Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH
NAVIGASI DI PELABUHAN PERIKANAN

Dosen Pengampu :
Ricky Winrinson Fuah, S.Pi., M.Si

Disusun Oleh :

Ahmad Sadiqi Marbun 22010002


Bima Theo Purba 22010005
Sri Wahyuni 22010012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN


SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI
PANDAN
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan kasih karunia-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul tentang “Navigasi Di Pelabuhan Perikanan” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa juga berterima kasih kepada Bapak Ricky Winrinson Fuah, S.Pi.,
M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Pelabuhan Perikanan yang memberikan
kami pembelajaran dalam mata kuliah ini dan selalu memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari mungkin makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membantu
dalam mengembangkan penulisan laporan kedepannya.

Senin, 04 Desember 2023

Tim Penyusun
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3

2.1 Pengertian ...................................................................................... 3

2.2 Jenis – Jenis Sarana Alat Bantu Navigasi ........................................ 3

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Distrik Navigasi ...................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 8


1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan
dijelaskan bahwa Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
perikanan. pemerintahan menyelenggarakan dan membina pelabuhan perikanan.
Mengingat sampai saat ini pembangunan pelabuhan perikanan sebagai prasarana
perikanan telah banyak dibangun, maka pembinaaanya dilakukan secara ganda
yaitu meningkatkan dan mengoptimalkan pemanfaatan prasarana yang telah
dibangun dan terus melanjutkan pembangunan di tempat-tempat lain yang strategis
dan prospektif.
Menurut Lubis (2012) dan Murdiyanto (2003), Pelabuhan perikanan sangat
menentukan pengembangan usaha perikanan tangkap karena kapal-kapal perikanan
memerlukan tempat yang aman dan lancar untuk membongkar hasil tangkapannya
serta utuk melakukan persiapan kembali melaut. Pelabuhan perikanan yang
berfungsi dengan baik akan merupakan titik temu (terminal point) yang
menguntungkan antara kegiatan ekonomi di laut dengan kegitan ekonomi di darat.
Menurut Arso Martopo (2004), Sebagai bagian dari upaya mewujudkan
keselamatan pelayaran dan perlindungan terhadap lingkungan laut, penataan alur
pelayaran dan sarana bantu navigasi pelayaran merupakan fasilitas pokok dalam
sistem kepelabuhan yang dimaksudkan untuk memudahkan arus kunjungan kapal
baik keluar atau masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran sebagai akses untuk masuk
dan keluar pelabuhan atau perairan yang dapat dilayari kapal, harus aman untuk
dilayari dan lazimnya alur pelayaran ini dianak-pelampungi sebagai sarana bantu
navigasi pelayaran
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Navigasi
2. Jenis – jenis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
3. Tugas dan Fungsi Distrik Navigasi

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui pengertian Navigasi
2. Untuk Mengetahui jenis-jenis Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
3. Untuk Mengetahui Tugas dan Fungsi Distrik Navigasi
3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Di dalam Peraturan Pemerintah RI No: 81 tahun 2000 tentang kenavigasian,
diberikan pegertian sebagai berikut: alur pelayaran adalah bagian dari perairan yang
alami maupun buatan, yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran
lainnya dianggap aman untuk dilayari. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)
adalah sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada diluar kapal,
yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan
kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk
kepentingan keselamatan berlayar.
Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari suatu titik ke titik yang
lain dengan lancar dan dapat menghindari bahaya atau rintangan pelayaran agar
dapat menyelesaikan perjalanan dengan selamat sesuai jadwal. Sedangkan sarana
alat bantu navigasi pelayaran (SBNP) adalah alat diluar kapal yang dirancang untuk
membantu navigator dalam menentukan posisi kapal arah yang aman atau untuk
memperingatkan akan bahaya-bahaya atau rintangan pelayaran. Sedangkan fungsi
SBNP diantaranya adalah untuk menandai alur pelayaran, menandai bahaya atau
rintangan pelayaran serta menentukan posisi kapal.

2.2 Jenis – Jenis Sarana Alat Bantu Navigasi


Jenis-jenis SBNP yang lazim dipakai adalah sebagaimana berikut, Sarana
Bantu Navigasi visual, Sarana Bantu Navigasi visual adalah Sarana Bantu Navigasi
yang hasil kerjanya dapat di lihat dengan mata. Contoh: Menara suar (Mensu)
bangunan menara yang dilengkapi dengan suar dan fasilitasnya, didirikan di pulau,
di darat atau di air dan di jaga oleh penjaga menara suar (PMS). Rambu suar
(Ramsu) bangunan menara yang dilengkapi dengan suar tanpa fasilitas, didirikan di
pulau, di darat atau di air. Kapal-kapal yang dilengkapi dengan suar dan dilabuhkan,
pada posisi tertentu. Pelampung suar (pelsu) pelampung yang dilengkapi dengan
suar dan dilabuhkan di air, umumnya di alur pelayaran. Tanda siang rambu-rambu
atau anak pelampung tanpa dilengkapi suar.
4

Gambar 2. 1 Menara Suar

Gambar 2. 2 Rambu Suar


5

Gambar 2. 3 Pelampung Suar

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Distrik Navigasi


Distrik Navigasi merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Kementerian Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Distrik Navigasi dibagi dalam Tipologi terdiri
atas:
A. Distrik Navigasi Tipe A, yang melaksanakan kegiatan kenavigasian serta
melaksanakan pengawasan terhadap sebagian penyelenggaraan
kenavigasian yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah lainnya dan badan
usaha.
Distrik Navigasi Tipe A menyelenggarakan fungsi:
1. Perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan alur pelayaran
2. Perencanaan, penyediaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran
3. Perencanaan, penyediaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan telekomunikasi pelayaran
4. Pengelolaan armada
5. Penyebarluasan informasi cuaca pelayaran
6. Pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan kegiatan kenavigasian yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah lainnya dan badan usaha
6

7. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan,


kerumahtanggaan, perlengkapan, sumber daya manusia, hukum,
organisasi, dan hubungan masyarakat
8. Penyusunan evaluasi dan pelaporan.
B. Distrik Navigasi Tipe B, yang melaksanakan kegiatan kenavigasian.
Distrik Navigasi Tipe B menyelenggarakan fungsi:
1. Perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan alur pelayaran
2. Perencanaan, penyediaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran
3. Perencanaan, penyediaan, pengoperasian, pemeliharaan, dan
pengawasan telekomunikasi pelayaran
4. Pengelolaan armada
5. Penyebarluasan informasi cuaca pelayaran
6. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan urusan keuangan, ketatausahaan,
kerumahtanggaan, perlengkapan, sumber daya manusia, hukum,
organisasi, dan hubungan masyarakat
7. Penyusunan evaluasi dan pelaporan.
7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Distrik Navigasi adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang kenavigasian di
lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Laut. Distrik Navigasi secara administratif dibina oleh Sekretaris Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut, dan secara teknis operasional dibina oleh Direktur
Kenavigasian, selanjutnya Distrik Navigasi dipimpin oleh seorang Kepala yang
disebut Kepala Distrik Navigasi ( KADISNAV )
1. Penyusunan rencana dan program pengoperasian, serta pengawasan Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran, Telekomunikasi Pelayaran, Kapal Negara
Kenavigasian, Fasilitas Pangkalan, Bengkel, Pengamatan Laut, dan Survei
Hidrografi serta pemantauan alur dan perlintasan;
2. Penyusunan rencana kebutuhan dan pelaksanaan pengadaan, penyimpanan,
penyaluran dan penghapusan perlengkapan dan peralatan untuk Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran, Telekomunikasi Pelayaran, Kapal Negara
Kenavigasian, Fasilitas pangkalan, Bengkel, Pengamatan Laut, dan Survei
Hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan
3. Pelaksanaan program pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu
navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, kapal negara kenavigasian,
dan fasilitas pangkalan serta bengkel;
4. Pelaksanaan pengamatan laut dan survei hidrografi, serta pemantauan alur
dan perlintasan
5. Pelaksanaan urusan logistik
6. Pelaksanaan analisis dan evaluasi pengoperasian, pengawakan dan
pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran,
kapal negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut,
survei hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan
7. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
kerumahtanggaan, hubungan masyarakat, pengumpulan dan pengolah data,
dokumentasi serta penyusunan laporan
8

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Ernani. 2000. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. IPB. Bogor.

Murdiyanto, Bambang. 2004. Pelabuhan Perikanan. Edisi Pertama. Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut pertanian Bogor. Bogor. 142 hlm.

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 19 Tahun 2022


Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Distrik Navigasi

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.8/MEN/2012 Tentang


Kepelabuhan Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai