Begitu pula klasifikasi amat penting artinya bagi awak kapal, penumpang
kapal dan pemilik barang muatan yang akan diangkut. Dibeberapa negara, kapal
yang tidak dikelaskan sukar sekali untuk mendapatklan barang muatan apalagi
penumpang. Dari pengalaman menunjukkan pula, bahwa klasifikasi telah banyak
sekali mengurangi kecelakaan tenggelamnya kapal dilaut.
Kecuali yang telah diterangkan diatas biro2 klasifikasi juga mengawasi dan
memberikan petunjuk2 dalam perombakan dan perbaikan kapal.
Didirikannya biro klasifikasi ini, karena pada waktu itu sangat sulit
mendapatkan suku cadang untuk mesin kapal dan bahan bangunan kapal yang
bersertifikat. Banyak kapal yang sampai empat tahun tidak masuk Dok.
Selain itu syarat2 teknis yang ditetapkan oleh biro2 klasifikasi asing adakalanya
tidak sesuai untuk kapal2 Indonesia.
Kapal yang mesin jangkar, jangkar, rantai dan tali memenuhi “Peraturan
konstruksi BKI” akan diberi tanda I dibelakang tanda kelasnya, jika perlengkapan
tersebut kurang memenuhi peraturan BKI maka diberi tanda II . Dengan demikian
tanda kelas misalnya menjadi A.100 I atau A.100 II .
Bila kapal dibangun dengan sarat kurang dari pada sarat maksimum yang
diajukan untuk kapal “Full scantling” atau “Shelter deck”, maka catatan “dengan
lambung timbul” ditambahkan kepada tanda kelas, sehingga misalnya menjadi
“ A.100 I dengan lambung timbul . . . . . . . mm”.
Tanda kelas untuk instalasi mesin adalah SM. Tanda ini diberikan bila
mesin utama mesin bantu dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
menjalankan mesin utama, perlengkapan listrik serta seluruh perlengkapan
lainnya yang dicakup oleh klasifikasi memenuhi “Peraturan Konstruksi Mesin
Kapal Laut” BKI. Instalasi mesin yang tidak seluruhnya memenuhi peraturan BKI
diberi tanda kelas SM.
Jika terdapat pemyimpangan dari Peraturan Klasifikasi dan konstruksi BKI
berhak mencatatnya dalam sertifikat klasifikasi.
Perlu dijelaskan trim & stabilitas kapal bukan menjadi tanggung jawab BKI.
UKURAN-UKURAN UTAMA
Ukuran-ukuran utama dari kapal yang terdapat dari tabel dari peraturan
klasifikasi dan konstruksi kapal laut BKI diukur dalam (m) ialah sebagai berikut:
L – Panjang L adalah jarak pada garis muat musim panas dari pinggir depan
linggi haluan ke pinggir belakang linggi kemudi atau garis sumbu dari tongkat
kemudi, jika tidak ada linggi kemudi.
L tidak boleh kurang dari 96% dan tidak perlu lebih besar dari 97% garis
muat musim panas.
B – Lebar B diukur pada sisi luar gading-gading pada lebar terbesar dari kapal.
H – Tinggi H diukur pada pertengahan panjang L, sebagai jarak vertikal antara
pinggir atas lunas dan pinggir atas balok geladak utama pada sisi kapal.
T – Sarat T diukur pada pertengahan panjang kapal L, sebagi jarak vertikal
antara pinggir atas lunas dengan tanda lambung timbul untuk garis muat
musim panas.
Peratuaran BKI hanya berlaku untuk kapal dalam daerah pelayaran dengan tinggi
kapal H tidak kurang dari:
H ≥ L
→ Pelayaran Samudra
14
H ≥ L
→ Pelayaran Pantai (P)
16
H ≥ L
→ Pelayaran Lokal (L)
18
H ≥ L
→ Pelayaran Terbatas (T)
19
300
Summer
freeboard 540
35
75
TF
115
F T
50
S
25 W
Catatan: WNA
Tebal garis 25 mm 300
Semua satuan dalam mm 230
450 25