Disusun Oleh :
1
Daftar Isi
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
B. Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Hambatan Udara & Angin ( Raa ) ......................... 8
F. LAMPIRAN
2
PENDAHULUAN
Ship Resistance (hambatan kapal) adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
proses mendesain suatu kapal. Karena aspek ini berujung pada biaya alias uang.
Semakin besar hambatan kapal, maka akan semakin besar pula daya mesin induk
(main engine) yang dibutuhkan untuk mendorong kapal. Semakin besar daya mesin
induk yang dipakai, tentu saja harga mesin induk sangat mahal, selanjutnya biaya
operasional kapal juga sangat mahal karena konsumsi bahan bakarnya juga sangat
banyak.
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan kapal, faktor yang paling
menetukan adalah bentuk lambung kapal. Faktor lainnya antara lain tonjolan-tonjolan
pada lambung kapal (appendages), kekasaran permukaan lambung kapal dan faktor-
faktor lainnya. Bentuk lambung kapal adalah faktor yang memiliki pengaruh terbesar
pada hambatan kapal, oleh karena itu desain bentuk lambung harus didesain sebagus
mungkin agar memiliki hambatan yang kecil.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud Hambatan angin dan udara ( Raa)?
2. Apa saja Faktor- faktor penyebab terjadinya hambatan udara & angin ( raa )?
3. Apa Pengaruh dari Raa terhadap gerakan kapal?
4. Cara mencegah atau mengurangi terjadinya Raa?
5. Contoh perhitungan hambatan kapal?
3
PEMBAHASAN
4
RAA = 0,00435 x AT x (VR )2
Taylor membulatkan besar koefisien menjadi 0,004. Maka rumus manjadi :
RAA = 0,004 x AT x (VR )2
Seorang peneliti lain yang bernama Hughes melakukan banyak percobaan dengan
menggunakan model dimana bagian atas air kapal yang diletakkan pada air dalam posisi
terbalik dan di tarik dengan kecepatan dan sudut yang berbeda untuk simulasi kecepatan
relatif dan arah angin yang berbeda. Gambar berikut adalah sketsa dari tahanan angin
tersebut.
5
(Luas proyeksi longitudinal kapal)
Untuk angin yang arah datangnya berlawanan dengan arah gerak kapal, nilai koefisien
tahanan permukaan badan kapal di bawah geladak cuaca lebih kecil dari pada permukaan
frontal bangunan atas. Dari percobaan, Hughes mendapatkan nilai 0,31 untuk kapal
tanker, 0,27 untuk kapal cargo, dan 0,26 untuk kapal penumpang.
Untuk kebutuhan praktis, luas proyeksi transversal didapat dengan :
AT = 0,3 A1 + A2
Dimana : A1 = luas proyeksi transversal badan kapal
A2 = luas proyeksi transversal bangunan atas
Untuk mendapatkan harga K(koefisien tahanan udara dan angin), Hughes menggunakan
formula berikut :
F = K ρ (VR )2 ( Al sin2 θ) / cos ( α - θ )
Dimana F dalam lbs, VR dalam ft/sec, dan ρ adalah massa jenis udara (=0,00238).
Berdasarkan formula diatas dan hasil percobaan, Hughes mendapatkan nilai K berkisar
0,5 – 0,65 atau sekitar 0,6 untuk semua A.
Apabila VR diukur dengan satuan knots, maka :
F = K x 0,00238 x (1,689 VR )2 (Al sin2 θ + AT cos2 θ) / cos ( α - θ )
= K x 0,0068 ( VR )2 (Al sin2 θ + AT cos2 θ) / cos ( α - θ )
6
Untuk arah datang angin yang berlawanan dengan arah gerak kapal, Hughes
mendapatkan prinsip berikut :
1) Tahanan total sekumpulan unit- unit terpisah pada umumnya lebih kecil dari
jumlah tahanan total dari masing- masing unit. Hal ini terjadi karena adanya efek
melindungi.
2) Pembundaran (rounding) ujung-ujung depan bangunan atas akan mengurangi
tahanan angin dari depan. Pembundaran ujung belakang bangunan atas
memberikan efek yang kecil.
3) Sheer pada badan bagian depan memberikan efek pelindung yang besar.
Dari pengujian yang dilakukan di terowongan angin menghasilkan harga rata- rata
koefisien tahan angin CAA sebagai berikut :
Kapal barang umum CAA = 0,1 x 10-3
Kapal muatan curah CAA = 0,08 x 10-3
Kapal tangki CAA = 0,08 x 10-3
Kapal tangki yang sangat besar CAA = 0,04 x 10-3
Kapal ikan CAA = 0,13 x 10-3
Kapal peti kemas (tanpa peti kemas di atas geladak) CAA = 0,08 x 10-3
Kapal peti kemas (dengan peti kemas di atas geladak) CAA = 0,1 x 103
Kapal penumpang CAA = 0,09 x 10-3
Kapal penyeberangan CAA = 0,1 x 10-3
7
B. Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Hambatan Udara & Angin ( Raa )
Ada beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan hambatan udara dan angin,
yaitu :
Penyebab dari kapal itu sendiri. Kapal yang bergerak pada lautan yang tenang,
akan mengalami tahanan udara akibat gerakan bagian badan atas air kapal
melalui udara. Hal ini merupakan faktor yang mutlak terjadi yang disebabkan
karena kekentalan udara. Tahanan yang disebabkan karena terjadi pada bangunan
atas kapal yang meliputi tabung- tabung udara, tiang mas, kran- kran dan derek-
derek, sekoci penolong, tali- temali dan lain- lainnya.
Dari hembusan angin, yang akan menimbulkan tahanan angin, besarnya
bergantung pada kecepatan hembus angin dan arah datangnya.
8
Secara teoritis dalam rumus, apabila kita ingin mendapatkan hambatan udara dan
angin yang tidak terlampau besar, maka diusahakan membuat kapal dengan lebar
yang tidak terlalu panjang, tetapi cara ini tidak sering di pakai karena seorang
arsitek kapal akan membuat kapal dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Diusahakan sedemikian rupa agar bentuk bangunan atas mempunyai bentuk
streamline, misal bentuk cerobong asap di buat streamline. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa hasil percobaan Hughes untuk 3 jenis kapal dengan merubah
bentuk- bentuk bangunan atas, yang hasilnya sebagai berikut :
Keadaan Tanker Kargo Penumpang
Cuaca tenang Displ. (ton) 1600 14800 38000
Kecepatan normal (knot) 10 14 25
EHP 1207 2815 35000
Bangunan atas normal 2,5 2,15 2,1
Bangunan atas streamline 1,7 1,55 1,45
Angin berlawanan Banguan atas normal 26,5 13,5 7,0
arah Bangunan atas streamline 17,0 10,0 5,0
V = 20 knot
Angin berlawanan Bangunan atas normal 122,0 42,0 15,5
arah Bangunan streamline 64,0 2,75 10,4
9
V= 40 knot
10
air = 1025 kg/m3
udara = 1300 kg/m3
PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL MT. KREKEN
1) Menentukan minimal lima macam kecepatan kapal dalam satuan knot untuk
diselidiki (catatan : jarak antar tiap kecepatan adalah 1 knot)
Kecepatan (Knot)
12,5 13,5 14,5 15,5 16,5
98,23
= 0,006 (98,23 + 100)-0,16 – 0,00205 + 0,003 √7,5 × 0,66 × 0,648 × (0,04 – 0,04)
= 0,000523974
CA2 = (0,105 × Ks1/3 – 0,005579) / L1/3 (Dimana Ks = 150 m = 150 × 10-6)
= (0,105 × (150 × 10-6)1/3 – 0,005579) / 98,231/3
= -9,21 × 10-9
CA total = CA1 + CA2
= 0,000523974 + -9,21 × 10-9
= 0,000523965
c) Menentukan tahanan angin (RA)
11
Tahanan angin (RA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
RA = 0,5 × × Sangin × v2 × CA
Dimana :
= Massa jenis udara yaitu 1300 kg/m3
Sangin = Luas bidang tangkap angin yaitu 339,4753 m2
v = Variasi kecepatan kapal
CA = Koefisien tahanan angin yaitu 0,000523965
Sehingga :
Pada kecepatan 6,430 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 339,4753 m2 × (6,430 m/s)2 × 0,000523965
= 4780,194 N
Pada kecepatan 6,944 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 339,4753 m2 × (6,944 m/s)2 × 0,000523965
= 5575,618 N
Pada kecepatan 7,458 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 339,4753 m2 × (7,458 m/s)2 × 0,000523965
= 6432,229 N
Pada kecepatan 7,973 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 339,4753 m2 × (7,973 m/s)2 × 0,000523965
= 7350,027 N
Pada kecepatan 8,487 m/s
RA = 0,5 × 1300 kg/m3 × 339,4753 m2 × (8,487 m/s)2 × 0,000523965
= 8329,011 N
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Harval, Sv. Aa. 1974. Resistance and Propultion of Ships. Akademisk Forlag, Copenhagen.
J.M.Journee. 2000.An Approximate Power Prediction Method Oleh J. Holtrop And G.G.J
Mennen
https://www.academia.edu/12084341/Tahanan_Kapal_Metode_Guldhamer_Holtrop_dan_Ya
magata
https://www.academia.edu/12216853/SHIP_RESISTANCE_HAMBATAN_KAPAL_
14
LAMPIRAN
15
16