Oleh
Raihan Azmi
NRP. 0722040087
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM
(GENERAL ARRANGEMENT)
KAPAL BREAK BULK CARGO ”NATUSVINCERE”
DISUSUN OLEH :
NAMA : Raihan Azmi
NRP 0722040087
PROGRAM STUDI: D4 – TEKNIK PENGELASAN
JURUSAN : TEKNIK BANGUNAN KAPAL
Mahasiswa
Raihan Azmi
NRP. 0722040087
Disetujui oleh :
2
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam
penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud
seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure
(bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak
jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan
pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan
permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan
yang baik pula.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan
yakni :
Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan volume ruang muat
besar.
Pengaturan sistem yang seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu
kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan
mengenai berat konstruksi dan harga mesin.
Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien
dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tugas ini adalah :
Perkiraan Jumlah Dan Susunan ABK
Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
3
Pemilihan Motor Penggerak Utama
Perencanaan Sekat Kedap Air
Pembagian Ruang Akomodasi
Penentuan Volume Tangki Double Bottom
Penentuan Volume Ruang Muat
Perhitungan Mesin Kemudi
Perhitungan Mesin Jangkar (Windlass)
Perhitungan Mesin Tambat (capstan)
Perencanaan Bongkar muat
Perencanaan Life Boat
Perencanaan Tangki-tangki ( fuel oil tank, lubricating oil tank, fresh water tank,
dan slop tank. )
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
4
BAB II
DATA UKURAN UTAMA KAPAL
DATA KAPAL :
5
2.3.1 Rute Pelayaran
Rute pelayaran yang digunakan yaitu dari Surabaya menuju ke Padang dan
sebaliknya. Pemilihan rute pelayaran ini didasari karena wilayah Surabaya dan Padang
termasuk daerah penghasil Minyak di Indonesia. Rute pelayaran kapal
NATUSVINCERE jalur Surabaya – Padang dengan jarak tempuh 940 mil
6
2.5 Rencana Umum (General Arrangement)
Rencana umum dapat didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala
kegiatan (fungsi) dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai
ruangan tersebut (Djaja, 2009). Berikut desain gambar rencana umum pada kapal Wicked
Wench dengan menggunakan software Autocad yang ditunjukkan pada Gambar 2.5
7
BAB III
PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA
3.1 Menghitung Daya Efektif Kapal (EHP)
Metode yang digunakan : Watson.
Dimana:
P= daya efektif kapal ( EHP ) dalam kW ( 1 HP = 0,746 kW )
= displacement dalam ton
V = kecepatan dalam meter / detik
L = panjang kapal dalam meter
n = kisaran per detik
8
3.2 Menghitung Wake Friction (W)
Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah
w= 0.5 Cb-0.05
w= 0.33
t= 0.26
DHP = EHP/Pc
HP
=
1269,07
9
3.7 Menghitung Daya Dorong (THP)
MAIN ENGINE :
Merek : Diesel-electric propulsion Mitsubishi Marine Product
Tipe : S124-MPTK
Jumlah Silinder : 6
Bore : 170 mm
Stroke : 180 mm
Max Power Engine : 2610HP / 1920 KW
Engine Speed : 900 rpm
Spesific Fuel Oil Consumption : 190 g/KWh ~ 139 g/BHPh
Specific Lubrication Oil Cons. : 1,0 g/kWh ~ 0.7 g/BHPh
10
11
SUSUNAN ABK
PERHITUNGAN
Zc= Cst ( Cdk (CN/1000)^1/6)+Ceng(BHP/1000)^1/3+Cadets)
= (angka minimal)
= 20,619 (DIAMBIL 21 ORANG)
RINCIAN
I. Master Captain (Nahkoda) = 1 Orang
Perwira
1. Chief Officer = 1 Orang
2. Second Officer = 1 Orang
Bintara
1. Quarter Master = 1 Orang
2. Boatswain = 1 Orang
Kelasi
1. Seaman = 1 Orang
Perwira
1. Chief Engineer = 1 Orang
2. Second Engineer = 2 Orang
3. Electrician = 1 Orang
Bintara
1. Fireman = 2 Orang
2. Oiler = 1 Orang
3. Pumpman = 1 Orang
IV. Catering Departement
Perwira
1. Chief Cook = 1 Orang
Bintara
1. Asistent Cook = 1 Orang
2. Steward = 1 Orang
3. Boys = 4 Orang
JUMLAH 21 Orang
PERHITUNGAN KONSTRUKSI
13
3. Tangki II fr.81 – 106 ( 15,6 m)
4. Tangki I fr.106 – 129 ( 16,2 m)
= 560.9575 m3
14
C. Volume Tangki II
Volume ruang muat II terletak antara fr 81 – 106
Panjang ruang muat adalah 15 m
Perhitungan dengan menggunakan luasan sesuai tinggi garis air pada tangki tersebut.
h tangki= H-hdb a= 1.6 m
= (6 - 1,2) m
= 4.8 m
WL 1,2 m 2.8 m 3,6 m 6m
FS 1 3 3 1
A (m2) 113.422 117.435 119.479 119.7541
A x FS 113.4224 352.3047 358.4355 119.7541 943.9167
V2= (3/8×a×∑) m3
= (3/8 x 1.6 x 943.9167) m3
= 566.35 m3
D. Volume Tangki I
Volume ruang muat III terletak antara fr. 106 – fr. 129
Panjang ruang muat adalah 13.8 m
Perhitungan dengan menggunakan luasan sesuai tinggi garis air pada tangki tersebut.
h tangki= H-hdb a= 1.6 m
= (6 - 1,2) m
= 4.8 m
WL 1,2 m 2.8 m 3,6 m 6m
FS 1 3 3 1
A 52.431 59.336 61.923 68.0963
A x FS 52.4305 178.0077 185.7702 68.0963 484.3047
V1= (1/3×a×∑) m3
= (3/8 x1.6 x 484.3047) m3
15
= 290.5828 m3
PERHITUNGAN TANGKI-TANGKI
16
Perhitungan Tangki Ballast
Ballast IV
No Luasan Fs Fs x Luasan
36 6 1 6,081
37 6 4 24,6948
38 6 2 12,5048
39 6 4 25,276
40 6 2 12,7508
41 6,4237 4 25,6948
42 6,4657 2 12,9314
43 6,503 4 26,012
44 6,5365 2 13,073
45 6,5669 4 26,2676
46 6,5948 2 13,1896
47 6,621 4 26,484
48 7 2 13,292
49 6,6707 4 26,6828
50 6,6954 2 13,3908
51 6,7203 4 26,8812
52 6,7454 2 13,4908
53 6,7706 4 27,0824
54 6,7959 2 13,5918
55 6,8213 4 27,2852
56 6,8467 2 13,6934
57 6,8467 4 27,3868
58 6,8467 2 13,6934
59 6,8467 4 27,3868
∑ 468,8172
h 0,6
17
Ballast III
No Luasan Fs Fs x Luasan
59 6,8467 1 6,8467
60 6,8467 4 27,3868
61 6,8467 2 13,6934
62 6,8467 4 27,3868
63 6,8467 2 13,6934
64 6,8467 4 27,3868
65 6,8467 2 13,6934
66 6,8467 4 27,3868
67 6,8467 2 13,6934
68 6,8467 4 27,3868
69 6,8467 2 13,6934
70 6,8467 4 27,3868
71 6,8467 2 13,6934
72 6,8467 4 27,3868
73 6,8467 2 13,6934
74 6,8467 4 27,3868
75 6,8467 2 13,6934
76 6,8467 4 27,3868
77 6,8467 2 13,6934
78 6,8467 4 27,3868
79 6,8467 2 13,6934
80 6,8467 4 27,3868
81 6,8467 2 13,6934
82 6,8467 4 27,3868
∑ 486,1157 m^3
h 0,6
18
Ballast II
No Luasan Fs Fs x Luasan
82 6,5 1 6,5
83 6,447 4 25,788
84 6,389 2 12,778
85 6,326 4 25,304
86 6,257 2 12,514
87 6,182 4 24,728
88 6,102 2 12,204
89 6,016 4 24,064
90 5,924 2 11,848
91 5,827 4 23,308
92 5,724 2 11,448
93 5,616 4 22,464
94 5,503 2 11,006
95 5,384 4 21,536
96 5,259 2 10,518
97 5,127 4 20,508
98 5,127 2 10,254
99 5,127 4 20,508
100 5,127 2 10,254
101 5,127 4 20,508
102 5,127 2 10,254
103 5,127 4 20,508
104 5,127 2 10,254
105 5,009 4 20,036
∑ 399,092
h 0,6
19
Ballast I
No Luasan Fs Fs x Luasan
105 4,654 1 4,654
106 4,454 4 17,816
107 4,509 2 9,018
108 4,55 4 18,2
109 4,45 2 8,9
110 4,444 4 17,776
111 4,41 2 8,82
112 4,399 4 17,596
113 4,334 2 8,668
114 4,323 4 17,292
115 4,29 2 8,58
116 4,25 4 17
117 4,198 2 8,396
118 4,112 4 16,448
119 3,899 2 7,798
120 3,789 4 15,156
121 3,456 2 6,912
122 3,223 4 12,892
123 3,123 2 6,246
124 2,876 4 11,504
125 2,766 2 5,532
126 2,756 4 11,024
127 2,565 2 5,13
∑ 261,358
h 0,6
Jadi Ballast
III I 1/3 * h * ∑
52,2716 m^3
20
1. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)
Upper
NO Luas Sarat Luas RM Fs
deck
N0 Luasan Fs Fs x Luasan
27 3,852 1 3,852
28 4,112 4 16,448
29 4,365 2 8,73
30 4,61 4 18,44
31 4,843 1 4,843
21
∑ 52,313
h 0,6
Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)
Perincian Perhitungan:
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
-6
W = BHP . b . S/Vs . 10 . C ( ton )
fo me me
Dimana:
BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW
22
= 13,6013913 ton
Volume Bahan Bakar Mesin Induk
Vfo = Wfo/ρ m³
= 14,317254 m³
= 1000 kg
= 2,5 ton
7. Berat Cadangan
23
PERENCANAAN RUANGAN -RUANGAN AKOMODASI
Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa
persyaratan untuk crew accomodation.
BRT = 0.6 DWT
= 0.6 (5014.28) = 3008.568 BRT
24
kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
d. Ruang tidur Crew :
- Tempat tidur (minimal single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun
untuk dua orang ) , lemari pakaian.
* Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 90 cm
- Tingkatan lain : 190 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.
25
b. Ruang makan Perwira :
- Letak di Poop Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 5 orang, 1 meja makan, TV, wash basin, dan kulkas.
3. Sanitary Accomodation
* Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
* Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
tempat itu.
* Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan
terpisah.
* Fasilitas sanitary umum minimum:
- shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 3 Shower untuk 10 orang ( 1 shower untuk 3-4 orang ).
- 3 WC untuk 10 orang ( 1 wc untuk 3-4 orang ).
- 3 Washbasin untuk 10 orang (1 washbasin untuk 3-4orang ).
- 2 Washbasin di ruang makan bintara
b. Di Poop Deck :
- 2 Shower
- 2 WC
- 2 Washbasin
- 1 Washbasin di ruang makan perwira
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Officer (shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Radio operator (shower, washbasin dan wc).
26
d. Di Bridge Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief engineer (shower, washbasin dan wc).
e. Di Navigation Deck
- 1 sanitaria
- 1 washbasin
4. Musholla (Mosque)
* Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan :
Di Main Deck :
- Dekat tempat wudlu (tempat wudlu berada di kamar mandi).
- Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkap-an sholat.
27
Perinciannya sebagai berikut :
28
C. Ruang radio (Radio Room)
* Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan
gangguan suara.
* Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.
* Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh
dalam waktu 3 menit.
9. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Source of Electrical Power (ESEP).
* Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu.
* Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
o
* Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal mengalami
o
trim 10 .
10. Engine Casing
Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head
station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine
casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
Lubang pemasukan mesin
Tempat pipa gas buang
Lubang sinar matahari masuk
Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:
Panjang
Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin
adalah 6091 mm maka dipakai 6,8 m.
Lebar
Lebar mesin 1981 mm diambil lebar 2.4 m.
29
PERLENGKAPAN NAVIGATION
1. Anchor Light
* Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
* Warna : Putih.
* Jumlah : 1 buah.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 360 horisontal.
* Tinggi : 8 meter.
* Letak : Forecastle.
30
* Visibilitas : 2 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 112,5 horisontal
* Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)
5. Morse Light
* Warna : Putih.
o
* Sudut Sinar : 360 horisontal
* Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam
keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m
harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)
Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus
dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau di ruang peta.
8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass
yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.
31
PERENCANAAN TANGGA, PINTU DAN JENDELA
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
* Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 800 mm
* Tinggi ambang : 300 mm
B. Pintu Dalam
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 700 mm
* Tinggi ambang : 200 mm
2. Ukuran Jendela
* Jendela bundar dan tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751), direncanakan
menggunakan tipe A dengan ukuran d = 400 mm.
* Jendela persegi
- 1. Panjang : 400 mm Lebar : 400 mm
- 2. Panjang : 900 mm Lebar : 400 mm
* Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship budges
o
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 15 .
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm
3. Ladder / Tangga
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk
menyimpannya diletakkan diatas poop deck (diletakkan segaris dengan railing/miring).
o
Sudut kemiringan diambil 45 .
Dengan melihat pada tabel Hidrostatik didapatkan nilai T dengan melalui LWT. Pada
kapal ini didapatkan hasil.
LWT = Displ. – DWT
32
= 1913.42
Sehingga dapat dicari pada kurva hydrostatic dengan memasukkan nilai LWT
1913.42 Ton dengan panjang skala 1 cm : 100 ton.dititik tersebut ditarik garis tegak lurus ke
atas sehingga sejajar dengan garis skala sampai berpotongan dengan grafik Displacement Inc.
Shell diperoleh nilai sarat kosong dengan menarik garis pada sarat sehingga didapat nilai Tk =
1.91 m
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:
a = ( H + 2,4 ) - Tk
= 6.49 M
Jadi:
a / sin
Panjang tangga akomodasi ( L ) = 45o
= 9.34 m
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )
- Width of ladder = 600 s/d 800 mm
- Height of handrail = 1000 mm
- The handrail = 1500 mm
- Step space = 200 s/d 350 mm
diambil 300 mm
33
PERLENGKAPAN KAPAL
1. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran yang sesuai yang ada.
Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 3, yaitu :
A. Sekoci
* Digunakan model buatan SURVIVALCRAFT®
- Type : SC FF59 FREE FALL
- Lenght : 5.9 m
- Breadth : 2.36 m
- Height : 3.1 m
- Person : Max 25 persons
- Weight without persons : 3010 kg
34
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan,
keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta
ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12 buah
B.2. Baju Penolong (Life Jacket)
* Persyaratan baju penolong :
-Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi
-Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta
dilengkapi dengan peluit.
35
PENUTUP
Demikian Laporan Tugas Rencana Umum ini kami tentang tugas rencana yang telah Saya buat.
Terlampir adalah gambar Rencana Umum yang dibuat
Terima kasih.
36
DAFTAR PUSTAKA
37