General Arrangement
BAB I
PENDAHULUAN
Perhitungan tenaga mesin induk kapal diawali dengan menghitung besarnya tahanan
kapal. Untuk rencana umum pada kapal ini, penghitungan atau penentuan besarnya tahanan
menggunakan metode Holtrop dengan data-data sebagai berikut:
S kemudi 1 25
100 L
Perhitungan (1+k)
Sapp
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)]. (Reff: PNA. Vol II. Hal 92)
Stot
Dimana :
(1+k1) = Error: Reference source not found
Dalam hal ini :
LR = Length of run
(1 Cp 0,06Cp.LCB )
= L.[ ]
(4.Cp 1)
LR = 22,9152 m
c = Koefisien bentuk bagian belakang
= 1 + 0,011Cstern
Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel “PNA Vol. II hal. 91”
Tabel. 2.1: Koefisien Harga Cstern
Cstern -25 For pram with gondola
Cstern -10 For V-Shaped section
Cstern 0 For normal section shape
Cstern 10 For U-shaped section with hogner stern
1 Cp 0,6042 = 2.3108
Sehingga :
(1+k1) = 0,93 + (0,4871 x 1 x 0,1235 x 0,2707 x 1,2372 x 6,3827 x 2,3108)
= 1.22724
(1+k2) merupakan koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di bawah
permukaan garis air.
Harga (1+k2) ini ditunjukan oleh “tabel.25 PNA Vol. II hal.92”
Tabel. 2.2: Harga Koefisien (1+k2)
Type of appendages Value of (1+k2)
Rudder of single screw ship 1,3 to 1,5
Spade type rudder of twin screw ship 2,8
Skeg rudder of twin screw ship 1,5 to 2,0
Shaft bracket 3,0
Bossing 2,0
Bilge keel 1,4
Stabilizer Fins 2,8
Shafts 2,0
Sonar dome 2,7
Karena kapal direncanakan dengan rudder of single srew ship, Bilge keel, bossing,
and shaft maka diambil harga:
(1+k2) = 1,5 + 1,4 + 2,0 + 2,0 = 6,9
Sehingga didapatkan :
S app
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)].
S tot
S app
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)].
S tot
(1+k) = 1,25313
RW
W
d
C1C 2C3e m1Fn m2 cos Fn 2 (Reff: PNA. Vol II. Hal 92)
Dimana :
Vt
Fn
gL
= 6,559
9,8 x132
Fn = 0.182
Untuk Fn ≤ 0,4
C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757
C4 = koefisien yang tergantung pada rasio B/L
C4 = 0,2296 (B/L)0,3333 Untuk B/L ≤ 0,11
C4 = B/L Untuk 0,11≤ B/L ≤ 0,25
C4 = 0,5 – 0,0625.(B/L) Untuk B/L 0,25
B/L = 0,1411 (0,11≤ B/L ≤ 0,25)
Maka, C4 = B/L
C4 = 0.1411
C43.7861 = 0.000602
T B 1.0796
= 0.388
iE = Setengah sudut masuk garis air (½.Ɵo)
= ½.31o
= 15,5 o (Reff: lines plan)
= 0,2705 rad (dimana 1 o = л/180 rad)
90 iE 1,3757 = 0,00266
C1 = 2223105 x C43,7861 x (T/B)1,0796 x (90 – iE)-1,3757
= 2223105 x (0,141) 3,7861 x (7,76/18,63)1,0796 x (0,00266)
= 2223105 x 0,00060318 x 0,388 x 0,00266
= 1,384
C2 = 1 (kapal dirancang tanpa bulbous)
AT
C3 = 1 0,8( )
BTCm
AT = Luas transom yang tercelup air (V=0)
= WSA can part
= 4,95 m2 (Reff: excel tabel E, TR Hidrostatik Bonjean)
C3 = Error: Reference source not found
= 0,972
d = -0,90
L 1 / 3 B
m1 = 0,01404 1,7525 4,7932 C 5
T L L
= 171,521 kN
2.4. Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP = EHP/Pc
Pc = Propulsive coefiscient
Pc = H x R x O
H = Hull efficiency
H = 1,196 (Reff: tabel 6 PNA vol II Hal 161)
O = Open propeller efficiency (efisiensi ropeller)
Tabel 2.4: Keuntungan dan kerugian mesin putaran rendah dan putaran tinggi.
Selisih antara kedua data EHP diatas adalah 0,2814 HP atau 0.018%
Selisih antara kedua data Resistance Total diatas adalah 12,679 kN atau 7.39%
3.3.2 Efisiensi antara EHP Excel dengan BHP Excel (koreksi Jalur 20 %)
Boatswain = 1 orang
Quartermaster = 1 orang
Seaman = 1 orang
Docter = 1 orang
2 nd Engineer = 1 orang
3 rd Engineer = 1 orang
Electrician = 1 orang
Engine Crew
Oiler & Pump Man = 1 orang
Wiper = 1 orang
III. Catering Department
Chief cook = 1 orang
Steward = 1 orang
Boy = 1orang
Total = 22 orang
BAB IV
LWT, DWT, DAN PAYLOAD
Selisih antara kedua data DWT diatas adalah 740,0004 T atau 7,035 %
BAB VI
PERHITUNGAN TANGKI
BAB VII
RUANG AKOMODASI
Dengan ketentuan :
a. Diletakkan berdekatan dengan mess room, bila jauh harus ada pantry untuk tempat
penyimpanan dan memanaskan masakan.
b. Harus terhindar dari asap dan debu.
c. Harus ada penerangan, sirkulasi udara, perawatan dan perbaikan.
d. Tidak boleh ada bukaan ke sleeping room. Luas galley adalah 0,5 m2 / orang,
sehingga luasnya = 11m2
Laundry, Library.
BAB VIII
PERLENGKAPAN NAVIGASI DAN KOMUNIKASI
Starboard
BAB IX
PERALATAN TAMBAT
9.1.1. Jangkar
Jumlah jangkar 2 buah pada haluan.
Berat satu jangkar 3300 kg.
Berdasarkan berat jangkar maka dipilih jangkar berengsel dan tanpa tongkat dari tipe
Hall Anchor dengan ukuran sebagai berikut:
Merk = Wortelboer
Type = D’Hone STS Anchor High Holding
Power
Berat = 4050 kg
A = 2500 mm
B = 2670 mm
C = 995 mm
D = 2355 mm
E = 1555 mm
Sambungan Rantai :
Amaytana Cindy Armela 45
21090117120031
Tugas Desain Kapal I 2019
General Arrangement
Merk = Wortelboer
Type = Kenter Joining
Shackle
Berat = 48 kg
A = 408 mm
B = 285,5 mm
C = 103,5 mm
= 40 HP
Spesifikasi mesin jangkar yang memiliki diameter sebesar 68 :
Merk : Promagnoli
Motor : 40
kW
A : 3200 mm
B : 1500
mm
9.5. Bollard
Bollard berfungsi untuk tempat pengikatan tali tambat saat bersandar di dermaga
dan kadang-kadang digunakan juga sebagai ventilasi. Terbuat dari besi tuang, baja
tuang atau plat yang dilas. Ada 2 type yaitu vertical dan oblique bollard. Ukuran
tergantung dari tali tambat. Dipilih bollard tipe vertical.Ukuran bollard tergantung
dari ukuran tali tambat. Di dapatkan ukuran bollard:
Diamater nominal : 315 mm
Panjang(L) : 1300 mm
Lebar(B) : 430 mm
Tinggi(H) : 597 mm
9.7. Capstan
Fungsi : Untuk penarikan tali trost dan spring pada waktu penambatan kapal di dermaga
(untuk menggulung tali tambat).
Warping Winch: untuk meggulung tali satu arah, untuk warping winch
karena peralatannya jadi satu dengan winlass maka tidak perlu ditentukan lagi.
Capstain: untuk menggulung tali dari semua arah.
Digunakan electric capstan tipe B, dengan dimensi sebagai berikut
Kekuatann tarik : 3.000 kg
Daya : 16 HP
Berat : 2.000 kg
Merk : Mailto
Model : FSC 15
A : 610 mm
B : 1230 mm
C : 1460 mm
Berat : 2000 kg
BAB X
PERLENGKAPAN KESELAMATAN
11.1. Propeller
11.1.1. Perhitungan Propeller
Diameter Propeller (Dp) :
Dp = 0,6 x T
= 0,6 x 7,76 m
= 4,656 m
Diameter bos poros Propeller (Db) :
Db = 1/6 x Dp
= 1/6 x 4,656 m
= 0,776 m
Jarak dasar sampai bos poros
Propeller:
= (0,045 x T + 0,5 x Dp)
= (0,045 x 7,76 + 0,5 x 4,656)
= 2,6672 m
Jarak AP sampai bos poros Propeller:
= 0,0266 x Lpp
= 0,0266 x 128,15
= 3,408 m
Luas poros Propeller
= 0,6 x Dp
= 0,6 x 4,656
= 2,7936 m2
11.2. Rudder
11.2.1. Perhitungan Rudder
Dari “BKI vol II 2013 sec. 14 A.3” didapat rumus untuk menghitung luas daun
kemudi sebagai barikut:
A = C1 x C2 x C3 x C4 x (1,75 x L x T ) / 100
Dimana:
T = 7,76 m
L = 128,15 m
C1 = factor for the ship type
= 1 for general
= 0,9 for bulk carriers and tankers having a displacement of
more than 50000 ton
C2 = factor for the rudder type
= 1 for general
= 0,9 for semi-spade rudders
= 0,7 for high lift rudders
C3 = factor for the rudder profile
= 1 for NACA profiles and plate rudders
= 0,8 for hollow profiles and mixed profiles
Qr = Cr x r (Nm)
dimana:
r = c(α - kb) (m)
c = lebar kemudi = 3,2037 m
Dt 4,23 Qr / Kr (mm)
0.75 0.75
Re H 235
kr 1
235 235
Dt = 658,087 mm ≈ 658 mm
BAB XII
PINTU, JENDELA, TANGGA, DAN TANGGA AKOMODASI
12.2. Jendela
Jendela boat deck dan navigation deck berbentuk segiempat dengan ukuran 350 x
500 mm.
Jendela untuk wheel house.
Berdasarkan “simposium on the design of ship bridges”:
a. Bagian depan harus membentuk sudut 150 keluar.
b. Sisi bawah jendela harus 1.2 – 2 m diatas deck.
c. Jarak antara sesama jendela tidak boleh lebih dari 100 mm.
Jendela main deck dan poop deck berbentuk lingkaran dengan diameter 400 mm.
12.3. Tangga
Lebar diluar bangunan min. 750–900 direncanakan 800 mm (kemiringan 500- 600).
Lebar didalam bangunan min. 520 mm direncanakan 700 mm (kemiringan 500- 600).
Pegangan diluar bangunan min. 950–1600 mm direncanakan 1000 mm.
Pegangan didalam bangunan min. 830 mm direncanakan 1000 mm.
Jarak anak tangga 200 mm.
Ukuran standar tangga menurut “Japan Ship Design Standard”:
a. Anak tangga 180 x 10 mm2 ; 180 x 9.5 mm2.
b. Vertikal Ladder.
c. Lebar 250 – 300 mm.
Amaytana Cindy Armela 62
21090117120031
Tugas Desain Kapal I 2019
General Arrangement
d. Jarak antar tangga 250 x 350 mm.
e. Anak tangga 65 x 9 mm2.
13.1. Bulwark
Berdasarkan peraturan “BKI 2013 Vol. II”.
Tinggi bulwark minimal 1 m. Direncanakan tinggi bulwark 1 m.
Dipasang di tepi geladak dengan fungsi:
a. Menjamin keselamatan penumpang dan crew.
a. Mencegah jatuhnya benda-benda di atas geladak akibat gerakan oleng kapal.
13.2. Railing
Railing dipasang ditempat dimana pemasangan bulwark tidak begitu penting.
Berjarak 2 kali jarak gading normal (a0).
Pada pelat bilah jarak pipa datar 300 mm.
Ketinggian railing dari atas geladak sebesar 1 m.
Pipa railing teratas lebih besar daripada pipa yang lainnya.
C. Other methods
Kontainer ditangani dengan metode apapun selain memasang kait pada setiap sisi
kontainer dan harus memiliki metode-metode khusus. Kebanyak menggunakan
bantuan forklift atau straddle crane.
Secuiring of container
Setelah semua kontainer diisi maka petugas harus memastikan agar kontainer
tersebut tetap aman sampai tujuan, hal yang harus dilakukan antara lain:
A. Pengecekan pintu kontainer dan lubang palka yang telah tertutup dengan rapat.
B. Semua segel sudah di tempatkan pada masing-masing palka.
C. Jumlah segel telah dikirim dan dokumen pengiriman telah diletakkan pada bagian
palka sesuai dengan MILSTAMP.
D. Pengecekan pemasangan lashing pada kapal yang memiliki banyak tingkat
kontainer agar kontainer tersebut tidak terjatuh pada saat kapal mengalami
kemiringan.
DAFTAR PUSTAKA