PENDAHULUAN1
Formatted: Level 1, Line spacing: single, Keep with
next, Keep lines together, Tab stops: Not at 1.87"
Formatted: Font: Javanese Text
PENDAHULUAN
Formatted: Font: (Default) Javanese Text, (Asian)
Japanese, (Other) English (United States)
Formatted: Font: (Asian) Japanese, (Other) English
(United States)
1.1 Latar Belakang Formatted: Level 1, Keep with next, Keep lines
Pulau Kalimantan merupakan salah satu wilayah yang memiliki aktivitas Formatted: Left
pelayaran sungai yang cukup padat dikarenakan sebagian besar pelaku industri
pertambangan memilih sungai sebagai salah satu sarana transportasinya. Di sisi
lain, beberapa sungai yang ada di Kalimantan seperti Sungai Mahakam dan Sungai
Barito juga memiliki karakteristik arus yang cukup deras dan wilayah perairan yang
sempit, sehingga hal tersebut menjadi suatu ancaman bagi arus lalu lintas kapal di
dalamnya.
Untuk operasi pelayaran yang lebih baik, kemampuan manuver dari suatu
kapal juga harus ditingkatkan. Karena kemampuan bermanuver kapal juga
memainkan peran penting dalam mencegah kecelakaan di laut terutama di saluran
air terbatas seperti pelabuhan, kanal, sungai, dan saluran yang lainnya. Salah satu
komponen kapal yang paling berperan penting dan berpengaruh dalam proses
bermanuver suatu kapal adalah daun kemudi atau rudder.
Daun kemudi atau rudder adalah permukaan kontrol hidrodinamik yang
paling penting pada sebuah kapal yang berfungsi untuk mengendalikan gerakan
horizontal. Fungsi penting dari kemudi adalah untuk mengembangkan gaya
sehubungan dengan orientasi dan gerakan relatif terhadap air. Untuk menentukan
kemampuan manuver yang baik dengan koefisien lift yang tinggi dari kemudi kapal
tentu dibutuhkan penelitian.
Dalam laporan penelitian tugas akhir ini membahas tentang perbandingan dan
analisaanalisis performa manuver yang dihasilkan antara kemudi konvensional
menurut standar Biro Klasifikasi Indonesia dengan kemudi tipe plat kapal SPOB.
DMLD 01 yang telah dibangun oleh galangan kapal PT. Dutabahari Menara Line
Dockyard, Banjarmasin. Sehingga dapat diketahui mana daun kemudi yang lebih
cocok untuk digunakan pada kapal SPOB (Self-Propeller Oil Barge) dan untuk
memeriksa apakah daun kemudi tersebut telah memenuhi kriteria manuver yang
ditentukan oleh International Maritime Organization (IMO).
Selain itu, yang menjadi pertimbangan untuk dilakukan penelitian ini adalah
dikarenakan dalam pemilihan tipe daun kemudi pada kapal SPOB. DMLD 01 di
galangan kapal PT. Dutabahri Menara Line Dockyard hanya didasarkan pada aspek
ekonomis karena biaya produksi yang rendah tanpa didasarkan pada aspek hasil
penelitian atau studi literatur terhadap karakteristik hidrodinamika seperti lift force,
drag force dan kemampuan bermanuver. Oleh sebab itu, penelitian yang berjudul
“Komparasi Desain dan AnalisaAnalisis Performa Manuver pada Daun Kemudi
Tipe Konvensional dengan Daun Kemudi Tipe Single Plate pada Kapal SPOB.
DMLD 01 menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics” dirasa akan
sangat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemilihan jenis daun
kemudi pada kapal yang akan dibangun.
Silakan dicari apakah sudah ada kajian tentang performa maneuver pada
single plate? Kalau tidak ditemukan, tambahkan di section ini bahwa belum ada
penelitian seperti ini sebelumnya. Kalau ada, dicari perbedaannya (bisa dari size,
konfigurasi, atau yang lainnya), sehingga kajianmu punya state of the art.
TINJAUAN PUSTAKA
Formatted: Level 1, Line spacing: single, Keep with
next, Keep lines together
TINJAUAN PUSTAKA
Dari gambar 2.1. diatas, kapal tersebut merupakan kapal SPOB dengan nama
DMLD 01 yang sedang masuk tahap finishing pembangunan kapal baru oleh
Galangan Dutabahari Menara Line.
a) Berdasarkan letak daun kemudi terhadap poros kemudi Formatted: List Paragraph, Level 3, Indent: Left: -0"
Gambar 2.3 Dimensi rudder (BKI Vol II Rules for Hull, 2019)
Keterangan :
A = Luas mid-plane rudder yang berada di belakang poros
Af = Luas mid-plane rudder yang berada di depan poros
c = Lebar rudder
b = Tinggi rudder
X1 = Lebar bagian bawah rudder
X2 = Lebar bagian atas rudder
Berdasarkan “RULES FOR HULL” Vol. II, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
telah menentukan aturan desain suatu rudder agar memiliki kemampuan manuver
yang baik. Salah satu aturan yang dimuat mengatur tentang luas mid-palne rudder.
Dimana variabel Yὺ’, Yὺ, Yṙ’, Yṙ, Nὺ’, Nὺ, Nṙ’, Nṙ adalah koefisien hidrodinamik
non-dimensional. Koefisien hidrodinamik yang terkait dengan gaya kemudi
adalah nilai Yδ dan dapat dihitung dengan persamaan
Dimana Cl merupakan koefisien lift and c merupakan kecepatan aliran pada
permukaan daun kemudi. Dan variabel (𝑑𝐶𝑙/𝑑𝛿) merupakan kemiringan kurva
pengangkatan kemudi dan diberikan oleh persamaan
Posisi kemudi diasumsikan setengah dari panjang kapal setelah di tengah kapal,
2.2.1 2.5.1 Aliran Laminar Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang ditujukan dengan gerak dari Formatted: Font:
Formatted: List Paragraph, Justified, Level 3, Indent:
partikel – partikel fluidanya yang sejajar dan garis – garis arusnya halus. Dalam
Left: 0", Hanging: 0.37", Outline numbered + Level: 3
aliran laminar, partikel – partikel fluida seakan – akan bergerak sepanjang lintasan + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0.39" + Indent at: 0.89", Tab stops:
– lintasan yang lancar dan halus, dengan satu lapisan bergerak meluncur secara Not at 0.39"
mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan atau viskositas pada zat
cair berperan penting dalam membentuk aliran laminar. Aliran laminar bersifat
steady yang artinya memiliki aliran yang tetap atau kecepatan aliran yang tidak
berubah terhadap fungsi waktu. (Dwitara dkk, 2013)
Gambar 2.7 Bentuk Aliran Laminar (Dwitara dkk, 2013)
2.2.2 2.5.2 Aliran Turbulen Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Pada aliran turbulen, kecepatan aliran fluida yang relatif tinggi dapat Formatted: List Paragraph, Justified, Level 3, Indent:
Left: 0", Hanging: 0.37", Outline numbered + Level: 3
menghasilkan aliran yang tidak laminar melainkan kompleks, lintasan dari gerak + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment:
Left + Aligned at: 0.39" + Indent at: 0.89", Tab stops:
partikel fluida saling tidak beraturan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga Not at 0.39"
diketahui bahwa ciri – ciri dari aliran turbulen pada suatu aliran fluida yaitu; tidak Formatted: Font:
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila nilai dari Reynolds Number
kurang dari 2000, maka kondisi aliran yang biasaya terjadi merupakan aliran
laminar. Sedangkan, apabila nilai dari Reynolds Number lebih dari 4000, maka
kondisi aliran yang biasanya terjadi adalah aliran turbulen. Sedangkan, kondisi
aliran pada saat nilai dari Reynolds Number berada diatntara 2000 dan 4000 maka
disebut sebagai aliran transisi yang dimana tergantung dari pada faktor – faktor lain
yang mempengaruhi aliran. (Dwitara dkk, 2013)
𝜕𝜌
+ ∇. (𝜌𝑉) = 0 (2.2)
𝜕𝑡
b. Kekekalan momentum
Persamaan momentum menyatakan bahwa laju perubahan momentum
untuk volume kontrol yang sangat kecil sama dengan tingkat di mana
momentum masuk atau keluar melalui permukaan volume kontrol,
ditambah jumlah kekuatan yang bekerja pada volume itu sendiri.
𝜕(𝜌𝑢) 𝜕𝑝 𝜕𝜏𝑥𝑥 𝜕𝜏𝑦𝑥 𝜕𝜏𝑧𝑥
+ ∇. (𝜌𝑢𝑉) = − + + + + 𝜌𝑓𝑥
𝜕𝑡 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕(𝜌𝑣) 𝜕𝑝 𝜕𝜏𝑥𝑦 𝜕𝜏𝑦𝑦 𝜕𝜏𝑧𝑦
+ ∇. (𝜌𝑣𝑉) = − + + + + 𝜌𝑓𝑦
𝜕𝑡 𝜕𝑦 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝜕(𝜌𝑤) 𝜕𝑝 𝜕𝜏𝑥𝑧 𝜕𝜏𝑦𝑧 𝜕𝜏𝑧𝑧
+ ∇. (𝜌𝑤𝑉) = − + + + + 𝜌𝑓𝑧
𝜕𝑡 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 (2.3)
Tipe profil rudder yang digunakan pada penelitian ini yaitu sesuai dengan, National
Advisory Committee for Aeronautics (NACA) 0018 digunakan sebagai bentuk
bagian dari kemudi konvensional. Luas kemudi diperkirakan 35,25 m2 dan rasio
aspek geometris menjadi 1,5. Kemudi dianggap persegi panjang. Oleh karena itu
panjang chord dan span rudder diperkirakan masing-masing menjadi 3,3758 m dan
5,0638 m.
BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Buku
Pengumpulan Data Tugas Akhir
dan Studi Literatur Jurnal Ilmiah
Website
AnalisaAnalisis Aliran
Fluida dan Hambatan dari
Daun Kemudi
Kesimpulan
Selesai
3.2 Data Kapal
Dalam penelitian ini, kapal yang di analisaanalisis dan ditinjau terkait bentuk
daun kemudi nya merupakan kapal SPOB milik PT. Sinar Alam Corporation yang
telah dibangun dan memiliki data sebagai berikut: Data di bawah akan lebih baik
disajikan dengan tabel.
Nama DMLD 01 Formatted: Centered
LOA : 65.70 m
Breadth : 13.00 m
Depth : 4.00 m
Draft : 3.00 m
Engine : 2 x Mitsubishi S6R-MTK 720 PS / 1450 RPM
Gearbox : HCD 400 A Ratio 4 : 1
3.6.4 3.6.1 Menentukan Variasi Sudut Serang dan Kecepatan Aliran Fluida Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Dalam proses simulasi dan analisaanalisis Computational Fluid Dynamic Formatted: List Paragraph, Justified, Level 3, Space
After: 0 pt, Line spacing: 1.5 lines, Outline numbered
(CFD) dari daun kemudi tipe konvensional dan daun kemudi tipe plat menggunakan + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +
Alignment: Left + Aligned at: 0" + Indent at: 0.5"
beberapa variasi sudut serang yaitu 0o, 10 o, 20 o, 30 o dan 35 o. Kecepatan aliran dari
sudut masuk diberikan sebesar 4.48 m/s atau 8.7 knots.
3.6.2 Meshing
Pada tahap ini merupakan pengaturan mesh yang dilakukan oleh penulis
untuk melalui tahap pre-proccessing sebelum melakukan analisaanalisis. Berikut
merupakan beberapa aspek yang diatur dalam hal mesh oleh penulis.
a. Mesh Type
Pada analisaanalisis ini, penulis menggunakan beberapa tipe mesh sekaligus,
seperti tetrahedron, hexahedron, prism dan pyramid, dan quad. Tiap tipe mesh
menyesuaikan bentuk permukaan dari surface model geometri yang
dianalisaanalisis.
b. Mesh Size
Pada analisaanalisis ini, penulis mengatur ukuran mesh yaitu semakin
menjauhi geometry yang dianalisaanalisis ukuran mesh diatur semakin renggang
dengan tujuan untuk mempercepat proses processing sehingga tidak membutuhkan
waktu yang lama dan analisaanalisis mendetil tetap dilakukan di sekitar area
geometry yang telah didesain.
3.7 Rencana Penelitian
Rencana jadwal pelaksanaan penelitian, dimulai dari seminar proposal hingga
penyusunan laporan Tugas Akhir dan Sidang Tugas Akhir sebagai berikut.
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi
Literatur
Pengumpulan
Data
Sidang
Proposal TA
AnalisaAnalisis
Aliran Fluida
Pembuatan
Laporan
BAB IV
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan Zotero atau Mendeley perlu diterapkan.
Budi, M. (2019). “Tinjauan Pengaruh Sudut Skeg Terhadap Tekanan dan Aliran
Air di Area Skeg Serta Pengaruhnya Terhadap Hambatan pada Kapal
Tongkang Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics –
OpenFOAM”. Tugas Akhir, Teknik Perkapalan. Jurusan Sains, Teknologi
Pangan dan Kemaritian, Institut Teknologi Kalimantan. Balikpapan
Belalawe, Benedictus Johanes. 2017. “Analisis Variasi Posisi Rudder Terhadap
Efektivitas Manuver Kapal”. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Kelautan
- FTK ITS. Surabaya.
Digitec E. Hugo, Deddy, dan Manik. (2016). “Pengaruh Jarak Rudder Dan
Propeller Terhadap Kemampuan Thrust Menggunakan Metode CFD (Studi
Kasus Kapal Kriso Container Ship)”. Jurnal Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro.
Dwitara. I, Agoes. S. Amiadji. (2013). “AnalisaAnalisis Aliran dan Tekanan pada
Perubahan Bentuk Skeg Kapal Tongkang dengan Pendekatan CFD”. Jurnal
Teknik POMITS, Volume 2.
Ginting. Afriandi, Hartono, dan Untung. (2016). “Komparasi Desain Dan
AnalisaAnalisis Performa Manuver Pada Daun Kemudi Kovensional Dengan
Daun Kemudi Ekor Ikan Menggunakan Metode CFD (Computational Fluid
Dynamic)”. Jurnal Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro.
Mahaboob, M. (2014). “”Comparative study of Maneuvering performance of
Conventional and Fishtail rudder of a Ship”. International Journal of
Engineering and Technical Research (IJETR).
Molland, A. F. (2011). “Ship Resistance and Propulsion”, Cambridge University.
Saunders, H. E. 1965. ”"Hydrodynamics in Ship Design. Author's Notes”. Vol. III.
SNAME.
Tupper, E.C. dan K.J Rawson. (2001), “Basic Ship Theory”, 5th Edition,
Butterworth-Heinemann, Oxford.
Wahyuddin, M. (2011). “Sistem Kemudi Kapal”. [online] tersedia di:
http://kapal-cargo.blogspot.com/2011/03/kemudi-kapal.html [diakses
pada tanggal 29 Agustus 2019].