Anda di halaman 1dari 107

LAPORAN

TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM


“ AMNOR CREW “

Oleh :
Nama : Rangga abdiyanto
Nrp : 0216030034
Prodi : D3 SB III

TEKNIK PERANCANGAN DAN KONTRUKSI KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017
AMNOR CREW 0216030034

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM

GENERAL CARGO SHIP

014-DRAKORE SHIP

DISUSUN OLEH :

NAMA : RANGGA ABDIYANTO

NRP : 0216030034

JURUSAN : TEKNIK BANGUNAN KAPAL

PROGRAM STUDI : D3 TEKNIK BANGUNAN KAPAL

Surabaya, 21Desember 2017

MAHASISWA

Rangga Abdiyanto
NRP : 0216030034

DISETUJUI OLEH :

DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2

Ir. Hariyanto Soeroso, MT Ir.Budi Sarwoko


NIP. 195709201987011001 NIP.

Suratno, ST
RANGGA ABDIYANTO 2
NIP. 196910312000031001
AMNOR CREW 0216030034

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah
Tugas Rencana Umum ini. Tanpa ada sedikitpun aral yang menghadang, berkat rahmat dan
hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu
mata kuliah di politeknik perkapalan negeri Surabaya.

Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat Ahli
Madya pada program studi Teknik perancangan dan konstruksi Kapal.

Penyusun mengakui, bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai seorang
pelajar. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang
terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas Rencana Umum ini.

Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun secara pribadi,dan bagi pembaca pada umumnya.

Surabaya, 21 Januari 2017

Penulis

RANGGA ABDIYANTO 3
AMNOR CREW 0216030034

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................1
Halaman Pengesahan..............................................................................................................2
Kata Pengantar.......................................................................................................................3
Daftar Isi.................................................................................................................................4
Bab I. Pendahuluan.................................................................................................................5
Bab II. Data Utama Kapal......................................................................................................7
Bab III. Perhitungan BHP Mesin Induk .............................................................................12
Bab IV. Perhitngan Kebutuhan atau Berat...........................................................................19
Bab V. Perhitungan dan Penggambaran Konstruksi............................................................24
Bab VI. Perencanaan Ruangan-Ruangan Akomodasi..........................................................30
Bab VII. Perlengkapan Navigasi.................................... .....................................................38
Bab VIII.Peralatan Tambat..................................................................................................65
Bab IX. Perencanaan Pintu, Jendela dan Tangga................................................................70
Bab X. Ventilasi .................................................................................................................78
Bab XI Peralatan Bongkar Muat..........................................................................................88
Bab XII.Perlengkapan Kapal................................................................................................92
. Penutup.............................................................................................................................102
Lampiran..............................................................................................................................83
Daftar Pustaka .....................................................................................................................84

RANGGA ABDIYANTO 4
AMNOR CREW 0216030034

BAB I
PENDAHULUAN

Rencana umum dari sebuah kapal dapat di definisikan sebagai perancangan di


dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang
dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut
superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-
peralatan, letak lorong/jalan dan beberapa sistem perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis
besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah
perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan
dan pemasangan permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan
perencanaan yang baik pula.
Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang
menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak
utama, sistem propulsi, sistem instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas
yang berikutnya.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan yakni :
 Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
 Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah
dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan
mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan
mengenai berat konstruksi dan harga mesin dengan kata lain, bahwa semakin lama
kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan
tambat kapal.
 Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan

RANGGA ABDIYANTO 5
AMNOR CREW 0216030034

dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.


Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tugas ini adalah :

 Perkiraan Jumlah Dan Susunan ABK


 Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
 Pemilihan Motor Penggerak Utama
 Perencanaan Sekat Kedap Air
 Pembagian Ruang Akomodasi
 Penentuan Volume Tangki Double Bottom
 Penentuan Volume Ruang Muat
 Perhitungan Mesin Kemudi
 Perhitungan Mesin Jangkar (Windlass)
 Perhitungan Mesin Tambat (capstan)
 Perencanaan Bongkar muat
 Perencanaan Life Boat
 Perencanaan Tanghi-tangki ( fuel oil tank, lubricating oil tank, fresh water
tank, dan slop tank. )

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

RANGGA ABDIYANTO 6
AMNOR CREW 0216030034

BAB II
DATA UTAMA KAPAL
2.1 DATA UKURAN UTAMA KAPAL

Nama Kapal = AMNOR CREW


Type Kapal = Cargo
Lpp = 92.00 m
Lwl = 96.60m
B = 16.00 m
H = 8.00 m
T = 66.53 m
Cb = 0,70
Kecepatan Dinas = 12 knots
Radius Pelayaran = 573 mil laut

Jarak Pelayaran = Tjg. Priok – Padang

RANGGA ABDIYANTO 7
AMNOR CREW 0216030034

2.2 SUSUNAN ABK


1. Master
Captain (Nahkoda) : 1 orang

2. Deck Departement
Perwira :
1. Chief Officer (Mualim I) : 1 orang
2. Second Officer (Mualim II) 1 orang
3. Cadets : 2 orang

Bintara :
1. Quarter Master (Juru mudi) : 2 orang
2. Boatswain (Kepala Kelasi) 1 orang
3. Seaman (Kelasi) : 2 orang

3. Engine Departement
Perwira :
1. Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin) :1 orang
2. Second Engineer : 2 orang

Bintara :
1. Mechanics : 2 orang

4. Catering Departement
Perwira:
1. Chief Cook :

Bintara :
2. Assisten Cook : 1 orang
3. Steward : 2 orang
4. Boys : 2 orang
+
Jumlah : 20 orang

RANGGA ABDIYANTO 8
AMNOR CREW 0216030034

Keterangan :
 Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar
– muat dan penanganan muatan dikapal.

 Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando, mengambil keputusan
dan penangung jawab secara umum.

 Deck Officer ( 1st , 2nd ).


Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif ( istirahat, sakit
dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan pertanggungjawaban kepada
master. Juga melakukan fungsi mengatur anak buah kapal di departementnya serta
melakukan pekerjaan administrasi di kapal

 Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah kapal yang
ditentukan.

 Boatswain
Kepala kerja bawahan

 Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan mesin geladak,
penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal dan pengoperasian
serta perawatan peralatan keselamatan.

 Engineering Departement
 Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau master.
Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala isinya.

 Second Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap operasional kamar
mesin.

 Mechanic
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan permesinan
dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.
 Catering Departement
 Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan untuk seluruh
anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).

 Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak buah kapal,
laundry dan setrik

RANGGA ABDIYANTO 9
AMNOR CREW 0216030034

BAB III
PERHITUNGAN BHP MESIN INDUK
3.1 PERHITUNGAN BHP MESIN INDUK

 MENGHITUNG DISPLACEMENT

 = L x B x T x Cb x  dimana  = masa jenis air laut ( 1.025 )


= 92 x 16 x 6,53 x 0,70 x 1.025

= 6896,7248 tons

 PERHITUNGAN BHP MESIN


Metode yang digunakan : Watson.

5,0.2 / 3 .V 3 .(33  0,017 L)


P ( kW )
15.000  110.n. L

5,0 x6896,72482 / 3 x6,1683 x(33  0,017 x92)


P
15.000  110.2,5. 92

5,0 x362,3224 x31,436 x234,6567



12362,31

13363660,3072

12362,31

= 1081,0002 kW
= 1449,0619 HP
Dimana:
P= daya efektif kapal ( EHP ) dalam kW ( 1 HP = 0,746 kW )

 = displacement dalam ton (6896,7248 ton )


V = kecepatan dalam meter / detik (6,168 m/s)
L = panjang kapal dalam meter (92 meter )
n = kisaran per detik (2,5)
EHP= 1448,0619 HP
Laju kisaran dipakai standarisasi sebagai berikut:
Hingga 1000 ton: n = 8,33 kisaran / detik
Dari 1000 ton hingga ` 2000 ton : n = 6,67 kisaran / detik

RANGGA ABDIYANTO 10
AMNOR CREW 0216030034

Dari 2000 ton hingga 3000 ton n.= 5,00 kisaran / detik
Dari 3000 ton hingga 5000 ton n = 3,33 kisaran / detik
Dari 5000 ton hingga 7500 ton n = 2,50 kisaran / detik
Dari 7500 ton hingga 12500 ton n = 2,08 kisaran / detik
Dari 12500 ton hingga 25000 ton n = 1,92 kisaran / detik
Dari 25000 ton hingga 50000 ton n = 1,83 kisaran / detik
Dari 50000 ton ke atas n = 1,67 kisaran / detik

 Menghitung Wake Friction (W)


Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah
w = 0.5Cb-0.05
0,5.0,70-0,5
= 0,35

 Menghitung Thrust Deduction Factor (T)


Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu
t=kxw nilai k antara 0,7 – 0,9 diambil k = 0,8
= 0,8 x 0,35
= 0,28
Menghitung Speed Of Advance (Va)
Va = ( 1- w ) x Vs
= ( 1 -0,35 ) x 5,92 m/s
= 3,848

 Menghitung Efisiensi Propulsif


a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)
harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1.02-1.05. pada
perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga ηrr sebesar =1,04
b. Efisiensi Propulsi (ηp)
nilainya antara 40 -70 % dan diambil 60 %

RANGGA ABDIYANTO 11
AMNOR CREW 0216030034

c. Efisiensi Lambung (ηH)


(ηH) = ( 1- t ) / ( 1- w)
= (1-0,28 ) / (1-0,35)
= 0,72 / 0,65
= 1,1076
d. Coefisien Propulsif (Pc)
(Pc) = ηrr x ηp x ηH
= 1,04 X 60 % X 1,1076
= 0,6911

 Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (Dhp)


Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya
efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :
DHP = EHP/Pc
= 1448,0619 /0,6911
= 2095,300 HP

 Menghitung Daya Dorong (Thp)


THP = EHP/ηH
= 1448,0619 /1,1076
= 1432,168 Hp

 Menghitung Daya Pada Poros Baling-Baling (Shp)


Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan mengalami
losses sebesar 2%,sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah midship kapal
mengalami losses sebesar3%. Pada perencanaan ini kamar mesin di bagian belakang
sehingga mengalami losses atau efisiensi transmisi porosnya (ηsηb) sebesar = 0,98
SHP = DHP/ηsηb
= 2095,300 /0.98
= 2138,0612 Hp

RANGGA ABDIYANTO 12
AMNOR CREW 0216030034

 Menghitung Daya Penggerak Utama Yang Diperlukan


a. BHPscr
Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada tugas ini
memakai sistem roda gigi reduksi tunggal atau single reduction gears dengan loss 2%
untuk arah maju shg ηG = 0,98
BHPscr = SHP/ηG
= 2138,0612 /0,98
= 2181,6491 Hp
b. BHPmcr
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya daya
BHPscr= dari BHPmcr (kondisi maksimum)
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 2181,6491 /0,85
= 2566,646 Hp
1914,2703 Kw

 Pemilihan Mesin Induk


Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat
ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga
dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal cargo
ini, dipilih mesin induk sebagai berikut :

RANGGA ABDIYANTO 13
AMNOR CREW 0216030034

RANGGA ABDIYANTO 14
AMNOR CREW 0216030034

Pertimbangan 1 :

Mer k : Wartsila 26
Cycle : 4 Strokes
Type : 6L26A
Daya maximum : 2650 HP atau 1950 Kw
Jumlah Sylinder : 6
Bore : 260 mm
Piston Stroke : 320 mm
Engine Speed : 1000 Rpm
Fuel Consumtion (SFOC) : 192 gr / Kwh
Dimension
 Panjang : 4212 mm
 Lebar : 1815 mm
 Tinggi : 2664 mm
 Berat : 18 Ton

RANGGA ABDIYANTO 15
AMNOR CREW 0216030034

BAB IV
PERHITUNGAN KEBUTUHAN / BERATDWT (DEAD WEIGHT) /
CONSUMABLES
4.1 Perhitungan Kebutuhan Berat

1. Perhitungan DWT

1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Whfo)


2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wmdo)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)

2. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

Wfo = (BHP me x CFo x S x K)/(Vs.10-6) (ton)

Wfo = (1950 x 188 x 573 x 1.5)/(12 x 10-6)

= 315092700/12000000

= 26,26 ton

Dimana :

BHP = mesin induk (catalog mesin ) = 1950 kWh

Cfo = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk (188 g/BHPh)

S = jarak pelayaran (mill) = 573 mill laut (Suarabaya – Sekupang)

Vs = kecepatan dinas (knot) = 12 knot

C = koreksi cadangan (1,3~1,5) = 1,5

Menentukan volume bahan bakar mesin induk

Vfo = Wfo/  ( m 3 ) dimana  = 0,95 ton/ m 3

= 26,26/ 0,95

= 27,64 m 3

RANGGA ABDIYANTO 16
AMNOR CREW 0216030034

Volume tanki bahan bakar mesin induk ada penambahan karena :

 Double Bottom (2%)


 Ekspansi karena panas (2%)
+
Total = 4%

Vfo’= (4% x Vfo) + Vfo

Vfo`= (4% × 27,64 ) + 27,64

= 28,75 m 3

Maka => Volume tanki bahan bakar mesin induk = 0,92 m 3

3. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu ( Wfb)

Wfb= (0,1 ~ 0,2) x Wfo

= 0,15 x 26,26

= 3,939 ton

Menentukan Bahan Bakar mesin bantu (Vb)

dimana  = 0,95 ton/m3

Vb = Wfb/ diesel

= 3,939/0,95

= 4,146 v m 3

Volume Tangki Bahan Bakar mesin bantu ada pebambahan sebesar

4% Vb

Vb = (4% x 4,146 ) + 4,146


3
= 4,312 m

Sehingga didapat total bahan bakar yang dibutuhkan untuk operasional kapal yaitu sebagai
berikut: Wbb total = Wfo + Wb

= 26,26 ton + 3,939 ton

= (30,015 ton) x 2……(pulang pergi)

= 60,4 ton

RANGGA ABDIYANTO 17
AMNOR CREW 0216030034

Dan volume tangki yang dibuthkan untuk menampung bahan bakar total adalah :

Vtotal = Wbb total / 

= 60,4 ton / 0.95 ton/m3

= 63,58 m3

4. Berat Minyak Pelumas (Wlo)

Wlo = (BHPme x Cmp x S x K)/(Vs x 106)

Dimana :

Cmp = 1,4

Wlo = (1950 × 1,4 × 573 × 1,4)/(12 X 106)

= 2190006/12000000

= 0,183 ton

Menentukan Volume Minyak Pelumas (Lubricating Oil)

Vlo = Wlo/ dimana  = 0,9 ton/m3

= 0,183 / 0,9
3
= 0,2m

Volume Tangki ada penambahan sebesar 4% Vlo

Vlo` = (4% x 0,2) + 0,2

=0,208 𝐦𝟑

Perencanaan volume LOT = 0.3 𝐦𝟑

5. Berat Air Tawar (Wfw)

Pemakaian Fresh Water

a. Untuk Minum = ( 10 s/d. 20) kg / orang / hari


= [(10 s/d. 20) x Jumlah ABK x S ] /( 24 x Vs)
15 x 20 x573
= 24 x 12.

= 596,9 kg

= 0,5969 ton

RANGGA ABDIYANTO 18
AMNOR CREW 0216030034

b. Untuk Cuci = (80 s/d. 200) kg / orang / hari


= [( 80 s/d. 200) x Jumlah ABK x S ] / (24 x Vs)
80 x 20x 573
= 24 x 12

= 3183,3 kg

= 3,183 ton

c. Untuk Pendingin Mesin = ( 2 s/d. 5) kg x BHP


= 4 x 2566,646

= 6630,544kg

= 6,6305 ton

Wfw = a + b + c

= (minum + cuci + pendingin mesin)

= 0,5969 + 3,183 + 6,6305

= 10,3104 ton

6. Berat Bahan Makanan / Provosion (Wprov)

Kebutuhan = 3-5 kg / orang . hari

= ( 4 x Jumlah ABK x S ) / ( 24 x Vs )

= ( 4 x 20 x 573 ) / ( 24 x 12 )

= 45840/288 kg

= 159,17 kg

= 0,1591 ton

7. Berat ABK dan Barang Bawaan (Wcp)

a. Untuk Crew = 70 kg / orang

= ( 70 x Jumlah ABK )

= ( 75 x 20 )

= 1500 kg = 1,5 ton

RANGGA ABDIYANTO 19
AMNOR CREW 0216030034

b. Untuk Barang = 30 kg / orang

= ( 30 x Jumlah ABK )

= (30 x 20)

= 600 kg = 0,6 ton

Wcp = Berat Crew + Berat Barang

= 1,5+ 0,6

= 2,1 ton

8. Berat Cadangan (Wr)

Terdiri dari peralatan di gudang , antara lain :


 cat
 peralatan reparasi kecil yang dapat diatasi oleh ABK.
 peralatan lain yang diperlukan dalam pelayaran.
Maka,
Wr = (0.5 s/d 1.5 ) % x Disp(ton)
= 0,75 % x 6074,114
= 45,56 ton

9. Berat Muatan Bersih (Wpc)

Wpc diperoleh dari :


Dwt - DT
Lwt dengan perhitungan kasar = 1/3 x Disp
= 1/3 x 6896.7248 ton

= 2298.9083 ton

Dwt diperoleh dari : ( Disp - Lwt perhitungan kasar ) maka :


Dwt = Disp - Lwt

= 6896.7248 ton – 2298.9083 ton

= 4597.8165 ton

Berat keseluruhan :
DT = Wfo + Wfb + Wlo + Wfw + Wp + Wcp + Wr
= 26,26 +3,939 + 0.183 + 10,3104 + 0,1591 + 2,1 + 45,56
= 88,5115 ton

Wpc = Dwt - DT

RANGGA ABDIYANTO 20
AMNOR CREW 0216030034

= 4597.8165 ton – 88,5115

= 4509.309 ton

10. Volume Tangki Air Ballast

Untuk perhitungan tangki ballast berdasarkan buku MARINE AUXILARY


MACHINERY & SYSTEM, p 453 Berat air ballast direncanakan berkisar antara
10 - 17 % berat displasement kapal, direncanakan 17 % x displasement kapal, jadi
berat air ballast adalah sebagai berikut:

(  = 6896.7248 ton)

Wballast =  x 10 %

= 6896.7248 ton x 10 %

= 689,67 ton

Wballast
Sehingga : Vtb =
air laut
689,67
= = 672.9 m3
1,025

RANGGA ABDIYANTO 21
AMNOR CREW 0216030034

BAB. V

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN KONSTRUKSI

5..1 Perhitungan dan Penggambaran Konstruksi

1 Tinggi Dasar Ganda ( Double Bottom )

Berdasarkan peraturan BKI vol. II tahun 2001 Bab 8.B.2.2, tinggi dasar ganda
ditentukan dengan rumus:
H = 350 + 45.18 mm
= 350 + (45x18)
= 1160 mm
=1m
Digunakan H double bottom = 1 M
h min = 600 mm
Tinggi double bottom direncanakan sebesar 1,160 m. Sedangkan untuk double
bottom pada kamar mesin menyesuaikan dengan tinggi pondasi mesin sehingga
didapatkan tinggi double bottom pada mesin adalah 1.2 m (±20% double bottom
ruang muat).

2. Jarak Gading ( Frame Spasing )

Jarak gading atau Frame Spacing merupakan jarak antara 2 gading yang terletak
antara Sekat Ceruk Buritan (After Peak Bulkhead) dengan Sekat Tubrukan (Collision
Bulkhead).Jarak tersebut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
L
 0,48
a0 = 500 ( m ).......(BKI vol II 1989 sec 9. A 1.1)

= 92,00  0,48 = 0,664 meter ..... ( Maksimum )


500

Harga a0 diambil sebesar 0.6 meter.


Jarak Gading di Depan Sekat Tubrukan Dan di Belakang Sekat Ceruk Buritan
Menurut BKI vol II 2006 section 9 A.1.1, di depan sekat tubrukan dan dibelakang
sekat ceruk buritan, jarak gading pada umumnya tidak boleh lebih dari 600 mm atau
0.6 m. Sehingga dalam perencanaannya jarak gading di depan sekat tubrukan dan
dibelakang sekat ceruk buritan adalah 0,6 m.

RANGGA ABDIYANTO 22
AMNOR CREW 0216030034

3. Perencanaan Letak Sekat

 Perencanaan Sekat Kedap Air


Dalam peraturan BKI ‘2006 Sec.11, persyaratan untuk pembagian sekat
ruang muat (kamar mesin dibelakang) adalah sebagai berikut :
80 < L < 100, minimal ada 3 buah sekat kedap air.
Kapal ini memiliki panjang 92,00m dan dalam perencanaannya, sekat-
sekat kedap yang akan digunakan antara lain :
1 sekat tubrukan (collision bulkhead)
3 sekat ruang muat
1 sekat depan kamar mesin
1 sekat ceruk buritan (aft. peak bulkhead)

 Perencanaan Sekat Tubrukan


Berdasarkan BKI vol. II tahun 2001 bab 11.2.1.1, letak sekat tubrukan
untuk kapal dengan L < 200 m minimum 0,05 L dan maksimum 0,08 diukur
dari FP.
Collision bulkhead (minimum) = 0,05 x Lc
= 0,05 x 92
= 4,6 m
Collision bulkhead (maksimum) = 0.08 x Lc
= 0,08 x 92
= 7,36 m
Disini saya menggunakan nilai diantara sekat minimum dan maximum yaitu
6,2 m dari FP terletak di gading no. 143

 Perencanaan Sekat Buritan


Sekat ceruk buritan diletakan sekurang-kurangnya 3 jarak gading dari ujung
depan boss propeller.
Letak minimum sekat ceruk buritan
The Propeller Post = (0,035-0,040) x Lc
= 0,035 x 92 m
= 3,22 m

RANGGA ABDIYANTO 23
AMNOR CREW 0216030034

Letak Maksimum sekat ceruk buritan


The Propeller Post = (0,035-0,040) x Lc
= 0,040 x 92m
= 3,68 m
Direncanakan sekat ceruk buritan diletakan pada gading no.12 dari AP.
Jarak sekat ceruk buritan = 13 x 600 mm = 7.2 m dari AP

 Perencanaan Sekat Kamar Mesin


Penentuan panjang kamar mesin harus memperhatikan beberapa hal misalnya
ukuran mesin utama dan perlengkapan. Ruang mesin yang dirancang harus bisa
memenuhi kriteria ini. Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa jangan sampai
merancang kamar mesin yang berlebihan, sehingga akan berakibat berkurangnya ruang
muat.Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai
dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal.
Sekat depan kamar mesin dilokasikan sejauh mungkin kebelakang untuk
memberi kapasitas ruang muat yang lebih besar, pada umumnya lokasi
sekat depan kamar mesin berjarak 17% hingga 22% didepan AP.
Letak minimum sekat depan ruang mesin
Sekat Depan Kamar Mesin= (17 ~ 22)% x Lc
= 17% x 92 m

= 15,64 m
Letak maksimum sekat depan ruang mesin
Sekat Depan Kamar Mesin= (17 ~ 22)% x Lc
= 22% x 92 m
= 20,24 m
Pada kapal ini direncanakan panjang ruang mesin dari Ap adalah 19.8 m dan tepat pada
gading ke 31

4. Tangki Ruang Muat


Untuk menentukan panjang ruang muat dapat diperoleh dari
Panjang ruang muat = Lpp – ( Panjang Depan Kamar Mesin + Panjang Tubrukan)

= 92 m – ( 19.2+ 6,2) m
= 66.6 m

 Ruang muat III terletak pada frame no. 116 sampai dengan no. 148, dengan
panjang ruang muat 21,6 m.

RANGGA ABDIYANTO 24
AMNOR CREW 0216030034

 Ruang muat II terletak pada frame no. 69 sampai dengan no.106, dengan
panjang ruang muat 22.8 m.
 Ruang muat I terletak pada frame no. 32 sampai dengan no. 69, dengan panjang
ruang muat 22,2 m.
Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang
telah direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa). Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan Metode Simpson. Perancangan pada ruang muat direncanakan
berjumlah 3 ruangan. Adapun peletakannya adalah sebagai berikut.

5. Perencanaan Tutup Palka

Posisi palka menurut BKI 2006 BAB 17 section A, yaitu:


1. Posisi 1: pada geladak lambung timbul terbuka, pada geledak penggal yang
ditinggikan, pada bangunan atas terbuka didaerah seperempat bagian depan dari
Lc.
Posisi 2: pada geladak bangunan atas terbuka pada bagian belakang dari
seperempat bagian depan dari Lc
Ambang tinggi untuk posisi 1 = 600 mm
untuk posisi 2 = 450 mm
Dengan memakai posisi satu
Panjang = 0,6 panjang ruang muat , II, III,
= 0,6 x 17,4
= 10,44 m
Lebar = 0,6 x B pada ruang muat II, III,
= 0,6 x 18 dli
= 10,8 m
Tinggi = sesuai jenis palka (min = 1,1m) direncanakan 1,2 m
Dengan memakai posisi palka pada ruang muat I
Panjang = 0,6 panjang ruang muat I
= 0,6 x 16,8
= 10,08 m
Lebar = 0,6 x B pada ruang muat I
= 0,6 x 18 dli
= 10,8 m
Tinggi = sesuai jenis palka (min = 1,1m) direncanakan 1,2 m
Jenis tutup palka yang digunakan adalah tutup palka geser

RANGGA ABDIYANTO 25
AMNOR CREW 0216030034

Pelat tutup palka(scantling)

 Pelat atas ponton palka


t = 10 x a
= 10 x 0,6
= 6 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi Pelat
(BKI 2006) , jadi t = 8 mm
bawah ponton palka
t =8xa
= 8 x 0,6
= 4,8 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi (BKI 2006) ,
jadi t = 7 mm
 Pelat penumpu utama
t =8xa
= 8 x 0,6
= 4,8 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi Pelat
(BKI 2006) , jadi t = 7 mm
penumpu tepi
t = 10 x a
= 10 x 0,6
= 6 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi
(BKI 2006) , jadi t = 8 mm
Palka yang digunakan pada Km AMNOR CREW adalah HATCH COVER SIDE-
ROLLING TYPE MAC GRAGOR

RUANG MUAT 1

H= 4.8 m
Y= 2.4 m
Y/H= 0.5 m

MAIN DECK DOUBLE BOTTOM

ST A Fs A*Fs ST A Fs A*Fs
14 113 1 113 14 14.43 1 14.43
15 109.39 4 437.56 15 13.5 4 54
16 99.17 2 198.34 16 11.16 2 22.32
17 80.6 4 322.4 17 8.8 4 35.2
18 56.8 3.4 193.12 18 5.74 3.4 19.516
C 43.65 9.6 419.04 C 4.2 9.6 40.32

RANGGA ABDIYANTO 26
AMNOR CREW 0216030034

D 30.5 2.4 73.2 D 2.67 2.4 6.408


Σ= 1756.66 Σ= 192.194

V keseluruhan = 2810.656 m3 V double bottom = 307.5104 m3

V ruang muat 1 = 2503.146 m3

RUANG MUAT 2

H= 4.8 m
X= 2.1 m
X/H= 0.4375 m

MAIN DECK DOUBLE BOTTOM

ST A Fs A*Fs ST A Fs A*Fs
A 114.54 0.4375 50.11125 A 15 0.4375 6.5625
B 114.54 1.75 200.445 B 15 1.75 26.25
10 114.54 1.4375 164.6513 10 15 1.4375 21.5625
11 114.54 4 458.16 11 15 4 60
12 114.54 2 229.08 12 15 2 30
13 113.62 4 454.48 13 14.61 4 58.44
14 113 2 226 14 14.42 1 14.42
Σ = 1782.928 Σ= 217.235

V keseluruhan = 2852.684 m3 V double bottom = 347.576 m3

V ruang muat 2 = 2505.108 m3

RUANG MUAT 3

H= 4.8 m X/H= 0.375 m


X= 1.8 m Y/H= 0.125 m
Y= 0.6 m

MAIN DECK DOUBLE BOTTOM

ST A Fs A*Fs ST A Fs A*Fs
A 94.66 0.375 35.4975 A 10.3 0.375 3.8625
B 99.12 1.5 148.68 B 11.18 1.5 16.77
5 103.57 1.375 142.4088 5 12.06 1.375 16.5825
6 108.69 4 434.76 6 13.38 4 53.52
7 112.53 2 225.06 7 14.38 2 28.76
RANGGA ABDIYANTO 27
AMNOR CREW 0216030034

8 113.53 4 454.12 8 14.71 4 58.84


9 114.54 1.125 128.8575 9 15 1.125 16.875
C 114.54 0.5 57.27 C 15 0.5 7.5
D 114.54 0.125 14.3175 D 15 0.125 1.875
Σ = 1640.971 Σ= 204.585

V keseluruhan = 2625.554 m3 V double bottom = 327.336 m3

V ruang muat 3 = 2298.218 m3

RANGGA ABDIYANTO 28
AMNOR CREW 0216030034

BAB. VI

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN


AKOMODASI

Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980, hal.113 – 1260 diperoleh


beberapa persyaratan untuk crew accomodation.

BRT =LxBxT
3,5
= 92 x 15 x 6,53
3,5

= 2746,331 BRT

1. Ruang Tidur (Sleeping Room)

 Ruang tidur harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :

 Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya
matahari
 Bridge deck terdapat ruang tidur :
Room dan Chief Engineer Room, Chief Officer room, dan Captain room

 Boat deck terdapat ruang tidur :


Quarter Engineer Room, Chief Cool Room, Second Officer Room
 Poop deck terdapat ruang tidur :
Quarter Engineer Romm, dan Steward Room
 Main deck terdapat runag tidur :
Boatswain dan Asistent Cook Room, Seaman Room (2), Boy Room (2),
Mechanic Room (2), Boys Room (2)
 Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) di dalam ruang tidur dari ruang
muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint room dan dry room (ruang
pengering).

RANGGA ABDIYANTO 29
AMNOR CREW 0216030034

 Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal di atas
3000 BRT
 Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m
 Perabot dalam ruag tidur.
a. Ruang tidur kapten :

Tempat tidur (single bed), lemari pakaian, sofa, televisi, kamar mandi dengan
bathtub, washbasin, WC, tempat sampah, kursi putar, meja.

Gambar, perencanaan kamar Kapten

b. Ruang tidur perwira :

Tempat tidur (single bed), lemari pakaian, sofa, televisi, kamar mandi dengan
bathtub, washbasin, wc, tempat sampah, kursi putar, meja.

Gambar, perencanaan kamar Perwira

RANGGA ABDIYANTO 30
AMNOR CREW 0216030034

c. Ruang tidur bintara :

Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi.

Gambar, perencanaan kamar Bintara

 Ukuran Perabot
a. Tempat tidur

Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm


Direncanakan ukuran tempat tidur
 Untuk Perwira : 190 x 90 cm
 Untuk Bintara : 190 x 90 cm
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 65 x 65 x 100 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 50 x 80 x 80 cm.

2. Ruang Makan (Mess Room)


 Harus cukup menampung seluruh ABK
 Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang
terpisah untuk perwira dan bintara
 Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley (dapur)

Direncanakan 2 ruang makan :


a. Ruang makan Perwira :
- Letak di Poop Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 8 orang, 1 meja makan, 2 wash basin,dan TV.

RANGGA ABDIYANTO 31
AMNOR CREW 0216030034

b. Ruang makan Bintara :


- Letak di Main Deck, di samping galley (dapur).
- Kapasitas 10 orang, 1 meja makan,dan TV.

Gambar, perencanaan Ruang Makan

3. Sanitary Accomodation
 Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah
 Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas
sanitary di tempat itu.
 Toilet dan shower untuk deck department, catering department harus
disediakan terpisah
 Fasilitas sanitari minimum :
 1 bath tup atau shower untuk 8 orang atau kurang
 1 WC untuk 8 orang atau kurang
 1 wash basin untuk 6 orang atau kurang
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 4 Shower untuk 10 orang ( 1 shower untuk 2-3 orang ).
- 4 WC untuk 10 orang ( 1 wc untuk 2-3 orang ).
- 2 Washbasin untuk 10 orang (1 washbasin untuk 5 orang ).
b. Di Poop Deck :
- 2 Shower
- 2 Washbasin
- 2 Washbasin di mess room

RANGGA ABDIYANTO 32
AMNOR CREW 0216030034

- 2 WC
c. Di Boat Deck :
1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Officer (bathtub, washbasin dan wc)
1 Kamar mandi di ruang tidur Seconf Officer (bathtub, washbasin dan wc)
d. Di Bridge Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Engineer (bathtub, washbasin dan wc).
e. Di Navigation Deck
- 1 toilet
- 1 washbasin
4. Mushollah (Mosque)

Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan :


Di Poop Deck :
- Dilengkapi fasilitas tempat wudlu.
- Dilengkapi lemari utuk al quran dan peralatan sholat
5. Kantor (Ship Office)

Direncanakan Kantor:
Kantor Chief Officer, Chief Engineer menjadi satu di Tally Office yang berada
di main deck.
6. Dry Provicion And Cold Storage Room

a. Dry Provision Room

 Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak
memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
b. Cold Storage Room

 Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut


tetap segar dan baik selama pelayaran
 Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan:
 Untuk menyimpan daging suhu maksimum adalah -22 o C.
 Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12 o C.
 Untuk menyimpan ikan suhu maksimum adalah -18 C.

RANGGA ABDIYANTO 33
AMNOR CREW 0216030034

 Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0.8 s/d 1)
2
m.
Untuk 16 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 12.8 m2 - 16 m2.

7. Dapur (Galley)

 Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store


 Luas lantai 0,5 m2 / ABK
 Harus dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan
asap
 Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan
sleeping room.
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, dekat dry and cold store, di samping ruang makan crew.
- Luas 14.08 m2
- Dilengkapi sarana lift food ke pantry di poop deck yang tepat diatas dapur.

Gambar, perencanaan Dapur

8. Ruang Navigasi (Navigation Room)


a. Ruang Kemudi (Wheel House)

 Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke
samping tidak terhalang (visibility 360o)
 Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal untuk
mempermudah waktu berlabuh
 Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser

RANGGA ABDIYANTO 34
AMNOR CREW 0216030034

JARAK PANDANG DARI WHEEL HOUSE


a
Keterangan :
a < 1.25 Lpp

Gambar 5.8 jarak pandang dari wheel house

b. Ruang Peta (Cart Room)

 Terletak di dalam ruang wheel house


 Ukuran ruang peta 2,4 m x 2,4 m
 Ukuran meja peta 1,2 m x 1,8 m
 Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga
perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya.

c. Ruang Radio (Radio Room)


 Diletakkan setinggi mungkin di atas kapal dan harus terlindungi dari air dan
gangguan suara
 Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain
 Ruang radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh
dalam waktu 3 menit

9. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical Power
(ESEP)

 Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu
 Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat

RANGGA ABDIYANTO 35
AMNOR CREW 0216030034

 Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5o atau kapal
mengalami trim 10o.
10. Engine Casing
Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada
cylinder head station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga
dalam engine casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
 Lubang pemasukan mesin
 Tempat pipa gas buang
 Lubang sinar matahari masuk
 Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai
berikut:

Panjang
Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini, panjang mesin
adalah 7119 mm tapi dipakai 9000 mm.
Lebar
Lebar mesin 3717 mm diambil lebar 4000 m.

RANGGA ABDIYANTO 36
AMNOR CREW 0216030034

BAB. VII

PERLENGKAPAN NAVIGASI

Design and construction edisi revisi sname Newyork, 1996 tentang


perlengkapan lampu navigasi.

Gambar 8.1 posisi lampu navigasi

Tabel 8.1 lampu navigasi

Untuk jelasnya peraturan lampu navigasi bisa dilihat “Marine Engineering 1992”
Editor Harrington halaman 766 s/d 767.

RANGGA ABDIYANTO 37
AMNOR CREW 0216030034

1. Lampu Jangkar ( Anchor Light )

Gambar 8.2 Lampu Jangkar (Anchor Light)


• Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor
light.

• Warna : Putih
• Jumlah : 1 buah
• Visibilitas : 3 mil ( minimal )

• Sudut sinar : 360o horisontal


• Tinggi : 8 meter
• Letak : Forecastle

1. Lampu Buritan ( Stern Light )

Gambar 8.3 Lampu Buritan (Stern Light)


• Warna : Putih
• Jumlah : 1 buah
• Visibilitas : 3 mil ( minimal )

• Sudut sinar : 135o horisontal


RANGGA ABDIYANTO 38
AMNOR CREW 0216030034

• Tinggi : 3,5 meter


• Letak : Buritan

3 . Lampu Tiang Agung ( Mast Head Light )

Gambar 8.4 Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)

• Warna : Putih

• Visibilitas : 6 mil ( minimal )

• Sudut sinar : 225o horisontal

• Tinggi : 6 - 12 meter (di tiang agung depan)


: 4,5 meter (di tiang di top deck di ukur
dari Mast head light pada tiang agung depan )
1. Lampu Sisi ( Side Light )

Gambar 8.5 Lampu Sisi (Side Light)

RANGGA ABDIYANTO 39
AMNOR CREW 0216030034

• Jumlah : Starboard Side : 1 buah

Port Side : 1 buah

• Warna
Starboard Side : Hijau
Port Side : Merah
• Visibilitas : 2 mil ( minimal )

• Sudut sinar : 112,5o horisontal


• Letak : Navigation deck (pada fly wheel house)

5. Morse Light
• Warna : Putih

• Sudut sinar : 360o horisontal


• Letak : di top deck, satu tiang dengan mast head
light, antena UHF dan radar

6. Tanda Suara

Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di pelabuhan
dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan
panjang lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.

7. Pengukur Kedalaman ( Depth Sounder Gear )

Gambar 8.6 Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)

Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran
internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di
anjungan atau ruang peta.

RANGGA ABDIYANTO 40
AMNOR CREW 0216030034

8. Compass

Gambar 8.7 Compass

Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan
gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak
di wheel house.

9. Radio Direction Finder dan Radar

Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder
dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi
utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal
sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.

Gambar 20. Radar dan monitor

RANGGA ABDIYANTO 41
AMNOR CREW 0216030034

BAB. VIII
PERALATAN TAMBAT

A. Penentuan Jangkar

Gambar tipe jangkar

RANGGA ABDIYANTO 42
AMNOR CREW 0216030034

1. Penentuan Rantai dan Berat Jangkar


Jenis Kapal : Kapal General Cargo
LPP = 92 meter
B = 16 meter
H = 8 meter
T = 5,265 meter
Vs = 12 knot
Cb = 0,76 m
Vs = 12 x 0,5144 m/s

= 6,1728 m/s

Berdasarkan BKI Vol. II tahun 2001 section 18-2, maka dapat dihitung bilangan Z
dengan rumus sebagai berikut :

Z = D + 2.h.B + A/10
2/3

Dimana :
D2/3 : merupakan banyaknya air yang berpindah ( displacement ) pada saat garis air
berada pada musim panas didalam air laut yang memiliki ρ air laut 1,025 ton/m3
h : tinggi efektif yang diukur dari garis air muat pada musim panas sampai pada
ujung deck tertinggi:
h = Fb + ∑h
B : Lebar kapal (16 m )
A : Luasan (m2) merupakan penampakan profil lambung, superstructure dan houses
yang memiliki lebar lebih besar dari B/4 yang berada diatas garis air muat pada
musim panas termasuk panjang L dan diatas dari tinggi h.

 CARA MENGERJAKAN

1. LWL = LPP + ( 3 % x LPP )

= 92,00 + (3/100 x 92,00)


= 92,00 + 4,6
= 96,60 m

2. D2/3 = ( LWL x B x T x Cb )2/3

= (96,60 x 16 x 6,53 x0,75)2/3

RANGGA ABDIYANTO 43
AMNOR CREW 0216030034

= 385,5207 m

3. h = pB + ∑h
= ( H – T ) + ( 2,4 x 5 )
= ( 8,0 – 6,53 ) + ( 2,4 x 5)
= 13,47m

4. A = LWL x T
= 96,6 x 6,53
= 630,798 m2

Jadi,
Z = D2/3 + 2.h.B + A/10
Z = 385,5207 + (2 x13,47x16) + 630,798/10
Z = 385,5207 + 431,04 + 63,0798
Z = 879,9925

Karakteristik peralatan jangkar dapat ditentukan dengan harga Z = 614,3354 dan


diperoleh data sebagai berikut :

a) Jumlah Jangkar : 2 buah


b) Berat Jangkar : 2640 kg
c) Rantai Jangkar

RANGGA ABDIYANTO 44
AMNOR CREW 0216030034

i. Panjang rantai : 467,5 m


ii. Diameter rantai
D1 : 52 mm
D2 : 46 mm
D3 : 40 mm

D} Tali Tarik / Derek

i. Panjang tali : 190 m


ii. Beban Putus : 500 kN

E] Tali Tambat

i. Jumlah Tali : 4 buah


ii. Panjang Tali : 170 m
iii. Beban Putus : 200 kN

Berat jangkar = 2640 Kg, maka dari katalog diambil berat jangkar yang mendekati
yaitu 2640 kg dari table dimensi jangkar dapat diketahui dimensi jangkar yang akan
dipakai pada kapal ini yaitu :

A = 2120 mm
B = 1483 mm
C = 667 mm
D = 1367 mm
E = 1076 mm
ǾF = 75 mm

RANGGA ABDIYANTO 45
AMNOR CREW 0216030034

 Penentuan Rantai Jangkar


Setelah diketahui data-data dari jangkar, maka dipilih rantai jangkar dari katalog,
yaitu dengan :

a) Panjang total dipilih = 467,5 m


b) Diameter rantai jangkar dipilih = 52 mm

Komposisi dan kontruksi dari rantai jangkar meliputi :

RANGGA ABDIYANTO 46
AMNOR CREW 0216030034

A. Ordinary link/ common link

1) 1,00 d = 59 mm
2) 6,00 d = 312 mm
3) 3,60 d = 187 mm

RANGGA ABDIYANTO 47
AMNOR CREW 0216030034

B. End Large Link

1. 1,1 d = 57 mm
2. 6,6 d = 343 mm
3. 4,0 d = 208 mm

RANGGA ABDIYANTO 48
AMNOR CREW 0216030034

C. End Link

1. 1,2 d = 62,4 mm
2. 6,75 d = 351 mm
3. 4,0 d = 208 mm

Anchor Kenter Shackle merupakan fungsi dari diameter chain yaitu 52 mm.

1) A = 8,00 d = 400 mm
2) B = 5,95 d = 297.5 mm
3) b = 1,08 d = 54 mm
4) c = 1,54 d = 77 mm
5) d = 2,7 d = 135 mm
6) e = 0,75 d = 37.5 mm
7) f = 1,21 d = 60.5 mm
8) g = 3,4 d = 170 mm

RANGGA ABDIYANTO 49
AMNOR CREW 0216030034

9) h = 1,05 d = 52.5 mm
10) k = 1,75 d = 87.5 mm

D. Swivel

1) 9,7 d = 485 mm
2) 2,8 d = 140 mm
3) 1,2 d = 60 mm
4) 2,9 d = 145 mm
5) 3,4 d = 170 mm
6) 1,75d = 87.5 mm

RANGGA ABDIYANTO 50
AMNOR CREW 0216030034

E. Kenter shackle
Untukhalinidipilihkenter shackle padaTabeldi Buku Practical Ship

BuildingVol. III B part 1, dengan anchor chain diameter 52 mm.

1) A = 6,00 d = 312 mm
2) B = 4,20 d = 218 mm
3) b = 0,67 d = 33.5 mm
4) c = 1,83 d = 91.5 mm
5) d = 1,52 d = 76 mm

RANGGA ABDIYANTO 51
AMNOR CREW 0216030034

RANGGA ABDIYANTO 52
AMNOR CREW 0216030034

a. Connecting shackle
1) A = 264 mm
2) B = 185 mm
3) C = 67mm
4) R = 234 mm
5) 2E = 70 mm

Gambar Susunan Rantai

B. TaliTambat

Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nilon. Adapun ukuran- ukuran
Yang dipakai berdasarkan data-data dari BKI 1989 didapatkan:
- Jumlah tali tambat = 4 buah
- Panjang tali tambat = 170 m
- Beban putus = 200 kN
Keuntungan dari tali nilon untuk tambat :
- Tidak rusak oleh air dan sedikit menyerap air.
- Ringan dan dapat mengapung di permukaan air.
2. Penentuan Bolard, Fairlaid, Hawse Pipe dan Chain Locker
1. Penentuan Bollard

Gambar9.12 Bollard

RANGGA ABDIYANTO 53
AMNOR CREW 0216030034

F Weight
Type D C e h i1 i2
M T kg

125 4.5 13.2 140 80 165 250 315 455 26

160 5.6 15.8 168 90 195 300 400 568 37

200 10.2 29 219 100 250 400 500 719 75

250 13.2 37.2 273 125 315 500 630 903 124

315 20.9 55 324 150 375 600 800 1124 230

400 28.5 75.4 406 175 435 700 1000 1406 356

500 52 123.4 508 200 515 830 1250 1758 723

630 62.7 158.1 610 225 615 1000 1570 2180 1084

710 83.1 219.3 711 250 675 1100 1750 2461 1532

Dari Partical Ship Building halaman 189 (Ship And Marine EngineeVol IIIB)
dipilih type vertical bollard dan didapatkan ketentuan sebagai berikut :
- Ukuran Bollard adalah :
Type = 160 mm
M = 5,6 Ton
T = 15,8 ton
d = 168 mm
c = 90 mm
e = 195 mm
i1 = 400 mm
i2 = 568 mm
Berat Bollard = 37 kg
Jumlah baut = 8 buah
Diameter = 1 1/8 inch
r1 = 45 mm
r2 = 105 mm

RANGGA ABDIYANTO 54
AMNOR CREW 0216030034

2. Penentuan Fairlaid
Dari Breaking Stress tali penarik, dapat diambil ukuran fairlaid berdasarkan
Practical Ship Building.

Gambar 9.13 Fair Laid

Size d1 d2 d3 d4 d5 h1 h2 h3 h4 s1 s2 P(tonnes)

150 150 240 105 85 90 158 5 25 40 8 6 15.8

200 200 310 130 110 115 190 5 25 40 8 6 19.8

250 250 380 150 130 135 245 6 25 40 8 8 28.5

300 300 440 170 150 155 270 7 35 50 8 8 33.6

350 350 500 190 170 175 294 7 35 50 10 10 44.8

RANGGA ABDIYANTO 55
AMNOR CREW 0216030034

400 400 560 200 180 185 332 7 35 50 12 12 58

450 450 630 225 205 210 341 7 35 50 12 12 64.2

500 500 680 245 225 230 358 7 40 50 15 15 84.3

Dari Breaking Stress tali penarik 15,8 Ton maka diambil ukuran fairlaid
berdasarkan Practical Ship Building dan didapatkan ketentuan sebagai berikut:
Size = 150 h1 = 158 mm

d1 = 150 mm h2 = 5 mm

d2 = 240 mm h3 = 25 mm

d3 = 105 mm h4 = 40 mm

d4 = 85 mm s1 = 8 mm

d5 = 90 mm s2 = 6 mm

3. Penentuan Hawse Pipe

Berdasarkan Practical Ship Building penentuan hawse pipe tergantung dari


ukuran dan diameter rantai jangkar. Untuk diameter rantai jangkar 52 mm, Bagian
:

A = 9,0 d = 450 mm

RANGGA ABDIYANTO 56
AMNOR CREW 0216030034

B = 0,6 d = 30 mm
C = 0,7 d = 35 mm
D = 3,5 d = 175 mm
E = 5,0 d = 250 mm
F = 1,4 d = 70 mm
G = 47 d = 2350 mm
H = 37 d = 1850 mm
Bahan hawse pipe : Besi tuang
Tebal atas pipa : 30 mm
Tebal bawah pipa : 35 mm
Diameter dalam : 450 mm
4. Penentuan Chain Locker

PanjangRantai  D 2
Volume chain Locker :
Sm
Dimana :
Sm : Volume Chain Locker untuk panjang rantai 100 fathoms
D : Diameter rantai jangkar dalan inchi
: 52/25,4
: 2,0472 inchi
Panjang rantai = 467,5 m (15 fathom = 25 m);
Panjangrantai = 15 x 467,5/25 = 281 fathom

maka Volume Chain Locker :

Sm = 281 x (2,0472) 2/ 100

= 11,776 m3, diambil 12 m3

Direncanakan ada 2 buah chain locker dengan ukuran ( dimensi ) sbb. untuk 1
chain locker sebagai berikut :

p x l x t = 3 x 1 x 4= 12 m³

Sehingga untuk 2 buah chain locker : 24 m³

- Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak

RANGGA ABDIYANTO 57
AMNOR CREW 0216030034

sebelah kiri.
- Dilengkapi dengan tempat penikat ujung rantai yang mudah di lepas dari luar
bak.

4. PenentuanTenaga Windlass,Capstan Dan Steering Gear


4. PenentuanTenagaWindlass
Perhitungan ini berdasarkan pada Practical ShipBuilding oleh M.Khetagurof.

 Gaya tarik cable lifter untuk menarik 2 jangkar adalah :


Tcl=2,35(Ga+PaxLa)(kg)

Dimana:

Ga =beratjangkar(kg)

= 2640 kg

Pa = berat tiap rantai jangkar = 0,023 x d2 ( kg/m )

= 0.023 x 522 = 62,19 kg/m

La =panjang rantai jangkar yang menggantung(m)

RANGGA ABDIYANTO 58
AMNOR CREW 0216030034

= direncanakan 80 m

Maka :

Tcl = 2.35 (2640 + 62,19 x 80)

= 17895,72 kg

 Diameter cable lift


Dcl = 0,013 d (m)

= 0.013 x 52 = 0,676 m

 Torsi pada cable lifter


τcl = ( TclxDcl )/( 2 xηcl ) ( kg m )

Dimana ηcl = ( 0,9 – 0,92 ) diambil 0,9

τcl = (17895,72 x 0,676)/(2 x 0.9)

= 6720,83 kg m

 Torsi pada poros motor windlass


τw = τcl/(Iax ηa)(rpm)

Dimana :

ηa = Efisiensi total ( 0.772 – 0.85 ) diambil 0.85

Ia = Nm/Ncl

=1000/6 = 166.6666667

Nm = (523 rpm – 1165) rpm diambil 1000 rpm

Ncl = (60xVa)/0.04d dimana (Va = 0.2 m/s)

=6

RANGGA ABDIYANTO 59
AMNOR CREW 0216030034

Maka :

τw = 6720,83 /(166.67 x 0.85)

= 47,4402rpm

 Daya efektif windlass


Pe = (τwxNm)/716,2(HP)

= (47,4402x 1000)/716.2

= 66,2388 HP

RANGGA ABDIYANTO 60
AMNOR CREW 0216030034

Dari data diatas dapat


ditentukan:

- Type windlass = WTW – 45

- Rated Load = 20 Kn x 30 m/min

- Slack Speed = 60 m/min

- Rope = Ø80 x 100 m

- Brake Capa = 450 KN

5. Capstan

Dihitung juga:

 Gaya pada capstan barrel

Twb = Pbr/6

= 14500/6 = 2416.667

Dimana:

Pbr=Tegangan putus dari wire ropes=14500 kg

 Momen pada poros capstan barrel

Mr=(TwbxDwb)/(2xIax ηa)(kgm)

Dimana : Dwb = 0.4 m

Ia = 166.67

ηa = 0.85

Mr = (2416.667x 0.4)/(2 x 166.67 x 0.85)

= 3.41 kg m

RANGGA ABDIYANTO 61
AMNOR CREW 0216030034

 Daya efektif
Pe = (Mrx1000)/975(HP)
= (3.41 x 1000)/975

= 3.50Hp

Dari Practical Ship Building dapat ditentukan:


- Type capstan = VC 18000 - 17

- Roop Speed = 5 m/min

- Weight = 527 kg

Gambar9.17 Capstan

VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number 2000- 5000- 5000- 8000- 8000- 12000- 15000- 18000- 22000-
26 30 45 13 30 17 13 17 17

Working Load lb 2000 5000 5000 8000 8000 12000 15000 18000 22000
Limit
Starting kg 907 2268 2268 3628 3628 5442 6803 8163 9977

Working Load lb 1000 2500 2500 4000 4000 6000 7500 9000 11000
Limit
Running kg 454 1134 1134 1814 1814 2721 3401 4082 4989

ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed
m/min 8 9 14 4 9 5 4 5 5

RANGGA ABDIYANTO 62
AMNOR CREW 0216030034

Rope Diameter* in 5/8 1-1/8 1-1/8 1-1/2 1-1/2 1-3/4 2 - -


(Polypropylene) mm 16 29 29 38 38 44 50 - -

Rope Diameter* in 5/8 5/8 5/8 3/4 3/4 7/8 1 1-1/4 1-1/4
(Spect-Set) mm 16 16 16 20 20 22 25 32 32

Hp 1.5 3 5 3 5 5 5 7.5 7.5


Motor
kW 1.1 2.3 3.8 2.3 3.8 3.8 3.8 5.7 5.7

lb 202 330 355 452 474 660 1124 1162 1379


Weight
kg 92 150 161 205 215 299 510 527 625

in 9.00 9.00 9.00 14.50 14.50 14.50 17.00 17.00 17.00


A
mm 229 229 229 368 368 368 432 432 432

in 5.58 6.00 6.00 8.75 8.75 8.75 10.50 10.50 12.40


B
mm 142 152 152 222 222 222 267 267 315

in 14.66 26.39 26.39 27.62 27.62 30.00 32.00 32.66 51.66


C
mm 372 670 670 702 702 762 813 830 1312

in 11.83 14.00 14.00 18.00 18.00 19.77 23.69 23.69 22.90


D
mm 300 356 356 457 457 502 602 602 582

Dimensions in 8.95 10.05 10.05 11.81 11.81 13.75 16.09 16.09 11.88
E
mm 227 255 255 300 300 349 409 409 302

in 5.25 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50 11.50


F
mm 133 292 292 292 292 292 292 292 292

in 0.75 0.75 0.75 1.00 1.00 1.00 1.25 1.25 1.25


G
mm 19 19 19 25 25 25 32 32 32

in 4.00 7.00 7.00 7.00 7.00 9.00 11.00 11.00 11.00


H
mm 102 178 178 178 178 229 279 279 279

J in 0.81 0.81 0.81 1.06 1.06 1.06 1.31 1.31 1.31

RANGGA ABDIYANTO 63
AMNOR CREW 0216030034

mm 21 21 21 27 27 27 33 33 33

in 11.00 11.00 11.00 17.50 17.50 17.50 21.00 21.00 21.00


K
mm 279 279 279 445 445 445 533 533 533

6. Steering Gear
Luas daun kemudi
TxL 2
A = x [ 1 + 25 ( B/L ) ]
100
6,53 X 96,6 2
= x [ 1 + 25 ( 16/ 96,60 ) ]
100
2
= 10,6342m
Luas ballansir
A' = 23% x A
= 23% x 10,6342
2
= 2,4459 m
Untuk baling-baling tunggal dengan kemudi ballansir
 = 1.8
 = h/b
Dimana : h = Tinggi kemudi
b = Lebar kemudi
h =xb
= 1.8 x b
A= hxb
10,6342 = 1.8 x b x b
= 1.8 x b2
b2 = 5,907
b = 2,95 m
Maka : h = 1.8 x 2,95
= 5,316 m
x' = A' / h
= 2,4459 / 5,316
= 0,46 m

RANGGA ABDIYANTO 64
AMNOR CREW 0216030034

Kapasitas mesin kemudi (power steering gear )


Dasarnya adalah gaya dan momen yang bekerja pada mesin tersebut
Gaya normal kemudi (Pn)
Pn = 1.56 x A x Va2 x sin 
Dimana :
A = Luas daun kemudi = 10,6342m2
Va = 12 knots
sin  = 35
2
Pn = 1.56 x 10,6342 x 12 x sin 35
= 1370,0150 kg

 Moment puntir kemudi (Mp)


Mp = Pn ( x - a )
Dimana : a = Jarak poros kemudi = 0.5 m
x = b (0.195 + 0.305 sin35)
b = lebar kemudi = 1,9 m
Maka:
x = 1,9 (0.195 + 0.305 sin 35)
= 0.702 m
Mp = 1370,0150 (0.702 – 0.5)
= 276,74 kg/m
Daya Steering Gear adalah:
1.4 xM P xnrs Dimana :
D=
1000 xsg nrs = 1/3 x /

=
1.4 x 276,74 x0.4  = 35
1000 x0.3
= 30o
= 0.516 HP
nrs = 1/3 x 35/30
= 0.4
Sg = 0.1 s/d 0.35
= 0.3

RANGGA ABDIYANTO 65
AMNOR CREW 0216030034

Diameter tongkat kemudi


Menurut BKI 1989:
Dt = 9 x 3 Mp

3 276,74
= 9x
= 830,23 mm
= 830 mm

Gambar tiller dan steering gear

RANGGA ABDIYANTO 66
AMNOR CREW 0216030034

Gambar macam tipe steering gear (mesin penggerak kemudi)

RANGGA ABDIYANTO 67
AMNOR CREW 0216030034

BAB IX
PERENCANAAN PINTU, JENDELA DAN TANGGA

1. Perencanaan Pintu

A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )

Gambar 9.1 Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door)

• Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca


bebas.
• Tinggi : 1800 mm
• Lebar : 800 mm
• Tinggi ambang : 250 mm

B. Pintu Dalam

• Tinggi : 1800 mm
• Lebar : 750 mm
• Tinggi ambang : 200 mm

RANGGA ABDIYANTO 68
AMNOR CREW 0216030034

C. Lorong (Gang Way)

Gambar 9.2 Lorong


Lorong harus dipastikan mudah untuk dilewati lebar minimum lorong 80
cm.

2. Ukuran Jendela

 Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ),


direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.
 Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
 1. Panjang ( W1 ) = 400 mm, Tinggi ( h1 ) = 560 mm
 Radius ( r1 ) = 50 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm
 2. Panjang ( W1 ) = 500 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm
 Radius ( r1 ) = 100 mm
 Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ships budges :

 Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15o.


 Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.
 Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.

3. Tangga / Ladder
A. Accomodation Ladder

Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan


untuk menyimpannya diletakkan di poop deck (diletakkan segaris dengan
railing / miring). Sudut kemiringan diambil 45o.

RANGGA ABDIYANTO 69
AMNOR CREW 0216030034

Dengan melihat gambar (kurva) Hidrostatik di dapatkan nilai T dengan melalui


LWT.

LWT = 1/3 x Displacement

= 1/3 x 6896,7248

= 3298,908 ton

Sehingga dapat dicari pada kurva hydrostatic dengan memasukkan


nilai LWT 3298,908 Ton dengan panjang skala 1 cm : 150 ton.hasilnya
adalah 3298,908/150 = 21.99 cm pada gambar, di titik tersebut ditarik garis
tegak lurus ke atas sehingga sejajar dengan garis skala sampai berpotongan
dengan grafik Displacement Inc. Shell diperoleh nilai sarat kosong dengan
menarik garis pada sarat diperoleh nilai 13.857 cm dengan skala of draft 1 cm
: 15 cm,
sehingga didapat nilai Tk 1 x 15 = 207 cm
= 2.07 m

Gambar 9.3 Kurva Hidrostatik


RANGGA ABDIYANTO 70
AMNOR CREW 0216030034

Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:

a = H  TP   TE

= 7,3  2,4  2.07


= 7,66
Jadi:
a
Panjang tangga akomodasi ( L ) =
Sin 45 
7,66
=
0,707
= 10,83m
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )

- Width of ladder = 600 s/d 800 mm


- Height of handrail = 1200 mm
- Step space = 200 s/d 350 mm

Gambar 9.3 Accomodation Ladder

RANGGA ABDIYANTO 71
AMNOR CREW 0216030034

Gambar 9.4 Accomondation Ladder Side view

Gambar 9.5 Accomondation Ladder Top View

RANGGA ABDIYANTO 72
AMNOR CREW 0216030034

Gambar 9.6 Accomodation Ladder Looking after

Tabel 9.1 Keterangan gambar-gambar diatas

RANGGA ABDIYANTO 73
AMNOR CREW 0216030034

B. Steel Deck Ladder

Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya., direncanakan


menggunakan deck ladder type A

- Lebar = 800 mm

- Sudut kemiringan = 45o


- Step space = 400 mm

Gambar 9.7 Steel Deck Ladder

C. Ship Steel Vertical Ladder

Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan digunakan
untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:

- Lebar tangga = 400 mm

- Interval treads = 300 s/d 340 mm

- Jarak dari dinding = 150 mm

RANGGA ABDIYANTO 74
AMNOR CREW 0216030034

D. Freeing Port
Panjang freeing port dihitung menurut panjang bulwark
A = 0,07 + 0,035L ( m2) untuk L  20 m
A = 0,07 L ( m2) untuk L > 20 m
L max = 0,07 L
L = Panjang Bulwark = 64,8 m
L = 0,07 x 64,8
= 4,536 m jadi, Freeing port : 4,536 m

RANGGA ABDIYANTO 75
AMNOR CREW 0216030034

BAB X

VENTILASI

Ventilasi dalam suatu ruangan adalah hal yang jelas sangat penting dalam
kehidupan, bukan barang hidup saja yang memerlukan ventilasi, tetapi barang-barang
juga memerlukannya. Suatu misal barang elektronik, bila ruangan tempat menyimpan
barang tersebut tidak ada ventilasi, maka lambat laun barang elektronik tersebut akan
cepat rusak. Hal ini disebabkan tidak adanya sirkulasi udara yang mengakibatkan
terjadinya kondensasi didalam peralatan elektronik tersebut, maka akan terjadi
hubungan pendek antar komponen-komponen. Jadi dari ulasan diatas dapat ditarik
analisa bahwa bila tidak adanya ventilasi, maka tidak akan terjadi sirkulasi udara.

Hal-hal yang terjadi bila tidak ada ventilasi adalah sbb:

 Naiknya temperatur diruangan


 Oksigen menurun, CO2 naik
 Kelembaban udara meningkat.
Jadi maksud dan tujuan ventilasi adalah :

 Menjaga udara didalam ruangan-ruangan kapal selalu segar dan bersih, sehingga
timbul atmosfir yang nyaman dirasakan manusia.
 Pengaruh kerusakan bagian-bagian kapal dan pembusukan muatan yang
ditimbulkan oleh karena besarnya kelembaban dapat ditanggulangi.
Sistim ventilasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Ventilasi biasa ( Natural Ventilation )


2. Ventilasi mekanis (Mechanical Ventilation

11.1 Ventilasi Biasa (Natural Ventilation)

Pada prinsipnya menggunakan gerakan atau aliran udara, misalnya adanya angin atau
aliran udara yang disebabkan oleh gejala naiknya udara karena perbedaan temperatur.

RANGGA ABDIYANTO 76
AMNOR CREW 0216030034

Gambar.84. Gooseneck inlet dan outlet

11.2. Ventilasi Mekanis (mechanical Ventilation)

Gerakan udara menggunakan kipas ( ventilator) atau alat sejenisnya yang berputar
dalam tabung.

Ventilator ini dibagi menjadi 2 macam ventilasi :

1. Ventilator biasa
2. Ventilator centrifugal.

11.3. Ventilator Biasa

Ventilasi ini terdiri dari tabung yang berisikan motor listrik penggerak baling-baling
atau kipas, motor listrik akan menggerakkan kipas sehingga terjadi aliran udara.
Biasanya ventilator-ventilator dihubungkan dengan tabung penghubung antar ruang satu
dengan yang lain, yang disebut ducting.

Ventilator dapat dijadikan sebagai inlet dan juga dapat sebagai outlet, dengan jalan
membalik putarannya.

RANGGA ABDIYANTO 77
AMNOR CREW 0216030034

Gambar.85. Mushroom Ventilator

Pada saat terjadi hujan, maka ventilator ditutup tuas yang berada diatasnya terutama
pada ventilator didaerah ruang muat yang terletak di geladak, sedang untuk ruang
akomodasi biasanya terletak pada geladak sekoci ukurannya disesuaikan volume
ruangan. Untuk ruangan gudang biasanya dipakai ventilator centrifugal yang fungsinya
menarik udara dari dalam keluar. Ventilator centrifugal ini ditempatkan diujung salah
satu ducting disuatu ruang gudang.

RANGGA ABDIYANTO 78
AMNOR CREW 0216030034

Gambar.86. Distribusi udara dan Centrifugal ventilator

(a)

(b)

Gambar .87. Ducting (a) dan skemanya (b)

RANGGA ABDIYANTO 79
AMNOR CREW 0216030034

BAB XI

PERALATAN BONGKAR MUAT

1. Ambang Palkah

Lebar ambang palkah : 0,6 x B


: 0,6 x 16
: 9,6 m
Beban yang direncanakan SWL : 15 Ton
Panjang ruang muat adalah
RM I = 22,2 m
RM II = 22,8 m
RM III = 21,6 m
Panjang ambang palkah
Lubang palka kurang lebih memiliki panjang total sebesar 0,5 Lpp
P tot : 0,5 Lpp
: 0,5 . 92
: 46 m
Direncanakan :

Ambang palkah I : 35 % P tot = 16,1m. Direncanakan 14,4 m = 24 jarak gading

Ambang palkah II : 32,5 % P tot = 14,95 m.Direncanakan 14,4 m = 24 jarak gading

Ambang palkah III : 32,5 % P tot = 14,95 m.Direncanakan 14,4 m = 24 jarak gading

Modulus Penampang Tiang Muat


W = C1 x C2 x P x F
Dimana :
P = 15 ton
C1 = 1,2
C2 = 11,7
F = Untuk tiang muat II pada RM I & II
= (2/3 Panjang Palkah + Jarak Mast Ke Sisi kapal)
= 2/3 x ( 14,4 + 7,875 )
= 14,85 cm3

RANGGA ABDIYANTO 80
AMNOR CREW 0216030034

F = Untuk tiang muat I pada RM I


= 2/3 x ( 14,4 + 7,875 )
= 14,85 cm3
Jadi :
Harga W untuk tiang muat I & II
W = 1,2 x 117 x 15 x 14,85
= 31274,1 cm3
Harga W untuk tiang muat I
W = 1,2 x 117 x 15 x 14,85
= 31274,1 cm3

Diameter Tiang Muat II & III

Dimana :
D = Diameter luar mast
d = diameter dalam mast : 0,96 x D

31274,1 =

31274,1 x 32 = 3,14 (1 – 0,96) D3


324604,8 = 0,1256 D3
D = 199,7 cm
Diameter Tiang Muat I

Dimana :
D = Diameter luar mast
d = diameter dalam mast : 0,96 x D

31274,1 =

31274,1 x 32 = 3,14 (1 – 0,96) D3


324604,8 = 0,1256 D3

RANGGA ABDIYANTO 81
AMNOR CREW 0216030034

D = 199,7 cm

 Diameter Tiang Muat dibagian Ujung RM II & III


d = 0,96 x D
= 0,96 x 199,7
= 191,712 cm

 Diameter Tiang Muat dibagian Ujung RM I


d = 0,96 x D
= 0,96 x 199,7
= 191,712 cm

 Tebal Tiang Muat II & III (S)

= (199,7 – 191,712)/2
= 3,994 cm

 Tebal Tiang M uat I (S)

= (199,7 – 191,712)/2
= 3,994 cm

2. Dereck Crane
 Panjang derek crane (Lb) pada RM II & III

F
Lb =
cos 45
= 14,85/0,707
= 21,004 m

RANGGA ABDIYANTO 82
AMNOR CREW 0216030034

 Panjang derek crane (Lb) pada RM I

F
Lb = cos 45
= 14,85/0,707
= 21,004 m

 Tinggi Tiang Muat II & III


H = h1 + h2
h1 = 0,9 x Lb
= 0,9 x 21,004
= 18,90 m
h2 direncanakan : 2,4 m
Jadi H = 18,90 + 2,4
= 21,3 m

 Tinggi Tiang Muat I


H = h1 + h2
h1 = 0,9 x Lb
= 0,9 x 21,004
= 18,90 m
h2 direncanakan : 2,4 m
Jadi H = 18,90 + 2,4
= 21,3 m

 Winch Motor Power (Pe)

WxV
Pe = HP
75x 60
Dimana :
Pe = Effective Power (HP)
W = Rated Load (Kg)
V = Rated Hoisting Speed (30 m/min)

RANGGA ABDIYANTO 83
AMNOR CREW 0216030034

 Tiang Muat II & III


Pe = (31274,1 x 30) / (75 x 60)
= 208,494 HP

 Tiang Muat I
Pe = (31274,1 x 30) / (75 x 60)
= 208,494 HP

 Input of Motor Power


Ip = f x Pe
Dimana :
f = 1,05 – 1,1 ; direncanakan f = 1,07
 Tiang Muat II & III
Ip = 1,05 x 208,494
= 223,08 HP = 166,42 KW
 Tiang Muat I
Ip = 1,07 x 20,8494
= 223,08 HP = 166,42 KW
Dari Data diatas kemudian kita cari ukuran dan jenis crane yang sesuai dengan hasil perhitungan
tersebut. kemudian diperoleh data sebagai berikut :
 Direc Crane type GPC
 Pulls 294 (kN)
 Daya Motor 150 (kW)
 Weight 27 (ton)

RANGGA ABDIYANTO 84
AMNOR CREW 0216030034

RANGGA ABDIYANTO 85
AMNOR CREW 0216030034

3. PERHITUNGAN SISTEM BALLAST

1. Perhitungan Pompa Ballast

Lwl = 96,6 m
Lpp = 92.00 m
B= 16 m
T= 6,53 m
H= 8 m
Cb = 0.70

Volume Tanki Ballast Total = 672,9 m^3

Volume T.Ballast I
= 112,7009
Volume T.Ballast II
= 347,7891
Volume T.Ballast
III = 235,71 +
696,2 m^3

2. Perhitungan Debit Pompa

direncanakan kecepatan aliran pada pipa = 3 m/s


direncanakan waktu untuk mengisi & mengosongkan tanki = 0.6 jam

Q = Volume Ballast / Waktu Pengisian & Pengosongan


Q= 1368.77 m^3/jam

Q= 0.38021 m^3/jam

RANGGA ABDIYANTO 86
AMNOR CREW 0216030034

3. Diameter Pipa Inti


A = Q/ v(m/s)
A= 0.12674 m^2

d =(( 4 * A )/3,14)^0,5)
d= 0.40181 m
401.808 mm
15.8191 Inchi => diambil 16 Inchi

Pipa dipilih jenis steel Galvanized, yang ada dipasaran sesuai Standart Amerika
B36.
Inside Diameter ( dH ) = 16.000 Inchi 406.4 mm 0.4064
Ketebalan = 0.250 Inchi 6.35 mm 0.00635
Outer Diameter = 16.000 Inchi 406.4 mm 0.4064
Nominal Pipe Size = 16.000 Inchi 406.4 mm 0.4064

RANGGA ABDIYANTO 87
AMNOR CREW 0216030034

4. Diameter Pipa Cadangan


Ballast I
Q = Volume Ballast/ Waktu Pengisian & Pengosongan
Q= 512.517 m^3/jam
0.14237 m^3/s

A = Q/ v (m/s)
A= 0.04746 m^2

d = ((4*A)/3,14)^0,5
d= 0.24587 m
245.871 mm
9.67994 Inchi
diambil 10 Inchi

Inside Diameter ( dH
)= 10.000 Inchi
Ketebalan = 0.165 Inchi
Outer Diameter = 10.750 Inchi
Nominal Pipe Size = 10.000 Inchi

RANGGA ABDIYANTO 88
AMNOR CREW 0216030034

Ballast II
Q = Volume Ballast/ Waktu Pengisian & Pengosongan
Q= 579.293 m^3/jam
0.16091 m^3/s

A = Q/ v (m/s)
A= 0.05364 m^2

d = ((4*A)/3,14)^0,5
d= 0.2614 m
261.398 mm
10.2912 Inchi
diambil 11 Inchi

Inside Diameter ( dH
)= 11.000 Inchi
Ketebalan = 0.165 Inchi
Outer Diameter = 11.750 Inchi
Nominal Pipe Size = 11.000 Inchi

RANGGA ABDIYANTO 89
AMNOR CREW 0216030034

Ballast III
Q = Volume Ballast/ Waktu Pengisian & Pengosongan
Q= 276.957 m^3/jam
0.07693 m^3/s

A = Q/ v (m/s)
A= 0.02564 m^2

d = ((4*A)/3,14)^0,5
d= 0.18074 m
180.742 mm
7.11581 Inchi
diambil 8 Inchi

Inside Diameter ( dH
)= 8.000 Inchi
Ketebalan = 0.148 Inchi
Outer Diameter = 8.625 Inchi
Nominal Pipe Size = 8.000 Inchi

RANGGA ABDIYANTO 90
AMNOR CREW 0216030034

5. Perhitungan Head Pompa

head ketinggian (Hz)


letak suction pada well dengan ketinggian 0,75 dari double bottom
tinggi double bottom = 1 m
H1 = 0.75 m

letak discharnge pada overboard dengan ketinggian 0,75 dari garis air
H2 = 6.33 m

Hz = H2-H1
= 5.58 m

head tekanan (Hp)


(p1) tekanan yang terjadi pada suction = 150075 N/m^2
(p2) tekanan yang terjadi pada discharnge = 1 atm

DP= 50075.1 N/m^2


Hp = D/g
Hp = 4.98 m

head kecepatan (Hv)


karena diameter pipa suction dan pipa discharge sama, sehingga kecepatan antara
suction dan discharge juga sama (v suction = v discharge)

Hv = 0 m

head loss mayor


Head pada sisi tekan
1 = 0.02+0.0005/dH L Ballast = 63.6 m
1= 0.02123

subction =1*L*v^2/ dH*2*g


1.5240645 m

discharnge
= 10.666*Q^1.85*L / C^1.85*dH^4.85
= 0.5606042 m

Head loss mayor = 2.08467 m

RANGGA ABDIYANTO 91
AMNOR CREW 0216030034

head loss minor

jenis n harga n x harga


Elbow 90⁰ 7 0.95 6.65
sambungan T 9 1.8 16.2
butterfly valve 11 0.6 6.6
29.45

head loss minor = f*v^2/2*g


13.5092 m

headloss total =
15.5938 m

6. Perhitungan Daya Pompa


Daya Pompa Ballast = r*g*Q*Hp
= 59.6174 kW

dengan mengasumsikan efisesiensi poros 0.9


P = Pw/0.9
P = 66.2416 kW

dengan mengasumsikan efisiensi pompa sebesar 0.8 maka diketahui daya motor
Pm = P/0.8
Pm = 82.802 kW

KM 80-50-200

RANGGA ABDIYANTO 92
AMNOR CREW 0216030034

Type = L350
Daya = 84 kW
Putaran = 1750 rpm
kapasitas = 411 m3/h

RANGGA ABDIYANTO 93
AMNOR CREW 0216030034

BAB. XIII
PERLENGKAPAN KAPAL

1. Perlengkapan Kapal

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran sesuai yang


ada.Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi tiga, yaitu:

A. Freefall Lifeboat

Persyaratan sekoci/freefall penolong:

- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.


- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat
kecelakaan.
- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika
dimuati ABK beserta perlengkapannya.
- Stabilitas dan lambung timbul yang baik.
- Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o.
- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi.
Digunakan model Freefall degan ukuran :
Type Dimension LxWxH Drop height Capacity Davit load
(m) (m) (p) (kg)

LBF 490 C 4.90 x 2.40 x 3.10 16 19 4200

LBF 580 C 5.80 x 2.55 x 3.10 16 28 5553

LBF 680 C 6.80 x 2.70 x 3.22 20 33 6355

LBF 750 C 7.50 x 2.70 x 3.22 21 36 7090

LBF 850 C 8.50 x 2.94 x 3.30 25 48 8850

RANGGA ABDIYANTO 94
AMNOR CREW 0216030034

Gambar 10.1 Posisi davits pada sekoci luncur (lifeboat)

Gambar 10.2 Sekoci Luncur

RANGGA ABDIYANTO 95
AMNOR CREW 0216030034

B. PERLENGKAPAN APUNG ( Bouyant Aparatus )

B.1 Pelampung Penolong ( Life Buoy )

Ditinjau dari bentuk ada 2 macam :

1. Bentuk Lingkaran
2. Bentuk Tapal Kuda

Penggunaan pelampung harus dilemparkan, maka bahan yang dibuat harus ringan.

Persyaratan Solas 1960 yang harus dipenuhi alat ini adalah:

1. Harus dapat terapung diair tawar selama 24 jam dengan beban 14,5 Kg
2. Bahan harus tahan terhadap pengaruh minyak.
3. Harus mempunyai warna yang mencolok mudah terlihat dilaut.
4. Ditulis nama kapal dengan huruf besar
5. Dilengkapi tali yang diikat sekeliling pelampung untuk pegangan
6. Untuk kapal penumpang setengah jumlah pelampung atau minimal 6 buah
pelampung,untuk kapal barang separuh dari jumlah harus dilengkapi lampu yang
menyala secara otomatis sekurang-kurangnya 45 menit, dan tidak mati oleh air.
7. Penempatannya harus sedemikian rupa mudah dijangkau oleh penumpang/ABK
dan mudah dilepas tidak terikat secara tetap, cepat dilempar ke air serta 2 diantara
pelampung dilengkapi alat secara otomatis dapat mengeluarkan asap disiang hari.
8. Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.

B.2. Baju Penolong ( Life Jacket )

Alat ini merupakan sebagai pelindung tambahan, agar ABK/penumpang dapat

RANGGA ABDIYANTO 96
AMNOR CREW 0216030034

mengapung cukup lama dengan kepala tetap diatas pemukaan air.

Life jacket harus memenuhi syarat sebagai berikut ini :

1. Setiap pelayar/penumpang harus tersedia paling sedikit satu baju penolong


2. Penyimpanan harus mudah dan cepat dicapai setiap penumpang/pelayar
3. Dihindarkan penggunaan yang salah pemakaian, kecuali dibuat dapat dipakai
bolak-balik.
4. Dibuat sedemikian rupa, bila sipemakai tidak sadarkan tetap kepala diatas
permukaan air.
5. Harus dapat tetap mengapung selama 24 jam diair tawar dengan beban 7,5 Kg.
6. Berwarna yang mudah dilihat jelas dilaut dan tahan dari pengaruh minyak.
7.
8. Dilengkapi dengan peluit yang terikat kuat dan bila baju penolong yang ditiup
sebelum dipakai dapat digunakan dengan syarat harus mempunyai 2 ruang udara yang
terpisah dan dapat menyangga beban 15 kg selama 24 jam diatas air tawar.

Gambar, 10.1 life jacket

B.3 Inflatable Liferaft ( Rakit Penolong Otomatis)

Rakit Penolong Otomatis adalah rakit penolong yang ditiup secara otomatis, alat
peniupnya satu atau dua botol angin yang terletak diluar lantai rakit. Bila rakit
dipergunakan salah satu ujung tali terikat pada pagar , ujung lain terikat di katup botol
angin. Bila rakit yang terbungkus kapsul tersebut dilempar ke laut, maka katup botol
angin akan terbuka dan akan mengisi bantalan udara rakit.

RANGGA ABDIYANTO 97
AMNOR CREW 0216030034

Adapun syarat Inflatable Liferaft yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Dibuat sedemikian rupa sehingga bila dijatuhkan dari ketinggian 18 m diatas


permukaan air, rakit beserta perlengkapanya tidak rusak.
2. Harus dikembangkan secara otomatis dengan cepat dan cara sederhana.
3. Berat seluruh rakit termasuk tabung beserta peralatannya max 180 Kg
4. Mempunyai stabilitas yang baik, serta bagian lantai kedap dan mempunyai isolasi
untuk menahan suhu yang dingin.
5. Rakit harus dapat ditegakkan oleh seseorang dengan mudah, bila saat
mengembangnya pada posisi terbalik.

Gambar 26. Inflatable Liferaft

C. Tanda Bahaya Dengan Signal Atau Radio

 Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket,
lampu sorot, kaca dsb.
 Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto
amateur resque signal transmitter dsb.

D. Alat Pemadam Kebakaran

Faktor- faktor penyebab terjadinya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 faktor

RANGGA ABDIYANTO 98
AMNOR CREW 0216030034

yaitu:

1. Material dapat berupa benda padat, cair atau gas yang dapat terbakar ( misal ; kayu,
kertas, textil, bensin, minyak, accetilyn dll)
2. Temperatur yang tinggi, sehingga menimbulkan gas-gas yang mudah menimbulkan
kebakaran.
3. Adanya gas asam ( O2 ) yang cukup, yang mengikat gas-gas yang bebas. Ikatan-
ikatan ini diikuti dengan adanya gejala-gejala kebakaran dan suhu yang tinggi sehingga
kemudian terjadilah kebakaran, bila proses pengikatan berjalan cepat maka akan terjadi
ledakan.

Gambar 27. Segitiga Penyebab Kebakaran

Peralatan Pemadam

Peralatan pemadam kebakaran yang meliputi :

 Alat pemadam api ringan (APAR)


 Pompa pemadam,
 Selang pemadam api .
 Detektor
Alat pemadam api ringan, dalam penempatannya harus disesuaikan dengan kondisi
sekitar tempatnya, selain itu juga secara periodik harus dilakukan pengecekan.

RANGGA ABDIYANTO 99
AMNOR CREW 0216030034

Gambar 28. APAR

Untuk pompa pemadam kebakaran harus memenuhi persyaratan dapat


memancarkan 2 pancaran setinggi 12 m secara vertikal. Dan juga hydrant yang tersedia
diatas kapal minimal setiap 25 m harus tersediakan.

Gambar 29. Pompa dan Hidrant pemadam api

Pemakaian selang pemadam kebakaran biasanya dipakai selang yang terbuat dari
terpal, hal ini lebih mudah penyimpanannya serta pengoperasiannya lebih mudah.
Untuk selang dari karet dikapal hanya digunakan untuk pembersihan geladak dan
lambung kapal, hal ini tekanannya memang lebih besar dibanding selang terpal.

RANGGA ABDIYANTO 100


AMNOR CREW 0216030034

Gambar 30. Fire Hose

Detektor pemadam merupakan alat pemberitahu dini bila suatu tempat terdapat
kebakaran, detektor ini terdiri dari :

 Detektor asap ( Smooke Detector)


 Detektor termo
 Detektor fotocell
Alat ini biasanya dihubungkan dengan peralatan elektronik, sehingga dapat
direncanakan secara otomatis atau secara semi otomatis.

Gambar 31. Sprikler dan Smooke Detector

Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa:

- Foam ( busa )
- CO2
- Air laut
- Serbuk (powder)

RANGGA ABDIYANTO 101


AMNOR CREW 0216030034

Gambar 10.3 Sistem Pemadam Kebakaran dengan Air Laut

Gambar 10.4 Sistem Pemadam Kebakaran Dengan CO2

Gambar 10.5 Sistem Pemadam Kebakaran Dengan Busa (Foam)

RANGGA ABDIYANTO 102


AMNOR CREW 0216030034

Gambar 10.6 Sistem Pemadam Kebakaran Dengan Powder (Serbuk)

RANGGA ABDIYANTO 103


AMNOR CREW 0216030034

KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan Tugas Rencana Umum ini dapatlah diambil kesimpulan yang
perlu diperhatikan :

1. Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil


mungkin tetapi jangan sampai mengurangi efektifitas dari mesin, agar didapat
volume ruang muat yang lebih besar.
2. Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang
optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat
ditekan.
3. Perencanaan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
4. Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah
dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan
mempersingkat waktu berthing kapal dipelabuhan bongkar muat.
5. Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan
bahwa semakin lama kapal sandar dipelabuhan bongkar muat semakin besar biaya
untuk keperluan tambat kapal.

RANGGA ABDIYANTO 104


AMNOR CREW 0216030034

PENUTUP

Demikian Laporan kami tentang tugas rencana yang telah kami buat.

Kami mengerti laporan ini jauh dari kata sempurna,karna itu kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk membantu kesempurnaan tugas kami.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu proses terbentuknya laporan ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

RANGGA ABDIYANTO 105


AMNOR CREW 0216030034

LAMPIRAN

RANGGA ABDIYANTO 106


AMNOR CREW 0216030034

DAFTAR PUSTAKA

BKI 1996 VOL II.


BKI 2001 VOL II.
De Rooij.,[1978], Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem.
Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances,
1992.
Harrington, Roy. L, editor.,[1992], Marine Engineering, SNAME.
MAN B & W S35 MC Project Guide 1999.
Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher,
Moscow.
Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and Sons,
New York, 1992.
Normar Freefall LifeBoat, NORWEGIAN Maritime Equipment.
MANABE ZOKI CO.,LTD
WWW. Hyundai-Engine.com
WWW. TTS-Marine.no

RANGGA ABDIYANTO 107

Anda mungkin juga menyukai