Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

RENCANA UMUM ( GENERAL ARRANGEMENT )


GENERAL CARGO

Oleh

Raihan Azmi
NRP. 0722040087

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGELASAN POLITEKNIK


PERKAPALAN NEGERI SURABAYA JURUSAN TEKNIK
BANGUNAN KAPAL
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM
(GENERAL ARRANGEMENT)
KAPAL BREAK BULK CARGO ”NATUSVINCERE”

DISUSUN OLEH :
NAMA : Raihan Azmi
NRP 0722040087
PROGRAM STUDI: D4 – TEKNIK PENGELASAN
JURUSAN : TEKNIK BANGUNAN KAPAL

Surabaya, 16 Okt 2023

Mahasiswa

Raihan Azmi
NRP. 0722040087

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Agus Wiyanto I Putu Sindhu Asmara

PROGRAM STUDI D4 – TEKNIK PENGELASAN


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL

2
BAB I
PENDAHULUAN

Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam
penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud
seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure
(bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak
jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.
Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan
pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan
permesinan kapal.
Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk
mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan
yang baik pula.
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan
yakni :
 Ruang muat merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan volume ruang muat
besar.
 Pengaturan sistem yang seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian,
pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu
kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
 Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.
 Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan
mengenai berat konstruksi dan harga mesin.
 Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien
dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Adapun hal-hal yang direncanakan dalam tugas ini adalah :
 Perkiraan Jumlah Dan Susunan ABK
 Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama

3
 Pemilihan Motor Penggerak Utama
 Perencanaan Sekat Kedap Air
 Pembagian Ruang Akomodasi
 Penentuan Volume Tangki Double Bottom
 Penentuan Volume Ruang Muat
 Perhitungan Mesin Kemudi
 Perhitungan Mesin Jangkar (Windlass)
 Perhitungan Mesin Tambat (capstan)
 Perencanaan Bongkar muat
 Perencanaan Life Boat
 Perencanaan Tangki-tangki ( fuel oil tank, lubricating oil tank, fresh water tank,
dan slop tank. )

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan
dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak,
ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

4
BAB II
DATA UKURAN UTAMA KAPAL

DATA KAPAL :

NAMA KAPAL NATUSVINCERE


Type Kapal GENERAL
CARGO
LPP = 80,12 m
LWL = 84,12 m
B= 13,3 m
H= 7,5 m
T= 4,85 m
Cb = 0,76

Kecepatan Dinas = 11 Knots/ = 5,658 m/s


Cp= 0,92
Radius Pelayaran= 940 mill laut
Daerah Pelayaran= Surabaya- Padang

Lama Pelayaran = s/(v*24)


= 940 /(11*24)
= 3,5 hari
2.1. Menghitung Volume
V= L x B x T x Cb
= 3927,78 m3

2.2. Menghitung Displacement


L x B x T x Cb x
∆=
r
= 4025,98 Ton

2.3 Perencanaan Awal


Dalam menentukan ukuran utama pada desain kapal General Cargo, diperlukan beberapa
perencanaan awal seperti penentuan rute pelayaran.

5
2.3.1 Rute Pelayaran
Rute pelayaran yang digunakan yaitu dari Surabaya menuju ke Padang dan
sebaliknya. Pemilihan rute pelayaran ini didasari karena wilayah Surabaya dan Padang
termasuk daerah penghasil Minyak di Indonesia. Rute pelayaran kapal
NATUSVINCERE jalur Surabaya – Padang dengan jarak tempuh 940 mil

2.4 Rencana Garis (Lines Plan)


Rencana garis adalah gambar awal dalam perancangan kapal yang menggambarkan
bentuk lambung kapal dalam tiga pandangan yaitu proyeksi orthographic/siku-siku dari
intersection/perpotongan antara permukaan/surface lambung kapal dan tiga set bidang yang
saling tegak lurus (Sumaryanto, 2013). Berikut desain gambar lines plan pada kapal Wicked
Wench pada Gambar 2.4

Gambar 2. 4 Lines Plan

6
2.5 Rencana Umum (General Arrangement)
Rencana umum dapat didefinisikan sebagai penentuan dari ruangan kapal untuk segala
kegiatan (fungsi) dan peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai
ruangan tersebut (Djaja, 2009). Berikut desain gambar rencana umum pada kapal Wicked
Wench dengan menggunakan software Autocad yang ditunjukkan pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 General Arrangement

7
BAB III
PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA
3.1 Menghitung Daya Efektif Kapal (EHP)
Metode yang digunakan : Watson.

5,0.2 / 3.V 3.(33  0,017 L)


P ( kW )
15.000 110.n. L

Dimana:
P= daya efektif kapal ( EHP ) dalam kW ( 1 HP = 0,746 kW )
 = displacement dalam ton
V = kecepatan dalam meter / detik
L = panjang kapal dalam meter
n = kisaran per detik

Laju kisaran dipakai standarisasi sebagai berikut:


Hingga 1000 ton: n = 8,33 kisaran / detik
Dari 1000 ton hingga ` 2000 ton : n = 6,67 kisaran / detik
Dari 2000 ton hingga 3000 ton n.= 5,00 kisaran / detik
Dari 3000 ton hingga 5000 ton n = 3,33 kisaran / detik
Dari 5000 ton hingga 7500 ton n = 2,50 kisaran / detik
Dari 7500 ton hingga 12500 ton n = 2,08 kisaran / detik
Dari 12500 ton hingga 25000 ton n = 1,92 kisaran / detik
Dari 25000 ton hingga 50000 ton n = 1,83 kisaran / detik
Dari 50000 ton ke atas n = 1,67 kisaran / detik
Sehingga:
5,0.2 / 3.V 3.(33  0,017 L)
EHP= P 
= 15.000 110.n. L
= 589.913 kW
= 791.09 HP

8
3.2 Menghitung Wake Friction (W)

Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah
w= 0.5 Cb-0.05
w= 0.33

3.3 Menghitung Thrust Deduction Factor (T)

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu


t= kxw = 0,8x0,33 ,k=0.8

t= 0.26

3.4 Menghitung Speed Of Advance (Va)


Va = (1 - w) x Vs
= 3.791 m/s

3.5 Menghitung Efisiensi Propulsif

a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)


harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1.02-1.05. pada perencanaan
propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga ηrr sebesar =1,04
b. Efisiensi Propulsi (ηp)
nilainya antara 40 -70 % dan diambil 60 %
c. Efisiensi Lambung (ηH)
(ηH) = ( 1- t ) / ( 1- w)
= 1.0985
d. Coefisien Propulsif (Pc)
(Pc) = ηrr x ηp x ηH
= 0.6238

3.6 Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (Dhp)


Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya efektif dengan
koefisien
propulsif, yaitu :

DHP = EHP/Pc
HP
=
1269,07

9
3.7 Menghitung Daya Dorong (THP)

PERHITUNGAN BHP MESIN INDUK


SHP = DHP/ηsηb , ηsηb=0.98 (losses 2%)
SHP = 1294,916 HP
BHPscr = SHP/ηG 0.98
= 1321,38 HP
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 2084,69 HP 1554,56 KW

PEMILIHAN MOTOR PENGGERAK UTAMA


Dari kebutuhan HP mesin, dapat kita tentukan tipe dan spesifikasi dari main engine :

MAIN ENGINE :
Merek : Diesel-electric propulsion Mitsubishi Marine Product
Tipe : S124-MPTK

Jumlah Silinder : 6
Bore : 170 mm
Stroke : 180 mm
Max Power Engine : 2610HP / 1920 KW
Engine Speed : 900 rpm
Spesific Fuel Oil Consumption : 190 g/KWh ~ 139 g/BHPh
Specific Lubrication Oil Cons. : 1,0 g/kWh ~ 0.7 g/BHPh

10
11
SUSUNAN ABK
PERHITUNGAN
Zc= Cst ( Cdk (CN/1000)^1/6)+Ceng(BHP/1000)^1/3+Cadets)
= (angka minimal)
= 20,619 (DIAMBIL 21 ORANG)
RINCIAN
I. Master Captain (Nahkoda) = 1 Orang

II. Deck Departement

Perwira
1. Chief Officer = 1 Orang
2. Second Officer = 1 Orang
Bintara
1. Quarter Master = 1 Orang
2. Boatswain = 1 Orang

Kelasi
1. Seaman = 1 Orang

III. Engine Departement

Perwira
1. Chief Engineer = 1 Orang
2. Second Engineer = 2 Orang
3. Electrician = 1 Orang

Bintara
1. Fireman = 2 Orang
2. Oiler = 1 Orang
3. Pumpman = 1 Orang
IV. Catering Departement
Perwira
1. Chief Cook = 1 Orang
Bintara
1. Asistent Cook = 1 Orang
2. Steward = 1 Orang

3. Boys = 4 Orang
JUMLAH 21 Orang

PERHITUNGAN KONSTRUKSI

1. Tinggi Dasar Ganda ( Double Bottom )


Menurut BKI 2006 Volume II:
h = 350 + 45 B ( mm )
Menurut General Arrangement Plan:
12
Untuk kapal tanker, tinggi double minimum adalah B/15, tetapi tidak boleh kurang dari 1
meter dan tidak boleh lebih dari 3 meter.
1.Perhitungan Double Bottom (Dasar Ganda)
h = B/15
= 15/15 mm
= 1000.00 m
2. Jarak Gading ( Frame Spasing )
Pada BKI 2006 volume II, jarak gading normal / main frame ( ao ) untuk daerah 0,1 dari sekat
tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah:
ao = L / 500 + 0,48 ( m )
Biasanya diambil jarak gading = 0,6 m.
2. Jarak Gading (Frame Spacing)
a = L/500+0.48 m
= 0.650 m
= 0.6 m

3. Perencanaan Letak Sekat Tubrukan dan Sekat Ceruk Buritan


a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead )
Syarat letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah ( 0,05 – 0,08
) L.
b. Sekat Ceruk Buritan
Syarat minimum adalah 3 kali jarak gading diukur dari ujung boss.
3.Perencanaan Letak Sekat Tubrukan (Collution Bulkhead) dan Sekat Ceruk Buritan
a. Sekat Tubrukan = Frame 147
b. Sekat Ceruk Buritan = Frame 10

4. Perencanaan Panjang Ruang Mesin


Perencanaan Panjang Ruang Mesin
panjang kamar mesin = 15-20% L dimensi mesin p= 7.478 m
19 m l= 2.332 m
dipakai 13.2 m t= 3.747 m

5. Perencanaan Panjang Tangki


1. Tangki IV fr.31 - 56 ( 15,6 m)
2. Tangki III fr.56 – 81 ( 15,6 m)

13
3. Tangki II fr.81 – 106 ( 15,6 m)
4. Tangki I fr.106 – 129 ( 16,2 m)

6. Perhitungan Volume Ruang Muat


Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang telah
direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa). Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan Metode Simpson.
A. Volume Tangki IV
Volume ruang muat IV terletak antara fr.31 - 56
Panjang ruang muat adalah 15 m
h
tangki= H-hdb a= 1.6 m
= (6 - 1,2) m
= 4.8 m
WL 1,2 m 2.8 4.4 6m
FS 1 3 3 1
A (m2) 104.756 117.137 119.588 120
A x FS 104.7557 351.4104 358.7631 120 934.9292
V4= (3/8×a×∑) m3
= (3/8 x 2,4 x 406,8061) m3

= 560.9575 m3

B. Volume Tangki III


Volume ruang muat IIIterletak antara fr.56 – 81
Panjang ruang muat adalah 15 m.
Vol. Ruang muat = Vol prisma dengan alas seperti gambar.
Diketahui, A = 37.9000 m2 (dari Auto CAD)
l ruang muat = 15 m
Vol Ruang muat = A x l
V3 568.5 m3

14
C. Volume Tangki II
Volume ruang muat II terletak antara fr 81 – 106
Panjang ruang muat adalah 15 m
Perhitungan dengan menggunakan luasan sesuai tinggi garis air pada tangki tersebut.
h tangki= H-hdb a= 1.6 m
= (6 - 1,2) m
= 4.8 m
WL 1,2 m 2.8 m 3,6 m 6m
FS 1 3 3 1
A (m2) 113.422 117.435 119.479 119.7541
A x FS 113.4224 352.3047 358.4355 119.7541 943.9167
V2= (3/8×a×∑) m3
= (3/8 x 1.6 x 943.9167) m3
= 566.35 m3

D. Volume Tangki I
Volume ruang muat III terletak antara fr. 106 – fr. 129
Panjang ruang muat adalah 13.8 m
Perhitungan dengan menggunakan luasan sesuai tinggi garis air pada tangki tersebut.
h tangki= H-hdb a= 1.6 m
= (6 - 1,2) m
= 4.8 m
WL 1,2 m 2.8 m 3,6 m 6m
FS 1 3 3 1
A 52.431 59.336 61.923 68.0963
A x FS 52.4305 178.0077 185.7702 68.0963 484.3047
V1= (1/3×a×∑) m3
= (3/8 x1.6 x 484.3047) m3

15
= 290.5828 m3

E. Volume Total Tangki

Total Volume Rumang Muat


= 2 x (V4+V3+V2+V1)
= 3972.781 m3

PERHITUNGAN TANGKI-TANGKI

PERHITUNGAN LUBRICATION OIL TANK


No Luas s/d FS L.RM X FS V.RM
Gading Hdb(m^2) (m^3)
25 6.9475 1 6.9475 1.3895
26 7.465 4 29.86 5.972
27 8.02 1 8.02 1.604
Vol.LOT = 8.9655
1/2V= 4.48275

Tangki Air Ballast


Untuk perhitungan tangki ballast berdasarkan buku MARINE AUXILARY MACHINERY
& SYSTEM, p 453
Berat air ballast direncanakan berkisar antara 10 - 17 % berat displasement kapal,
direncanakan 17 % x displasement kapal, jadi berat air ballast adalah sebagai berikut:
(  = 5740,265 Ton )
Wballast =  x 10 %
= Ton x 10 %
= 574,0265Ton
Sehingga : 574,0265
Wballast
Vtb =
air laut
574.027 Ton
=
1.025Ton / m3
= 560.026 m3

16
Perhitungan Tangki Ballast

Ballast IV

No Luasan Fs Fs x Luasan
36 6 1 6,081
37 6 4 24,6948
38 6 2 12,5048
39 6 4 25,276
40 6 2 12,7508
41 6,4237 4 25,6948
42 6,4657 2 12,9314
43 6,503 4 26,012
44 6,5365 2 13,073
45 6,5669 4 26,2676
46 6,5948 2 13,1896
47 6,621 4 26,484
48 7 2 13,292
49 6,6707 4 26,6828
50 6,6954 2 13,3908
51 6,7203 4 26,8812
52 6,7454 2 13,4908
53 6,7706 4 27,0824
54 6,7959 2 13,5918
55 6,8213 4 27,2852
56 6,8467 2 13,6934
57 6,8467 4 27,3868
58 6,8467 2 13,6934
59 6,8467 4 27,3868
∑ 468,8172
h 0,6

Jadi Ballast IV 1/3 * h * ∑


93,76344 m^3

17
Ballast III

No Luasan Fs Fs x Luasan
59 6,8467 1 6,8467
60 6,8467 4 27,3868
61 6,8467 2 13,6934
62 6,8467 4 27,3868
63 6,8467 2 13,6934
64 6,8467 4 27,3868
65 6,8467 2 13,6934
66 6,8467 4 27,3868
67 6,8467 2 13,6934
68 6,8467 4 27,3868
69 6,8467 2 13,6934
70 6,8467 4 27,3868
71 6,8467 2 13,6934
72 6,8467 4 27,3868
73 6,8467 2 13,6934
74 6,8467 4 27,3868
75 6,8467 2 13,6934
76 6,8467 4 27,3868
77 6,8467 2 13,6934
78 6,8467 4 27,3868
79 6,8467 2 13,6934
80 6,8467 4 27,3868
81 6,8467 2 13,6934
82 6,8467 4 27,3868

∑ 486,1157 m^3
h 0,6

Jadi Ballast III 1/3 * h * ∑


97,22314

18
Ballast II

No Luasan Fs Fs x Luasan
82 6,5 1 6,5
83 6,447 4 25,788
84 6,389 2 12,778
85 6,326 4 25,304
86 6,257 2 12,514
87 6,182 4 24,728
88 6,102 2 12,204
89 6,016 4 24,064
90 5,924 2 11,848
91 5,827 4 23,308
92 5,724 2 11,448
93 5,616 4 22,464
94 5,503 2 11,006
95 5,384 4 21,536
96 5,259 2 10,518
97 5,127 4 20,508
98 5,127 2 10,254
99 5,127 4 20,508
100 5,127 2 10,254
101 5,127 4 20,508
102 5,127 2 10,254
103 5,127 4 20,508
104 5,127 2 10,254
105 5,009 4 20,036

∑ 399,092
h 0,6

Jadi Ballast II 1/3 * h * ∑


79,8184 m^3

19
Ballast I

No Luasan Fs Fs x Luasan
105 4,654 1 4,654
106 4,454 4 17,816
107 4,509 2 9,018
108 4,55 4 18,2
109 4,45 2 8,9
110 4,444 4 17,776
111 4,41 2 8,82
112 4,399 4 17,596
113 4,334 2 8,668
114 4,323 4 17,292
115 4,29 2 8,58
116 4,25 4 17
117 4,198 2 8,396
118 4,112 4 16,448
119 3,899 2 7,798
120 3,789 4 15,156
121 3,456 2 6,912
122 3,223 4 12,892
123 3,123 2 6,246
124 2,876 4 11,504
125 2,766 2 5,532
126 2,756 4 11,024
127 2,565 2 5,13
∑ 261,358
h 0,6

Jadi Ballast
III I 1/3 * h * ∑
52,2716 m^3

20
1. Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)
Upper
NO Luas Sarat Luas RM Fs
deck

3 19,6434 4,4503 15,1931 1 15,1931


4 21,0749 5,6035 15,4714 4 61,8856
5 22,5184 6,7896 15,7288 2 31,4576
6 23,9769 8,0171 15,9598 4 63,8392
7 25,4535 9,295 16,1585 1 16,1585
∑ 188,534
h 0,6
Jadi Fresh Water = 1/3 * h * ∑
37,7068 m3

Tangki Minyak Pelumas (Lubricating Oil Tank)


No Luasan Fs Fs x Luasan
25 3,325 1 3,325
25,5 3,457 4 13,828
26 3,589 1 3,589
∑ 20,742
h 0,6

Jadi Lubrication Oil Tank 1/3 * h * ∑


4,1484 m^3

Tangki bahan Bakar Mesin Bantu (Diesel Oil Tank)


No Luasan Fs Fs x Luasan
26 3,589 1 3,589
26,5 3,721 4 14,884
27 3,852 1 3,852
∑ 22,325
h 0,6

Jadi Diesel Oil Tank 1/3 * h * ∑


4,465 m^3

Tangki Bahan Bakar Mesin Utama (Fuel Oil tank )

N0 Luasan Fs Fs x Luasan
27 3,852 1 3,852
28 4,112 4 16,448
29 4,365 2 8,73
30 4,61 4 18,44
31 4,843 1 4,843

21
∑ 52,313
h 0,6

Jadi Fuel Oil Tank 3/8 * h * ∑


11,770425 m^3

PERHITUNGAN DWT (DEAD WEIGHT) / CONSUMABLE.

Perhitungan DWT :
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)

Perincian Perhitungan:
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

-6
W = BHP . b . S/Vs . 10 . C ( ton )
fo me me

Dimana:
BHPme = Bhp mesin induk ( katalog mesin ) kW

bme = spesifik konsumsi bahan bakar mesin induk (174 g/kWh )

S = jarak pelayaran ( mil )


Vs = kecepatan dinas ( knot )
C = koreksi cadangan ( 1,3 – 1,5 )

Wfo = BHPme×Cfo×(S/Vs)×10^-6×C ton

22
= 13,6013913 ton
Volume Bahan Bakar Mesin Induk
Vfo = Wfo/ρ m³
= 14,317254 m³

2. Berat Bahan bakar Mesin Bantu


Wfb = (0,1-0,2) Wfo ton
= 2,720278261 ton
Volume Bahan Bakar Mesin Bantuan
Vfb = Wfb/ρ disel m³
= 2,863450801 m³
3. Berat Minyak
Pelumas
Wlo = BHPme×Clo×s/(V×10^6)×1,5 ton
= 0.08 ton
Volume Minyak
Pelumas
Vlo = Wlo/ρ m³

= 0.094
4. Berat Air Tawar
a. Untuk diminum = (10-20)kg/orang hari×Jml ABK×S]/(24×1000xVs)
= 0,344203 ton
b. Untuk cuci = (80-200)kg/orang hari×Jml ABK×S]/(24×1000xVs)
= 3,097826 ton
c. Untuk
pendinginan mesin = (2-5)kg/BHP
= 5,616341 ton
5. Berat Bahan
Makanan
Wp
= (5kg/orang hari×Jml ABK×S)/(24×Vs×1000)
= 0.172101 ton
6. Berat Crew dan Barang Bawaan
kg/oran
a. Untuk Crew = 75 g hari
kg/oran
b. Untuk Barang = 25 g hari
Wcp = (Untuk crew +Untuk barang)x jml ABK

= 1000 kg
= 2,5 ton
7. Berat Cadangan

` Wr = (0.5-1.5)%× Displ ton


= 24,40935 ton
8. Berat Muatan Bersih
LWT = 1/3 * ∆
= 1464,561 TON
Wfo+Wfb+Wlo+wfw+Wprov+Wabk+W
DWT = r+Wpc
= 4925,305 TON
Wpc = DWT – Wtot
= 3031,2401 TON

23
PERENCANAAN RUANGAN -RUANGAN AKOMODASI

Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa
persyaratan untuk crew accomodation.
BRT = 0.6 DWT
= 0.6 (5014.28) = 3008.568 BRT

1. Ruang Tidur (Sleeping Room)


* Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah / dibelakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
- Ruangan tidur seluruhnya di bagian belakang kapal.
- Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
- Bridge Deck terdapat ruang tidur Captain,Radio Operator
- Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Officer, Chief Engineer.
- Poop Deck terdapat ruang tidur, Second Engineer, Second Officer, dokter, Quarter
Master
- Main Deck terdapat ruang tidur Boatswain, Pumpman, Fireman, Boys, Seaman, Chief
Cook, Electrician, Mechanic dan Assistant Cook.
* Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruang untuk
palka, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, dan drying room (ruang
pengering).
* Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal diatas 3000
BRT.
* Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.
Direncanakan 240 cm.
* Perabot dalam ruang tidur
a. Ruang tidur Kapten :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv,
kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.
b. Ruang tidur Perwira :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,

24
kamar mandi, shower, washbasin, wc.
c. Ruang tidur Bintara :
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
d. Ruang tidur Crew :
- Tempat tidur (minimal single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun
untuk dua orang ) , lemari pakaian.
* Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 90 cm
- Tingkatan lain : 190 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.

2. Ruang Makan (Mess Room)


* Harus cukup menampung seluruh ABK.
* Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk
perwira dan bintara.
* Letak ruang makan sebaiknya dekat dengan pantry dan galley (dapur).

Direncanakan 3 ruang makan :


a. Ruang makan Perwira :
- Letak di Boat Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 6 tempat duduk, 1 meja makan, kulkas, wash basin,water heater dan TV.

25
b. Ruang makan Perwira :
- Letak di Poop Deck, di samping pantry.
- Kapasitas 5 orang, 1 meja makan, TV, wash basin, dan kulkas.

c. Ruang makan Bintara :


- Letak di Main Deck, di samping galley (dapur).
- Kapasitas 12 orang, 2 meja makan, TV, wash basin, dan kulkas.

3. Sanitary Accomodation
* Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
* Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di
tempat itu.
* Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan
terpisah.
* Fasilitas sanitary umum minimum:
- shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 3 Shower untuk 10 orang ( 1 shower untuk 3-4 orang ).
- 3 WC untuk 10 orang ( 1 wc untuk 3-4 orang ).
- 3 Washbasin untuk 10 orang (1 washbasin untuk 3-4orang ).
- 2 Washbasin di ruang makan bintara
b. Di Poop Deck :
- 2 Shower
- 2 WC
- 2 Washbasin
- 1 Washbasin di ruang makan perwira
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief Officer (shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Radio operator (shower, washbasin dan wc).

26
d. Di Bridge Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).
- 1 Kamar mandi di ruang tidur Chief engineer (shower, washbasin dan wc).
e. Di Navigation Deck
- 1 sanitaria
- 1 washbasin

4. Musholla (Mosque)
* Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan :
Di Main Deck :
- Dekat tempat wudlu (tempat wudlu berada di kamar mandi).
- Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkap-an sholat.

5. Kantor (Ship Office) & Lobby Room


* Direncanakan Kantor:
Kantor Chief Officer, Chief Engineer, menjadi satu yaitu berada di bridge deck,
sedangkan tempat kerja kapten di Bridge Deck dengan ruang terpisah dari kamar tidur.

6. Dry Provision and Cold Store Room


A. Dry Provision Store
Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan
pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.
B. Cold Storage Store
* Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar
dan baik selama pelayaran.
* Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :
- Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22 C.
- Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah 4 C.
- Untuk menyimpan ikan suhu maximum adalah -18 C.
2
* Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0.8 s/d 1) m .
Untuk 20 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 15,2 m2 - 19 m2.

27
Perinciannya sebagai berikut :

- 1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store.


- Sisanya digunakan untuk dry store.
Direncanakan Dry Store dan Cold Store :
- Letak di Main Deck dekat dapur.
- Luas 20 m2
7. Dapur (Galley)
* Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
* Luas lantai 0.5 m2 /ABK
* Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap
* Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan
sleeping room.
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, dekat dry and cold store, di samping ruang makan crew.
- Luas 16 m2
- Dilengkapi sarana lift food ke pantry di boat deck dan poop deck yang tepat diatas
dapur.

8. Ruang Navigasi (Navigation Room)


A. Ruang Kemudi (Wheel House)
* Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke

samping tidak terhalang (visibility 3600)


* Flying wheel house lebarnya selebar kapal. Untuk mempermudah waktu berlabuh.
* Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
B. Ruang Peta (Chart Room)
* Terletak didalam ruang wheel house.
* Ukuran ruang peta min 2.2 m x 4 m.
* Ukuran meja peta 1.8 m x 1.2 m.
* Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu
dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya.

28
C. Ruang radio (Radio Room)
* Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan
gangguan suara.
* Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.
* Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh
dalam waktu 3 menit.

9. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Source of Electrical Power (ESEP).
* Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu.
* Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
o
* Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 atau kapal mengalami
o
trim 10 .
10. Engine Casing
Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head
station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine
casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
 Lubang pemasukan mesin
 Tempat pipa gas buang
 Lubang sinar matahari masuk
 Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:
Panjang
Panjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin
adalah 6091 mm maka dipakai 6,8 m.
Lebar
Lebar mesin 1981 mm diambil lebar 2.4 m.

29
PERLENGKAPAN NAVIGATION

1. Anchor Light
* Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
* Warna : Putih.
* Jumlah : 1 buah.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 360 horisontal.
* Tinggi : 8 meter.
* Letak : Forecastle.

2. Lampu Buritan (Stern Light)


* Warna : Putih.
* Visibilitas : 3 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 135 horisontal
* Jumlah : 1 buah.
* Letak : Buritan

3. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)


* Warna : Putih.
* Visibilitas : 6 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 225 horisontal
* Tinggi : 6 - 12 meter (di tiang agung depan)
: 4,5 meter (di tiang di top deck di ukur dari Mast head light
pada tiang agung depan )

4. Lampu Sisi (Side Light)


* Jumlah : Starboard Side : 1 buah (kanan)
Port Side : 1 buah (kiri)
* Warna : Starboard Side : Hijau (kanan)
Port Side : Merah (kiri)

30
* Visibilitas : 2 mil ( minimal )
o
* Sudut Sinar : 112,5 horisontal
* Letak : Navigation deck (pada Fly Wheel House)

5. Morse Light
* Warna : Putih.
o
* Sudut Sinar : 360 horisontal
* Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.

6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan dalam
keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 m
harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
7. Pengukur Kedalaman (Depth Sounder Gear)
Setiap kapal dengan BRT diatas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus
dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau di ruang peta.

8. Compass
Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass
yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.

9. Radio Direction Finder dan Radar


Setiap kapal dengan BRT diatas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder
dan radar yang masing-masing terletak diruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari
radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi
untuk menghindari tubrukan

31
PERENCANAAN TANGGA, PINTU DAN JENDELA

1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
* Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 800 mm
* Tinggi ambang : 300 mm
B. Pintu Dalam
* Tinggi : 1800 mm
* Lebar : 700 mm
* Tinggi ambang : 200 mm
2. Ukuran Jendela
* Jendela bundar dan tidak dapat dibuka (menurut DIN ISO 1751), direncanakan
menggunakan tipe A dengan ukuran d = 400 mm.
* Jendela persegi
- 1. Panjang : 400 mm Lebar : 400 mm
- 2. Panjang : 900 mm Lebar : 400 mm
* Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ship budges
o
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk sudut 15 .
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter diatas deck
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm
3. Ladder / Tangga
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang untuk
menyimpannya diletakkan diatas poop deck (diletakkan segaris dengan railing/miring).
o
Sudut kemiringan diambil 45 .
Dengan melihat pada tabel Hidrostatik didapatkan nilai T dengan melalui LWT. Pada
kapal ini didapatkan hasil.
LWT = Displ. – DWT

32
= 1913.42
Sehingga dapat dicari pada kurva hydrostatic dengan memasukkan nilai LWT
1913.42 Ton dengan panjang skala 1 cm : 100 ton.dititik tersebut ditarik garis tegak lurus ke
atas sehingga sejajar dengan garis skala sampai berpotongan dengan grafik Displacement Inc.
Shell diperoleh nilai sarat kosong dengan menarik garis pada sarat sehingga didapat nilai Tk =
1.91 m
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:
a = ( H + 2,4 ) - Tk
= 6.49 M
Jadi:
a / sin
Panjang tangga akomodasi ( L ) = 45o

= 9.34 m
Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )
- Width of ladder = 600 s/d 800 mm
- Height of handrail = 1000 mm
- The handrail = 1500 mm
- Step space = 200 s/d 350 mm
diambil 300 mm

B. Steel Deck Ladder


Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya. Pada kapal ini
menggunakan deck ladder type A dengan :
- lebar 700 mm
- Kemiringan terhadap horizontal 45 0
- Interval of treads 200 s/d 300,
- step space 400 mm.

C. Ship Steel Vertical Ladders


Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan digunakan untuk
tangga menuju ke top deck, direncanakan:
- Lebar tangga = 350 mm
- Interval treads = 300 s/d 340 mm
- Jarak dari dinding = 150 mm

33
PERLENGKAPAN KAPAL

1. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran yang sesuai yang ada.
Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 3, yaitu :

A. Sekoci
* Digunakan model buatan SURVIVALCRAFT®
- Type : SC FF59 FREE FALL
- Lenght : 5.9 m
- Breadth : 2.36 m
- Height : 3.1 m
- Person : Max 25 persons
- Weight without persons : 3010 kg

* Persyaratan sekoci penolong :


- Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.
- Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan
- Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati
ABK beserta perlengkapannya.
- Stabilitas dan lambung timbul yang baik
- Mampu diturunkan kedalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 150
- Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
- Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompass radio komunikasi

B. Perlengkapan Apung (Bouyant Apparatus)

B.1 Pelampung Penolong ( Life Buoy )


* Persyaratan pelampung penolong :
- Dibuat dari bahan yang ringan (gabus dan bahan semacam plastik)
- Berbentuk lingkaran atau tapal kuda
- Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-
kurangnya 14,5 kg besi

34
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan,
keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta
ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12 buah
B.2. Baju Penolong (Life Jacket)
* Persyaratan baju penolong :
-Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi
-Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta
dilengkapi dengan peluit.

C. Tanda Bahaya Dengan Signal atau Radio


Bila dengan signal dapat berupa cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot,
kaca dsb.
Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur
rescue signal transmiter dsb.

D. Alat Pemadam Kebakaran


Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa :
- CO2
- Air laut

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan air laut

35
PENUTUP
Demikian Laporan Tugas Rencana Umum ini kami tentang tugas rencana yang telah Saya buat.
Terlampir adalah gambar Rencana Umum yang dibuat

Terima kasih.

36
DAFTAR PUSTAKA

BKI 1996 VOL II.


BKI 2001 VOL II.
De Rooij.,[1978], Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem.
Djaja, I.K (2008). Teknik Kontruksi Kapal Baja Jilid 1, Jakarta: Direktorat
Djaja, Indra Kusna, 2008, “Teknik Kontruksi Kapal Baja Jilid 1”, Departemen Pendidikan
Nasional.
Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances,
1992.
Harrington, Roy. L, editor.,[1992], Marine Engineering, SNAME.
Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher,
Moscow.
Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and
Sons, New York, 1992.
Santosa, I.G.M (1999). Diktat Kuliah Perencanaan Kapal. Surabaya: Jurusan Teknik
Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

37

Anda mungkin juga menyukai