Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
BAB 2
SISTEM PROPULSI
1.4 Main Propulsion System
1.4.1 Perhitungan Tahanan Kapal
A. DASAR TEORI
1. Tahanan Kapal
Sudah menjadi tugas dari Naval Enginering kapal untuk merancang kapal
yang bentuk lambungnya mempunyai tahanan yang rendah bila kapal tersebut
bergerak di air. Sistem propulsi yang terdiri dari pendorong (propulser), mesin
penggerak dan badan kapal, harus dirancang yang paling efisien yaitu dengan
jumlah energi yang diperlukan untuk propulsi kapal harus sekecil mungkin.
Propulsor pada umumnya adalah baling baling, poros, sistem transmisi serta
mesin penggeraknya bisa berupa ketel uap, turbin, diesel, dan tenaga nuklir.
Dalam merencanakan suatu kapal, terlebih dahulu harus diketahui besar
ukuran utama kapal dan juga harus ditentukan dari gemuk dan kurusnya kapal yang
disebut Coefisient Block (Cb).Coefisien Block (Cb) merupakan rasio atau
perbandingan antara volume displacement dengan volume balok yang
mengelilinginya yang panjangnya merupakan panjang kapal (LBP/LWL), lebarnya
merupakan lebar kapal (B) dan tingginya merupakan sarat dari kapal tersebut (T).
Dalam hal ini tidak semua kemungkinan kemungkinan akan baik dan
memuaskan, karena faktor umum yang memegang peranan penting adalah tahanan
yang dialami oleh kapal pada waktu bergerak. Suatu kapal dengan tahanan kecil
merupakan menjadi suatu tujuan perencanaan kapal sebab akan berkait pada
pemakaian bahan bakar, sehingga berat mesin kapal atau penggerak kapal menjadi
ringan dan akan berpengaruh pada daya muat kapal.
Dilihat dari segi macamnya tahanan yang akan dialami kapal yang
disebabkan oleh tempat bergeraknya dapat dibagi :
a. Kapal yang bergerak di permukaan air
Pada kapal ini terdapat bagian badan kapal yang tercelup dalam air dan ada yang
diatas permukaan air. Pada kapal ini tahanan yang bekerja tidak hanya tahanan
yang disebabkan oleh air saja namun tahanan udara juga bekerja. Tahanan udara
1
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
ini disebabkan karenagesekan udara dengan bangunan atas kapal. Kapal yang
bergerak dipermukaan air ini bermacam-macam, ada yang berukuran kecil,
sedang hingga besar. Semakin besar ukurannya tahananya juga semakin besar
karena jumlah luasan yang bergesekan dengan air dan udara juga semakin besar.
b. Kapal yang bergerak di seluruh permukaan air
Pada kapal ini tahanan yang bekerja adalah tahanan yang disebabkan oleh air,
misalnya kapal selam.
c. Kapal yang bergerak di atas permukaan air
Dimana tahanan yang bekerja adalah tahanan udara sedangkan tahanan yang
disebabkan oleh air adalah kecil, misalnya speedboat, hidrofoil, jetfoil,
hovercraft, dan lain lain.
Macam macam tahanan yang terjadi pada waktu kapal melakukan
gerakan beraturan adalah sesuai dengan skema di bawah ini :
Tahanan Total
Viscous R (R vis)
2
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
Untuk itu sebagian kapal yang berada di permukaan air perlu memperhitungkan
juga adanya tahanan udara dimana tahanan ini bisa terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Tahanan gesek
2. Tahanan bentuk
Rumus umum dari tahanan kapal yang bergerak beraturan adalah sebagai
berikut : R=xxsx
Dimana :
: : Koefisien tanpa ukuran, yaitu koefisien hidrodinamika kapal
: Massa jenis air
s : Luas permukaan basah kapal (Watted Surface Area)
Vo : Kecepatan kapal
2. Propulsi Kapal
Setelah besar tahanan dari kapal yang direncanakan dapat diketahui,
maka selanjutnya dihitung besar gaya dorong yang dapat mengatasi gaya tahanan
tersebut. Gaya dorong ini dihasilkan oleh mekenisme penghasil gaya dorong yang
berupa dayung yang digerakkan oleh tangan, yang kemudian berkembang dengan
menggunakan layar dan selanjutnya dengan alat mekanik seperti roda kayuh
(paddle wheel) dan berkembang lagi dengan menggunakan baling baling
(propeller). Daya yang diperlukan (daya efektif) untuk menggerakkan kapal di air
atau untuk menarik kapal pada kecepatan V adalah
PE = R x V
Dimana :
R = tahanan kapal
Propeller menyalurkan daya dorong (thrust power) sebesar :
P=TxV
Dimana :
T = gaya dorong ropeller
V = kecepatan air yang mengalir ke propeller
3
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
Ps = 2 x M x n
Dimana :
M = torsi yang dipindahkan dari mesin penggerak ke poros
n = laju kisaran / laju putaran (rate of revolution)
Selanjutnya :
Pe = PE x {(1+x)/D}
Dimana :
(1+ x) = vaktor beban (load vaktor)
x = fraksi beban / kelonggaran dinas
4
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
5
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
= 9,8 m / detik 2
Vs
Fn = gL
= 5,6584/(9,8 x 71,00)
= 0,214511921
6
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
7
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
10^3 Cr/ LCB = 0,21 ( dilihat pada grafik 5.5.16 Buku Tahanan Kapal)
8
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
9
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
10
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
THP = DHP/H
= 1123,14 Hp / 1,051
= 1068,64 Hp
h. Menghitung Daya Pada Poros baling-baling (SHP)
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak dibelakang akan mengalami loses
sebesar 2-3 %. Pada perencanaan ini kamar mesin terletak di belakang sehingga
mengalami loses atau efisiensi transmisi pososnya (sb) sebesar 0,98
SHP = DHP/sb
= 1123,14 HP / 0.98
= 1146,1 HP = 854,65 kW
i. Menghitung Daya Penggerak Utama yang Diperlukan
Adanya pengaruh efisiensi sistem roda gigi transmisi (G), pada tugas ini memakai
sistem roda gigi reduksi tunggal atau single reduction gear dengan loss 2 % untuk
arah maju sehingga G = 0.98
BHPscr = SHP/ G
= 1146,1 / 0.98
= 1169,5 HP = 872,1 kW
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk dimana besarnya daya
BHPscr = 90%
BHPmcr = BHPscr / 0,9
= 1169,5 / 0,9
= 1299,4 HP
= 969 kW
11
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat
ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data
ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal tanker ini,
dipilih mesin induk sebagai berikut :
Jenis = CATERPILAR
Tipe = DM1801-01
Daya maksimum = 1300 Hp atau 970 kW
Jumlah silinder = 6 silinder
Bore = 170 mm
Piston stroke = 190 mm
Engine speed = 1835 rpm
Sfoc = 205 g/kWh
Dimension
Panjang : 2994 mm
Lebar : 1703 mm
Tinggi : 2091 mm
12
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
13
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
14
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
D min = 0.7 T
= 0.7 x 5,2 m
= 3,64 m
G. Tabel Data Bp , 4 blade screw series B.4.40
Bp - Diagram SCREW SERIES B. 4.40
No N 97% BP p h0/d D(ft) D(m)
1 80 77,60 15,810 0,69 0,85 160 15,400 4,694
2 100 97,00 19,763 0,66 0,79 178 13,706 4,178
3 120 116,40 23,715 0,64 0,75 193 12,384 3,775
4 140 135,80 27,668 0,62 0,72 209 11,495 3,504
5 160 155,20 31,620 0,59 0,68 222 10,684 3,256
15
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
= 1,9136 m
= 0,5325 m
= 3,8189 m
intake velocity(Vc)
Vc = (1-w)x Vs
= 3,961 m/s
s/Fp = 1,84x(Po-e)^0,75xVc^0,5
= 3690,52
16
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
(s/Fp)/(Po-e) = 0,3653
Note :
Lt = hte + hle
17
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
Note :
t max = x D.prop
radius = x D.prop
Panjang Total
R % Lb (mm)
0,2 76,08 583,02
0,3 85,96 658,73
0,4 93,62 717,43
0,5 98,38 753,91
0,6 100,00 766,32
0,7 98,08 751,61
0,8 90,00 689,69
0,9 72,35 554,44
18
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
19
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
20
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
21
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS
Note : mm = x P/2
22