FILOSOFI RANCANGAN
1.1 Umum
Rencana Umum(General Arrangement Plan) suatu kapal adalah sebuah perencanaan
ruangan, kompartemen, dan peralatan yang ada pada setiap geladak pada kapal yang didesain
baik secara penempatan maupun ukurannya yang diseuaikan dengan tujuan dari kapal yang
dibuat tersebut.
Dalam perencaan umum sebuah kapal desainer harus memahami tujuan dari kapal yang
dibuat tersebut sesuai dengan permintaan pemilik kapal (owner) tanpa melanggar aturan –
aturan keselamatan dan konstruksi yang telah ditetapkan oleh class ataupun lembaga lain.
Peraturan yang telah ditetapkan oleh class dan lembaga – lembaga lain yang mengatur
hal tersebut harus ditaati demi terjaganya kekuatan konstruksi kapal dan keselamatan para
penumpangnya.
Adapun class yang mengatur tentang hal – hal tersebut antara lain :
1. Biro Klasifikasi Indonesia (B.K.I.)
2. Loyd's Register of Shipping (L.R.)
3. Nippon Kaiji Kyokai (N.K.)
4. Bureau Veritas (B.V.)
5. American Bureau of Shipping (A.B.S.)
6. Germanischer Lloyd (G.L.)
7. The British Corporation Register of Shipping and Air Craft (B.C.)
8. Det Norska Veritas (N.V.)
9. Registro Italiano, Navale ed Aeronautica (R.I.)
Sedangkan lembaga – lembaga lain yang mengatur tentang keselamatan penumpang kapal
dan hal – hal lain antara lain :
1. International Maritime Organisartion (I.M.O)
2. Safety of Life at Sea (SOLAS)
3. International Labour Organisation (ILO)
Seperti dalam keadaan sebenarnya, dalam pengerjaan Tugas Rencana Umum ini, kita harus
mengkondisikan diri sebagai pelaku dalam mendesain kapal. Kita dituntut untuk dapat
mendesain sebuah kapal yang telah ditentukan sebelumnya dengan menyesuaikan hal-hal
yang harus ada pada kapal tersebut seperti contohnya:
CR = LWL/▼1/3
=133,12 /16.214,281/3
=5,259
Besarnya tahanan diperoleh dari diagram (gambar 5.5.7 & 5.5.8 Tahanan Dan
Propulsi Kapal SV. Aa Harvald hal 122 - 123) yang diinterpolasikan
φ =Cbwl / β
β =( 0,08 x Cbwl ) + 0,93
=( 0,08 x 0,76 ) + 0,93
=0,990
φ = 0,75
Fn =0,21
Dari interpolasi diagram diperoleh :
Dari diagram Guldhammer dan Harvald (hal. 123 – 124) diperoleh :
Tabel 1.1. Diagram Guld
hammer dan Harvald
a b
no Lwl / ∆ 1/3
CR
1 5 0,0013
2 5,225 0,0012
3 5,5 0,0011
Diambil harga Cr :
Koreksi koefisien tahanan sisa kapal (CR) :
Bentuk badan kapal
Karena bentuk kapal yang ada standart maka tidak ada koreksi
Rasio B / T
Karena diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2,5 maka harga Cr
untuk kapal yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil daripada
103CR =1,20136
CR =0,0012
DHP = EHP / PC
=1323,044 / 0,641988
= 4342,0443 HP
2.1.13. Perhitungan Daya Poros (Ps)
ηSηB = lossis bagian belakang kapal
ηSηB = 0.98
SHP = DHP / ηSηB
= 4342,0442/0,98
= 4430,65753 Hp
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 12
2.1.14. Perhitungan Daya Rem (PB)
Daya yang di terima oleh poros transmisi sistem penggerak sehingga besarnya
Efisiensi mekanis pada susunan gearbox sebesar 98%
ηG = efisieensi roda gigi transmisi
ηG = 0.98
PBSCR= SHP / ηG
= 4430,65753 / 0.98
= 4521,07911Hp
Kondisi di atas adalah daya keluaran pada waktu pelayaran normal (SCR)
sedangkan pada waktu kondisi maksimum (MCR) Besarnya daya motor induk yang di
operasikan untuk menggerakkan kapal agar dapat berlayar sesuai dengan kecepatan
yang diinginkan dinamakan Power Brake. Daya yang dihasilkan tersebut merupakan
daya keluaran pada kondisi service, besarnya daya adalah 85% dari daya makasimum
yang dihasilkan, sesuai dengan yang disyaratakan dari Engine Builder.
BHPBMCR = PBSCR / 0.85
= 4521,07911 / 0.85
= 5318,9166 Hp
= 5318,9166 / 0.735
= 3966,316113 Kw
Sehingga dari data ini dapat ditentukan jenis, merek dan tipe dari motor
penggerak utama ini melalui pemilihan jenis, tipe dan merek dari berbagai spesikasi
tau informasi spesifikasi teknis dari beberapa merek dan tipe motor penggerak kapal.
∑(lxh (L1.H1)+L2.H2)+(L3H3)+(L4.H4)+
) : (L5.H5) = 206,008 m
h : tinggi tiap superstructure = 2.2 m
Pb : BHp = 5440 Bhp
Vs : Kecepatan Dinas = 13,5 knot
8. PAYLOAD
payload= DWT - Wt Wt
= MDO + Wlo + Wfw + Wf + Wc
Dimana :
Wfo M/E = berat bahan bakar mesin utama
= PB x SFOC x (S/Vs) x 10-6 x C
Dimana :
C = koreksi cadangan berkisar antara (1,3 - 1,5)
Wfo M/E =PB x SFOC x (S/Vs) x 10^-6 x C
Wfo M/E =5440 x 203 x (1635/13,5) x 10^-6 x 1,5
= 225,695ton
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 22
Volume Tangki Minyak Hfo
Vhfo = Whfo / 0.95
=225,695/ 0,95
= 237,574 m3
b. Barang = 25/kg/hari
= (25 x 24 x 1635) / (24 x 12)
= 3027,778 Kg
= 3,028ton
Berat tot Wcp = berat crew + berat barang
= 9,083 + 3,028
= 12,111ton
Payload = DWT - Wt
= 13968,402 – 13647,484
= 8059,026ton
Sehingga total kebutuhan air tawar untuk sistem pendingin motor induk dan
motor bantu adalah sebagai berikut :
Wfwj = (Wfwj (motor induk) + Wfwj (motor bantu)) x T x 10⁻⁶
= 1088 + 1088 x 121,11 x 10⁻⁶
= 10,88132 Ton
2.8.4.5 Volume Tangki Air Tawar
Kebutuhan total air tawar
Wfw =Wfwd + Wfws + Wfwc + Wfwj
=27,6233Ton
Berat jenis air tawar
ρ =1,000Kg/m³
Volume air tawar
Vfw =Wfw / ρ
=27,6233 / 1,000
=27,6233m³
V=PxLxT (Bentuk kotak)
= 3,3 x 2,4 x 3,5
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 33
= 29,4
2.8.4. Tangki Air Ballast
Berat air ballas direncanakan berkisar antara 7%-20% berat displasement kapal,
dimana displasement kapal dan berat air ballast adalah sebagai berikut :
Wballast =∆ x 10%
=16619,63 x 10%
=1621,4272ton
Sehingga :
Vtb =Wballast / ρ air laut
=1661,9629/ 1,025
=1621,4272m³
a.Tangki ballast I
no
Jarak setengah lebar yx1+yx4+yx1 luas A= Fs A x Fs
frame
(1/3x∑xh1
wl 0 wl 0,65 wl 1,3
)
1 4 1
132 7,92 37,92 9,92 55,760 12,08133 1 12,081
133 7,87 37,88 9,90 55,650 12,0575 4 48,230
134 7,78 37,8 9,88 55,460 12,01633 2 24,033
135 7,67 37,64 9,85 55,160 11,95133 4 47,805
136 7,53 37,512 9,80 54,842 11,88243 2 23,765
137 7,37 37,2 9,75 54,320 11,76933 4 47,077
138 7,19 36,88 9,68 53,750 11,64583 2 23,292
139 6,99 36,52 9,59 53,100 11,505 4 46,020
140 6,78 36,04 9,49 52,310 11,33383 2 22,668
141 6,57 35,48 9,38 51,430 11,14317 4 44,573
142 6,34 34,88 9,25 50,470 10,93517 2 21,870
143 6,10 34,16 9,11 49,370 10,69683 4 42,787
144 5,86 33,4 8,95 48,210 10,4455 2 20,891
145 5,61 32,6 8,77 46,980 10,179 4 40,716
146 5,34 31,72 8,58 45,640 9,888667 2 19,777
147 5,07 30,76 8,38 44,210 9,578833 4 38,315
148 4,79 29,8 8,17 42,760 9,264667 2 18,529
149 4,50 28,8 7,94 41,240 8,935333 4 35,741
150 4,20 27,76 7,70 39,660 8,593 2 17,186
151 3,89 26,68 7,44 38,010 8,2355 4 32,942
152 3,58 25,56 7,17 36,310 7,867167 2 15,734
153 3,26 24,4 6,88 34,540 7,483667 4 29,935
154 2,95 23,16 6,57 32,680 7,080667 2 14,161
155 2,64 21,84 6,24 30,720 6,656 4 26,624
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 34
156 2,33 20,48 5,89 28,700 6,218333 2 12,437
157 2,04 19,04 5,5 26,580 5,759 4 23,036
158 1,75 17,52 5,1 24,370 5,280167 2 10,560
159 1,48 15,92 4,66 22,060 4,779667 4 19,119
160 1,22 14,28 4,21 19,710 4,2705 2 8,541
161 0,99 12,6 3,75 17,340 3,757 4 15,028
162 0,78 10,96 3,29 15,030 3,2565 2 6,513
163 0,6 9,32 2,84 12,76 2,764667 4 11,0586
164 0,44 7,72 2,4 10,56 2,288 1 2,288
∑A 823,334
no
Jarak setengah lebar yx1+yx4+yx1 luas A= Fs A x Fs
frame
wl 0 wl 0,625 wl 1,25
1 4 1 (1/3x∑xh1)
68 7,88 37,64 9,85 55,370 11,99683 1 11,997
69 7,91 37,8 9,89 55,600 12,04667 4 48,187
70 7,93 37,92 9,91 55,760 12,08133 2 24,163
71 7,94 37,96 9,92 55,820 12,09433 4 48,377
72 7,94 37,96 9,92 55,820 12,09433 2 24,189
73 7,94 37,96 9,92 55,820 12,09433 4 48,377
74 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
75 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 4 48,377
76 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
77 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 4 48,377
78 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
79 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 4 48,377
80 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
81 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 4 48,377
82 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
83 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 4 48,377
84 7,94 37,96 9,92 55,820 12,0943 2 24,189
c.Tangki ballast IV
Tabel. 2.9. TangkiballastIV
no
Jarak setengah lebar yx1+yx4+yx1 luas A= Fs A x Fs
frame
wl 0 wl 0,625 wl 1,25
1 4 1 (1/3x∑xh1)
64 7,64 36,68 9,61 53,930 11,68483 1 11,685
65 7,71 36,96 9,68 54,350 11,77583 4 47,103
66 7,78 37,2 9,74 54,720 11,856 2 23,712
67 7,83 37,44 9,8 55,070 11,93183 4 47,727
68 7,88 37,64 9,85 55,370 11,99683 1 11,997
∑A 142,224
VRM 2 = 2 x 1/3 x h2 x ∑A
= 2 x 1/3 x0,74 x 9474,718
=4674,19 m3
Kemudian karena payload saya mengunakan ton maka vrm dikali mssa jenis muatan yang
saya bawa.
Vtot = Vrm1 + Vrm2 +Vrm3 + Vrm4
= 3767,96 + 4674,19 + 4624,62 + 2971,21
=16038 m3
1. Vertikal Ladder
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 47
Panjang = 100 – 200 mm
Lebar =250 – 300 mm
Jarak antar anak tangga = 250 – 350 mm
Diameter batang =25 – 30 mm
2.9.13. Perencanaan Lampu Navigasi
Lampu navigasi berfungsi untuk lampu rambu - rambu atau tanda petunjuk
posisi dari sebuah kapal jika terlihat oleh kapal yang lain. Lampu - lampu navigasi
ini harus terpasang sesuai dengan peraturan keselamatan yang ada.
Jenis-jenis lampu navigasi, yaitu :
a. Mast Head Light
Jumlahnya tergantung pada panjang kapal dan daerah pelayaran.Untuk kapal
dengan panjang atau L 45,75 meter dan pelayaran besar berjumlah 3 buah.
Sudut penyinaran horisontal lampu 225.
Warna lampu putih.
Dapat dilihat sampai sejauh 5 mil.
Daya lampu 500 watt
b. Side Light
Side light berjumlah 2 buah dan diletakkan di samping bangunan atas dengan
jarak sama dengan lebar kapal.
Sudut penyinaran lampu 112.
Warna lampu
a. Starboard Side : Merah
b. Port Side : Hijau
c. Stern Light
Stern light berjumlah 1 buah
Sudut penyinaran lampu 135.
Warna lampu putih.
Dapat dilihat sejauh 2 mil.
Daya 40 watt.
d. White Light
White light atau anchor light ini hanya terletak di haluan.
e. Red Light
Red light berfungsi sebagai lampu rambu - rambu pada saat cuaca berkabut atau
saat kapal kandas.
Red light berjumlah 2 buah dan diletakkan pada mast atau tiang muatan.
Sudut penyinaran lampu 360.
Dapat dilihat sampai sejauh 2 mil.
Daya lampu 200 watt
2.9.16.Poop deck
pada geladak ini diorientasikan untuk keperluan perwira dan beberapa awak
Kegunaan dari jangkar dan perlengkapannya adalah untuk membatasi gerak kapal
pada waktu berlabuh diluar pelabuhan, agar kapal tetap pada kedudukannya
meskipun mendapat tekanan oleh arus laut,angin gelombang dan sebagainya, selain
itu juga berguna untuk membantu penambatan kapal pada saat yang diperlukan.
( 10… )
2
3
Sehingga : Z=∆ 2/3
+ 2 x B x h +(A/10) Z=… .. + 2 x … x …+
= 1116,251
Jumlah Jangkar = 2
Berat Jangkar haluan =3300 kg
Type Jangkar =Stockless Bower Anchor
Panjang Rantai Jangkar =200m
d1 =58 mm (Ordinary Quality)
d2 = 50 mm (Special Quality)
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 57
d3 =46 mm (Extra special quality)
b) Mooring ropes
Jumlah : 4 buah
Panjang : 180 m
Beban : 250 kn
c) Tow Line
Panjang : 200 m
Beban Putus : 645 kn
d) Chain Locker
Perhitungan volume bak penyimpanan rantai jangkar dapat ditentukan sebagai
berikut:
V =L /183 x d²
=4
Dimana :
= 13,84 m3
D2
3 FxVpx( 2)
Dt = 12,75 x F (mm)
dimana:
F = Luas daun kemudi (15,8592 m2)
Vp = kecepatan maksimum kapal
= (Vs + ( Vs x 15 %)
= (13,54 + (13,5 x 0,15)
= 15,525 knot
D = Tinggi daun kemudi (6.5885 m)
maka :
Dt = 12,75 X √ 15,8592 x 13,5 x ((6,5885²/ 15,8592 ) +2 )
= 128,1011 mm
1.5.5. Lifebuoys
Ban pelampung (Lifebuoys) untuk menolong orang yang tercebur jatuh kelaut.
Pelampung ini dilengkapi dengan tali sepanjang 27.5 m, ada yang dilengkapii smoke
signal dan lampu yang dapat menyala sendiri (self igniting light). Pada pelampung
ditulis nama kapal dan pelabuhan pendaftaran. Untuk kapal yang memiliki bridge
deck atau bangunan atas yang tinggi, dilengkapi alat peluncur pelampung secara cepat
dari deck anjungan, jumlah pelampung minimum 8 buah, 4 dilengkapi lampu, 2
dilengkapi smoke signal dan dua hanya dilengkapi tali
Permesinan Geladak adalah semua peralatan dengan tenaga penggerak yang
ditempatkan selain di kamar mesin dan tidak berhubungan dengan system propulsi
utama. Permesinan geladak didesain sesuai dengan jenis dan tujuan kapal. Berbeda
jenis muatan yang diangkut kapal, jenis permesinan geladaknya bisa berbeda.
Klasifikasi permesinan geladak sesuai dengan fungsinya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Steering equipment (peralatan kemudi)
Anchoring and mooringequipment (peralatan labuh dan sandar)
Adapun penjelasan lebih lanjut dengan contoh yang spesifik adalah sebagai
berikut :
Untuk sistem kontrol steering gear tersebut juga terdapat beberapa macam
seperti :electrical control system, hydraulic control system, dll.
Steering system yang dipasang pada kapal haruslah mempunyai tingkat
efisisensi yang tinggi dan sesuai dengan tipe kapalnya, sebagai contohnya pada
kapal tanker yang membawa muatan yang mudah terbakar tentu dibutuhkan sebuah
sistem yang memiliki karakteristik yang tidak menimbulkan hal-hal yang dapat
menyebabkan percikan api, panas, dan hal-hal lainya yang dapat menyebabkan
kebakaran, dalam hal ini sebuah system termasuk steering system yang
Untuk melakukan labuh dan sandar atau yang dikenal juga dengan istilah
anchoring dan mooring itu kapal memerlukan sejumlah peralatan yang membantunya.
Peralatan – peralatan itu antara lain adalah, untuk berlabuh, berupa jangkar yang
mengait dasar perairan dan dihubungkan ke kapal oleh rantai dan untuk bersandar,
berupa tali temali yang cukup kuat untuk menahan kapal.
Alat – alat yang digunakan dalam proses labuh dan sandar yang paling utama
adalah jangkar (anchor) mesin penarik jangkar (windlass), alat penggulung tali
(mooring winch/capstan), dan ruang penyimpan rantai jangkar (chain locker)
Jangkar (anchor) adalah alat untuk berlabuh dengan cara mengaiktan kapal ke
dasar perairan untuk membatasi gerak kapal agar tetap pada kedudukannya meskipun
mendapat tekanan oleh arus laut, angin, gelombang, dan sebagainya.
Windlass adalah permesinan pada kapal yang digunakan di kapal untuk menarik dan
menurunkan jangkar.
Rantai jangkar yang telah ditarik dimasukkan ke dalam chain locker dengan bantuan
gaya gravitasi. Pada bagian bawah chain locker terdapat mudbox sebagai tempat
penyimpanan kotoran-kotoran laut yang terbawa oleh rantai jangkar.
Mooring winch atau yang lebih dikenal dengan istilah capstan merupakan pralatan
digunakan untuk menarik tali utntuk keperluan tambat pada dermaga.
Peralatan yang digunakan untuk bongkar muat pada kapal berbeda - beda.
Pemilihan alat bongkar muat kapal ini disesuaikan dengan jenis muatan yang diangkut
dan lama perencanaan bongkar muat maksimalnya. Sebagai contoh, jika kapal yang
kita rancang adalah kapal general cargo pengangkut muatan beras dalam karung,
maka alat bongkar muat yang diguakan adalah crane, besar dari tenaga crane dan
spesifikasi sling/kawat penarik dipengaruhi lama waktu bongkar muat. Semakin cepat
rencana untuk membongkar muat muatan kapal maka ukuran sling dan tenaga motor
penggerak yang digunakan harus semakin besar.
Peralatan bongkar muat mungkin saja tidak disertakan pada kapal jika
direncanakan untuk membongkar muat menggunakan fasilitas bongkar muat di
pelabuhan.
1.6 Menentukan batas-batas dari ruangan dalam kapal
Langkah – Langkah Dalam Merencanakan General Arrangement Suatu Kapal
Pembagian ruangan – ruangan utama ( main – spaces ) yakni :
Kamar
Kamar untuk officer/engineer berbeda ukuran dan kelengkapannya dengan
kamar untuk crew lainnya. Sering kali kamar untuk crew berupa double cabin,
sedangkan untuk cook dan boatswain keatas berupa single cabin. Namun pada
kapal modern, semua crew mendapat single cabin.
Untuk kapal lebih dari 10000 ton : 3.75 m2 (single cabin) dan 4.75 m2 (doblecabin)
Mess Room
Biasanya 2 mess room untuk satu kapal sudah mencukupi. Satu mess room untuk
para officer dan engineer dan satu mess room untuk crew deck dan mesin yang
lain. Cook, steward, dan boys menggunakan mess room untuk crew deck juga,
tetapi pada waktu yang berbeda karena sebelumnya mereka harus melayani crew
yang lain. Meskipun demikian, kapasitas mess room dihitung untuk seluruh
jumlah crew dengan perhitungan luas minimum 1 m 2 per orang. Seringkali mess
room dilengkapi dengan wash basin.
Smoke room, library, sport facilities dll hanya ada di ocean goingvessel,
tidak di kapal antar pulau. Untuk kapal kecil cukup dengan recreation room.
Provision Store
Pada kapal, provision store berfungsi untuk menyimpan bahan – bahan makanan
selama perjalanan di kapal. Biasanya terdapat 3 jenis store untuk provision yaitu:
Dry provision store
Wheel house adalah ruangan tempat nahkoda untuk mengemudikan kapal, dalam
wheel house terdapat perlatan navigasi. Di dalam wheel house juga ditempatkan
pendeteksi api dan exthinguised control panel.
Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi :
a. Wheel house.
b. Chart room.
NAVAL ARCHITECTURE POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 74
c. Radio room.
d. Dalam hubungan dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah
dari lampu navigasi yang dibutuhkan.
Untuk kapal modern, wheelhouse harus diusahakan memiliki 9 feature berikut:
1. Pengamatan 360o
2. Berada di bagian depan deck.
3. Sebuah sofa yang akan digunakan kapten selama berada di navigation deck
4. Memiliki 2 radar yang independen agar meningkatkan availability sistem
sepanjang waktu.
5. Penghubung dengan kapten agar sewaktu - waktu dapat memanggil kapten
untuk segera datang ke wheelhouse apabila terjadi masalah.
6. Diusahakan agar menyediakan semua peralatan dan telepon agar operator
dapat menggunakannya sambil mengamati keadaan pelayaran dengan jelas.
7. Sebisa mungkin membuat banyak jendela yang dapat mencegah refleksi
cahaya.
8. Harus ada jarak diluar pintu wheelhouse.
9. Memiliki flying bridge.
Pada bagian luar ruang navigasi terdapat flying brige, yaitu bagian yang menjorok ke
samping kapal (tanpa melebihi lebar kapal) yang befungsi untuk mempermudah
melihat keadaan kapal dan dermaga pada saat bersandar.
3.1 Kesimpulan
Setelah mengerjakan laporan ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Desain General Arragement harusdimanfaatkan seefektif dan seefisien dan menurut
imajinasi pembuatan sendiri dengan ukuran dan ketetapan yang berlaku menurut klas
masing-masing.
2. Ruang-ruangan dan berbagai ruangan pada rencana umum ini, dibuat menurut si
pendesain dengan peraturan klas yang telah ada.
3.2 Saran
Sekiranya semua mata kuliah Tugas Rencana Umum ini harus memiliki waktu yang
lebih untuk didalam jam pembelejaran. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar tugas gambar
dari mahasiswa tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
LAMPIRAN