Anda di halaman 1dari 23

Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

A. Latar Belakang

Pengertian tugas Dinas Jaga adalah suatu kegiatan pengawasan selama 24


(duapuluh empat) jam di atas kapal, yang dilakukan dengan tujuan
mendukung operasi pelayaran supaya terlaksana dengan selamat. Ini
dilakukan dengan mengkondisikan pelayaran supaya dapat berjalan dengan
kewaspadaan sesuai dengan kaidah keselamatan pelayaran, yang
didalamnya memuat antara lain kegiatan pengamatan kondisi sekeliling
kapal sesuai dengan Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) –
1972

Seiring berkembangnya teknologi penangkapan ikan dan jumlah armada


penangkapan ikan yang makin bertambah, serta kondisi alam yang sulit
terprediksi, mendorong pelaksana kegiatan operasi penangkapan ikan
merancang suatu kerjasama tim yang solid di atas kapal, agar tercapai
tujuan operasi kegiatan kapal ( Kegiatan penangkapan ikan) yang maksimal.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, di dalam kegiatan operasi


penangkapan ikan diperlukan suatu aturan yang baku serta dapat dijadikan
acuan atau patokan dalam pelaksanaan kegiatan, yang melibatkan seluruh
personel yang bekerja diatas kapal. Oleh karena itu dibuatlah suatu tata
urutan kerja (Job Discription) terutama dalam pelaksanaan kegiatan dinas
jaga di atas kapal yang bertujuan agar :
1. Kegiatan operasi kapal penangkap ikan dapat berjalan dengan baik
dengan memperhatikan keselamatan jiwa manusia, kapal, muatan dan
lingkungan, baik saat kapal berada di pelabuhan maupun saat berlayar
di laut.
2. Penerapan tugas jaga kapal sesuai dengan aturan P2TL – 1972.
3. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan jabatan
yang ada di atas kapal.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 1


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

Gambar 1:
Persiapan usaha penangkapan Ikan
membutuhkan kesiapan yang matang
sebelum kapal bertolak menuju samudera
dan laut lepas.

B. Tujuan

Modul ini bertujuan agar para


peserta diklat mampu
memahami & melakukan
Dinas Jaga di Atas Kapal, baik
saat berada di pelabuhan maupun saat berlayar.

C. Ruang Lingkup Modul

Ruang lingkup modul ini terdiri dari 2 pemelajaran, yaitu :


Lembar pemelajaran 1 : Melakukan Dinas Jaga di Kapal
Lembar pemelajaran 2 : Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut Tahun
1972

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 2


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

A. Melakukan Dinas Jaga di Atas Kapal


1. Jaga Laut (Watch at Sea)
Dalam satu hari, jaga laut dibagi 3 regu dengan masing – masing regu
bertugas 4 jam siang dan 4 jam malam, sehingga tiap regu bertugas 8
jam perhari. Bagian deck dan bagian mesin sama – sama menggunakan
pembagian tersebut di atas, tetapi bagian radio biasa menggunakan
sistem 2 regu saja ( petugas radio terbatas). Petugas jaga adalah
perwira – perwira deck (mualim) dan ahli mesin kapal (masinis) serta
anak buah kapal (ABK) yang ditunjuk. Pembagian tugasnya atas
perintah Nakhoda (Master) . Sebuah contoh daftar jaga di atas kapal
besar dapat dilihat pada daftar berikut ini :
DAFTAR JAGA
Petugas Petugas Kamar
Regu Jam Jaga Nama Jaga
deck Mesin
1 04.00 – 03.00 Jaga Subuh Mualim 1 A.M.K. 1
dengan juru dengan tukang
16.00 – 20.00 Jaga Sore mudi dan minyak
panjarwala
2 08.00 – 12.00 Jaga Pagi Mualim 3 A.M.K. 3
dengan juru dengan tukang
20.00 – 24.00 Jaga Malam mudi dan minyak
panjarwala
3 00.00 – 04.00 Jaga tengah Mualim 2 A.M.K. 2
malam dengan juru dengan tukang
12.00 – 16.00 Jaga Siang mudi dan minyak
panjarwala

2. Pembagian Tugas Deck dan Mesin


2.a. Tugas – tugas Perwira Jaga (Mualim)
1) Bernavigasi sesuai peraturan pencegahan tubrukan dilaut (P2TL),
peraturan – peraturan pedalaman dan peraturan – peraturan
setempat, guna menjamin keselamatan.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 3


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
2) Berolah gerak terhadap kapal lain sesuai instruksi dan perintah
Nakhoda.
3) Adakan pengamatan keliling dengan seksama, laporkan kepada
nakhoda bila terjadi kelainan – kelainan dan laksanakan perintahnya.
4) Dalam keadaan darurat bilamana perlu ambil tindakan terlebih dulu
dan segera laporkan kepada nakhoda.
5) Usahakan kapal selalu pada haluan yang telah ditentukan dan ambil
posisi secara teratur.
6) Peralatan – peralatan nautika dijaga agar selalu dalam keadaan baik
dan diperiksa kesalahannya (error) setiap saat. Bila dapat dikerjakan,
buatlah koreksi – koreksi dari pedoman magnit (magnetic compass).
7) Pelajari ramalan cuaca dan laporkan bilamana perlu.
8) Mengirim dan menerima isyarat.
9) Bertanggung jawab atas keselamatan dilaut.
10) Menghitung dan mengukur kedalaman laut.
11) Catat dalam buku harian kapal (Deck Log Book), segala kejadian
selama penjagaan.
12) Waktu timbang terima jaga, dilaksanakan sebagaimana mestinya.

2.b. Tugas – tugas jaga ahli Mesin Kapal (Engineer)


1) Mengatur kecepatan kapal dan melakukan pekerjaan kamar mesin
sesuai yang diperintahkan.
2) Mengerjakan hal – hal tersebut ini :
- Pembaraan ketel
- Persiapan uap
- Pengaturan pesawat / motor Bantu
- Pengaturan penggunaan listrik
3) Menjaga kelancaran bekerja mesin – mesin dan kemudi.
4) Mengukur bahan bakar dan air ketel serta menghitung
pemakaiannya.
5) Menghitung putaran/kecepatan mesin induk (main engine) dan
kontrol suhu dari mesin pendingin.
6) Mencegah terjadinya kebakaran di kamar mesin, ketel dan tangki
bahan bakar, membuang air got bila perlu.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 4


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
7) Bila ragu – ragu atau ada kelainan pada keadaan dan bekerjanya

mesin – mesin, laporkan kepada Kepala Kamar Mesin (Chief


Engineer).

Dalam keadaan darurat, A.M.K. jaga akan mengambil kebijaksanaan


sendiri untuk mengatasinya. Bila kerusakan mesin akan mempengaruhi
olah gerak kapal, beritahukan mualim jaga dianjungan.

3. Hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah jaga


1) Mempelajari alur perjalanan dan keadaan cuaca, untuk mengetahui
lebih dulu apa – apa yang akan dijumpai nanti selama jaga, agar
tidak terlalu sering melihat peta waktu jaga.
2) Memeriksa dengan seksama Buku perintah Nakhoda dan cocokan
segala sesuatunya yang diserah terimakan oleh petugas jaga
sebelumnya.
3) Tiba dianjungan paling sedikit 5 menit sebelum waktu pergantian dan
menerima jaga dengan memahami semua catatan dan perhatian
yang belum dibuat oleh petugas jaga sebelumnya. Pada malam hari,
datanglah ke anjungan lebih awal untuk menyesuaikan penglihatan
mata dalam kegelapan.

4. Hal – hal yang perlu diperhatikan serta diserahterimakan


1) Posisi kapal yang tepat pada saat itu.
2) Haluan, kecepatan, jarak yang ditempuh, keadaan alat – alat
navigasi dan kemudi.
3) Koreksi kompas magnit bila ada.
4) Informasi tentang kapal – kapal lain, obyek baringan, lampu – lampu
suar dan sebagai yang kelihatan saat itu.
5) Obyek – obyek yang akan kelihatan berikutnya.
6) Nama obyek – obyek terakhir yang baru diamati, posisi dan waktu
pengambilan posisi.
7) Data cuaca, keadaan laut, arus pasang surut dan pengaruhnya
terhadap kemudi kapal.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 5


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
8) Keadaan lampu navigasi (bila malam hari) dan bagian – bagian yang
dibuka, seperti palka dan sebagainya.
9) Perintah – perintah lisan, perintah khusus atau perintah – perintah
dari nakhoda.

5. Hal – hal penting lainnya


Pada waktu serah terima jaga, petugas jaga yang baru melapor kepada
nakhoda bilamana siap.
1) Mengamati cuaca dan mengambil tindakan untuk mengatasi cuaca
buruk sesuai kebutuhan yang diperlukan.
2) Meronda keliling kapal, periksa air got dan kemungkinan banjir,
kebakaran dan pencurian atau masuknya orang yang tidak di kenal
(kapal asing merapat tanpa diketahui dinas jaga) .
3) Pemeliharaan kapal sesuai ketentuan yang baik.
4) Melaksanakan pengiriman berita bendera – bendera semboyan kode
internasional secara tepat.
5) Laporkan keadaan khusus selama dalam penjagaan.
6) Ikuti tugas – tugas yang diinstrusikan. Apabila didapati ada hal–hal
yang tidak normal atau terjadi hal – hal yang mencurigakan, harus
segera dilaporkan kepada perwira jaga atau mualim 1.

6. Komunikasi dengan stasion lainnya dan pengamatan keliling


1) Perhatikan keluar dan masuknya (hilir mudik) sampan – sampan
(perahu kecil).
2) Mengatur tenaga akomodasi dan berikan ‘perhatian’ kepada pemakai
tangga, juga memperhatikan orang yang keluar dan masuk pada
pintu dekat tangga.
3) Melakukan semboyan – semboyan atau komunikasi lain dengan
kapal – kapal disekitarnya atau kantor – kantor di darat bila
diperlakukan.
4) Pada waktu memuat perbekalan atau membongkar peralatan kapal,
berikan catatan bilamana perlu dan diawasi pemuatan dan
pembongkaran yang sedang berlangsung.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 6


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

B. PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT, 1972


B.1. ICHTISAR P2TL-1972
Bagian A Umum Aturan 1–3
Bagian B Aturan mengemudi dan melayarkan
Kapal
Seksi I Aturan 4 – 10
Seksi II Aturan 11 – 18
Seksi III Aturan 19
Bagian C Penerangan dan sosok benda Aturan 20 – 31
Bagian D Isyarat2 bunyi dan isyarat2
Cahaya Aturan 32 – 37
Bagian E Pembebasan Aturan 38
Ketentuan Tambahan I : Kedudukan dan perincian teknis
penerangan
Dan sosok benda
Ketentuan Tambahan II : Isyarat2 tambahan untuk Kapal nelayan
Yang sedang menangkap ikan berdekatan
Ketentuan Tambahan III : Perincian teknis alat2 isyarat bunyi
Ketentuan Tambahan IV : Isyarat bahaya

B.2 . DEFINISI UMUM ( Beberapa aturan penting)

ATURAN 3
Untuk memahami maksud peraturan – peraturan ini, kecuali apabila
diisyaratkan lain :
a. “Kapal” meliputi semua jenis pesawat air termasuk pesawat yang tidak
memindahkan air dan pesawat terbang laut yang dipakai atau dapat
dipakai sebagai alat pengangkutan di atas air.
b. “Kapal tenaga” berarti setiap kapal yang digerakan dengan mesin.
c. “Kapal layar” berarti setiap kapal yang digerakan dengan bantuan layar
dengan ketentuan jika dilengkapi dengan mesin, mesinnya tidak dipakai.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 7


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
d. “Sedang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang sedang menangkap
ikan dengan jaring, jaring dogol atau alat penangkap ikan lain yang
membatasi kemampuan olah geraknya, tetapi tidak termasuk sebuah
kapal yang menangkap ikan dengan pancing atau alat penangkap ikan
yang lain yang tidak membatasi kemampuan olah gerak.
e. “Pesawat terbang laut” berarti pesawat terbang yang dirancang untuk
dapat mengolah gerak di air.
f. Istilah “kapal yang tidak dapat diolah gerak“ berarti kapal yang oleh
sesuatu keadaan tertentu tidak mampu mengolah gerak seperti
diisyaratkan oleh aturan – aturan ini sehingga tidak mampu
menyimpang jalannya kapal lain.
g. “Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang oleh
sifat pekerjaannya, yang mengakibatkan terbatas kemampuan olah
geraknya. Seperti diisyaratkan oleh aturan – aturan ini, sehingga tidak
mampu menyimpangi kapal lain.

Kapal – kapal yang berikut dianggap sebagai kapal yang terbatas kemampuan
olah geraknya.
a. Kapal yang sedang memasang, merawat atau mengangkat rambu
navigasi, kabel laut atau pipa laut.
b. Kapal yang sedang mengeruk, meneliti atau melakukan kegiatan dalam
air.
c. Kapal yang sedang menambah atau memindahkan orang – orang,
perbekalan atau muatan sementara berlayar.
d. Kapal yang sedang meluncurkan atau melandaskan pesawat terbang
(Kapal Induk).
e. Kapal yang sedang melakukan kegiatan menyapu ranjau.
f. Kapal yang sedang menunda sedemikian rupa sehingga membuatnya
tidak mampu menyimpang dari haluannya.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 8


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
2. “Kapal yang terkekang oleh syaratnya” berarti kapal tenaga yang karena
saratnya sehubungan dengan kedalaman air yang ada menyebabkan
kemampuannya sangat terbatas untuk menyimpang dari haluan yang
diikutinya.
3. “Berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh, jangkar tidak diikat pada
daratan dan tidak sedang kandas.
4. “Panjang” dan “Lebar” dari sebuah kapal berarti panjang seluruhnya dan
lebar yang terbesar.
5. Kapal – kapal harus dianggap saling melihat hanya bilamana yang satu
dapat dilihat oleh yang lain secara visual/mata.
6. “Tampak terbatas” berarti setiap keadaan dimana penglihatan dibatasi
oleh kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir atau setiap
keadaan lain yang serupa.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 9


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
B.3. DEFINISI MENGENAI PENERANGAN – PENERANGAN

ATURAN 21
a. Penerangan tiang berarti sebuah penerangan putih yang ditempatkan
pada bidang lunas linggi memeperlihatkan cahaya yang tidak terputus
meliputi busur cakrawala 2250 dan dipasang sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan cahaya dari lurus ke muka sampai 22,5 0 di belakang
arah melintang pada setiap sisi.
b. “Penerangan – penerangan lambung” berarti sebuah penerangan hijau
dilambung kanan dan sebuah penerangan merah dilambung kiri, masing
– masing memperlihatkan cahaya yang tidak terputus meliputi busur
cakrawala 112,50 dan dipasang sedemikian rupa sehingga
memperlihatkancahaya lurus ke muka sampai 22,5 0 dibelakang arah
melintang pada masing – masing sisi. Di kapal yang panjangnya kurang
dari 20 meter penerangan – penerangan lambung boleh digabung dalam
satu lentera, dipasang pada bidang lunas linggi.
c. “Penerangan buritan” berarti sebuah penerangan putih yang ditempatkan
sedapat mungkin yang dapat dilaksanakan diburitan memperlihatkan
cahaya yang tidak terputus meliputi busur cakrawala 135 0 dan dipasang
sedemikian rupa, sehingga memperlihatkan cahaya 67,5 0 dari lurus ke
belakang pada setiap sisi.
d. “Penerangan tunda” berarti sebuah penerangan kuning yang mempunyai
ciri – ciri yang sama dengan penerangan buritan yang didefinisikan
dalam paragrap (c).
e. “Penerangan keliling” berarti sebuah penerangan yang memperlihatkan
cahaya yang tidak terputus meliputi busur cakrawala 360 0.
f. “Penerangan cerlang” berarti sebuah penerangan yang berkedap kedip
dengan selang benturan pada frekuensi 120 kedipan atau lebih setiap
menit.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 10


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
Gambar 2:

Penerangan
A. Tiang = 2250 putih
B. Lambung kiri = 112,50 merah
C. Lambung kanan = 112,50 hijau
D. Keliling = 3600 merah,
Putih, hijau
E. Tunda = 1350 kuning
F. Buritan = 1350 putih

Busur Penerangan – 2

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 11


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
B.4. DAYA TAMPAK PENERANGAN – PENERANGAN

ATURAN 22
Penerangan yang ditetapkan dalam peraturan ini harus mempunyai intensitas
seperti yang dirinci dalam seksi 8 ketentuan tambahan I sehingga kelihatan
pada jangkauan minimum sebagai berikut :
a. Di kapal – kapal yang panjangnya 50 meter atau lebih (> 50 m) :
- Penerangan tiang, 6 mil ;
- Penerangan lambung, penerangan buritan, penerangan tunda, 3 mil ;
- Penerangan putih, merah, hijau atau kuning keliling 3 mil

b. Di kapal – kapal yang panjangnya 1 meter atau lebih tetapi kurang dari 50
meter (>12m<50m) :
- Penerangan tiang, 5 mil ; kecuali apabila panjang kurang dari 20 meter, 3
mil
- Penerangan lambung, penerangan tunda, 2 mil;
- Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.

c. Di kapal yang panjang kurang dari 12 meter (<12m) :


- Penerangan tiang, 2 mil;
- Penerangan lambung, 1 mil;
- Penerangan buritan, penerangan tunda, 2 mil;
- Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 12


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

B.5. JENIS PENERANGAN DAN DAYA TAMPAKNYA

Jenis Penerangan Daya tampak bagi kapal-kapal


a b c
a. Penerangan tiang, putih – 2250 6’ 5’/3’=<20m 2’
b. Penerangan lambung, merah/ hijau – 3’ 2’ 1’
112,50
c. Penerangan buritan, putih - 1350 3’ 2’ 2’
d. Penerangan tunda, kuning - 1350 3’ 2’ 2’
e. Penerangan keliling, putih, mrtah, hijau 3’ 2’ 2'
kuning – 3600

a – Panjang kapal 50 meter atau lebih


b – Panjang kapal 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 50 meter
c – Panjang kapal kurang dari 12 meter

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 13


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
B.6. KEDUDUKAN DAN PERINCIAN TEKNIS DARI PENERANGAN –
PENERANGAN DAN SOSOK – SOSOK BENDA

B.6. 1. KETENTUAN TAMBAHAN I


1. Definisi
Istilah “tinggi di atas bahara” berarti ketinggian di atas geladak jalan terus
paling atas.
2. Kedudukan dan jarak tegak dari penerangan – penerangan
a. Di kapal tenaga yang panjang 20 meter atau lebih penerangan tiang
ditempatkan sebagai :
1) Penerangan tiang depan, atau jika hanya satu penerangan yang
dipasang, maka penerangan tersebut pada ketinggian tidak kurang
dari 6 meter di atas bahara, dan jika lebar kapal lebih dari 6 meter
maka ketinggiannya tidak kurang dari lebar tersebut, tetapi
bagaimanapun juga tidak perlu lebih dari 12 meter.
2) Bilamana dipasang dua penerangan tiang, penerangan belakang
sekurang – kurangnya 4,5 meter tegak lurus di atas penerapan
depan.
Gambar 3:

“h” tidak kurang dari 6 meter, jika lebar lebih dari 6 meter “h” = lebar,
tetapi “h” tidak perlu lebih dari 12 meter.
b. Pemisahan tegak penerangan tiang kapal tenaga sedemikian rupa
sehingga dalam keadaan – keadaan trim normal penerangan dibelakang
kelihatan di atas dan terpisah dari penerangan di depan pada jarak 1000
meter depan bilamana dilihat dari permukaan laut.

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 14


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

Gambar 4:

Penerangan belakang kelihatan terpisah dan diatas penerangan depan

c. Penerangan tiang kapal tenaga yang panjangnya 12 meter atau lebih


tetapi kurang dari 20 meter ditempatkan pada ketinggian 2,5 meter di
atas tutup tajuk (Bullwark)
Gambar 5:

‘h’ tidak kurang dari


2,5 m di atas tutup tajuk

Panjang 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 20 meter

d. Kapal tenaga yang panjangnya kurang dari 12 meter boleh memasang


penerangan yang tertinggi pada ketinggian kurang dari 2,5 meter di atas
tutup tajuk. Bagaimanapun juga bilamana penerangan tiang dipasang
sebagai tambahan penerangan lambung dan buritan, penerangan tiang
tersebut harus dipasang sekurang – kurangnya 1 meter lebih tinggi di
atas penerangan lambung.

Gambar 6:
‘h’ boleh kurang dari 2,5 m

Panjang 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 20 meter

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 15


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

e. Satu dari dua atau tiga penerangan tiang yang diatur untuk kapal tenaga
bilamana sedang menunda atau mendorong kapal lain, harus
ditempatkan pada kedudukan yang sama dengan penerangan tiang
depan.
Gambar 7:

Salah satunya ditempatkan


Pada kedudukan penerangan
Tiang depan

Kedudukan lampu tiang bagi kapal tenaga yang sedang menunda atau
mendorong
f. Pada semua keadaan penerangan (2) tiang harus ditempatkan lebih
tinggi dan bebas dari penerangan – penerangan lain dan rintangan –
rintangan.
g. Penerangan – penerangan lambung kapal tenaga harus ditempatkan
pada ketinggian di atas bahara tidak lebih dari tiga perempat ketinggian
penerangan tiang depan. Dan tidak boleh terlalu rendah sehingga
terganggu oleh penerangan – penerangan geladak.
h. Penerangan – penerangan lambung, jika digabung berupa lentera
kombinasi dan dipasang dikapal tenaga yang panjangnya kurang dari 20
meter, harus ditempatkan pada ketinggian tidak kurang dari 1 meter di
bawah penerangan tiang.
Gambar 8 :

Penerangan tiang
depan Tidak kurang dari
1 meter
h
Panjang kapal kurang
H M Dari 20 meter, bilamana
H M Memasang lentera
Tidak lebih tinggi
Dari ¾ h kombinasi

“kedudukan tegak penerangan2


lambung”

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 16


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

i. Bilamana peraturan – peraturan mengharuskan memasang dua atau tiga


penerangan bersusun tegak, penerangan – penerangan itu harus
dipisahkan sebagai berikut :
1) Dikapal yang panjangnya 20 meter atau lebih, penerangan –
penerangan tersebut harus dipisahkan tidak kurang dari 2 meter, dan
penerangan yang terbawah kecuali bila penerangan tunda, tidak
kurang dari 4 meter di atas bahara.
2) Di kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter, penerangan –
penerangan itu harus dipisahkan tidak kurang dari 1 meter, dan
penerangan yang terbawah, kecuali bila penerangan tunda tidak dan
2 meter di atas tutup.
3) Bilamana memasang tiga penerangan, penerangan – penerangan
tersebut harus dipisahkan pada jarak yang sama.
Gambar 9: terpisah pada
jarak yang
terpisah pada sama, tidak
jarak yang kurang dari
sama, tidak tidak kurang
2 meter
kurang dari dari 4 meter
1 meter tidak kurang
dari 2 meter

Bilamana panjang kapal


20 meter atau lebih
Bilamana panjang kapal kurang
Dari 20 meter

j. Penerangan yang lebih rendah dari dua penerangan keliling yang


diharuskan bagi kapal ikan bilamana sedang bertugas, harus dipasang di
atas penerangan lambung pada ketinggian dari dua kali jarak dari dua
penerangan tegak itu.
Gambar 10:

Tidak kurang dari 2h

“Tinggi penerangan keliling untuk kapal yang sedang menangkap ikan”

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 17


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
k. Penerangan labuh depan, bilamana dipasang dua penerangan,
harus dipasang tidak kurang dari 4,5 meter di atas penerangan
labuh belakang. Di kapal yan panjangnya 50 meter atau lebih
penerangan labuh depan harus dipasang pada ketinggian tidak
kurang dari 6 meter di atas bahara.
Tidak kurang dari Tidak kurang dari
l. 4,5 meter 6 meter

Bilamana panjang kapal 50 meter


atau lebih
“Pemisahan penerangan labuh”
Gambar 11:
3. Kedudukan dan jarak mendatar penerangan – penerangan
a. Apabila kapal tenaga menurut peraturan diisyaratkan memasang dua
penerangan tiang, jarak mendatar antara kedua penerangan itu tidak
kurang dari setengah panjang kapal, tetapi tidak perlu lebih dari 100
meter. Penerangan yang didepan ditempatkan tidak lebih dari
seperempat panjang kapal di ukur dari linggi depan.
Gambar Tidak kurang dari 1/2L tetapi tidak
Perlu lebih dari 100 meter

Tidak lebih
dari 1/4B

“Pemisah mendatar penerangan2 tiang”

Gambar 12:
b. Dikapal yang panjangnya 20 meter atau lebih, penerangan –
penerangan lambung tidak boleh ditempatkan di depan penerangan
tiang depan. Penerangan – penerangan itu ditempatkan di lambung atau
di dekat lambung kapal.
Gambar 13: di atau didekat
sisi
H M
tidak lebih kedepan
dari penerangan
tidak

Bilamana panjang kapal 20 meter atau lebih

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 18


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

4. Rincian tentang kedudukan penerangan pengenal untuk kapal penangkap


ikan, kapal keruk dan kapal yang melakukan kegiatam dalam air.
a. Penerangan yang menunjukkan arah menjulurnya alat penangkap ikan
dari kapal yang sedang menangkap ikan seperti diatur dalam aturan 26
(c ) (ii), harus ditempatkan dengan jarak mendatar tidak kurang dari 2
meter dan tidak lebih dari 6 meter jaraknya dari dua penerangan keliling
merah dan putih. Penerangan ini ditempatkan tidak lebih tinggi dari
penerangan keliling putih yang diatur dalam aturan 26 (c ) (i) dan tidak
lebih rendah dari penerangan – penerangan lambung.

Gambar 14:

b. Penerangan dalam sosok benda di kapal yang sedang mengeruk atau


melakukan kegiatan dalam air, untuk menunjukkan sisi yang terhalang
dan / atau sisi yang bebas dilewati seperti dalam aturan 27 (d) (ii), harus
ditempatkan pada jarak mendatar yang maksimum, tetapi bagaimanapun
juga tidak kurang dari 2 meter dari penerangan – penerangan dan sosok
– sosok benda yang diatur dalam aturan 27 (d) (i) dan (ii).
Bagaimanapun juga penerangan atau sosok benda yang teratas tidak
lebih tinggi daripada tiga penerangan atau sosok benda yang diatur
dalam aturan 27 (b) (ii).

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 19


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
Gambar 15:
“ Kedudukan penerangan dan sosok benda untuk kapal yang
sedang mengeruk “

5. Tedeng untuk penerangan – penerangan


Penerangan – penerangan lambung harus dilengkapi dengan
tedeng dengan dibagikan sebelah dalamnya dicat dengan warna hitam
suram, dan sesuai dengan persyaratan – persyaratan seksi 9 ketentuan
tambahan ini. Apabila memakai lentera kombinasi dengan sebuah kawat
pijar tegak dan penjekat yang sempit antara bagian yang hijau dan merah,
tidak dilngkapi dengan tedeng bagian luar.

6. Sosok – sosok benda


a. Sosok benda harus berwarna hitam dan dengan ukuran – ukuran sebagai
berikut :
i. Bola harus mempunyai garis tengah tidak dikurangi dari 0,6 meter.
ii. Kerucut harus mempunyai las dengan garis tengah tidak kurang dari
0,6 meter dan tingginya sama dengan garis tengahnya.
iii. Selinder harus mempunyai garis tengah sekurang – kurangnya 0,6
meter dan tingginya dua kali garis tengahnya.
iv. Belah ketupat ( Diamond Shape ) harus terdiri dari dua buah kerucut
seperti ditentukan dala (ii) diatas dengan bidang alasnya berimpit.
b. Jarak tegak antara sosok – sosok benda sekurang – kurangnya 1, 5 meter
c. Di kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter boleh mempergunakan
sosok benda dengan ukuran yang lebih kecil tetapi sebanding dengan
ukuran kapalnya, dan juga jaraknya diantaranya

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 20


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

Gambar 16:

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 21


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal
B.6.2 Mengetahui kondisi kapal dari posisi tata lampu.
Putih Putih

Merah

Portside view

Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang lebih dari 50 meter, memiliki laju terhadap air dilihat dari
lambung sebelah kiri. Jarak + 3 mil.

Putih

Merah

Portside view

Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang kurang dari 50 meter, memiliki laju terhadap air dilihat dari
lambung sebelah kiri. Jarak + 3 mil.

Putih
Hasil Pengamatan :

Hijau Merah Kapal tenaga panjang kurang dari 50 m, memiliki laju


terhadap air dilihat dari depan (haluan) jarak + 3 mil.

Bow view

Hasil Pengamatan :

Putih Kapal tenaga panjang tidak diketahui, laju tidak


diketahui, dilihat dari belakang / (Buritan).

Stern view

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 22


Melakukan Dinas Jaga di atas Kapal

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. International Code Of Signal. National Imagery and Mapping


Agency, USA Tim IKIP Semarang
Anonim. 2002. STCW – F’95. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Anonim. 2001. Watch keeping Dinas Jaga. STIP, Jakarta.
Anonim, ___________Olah Gerak Kapal, -------------------, Semarang.
Anonim, 2000. Keselamatan Pelayaran & Perlindungan Lingkungan Laut .
Departemen Perhubungan & Pusat Penerangan Lingkungan
Hidup Indonesia, Jakarta.
Anonim., 1999. SCTW ’95. IMO (International Maritime Organization)
Subekti, Capt. 2000. P2TL – 1972. YPP Djadajat. Jakarta
Anonim, 1997. STCW’ 1995 dan Amandement 1997._________, _________
Sutiyar, Dage La; Thamrin Rais. 1994. Kamus Istilah Pelayaran & Perkapalan.
Pustaka Beta, Jakarta
Parlindungan S, Capt, Drs, MM, dkk. 1999. Kompetensi dan Keterampilan
Pelaut. STIP. Jakarta

Bidang Keahlian : Nautika Perikanan Laut 23

Anda mungkin juga menyukai