Disusun Oleh :
Diah Rosa Sulistiani ( 40040418060013 )
Dosen Pengampu :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Kapal.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu Praktek Konstruksi Kapal mengenai
Komponen Konstruksi Kapal yang saya sajikan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.
Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Universitas Diponegoro
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
PASSWORD MATA KULIAH PRAKTEK KONSTRUKSI KAPAL
1. Al Fatihah
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
2. Ruku’
“ Maha Suci dan Agung Engkau ya Allah hamba memuji-Mu.”
3. I’tidal
“ Ya Allah Engkau Maha Mendengar hamba memuji-Mu seluruh langit, bumi, dan
seluruh benda – benda yang Engkau kehendaki setelah itu.”
4. Sujud
“ Maha Suci dan Tinggi Engkau Ya Allah hamba memuji-Mu.
“Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah.
Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan
dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh.
“Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
“Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.Seperti rahmat yang
Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal komponen konstruksi, letak, dan namanya serta mampu
menggambarkannya
2. Mahasiswa mampu menghitung dimensi komponen konstruksi sebuah kapal
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.1.1 Linggi Haluan
Linggi haluan merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit dan juga
penguat utama di bagian ujung depan kapal. linggi batang dipasang dari lunas sampai
garis air muat dan ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Pada gambar ini
diperlihatkan konstruksi bagian depan kapal, lengkap dengan linggi pelat dan linggi
batang.
Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah
sampai ke lunas. Pada saat ini yang lazim dipakai ada dua macam, yaitu linggi batang
dan linggi pelat. Kadang-kadang dipakai juga gabungan dari kedua linggi ini. Adapun
susunan konstruksi gabungan kedua linggi ini adalah sebagai berikut. Sebuah linggi
batang dari lunas sampai ke garis air muat dan disambung linggi pelat sampai ke
geladak. Penggunaan linggi pelat memungkinkan pembentukan suatu garis haluan yang
bagus. Hal ini akan memperindah penampilan linggi haluan kapal. Selain juga untuk
memperluas geladak dan memudahkan perbaikan linggi tersebut, apabila suatu saat
kapal menubruk sesuatu. Pelat sisi dapat diperlebar sampai seluas geladak, sehingga
memungkinkan bagian ujung depan kapal menahan hempasan air laut dan menahan
supaya percikannya tidak sampai ke permukaan geladak.
Linggi haluan merupakan kelanjutan dari lunas kapal dan merupakan penguat
yang paling utama dibagian ujung depan kapal. Linggi haluan juga merupakan tempat
untuk menempelkan pelat kulit kapal. Bentuk dari linggi haluan ini bermacam-macam
antara lain :
· Linggi haluan berbentuk lurus (stight bow)
· Linggi haluan berbentuk miring (raked bow)
· Linggi haluan berbentuk gunting (clipper bow)
· Linggi haluan berbentuk bola / berumbi (bulbous bow)
Dari bermacam-macam bentuk linggi haluan diatas, yang sekarang paling
banyak dipakai adalah linggi haluan berbentuk miring dan bentuk berumbi. Kedua
konstruksi linggi ini menggunakan bahan pelat apa bila untuk kapal-kapal besar, akan
tetapi pada kapal-kapal kecil seperti kapal ikan, kapal tunda kadang-kadang
menggunakan bentuk miring dengan menggunakan bahan pipa pejal.
7
Gambar 2. Bentuk linggi batang
Keterangan :
1. Pelat geladak teratas 4. Sekat tubrukan
2. Pelat geladak kedua 5. Pelat alas dalam
3. Pelat senta
Linggi ini dihubungkan (dilas) di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian atas
dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menmpel pada sisi-sisi dari linggi batang.
Gambar 4.3 dibawah ini memperlihatkan linggi batang.
Persyaratan BKI mengenai linggi batang adalah luas penampang melintang sebuah linggi
batang dibawah garis air muat tidak boleh lebih kecil dari:
f = 1,25 L (cm²)
di mana f = Luas penampang
L = Panjang kapal (m).
Mulai dari garis muat, luas penampang linggi batang boleh doperkecil dan pada ujung teratas
0,75 f.
2.1.3 Konstruksi Linggi Pelat
Konstruksi linggi pelat dibuat dari pelat dibuat dari pelat yang dilengkungkan dan diberi
penegar pada tiap jarak tertentu. Penegar ini disebut lutut linggi haluan (breasthook) dan
berbentuk sebuah pelat yang dipasang secara horizontal. pada linggi pelat dipasang penegar
berupa profil bulba atau batang lurus. Pemasangan pelat kulit didaerah linggi haluan diberi
ketebalan lebih dari pada pelat kulit disekitarnya
8
Gambar 3 Bentuk linggi pelat
9
Gambar 5 Macam-macam bentuk bulbous bow
10
Gambar 7 Konstruksi bulbous bow
Jika dilihat dari atas (tampak atas) maka bulbous bow ini bentuknya hapir
menyerupai setengah lingkaran sampai pada berbentuk setengah ellip tergantung pada
posisi potongan yang dikehendai atau posisi penguat horisontalnya, pada gambar 4.8.
menunjukkan pandangan atas dari salahsatu posisi penguat horizontal.
11
Gambar 9 Posisi Sekat tubrukan
12
5. Pelat form
6. Linggi
7. Dek atas
8. Fore castle deck
9. Kotak rantai jangkar
10. Pelat sekat horisontal berlobang
11. Gading gading utama
12. Gading gading antara
13. Balok geladak
14. Panting beam
15. Pelat lutut
13
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal , Pada bagian lunas inilah, kapal harus
mampu menahan terjadinya kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.lunas terdiri
dari berbagai jenis yaitu lunas dasar, lunas tegak dan lunas lambung. Lunas dasar
merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 % dari pada kulit
kapal lainnya.Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak sepanjang kapal, tebalnya
5/8 lebih besar daripada lunas dasar pada 4/10 bagian lunas tegak ditengah – tengah
kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk
melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat 1/4 - 1/3 dari
panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi olengan
kapal. Dalam perkembangannya dikenal tiga macam lunas yang sering dipakai, yaitu :
lunas batang, lunas rata, dan lunas kotak.
14
Gambar 14 Pelat Alas
1. Pelat alas
2. Lunas batang
3. Penumpu tengah
4. Wrang pelat
5. Pelat hadap
15
Gambar 15. Konstruksi dasar tunggal
Gb 16 Wrang alas terbuka (A) dan wrang alas penuh (B) pada Dasar Ganda dengan Sistem
Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang ( Flat bar stiffener )
16
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole )
17
2.2.4 Konstruksi Lambung
Sistem konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal pada pokoknya
terdiri atas dua sistem yaitu sistem kerangka gading melintang dan sistem kerangka
gading memanjang.
1) Gading
Konstruksi kerangka gading-gading melintang merupakan penegar-penegar
tegak yang dipasang pada pelat lambung dan berfungsi untuk memperkuat pelat
lambung dari tekanan air di luar kapal. Pada kapal dengan geladak jamak (lebih dari
satu) gadinggading ini diberi nama sesuai dengan letaknya. Gading-gading yang
terletak di bawah geladak terakhir atau geladak utama disebut gading utama, yang
terletak di antara dua geladak disebut gading antara, sedangkan yang disebut gading
bangunan atas adalah gading yang terletak di bangunan atas.
Konstruksi berikut adalah untuk kapal-kapal yang menggunakan konstruksi
dasar dengan penguatan profil-profil memanjang. Pelat bilah dan pelat hadap gading
dilas pada pelat alas dalam dan dilengkapi dengan pelat lutut bagian bawah alas dalam,
seperti Gambar4.21.a Lutut bilga dilaskan pada pembujur alas dan pembujur alas
dalam. Gading-gading disambung dengan pelat lutut bilga yang diletakkan sebidang
(Gambar4.21 a b) dan dapat pula disambung secara berimpit dengan lutut bilga
(Gambar4.21 cd)
Gambar 19 Gading besar (web frame) dan gading biasa (ordinary frame)mmml
18
Gambar 20 Hubungan Ujung-ujung Gading Palka
Keterangan 1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang
19
Gambar 22 Penentuan Lebar Lajur Bilga (BKI)
Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan bilga di kedua sisi
kapal. Lunas ini berguna untuk mengurangi keolengan kapal. Pemasangan lunas bilga
secara memanjang dari ½ sampai 2/3 panjang kapal.
20
Gambar 24 Lunas bilga
Kubu-kubu merupakan pagar yang dipasang di tepi geladak dan berfungsi untuk
menjaga keselamatan penumpang, anak buah, dan juga melindungi barang barang di
atas geladak agar tidak jatuh ke laut pada saat kapal mengalami oleng.
Kubu-kubu yang sering dipakai pada saat ini ada dua macam bentuk, yaitu
kubu-kubu terbuka dan kubu-kubu tertutup.
1. Pelat Bilah
2. Pipa
3. Pipa pejal
4. Tiang penyangga
5. Geladak
21
Gambar 26.Kubu-kubu Tertutup
1. Pelat kubu-kubu
2. Pelat dengan flens
3. Flens/bilah hadap
4. Pelat penyangga
5. Balok geladak
6. Pelat lutut
7. Pelat lajur atas
8. Lubang pembuangan
9. Flens kubu-kubu
22
Gambar 27Konstruksi linggi buritan
Keterangan :
1. Sekat ceruk buritan 9. Penumpu alas tengah
2. Lubang untuk tangga 10. Wrang
3. Penumpu geladak 11. Lunas rata
4. Geladak 12. semen
5. Ruang poros kemudi 13. Sekat membujur
6. Balok ceruk 14. Lutut
7. Gading ceruk 15. Balok geladak
8. Linggi baling-baling 16. Daun kemudi
Linggi buritan harus dihubungkan kuat-kuat dengan bagian konstruksi lain
dibelakang kapal. Hal ini diperlukan sebagai peredam getaran dibelakang kapal yang
berasal dari baling-baling atau kemudi dan untuk menahan gaya-gaya yang timbul oleh
gerakan kemudi atau baling-baling.
23
2.3.3. Sekat Ceruk Buritan
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sekat ceruk buritan disamping
untuk membatasi ceruk buritan dengan ruang muat atau kamar mesin juga berfungsi
untuk pegangan (tumpuan) ujung depan tabung poros baling-baling.
Sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi, pemasangan ceruk buritan pada
jarak sekurang-kurangnya tiga sampai lima kali jarak gading diukur dari ujung depan
bos poros baling-baling dan harus diteruskan sampai ke geladak lambung timbul atau
sampai pada plat-form kedap air yang terletak diatas garis muat.
Seperti halnya sekat-sekat lintang lainnya, sekat ceruk buritan terdiri atas
beberapa lajur pelat dengan penegar-penegar tegak. Karena sekat ini digunakan untuk
batas tangki, tebal pelat sekat dan ukuran penegar ditentukan berdasarkan perhitungan
tebal pelat sekat untuk tangki dan penegar tangki. Demikian pula pada daerah sekat
yang ditebus oleh tabung poros baling-baling harus dilengkapi dengan pelat yang
dipertebal.
24
Gambar 29.a Ceruk buritan utk. Baling-baling ganda
25
2.3.5. Tabung Poros Baling-baling
Tabung poros baling-baling disangga oleh sekat buritan dibagian depan dan
oleh boss linggi baling-baling diujung belakang.
Bagian depan tabung mempunyai pelat hadap yang digunakan untuk mengikat
tabung pada sekap ceruk buritan dengan baut dan pada bagian belakang dibuat berukir
untuk mengikat tabung terhadap boss linggi baling-baling dengan menggunakan mur
yang cukup besar.
Tabung buritan ini dapat dibuat dari bahan pipa baja, yangbanyak digunakan
untuk kapalkapal kecil. Bisa juga tabung ini dibuat dari pelat baja yang dirol, yang biasa
dipakai pada kapal-kapal yang lebih besar. Karena merupakan bantalan, tabung ini
mempunyai sebuah bantalan diujung belakang dan sebuah lagi diujung depan. Untuk
pelumasannya dapat dipakai air, minyak pelumas, atau gemuk Bantalan mempunyai
celah-celah atau lubang-lubang dengan ukuran tertentu, agar minyak pelumas dapat
merata melumasi permukaan poros dan bantalan. Minyak pelumas ditampung pada
tangki khusus yang dihubungkan dengan system pipa ketabung buritan. Dengan
pemompaan, minyak pelumas dapat bersirkulasi dan melumasi bagian-bagian yang
memerlukan.
Pencegahan air laut supaya tidak masuk ke system pelumasan ialah dengan
paking-paking. Pada ujung bos poros baling-baling dipasang pelat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi atau mencegah masuknya benda-benda yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada paking. Konstruksinya diperlihatkan
pada gambar 4.30
2.3.6. Kemudi
Kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu system didalam kapal yang
memegang peranan penting didalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak
kapal. Sehubungan peran ini, seyogjanya sebuah kemudi dan instalasinya harus
memenuhi ketentuan didalam keselamatan suatu pelayaran.
26
System kemudi mencakup semua bagian alat-alat yang diperlukan untuk
mengemudikan kapal, mulai dari kemudi, poros, dan instalasi penggerak sampai ke
pengemudinya sendiri, instalasi penggerak kemudi terletak diruang mesin kemudi
geladak utama dan peralatan untuk mengatur gerakan kemudi diletakkan didalam ruang
kemudi atau ruang navigasi.
Ruang instalasi harus dibuat bebas dari peralatanperalatan lain, agar tidak
menghalangi kerja instalasi penggerak utama ataupun penggerak Bantu kemudi.
Ruangan tersebut harus direncanakan terpisah dari ruangan lainnya dengan
suatu dinding yang terbuat dari baja yang disebut mesin kemudi. Dibawah ini kemudi
dan instalasinya.
27
Gb 32.a Konstruksi dalam daun kemudi pelat ganda
28
29
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang
mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang
perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas. Konstruksi
kapal adalah bagian-bagian kapal yang umumnya terdiri dari lambung kapal beserta
bangunan atasnya dimana terbagi atas komponen-komponen konstruksi yang letaknya
arah memanjang dan melintang.
Tetapi pada sistim konstruksi konstruksi melintang maupun memanjang
terdapat bebagai macam kekurangnan, oleh karena itu timbul pemakaian sistim
rangka konstruksi kombinasi, dimana sistim ini memadukan keunggulan dari kedua
sistim konstruksi tersebut.
2.2 Saran
o Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan kesabaran.
o Dibutuhkan koordinasi yang baik antara asisten dengan praktikan.
o Masih perlu adanya penambahan literature buku-buku pedoman juga sedikit
toleransi dalam waktu pengerjaan gambar.
o Agar dalam pembuatan tugas hendaknya mahasiswa dibimbing dengan lebih baik
lagi
30
DAFTAR PUSTAKA
http://hugonano.blogspot.com/2015/05/nama-bagaian-kapal-dan-perlengkapan.html
http://hugonano.blogspot.com/2015/05/nama-bagaian-kapal-dan-perlengkapan.html
https://konstruksisamarinda.com/nama-bagian-kapal-dan-perlengkapan-kapal/
https://www.maritimeworld.web.id/2014/04/bagian-bagian-pada-kapal-lengkap-dengan-
gambar.html
31