Dengan ini, menyatakan telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktek I dan telah
disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kemurahan hati, petunjuk,
rahmat serta hikmatNyalah sehingga Laporan Kerja Praktek I ini dapat selesai. Tidak lupa
pula ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing kami, Bapak Dr.-Ing.
Setyo Nugroho yang senantiasa selalu sabar membimbing kami dalam proses pengerjaan
Laporan Kerja Praktek I ini dan pembimbing Kerja Praktek dari PT Pelabuhan Indonesia
IV Cabang Balikpapan, Bapak Wahyu Romadhani yang senantiasa membimbing kami
selama Kerja Praktek. Begitu juga untuk keluarga yang senantiasa memberikan dukungan
baik material maupun moriil dan teman Zata Karamina Pramesti dan Marizka Agy
Roosanti yang selalu sabar berjuang bersama menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
sesuai dengan yang direncanakan. Serta semua pihak yang turut membantu, yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu disini.
Kami berharap semoga Laporan Kerja Praktek I ini kedepannya bisa bermanfaat
bagi mereka yang membutuhkan. Namun kami juga menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktek ke
depannya, kritik dan saran sangat kami harapkan. Selebihnya kami mohon maaf apabila
ada kata yang salah dan kurang berkenan di hati. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................2
3
BAB IV PROSEDUR PROSES BONGKAR/MUAT KAPAL DI PELABUHAN
SEMAYANG.........................................................................................................................14
BAB V PENUTUP..............................................................................................................21
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................21
5.2 Saran.......................................................................................................................21
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Bagan Organisasi PT Pelindo IV Cabang Balikpapan..............................6
Gambar II.2. Layout Pelabuhan Semayang.......................................................................8
Gambar III.1. MT. Medelin Master Nampak dari Kejauhan........................................10
Gambar III.2. MT. Medelin Master Memasuki Alur Pelabuhan Semayang................10
Gambar III.3. MV. Sinar Papua sedang Ditunda untuk Bersandar di Dermaga.........11
Gambar III.4. Kapal-Kapal Nelayan di Sekitar Kolam Labuh.....................................12
Gambar III.5. Plotting Posisi Kapal Tambat di Pelabuhan Semayang.........................13
Gambar IV.1. Palkah MV. Kelanis Express.....................................................................15
Gambar IV.2. Reach Stacker Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan 16
Gambar IV.3. Tronton Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan..........17
Gambar IV.4. Forklift Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan...........18
Gambar IV.5. Crane Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan..............18
Gambar IV.6. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Rusak...................................20
Gambar IV.7. Lapangan Penumpukan Peti Kemas yang Sedang Diperbaiki..............20
5
BAB I PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Program Studi Transportasi Laut, Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas
Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam susunan
kurikulum bidang studi Transportasi Laut, Kerja Praktek ditawarkan pada semester delapan
dengan harapan mahasiswa telah memiliki bekal teoritis dari mata kuliah yang sudah
ditempuh. Dengan itu, Kerja Praktek diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
aktivitas yang terjadi di dunia industri maritim sesuai dengan minat tiap individu
mahasiswa.
Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri maritim akan banyak
diharapkan dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi
perkuliahan. Sehingga mahasiswa dapat melakukan aplikasi praktis di dunia industri
maritim dan mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap
menghadapi tantangan dunia kerja dalam era globalisasi yang sedang gencargencarnya
terjadi.
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Balikpapan dipilih karena merupakan
pintu gerbang Kalimantan Timur yang menunjang kegiatan perekonomian daerah dan
mendorong pertumbuhan pembangunan wilayah Kalimantan Timur. PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) berpusat di Makassar, penulis ditempatkan ke cabang Balikpapan
untuk melakukan Kerja Praktek selama 1 (satu) bulan.
Dalam program Kerja Praktek di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Balikpapan, penulis ditempatkan secara garis besar di Divisi Operasional, yaitu Pelayanan
Barang dan Aneka Usaha (PBAU) dan Pelayanan Kapal (PELKAP). Pelayanan Barang dan
Aneka Usaha (PBAU) meliputi Jasa Dermaga, Jasa Lapangan Penumpukan, Pelayanan
Alat dan Pelayanan Rupa-Rupa Usaha. Sedangkan Pelayanan Kapal (PELKAP) meliputi
Jasa Labuh, Jasa Pandu, Jasa Tunda dan Jasa Tambat.
1.2 Tujuan
Kerja praktek ini bertujuan untuk:
1
Mengetahui prosedur pandu, tunda, labuh dan tambat.
Mengetahui prosedur proses bongkar/muat kapal.
Laporan ini penulis susun dengan susunan yang telah sesuai, dimana terdapat cover
depan di awal halaman laporan. Sebagai kata sambutan, penulis juga melampirkan kata
pengantar. Untuk mempermudah para pembaca dalam membacanya, penulis cantumkan
daftar isi yang berisikan halaman dari setiap bagian yang terdapat dalam laporan ini.
Adapun halaman inti, yaitu pada bagian Bab I yang merupakan pendahuluan, Bab II
yang merupakan profil dari PT Pelindo IV Cabang Balikpapan. Kemudian Bab III
2
merupakan pembahasan mengenai aktifitas yang terjadi di PT Pelindo IV Cabang
Balikpapan. Bab V sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Sebagai tambahan,
penulis juga melampirkan daftar pustaka serta lampiran-lampiran.
3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT PELABUHAN
INDONESIA IV (PERSERO) CABANG BALIKPAPAN
Tahun 1957-1960
Tahun 1960-1963
Tahun 1964-196
Pada masa order baru, pemerintah mengeluarkan PP 1/1969 dan PP 19/1969 yang
melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang di pimpin
oleh Administrator Pelabuhan sebagai penanggung jawab tunggal dan umum di pelabuhan.
Dengan kata lain aspek komersial tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan
operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh Lemabaga Pemerintah yang disebut Port
Authority.
4
Tahun 1969- 198
Tahun 1983-1992
Status pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP berakhir dengan
keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapka bahwa pengelolaan pelabuhan
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
5
2.2 Visi Perusahaan
Dermaga
6
Lapangan
Alat Mekanik
a. Crane Darat Kapasitas 35 ton: 1 unit merk IHI
Kapasitas 25 ton: 1 unit merk LBS
b. Forklift Kapasitas 5 ton: 1 unit merk Nissan
Kapasitas 3 ton: 1 unit merk Toyota
Kapasitas 2 ton: 1 unit merk Datsun
c. Tronton: 1 unit merk Nissan
d. Truck Loader: 1 unit merk Toyota
e. PMK: 1 unit merk Nissan
Alat Apung
Fasilitas Listrik
7
2.6 Hidro Oceanografi
Keadaan pantai landai berpasir, daratan daerah lingkungan kerja pelabuhan 100 m
dari pantai hingga masuk. Jalan raya terletak di pinggir tebing bukit terjal dimana
terdapat manara suar (Tukong Hill) untuk memandu kapal memasuki pelabuhan
Balikpapan.
Alur pelayaran 12 mil laut dari buoy 1 sampai kolam pelabuhan dengan kedalaman
13,5 m LWS (Low Water Spring).
8
2.7 Layout Pelabuhan Semayang
9
BAB III PELAYANAN KAPAL
Jasa Pandu
Jasa Tunda
Jasa Labuh
Jasa Tambat
Jasa pandu merupakan pemanduan kapal saat memasuki alur pelayaran menuju
dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh dan untuk menjaga keselamatan kapal,
penumpang dan muatannya ketika memasuki alur pelabuhan.
Ada 2 (dua) jenis perairan pandu, yaitu perairan wajib pandu dan perairan pandu
luar biasa. Perairan wajib pandu diperuntukkan bagi kapal dengan Gross Tonnage 500
GT. Sedangkan perairan pandu luar biasa merupakan kapal dengan Gross Tonnage
dibawah 500 GT yang mana dengan sepengetahuan Captain/Nahkoda kapal menghendaki
pemanduan kapal dikarenakan suatu hal tertentu.
Pada Kerja Praktek ini, kami diberi kesempatan untuk ikut memandu kapal Tanker
Medelin Master yang akan memasuki alur Pelabuhan Semayang. Kami menaiki kapal
pandu dari dermaga Pelabuhan Semayang dengan kecepatan 12-15 knots. Di bawah ini
merupakan gambar MT. Medelin Master yang nampak dari kejauhan saat kami menaiki
kapal pandu.
10
Gambar III.3. MT. Medelin Master Nampak dari Kejauhan
MT. Medelin Master mengangkut MFO (Marine Fuel Oil) dari Cilacap menuju
Balikpapan dengan DWT (Dead Weight) 13.000 ton. Kapal ini akan melakukan bongkar di
dermaga Pertamina. Waktu yang diperlukan untuk memandu kapal ini hingga berlabuh
yaitu 1 (satu) jam. Di bawah ini merupakan gambir MT. Medelin Master yang telah
memasuki alur Pelabuhan Semayang.
11
3.2 Jasa Tunda
Kapal dengan panjang 70-100 m ditunda dengan 1 (satu) kapal tunda dengan daya
minimum 600 PK;
Panjang lebih dari 100-150 m ditunda dengan 2 (dua) kapal tunda dengan daya
1.600-3.400 PK;
Panjang lebih dari 150-200m ditunda dengan 2 (dua) kapal tunda dengan daya
3.400-5.000PK.
Gambar di bawah ini merupakan MV. Sinar Papua yang sedang ditunda untuk
bersandar di dermaga KKT (Kaltim Kariangau Terminal) untuk melakukan proses bongkar.
Gambar III.5. MV. Sinar Papua sedang Ditunda untuk Bersandar di Dermaga
Jasa labuh merupakan jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh
dengan aman selama menunggu pelayanan tambat, bongkar muat atau menunggu
pelayanan lainnya (docking, pengurusan dokumen dan lain-lain). Selain itu juga untuk
12
menghindari kemungkinan bertabrakan dengan kapal lain yang sedang berlabuh,
memastikan kedalaman air agar kapal tidak kandas dan tidak mengganggu alur pelayaran.
Masa 1 (satu) waktu berlabuh yaitu selama 10 (sepuluh) hari. Sedangkan untuk waktu
labuh yang melebihi masa 1 (satu) merupakan masa 2 (dua).
Saat kapal akan memauki area kolam labuh terdapat kendala yaitu banyaknya
kapal-kapal nelayan yang sedang menjaring ikan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Jasa tambat merupakan jasa yang diberikan utuk kapal yang akan bertambat pada
tambatan dalam kondisi yang aman untuk dapat melakukan bongkar muat dengan lancar.
Sebelum kapal dapat bertambat terlebih dahulu dilakukan pengaturan/plot posisi kapal
yang akan tambat di Pelabuhan Semayang. Gambar di bawah ini merupakan contoh
plotting posisi kapal tambat.
13
Gambar III.7. Plotting Posisi Kapal Tambat di Pelabuhan Semayang
Terdapat 5 (lima) dokumen layanan kapal agar kapal bisa mendapatkan layanan
kapal, antara lain:
14
BAB IV PROSEDUR PROSES BONGKAR/MUAT KAPAL DI
PELABUHAN SEMAYANG
Balikpapan merupakan kota yang dipenuhi oleh berbagai macam industri minyak
dan gas. Kebutuhan akan spareparts dan alat berat untuk kebutuhan industri sangatlah
banyak dan beragam. Sehingga moda yang paling tepat untuk mengangkut kebutuhan
tersebut adalah kapal. Oleh karena itu, muatan di pelabuhan Semayang kebanyakan
merupakan alat-alat berat, spareparts, bahan kimia, curah kering, curah cair/drum dan
pallet cargo.
Pada kerja praktek ini kami mengamati beberapa kapal yang melakukan proses
bongkar/muat, yaitu kapal general cargo multipurpose, kapal pengangkut kendaraan (car
carrier) dan kapal general cargo mengangkut bahan peledak. Kami mengambil 1 (satu)
contoh yaitu proses bongkar MV. Kelanis Express. Kapal ini bongkar spareparts di
Balikpapan dan sisanya akan dibongkar di Bontang. Proses bongkar sempat mengalami
kendala hujan, sehingga berlangsung selama 10 jam. Kapal ini melakukan bongkar dengan
crane pelabuhan karena derrick boom milik kapal rusak. Dari gambar di bawah ini juga
15
dapat dilihat bahwa para pekerja tidak penggunakan alat keselamatan diri selama proses
bongkar.
Reach stacker adalah alat untuk mengangkat dan memindahkan peti kemas.
Kapasitas angkutnya adalah 45 ton. Untuk meminjam alat, adapun surat-surat yang harus
dilengkapi, yaitu:
16
Membuat surat permohonan 1C/lampiran SPK (Surat Perintah Kerja), dengan
syarat harus ada DO (Delivery Order), RO (Relies Order), LAB (Laporan Arus
Barang)
2C (Job Slip/Lift On Lift Off )
3C (Perhitungan pembayaran)
4C (Bentuk Nota)
Surat-surat tersebut harus diurus ketika peti kemas sudah ada di lapangan penumpukan. Di
bawah ini merupakan gambar reach stacker yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia IV
Cabang Balikpapan. Alat ini telah dimiliki sejak tahun 2009 dan kondisinya masih baik.
17
Gambar IV.10. Tronton Milik PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan
18
4.2.4 Prosedur Peminjaman Crane
Crane digunakan untuk mengangkat muatan dan peti kemas selama proses
bongkar/muat. Kapasitas angkutnya adalah 35 ton. Prosedur peminjamannya sama seperti
alat yang lainnya. Apabila dalam masa peminjaman, alat mengalami masalah dan
membutuhkan perbaikan, maka tarif peminjaman dikurangi berapa hari perbaikan yang
dibutuhkan. Di bawah ini merupakan gambar crane yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia
IV Cabang Balikpapan.
Keselamatan alat merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan.
Karena dengan penggunaan alat yang baik dan benar, maka proses bongkar/muat dapat
berjalan dengan lancer. Prosedur keselamatan alat yang akan diulas berikut mengenai
reach stacker.
Hal pertama yang dilakukan untuk menggunakan reach stacker adalah operator
meminjam/meminta ijin untuk memakai alat kepada supervisor dengan membawa SPK
(Surat Perintah Kerja) sebagai bukti. Operator yang akan menjalankan alat harus
mempunyai SIO (Surat Ijin Operator), jika yang menjalankan alat tidak mempunyai SIO
maka tidak diperbolehkan untuk menbawa alat. Setiap alat mempunyai minimal 2 (dua)
operator. Jam kerja untuk masing-masing operator selama 8 (delapan) jam. Setiap alat
mempunyai log book. Log book berfungsi untuk memonitor kerja alat tersebut, yang mana
di dalamnya terdapat rincian berupa waktu kerja alat dan konsumsi bahan bakar yang
19
digunakan. Perawatan alat seperti cek oli, radiator, aki, kebersihan kabin dan tekanan angin
pada ban harus dilakukan setiap alat akan digunakan. Servis berkala reach stacker
dilakukan setelah pemakaian 250 jam. Jika terdapat kerusakan pada alat, maka operator
harus membuat nota dinas yang ditujukan untuk supervisor yang isinya berupa rincian
kerusakan, kemudian diajukan ke Divisi Teknik atas persetujuan General Manager.
Lingkungan kerja alat yang akan diulas berikut masih mengambil contoh dengan
alat yang sama, yaitu reach stacker. Di pelabuhan Semayang, lapangan penumpukan yang
tersedia kondisinya masih tidak layak untuk dijadikan sebagai lapangan penumpukan
karena reach stacker membutuhkan lapangan yang rata dan mampu menahan beban reach
stacker itu sendiri, namun keadaan lapangan penumpukan yang ada tidak sesuai dengan
standart kerja alat reach stacker, kondisi lapangan yang tidak rata dan jalanan yang
berlubang. Berikut kondisi lapangan penumpukan peti kemas yang rusak.
Tetapi saat ini lapangan penumpukan sedang dalam perbaikan secara perlahan.
Lapangan penumpukan dibuat rata dan mampu menahan beban reach stacker. Seperti yang
sudah dituliskan di atas, fungsi dari reach stacker ini untuk mengangkat dan memindahkan
peti kemas. Jarak antar peti kemas untuk jalannya reach stacker adalah 10 meter,
kapasitasnya bisa mencapai 5 tir, tetapi pada faktanya hanya mencapai 3 tir saja dengan
penataan yang menyerong. Di salah satu bagian sudah terbenahi, secara perlahan lapangan
20
penumpukan akan lebih baik dan sesuai dengan standart yang seharusnya. Berikut gambar
kondisi lapangan penumpukan yang sedang diperbaiki.
21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelayanan kapal di PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Balikpapan meliputi jasa
pandu, jasa tunda, jasa labuh dan jasa tambat. Dokumen yang dibutuhkan untuk
prosedur untuk pelayanan kapal meliputi bukti pemakaian jasa kapal, daftar
perhitungan jasa kapal, nota tagihan jasa kapal, dokumen pendukung berupa surat
ukur kapal, manifest, loading list, PPKA (Pemberitahuan Pengoperasian Kapal
Asing), master cable dan daftar barang berbahaya.
Prosedur bongkar/muat kapal yaitu mengajukan form permohonan bongkar/muat,
lalu diberikan form untuk pelayanan bongkar/muat, kemudian dikeluarkan bukti
pelayanan yang telah dilakukan yang mana segala kegiatan dicatat dalam time
sheet, selanjutnya dikeluarkan form perhitungan tarif bongkar/muat dan nota
pembayaran. Sedangkan untuk prosedur peminjaman alat yaitu membuat suran
permohonan perintah kerja sehingga operator bisa melaksanakan tugasnya,
kemudian dikeluarkan form perhitungan tarif pemakaian alat dan nota pembayaran.
5.2 Saran
Keselamatan alat sudah bagus, tetapi sebaiknya keselamatan pekerjanya juga lebih
diperhatikan.
Segera menyelesaikan perbaikan lapangan penumpukan peti kemas, agar kinerja
reach stacker bisa lebih optimal.
22
DAFTAR PUSTAKA
PELINDO4BPP. (2012). Port Layout. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/full-width-page
PELINDO4BPP. (2012). Facilities. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/left-sidebar
PELINDO4BPP. (2012). Geographics. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/2012-05-05-09-36-04/right-sidebar
PELINDO4BPP. (2012). Pelabuhan Balikpapan. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/17-pelabuhan-
balikpapan
PELINDO4BPP. (2012). Pelayanan Kapal. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/18-pelayanan-
kapal
PELINDO4BPP. (2012). Pelayanan Barang. Diambil kembali dari pelindo4bpp.co.id:
http://pelindo4bpp.co.id/index.php/component/content/article/8-content/24-pbau-dan-tuks
23
LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Kerja Praktek untuk PT PELABUHAN Indonesia IV Cabang
Balikpapan
2. Sertifikat Kerja Praktek
3. Laporan Minggu Pertama Kerja Praktek
4. Laporan Minggu Kedua Kerja Praktek
5. Laporan Minggu Ketiga Kerja Praktek
6. Laporan Minggu Keempat Kerja Praktek
24
LAMPIRAN
25