Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RENCANA UMUM

Laporan ini dibuat untuk melengkapi Tugas Besar dari matakuliah Desain Kapal

Dosen Pembimbing:

Hery Indria Dwi Puspita, S.Si., M.T.

Disusun Oleh:

Muhammad Alif Syah Putra (211910701012)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONTRUKSI PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muhammad Alif Syah Putra

NIM : 211910701012

Program Studi : Teknik Kontruksi Perkapalan

Dosen Pembimbing : Hery Indria Dwi P, S.Si., S.T.

Dengan ini menyatakan telah menyelesaikan laporan rencana garis yang


telah disetujui oleh dosen pembimbing.

Jember, 18 Desember 2023

Mengetahui

Mahasiswa Dosen Pembimbing Koordiator Mata Kuliah

Muhammad Alif Hery Indria Dwi P.S.Si.,S.T. Rudianto, S.T., M.T.

211910701012 NIP. 1919006162019032026 NIP. 199103152022031005


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat, hidayah dan anugerahnya sehingga laporan Rencana Umum dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Laporan Rencana Umum ini
merupakan laporan yang disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Desain Kapal.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebanyak-


banyaknya kepada Ibu Hery, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan selama proses pengerjaan tugas Rencana Umum ini serta
teman-teman yang telah membantu selama proses pengerjaan tugas ini, dan
dukungan demi kelancaran pengerjaan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


laporan Rencana Umum ini, koreksi serta saran akan sangat membantu penulis
untuk memperbaiki kedepannya tentu kritik yang bersifat membangun.

Jember, 15 Desember 2023

Penulis
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain kapal adalah tugas seorang arsitek kapal untuk mendefinisikan


sebuah objek atas apa yang diminta oleh pemesan kapal (owner) dan memenuhi
persyaratan misi serta mematuhi seperangkat kendala. Desain kapal melibatkan
komunikasi yang kompak antara arsitek kapal/galangan dengan pemesan kapal
(owner). Desain yang memungkinkan komunikasi yang kompak adalah konsep
desain spiral dari Evans. Model ini menekankan bahwa banyak masalah desain
yang saling berinteraksi dan harus dipertimbangkan dalan urutan, dan dalam
penigkatan detail masing-masing yang kemudian membentuk spiral diperoleh
desain tunggal yang memenuhi semua kendala dan semua pertimbangan bisa
tercapai. Pendekatan ini dasarnya adalah desai berbasis titik, disebut demikian
karena pada akhirnya nanti akan mengarah pada satu titik dalam desain ruang.

Konsep desain spiral terdiri dari empat fase, yaitu concept design,
preliminary design, contract design, dan detail design, dimana pada setiap fase ini
terdiri dari beberapa bagian kerja desain yang berurutan dan bersambungan yang
meliputi mission requirement, proportion and preliminary powering, lines and
body planes, hidrostatic and Bonjean curves, floodable length and freeboard, hul
and machinery arrangements, structure, powering, lightship estimate, capacities,
trim, and intact stability, damaged stability, dan cost estimate.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah, sebagai


berikut:

1. Bagaimana cara pembuatan rencana umum berdasarkan data pembanding


kapal dan rencana garis?
2. Bagaimana cara menentukan jumlah crew pada suatu kapal?
1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui cara pembuatan rencana umum berdasarkan data pembanding


kapal dan rencana garis.
2. Mengetahui dan menentukan jumlah crew pada suatu kapal.
1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan rencana umum ini, yaitu:

1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara pembuatan rencana umum


berdasarkan data pembanding kapal dan rencana garis.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui cara menentukan jumlah crew
pada suatu kapal.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal Tanker

Kapal pengangkut muatan cair atau biasa disebut kapal tanker merupakan
kapal yang dirancang atau didesain khusus untuk membawa muatan dalam wujud
cairan. Kapal tanker pertama kali digunakan untuk membawa minyak bahan bakar
dari kilang minyak ke konsumen ataupun dari tempat pengeboran minyak ke kilang
minyak dalam industri minyak. Kapal tanker sendiri sekarang memiliki beberapa
macam muatan yang dibawa seperti kapal tanker minyak (Oil Tanker), kapal tanker
pembawa bahan kimia (Chemical Tanker), dan pengangkut LNG (LNG Tanker).
Diantara berbagai jenis kapal ada yang didesain dengan ukuran yang sangat besar
atau biasa disebut supertanker.

2.2 Bongkar Muat Kapal Tanker

Untuk melakukan proses bongkar muat, digunakan peralatan khusus untuk


menangani muatan curah cair yaitu pipa, dan pompa yang digunakan sebagai alat
transportasi bagi muatan tanker untuk disalurkan ke kilang minyak yang ada di
dermaga, akan tetapi tidak semua kapal tanker dapat bersandar di dermaga sehingga
dibutuhkan struktur tambahan pada dermaga atau struktur tambahan yang dipasang
pada daerah dermaga untuk membantu bongkar muat kapal tanker yang tidak dapat
bersandar di dermaga. Bergantung pada struktur apa yang digunakan sistem yang
digunakan dalam melakukan bongkar muat pun juga berbeda. Selain itu ada juga
kapal tanker yang melakukan bongkar muat ditengah laut dengan menggunakan
shuttle tanker. Sistem bongkar muat ini disesuaikan dengan kondisi pada saat
bongkar muat, yang meliputi ukuran kapal, fasilitas dermaga, dan lain-lain.

2.3 Owner Requirement

Dalam mendesain sebuah kapal terdapat ketentuan yang dijadikan acuan


agar produk kapal yang didesain memiliki tujuan yang diinginkan oleh pemilik
kapal. Ketentuan ketentuan ini tercantum dalam Owner Requirment. Owner
Requirment sendiri merupakan kumpulan peraturan atau ketentuan yang berasal
dari pemilik kapal yang diberikan kepada desainer untuk dijadikan acuan dalam
mendesain sebuah kapal.

2.4 Istilah-istilah dalam Rencana Umum

Dalam pembuatan rencana umum (lines plan) ada berbagai banyak istilah
yang digunakan, antara lain sebagai berikut:

1. LOA (Length Over All)


2. LWL (Length of Water Line)
3. LPP (Length between PerPendicular)
4. B (Breath)
5. D/H (Depth)
6. T (Draught)

2.4.1 Perbandingan ukuran utama kapal

Berikut adalah beberapa perbandingan ukuran utama kapal yang perlu


diperlihatkan dalam perancangan suatu bangunan kapal:

1. Perbandingan L/H
2. Perbandingan T/B
3. Perbandingan B/H
4. Perbandingan T/H

2.5 Koefisien Bentuk Kapal

Koefisien bentuk kapal sangat mempengaruhi kemampuan atau daya angkut


kapal, kecepatan kapal, dan lain sebagainya. Berikut adalah empat koefisien pada
suatu kapal:

1. Coefficient Block (CB)


2. Coefficient Midship (CM)
3. Coefficient Prismatic (CP)
4. Coefficient Waterline (CW)

2.6 Hidrostatik

Hidrostatik adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan


diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Dalam konteks kapal,
hidrostatik digunakan untuk mengetahui sifat-sifat badan kapal yang tercelup dalam
air, seperti tekanan hidrostatik yang diperoleh oleh suatu zat ditentukan oleh
besarnya gravitasi akibat volume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam
sebuah bejana. Hidrostatik digunakan pada kapal tanker meliputi sebagai berikut:

1. Mengetahui sifat badan kapal yang tercelup dalam air.


2. Menghitung luas bidang garis air yang kita rencanakan seperti Water Plan
Area (WPA) dan luas permukaan badan kapal yang tercelup untuk tiap-tiap
sarat yang disebut Wetted Surface Area (WSA).
3. Menghitung jarak titik tekan bouyancy secara satuan dalam meter yang
disebut Longitudinal Center of Bouyancy (LCB) dan jarak titik berat garis
air terhadap penampang yang disebut Longitudinal Center of Floatation
(LCF).

Dalam penggunaan hidrostatik pada kapal tanker, perlu diperhatikan juga


pengaruh massa jenis zat cair terhadap tekanan hidrostatik dan memahami prinsip
percobaan tekanan hidrostatik. Hidrostatik ini membantu dalam merancang dan
mengoptimalkan desain kapal tanker untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas dalam berbagai aplikasi, seperti transportasi minyak, produk
turunannya, dan penyimpanan barang.
BAB 3. METODELOGI

3.1 Data Kapal Pembanding

Kapal adalah kendaraan barang yang paling sering digunakan sebagai moda
transportasi, baik untuk passanger (penumpang) maupun barang. Dalam merancang
suatu kapal harus menggunakan data kapal lain sebagai kapal pembanding. Berikut
adalah data kapal pembanding dari kelas Bureau Veritas (BV), yaitu:

No. Vessel Name Summer DWT (tons) Build LBP (m) Breadth Moulded (m) Draught (m) Depth (m) Class Society Vs

1 ALVANITH 7356 - 97,8 18 6,35 8 BV 17


2 ANDES 7364 2007 97,8 18 6,61 9 BV 12
3 DACIL 7533 2011 97,8 18 6,61 9,07 BV 14
4 AC-D 7842 2008 97,8 18 7 9,4 BV 14
5 CATHY THERESA 7846 2011 97,8 18 7,2 10,03 BV 12
6 ALICE THERESA 7874 2010 108 19 7,4 10,1 BV 12
7 CAROLINE THERESA 7884 2009 108 19 7 10,02 BV 12
8 BASARAN BAYRAK 8127 2022 108 19 7,61 10,3 BV 14
9 ACCORD 8576 - 108 19 7,4 10,04 BV 13,5
10 CONCORD 8578 2003 114 20 7,61 10,1 BV 13.5
11 ABSOLUTE I 8646 2019 114 20 7,7 10,3 BV 11,8
12 ALEJANDRINA 9210 2006 114 20 7,9 10,4 BV 12
13 AGILITY 9259 2008 114 20 7,61 10,6 BV 13
14 ARABIAN ENERGY 9285 2008 118 21 7,9 10,8 BV 13
15 BEYOND 9435 2007 118 21 7 10,9 BV 12,1
16 BIT ECO 9921 2017 118 21 8,3 10,96 BV 13
17 DUZGIT INTEGRITY 10736 2008 118 21 7,97 11,2 BV 14.5
18 BASAT 10745 2008 120 21 7,97 11,6 BV 14,5
19 CAPRIOLE 11000 2008 120 21 8,3 11,8 BV 13
20 ABC TRADER 11255 2007 120 21 8,4 11,88 BV 13,5

Tabel 1. Data Kapal Pembanding

Dari data kapal pembanding di atas, didapatkan rata-rata ukuran kapal,


mulai dari Length of Perpendicular (LPP), Length of Water Line (LWL), lebar
kapal, payload, dan lain sebagainya.

Adapun data kapal yang didapatkan dari data kapal pembanding di atas
adalah sebagai berikut:
DATA KAPAL
TIPE KAPAL Tanker
Klasifikasi kapal ABS
LPP 110,5 m
B 19,9 m
H 10,3 m
T 7,5 m
CB 0,728295398
CM 0,987905109
CP 0,737211896
Kecepetan dinas (vs) 14 knot
Tabel 2. Data Kapal

3.2 Perhitungan Koefisien

Setelah menentukan data kapal melalui data kapal pembanding selanjutnya


adalah melakukan perhitungan koefisien. Berikut perhitungan keofisien kapal,
yaitu:

Gambar 1. Perhitungan Fn dan ratio ukuran utama kapal

Gambar 2. Perhitungan Koefisien block, midship, dan waterplan


Gambar 3. Perhitungan LCB, CP, Displacement, dan LWL

3.3 Perhitungan Sekat

Adapun perhitungan sekat kapal (dimana perhitungan disini menggunakan


rumus dari regulasi ABS) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. AP ke 0.35T
Panjang Awal, 0.35T = 2,625 m
Jarak gading = 600 mm
Jumlah jarak gading = 4,375
Pembulatan, menjadi = 5 Jarak gading
Sehingga, panjang sebenarnya menjadi
3000 mm
Nomor gading = 5

2. Sekat ceruk Buritan (Sterntube bulkhead)


minimal 3 jarak gading dari 0.35T, sehingga panjang sterntube bulkhead dari 0.35T adalah
Jumlah jarak gading = 3
Jarak gading = 600 mm
Panjan dari 0.35T = 1800 mm
Nomor jarak gading = 8
Total panjang sterntube bulkhead dari AP = 4800 mm

3. Sekat kamar mesin (Engine room bulkhead)


Panjang sekat kamar mesin (Engine room bulkhead), 17-20% Lpp dari AP
Diambil 18% = 19,89 mm dari AP
Panjang sekat kamar mesin (Engine room bulkhead) dari Sekat Sterntube Bulkhead adalah:
Panjang Awal = 15090 mm dari sekat sterntube bulkhead
Jarak gading = 600 mm
Jumlah jarak gading = 25,15 mm
Pembulatan, menjadi = 33 Jarak gading
Sehingga, panjang sebenarnya menjadi
19800 mm dari sekat sterntube bulkhead
Nomor jarak gading = 41

4. Sekat Ruang Muat (cargo hold)


Panjang sekat ruang muat (awal) = 99600
Jarak gading = 600 mm
Jumlah jarak gading = 166 mm
Pembulatan, menjadi = 167 Jarak gading
Sehingga, panjang sebenarnya menjadi
100200 mm dari sekat sterntube bulkhead
Nomor jarak gading = 208

5. Sekat Ceruk Haluan (Collision Bulkhead)


Panjang Sekat Ceruk Haluan (Collision Bulkhead), 5-8% dari FP
Panjang awal, diambil sebesar 8%8,84
= mm
Sekat Ceruk Haluan (Collision Bulkhead) dimulai dari 208
gading no
Jarak gading = 600 mm

Gambar 4. Perhitungan sekat kapal


3.4 Perhitungan Hambatan

Adapun langkah selanjutnya adalah menghitung hambatan yang ada pada


suatu kapal untuk menentukan mesin yang baik dan tepat untuk kapal tersebut.
Berikut adalah langkah menghitung hambatan dengan metode Holtrop adalah
sebagai berikut:

PERHITUNGAN HAMBATAN
(Rtotal)

Step 1. RF

Menghitung Cf

Cf = 0,00160
menghitung Re
Re = 6,96E+08

Menghitung S

S= 3126,072658 m2
Menghitung Rf
Rf = 1,33E+02 Kn

step 2 (1+k1)

Menghitung LR

LR = 34,29717678

Menghitung C14

C14 = 1
Cstern = 0

menghitung (1+k1)
(1+k1) 1,214810025

Step 3 RAPP

(1+k2) values

(1+k2) = 1,5

menghitung (1+k2)eq
menghitung Sapp (rudder)

mengitung c1

c1 = 1

menghitung c2

c2 = 1
menghitung c3

c3 = 1
menghitung c4

c4 = 1,5
menghitung Sapp (A)
A= 22,624875 m^2

menghitung (1+k2)eq
(1+k2)eq = 1,5

menghitung Rapp
Rapp = 1,45E+00

step 4 RW
karena fn<0,4 menggunakan rumus :

menghitung c1

menghitung c7

b/lwl = 0,17316394

karena b/lwl < 0,25 = 0,17316394

menghitung iE
iE = 28,06585048 degrees

menghitung c1
c1 = 3,475860083

menghitung c2

menghitung c3

c3 = 0
c2 = 1

menghitung c5

c5 = 1

menghitung m1

menghitung c16
karena cp 0,707 maka
menggunakan Cp<0,8

c16= 1,218284163
m1= -2,22485221
menghitung m4

menghitung c15

lwl^3/b= 89,56981217
karena < 512 = -1,69385
m4= -0,00310954

menghitung λ

lwl/b = 5,774874372

λ= 0,892762171
d= -0,9
rw= 81,08460383

step 5 Rb

menghitung Pb

Pb = 0
menghitung Fni
Fni= 8,620378939
Rb= #DIV/0!
Rb= 0

step 6 Rtr

menghitung c6

menghitung Fnt

Fnt= #DIV/0!
Fnt= 0
c6= 0,2
Rtr= 0

step 7 Ra

menghitung Ca

menghitung c4
Dfp/Lwl= 0,065262792
c4= 0,04
Ca= 0,000490896
Ra= 40,79331656

menghitung Rtotal

Rtotal= 285,0259612

Menghitung Powering
Menghitung EHP

EHP = 2052,756973
Menghitung DHP

Dimana QPC adalah :

w= 0,314147699
t= 0,282732929
Menghitung nh
Nh = 1,045803987
Menghitung QPC
QPC = 0,64787557
Menghitung DHP
DHP 3168,443244
Menghitung SHP

SHP = 3233,105351
Menghitung BHPscr

BHPscr = 3266,096222
Menghitung BHPmcr

BHPmcr = 3842,47 kw
5224,30 hp

3.5 Perhitungan Crew

Crew dalam suatu kapal suatu bagian yang tak kalah penting dengan bagian-
bagian kapal yang lain. Dalam menentukan crew atau jumlah awak kapal, mengacu
pada peraturan pemerintah berdasarkan keputusan Kementerian Perhubungan KM.
70 tahun 1998, yang berbunyi: “Menurut pasal 13b untuk kapal 3.000<GT<10.000
crew deck kapal berjumlah 12, sedangkan menurut pas 14b untuk kapal
3.000<GT<7.500 kru kamar mesin berjumlah 8 orang.”
• Jumlah Crew
Cst = 1,2 (Coef steward dept 1,2 - 1.33)
Cdk = 11,5 (Coef deck dept. 11,5 - 14,5)
Ceng = 8,5 (Coef engine dept 8,5 - 11,00 diesel)
cadet = 2 (umumnya 2 orang)
Zc = Cst.Cdk.(L.B.H.35/105)1/6 + Ceng.(BHP/105)1/3 + cadet
= 24,15734549 orang = 23 orang
Gambar 5. Perhitungan Crew

3.6 Perhitungan Light dan Dead Weight Ton

Selanjutnya adalah perhitungan Light Weight Ton (LWT) dan Dead Weight
ton (DWT). Berikut adalah perhitungan dari LWT dan DWT suatu kapal berdasarkan
rules ABS:

1. Light Weight Tonnes (LWT)


• Steel Weight
WST = 2901,933 ton
KG = 7,466 m
LCG dr FP= 54,912 m

• Equipment & Outfitting Weight


WE&O = 302,335 ton
KGE&O = 12,057 m
LCG dr FP= 84,771 m

• Machinery Weight
WM = 101,451 ton
KG = 4,467 m
LCG dr FP= 108,605 m
total LWT= 3305,719

2. Dead Weight Tonnes (DWT)


• Consumable Weight
Wconsum= 23,525 ton
KG = 8,399 m
LCG dr FP= 107,050 m

• Payload
Wpayload = 8000 ton
(H-
KG =
Hdb)*0,5+Hdb
= 5,650 m
LCG dr FP= 51,625 m
total DWT= 8023,525

Total
Weight
Total weight = LWT +
ton
DWT = 11330,970

KG Total = 6,28 m
LCG Total (dr FP) = 53,97 m
LCG Total (dr AP) = 56,532 m
Total LWT = 3305,719 ton

displasemen= 12803,874 ton


total berat= 11330,970 ton
margin = 11,504 % 2-10 %

3.7 Penentuan dan Perhitungan Jarak Pelayaran

Selanjutnya menghitung jarak pelayaran kapal tersebut. Penentuan jarak


pelayaran disini menggunakan web Sea Route dengan pelayaran Tanjung Perak,
Surabaya-Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Penentuan tempat dan jarak pelayaran tergantung akan pemilik atau owner
kapal itu sendiri. Pihak galangan atau perencanaan kapal hanya mengikuti
keinginan dari owner kapal tersebut.

Berikut adalah jarak pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya-


Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara:

Gambar 6. Jarak Pelayaran Tanjung Perak-Kuala Tanjung


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bentuk 3D Maxsurf

Setelah membuat rencana garis, selanjutnya adalah membuat bentu 3D dari


hasil rencana garis tersebut. Berikut adalah bentuk 3D kapal berdasarkan rencana
garis di atas:

Gambar 7. Bentuk 3D Kapal

4.2 Rencana Umum

Setelah membuat rencana garis dan bentuk 3D kapal, selanjutnya adalah


perencanaan umum atau biasa disebut dengan Rencana Umum. Berikut adalah hasil
Rencana Umum dari data rencana garis dan bentuk 3D kapal di atas:
Gambar 8. Rencana Umum

4.3 Safety and Fire Plan

Setelah membuat rencana umu, selanjutnya adalah membuat safety plan dan
fire plan, berikut adalah hasil dari pembuatan safety and fire plan:

Gambar 9. Safety and Fere Plan


BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam perancangan dan pembuatan rencana umum kapal ada berbagai


tahapan-tahapan yang perlu dilakukan, diantaranya adalah mencari kapal
pembanding kapal dan perancangan rencana garis atau biasa disebut dengan lines
plan. Menurut Kusumo, S. P., dkk., Rencana umum dari sebuah kapal dapat
didefinisikan sebagai perancangan atau penyusunan atau dapat dikatakan juga
sebagai penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan
yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi. Di
samping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan beberapa
sistem dan perlengkapan lainnya.

Setelah membuat lines plan, selanjutnya adalah membuat gambar tiga


dimensi (3D) dari kapal yang akan dirancang. Dalam pembuatan tiga dimensi kapal
ini biasanya menggunakan software maxurf. Selanjutnya adalah membuat atau
menghitung nilai hidrostatika kapal tersebut.

Setelah membuat lines plan, gambar tiga dimensi kapal, serta menghitung
tekanan hidrostatika kapal, selanjutnya adalah pembuatan atau perancangan
rencana umum kapal (general arrangement). Dalam pembuatan general
arrangement kapal ada berbagai perhitungan yang wajib ditentukan dengan
mempertimbangkan rules atau peraturan kapal yang akan digunakan.

5.2 Saran

Alangkah lebih baiknya jika pengerjaan apapun itu, terutama pengerjaan


perencanaan umum ini memaksimalkan waktu yang telah diberikan oleh bapak/ibu
dosen, agar hasil perencanaan umum kapal lebih baik lagi dari ini.
DAFTAR PUSTAKA

Niam, W. A., & Hasanudin, H. (2017). Desain kapal ikan di perairan laut selatan
Malang. Jurnal Teknik ITS, 6(2), G235-G240.

Sugianto, Y. Rangkuman Langkah-langkah Desain Kapal Menurut Desain Spiral


(Intisari Desain Kapal Tanker Dengan Payload 5000 ton).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai