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin Anak Buah Kapal (ABK) dalam
Untuk mencapai hasil kerja yang baik dan memuaskan di atas kapal,
khususnya dalam pelaksanaan bongkar muat agar dapat berjalan dengan lancar,
tidak lepas dari disiplinnya Anak Buah Kapal (ABK) serta terjalinnya kerja sama
yang baik antara Mualim jaga dengan anak buahnya. Oleh karena itu sangat
penting sekali untuk menanamkan disiplin yang tinggi dan kerja sama yang baik
atas kapal.
Dengan disiplin yang tinggi seorang Anak Buah Kapal (ABK) akan
yang cukup banyak maka di perlukan kerja sama antara Anak Buah Kapal (ABK)
agar seluruh pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu yang telah di tentukan.
Untuk itulah perlunya menanamkan rasa disiplin dan kerja sama yang baik antara
Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam yang
mana sangat diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas yang telah diberikan
agar dapat selesai dengan cepat dan tepat. Untuk mewujudkan pelaksanaan kerja
yang baik dan teratur harus mengikuti aturan-aturan yang ada sehingga tercapailah
46
Disiplin yang baik adalah disiplin yang timbul karena kesadaran sendiri
dilandasi oleh pola pikir yang baik mengenai visi dan misi yang hendak dicapai.
pekerjaan anak buahnya, dan bila perlu menegur serta mengambil tindakan
disiplin tanpa memandang bulu yang tentu disesuaikan dengan peraturan yang
diberikan kepada Anak Buah Kapal (ABK) maka pemimpin harus mampu
Untuk mencapai hasil kerja yang baik dan memuaskan di atas kapal
khususnya dalam melaksanakan persiapan ruang muat agar dapat berjalan dengan
lancar, dan selesai tepat seperti yang diharapkan, maka tolak ukurnya adalah
terjalinnya kerjasama yang baik antara Mualim jaga dan anak buahnya. Dengan
tumbuhnya rasa disiplin maka akan didapatkan Anak Buah Kapal (ABK) yang
menjalankan tugas dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab tanpa ada
menanamkan rasa disiplin serta kerja sama yang baik pada seluruh anak buah
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu diadakan meeting bulanan (pertemuan
bulanan) di atas kapal. Dengan mengadakan pertemuan setiap bulan bagi seluruh
47
perlu guna menunjang kelancaran operasional kapal dan dipaparkan tata caratank
cleaning kepada peserta anak buah. Hal ini sangat mendukung sekali karena
semua Anak Buah Kapal (ABK) agar tetap menjaga disiplin dalam menjalankan
tugas.Hal ini dapat dilakukan oleh para Perwira dan kapan saja apabila dianggap
dalam operasi bongkar muat. Oleh karena itu pada saat kapal tiba dipelabuhan dan
akan dilakukan kegiatan bongkar atau muat maka pada saat Mualim I (Chief
Officer) melakukan diskusi dengan Loading Master, para Mualimnya harus hadir
agar dapat paham dan mengerti tentang rencana pemuatan sesuai dengan stowage
plan, serta memberikan pesan atau pengarahan untuk selalu berpedoman pada
Chief Officer Standing Order dan instruksi lainnya dari kedua belah pihak.
Dengan demikian maka akan tercapai pelaksanaan tugas yang efisien serta dapat
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
berikut :
ruang muatan.
peralatan manual.Pembersihan ruang muatan ini juga tidak ada pengawasan dari
Perwira kapal.
Anak Buah Kapal (ABK) yang baru naik di atas kapal MT. Mangun
49
muat, peralatan untuk bongkar muat, sistem penataan pipa maupun cara
Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di atas kapal masih belum
ruang muat.
50
4.2 SARAN
persiapan ruang muat agar dapat dicapai sebuah team work yang padu
terima antara crew yang baru dan crew yang lama sesuai dengan situasi
dalam pelaksanaan disiplin di atas kapal.Disamping itu juga dituntut peran serta
dari Nakhoda dalam penerapan dan pelaksanaan ISM Code dan STCW 2010.
51
Dengan demikian akan tercipta Anak Buah Kapal (ABK) yang berpengalaman
52