Anda di halaman 1dari 4

1.

Tujuan perhitungan kekuatan memanjang adalah untuk menentukan tegangan yang dialami
badan kapal sebagai suatu kesatuan pada arah memanjang. Tegangan ini diakibatkan oleh
keadaan dimana berat kapal pada suatu titik sepanjang kapal tidak disangga oleh gaya tekan air
ke atas yang sama besarnya. Syarat keseimbangan benda terapung hanya menyebutkan bahwa
resultan gaya berat dan resultan gaya tekan keatas adalah sama besar dan berlawanan arahnya,
serta bekerja dalam satu garis vertikal.
Jika perbedaan penyebaran memanjang antara gaya berat dan gaya tekan makin besar maka
pembebanan yang bekerja pada kapal makin besar pula.
Penyebaran memanjang dari berat kapal ditentukan oleh keadaan muatan, sedangkan
penyebaran gaya tekan keatas ditentukan oleh keadaan gelombang. Pada kapal pedalaman, yang
lebih menentukan adalah keadaan muatan, sedang pada kapal yang berlayar di samudera,
keadaan permukaan air yang gelombang juga ikut pula menentukan besarnya pembebanan yang
akan dialami oleh kapal dalam pelayarannya.
Pada umumnya perhitungan kekuatan memanjang dibuat berdasarkan keseimbangan statis
antara gaya berat dan gaya tekan keatas.

2.
3. Faktor pertimbangan memilih ME kapal

Ø Maintainability
Perawatan maupun perbaikan mesin yang mudah dengan biaya yang murah juga perlu
diperhatikan dalam memilih motor penggerak kapal (mesin induk). Hal ini berakibat
langsung terhadap biaya operasional kapal dan jumlah crew kapal.

Ø Reliability
Keberadaan permesinan di pasaran dan mudah tidaknya memperoleh tipe mesin tersebut
merupakan faktor yang utama, karena mempengaruhi faktor yang lain.

Ø Space and Arrangement Requirement


Perencanaan ruangan untuk tipe mesin induk yang dimaksud seharusnya tidak memerlukan
tempat yang sangat luas, sehingga dapat mengurangi dimensi kamar mesin.

Ø Weigth Requirement
Berat permesinan sangat mempengaruhi kapasitas/jumlah muatan (full load) kapal,
khususnya pada kapal tanker yang kapasitas cargonya sangat tergantung dengan sarat
kapal.

Ø Type Of Fuel Required


Dari berbagai jenis bahan bakar yang dipakai mesin induk (padat, cair maupun gas), yang
lebih banyak digunakan adalah cair (petroleum fuels). Selain mudah diperoleh juga murah,
yang penting adalah sesuai dengan mesin sehingga memperpanjang umur mesin tersebut.

Ø Fuel Consumption
Mesin induk yang dipilih seharusnya memerlukan bahan bakar sehemat mungkin/tidak
boros karena bisa mengurangi biaya operasional kapal.

Ø Fractional Power And Transient Performance


Kemampuan mesin saat beroperasi, baik pada saat kapal di pelabuhan dengan kecepatan
rendah maupun saat kapal berlayar dengan kecepatan penuh juga perlu dipertimbangkan.

Ø Interrelations With Auxilaries


Keberadaan mesin bantu dalam melayani kebutuhan mesin induk, cargo handling, ship
handling, dan lain-lain juga harus diperhatikan.

Ø Reversing Capability
Kemampuan bermanuver dari mesin induk untuk menghentikan kapal maupun
membelokkan kapal berpengaruh terhadap olah gerak kapal sehingga mendapat perhatian
khusus. Hal ini terkait dengan tipe propeller yang dipakai.
Ø Operating Personnel
Jumlah maupun crew yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin induk dan kemampuan
mengoperasikannya merupakan hal yang juga harus diperhatikan.

Ø Costs
Biaya instalasi mesin maupun biaya operasionalnya merupakan faktor yang sangat penting
karena berpengaruh terhadap ekonomis kapal.

4.

Diagram sistem pendingin ME


Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media pendingin, yang digunakan adalah air tawar
dan air laut. Air tawar dipergunakan untuk mendinginkan bagian-bagian motor, sedangkan air laut
digunakan untuk mendinginkan air tawar, setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar
bersirkulasi dalam siklus tertutup. Sistem pendinginan ini mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dan dapat
mendinginkan bagian-bagian motor secara merata.

Sistem pendinginan air tawar (Fresh Water Cooling System) rnelayani komponen-kornponen dari mesin
induk ataupun mesin bantu meliputi: main engine jacket, main engine piston, main engine injektor. Air
tawar pendingin mesin yang keluar dari mesin disirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat inilah air
tawar yang memiliki suhu yang tinggi akan didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea chest ke alat
heat exchanger. Peralatan-peralatan lainnya pada sistem ini antara lain pengukur tekanan pada section dan
discharge line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah penukar panas, gelas pengukur/gauge
glass masing-masing pada expansion tank dan drain tank. Pengatur suhu umumnya dilengkapi dengan
mekanisme otomatis dengan katup tree way valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang
diijinkan.
Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke sistem melalui high and low sea chest pada
tiap sisi kapal. Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe, dimana pipa udara ini
dipasang setinggi atau lebih dari sarat kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blowout pipe untuk
membersihkan sea chest.

Anda mungkin juga menyukai