Anda di halaman 1dari 22

Jurusan Teknik

Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

BAB 2
SISTEM PROPULSI
1.4 Main Propulsion System
1.4.1 Perhitungan Tahanan Kapal
A. DASAR TEORI
1. Tahanan Kapal
Sudah menjadi tugas dari Naval Enginering kapal untuk merancang kapal
yang bentuk lambungnya mempunyai tahanan yang rendah bila kapal tersebut
bergerak di air. Sistem propulsi yang terdiri dari pendorong (propulser), mesin
penggerak dan badan kapal, harus dirancang yang paling efisien yaitu dengan
jumlah energi yang diperlukan untuk propulsi kapal harus sekecil mungkin.
Propulsor pada umumnya adalah baling baling, poros, sistem transmisi serta
mesin penggeraknya bisa berupa ketel uap, turbin, diesel, dan tenaga nuklir.
Dalam merencanakan suatu kapal, terlebih dahulu harus diketahui besar
ukuran utama kapal dan juga harus ditentukan dari gemuk dan kurusnya kapal yang
disebut Coefisient Block (Cb).Coefisien Block (Cb) merupakan rasio atau
perbandingan antara volume displacement dengan volume balok yang
mengelilinginya yang panjangnya merupakan panjang kapal (LBP/LWL), lebarnya
merupakan lebar kapal (B) dan tingginya merupakan sarat dari kapal tersebut (T).
Dalam hal ini tidak semua kemungkinan kemungkinan akan baik dan
memuaskan, karena faktor umum yang memegang peranan penting adalah tahanan
yang dialami oleh kapal pada waktu bergerak. Suatu kapal dengan tahanan kecil
merupakan menjadi suatu tujuan perencanaan kapal sebab akan berkait pada
pemakaian bahan bakar, sehingga berat mesin kapal atau penggerak kapal menjadi
ringan dan akan berpengaruh pada daya muat kapal.
Dilihat dari segi macamnya tahanan yang akan dialami kapal yang
disebabkan oleh tempat bergeraknya dapat dibagi :
a. Kapal yang bergerak di permukaan air
Pada kapal ini terdapat bagian badan kapal yang tercelup dalam air dan ada yang
diatas permukaan air. Pada kapal ini tahanan yang bekerja tidak hanya tahanan
yang disebabkan oleh air saja namun tahanan udara juga bekerja. Tahanan udara

1
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

ini disebabkan karenagesekan udara dengan bangunan atas kapal. Kapal yang
bergerak dipermukaan air ini bermacam-macam, ada yang berukuran kecil,
sedang hingga besar. Semakin besar ukurannya tahananya juga semakin besar
karena jumlah luasan yang bergesekan dengan air dan udara juga semakin besar.
b. Kapal yang bergerak di seluruh permukaan air
Pada kapal ini tahanan yang bekerja adalah tahanan yang disebabkan oleh air,
misalnya kapal selam.
c. Kapal yang bergerak di atas permukaan air
Dimana tahanan yang bekerja adalah tahanan udara sedangkan tahanan yang
disebabkan oleh air adalah kecil, misalnya speedboat, hidrofoil, jetfoil,
hovercraft, dan lain lain.
Macam macam tahanan yang terjadi pada waktu kapal melakukan
gerakan beraturan adalah sesuai dengan skema di bawah ini :

Tahanan Total

Friction Resistance Direct Stress, normal or


(Rf) pressure Res (Rp)

Viscous Pressure Wave Resistance


Resistance (Re) (Rw)

Viscous R (R vis)

Tahanan gelombang timbul karena gerakan kapal dan permukaan dari


daerah. Tahanan total Rt = Rf + Rvis + Rw dimana Rf dan Re berhubungan dengan
kekentalan cairan (Rvis), sehingga :
Rf + Re = Rvis, yang disebut tahanan kekentalan.
Pada gerakan kapal dalam gerakan yang tetap dalam cairan atau udara
misalnya kapal selam, maka tahanan yang berpengaruh disebabkan oleh kekentalan.

2
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Untuk itu sebagian kapal yang berada di permukaan air perlu memperhitungkan
juga adanya tahanan udara dimana tahanan ini bisa terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Tahanan gesek
2. Tahanan bentuk
Rumus umum dari tahanan kapal yang bergerak beraturan adalah sebagai
berikut : R=xxsx
Dimana :
: : Koefisien tanpa ukuran, yaitu koefisien hidrodinamika kapal
: Massa jenis air
s : Luas permukaan basah kapal (Watted Surface Area)
Vo : Kecepatan kapal

2. Propulsi Kapal
Setelah besar tahanan dari kapal yang direncanakan dapat diketahui,
maka selanjutnya dihitung besar gaya dorong yang dapat mengatasi gaya tahanan
tersebut. Gaya dorong ini dihasilkan oleh mekenisme penghasil gaya dorong yang
berupa dayung yang digerakkan oleh tangan, yang kemudian berkembang dengan
menggunakan layar dan selanjutnya dengan alat mekanik seperti roda kayuh
(paddle wheel) dan berkembang lagi dengan menggunakan baling baling
(propeller). Daya yang diperlukan (daya efektif) untuk menggerakkan kapal di air
atau untuk menarik kapal pada kecepatan V adalah
PE = R x V
Dimana :
R = tahanan kapal
Propeller menyalurkan daya dorong (thrust power) sebesar :

P=TxV
Dimana :
T = gaya dorong ropeller
V = kecepatan air yang mengalir ke propeller

3
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Daya dorong yang disalurkan oleh mesin penggerak adalah :

Ps = 2 x M x n
Dimana :
M = torsi yang dipindahkan dari mesin penggerak ke poros
n = laju kisaran / laju putaran (rate of revolution)
Selanjutnya :
Pe = PE x {(1+x)/D}

Dimana :
(1+ x) = vaktor beban (load vaktor)
x = fraksi beban / kelonggaran dinas

4
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL


Perhitungan untuk mencari beasarnya tahanan kapal yang akan
dipergunakan untuk menentukan besarnya tenaga penggerak kapal dipakai data - data
ukuran utama kapal, rumus - rumus perhitungan tabel, dan diagram. Metode
perhitungan yang digunakan yaitu metode GULDHAMMER HARVALD.

PERHITUNGAN BHP MESIN


Metode Guldhammer Harvarld
1. Menghitung Volume Displacement
= L x B x T x Cb
= 71,00 x 12,0 x 5,20 x 0,7
= 3101,28 m3
2. Menghitung displasement
= L x B x T x Cb x
= 71,00 x 12,0 x 5,20 x 0,7 x 1,025
= 3178,812 Tons
dimana = masa jenis air laut (1.025 kg/m3)

3. Menghitung luas Permukaan Basah ( S )


S = 1.025 x Lpp (Cb.B + 1.7 T)
= 1,025 x 71,00 x [0,7 x 12,0 + (1.7) x 5,2]
= 1254,641 m2
(harvald 5.5.31, tahanan dan propulsi kapal, hal 133)
4. Menentukan harga bilangan froud dan angka reynould
a. Menentukan Bilangan Froude Number ( Fn )
Vs = 11 knot ( 1 knot = 0.5144 m/s )
= 11 x 0,5144
= 5,6584 m/s
g = Percepatan gravitasi standar

5
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

= 9,8 m / detik 2
Vs
Fn = gL

= 5,6584/(9,8 x 71,00)
= 0,214511921

b. Menghitung Angka Reynold


Rn = (Vs x lpp) /
v merupakan koefisien viskositas kinematis pada 300 C = 1.19 x 10-6 m2/dt
Rn = (5,6584 x 71,00)/1,19 x 10-6
= 337602016,8 x 106
= 3,4 x 108
5. Mencari koefisien tahanan gesek ( Cf )
Koefisien tahanan gesek didapat dengan rumus :
Cf = 0.075/(log Rn-2)2
= 0,075/(log 3,4x108 2)2
= 0,00103041
(Harvald 5.5.14, Tahanan Dan Propulsi Kapal Hal 118)
6. Menentukan Harga Cr ( Koefisien tahanan sisa ) Dari Diagram
Koefisien tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui diagram Guldhammer -
Harvald dengan hasilnya adalah sebagai berikut
L / 1/3 = 71,00 / 3101,281/3
= 4,87
Rn = 3,4 x 108
= Koefisient Prismatik
= 0,71
Dari diagram Guldhammer dan Harvald (hal. 123 124) diperoleh :
A B
L / 1/3 Cr
5,0 0,0012
5,1121 X
5,50 0,0010
Diambil harga Cr :
Cr = 1,1552 x 10-3 (dari hasil interpolasi)

6
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Koreksi Koefisien Tahanan Sisa (Cr)


a. Bentuk badan kapal
Karena bentuk badan kapal yang standar maka tidak ada koreksi.
b. Rasio B/T
Bila diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2.5 maka
harga Cr untuk kapal yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau
lebih kecil daripada harga tersebut harus dikoreksi, sesuai pada buku
TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119 harus
dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA
HARVALD hal. 119

Rasio Lebar/Sarat : B/T = 12,0 / 5,20


= 2,31
103Cr = 103Cr (B/T = 2,31) + 0.16 ( B/T - 2.5 )
103Cr = 1,1552 + 0,16 (2,31 2,5)
103Cr = 1,1248
Cr = 1,1248 x 10-3

c. Adanya penyimpangan LCB


LCB dari Tugas Rencana Garis adalah
LCBk = Ldisp/2 + e% x Ldisp Lpp e% = 1,2 %
= 36,4 + (1,2% x 72,8) x 71,0 Ldisp = (74,55+71,0)/2
= 1,7736 m = 72,8 m
Penentuan LCB standart dalam % dengan acuan grafik LCB Standart,
buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL hal. 130, gambar 5.5.15
LCB Standart = 0,5%
LCB Standart = 0,5% x 71,00
= 0,355
LCB = LCB sebenarnya LCB Standart (dari persentase L)
LCB = 1,7736 0,355
= 1, 4186

7
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

10^3 Cr/ LCB = 0,21 ( dilihat pada grafik 5.5.16 Buku Tahanan Kapal)

103 Cr = 103 Cr (standart) +10^3 Cr / LCB x LCB


Cr = 2,97906 x 10-4

d. Anggota badan Kapal


Dalam hal ini yang perlu dikoreksi adalah :
1. Bos Baling-baling
untuk kapal penuh Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 5% sehingga :
Cr = 2,97906 x 10-4 + (5% x 2,97906 x 10-4)
= 3,139261 x 10-4
2. Bracket dan poros baling-baling
Untuk kapal ramping dinaikkan 5-8%, diambil 8% sehingga :
Cr = 3,139261 x 10-4+ (8% x 3,139261 x 10-4)
= 3,39040188 x 10-4
7. Tahanan Tambahan
Koefisien penambahan tahanan untuk korelasi model-kapal umumnya sebesar Ca =
0.0004 namun pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara demikian itu tidak
selalu benar, maka diusulkan koreksi untuk pengaruh kekasaran dan pengaruh
sebagai berikut untuk kondisi pelayaran percobaan Dari perhitungan awal
diperoleh displacement kapal sebesar = 3178,812 ton
Displacement pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL hal. 132 yaitu :
Displacement Ca
1000 0,0006 untuk dapat menentukan besarnya Ca,
3178,812 Ca
10000 0,0004
maka perlu adanya interpolasi dan
hasilnya adalah sabagai berikut :
Ca = 0,0005516
8. Tahanan Udara
Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui maka
disarankan untuk mengoreksi koefisien tahanan udara (TAHANAN DAN
PROPULSI KAPALSV. AA HARVALD 5.5.26 hal 132)
Caa = 0,00007
9. Tahanan Kemudi

8
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Berdasarkan TAHANAN DAN PROPULSI KAPALSV. AA HARVALD 5.5.27 hal. 132


koreksi untuk tahanan kemudi mungkin sekitar :
Cas = 0,00004
10. Menghitung Tahanan Total Kapal
Koefisien tahanan total kapal atau Ct, dapat ditentukan dengan menjumlahkan
seluruh koefisien -koefisien tahanan kapal yang ada :
CT = Cf + Cr + Ca + Caa + Cas
= 0,00103041+ + 0,000339 + 0,0005516 + 0,00007 + 0,00004
= 0.002031
Sehingga tahanan total :
RT = CT x 0,5 x air laut x Vs2 x S
= 0.002031 x 0,5 x 1,025 x 5,65842 x 1254,641 m2
= 41812,92591 N = 41,813 kN
RT ( dinas) = (1 + 25% ) x RT
= (1 + 25% ) x 41,813
= 52,27 kN
Penambahan sebesar 25% ialah bergantung dari daerah pelayaran kapal
.
4. Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
a. Menghitung Daya Efektif Kapal (EHP)
Perhitungan daya efektif kapal (EHP) menurut buku TAHANAN DAN PROPULSI
KAPAL hal. 135
EHP (dinas) = RT (dinas) x Vs (1 Hp = 0.7355 kW)
= 52,27 kN x 5,6584 m/s
= 295.76 kW
= 396,62 HP
b. Menghitung Wake Friction (W)
Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah
w = 0.5 x Cb 0.05
= 0.5 x (0,7) 0.05
= 0,3
c. Menghitung Thrust Deduction Factor (T)

9
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu


t=kxw nilai k antara 0,7 0,9 diambil k = 0,8
= 0,8 x 0,3
= 0,264
d. Menghitung Speed Of Advance (Va)
Va = (1- w) x Vs
= (1 - 0,3) x 5,6584 m/s
= 3,961 m/s
e. Menghitung Efisiensi Propulsif
1. Efisiensi Relatif Rotatif (rr)
harga rr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 0 - 1. pada
perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga rr sebesar
=0,8
2. Efisiensi Propulsi (p)
Nilainya antara 40 -70 % dan diambil 42 %
3. Efisiensi Lambung (H)
(H) = ( 1- t ) / ( 1- w)
= (1 0,264 ) / ( 1- 0,3)
= 1,051
4. Coefisien Propulsif (Pc)
(Pc) = rr x p x H
= 0,8 x 42 % x 1,051
= 0,353136
f. Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (Dhp)
Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya
efektif dengan koefisien
propulsif, yaitu :
DHP = EHP/Pc
= 396,62 HP / 0,353136
= 1123,14 HP

g. Menghitung Daya Dorong (Thp)

10
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

THP = DHP/H
= 1123,14 Hp / 1,051
= 1068,64 Hp
h. Menghitung Daya Pada Poros baling-baling (SHP)
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak dibelakang akan mengalami loses
sebesar 2-3 %. Pada perencanaan ini kamar mesin terletak di belakang sehingga
mengalami loses atau efisiensi transmisi pososnya (sb) sebesar 0,98
SHP = DHP/sb
= 1123,14 HP / 0.98
= 1146,1 HP = 854,65 kW
i. Menghitung Daya Penggerak Utama yang Diperlukan
Adanya pengaruh efisiensi sistem roda gigi transmisi (G), pada tugas ini memakai
sistem roda gigi reduksi tunggal atau single reduction gear dengan loss 2 % untuk
arah maju sehingga G = 0.98

BHPscr = SHP/ G
= 1146,1 / 0.98
= 1169,5 HP = 872,1 kW
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk dimana besarnya daya
BHPscr = 90%
BHPmcr = BHPscr / 0,9
= 1169,5 / 0,9
= 1299,4 HP
= 969 kW

1.4.2 PEMILIHAN MESIN INDUK

11
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat
ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data
ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal tanker ini,
dipilih mesin induk sebagai berikut :
Jenis = CATERPILAR
Tipe = DM1801-01
Daya maksimum = 1300 Hp atau 970 kW
Jumlah silinder = 6 silinder
Bore = 170 mm
Piston stroke = 190 mm
Engine speed = 1835 rpm
Sfoc = 205 g/kWh
Dimension
Panjang : 2994 mm

Lebar : 1703 mm

Tinggi : 2091 mm

12
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

13
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

1.4.4 PEMILIHAN DIAMETER DAN PUTARAN PROPELER

A. Penghitungan Tahanan Total Kapal


R = 52,27 kN
(Didapat dari hasil penghitungan RT (dinas) pada penghitungan BHP mesin)
B. Penghitungan Wake Friction
w = 0.5 x Cb 0.5
= 0.5 x (0,7) 0.5
= 0,3
C. Penghitungan Trust Propeler
t = 0,212
(Grafik figure 5.5.6 propulsion of Ship)
T = R/(1 t)
= 52,27/(1 0,264)
= 71,02 kN = 7239,78 kg
D. Penghitungan Advance Velocity (Va)
Va = (1 w) x Vs
= (1 0,264) x 11 knot
= 8,096 knot
E. Parameter Bp
Bp = N x P0.5/Va2.5
= 0,147 x N
= (N x D)/Va
= 0,119 x N x D
F. Diameter menurut BKI
Menurut aturan BKI diameter propeller adalah antara 0.6T 0.7T, sehingga
didapatkan diameter propeller sebesar :
D max = 0.6 T
= 0.6 x 5,2 m
= 3,12 m

14
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

D min = 0.7 T
= 0.7 x 5,2 m
= 3,64 m
G. Tabel Data Bp , 4 blade screw series B.4.40
Bp - Diagram SCREW SERIES B. 4.40
No N 97% BP p h0/d D(ft) D(m)
1 80 77,60 15,810 0,69 0,85 160 15,400 4,694
2 100 97,00 19,763 0,66 0,79 178 13,706 4,178
3 120 116,40 23,715 0,64 0,75 193 12,384 3,775
4 140 135,80 27,668 0,62 0,72 209 11,495 3,504
5 160 155,20 31,620 0,59 0,68 222 10,684 3,256

Dari hasil perhitungan pada tabel penentuan diameter didapat :


Tipe propeller = B.4.40
Putaran = 140 rpm
Efisiensi = 0,62 rpm
Diameter = 11,495 feet = 3,5045 meter
Jari-jari = 1,752 meter
Pitch (h0/d) = 0,72

15
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

1.4.5 Pemeriksaan terhadap kavitasi


Perhitungan kavitasi sangatlah diperlukan, sebab apabila tejadi kavitasi pada propeller
akan menyebabkan kurang optimalnya kerja dari propeller tersebut dan dalam jangka
waktu tertentu dapat menyebabkan damage atau kerusakan pada propeller itu sendiri
maupun pada body kapal disekitar daun propeller.

parameter-prameter yang dibutuhkan adalah:


Sarat Kapal (T)
T= 5,2 m

Jarak dasar ke sumbu propeller (E)


E= 0,368xT

= 1,9136 m

Tinggi gelombang (H)


H= 0,0075xLpp

= 0,5325 m

Tinggi air diatas garis sumbu propeller


Wh = (T-E)+H

= 3,8189 m

Tekanan hidrostatik air laut(PH)


PH = Wh x air laut air laut = 1,025 kg/m3
= 3,9143 kg/m2

Tekanan Vapour(Pcr) = 10100 kg/m2


Mass density untuk air laut() = 104.5 kg/m3
Tekanan statis pada pusat poros propeller (Po-e)
(Po-e) = PH+Pcr
= 10103,9143 kg/m2

intake velocity(Vc)
Vc = (1-w)x Vs
= 3,961 m/s

Mass density air laut () = 104.5 kg s2/m4


Angka kavitasi()
Angka kavitasi
= (Po-e)/(0,5xxVc2)
= 12,3251

s/Fp = 1,84x(Po-e)^0,75xVc^0,5
= 3690,52

16
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

(s/Fp)/(Po-e) = 0,3653

1.4.6 TABEL UKURAN PROPELER

Tipe propeller = B.4.40


Diameter = 3,5045 m = 3504,5 mm
Panjang max. Chord Lt = 0,2187 x 3504,5 = 763,28 mm
Tabel untuk Diameter propeller
R Jrk centerline ke trailling Jrk centerline ke leading
% Lb (mm) % Lb (mm)
0,2 29,18 223,61 46,90 359,41
0,3 33,32 255,34 52,64 403,39
0,4 37,30 285,84 56,32 431,59
0,5 40,78 312,51 57,60 441,40
0,6 43,92 336,57 56,08 429,75
0,7 46,68 357,72 51,40 393,89
0,8 48,35 370,52 41,65 319,17
0,9 47,00 360,17 25,35 194,26

Note :

hte = x Panjang max. Chord Lt

hle = x Panjang max. Chord Lt

Lt = hte + hle

17
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

R Tebal daun max Jrk Max dr Ord LE Radius of Noise in


%D t Max % Ord %D mm
0,2 3,66 128,246 35 268,214 0,115 4,030
0,3 3,24 113,530 35 268,214 0,105 3,679
0,4 2,82 98,813 35 268,214 0,095 3,329
0,5 2,4 84,096 35,5 272,045 0,085 2,978
0,6 1,98 69,379 38,9 298,100 0,07 2,453
0,7 1,56 54,662 44,3 339,482 0,055 1,927
0,8 1,14 39,946 47,9 367,070 0,04 1,402
0,9 0,72 25,229 50 383,162 0,04 1,402

Note :

t max = x D.prop

ht = x Panjang max. Chord Lt

radius = x D.prop

Panjang Total Element

Panjang Total
R % Lb (mm)
0,2 76,08 583,02
0,3 85,96 658,73
0,4 93,62 717,43
0,5 98,38 753,91
0,6 100,00 766,32
0,7 98,08 751,61
0,8 90,00 689,69
0,9 72,35 554,44

18
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

TABEL PENAMPANG PROPELER


1. ORDINATES OF BACK (PUNGGUNG PROPELLER)
1 ELEMENT OF BLADE R=0,2, MX BLADE ELEMEN = 128,2464

Trailing Edge Leading Edge


% t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 56,95 73,0363248
90 - - 64,35 82,5265584
80 53,35 68,419454 74,4 95,4153216
60 72,65 93,17101 87 111,574368
40 86,9 111,44612 94,5 121,192848
20 96,45 123,69365 98,6 126,45095

2 ELEMENT OF BLADE R=0,3, MX BLADE ELEMEN = 113,5296

Trailing Edge Leading Edge


% t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 54,9 62,3277504
90 - - 62,65 71,1262944
80 50,95 57,843331 72,5 82,30896
60 71,6 81,287194 85,8 97,4083968
40 86,8 98,543693 94 106,717824
20 96,8 109,89665 98,4 111,713126

3 ELEMENT OF BLADE R=0,4, MX BLADE ELEMEN = 98,8128

Trailing Edge Leading Edge


% t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 52,2 51,5802816
90 - - 60,15 59,4358992
80 47,7 47,133706 70,4 69,5642112
60 70,25 69,415992 84,3 83,2991904
40 86,55 85,522478 93,25 92,142936
20 97 95,848416 98,2 97,0341696

4 ELEMENT OF BLADE R=0,5, MX BLADE ELEMEN = 84,096

Trailing Edge Leading Edge


% t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 48,6 40,870656
90 - - 56,8 47,766528
80 43,4 36,497664 67,7 56,932992
60 68,4 57,521664 82,3 69,211008
40 86,1 72,406656 92,4 77,704704
20 96,95 81,531072 98,1 82,498176

19
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

5 ELEMENT OF BLADE R=0,6, MX BLADE ELEMEN = 69,3792

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 43,35 30,0758832
90 - - 52,2 36,2159424
80 40,2 27,890438 63,6 44,1251712
60 67,15 46,588133 79,35 55,0523952
40 85,4 59,249837 91,25 63,30852
20 96,8 67,159066 98,1 68,0609952

6 ELEMENT OF BLADE R=0,7, MX BLADE ELEMEN = 54,6624

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 35 19,13184
90 - - 44,2 24,1607808
80 39,4 21,536986 57 31,157568
60 66,9 36,569146 74,9 40,9421376
40 84,9 46,408378 88,8 48,5402112
20 96,65 52,83121 97,6 53,3505024

7 ELEMENT OF BLADE R=0,8, MX BLADE ELEMEN = 39,9456

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 25,45 10,1661552
90 - - 34,55 13,8012048
80 40,95 16,357723 48,25 19,273752
60 67,8 27,083117 68,7 27,4426272
40 85,3 34,073597 85,3 34,0735968
20 96,7 38,627395 97 38,747232

8 ELEMENT OF BLADE R=0,9, MX BLADE ELEMEN = 25,2288

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - - -
95 - - 22 5,550336
90 - - 30,1 7,5938688
80 45,15 11,390803 45,15 11,3908032
60 70 17,66016 70 17,66016
40 87 21,949056 87 21,949056
20 97 24,471936 97 24,471936

20
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

2. FACE TRAILING EDGE (MUKA PROPELLER)


1 ELEMENT OF BLADE R=0,2, MX BLADE ELEMEN = 128,2464

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 30 38,47392 40 51,29856
95 - - 26,2 33,6005568
90 - - 20,3 26,0340192
80 18,2 23,340845 13,45 17,2491408
60 10,9 13,978858 5,9 7,5665376
40 5,45 6,9894288 2,3 2,9496672
20 1,55 1,9878192 0,45 0,5771088

2 ELEMENT OF BLADE R=0,3, MX BLADE ELEMEN = 113,5296

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 25,35 28,779754 37,55 42,6303648
95 - - 22,2 25,2035712
90 - - 16,55 18,7891488
80 12,2 13,850611 10,85 12,3179616
60 5,8 6,5847168 4,6 5,2223616
40 1,7 1,9300032 1,3 1,4758848
20 - - 0,05 0,0567648

3 ELEMENT OF BLADE R=0,4, MX BLADE ELEMEN = 98,8128

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 17,85 17,638085 34,5 34,090416
95 - - 17,9 17,6874912
90 - - 12,5 12,3516
80 6,2 6,1263936 7,8 7,7073984
60 - - 2,65 2,6185392
40 - - 0,3 0,2964384
20 - - - -

4 ELEMENT OF BLADE R=0,5, MX BLADE ELEMEN = 84,096

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 8,95 7,526592 30,4 25,565184
95 - - 13,3 11,184768
90 - - 8,45 7,106112
80 1,75 1,47168 4,3 3,616128
60 - - 0,7 0,588672
40 - - - -
20 - - - -

21
Jurusan Teknik
Permesinan
SISTEM PROPULSI
Kapal Doc. No. 6310030032-02
PPNS-ITS

5 ELEMENT OF BLADE R=0,6, MX BLADE ELEMEN = 69,3792

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - 24,5 16,997904
95 - - 8,4 5,8278528
90 - - 4,45 3,0873744
80 - - 0,8 0,5550336
60 - - - -
40 - - - -
20 - - - -

6 ELEMENT OF BLADE R=0,7, MX BLADE ELEMEN = 54,6624

Trailing Edge Leading Edge


% Absis % t Max Ord(mm) % t Max Ord(mm)
100 - - 16,05 8,7733152
95 - - 2,45 1,3392288
90 - - 0,4 0,2186496
80 - - - -
60 - - - -
40 - - - -
20 - - - -
TABEL PITCH DISTRIBUTION
P/D (H/D) = 0,72
D.prop = 3504,5 mm
P = D.prop x (H/D)
= 3504,5 x 0,72
= 2523,24 mm
P/2 = 401,586
Pitch Distribution
R % P/2 mm
0,2 82,2 330,224
0,3 88,7 356,337
0,4 95 381,646
0,5 99,2 398,519
0,6 100 401,732
0,7 100 401,732
0,8 100 401,732
0,9 100 401,732

Note : mm = x P/2

22

Anda mungkin juga menyukai