Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II

“GENERAL ARRANGEMENT”
MV D’AMOR

Nama Mahasiswa : Rendy Cahyo Pratama


NIM : 3421701026
Dosen Pengampu : Nauval Abdurrahman

TEKNIK PERENCANAAN DAN KONSTRUKSI KAPAL


TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2018
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

LEMBAR PENGESAHAN

Sebagai prasyarat kelulusan Mata Kuliah Desain dan Perancangan Kapal-2 (General
Arrangement) yang merupakan tahap selanjutnya dari tugas Lines Plan Kapal. Tugas ini
terdiri dari perencanaan ruangan, sekat, jumlah crew, tangki, dsb.

Disusun Oleh,

Rendy Cahyo Pratama


NIM. 3421701026

Menyetujui,

Nauval Abdurrahman
NIK.
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan General Arrangement
kapal Bulk Carrier ini dengan sebaik mungkin. Penyelesain tugas ini tidaklah berjalan dengan
mudah dan lancar, namun hambatan dan rintangan telah dapat diatasi berkat petunjuk-Nya
dan dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih atas bimbingan
dan bantuan baik berupa materi maupun doa baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada:
Bapak Nauval Abdurrahman, selaku dosen pembimbing dalam menyelesaikan Tugas
General Arrangement ini. Pembuatan Laporan ini bertujuan untuk melengkapi Tugas General
Arrangement, di samping itu juga untuk melampirkan data-data mengenai Tugas General
Arrangement.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran dan
pengetahuan mengenai pembuatan General Arrangement serta sebagai bentuk
pertanggungjawaban penulis kepada dosen, bahwa pembuatan kapal dan perhitungan pada
pembutan General Arrangement telah dilaksanakan. Pembuatan General Arrangement ini
telah diuraikan secara jelas pada laporan ini.
Mudah-mudahan Tugas General Arrangement ini dapat bermanfaat kepada kita
semua, terutama bagi penyusun sendiri, dan dapat memberikan pelajaran dan pencerahan.
Penyusun menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna. Dan tak ada manusia yang luput
dari kesalahan. Oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun agar penyusun dapat memperbaiki guna membantu menyelesaikan tugas-tugas
selanjutnya dengan lebih baik.
Batam, 14 September 2018
Penyusun

Rendy Cahyo Pratama


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

BAB I

Pendahuluan
Definisi
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau
penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan
ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas).Disamping
itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem
dan perlengkapan lainnya.

Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan pembangunan
badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.

Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk


mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan yang
baik pula.Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut
kekuatan dan stabilitas kapal.Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi,
sistem instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

Tujuan
Tujuan perencanaan Rencana Umum yaitu:

1.) Untuk menetapkan ruangan utama dan menetapkan batas-batas dari setiap ruangan
karena ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.

2.) Untuk pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar
mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan
yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.

3.) Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal
pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.

4.) Merencanakan pemilihan mesin bongkar muat dilakukan dengan


mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat
semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.

Merancang ruang akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien
dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.

Informasi yang mendukung pembuatan Rencana Umum


1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.

2. Metode dari sistem bongkar muat.


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan dimensi
mesin.

4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak, ballast,
dan pelumas mesin.

5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar


akomodasi.

6. Penentuan pembagian sekat melintang.

7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, Vs, Cb)

8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

Langkah-langkah dalam menggambar rencana umum


1. Menentukan Ruang Utama.

2. Menentukan batas-batas dari ruangan-ruangan di dalam kapal.

3. Menyediakan jalan ke ruangan-ruangan tersebut.

Memilih & menempatkan peralatan/perlengkapan (peralatan bongkar muat, peralatan tambat dan
peralatan rumah tangga).
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

DIAGRAM
Diagram alur pembuatan ALIR Umum
Rencana T.G. RENCANA UMUM
MULAI

MENGGAMBAR TATA LETAK GAMBAR RENCANA UMUM.


1. MENGGAMBAR POTONGAN VERTIKAL MEMANJANG KAPAL.
2. MENGGAMBAR PANDANGAN ATAS POOP DECK (LOWER BOAT DECK), BOAT DECK, LOWER BRIDGE DECK, UPPER BRIDGE DECK,
NAVIGATION BRIDGE DECK, TOP DECK DAN FORE CASTLE DECK.
3. MENGGAMBAR PANDANGAN ATAS UPPER DECK.
4. MENGGAMBAR PANDANGAN ATAS TANGKI CERUK BURITAN, DASAR GANDA DAN TANGKI CERUK HALUAN.
5. MENENTUKAN POSISI SEKAT TABUNG POROS BALING-BALING DAN SEKAT TUBRUKAN.
6. MENENTUKAN NOMOR GADING MELINTANG.
7. MENENTUKAN POSISI SEKAT TABUNG POROS BALING-BALING DAN SEKAT TUBRUKAN.

MESIN INDUK :
1. MENGHITUNG TENAGA MESIN INDUK.
2. MEMILIH MESIN INDUK
3. MENGGAMBARKAN MESIN INDUK PADA POTONGAN VERTIKAL MEMANJANG KAPAL.
4. MENGGAMBAR SEKAT KAMAR MESIN.
5. MENGGAMBAR SEKAT RUANG MUAT.

MENGHITUNG KOMPONEN DEAD WEIGHT


1. MENENTUKAN RADIUS PELAYARAN.
2. MERENCANAKAN SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL.
3. MENGHITUNG BERAT BAHAN BAKAR MESIN INDUK DAN MESIN BANTU, MINYAK PELUMAS, AIR TAWAR, BAHAN MAKANAN, ANAK
BUAH KAPAL DAN BARANG BAWAAN, BERAT CADANGAN.
4. MENENTUKAN POSISI DAN VOLUME TANGKI BAHAN BAKAR, TANGKI PELUMAS, TANGKI AIR TAWAR DAN SLOP TANK (UNTUK OIL
TANKER).
5. MENENTUKAN VOLUME RUANG MUAT.

MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL.


1. MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL PADA UPPER DECK, MELIPUTI RUANG TIDUR (SLEEPING ROOM), DAPUR
(GALLEY), PANTRY, RUANG MAKAN (MESS ROOM), SANITARY ACCOMODATION, GUDANG MAKANAN KERING (DRY PROVISION
STORE), GUDANG MAKANAN BEKU (COLD STORE), STEERING GEAR ROOM. MENENTUKAN ENGINE CASING, TANGGA NAIK
KEPOOP DECK, CO2 ROOM.
2. MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL PADA LOWER BOAT DECK (POOP DECK), MELIPUTI RUANG TIDUR
(SLEEPING ROOM), PANTRY, RUANG MAKAN (MESS ROOM), SANITARY ACCOMODATION DAN FASILITAS LAINNYA.
MENENTUKAN ENGINE CASING, TANGGA NAIK KE BOAT DECK.
3. MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL PADA BOAT DECK, MELIPUTI RUANG TIDUR (SLEEPING ROOM), SANITARY
ACCOMODATION DAN FASILITAS LAINNYA.
MENENTUKAN ENGINE CASING, TANGGA NAIK KE LOWER BRIDGE DECK.
4. MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL PADA LOWER BRIDGE DECK, MELIPUTI RUANG TIDUR (SLEEPING ROOM),
SANITARY ACCOMODATION DAN FASILITAS LAINNYA.
MENENTUKAN ENGINE CASING/FUNNEL, TANGGA NAIK KE UPPER BRIDGE DECK.
5. MENENTUKAN RUANG AKOMODASI ANAK BUAH KAPAL PADA UPPER BRIDGE DECK, MELIPUTI RUANG TIDUR (SLEEPING ROOM),
SANITARY ACCOMODATION DAN FASILITAS LAINNYA.
MENENTUKAN ENGINE CASING/FUNNEL, TANGGA NAIK KE NAVIGATION BRIDGE DECK.
6. MENENTUKAN RUANG PADA NAVIGATION BRIDGE DECK, MELIPUTI WHEEL HOUSE, RADIO ROOM, BATTERY (ESEP) ROOM,
ELECTRICAL ROOM, CHART ROOM. SANITARY ACCOMODATION DAN FASILITAS LAINNYA.
MENENTUKAN ENGINE CASING/FUNNEL, TANGGA NAIK KE TOP DECK.
7. MENENTUKAN FASILITAS-FASILITAS YANG ADA DI TOP DECK DAN FORE CASTLE DECK.

MENENTUKAN PERALATAN KESELAMATAN BERLAYAR :


1. MENENTUKAN LAMPU NAVIGASI DAN FASILITAS NAVIGASI LAINNYA.
2. MENENTUKAN JUMLAH DAN UKURAN DARI SEKOCI (LIFE BOAT) BESERTA DEWI-DEWINYA (DAVIT), RAKIT (LIFE RAFT),
PELAMPUNG (LIFE BUOY), LIFE JACKET.

MENENTUKAN PERLENGKAPAN KAPAL :


1. MENENTUKAN UKURAN, JUMLAH LUBANG PALKAH BESERTA TUTUPNYA (UNTUK GENERAL CARGO SHIP DAN CONTAINER SHIP),
MAN HOLE (UNTUK OIL TANKER). MENENTUKAN JUMLAH DAN UKURAN PERALATAN BONGKAR MUAT (TIANG AGUNG/MAST DAN
BOOM MUATNYA). MENENTUKAN JUMLAH DAN UKURAN CARGO WINCH. MENENTUKAN UKURAN DAN JUMLAH POMPA BONGKAR
MUAT DAN PIPA BONGKAR MUAT BESERTA SISTEM PERPIPAANNYA (UNTUK OIL TANKER). UKURAN ACCOMODATION LADDER.
2. MENENTUKAN PERALATAN TAMBAT DAN BERLABUH. JUMLAH DAN UKURAN JANGKAR, RANTAI JANGKAR, TALI TARIK DAN TALI
TAMBAT, BOLLARD, FAIRLAID, WINDLASS, CAPSTAN. MENENTUKAN TATA LETAK (LAY OUT) PERALATAN-PERALATAN TERSEBUT.
3. MENENTUKAN UKURAN STEERING GEAR.

SELESAI
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

BAB II

Deskripsi Umum Kapal


Deskripsi Kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut, sungai seperti halnya
sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil
seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat
yang lebih kecil. Kapal TOKUYAMA 21st Century adalah kapal Cement Carrier.

Ukuran Utama Kapal


Data Kapal Pembanding

Type of Ship -Purpose(intended


CEMENT CARRIER
service) :

- Certificates - SC/SE/SF : --

- OPP : --

- EE : --

- SMC/ISSC : --

Summer Freeboard (mm) : 617

Summer Draught (m) : 5.857

Lf (m) : 71.910

Continuous Max. Speed (kt)


14.0
(Sea Trial) :

Equipment No. : 679

Overall Length (m) : 75.000

Moulded LxBxD (m) : 72.000 x 15.000 x 6.450

Registered LxBxD (m) : 72.380 x 15.000 x 6.450

Deadweight (m3) 3273

Cargo Capacity
G 2,854.00
(m3 / No. of Containers, etc.)

Capacity of Tanks (m3) FO 81.00 FW 50.00


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

No. & Kind of Engines 1D : 2 SA 6 CY

Bore x Stroke (mm) 260.0 x 980.0

Power (kW) 2,184

Data Kapal DEQQ SHIP (CEMENT CARRIER)

L.O.A : 73.830 m

L.W.L : 75.275 m

L.P.P : 73.828 m

BEAM : 15.000 m

DEPTH : 6.450 m

DRAUGHT : 5.857 m

SPEED : 14.000 kN

LCB : -0.250

Cm : 0.974

Cb : 0.599

Cp : 0.613

Cwl : 0.705

Cbwl : 0.587

At : 1.951

WSA : 1,371.092
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

BAB III

Penentuan Daya Mesin Kapal


Perhitungan Tahanan Kapal
Dalam menentukan BHP Main Engine terdapat beberapa metode yang bisa
digunakan,diantaranya metode Watson, metode Admiralty, metode Guldhammer, dan metode
Holtrop.

Dalam penentuan Main Engine di bawah ini menggunakan Metode Holtrop.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

Menghitung Tahanan Gesek (Frictional Resistance)

Length of the run

=28.65474

Factor C14 (stern shape accounter)

=0

Perhitungan Form Factor

=1.125167

Luas Permukaan Basah


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

=1371.09156

Perhitungan Reynolds Number & Coefficient Frictional

=4.67632E+11

=0.000802

Sehingga dapat dihitung besaran Frictional Resistance sebagai berikut

=29209.76

Menghitung Tahanan Tambahan (Appendages Resistance)

Nilai 1 + K2 untuk Rudder behind stern adalah 1.5

=1.5

Sehingga dapat dihitung besaran Tahanan Tambahan (Appendages Resistance) sebagai berikut :

=37972.69
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Menghitung Tahanan Gelombang (Wave Resistance)

Berdasarkan Rumus Perhitungan diatas,ditemukan lah Nilai-nilai besaran sebagai berikut :

c1 2.12132E+18
c7 0.199
ie 11
c3 0
d -0.9
c2 0
c5 0.989
lamda 0.735848
c16 1.351
m1 -2.493923523
c15 -1.69385
m2 -3.401416901

Sehingga didapatkan besaran Tahanan Gelombang sebesar = -1.71682

Menghitung Tahanan Bulbous (Bulbous Resistance)

Tahanan Bulbous dihitung apabila kapal yang akan dibangun memiliki Bulbous Bow-nya. Namun, di
Perancangan ini kapal yang akan dibangun tidak memiliki Bulbous Bow sehingga perhitungan
Bulbous Resistance di lewatkan.

Menghitung Tahanan Transom ( Transom Resistance)


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Didapatkan Nilai untuk

Fnt = 5.884552 dan c6 = -0.03538

Sehingga dapat dihitung besaran Tahanan Transom (Transom Resistance) sebesar = -1833.425

Menghitung Model-ship Corellation Resistance

Didapatkan Nilai Ca sebesar 0.000575

Sehingga dapat dihitung Besaran Model-ship Corellation Resistance sebagai berikut :

= 20,946

Perhitungan Tahanan Total (Total Resistance)

= 89949.4 Newton => 89.95 kN

Dari Nilai Tahanan Total (Total Resistance) dapat ditentukan besaran Power Main Engine yang
diperlukan agar kapal dapat bermanuver dengan maksimal, yang perlu diperhitungkan adalah :

Daya Efektif Kapal (EHP)

Daya Efektif Kapal atau EHP adalah daya yang diperlukan untuk menggerakkan kapal di air atau
untuk menarik kapal dengan kecepatan v. Perhitungan EHP menurut buku Harvald 1992 hal.135
sebagai berikut

EHP = Rt x Vs

= 647.2758 kW => 867.6619 HP

Daya motor pada tabung poros buritan baling-baling (DHP)

Adalah daya yang disepa oleh propeller dari system perporosan atau daya yang disalurkan oleh
system perporosan ke propeller untuk diubah menjadi daya dorong (thrust)/
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

DHP = EHP / Pc

= 1408.777

Dimana Pc dapat dicari dengan

Menghitung Effisiensi Lambung (ηH)

ηH =(1=t)(1-w) = 1.066489

Menghitung Wake Friction (w)

Wake Friction atau arus ikut merupakan perbandingan antara kecepatan kapal dengan kecepatan air
yang menuju ke propeller.

W =0.5cb-0.05 = 0.2495

Menghitung Thrust Deduction Factor

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui dan nilai k antara 0.7 ~ 0.9 sehingga diperoleh :

t =k.w = 0.1996

Maka diperoleh nilai ηH adalah sebesar 1.066489

Effisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

Harga ηrr untuk kapal degan propeller tipe single screw berkisar 1.0-1.1 (Principal of Naval
Architecture hal 152) pada perencanaa propeller dan poros tabung propeller diambil harga ηrr=1.05

Effisiensi Propulsi (ηp)

Open Water Efficency yaitu effisiensi dari propeller saat dilakukan Open Water Test. Nilainya antara
40-70%, dan diambil ηp = 55%

Sehingga dapat ditentukan besaran dari Coeffisien Propulsif (Pc) sebesar 0.615897

Daya pada poros baling-baling (SHP)

Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan mengalami losses sebesar 2%,
sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah midship kapal mengalami losses sebesar
3%.(“Principal of Naval Architecture hal 131”). Pada perencanaan ini, kamar mesin terletak dibagian
belakang, sehingga losses yang terjadi hanya 2%.

SHP = DHP / ηsηb

= 1437.527
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Daya penggerak utama yang diperlukan (BHP)

BHPscr

Karena rpm yang didapatkan dari mesin diperkirakan lebih dari 250 rotation/menit, maka diperlukan
gearbox / reduction gear, sehingga ηG = 0,98

BHPscr =SHP / ηG

=1466.865

BHPmcr

Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya 10% atau menggunakan
engine margin sebesar 15-20%. Daya BHPscr diambil sebesar 85%.

BHPmcr =BHPscr / 0,85

=1725.723 HP => 1287.389 kW

Pemilihan Mesin Induk

Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat ditentukan
spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini. Sehingga dari data ini, dapat
ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.

Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal cargo ini, dipilih mesin
induk sebagai berikut :
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

BAB IV

Susunan Anak Buah Kapal


Jumlah Susunan Anak Buah Kapal dan Tugasnya
Menurut buku "ship design and construction" oleh sname, hal.115

Jumlah ABK yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil dari persamaan berikut:

Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]

Dimana:

Cst = koefisien steward deck ( 1.2 ~ 1.33 ) diambil 1.33

Cdk = koefisien deck department ( 11.5 – 14.5 ) diambil 14.5

Ceng = koefisien engine department ( 8.5 – 11.0 ) diambil 9

BHP = tenaga mesin ( HP ) 1740 HP

Cadets = perwira tambahan / tamu diambil 2 orang


𝐿𝑥𝐵𝑥𝐻
CN =
1000

73.828𝑥 15 𝑥 6.450
= = 0.00763
1000

Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]

Zc = 15.53086 diambil 16 orang

Sehingga jumlah awak kapal direncanakan sebanyak 16 orang dengan

penentuan sebagai berikut :

MENURUT ESTIMASI NILAI GT DAN TENAGA PENGGERAK

GT = 1077.319 m3

BHP = 1280 Kw

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan "NOMOR :KM 70 tahun 1998

Tentang Pengawakan Kapal Niaga" (Hal. 13- 16)


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Maka diperoleh jumlah crew berdasarkan nilai GT dan tenaga penggerak, yaitu :

1. Untuk steward departemen : Pasal 11, poin c

Untuk kapal tonase kotor GT 500 s/d kurang dari GT 1.500 (hal:15)

Nahkoda 1 orang

Muallim I 1 orang

Muallim 1 orang

Operator radio 1 orang

Serang 1 orang

Juru mudi 2 orang

Koki 1 orang

Jumlah = 8 orang

2. Untuk engine departemen : Pasal 12, poin b

"Untuk kapal dengan tenaga penggerak 3.000 KW s/d kurang dari 7.500 KW " (Hal. 16)

Kepala kamar mesin 1 orang

Masinis II 1 orang

Masinis 1 orang

Mandor mesin 1 orang

Juru minyak 3 orang

Pembantu kamar mesin 1 orang

Jumlah = 8 orang

sehingga jumlah crew keseluruhan = 16 orang


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Tiap-tiap ABK ( Anak Buah Kapal ) memiliki tugas masing-masing dan tugasnya sebagai berikut ini :

1. Captain ( Nahkoda ) adalah pimpinan dan penanggung jawab pelayaran


2. Chief Officer/Second Mate/Mualim I bertugas pengaturan muatan, persediaan air tawar dan
sebagai pengatur arah navigasi
3. Second Officer/Second Mate/Mualim II bertugas membuat jalur atau route peta pelayaran
yang akan dilakukan dan pengatur arah navigasi
4. Radio Operator bertugas sebagai operator radio/komunikasi serta bertanggung jawab
menjaga keselamatan kapal dari marabahaya baik itu yang ditimbulkan dari alam seperti
badai, ada kapal tenggelam, dan lain-lain
5. Boatswain/Bosun/Serang (Kepala Kerja Bawahan) bertugas melaksanakan tugas yang
diberikan oleh Mualim I baik secara langsung maupun melalui perwira jaga serta sebagai
kepala kerja ABK deck, memimpin/mengarahkan ABK deck, mengambil inisiatif kerja
6. Quarter Master/Juru Mudi bertugas sebagai pengganti kapten atau tugas mualim
7. Chief Enginer/Kepala Kamar Mesin bertugas sebagai pimpinan dan penanggung jawab atas
semua mesin yang ada dikapal baik itu mesin induk, mesin bantu, mesin pompa, mesin
craine, mesin sekoci, mesin kemudi dan lainnya
8. Masinis II sebagai pengganti tugas Kepala Kamar Mesin bilaman Kepala Kamar Mesin tidak
cakap (incapacity) untuk melaksanakan tugasnya
9. Mandor Mesin sebagai penanganan masalah maintenance dan perawatan komponen
permesinan yang terdapat dalam kamar mesin
10. Juru Minyak bertugas mengawasi kondisi perminyakan permesinan
11. Chief Cook bertugas sebagai penanggung jawab atas segala makanan, baik itu memasak,
pengatur menu makanan dan persediaan makanan.
12. Cadets/Taruna/Calon Perwira adalah tamu yang ditugaskan untuk belajar diatas kapal

Pembagian Ruang Akomodasi Kapal


1. Ruang Tidur ( Sleeping Room )
 Ruang tidur harus diletakkan di atas garis air muat di tengah / di belakang kapal.
Direncanakan ruang tidur :
a. Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.
b. Accomodation deck terdapat ruang tidur Captain, Radio Operator, dan ruang
navigator.
c. Boat deck terdapat ruang tidur mualim.
d. Poop deck terdapat ruang tidur Juru Mudi, Masinis, Kelasi, Serang, Mualim, Chief
Cook dan Ass.
e. Main deck terdapat ruang tidur Foreman, Chief Engineer, Juru Minyak, Wiper.
f. Tidak boleh ada hubungan langsung ( opening ) di dalam ruang tidur dari ruang
muat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, WC, paint room dan dry room ( ruang
pengering ).
g. Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m2 untuk kapal di atas
3000 BRT.
 Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m.
 Perabot dalam ruang tidur:
a. Ruang tidur kapten:
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, TV,
komputer kamar mandi, bathtub, shower, wash basin dan WC.
b. Ruang tidur perwira:
Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, kamar
mandi, shower, wash basin dan WC.
c. Ruang tidur Bintara:
Tempat tidur minimal single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun
untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
 Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 198 x 80 cm.
Direncanakan tempat tidur dengan ukuran 1950 x 950 mm
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian 80 x 60 x 60 cm
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis 80 x 50 x 80 cm
2. Ruang Makan ( Mess Room )
 Harus cukup menampung seluruh ABK.
 Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah
untuk perwira dan bintara.
 Letak ruang diletakkan dekat dengan pantry dan galley ( dapur ).
 Direncanakan Mess Room untuk perwira cukup untuk menampung 10 orang dan
untuk bintara 12 orang.
3. Sanitary Accomodation
 Jumlah WC minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
 Fasilitas sanitari minimum:
a. 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
b. 1 WC untuk 8 orang atau kurang.
c. 1 Wash basin untuk 6 orang atau kurang.
 Direncanakan untuk Main Deck terdapat kamar mandi dengan 3 WC, 3 shower untuk
mandi, 3 tempat untuk buang air kecil dan 2 wash basin. Poop deck terdapat 2 WC, 2
shower untuk mandi, 3 tempat untuk buang air kecil dan 1 wash basin. Untuk Bridge
Deck dan Boat Deck terdapat kamar mandi dalam untuk perwira dan di Navigation
Deck kamar mandi hanya ada 2 tempat buang air kecil dan 1 wash basin
4. Mushollah ( Mosque )
 Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama islam.
 Dilengkapi dengan fasilitas wudhu, lemari gantung tempat menyimpan Al-Qur’an
dan perlengkapan sholat.
 Direncanakan letak Mosque di Poop Deck.
5. Kantor ( Office Room )
 Dilengkapi dengan komputer, meja komputer dengan kursi putar serta lemari buku.
 Diletakkan di Deck.
6. Dry Provision And Cold Storage Room
 Dry Provision Room
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

a. Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak
memerlukan pendinginan dan dekat dengan galley.
b. Diletakkan di Main Deck
 Cold Storage Room
a. Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut
tetap segar dan baik selama pelayaran.
b. Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
- Untuk meyimpan daging suhu maksimum adalah -22o C.
- Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah -12o C.
c. Diletakkan di Main Deck dengan posisi di tengah dan diusahakan sedemikian
mungkin untuk suhu agar tetap terjaga.
7. Dapur ( Galley )
 Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store yaitu di Main Deck.
 Dilengkapi dengan exhaust fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap.
 Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan
sleeping room.
 Terdapat kompor, rak piring, kulkas, Lift Food untuk mengirim makanan ke pantry di
Poop Deck, terdapat jendela geser yang berhubungan langsung dengan Mess Room
dengan tujuan untuk mempermudah mengantar makanan, tempat cuci piring,
lemari kecil atas untuk meletakkan bumbu – bumbu dapur.
8. Ruang Navigasi
 Ruang Kemudi ( Wheel House )
a. Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke
samping tidak teralang ( visibility 360o ).
b. Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
 Ruang Peta ( Cart Room )
a. Terletak di dalam ruang wheel house.
b. Ukuran meja peta 1,3 m x 1,2 m.
c. Antara ruang peta dan wheel house dibuat langsung berhubungan sehingga
dilengkapi tirai yang dapat menghubungkan keduanya.
 Ruang Radio ( Radio Room )
a. Diletakan setinggi mungkin di atas kapal dan harus terlindungi dari air dan
gangguan suara dan direncanakan letaknya di navigation deck.
b. Ruang ini direncanakan letaknya dibuat berhubungan langsung dengan
wheel house dan dilengkapi tirai untuk menghubungkannya.
9. Battery Room (ESEP ROOM)
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical Power (ESEP)
 Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan
mengganggu.
 Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
 Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5o atau kapal mengalami trim
10⁰.
 Direncanakan letaknya di navigation deck dengan pintu hanya terdapat di bagian
luar, jadi tidak berhubungan langsung dengan bagian dalam, hal ini dikarenakan
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

ruangan ini banyak terdapat udara – udara yang tidak sehat dan dapat menyesakkan
pernapasan.

Untuk peraturan ESEP dapat dilihat pada SOLAS Chapter II-1 PART D.

10. Perencanaan Engine Casing


 Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head
station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine
casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.
 Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Lubang pemasukan mesin
b. Tempat pipa gas buang
c. Lubang sinar matahari masuk
d. Tempat escape ladder
11. Perlengkapan Navigasi
Design and construction edisi revisi sname New York,1996 tentang perlengkapan lampu
navigasi.
 Lampu Jangkar ( Anchor Light )
Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.
a. Warna : Putih
b. Jumlah : 1 buah
c. Visibilitas : 3 mil ( minimal )
d. Sudut sinar : 360⁰ horisontal
e. Tinggi : untuk Anchor Light bagian belakang dan depan
beda tinggi 4,5 m dan tinggi Anchor Light bagian depan dari geladak utama
minimal 6 m.
f. Letak : Forecastle dan buritan kapal (Poop Deck)
 Lampu Buritan ( Stern Light )
a. Warna : Putih
b. Jumlah : 1 buah
c. Visibilitas : 3 mil ( minimal )
d. Sudut sinar : 135⁰ horisontal
e. Letak : Buritan
 Lampu Tiang Agung ( Mast Head Light )
a. Warna : Putih
b. Visibilitas : 6 mil ( minimal )
c. Sudut sinar : 225⁰ horisontal
d. Tinggi : 12 meter ( di tiang agung depan ) 4,5 meter ( di
tiang di top deck )
 Lampu Sisi ( Side Light )
a. Jumlah : Starboard Side : 1 buah
b. Port Side : 1 buah
c. Warna : Starboard Side : Hijau
d. Port Side : Merah
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

e. Visibilitas : 2 mil ( minimal )


f. Sudut sinar : 112,5⁰ horisontal
g. Letak : Navigation deck ( pada fly wheel house )

 Morse Light
a. Warna : Putih
b. Sudut sinar : 360⁰ horisontal
c. Letak : di top deck, satu tiang dengan mast head light,
antena UHF dan radar
 Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di
pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal
dengan panjang lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.
 Pengukur kedalaman ( Depth Sounder Gear )
Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran
internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di
anjungan atau ruang peta.
 Compass
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan
gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di
wheel house.
 Radio Direction Finder dan Radar
Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction
finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi
utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan
radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.
12. Perencanaan Pintu, Jendela & Tangga
 Perencanaan Pintu
a. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water tight Door )
Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca
bebas.
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 800 mm
- Tinggi ambang : 300 mm
b. Pintu Dalam
- Tinggi : 1800 mm
- Lebar : 750 mm
- Tinggi ambang : 200 mm
 Ukuran Jendela
a. Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ), direncanakan
menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 400 mm.
Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
- Panjang ( W1 ) = 400 mm Tinggi ( h1 ) = 560 mm
Radius ( r1 ) = 50 mm
- Panjang ( W1 ) = 500 mm Tinggi ( h1 ) = 800 mm
DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

Radius ( r1 ) = 100 mm
b. Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ships budges:
- Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15⁰.
- Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.
- Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.
 Tangga / Ladder
a. Accomodation Ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan
untuk menyimpannya diletakkan di poop deck ( diletakkan segaris dengan
railing / miring ). Sudut kemiringan diambil 45⁰.
b. Steel Deck Ladder
Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan deck lainnya.,
direncanakan menggunakan deck ladder type A
- Nominal size = 700 mm
- Lebar = 700 mm
- Sudut kemiringan = 450
- Interval of treads = 200 s/d 300 mm
- Step space = 400 mm
c. Ship Steel Vertical Ladder
Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga mainhole dan digunakan
untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:
- Lebar tangga = 350 mm
- Interval treads = 300 s/d 340 mm
- Jarak dari dinding = 150 mm

BAB V

Perhitungan DWT ( DEADWEIGHT TONNAGE) / CONSUMABLES

Perhitungan DWT :

1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Wfo)

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wfb)

3. Berat minyak Pelumas (Wlo)

4. Berat Air Tawar (Wfw)

5. Berat Bahan Makanan (Wp )

6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)

7. Berat Cadangan (Wr )


DEQQ SHIP [DESAIN DAN PERANCANGAN KAPAL II]

8. Berat Muatan Bersih (Wpc)

Berat Bahan Bakar Mesin Induk

Anda mungkin juga menyukai