Anda di halaman 1dari 31

HALAMAN JUDUL

TUGAS PRAKTEK KONSTRUKSI KAPAL


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Konstruksi Kapal

Disusun Oleh :
Diah Rosa Sulistiani ( 40040418060013 )

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Bambang Sri Waluyo, M.Si.

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI


KAPAL

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Praktek Konstruksi Kapal.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu Praktek Konstruksi Kapal mengenai
Komponen Konstruksi Kapal yang saya sajikan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.

Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Universitas Diponegoro

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Semarang, 16 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR........................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
PASSWORD MATA KULIAH PRAKTEK KONSTRUKSI KAPAL ............................................ 4
BAB I...................................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 5
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................... 5
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN ...................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
2. 1. Bagian Depan Kapal ................................................................................................................. 6
2.2 Bagian Tengah Kapal ...............................................................................................................13
2.3. Bagian Belakang Kapal ...........................................................................................................22
BAB III.................................................................................................................................................30
PENUTUP............................................................................................................................................30
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................30
3.2 Saran ....................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................31

3
PASSWORD MATA KULIAH PRAKTEK KONSTRUKSI KAPAL

1. Al Fatihah
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
2. Ruku’
“ Maha Suci dan Agung Engkau ya Allah hamba memuji-Mu.”

3. I’tidal
“ Ya Allah Engkau Maha Mendengar hamba memuji-Mu seluruh langit, bumi, dan
seluruh benda – benda yang Engkau kehendaki setelah itu.”

4. Sujud
“ Maha Suci dan Tinggi Engkau Ya Allah hamba memuji-Mu.

5. Duduk Diantara Dua Sujud


“Ya Tuhanku ampunilah aku, kasihanilah aku, dan cukupkan segala kekuranganku,
angkatlah derajatku, berilah rezeki kepadaku, berilah aku petunjuk, berikan juga
kesehatan padaku, serta berilah ampunan kepadaku (atas dosa-dosa).”

6. Duduk Tahiyat Akhir

“Segala kehormatan, dan keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan itu punya Allah.
Keselamatan atas Nabi Muhammad, juga rahmat dan berkahnya. Keselamatan
dicurahkan kepada kami dan atas seluruh hamba Allah yang sholeh.

“Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

“Ya Allah, limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad.Seperti rahmat yang
Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Selain perencanaan bentuk dan karakteristik badan kapal, juga perencanaan kekuatan dan
susunan kapal itu sendiri. Konstruksi kapal pada umumnya teridri dari dua bagian utama,
yaitu badan kapal dan bangunan atas kapal atau rumah geladak.
Sedangkan pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin ilmu perkapalan
adalah bagaimana suatu kapal dibngun sesuai dengan urutan-urutannya, serta bagaimana
hubungan dari bagian-bagian dari kapal serta bagaimana cara penyambungannya.
Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung kanan, dasar dan atau
beberapa geladak. Sedangkan bangunan atas kapal atau rumah geladak adalah bangunan
tambahan yang terletak di bagian atas badan kapal. Bangunan atas yang terletak di sebelah
depan kapal, dimulai dari linggi muka disebut forecastle, sedangkan bangunan atas yang
terletak di tengah adalah bridge dan yang di belakang disebut poop.
Pada dasarnya proses penggambaran konstruksi ini dapat dilakukan dengan tiga macam
cara, yakni sistem konstruksi melintang, system konstruksi memanjang dan sistem
konstruksi kombinasi. Penggambaran yang akan dilakukan disini adalah penggambaran
terhadap bagian Midship, dan Detail konstruksi kapal.
Fungsi dari penggambaran konstruksi ini adalah antara lain untuk memudahkan dalam
proses pembangunan suatu type kapal, karena memberikan petunjuk urutan-urutan
pembangunan dan cara penyambungan dengan memperlihatkan penampang dari pelat-pelat
dan ukuran dari tiap lajur pelat, serta menggambarkan letak dari seluruh lubang atau bukaan
pada lambung kapal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana letak dan gambar Komponen Konstruksi dalam sebuah kapal ?
2. Bagaimana cara menghitung Dimensi Komponen Konstruksi pada sebuah kapal ?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengenal komponen konstruksi, letak, dan namanya serta mampu
menggambarkannya
2. Mahasiswa mampu menghitung dimensi komponen konstruksi sebuah kapal

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. Bagian Depan Kapal


Konstruksi bagian ujung depan kapal adalah merupakan serangkaian konstruksi yang
dimulai dari bagian ujung depan kapal sampai dengan sekat pelanggaran/ tubrukan (collision
bulkhead). Ujung depan badan kapal dirancang sedemikian rupa untuk memisahkan air secara
baik agar tidak menimbulkan tahanan air yang berlebihan. Dan, aliran ini diusahakan supaya
tetap streamline sepanjang kapal, sehingga tahanan gelombang kapal dapat dikurangi sampai
sekecil mungkin. Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke
bawah sampai ke lunas.

Gambar 1 Bentuk konstruksi haluan


Keterangan :
1. Bak rantai jangkar 14. Balok ceruk
2. Ceruk haluan 15. Senta sisi
3. Gudang 16. Sekat horisontal berlobang
4. Pelat linggi 17. Balok ceruk
5. Pelat lunas rata 18. Penumpu tengah
6. Lutut horisontal 19. Pelat hadap
7. Geladak kedua 20. Pelat lutu
8. Penumpu geladak 21. Wrang
9. Wrang 22. Geladak haluan
10. Semen 23. Geladak atas
11. Balok geladak 24. Sekat horisontal memanjang
12. Gading-gading 25. Sekat tubrukan
13. Balok geladak 26. Alas berganda

6
2.1.1 Linggi Haluan
Linggi haluan merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit dan juga
penguat utama di bagian ujung depan kapal. linggi batang dipasang dari lunas sampai
garis air muat dan ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Pada gambar ini
diperlihatkan konstruksi bagian depan kapal, lengkap dengan linggi pelat dan linggi
batang.
Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah
sampai ke lunas. Pada saat ini yang lazim dipakai ada dua macam, yaitu linggi batang
dan linggi pelat. Kadang-kadang dipakai juga gabungan dari kedua linggi ini. Adapun
susunan konstruksi gabungan kedua linggi ini adalah sebagai berikut. Sebuah linggi
batang dari lunas sampai ke garis air muat dan disambung linggi pelat sampai ke
geladak. Penggunaan linggi pelat memungkinkan pembentukan suatu garis haluan yang
bagus. Hal ini akan memperindah penampilan linggi haluan kapal. Selain juga untuk
memperluas geladak dan memudahkan perbaikan linggi tersebut, apabila suatu saat
kapal menubruk sesuatu. Pelat sisi dapat diperlebar sampai seluas geladak, sehingga
memungkinkan bagian ujung depan kapal menahan hempasan air laut dan menahan
supaya percikannya tidak sampai ke permukaan geladak.
Linggi haluan merupakan kelanjutan dari lunas kapal dan merupakan penguat
yang paling utama dibagian ujung depan kapal. Linggi haluan juga merupakan tempat
untuk menempelkan pelat kulit kapal. Bentuk dari linggi haluan ini bermacam-macam
antara lain :
· Linggi haluan berbentuk lurus (stight bow)
· Linggi haluan berbentuk miring (raked bow)
· Linggi haluan berbentuk gunting (clipper bow)
· Linggi haluan berbentuk bola / berumbi (bulbous bow)
Dari bermacam-macam bentuk linggi haluan diatas, yang sekarang paling
banyak dipakai adalah linggi haluan berbentuk miring dan bentuk berumbi. Kedua
konstruksi linggi ini menggunakan bahan pelat apa bila untuk kapal-kapal besar, akan
tetapi pada kapal-kapal kecil seperti kapal ikan, kapal tunda kadang-kadang
menggunakan bentuk miring dengan menggunakan bahan pipa pejal.

2.1.2 Konstruksi Linggi Batang


Konstruksi linggi batang adalah linggi yang terbuat dari batang berpenampang
bulat atau persegi empat. Linggi ini dilaskan di bagian bawah dengan ujung lunas pelat
dan dibagian atas dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menempel pada sisi-sisi dari
linggi batang.

7
Gambar 2. Bentuk linggi batang
Keterangan :
1. Pelat geladak teratas 4. Sekat tubrukan
2. Pelat geladak kedua 5. Pelat alas dalam
3. Pelat senta

Linggi ini dihubungkan (dilas) di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian atas
dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menmpel pada sisi-sisi dari linggi batang.
Gambar 4.3 dibawah ini memperlihatkan linggi batang.
Persyaratan BKI mengenai linggi batang adalah luas penampang melintang sebuah linggi
batang dibawah garis air muat tidak boleh lebih kecil dari:
f = 1,25 L (cm²)
di mana f = Luas penampang
L = Panjang kapal (m).
Mulai dari garis muat, luas penampang linggi batang boleh doperkecil dan pada ujung teratas
0,75 f.
2.1.3 Konstruksi Linggi Pelat
Konstruksi linggi pelat dibuat dari pelat dibuat dari pelat yang dilengkungkan dan diberi
penegar pada tiap jarak tertentu. Penegar ini disebut lutut linggi haluan (breasthook) dan
berbentuk sebuah pelat yang dipasang secara horizontal. pada linggi pelat dipasang penegar
berupa profil bulba atau batang lurus. Pemasangan pelat kulit didaerah linggi haluan diberi
ketebalan lebih dari pada pelat kulit disekitarnya

8
Gambar 3 Bentuk linggi pelat

Gambar 4 Bagian depan kapal


2.1.4 Konstruksi Haluan Bola (bulbous bow)
Untuk kapal yang dibuat pada masa sekarang, linggi haluan yang lurus (dibuat
dari besi batangan) sudah mulai ditinggalkan, terutama untuk kapal-kapal yang
ukurannya relative besar. Karena membutuhkan efisiensi yang lebih tinggi dalam setiap
gerakannya, usaha untuk itu adalah dengan memasang haluan bola (bulbous bow) atau
linggi dibawah garis air muat yang berbentuk bola. Haluan bola ini dipasang sebagai
usaha mengurangi tahanan gelombang yang terjadi karena gerak maju kapal. Susunan
konstruksi haluan bola dapat bervariasi, ada yang dibuat dari pelat tuang yang
dilengkungkan atau pelat berbnetuk silindris yang dimasukkan kebagian depan kapal.
Ketepatan berbagai hal, seperti perencanaan yang tepat, dan pemasangan adalah pokok
segalanya. Selain itu, haluan bola merupakan perbaikan daya apung bagian depan kapal
sehingga akan mengurangi anggukan kapal. Konstruksi haluan bola terdiri atas pelat
bilah tegak. Pelat bilah ini akan mempertegar ujung bebas dari lutut linggi haluan yang
dipasang tepat didepan haluan bola. Pengelasan balok pada setiap jarak gading
melewati sekat berlubang yang terletak dibidang paruh kapal.

9
Gambar 5 Macam-macam bentuk bulbous bow

Gambar 6 Konstruksi bulbous bow


Bentuk lain dari bulbous bow adalah yang lebih ekstrim yaitu bagian bawah
garis air lebih menonjol kedepan lebih maju dari ujung geladak atasnya, hal ini
dimaksudkan agar dalam memecah gelombang lebih efektif supaya gelombang relative
kecil ketika menerpa lambing kapal.

10
Gambar 7 Konstruksi bulbous bow
Jika dilihat dari atas (tampak atas) maka bulbous bow ini bentuknya hapir
menyerupai setengah lingkaran sampai pada berbentuk setengah ellip tergantung pada
posisi potongan yang dikehendai atau posisi penguat horisontalnya, pada gambar 4.8.
menunjukkan pandangan atas dari salahsatu posisi penguat horizontal.

Gambar 8 Pandangan atas dari bulbous bow

2.1.5 Sekat tubrukan


Pemasangan sekat tubrukan pada suatu kapal sangat dibutuhkan karena sekat
ini untuk menghindari mengalirnya air keruangan yang ada dibelakangnya apabila
terjadi kebocoran di ceruk haluan akibat menubruk sesuatu dan dengan rusaknya ceruk
haluan kapal masih selamat, tidak tenggelam.

11
Gambar 9 Posisi Sekat tubrukan

2.1.5 Ceruk Haluan


Konstruksi pada ceruk haluan harus cukup kuat. Pada daerah ceruk inilah yang
pertama-tama mendapat hempasan gelombang. Hal ini disebabkan letak ceruk ini
dibagian depan kapal. Karena tidak ada momen lengkung yang bekerja pada arah
memanjang didaerah ini, pelat alas, pelat sisi, dan pelat geladak tidak perlu tebal
dibandingkan bagian tengah kapal. BKI 2004 memberikan persyaratan mengenai wrang
pelat sebagai berikut: • Ketebalan wrang pelat diceruk tidak boleh lebih kecil dari: t =
0,035 L – 5,0 (mm),160 • Ketinggian wrang pelat diceruk haluan diatas lunas sepatu
linggi tidak lebih kecil dari: h = 0,06 H + 0,7 (m)

Gambar 10 Konstruksi ceruk haluan


Keterangan :
1. Penguat samping
2. Sekat tubrukan
3. Pelat lajur dalam
4. Pelat lunas tegak

12
5. Pelat form
6. Linggi
7. Dek atas
8. Fore castle deck
9. Kotak rantai jangkar
10. Pelat sekat horisontal berlobang
11. Gading gading utama
12. Gading gading antara
13. Balok geladak
14. Panting beam
15. Pelat lutut

Gambar 11 Penumpu melintang ceruk haluan

1. Penumpu tengah geladak 4. Gading


2. Penumpu samping 5. Lutut
3. Senta Ceruk 6. Sekat bertulang

2.2 Bagian Tengah Kapal


2.2.1 Konstruksi Dasar
Susunan konstrusi dasar adalah suatu susunan konstruksi yang terdiri atas
kerangka memanjang ataupun melintang yang terletak pada bagian dasar, baik untuk
kapal, dasar ganda maupun dasar tunggal atau alas tunggal.mNama-nama bagian
konstruksi dasar adalah lunas, penumpu tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelas
alas, pelat alas dalam, pembujur alas, pembujur alas dalam, dan wrang. Bagian
konstruksi pelat alas dalam hanya untuk kapal yang menggunakan dasar ganda.
Pembujur alas dan pembujur alas dalam hanya digunakan untuk kapal-kapal dengan
sistem konstruksi memanjang atau kombinasi.
Dengan penyusun bagian-bagian konstruksi dasar tersebut sesuai persyaratan
yang telah ditentukan oleh Biro Klasifikasi Indonesia secara keseluruan konstruksi
dasar akan mampu menunjang kekuatan memanjang dan melintang kapal.

13
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal , Pada bagian lunas inilah, kapal harus
mampu menahan terjadinya kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.lunas terdiri
dari berbagai jenis yaitu lunas dasar, lunas tegak dan lunas lambung. Lunas dasar
merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/- 35 % dari pada kulit
kapal lainnya.Sedangkan lunas tegak ialah lunas yang tegak sepanjang kapal, tebalnya
5/8 lebih besar daripada lunas dasar pada 4/10 bagian lunas tegak ditengah – tengah
kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk
melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat 1/4 - 1/3 dari
panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga untuk mengurangi olengan
kapal. Dalam perkembangannya dikenal tiga macam lunas yang sering dipakai, yaitu :
lunas batang, lunas rata, dan lunas kotak.

Gambar 12 A, lunas rata, B lunas batang, C lunas kotak


a. Pelat Alas
Pelat dasar (pelat alas) letaknya di dasar kapal, sebelah kiri dan kanan lajur
lunas. Pelat ini menerima beban gaya tekan air, yang selanjutnya diteruskan ke wrang
dan penumpu. Pemasangan pelat ini sejajar dengan bidang simetri, mulai dari ujung
depan sampai ujung belakang kapal (Gambar 13)

Gambar 13 Pelat dasar

14
Gambar 14 Pelat Alas

1. Pelat alas
2. Lunas batang
3. Penumpu tengah
4. Wrang pelat
5. Pelat hadap

2.2.2 Konstruksi Dasar Tunggal


Kebanyakan yang menggunakan konstruksi dasar tunggal adalah kapal tangki
ataupun kapal-kapal kecil. Konstruksi ini meliputi bagian yang memanjang, yaitu
penumpu tengah, penumpu samping, dan pelat dasar. Bagian melintang pada konstruksi
ini dipasang kerangka melintang, yaitu berupa wrang. Menurut BKI 2004, secara umum
dasar tunggal mempunyai ketentuan sebagai berikut :
 Wrang alas harus dipasang setiap jarak gading. Jika kapal mempunyai kemiringan
(rise of floor) pada 0,1 I dari ujung wrang sedapat mungkin tinggi wrang tidak
kurang dari setengah tinggi wrang sesuai ketentuan. (I adalah panjang wrang yang
diukur pada sisi atas wrang, dari pelat kulit ke pelat kulit kapal).
 Untuk kapal alas yang tinggi, terutama pada bagian ceruk buritan harus
dilengkapi dengan profil-profil penegar.
 Wrang alas harus diberi lubang jalan air, sehingga air dengan mudah mencapai
tempat pipa hisap.
 Jika lunas yang dipasang berupa batang dengan penumpu tengah yang terputus,
wrang harus membentang dari sisi ke sisi kapal

15
Gambar 15. Konstruksi dasar tunggal

1. Lunas Batang (Bar keel)


2. Penumpu tengah (centre girder)
3. Flange (Pelat hadap)
4. Penumpu samping (side girder)
5. Wrang alas (solid floor)
6. Pelat alas melintang (transverse plate floor)

2.2.3. Konstruksi Dasar Ganda


Daerah yang disebut dasar ganda meliputi pelat alas, pelat alas dalam, pelat
bilga, dan pelat tepi sebagai kekedapannya. Pelat tepi yang dibuat atau penerusan pelat
alas dalam sampai bilga harus dipasang sumur-sumur atau pengumpul air untuk
menggantikan pemasangan permukaan pelat tepi yang dibuat miring. Seperti diketahui,
pelat tepi yang miring digunakan untuk mengumpulkan air kotor.Sesuai dengan
ketentuan BKI, tebal pelat tepi adalah 20% lebih tebal dari pelat alas dalam.

Gb 16 Wrang alas terbuka (A) dan wrang alas penuh (B) pada Dasar Ganda dengan Sistem
Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang ( Flat bar stiffener )

16
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole )

Gambar 17 Konstruksi dasar tengah kapal

Gambar 18 Konstruksi dasar ganda

1. Pelat alas dalam


2. Lubang peringan
3. Pipa pemasukan bilga
4. Pelat sisi

17
2.2.4 Konstruksi Lambung
Sistem konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal pada pokoknya
terdiri atas dua sistem yaitu sistem kerangka gading melintang dan sistem kerangka
gading memanjang.

1) Gading
Konstruksi kerangka gading-gading melintang merupakan penegar-penegar
tegak yang dipasang pada pelat lambung dan berfungsi untuk memperkuat pelat
lambung dari tekanan air di luar kapal. Pada kapal dengan geladak jamak (lebih dari
satu) gadinggading ini diberi nama sesuai dengan letaknya. Gading-gading yang
terletak di bawah geladak terakhir atau geladak utama disebut gading utama, yang
terletak di antara dua geladak disebut gading antara, sedangkan yang disebut gading
bangunan atas adalah gading yang terletak di bangunan atas.
Konstruksi berikut adalah untuk kapal-kapal yang menggunakan konstruksi
dasar dengan penguatan profil-profil memanjang. Pelat bilah dan pelat hadap gading
dilas pada pelat alas dalam dan dilengkapi dengan pelat lutut bagian bawah alas dalam,
seperti Gambar4.21.a Lutut bilga dilaskan pada pembujur alas dan pembujur alas
dalam. Gading-gading disambung dengan pelat lutut bilga yang diletakkan sebidang
(Gambar4.21 a b) dan dapat pula disambung secara berimpit dengan lutut bilga
(Gambar4.21 cd)

Gambar 19 Gading besar (web frame) dan gading biasa (ordinary frame)mmml

18
Gambar 20 Hubungan Ujung-ujung Gading Palka
Keterangan 1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang

Gambar 21 Detail Sambungan Gading-gading dengan Lutut


Bilga

2) Pelat Bilga dan Lunas Bilga


Pelat bilga merupakan lajur pelat yang mempunyai jari-jari kelengkungan
tertentu dan ditempelkan di antara pelat sisi dengan pelat alas. Pada bagian luar dari
pelat bilga ini dipasang lunas bilga yang berbentuk sirip.

19
Gambar 22 Penentuan Lebar Lajur Bilga (BKI)

Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan bilga di kedua sisi
kapal. Lunas ini berguna untuk mengurangi keolengan kapal. Pemasangan lunas bilga
secara memanjang dari ½ sampai 2/3 panjang kapal.

Gambar 23 Pelat bilga

20
Gambar 24 Lunas bilga

3) Kubu Kubu Dan Pagar

Kubu-kubu merupakan pagar yang dipasang di tepi geladak dan berfungsi untuk
menjaga keselamatan penumpang, anak buah, dan juga melindungi barang barang di
atas geladak agar tidak jatuh ke laut pada saat kapal mengalami oleng.
Kubu-kubu yang sering dipakai pada saat ini ada dua macam bentuk, yaitu
kubu-kubu terbuka dan kubu-kubu tertutup.

1. Pelat Bilah

2. Pipa

3. Pipa pejal

4. Tiang penyangga

5. Geladak

6. Pelat bilah memanjang

21
Gambar 26.Kubu-kubu Tertutup

1. Pelat kubu-kubu
2. Pelat dengan flens
3. Flens/bilah hadap
4. Pelat penyangga
5. Balok geladak
6. Pelat lutut
7. Pelat lajur atas
8. Lubang pembuangan
9. Flens kubu-kubu

2.3. Bagian Belakang Kapal


2.3.1. Linggi Buritan
Konstruksi linggi buritan adalah bagian konstruksi kapal yang merupakan
kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi ini harus diperbesar atau diberi boss pada bagian
yang ditembus oleh poros baling-baling, terutama pada kapal-kapal yang berbaling-
baling tunggal atau berbaling-baling tiga. Pada umumnya linggi buritan dibentuk dari
batang pejal, pelat, dan baja tempa atau baja tuang. Kapal-kapal biasanya mempunyai
konstruksi linggi buritan yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang diikat
dengan las lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling-baling tunggal atau berbaling-
baling tiga mempunyai konstruksi linggi buritan yang dibuat dari bahan baja tuang yang
dilas. Dengan pemakaian baja tuang, diharapkan konstruksi liggi buritan dapat dibagi
menjadi dua atau tiga bagian baja tuang yang akan dilas digalangan. Hal tersebut juga
untuk mendapatkan bentuk linggi yang cukup baik.

22
Gambar 27Konstruksi linggi buritan
Keterangan :
1. Sekat ceruk buritan 9. Penumpu alas tengah
2. Lubang untuk tangga 10. Wrang
3. Penumpu geladak 11. Lunas rata
4. Geladak 12. semen
5. Ruang poros kemudi 13. Sekat membujur
6. Balok ceruk 14. Lutut
7. Gading ceruk 15. Balok geladak
8. Linggi baling-baling 16. Daun kemudi
Linggi buritan harus dihubungkan kuat-kuat dengan bagian konstruksi lain
dibelakang kapal. Hal ini diperlukan sebagai peredam getaran dibelakang kapal yang
berasal dari baling-baling atau kemudi dan untuk menahan gaya-gaya yang timbul oleh
gerakan kemudi atau baling-baling.

2.3.2. Sepatu Kemudi


Bagian bawah linggi buritan yang mendatar disebut telapak linggi sepatu
kemudi (sole piece). Telapak linggi ini berfungsi sebagai tumpuan dari kemudi dan
ukurannya.

Gambar 28 Penampang Sepatu Linggi

23
2.3.3. Sekat Ceruk Buritan
Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sekat ceruk buritan disamping
untuk membatasi ceruk buritan dengan ruang muat atau kamar mesin juga berfungsi
untuk pegangan (tumpuan) ujung depan tabung poros baling-baling.
Sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi, pemasangan ceruk buritan pada
jarak sekurang-kurangnya tiga sampai lima kali jarak gading diukur dari ujung depan
bos poros baling-baling dan harus diteruskan sampai ke geladak lambung timbul atau
sampai pada plat-form kedap air yang terletak diatas garis muat.
Seperti halnya sekat-sekat lintang lainnya, sekat ceruk buritan terdiri atas
beberapa lajur pelat dengan penegar-penegar tegak. Karena sekat ini digunakan untuk
batas tangki, tebal pelat sekat dan ukuran penegar ditentukan berdasarkan perhitungan
tebal pelat sekat untuk tangki dan penegar tangki. Demikian pula pada daerah sekat
yang ditebus oleh tabung poros baling-baling harus dilengkapi dengan pelat yang
dipertebal.

2.3.4. Ceruk Buritan


Ceruk buritan merupakan ruangan kapal yang terletak dibelakang dan dibatasi
oleh sekat melintang kedap air atau sekat buritan. Ruangan ini dapat dimanfaatkan
untuk tangki balas air meupun untuk tangki air tawar. Bagian buritan pada umumnya
berbentuk cruiser/ellips, bentuk yang menyerupai bnetuk sendok dan transom, yaitu
bentuk buritan dengan dinding paling belakang rata.
Konstruksi buritan direncanakan dengan memasang gading-gading melintang
balok-balok geladak, wrang, penumpu samping, penumpu tengah, dan penguat-penguat
tambahan lain.

Gambar 29 Konstruksi Ceruk Buritan Bentuk Cruiser

24
Gambar 29.a Ceruk buritan utk. Baling-baling ganda

Gambar 29b. Ceruk buritan cruiser utk. Baling-baling tunggal

Gambar 29c. Ceruk buritan transom utk. Baling-baling tunggal

25
2.3.5. Tabung Poros Baling-baling
Tabung poros baling-baling disangga oleh sekat buritan dibagian depan dan
oleh boss linggi baling-baling diujung belakang.
Bagian depan tabung mempunyai pelat hadap yang digunakan untuk mengikat
tabung pada sekap ceruk buritan dengan baut dan pada bagian belakang dibuat berukir
untuk mengikat tabung terhadap boss linggi baling-baling dengan menggunakan mur
yang cukup besar.

Tabung buritan ini dapat dibuat dari bahan pipa baja, yangbanyak digunakan
untuk kapalkapal kecil. Bisa juga tabung ini dibuat dari pelat baja yang dirol, yang biasa
dipakai pada kapal-kapal yang lebih besar. Karena merupakan bantalan, tabung ini
mempunyai sebuah bantalan diujung belakang dan sebuah lagi diujung depan. Untuk
pelumasannya dapat dipakai air, minyak pelumas, atau gemuk Bantalan mempunyai
celah-celah atau lubang-lubang dengan ukuran tertentu, agar minyak pelumas dapat
merata melumasi permukaan poros dan bantalan. Minyak pelumas ditampung pada
tangki khusus yang dihubungkan dengan system pipa ketabung buritan. Dengan
pemompaan, minyak pelumas dapat bersirkulasi dan melumasi bagian-bagian yang
memerlukan.

Pencegahan air laut supaya tidak masuk ke system pelumasan ialah dengan
paking-paking. Pada ujung bos poros baling-baling dipasang pelat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi atau mencegah masuknya benda-benda yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan pada paking. Konstruksinya diperlihatkan
pada gambar 4.30

Gambar 30 Tabung Buritan dengan Pelumasan Air

2.3.6. Kemudi
Kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu system didalam kapal yang
memegang peranan penting didalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak
kapal. Sehubungan peran ini, seyogjanya sebuah kemudi dan instalasinya harus
memenuhi ketentuan didalam keselamatan suatu pelayaran.

26
System kemudi mencakup semua bagian alat-alat yang diperlukan untuk
mengemudikan kapal, mulai dari kemudi, poros, dan instalasi penggerak sampai ke
pengemudinya sendiri, instalasi penggerak kemudi terletak diruang mesin kemudi
geladak utama dan peralatan untuk mengatur gerakan kemudi diletakkan didalam ruang
kemudi atau ruang navigasi.
Ruang instalasi harus dibuat bebas dari peralatanperalatan lain, agar tidak
menghalangi kerja instalasi penggerak utama ataupun penggerak Bantu kemudi.
Ruangan tersebut harus direncanakan terpisah dari ruangan lainnya dengan
suatu dinding yang terbuat dari baja yang disebut mesin kemudi. Dibawah ini kemudi
dan instalasinya.

Gambar 31 Kemudi dan Instalasinya


1. roda kemudi (jantera) 6. Pegas
2. Celaga kemudi 7. Tongkat kemudi
3. Transmisi 8. Daun kemudi
4. Kuadran kemudi 9. Roda gigi penggerak
5. Motor listrik 10. Ulir cacing.

2.3.7 Daun Kemudi


Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan penegar-penegar yang
dikeling pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk
kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang berukuran relative besar. Kemudi
pelat ganda terdiri atas lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga, sehingga
membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline), yang bentuk penampangnya
seperti sayap (foil).

27
Gb 32.a Konstruksi dalam daun kemudi pelat ganda

Gambar 32.b Macam-macam kemudi

28
29
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang
mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang
perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas. Konstruksi
kapal adalah bagian-bagian kapal yang umumnya terdiri dari lambung kapal beserta
bangunan atasnya dimana terbagi atas komponen-komponen konstruksi yang letaknya
arah memanjang dan melintang.
Tetapi pada sistim konstruksi konstruksi melintang maupun memanjang
terdapat bebagai macam kekurangnan, oleh karena itu timbul pemakaian sistim
rangka konstruksi kombinasi, dimana sistim ini memadukan keunggulan dari kedua
sistim konstruksi tersebut.

2.2 Saran
o Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan kesabaran.
o Dibutuhkan koordinasi yang baik antara asisten dengan praktikan.
o Masih perlu adanya penambahan literature buku-buku pedoman juga sedikit
toleransi dalam waktu pengerjaan gambar.
o Agar dalam pembuatan tugas hendaknya mahasiswa dibimbing dengan lebih baik
lagi

30
DAFTAR PUSTAKA

http://hugonano.blogspot.com/2015/05/nama-bagaian-kapal-dan-perlengkapan.html

http://hugonano.blogspot.com/2015/05/nama-bagaian-kapal-dan-perlengkapan.html

https://konstruksisamarinda.com/nama-bagian-kapal-dan-perlengkapan-kapal/

https://www.maritimeworld.web.id/2014/04/bagian-bagian-pada-kapal-lengkap-dengan-
gambar.html

31

Anda mungkin juga menyukai