Anda di halaman 1dari 14

UTS KAPAL KHUSUS

ATURAN YANNG BERKAITAN DENGAN KLASIFIKASI,


SOLAS DAN PENGAWAKAN

“ SAYA TIDAK MEMBERI DAN MENERIMA DALAM


MENGERJAKAN UJIAN INI “

Agosto Taequi
(05.2016.1.01123)

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. Minto Basuki, M.T


NIP.921029

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA

SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
Paper ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan pada Bapak Dr. Ir. Minto Basuki,
M.T selaku Dosen mata kuliah Kapal Khusus, kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga Paper ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga Paper ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa Paper ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya Paper selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Agosto Taequi

Surabaya, 13 Januari 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kapal perikanan merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang


memiliki peran yang sangat penting bagi para nelayan, baik sebagai alat
transportasi dari fishing base ke fishing ground dan sebaliknya maupun
sebagai alat untuk menampung hasil tangkapan yang didapat. Kapal perikanan
memiliki keistimewaan dalam beberapa aspek, antara lain ditinjau dari segi
kecepatan (speed), olah gerak (manuverability), layak laut (sea worthiness),
luas lingkup area pelayaran (navigable area), kekuatan struktur bangunan
kapal (stoutness of hull structure), propulsi mesin (engine propulsion),
perlengkapan storage dan perlengkapan alat tangkap (fishing equipment) yang
berbeda dengan kapal umum lainnya (Ayodhyoa, 1972). Secara umum
bagian-bagian pada kapal terdiri atas lunas, linggi haluan dan buritan, gading-
gading, balok geladak, galar, kulit luar dan geladak (Pasaribu, 1985).

Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah organisasi yang menerapkan


standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survei
kelautan terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi
offshore. Standar yang disusun dan dikeluarkan oleh BKI merupakan
publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar
BKI, maka akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI. Adapun salah
satu alasan konstruksi kapal harus sesuai dengan aturan BKI adalah agar dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaankecelakaan kapal yang dapat mengancam
nyawa para nelayan.

SOLAS adalah akronim dari Safety Of Life At Sea, merupakan


konvensi paling penting dari seluruh konvensi internasional. SOLAS menjadi
standar keselamatan maritim yang wajib diterapkan pada kapal-kapal yang
terbitnya berbagai standar (code) bagi kontruksi kapal, peralatan, dan
pengoperasian.
Perencanaan pembangunan kapal memerlukan aturan agar
menghasilkan konstruksi kapal yang memenuhi standar. Aturan yang menjadi
acuan adalah peraturan klasifikasi dan konstruksi kapal laut yang ditetapkan
oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). BKI adalah satu-satunya badan yang
berusaha di bidang klasifikasi kapal-kapal dan satu-satunya badan yang
berwenang untuk menentukan klasifikasi kapal-kapal berbendera Indonesia
(Depnaker 2007). Standar ukuran yang dibuat oleh BKI merupakan standar
ukuran yang dibuat oleh biro klasifikasi luar negeri kemudian diterapkan di
Indonesia. Standar yang ditetapkan oleh BKI bertujuan untuk menjaga
kualitas kapal dan keselamatan kerja di atas kapal saat operasi penangkapan
ikan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan di bahas sebagai berikut :
 Aturan klasifikasi yang berkaitan dengan konstruksi kapal
penangkap ikan ?
 Aturan yang berkaitan dengan SOLAS pada kapa penangkap
ikan?
 Aturan berkaitan dengan pengawakan untuk kapal penangkap
ikan.?
1.3 Tujuan
Dalam Paper ini, kami sebagai kelompok ini ingin mengemukakan
tujuan kami dalam penulisan ini. Terdapat beberapa hal yang perlu kita
perhatikan dalam pembuatan galangan dari awal hingga akhir, antara lain:
 Untuk mengetahui aturan klasifikasi yang berkaitan dengan
konstruksi kapal penangkap ikan
 Mengetahui aturan yang berkaitan dengan SOLAS pada kapal
penangkap ikan
 Untuk mengetahui aturan berkaitan dengan pengawakan untuk
kapal penangkap ikan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Kapal penangkap ikan

Kapal perikanan didefinisikan sebagai kapal atau perahu atau alat


apung lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan
termasuk melakukan survei atau eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan
adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Kapal
pengangkut ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan untuk
mengangkut ikan termasuk memuat, menampung menyimpan, mendinginkan
atau mengawetkan. Berdasarkan defenisi-definisi tersebut di atas, maka dapat
diketahui bahwa kapal ikan sangat beragam dari kekhususan penggunaannya
hingga ukurannya. Kapal-kapal ikan tersebut terdiri dari kapal atau perahu
berukuran kecil berupa perahu sampan (perahu tanpa motor) yang digerakkan
dengan tenaga dayung atau layar, perahu motor tempel yang terbuat dari kayu
hingga pada kapal ikan berukuran besar yang terbuat dari kayu, fibre glass
maupun besi baja dengan tenaga penggerak mesin diesel.

Dalam buku Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara disebutkan bahwa perikanan

merupakan kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya

ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Sedangkan penangkapan itu sendiri

didefenisikan sebagai kegiatan penangkapan atau pengumpulan ikan/binatang

air/tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebas dan bukan
milik perseorangan. Pada umumnya penangkapan ditujukan pada ikan/binatan
air/tanaman air yang hidup, termasuk di dalamnya pengumpulan kerang dan
rumput laut.

2.2 Penerapan aturan –aturan yang berlaku di laut.


International Maritime Organization ( IMO ) bertindak dalam rangka
meningkatkan keselamatan kerja dan keselamatan pelayaran untuk
membentuk suatu badan Internasional yang khusus menangani masalah-
masalah kemaritiman. Konvensi-konvensi IMO paling penting yang sudah
dikeluarkan. Salah satunya adalah peraturan Safety Of Life At Sea (SOLAS)
adalah peraturan yang mengatur keselamatan maritim paling utama,
menangani aspek keselamatan kapal termasuk konstruksi, navigasi dan
komunikasi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aturan klasifikasi berkaitan dengan konstruksi kapal penangkap ikan.

Penetapan Ukuran Standar BKI berdasarkan Scantling


Penetapan scantling number berdasarkan pada rencana daerah pelayaran kapal
yang diteliti dan ditetapkan oleh BKI. BKI menetapkan angka petunjuk yang
digunakan dalam penentuan ukuran bagian-bagian konstruksi yang didapat dari
persamaan (BKI 1996):

L (B/3+D) B/3 + D

dimana, L = panjang kapal, B = lebar kapal dan D = tinggi kapal (BKI 1996).
Angka petunjuk inilah yang menentukan ukuran bagian konstruksi kapal
berdasarkan tabel yang dibuat oleh BKI.

 Lunas
Lunas merupakan bagian konstruksi kapal yang terletak di dasar kapal dan
dibangun pertama kali dalam proses pembangunan kapal. Lunas adalah bagian
utama kapal yang berfungsi sebagai penyangga, karena bagian ini berhubungan
dengan bagian konstruksi yang lain seperti gading-gading, pondasi mesin, kulit
lambung, wrang dan linggi. Parameter BKI yang digunakan untuk menentukan
kesesuaian lunas adalah luas penampang lunas harus sesuai dengan tabel pada
Lampiran 2 dan tergantung dari angka petunjuk L(B/3 + D), luas penampang
lunas boleh dikurangi 10% dari angka yang terdapat menurut tabel pada Lampiran
2, dan perbandingan tinggi dan lebar dari lunas tidak boleh lebih besar dari 3.
Bagian lunas yang diukur adalah luas penampangnya yang akan dijelaskan pada
Gambar .

 Linggi Haluan
Linggi terbagi menjadi dua macam yaitu linggi haluan dan buritan. Linggi
haluan merupakan konstruksi utama kapal yang berada paling depan dan
berfungsi sebagai penguat kapal secara vertikal di bagian haluan kapal. Linggi
buritan merupakan bagian konstruksi kapal yang berfungsi sebagai penguat kapal
secara vertikal di bagian buritan kapal. Berikut adalah gambar luas penampang
linggi haluan yang diukur
 Gading Gading
Gading-gading sebagai pembentuk kasko kapal juga sebagai tempat
meletakkan kulit luar. Parameter BKI yang digunakan untuk menentukan
kesesuaian gading-gading adalah jarak antara gading-gading harus sesuai
dengan tabel pada Lampiran 3 dan tergantung dari angka petunjuk L(B/3
+ D) dan luas penampang gading-gading harus sesuai dengan tabel pada
Lampiran 4 dan tergantung dari angka petunjuk B/3 + D. Gambar luas
penampang dan jarak antara gading-gading yang diukur disajikan pada
Gambar .

 Kulit luar
Kulit luar adalah penentu kekuatan membujur badan kapal. Kulit luar ini
berfungsi untuk mencegah air masuk ke badan kapal. Kulit luar ditempel
pada tiap-tiap gading yang akan membujur dari bagian haluan kapal
hingga buritan kapal. Parameter BKI yang digunakan untuk menentukan
kesesuaian kulit luar adalah tebal kulit luar harus sesuai dengan tabel pada
Lampiran 3 dan tergantung dari angka petunjuk L(B/3 + D). Gambar tebal
kulit luar yang diukur disajikan pada Gambar.
 Pondasi mesin
Pondasi mesin sebagai penahan dan tempat untuk meletakkan mesin kapal
yang berguna sebagai sumber pendorong utama dari kapal. Ukuran
pondasi mesin tergantung dari kapasitas daya mesin. Parameter BKI yang
digunakan untuk menentukan kesesuaian pondasi mesin adalah luas
penampang pondasi mesin harus sesuai dengan tabel pada Lampiran 5 dan
tergantung dari angka petunjuk L(B/3 + D). Penampang pondasi mesin
yang diukur disajikan pada Gambar

 Pagar
Pagar merupakan suatu pelat yang dipasang sepanjang kedua sisi geladak
cuaca, untuk menjaga agar muatan geladak atau orang tidak terlempar ke
laut serta untuk mengurangi basahnya geladak akibat ombak (Soegiono et
al. 2005). Pagar dapat juga berfungsi sebagai perpanjangan gading karena
letaknya seolah-olah meneruskan gading dan sebagai pembatas dan
pelindung untuk para awak kapal agar tidak terjatuh saat melakukan
aktivitas di atas kapal. Parameter BKI yang digunakan untuk menentukan
kesesuaian pagar adalah tebal pagar harus sesuai dengan tabel pada
Lampiran 6 dan tergantung dari angka petunjuk L(B/3 + D). Gambar tebal
pagar yang diukur disajikan pada Gambar 17.

3.2 Aturan berkaitan dengan SOLAS pada penangkap ikan.

Identifikasi Peraturan Internasional Peraturan internasional yang dikeluarkan


oleh masing-masing lembaga internasional atau kerjasama diantara ketiga badan
tersebut, yakni International Maritime Organization (IMO), International Labor
Organization ILO dan Food and Agriculture Organization (FAO) berkenaan
dengan keselamatan kapal penangkap ikan, sebagai berikut:

1. IMO: The Torremolinos International Convention for the Safety of Fishing


Vessels, 1977;
2. FAO/ILO/IMO: Standard of Training Certification and Watchkeeping for
Fishing Vessel Personnel (STCW-F) 1995 Convention;
3. IMO: Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at
Sea, 1972 (COLREGs);
4. ILO: Work in Fishing Convention No.188 and Recommendation No. 199;
5. IMO: International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979;
6. FAO/ILO/IMO: Code of Safety for Fishermen and Fishing Vessels, Part A
Safety and Health Practice;
7. FAO/ILO/IMO: Code of Safety for Fshermen and Fishing Vessels, Part B
Safety and Health Requirements for the Construction and Equipment of Fishing
Vessels;
8. FAO/ILO/FAO: Voluntary Guidelines for the Design, Construction and
Equipment of Small Fishing Vessels;
9. FAO: Code of Conduct for Responsible Fisheries dari FAO;
10. FAO/ILO/IMO: Document for Guidance on Training and Certifications of
Fishing Vessel Personnel, 1995;

3.3 Aturan berkaitan dengan pengawakan untuk kapal penangkap ikan.

Keselamatan pengawakan
Dalam menetapan keselamatan pengawakan minimun suatu kapal otoritas yang
berwenang harus menperhatikan prinsip umum yang berlaku sepanjang bisa
dilaksanakan, dengan mempertimbangkan pedoman yang disetujuhi oleh organisasi
terkait.
Secara kesuruluhan otaritas yang berwenang harus memastikan kemanpuan untuk :
1. Bernavigasi dengan selamat,juga mesin dan radio sesuai dengan standar kapal
dan juga menjaga kewaspadaan di kapal.
2. Menambat dan lepas tambat kapal dengan selamat .
3. Menangani fungsi keselamatan kapal ketika di tugaskan dalam moda stasionar
atau hampir stasionat.
4. Melakukan operasi, sebagaimana diperlakukan pada semua ruangan yang
dapat diakses untuk meminimalkan bahaya kebakaran.
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Dalam pepar di atas disimpulkan bahwa Kapal perikanan merupakan salah satu unit
penangkapan ikan yang memiliki peran yang sangat penting bagi para nelaya
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan, perlu
diterapkan aturan – aturan Klasifikasi BKI dan Konvensi-konvensi IMO yang sudah
dikeluarkan sebagai berikut . Safety Of Life At Sea ( SOLAS ) menangani aspek
keselamatan kapal termasuk konstruksi,navigasi dan komunikasi.
Daftar Pustaka
 International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974
 Pedoman Lambung 2016 - Kapal Domestik (Bag. 8, Jilid 1), bersumber dari
Rules for Hull 2014 (Pt.1, Vol. II)
 MARPOL 73/78 Consolidated Edition, 2002
 Febriyansyah B. 2009. Kesesuaian Ukuran Beberapa Bagian Konstruksi
Kapal Ikan di PPI Muara Angke Jakarta Utara dengan Aturan Biro Klasifikasi
Indonesia. [skripsi] (Tidak dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai