LAPORAN TUGAS
GAMBAR RENCANA UMUM
(GENERAL ARRANGEMENT)
GENERAL CARGO
KM. MOROMORO
Disusun Oleh :
2020
SATHYA DEWI PARINTIES (0119040014) 1
Laporan Rencana Umum
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT)
GENERAL CARGO
KM. MOROMORO
DISUSUN OLEH :
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin_Nyalah sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Gambar ini sebagaimana mestinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Tugas Gambar (General
Arrangement) di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Penulisan laporan ini juga
bertujuan untuk menambah memberi gambaran mengenai tahap tahap pembuatan desain kapal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat dirampungkan tanpa ada dukungan dari
berbagai pihak, terutama dari seluruh tim penyusun. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih,
semoga segala bantuan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Tentunya dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari segala kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi diri penulis.
Penyusun
PENDAHULUAN
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan yakni :
Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar
mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian
ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat
sedang bongkar muat.
Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang
optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain
dapat ditekan.
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini
dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada
(pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang
dimuat.
1. Metode dari sistem bongkar muat.
2. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type
mesin dan dimensi mesin.
3. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki
untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.
4. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan
standar akomodasi.
5. Penentuan pembagian sekat melintang.
6. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
7. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak
seperti pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian
peralatan keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh
dan sandar, bongkar – muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando,
mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.
Deck Officer ( 1st , 2nd , 3rd ).
Merupakan kedudukan dibawah master.Pada kondisi master tidak aktif
( istirahat, sakit dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan
pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi mengatur anak buah
kapal di departementnya serta melakukan pekerjaan administrasi di kapal.
Quartermaster.
Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah
kapal yang ditentukan.
Seaman.
Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan
mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di
kapal dan pengoperasian serta perawatan peralatan keselamatan.
Radio Operator.
Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak
buah biasa dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali
digolongkan ke dalam staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik
dengan daratan ataupun dengan kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi
harus selalu sedia ( standby ).Karena itu kamar tidur untuk markonis harus
diletakkan dekat dengan tempat kerjanya dengan akses yang harus baik.
Engineering Departement
Chief Engineer.
Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda
atau master. Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya
besrta segala isinya.
Engineer
Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap
operasional kamar mesin.
Technician.
Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan – peralatan
didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada
mekanik untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu.
Mechanic.
Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan
permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya
adalah 8 jam.
Service Departement
Chief Cook.
Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan
untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).
Assistent Cook.
Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak
buah kapal dan menyajikannya ke pantry.
Utility Man / Boys.
Melakukan tugas – tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin
anak buah kapal, laundry dan setrika.
MENGHITUNG DISPLACEMENT
D = L x B x T x Cb x r dimana r = masa jenis air laut (1.025 )
= 75 x 13,5 x 5,56 x 0,7 x 1.025
= 4039,1663 tons
b. BHPmcr
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana
besarnya daya BHPscr= dari BHPmcr (kondisi maksimum)
BHPmcr = BHPscr/0.85
= 1451,5792 /0,85
= 1707,7402 Hp
1273,9745 Kw
Merk : WARTSILA 20
Type : 8L20
Daya maximum : 1960 HP atau 1440 Kw
Cylinder bore : 200 mm
Engine Speed : 1000 rpm
Piston Stroke : 280 mm
Fuel Consumtion (SFOC) : 188-196 gr / Kwh
Panjang : 3973 mm
Lebar : 1713 mm
Tinggi : 2089 mm
Berat : 11 ton
Perhitungan DWT
1. Berat Bahan Bakar Mesin Induk (Whfo)
2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu (Wmdo)
3. Berat minyak Pelumas (Wlo)
4. Berat Air Tawar (Wfw)
5. Berat Bahan Makanan (Wp )
6. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)
7. Berat Cadangan (Wr )
8. Berat Muatan Bersih (Wpc)
24,76
Menentukan volume bahan bakar mesin bantu
Wfb
Vfb=
rho dimana : = 0,95 ton/m3
24,76
Vfb= = 26,06 m3
0,95
Penambahan volume bahan bakar
Penambahan volume bahan bakar disebabkan karena
Double bottom ( 2 % )
Ekspansi karena panas ( 2 % )
Vfb = (4% x 26,06) + 26,06
= 27,10 m3
Wp = 4 kg/orang hari
= 4 x 20 x 1136
24 x 12,5x 1000
= 0.3029 ton
7. Berat Crew dan Barang Bawaan
Kebutuhan :
a. Untuk crew = 150 kg / orang hari
b. Untuk barang = 50 kg / orang hari
Wcp = berat crew + berat barang
Wcp = 150 kg + 50 kg
Wcp = 200 kg
Wcp = 0,2 ton
Untuk 20 orang = 4 ton
V. PERHITUNGAN KONSTRUKSI
Untuk kapal tanker, tinggi double minimum adalah B/15, tetapi tidak boleh
kurang dari 1 meter dan tidak boleh lebih dari 3 meter.
Dimensi mesin:
p = 5.064 m
l = 1.628 m
t = 3.179 m
Panjang sekat depan ruang mesin = 15~22 % L
= 20,4% x 73,5
= 15 m
Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar 20,4%
dari panjang kapal dengan panjang 15 m (gading no. 10-25).
Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang
telah direncanakan ( terletak pada frame berapa sampai berapa ).
Perhitungan dilakukan dengan metode Simpson.
a. Tangki-tangki Consumable
1. Tangki Bahan Bakar Mesin Induk
b. Tangki-tangki Ballast
Luas lantai untuk ruangan tidur tidak boleh kurang dari 2,78 m 2 untuk
kapal di atas 3000 BRT
Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 m
Perabot dalam ruag tidur
a. Ruang tidur kapten :
Tempat tidur single bad, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi
putar, TV, kamar mandi, bath tup, shower, wash basin, dan WC.
b. Ruang tidur perwira :
Tempat tidur single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun
untuk dua orang, lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar,
kamar mandi, shower, wash basin dan WC.
c. Ruang tidur bintara :
Tempat tidur single bad untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun
untuk dua orang, lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
Ukuran Perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai
Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm
Jarak antara tempat tidur dan langit-langit 60 cm
Jarak antar deck diambil 240 cm
b. Lemari pakaian, direncanakan ukuran lemari pakaian 60 x 60 x 60 cm
c. Meja tulis, direncanakan ukuran meja tulis 80 x 50 x 80 cm
3. Sanitary Accomodation
4. Mushollah (Mosque)
Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama islam
Dilengkapi dengan fasilitas wudhu, lemari gantung
tempat menyimpan Al-Qur’an dan perlengkapan sholat.
Gambar 5.5 Contoh perencanaan Dry Provision dan Cold Storage Room
7. Dapur (Galley)
9. Battery Room
Adalah tempat untuk menyimpan Emergency Sourse of Electrical
Power (ESEP)
Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara
bising akan mengganggu
Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada
saat darurat
Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,5 o atau
kapal mengalami trim 10o.
• Letak : Forecastle
• Warna : Putih
• Visibilitas : 6 mil ( minimal )
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di
pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap
kapal dengan panjang lebih dari 12,5 meter harus dilengkapi dengan bel
dan pluit.
8. Compass
Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi
dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic
compass yang terletak di wheel house.
Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan
direction finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan
wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk
menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk
menghindari tubrukan.
1. Perencanaan Pintu
Gambar 7.1 Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door)
• Lebar : 800 mm
• Tinggi ambang : 300 mm
B. Pintu Dalam
• Tinggi : 1800 mm
• Lebar : 750 mm
• Tinggi ambang : 200 mm
C. Lorong
2. Ukuran Jendela
Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut DIN ISO 1751 ),
direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d =
400 mm.
Jendela empat persegi panjang, direncanakan:
1. Panjang ( W1 ) = 400 mm, Tinggi ( h1 ) = 560 mm
Radius ( r1 ) = 50 mm, Tinggi ( h1 ) = 800
mm
2. Panjang ( W1 ) = 500 mm, Tinggi ( h1 ) = 800 mm
Radius ( r1 ) = 100 mm
Untuk wheel house
Berdasarkan simposium on the design of ships budges :
3. Tangga / Ladder
A. Accomodation Ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal.
Sedangkan untuk menyimpannya diletakkan di poop deck (diletakkan
= 1,637 m
Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:
a = ( H +2,4 ) −T E
= ( 6 ,61+2,4 ) −1,637
= 7,373
Jadi:
a
∘
Panjang tangga akomodasi ( L ) = Sin 45
7 ,373
= 0,707
= 10 , 428 m
Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga main hole dan
digunakan untuk tangga menuju ke top deck, direncanakan:
- Lebar tangga = 350 mm
- Interval treads = 300 s/d 340 mm
- Jarak dari dinding = 150 mm
C. Winch
Winch Power ( Pe )
Pe = ( W x V ) / ( 75 x 60 ) ( HP )
Dimana:
Pe = Effective Power ( HP )
W = Rated Load ( kg )
V = Rated Hoisting speed ( 40 m/min )
Pe = (116,29 x 40)/(75 x 60)
= 1478141,18 Hp
Ip = f x Pe ( HP )
Dimana : f = 1,05 – 1,1 diambil 1,07
Gambar 9.1 Alat Bongkar Muat
Ip = 1,06 x 1478141,18
= 1566829,65 Hp
2. Perlengkapan Keselamatan
Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran
yang sesuai yang ada.
Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi 4, yaitu :
A. SEKOCI
Persyaratan sekoci/freefall penolong :
Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat
duduk.
Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari
tempat kecelakaan.
Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung
dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.
Stabilitas dan lambung timbul yang baik.
Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi
miring 15o.
Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.
Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio
kounikasi.
Technical Data
Type : LBF 580 C
Loa : 5,80 m
WOA : 2,55 m
HOA : 3,10 m
Number of persons : 28 Person
Drop Height : 16 m
Air laut
Pada tabel 18.2 vol II, BKI "1996 terletak pada nomer register 12,50
dengan Z = 400 – 450
Kemudian dari data dapat dianbil ukuran-ukuran yang ada pada jangkar
yaitu sebagai berikut
c. d3 = 28 mm
- Diameter yang digunakan = 36 mm
Komposisi dan konstruksi dari rantai jangjar meliputi :
1. Ordinary link
a : 6,00 d = 216 mm
b : 3,60 d = 12,59,6 mm
c : 1,00 d = 36 mm
2. Large link
a : 6,50 d = 234 mm
b : 4,00 d = 144 mm
c : 1,10 d = 39,6 mm
3. End link
a : 6,75 d = 243 mm
b : 4,00 d = 144 mm
c : 1,20 d = 43,2 mm
4. Connecting Shackle
a : 7,10 d = 255,6 mm
c : 4,00 d = 144 mm
d : 0,60 d = 21,6 mm
e : 0,50 d = 18 mm
5. Anchor Kenter Shackle
a : 8,00 d = 288 mm
b : 5,95 d = 214 mm
c : 1,75 d = 63 mm
6. Swivel
a : 9,70 d = 349,2 mm
b : 2,80 d = 100,8 mm
c : 1,20 d = 43,2 mm
d : 2,90 d = 104,4 mm
e : 3,40 d = 12,52,4 mm
f : 1,75 d = 63 mm
7. Kenter Shackle
a : 6,00 d = 288 mm
b : 4,20 d = 201,6 mm
c: 1,52 d = 72,96 mm
C. Tali Tambat
Bahan yang dipakai untuk tali tambat terbuat dari nilon. Adapun ukuran-
ukuran yang dipakai berdasarkan data-data dari BKI 1996 melalui angka
penunjuk Z didapatkan:
- Jumlah tali tambat = 4 buah
- Panjang tali tambat = 140 m
- Beban putus = 100 kN
f Weight
Type d c e h i1 i2
M T kg
12,55 4.5 13.2 140 80 165 250 315 455 26
160 5.6 15.8 168 90 195 300 400 568 37
200 10.2 29 219 100 250 400 500 719 75
250 13.2 37.2 273 12,55 315 500 630 903 12,54
315 20.9 55 324 150 375 600 800 112,54 230
400 28.5 75.4 406 175 435 700 1000 1406 356
500 52 12,53.4 508 200 515 830 12,550 1758 723
630 62.7 158.1 610 225 615 1000 1570 2180 1084
710 83.1 219.3 711 250 675 1100 1750 2461 1532
Dari Breaking Stress tali penarik, dapat diambil ukuran fair laid
berdasarkan Practical Ship Building.
P
Size d1 d2 d3 d4 d5 h1 h2 h3 h4 s1 s2
(tonnes)
150 150 240 105 85 90 158 5 25 40 8 6 15.8
200 200 310 130 110 115 190 5 25 40 8 6 19.8
250 250 380 150 130 135 245 6 25 40 8 8 28.5
300 300 440 170 150 155 270 7 35 50 8 8 33.6
350 350 500 190 170 175 294 7 35 50 10 10 44.8
400 400 560 200 180 185 332 7 35 50 12,5 12,5 58
450 450 630 225 205 210 341 7 35 50 12,5 12,5 64.2
500 500 680 245 225 230 358 7 40 50 15 15 84.3
Dari Breaking Stress tali penarik 15,8 Ton maka diambil ukuran
fairlaid berdasarkan Practical Ship Building dan didapatkan ketentuan
sebagai berikut:
Size = 150 h1 = 158 mm
d1 = 150 mm h2 = 5 mm
d2 = 240 mm h3 = 25 mm
d3 = 105 mm h4 = 40 mm
d4 = 85 mm s1 = 8 mm
d5 = 90 mm s2 = 6 mm
PanjangRantai
×D 2
Volume chain Locker : Sm
Dimana :
Sm : Volume Chain Locker untuk panjang rantai 100 fathoms
D : Diameter rantai jangkar dalan inchi
: 48/25,4
: 1,889 inchi
Panjang rantai = 467,5 m
15 fathom = 25 m;
467,5 m = 15 x 467,5/25 = 280,5 fathom
maka Volume Chain Locker :
Sm = 280,5 x ( 2) 2/ 100
= 11,22 m3 , diambil 13,8 m3
direncanakan ada 2 buah chain locker dengan ukuran ( dimensi ) sbb.
untuk 1 chain locker sebagai berikut :
= p x l x t = 3 x 2 x 3 = 16 m³
sehingga untuk 2 buah chain locker : 27,6 m³
- Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan
kotak sebelah kiri.
- Dilengkapi dengan tempat penikat ujung ranmtai yang mudah di lepas
dari luar bak.
B. Capstan
Dihitung juga:
Daya efektif
Pe = ( Mr x 1000 )/975 ( HP )
= (6,44 x 1000)/975= 6,6 Hp
VC VC VC VC VC VC VC VC VC
Model Number 2000 5000 5000 8000 8000 12,5000 15000 18000 22000-
-26 -30 -45 -13 -30 -17 -13 -17 17
Working lb 2000 5000 5000 8000 8000 12,5000 15000 18000 22000
Load Limit
kg 907 2268 2268 3628 3628 5442 6803 8163 9977
Starting
Working lb 1000 2500 2500 4000 4000 6000 7500 9000 11000
Load Limit
kg 454 1134 1134 1814 1814 2721 3401 4082 4989
Running
ft/min 26 30 45 13 30 17 13 17 17
Rope Speed m/mi
8 9 14 4 9 5 4 5 5
n
Rope in 5/8 1-1/8 1-1/8 1-1/2 1-1/2 1-3/4 2 - -
Diameter*
(Polypropylen mm 16 29 29 38 38 44 50 - -
e)
Rope in 5/8 5/8 5/8 3/4 3/4 7/8 1 1-1/4 1-1/4
Diameter*
mm 16 16 16 20 20 22 25 32 32
(Spect-Set)
Hp 1.5 3 5 3 5 5 5 7.5 7.5
Motor
kW 1.1 2.3 3.8 2.3 3.8 3.8 3.8 5.7 5.7
112,5
lb 202 330 355 452 474 660 1162 1379
Weight 4
kg 92 150 161 205 215 299 510 527 625
Dimensions in 9.00 9.00 9.00 14.5014.50 14.50 17.00 17.00 17.00
A
mm 229 229 229 368 368 368 432 432 432
12,5.4
in 5.58 6.00 6.00 8.75 8.75 8.75 10.50 10.50
B 0
mm 142 152 152 222 222 222 267 267 315
in 14.6626.3926.3927.6227.62 30.00 32.00 32.66 51.66
C
mm 372 670 670 702 702 762 813 830 1312,5
in 11.8314.0014.0018.0018.00 19.77 23.69 23.69 22.90
D
mm 300 356 356 457 457 502 602 602 582
in 8.95 10.0510.0511.8111.81 13.75 16.09 16.09 11.88
E
mm 227 255 255 300 300 349 409 409 302
F in 5.25 11.5011.5011.5011.50 11.50 11.50 11.50 11.50
mm 133 292 292 292 292 292 292 292 292
C. Steering Gear
Berdasarkan BKI, luas daun kemudi:
A’ = 23% x A ( m2 )
= 23% x 3 = 0,69 m2
λ = 1,8 Dimana :
λ = h /b h = tinggi kemudi
h = λ x b = 1,8 b b = lebar kemudi
A = h x b = 1,8 b2
Dimana:
Sin α = 35o
= 355 kg
Momen puntir kemudi ( Mp )
Mp = Pn ( x – a ) ( kgm )
Dimana:
a = Jarak poros kemudi
= 0,4 m
Dt = 9 x 3√Mp ( mm )
= 9 x 3√108,63
= 42,93 mm
KESIMPULAN
PENUTUP
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai tugas rencana umum ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan. Penulis berharap para pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan ini.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut andil dalam
proses tugas rencana umum ini.