Anda di halaman 1dari 13

NAVIGASI PERIKANAN

LAMPU NAVIGASI

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
PERIKANAN B

No Nama NPM Nilai


1 Viani Puji Lestari 230110160094
2 Firman Setiawan 230110160100
3 Hari Nugraha 230110160103
4 Sapinatun Namira 230110160106
5 Kintan Prameswari 230110160116
6 Rahayu Ramadhayanti 230110160123
7 Gita Adillah 230110160133

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Navigasi Perikanan yang berjudul “Lampu
Navigasi” tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dulmi’ad, Ibu Lantun dan Ibu Izza yang telah memberikan pengajaran. Pembuatan
makalah ini kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk kesempurnaan tugas
yang diberikan.
Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
tulisan selanjutnya. Sebagai penutup, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas ini.

Jatinangor, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian ....................................................................................... 3
2.2 Jenis ................................................................................................. 3
2.3 Prinsip Kerja ..................................................................................... 5
2.4 Kegunaan ......................................................................................... 7

III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, yang memiliki 17.504
pulau yang membentang dari Sabang sampai Meraoke dengan panjang garis
pantai kurang lebih 81.000 m serta luas wilayah laut sekitar 5,9 juta Km². Sebagai
negara kepulauan berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan
Negara Kepulauan (Archipelago State) oleh konfrensi PBB yang diakui oleh dunia
Internasional maka lndonesia mempunyai kedaulatan atas keseluruhan wilayah
laut lndonesia. Indonesia terletak pada posisi silang yang sangat strategis di antara
Benua Asia dan Benua Australia. Peranan laut sangat penting sebagai pemersatu
bangsa serta wilayah lndonesia dan konsekuensinya Pemerintah berkewajiban atas
penyelenggaraan pemerintahan dibidang penegakan hukum baik terhadap
ancaman pelanggaran terhadap pemanfaatan perairan serta menjaga dan
menciptakan keselamatan dan keamanan pelayaran.
Dalam dunia pelayaran istilah navigasi merupakan hal yang tidak asing, dan
wajib adanya dalam pelayaran itu sendiri. Navigasi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari kata navis yang artinya perahu atau kapal dan agake yang artinya
mengarahkan, secara harafiah artinya mengarahkan sebuah kapal dalam
pelayaran. Dengan adanya navigasi pelayaran dapat dilakukan dengan aman dan
memang seharusnya navigasi menjadi sarana untuk memudahkan pelayaran
dengan aman dan terkendali dengan dukungan fasilitas dan peralatan yang ada di
kapal yang menjadi penggerak pelayaran. Sehingga tuntutan tersebut akhirnya
akan menyebabkan meningkatkatnya sarana dan prasarana peralatan yang
terdapat di kendaraan laut, dalam hal ini jenis yang banyak digunakan adalah
kapal-kapal yang memiliki kemampuan secara maksimal baik dari sisi kecepatan
untuk menjangkau tujuan maupun dari sisi kenyamanan, walaupun tak bisa kita
lepaskan perangkat pendukung.

1
2

Adapun perangkat pendukung dari sarana pelayaran adalah lampu


navigasi. Dengan adanya lampu navigasi, lalu lintas pelayaran dapat terkendali
dengan peraturan yang telah ada. Hal tersebut tentunya menjadi faktor pendukung
yang membantu dalam keselamatan pelayaran, sehingga sulit dipungkiri jika lampu
navigasi harus ada dalam transportasi laut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu lampu navigasi?
2. Apa saja jenis dari lampu navigasi?
3. Bagaimana prinsip kerja lampu navigasi?
4. Apa kegunaan dari lampu navigasi?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami segala aspek mengenai lampu navigasi.
Diantaranya adalah pengertian, komponen/bagian, prinsip kerja, kegunaan, cara
kerja, dan pengoperasian dari lampu navigasi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Lampu navigasi merupakan sumber pencahayaan berwarna pada kapal laut


atau pesawat udara, digunakan untuk memberi tahu posisi, pos, dan status
kendaraan tersebut. Umumnya, penempatan lampu ini diamanatkan oleh konvensi
internasional atau pihak berwenang. Lampu navigasi juga merupakan sumber
pencahayaan berwarna pada kapal laut atau pesawat udara, digunakan untuk
memberi tahu posisi, pos, dan status kendaraan tersebut. Umumnya, penempatan
lampu ini diamanatkan oleh konvensi internasional atau pihak berwenang (Fathoni
2017).

2.2 Jenis

Gambar 1. Jenis lampu navigasi

Side light, dipasang pada kanan dan kiri lambung kapal lazimnya pada
geladak navigasi. Cahaya lampu masih dapat terlihat pada jarak sekurangnya 3 mil
laut pada masing-masing sisi kapal dari depan kapal sampai sudut º kearah
belakang.

3
4

Mast head light, mast head light depan dan belakang masih dapat dilihat
sekurang pada jarak 6 mil laut dan sinarnya membentuk sudut 225 º kearah depan
dan dapat dilihat sampai sudut º pada arah samping kearah belakang. Lampu ini
satu diletakkan didepan dan satu lagi diletakkan dibelakang keduanya pada centre
line kapal. Mast head light belakang tingginya tidak boleh kurang 4.5 m diatas mast
head light depan, sedangkan jarak mast head light depan dan mast head light
belakang tidak boleh kurang dari ½ Loa tetapi tidak perlu > 100 m.
Stern light, dipasang diburitan kapal dapat dilihat dari belakang,
membentuk sudut 135 º (67.5 º kearah port side dan 67.5 º kearah starboard side)
dan masih dapat dilihat pada jarak sekurangnya 3 mil laut.
Anchor light, anchor light depan diletakkan dihaluan sekurangnya 6 m
diatas fore castle deck, anchor light belakang diletakkan diburitan dengan
ketinggian tidak boleh kurang 4.5 m dibawah anchor light depan. Kedua lampu
tersebut dapat dilihat dari segala arah secara horizontal dan masih dapat dilihat
pada jarak tidak boleh kurang dari 3 mil laut.
Not under commad light, not under command light terdiri 2 lampu berwarna
merah yang dipasang pada tiang yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak
kedua lampu tidak boleh kurang dari 2 m, dapat dilihat kesegala arah secara
horizontal dengan jarak pandang tidak boleh kurang dari 3 mil laut. Lampu ini
umumnya diletakkan dimidship ditiang mast, satu tiang dengan salah satu mast
head light dan terletak dibawah mast head light tersebut.
Towing light, towing light terdiri 2 lampu berwarna merah yang dipasang
pada tiang yang sama, satu lampu diatas lampu lainnya, jarak kedua lampu tidak
boleh kurang dari 2 m, dapat dilihat dari depan dengan sudut pandang 225 º (22.5 º
dapat dilihat menyamping kearah portside dan starboard side) jarak pandang tidak
boleh kurang dari 3 mil laut. Lampu ini umumnya diletakkan satu tiang dengan
5

tiang mast depan dan terletak dibawah mast head light tersebut. Lampu ini
dinyalakan pada saat kapal ditarik atau sedang menarik kapal.

2.3 Prinsip Kerja

Lampu navigasi berguna untuk penandaan pada malam hari. Secara umum
prinsip kerja lampu navigasi yaitu penanda bagian kapal pada jarak pandang
tertentu dan tetap dinyalakan atau dinyalakan pada saat tertentu saja.
1. Lampu navigasi portside dan starboard side

Warna merah untuk Port side dan hijau untuk Starboard side. Pemasangan
lampu ini harus mencakup jarak pandang masing-masing 112.50 dari center line.
Lampu dinyalakan terus untuk menandakan bagian kanan dan kiri kapal.
2. Lampu Navigasi All-round
6

Warna putih. Pemasangan lampu dapat terlihat dengan jangkauan 360°.


3. Lampu Navigasi Masthead

Warna putih. Penyinaran menerus dengan membentuk sudut 225°. Dapat dilihat
pada jarak 5 mil
4. Lampu Navigasi Stern

Warna putih. Penyinaran membentuk sudut 135°. Penyinaran di bagian buritan


kapal
5. Lampu Navigasi Towing
7

Warna kuning. Penyinaran membentuk sudut 135°, Penyinaran dibagian buritan


kapal. Lampu dinyalakan pada saat kapal ditarik atau sedang menarik kapal.

2.4 Kegunaan
Sama seperti semua alat transportasi, sistem pencahayaan digunakan di
malam hari penting bagi keamanan kendaraan. Fungsi utama dari lampu navigasi
kapal laut adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang besar (Shilavadra
2017). Semua kapal, besar ataupun kecil diharuskan memiliki lampu malam sebagai
bagian dari sistem navigasi. Sistem ini diperkenalkan pada tahun 1838 oleh Amerika
Serikat dan kemudian diikuti oleh Inggris pada tahun 1849. Pada tahun 1889,
Konferensi Maritim Internasional (International Maritime Conference) didirikan oleh
Amerika Serikat untuk menetapkan pedoman yang tepat untuk mencegah
kecelakaan laut. Pada tahun 1897, peraturan ini secara resmi diadopsi secara
internasional. Warna lampu yang harus digunakan ditentukan oleh seperangkat
aturan yang diloloskan di Inggris. Atas dasar peraturan ini, tiga warna dipilih:
merah, hijau, dan putih. Bahkan saar ini, penerangan navigasi laut terdiri dari tiga
warna ini.

Gambar 7. Pola pemasangan lampu navigasi


8

Ada pola dimana lampu-lampu ini dipasang di kapal dan perahu dengan
kolaborasi dengan International Association of Lighthouse Authorities (IALA)
Buoyage System. Pola tersebut dijelaskan dibawah ini:
a. Ada cahaya lampu pada sisi kanan kapal (sisi kanan saat menghadap ke
busur kapal yang dikenal dengan sisi starboard) yang berwarna hijau.
b. Ada cahaya lampu pada sisi kiri kapal (sisi kiri kapal saat menghadap ke
busur kapal yang dikenal dengan portside) yang berwarna merah.
Kedua sidelights menunjukkan cahaya yang tidak terputus diatas lengkungan
cakrawala 112,5o sehingga dari kanan ke depan dapat dilihat pada poros 22,5o di
sisi lain.
Lampu putih juga diletakkan di bagian belakang kapal (buritan). Cahayanya
tidak terputus di atas cakralawa 135o dan tetap menunjukkan cahaya 67,5o dari
kanan ke kiri pada masing-masing sisi. Tiang perahu juga harus memiliki lampu
malam. Warna cahaya ini adalah putih. Dua lampu masthead ada di tempatnya,
dengan poros kedua lebih tinggi dari poros pertama, bila panjang kapal lebih besar
dari 50 meter. Menunjukkan cahaya yang tidak terputus diatas lengkungan
cakrawala 225o dan dan tetap menyala untuk menunjukkan cahaya dari depan
sampai 22,5o pada masing-masing sisi.
Lampu tidak hanya untuk menunjukkan statusnya sendiri sebagai kapal
untuk identifikasi oleh kapal lain di sekitarnya namun juga sebaliknya. Tidak hanya
itu, pengaplikasian lampu navigasi disaat dua kapal pada jalur yang berhadapan,
seperti pada COLREGS Rule no 14, saat melihat lampu yang dimandtkan untuk
situasi ini, masing-masing kapal diintruksikan untuk mengubah jalurnya menjadi
kanan sehingga bisa saling melewati sisi port satu sama lain.
BAB II. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan

Lampu navigasi merupakan sumber pencahayaan berwarna pada kapal laut


atau pesawat udara, digunakan untuk memberi tahu posisi, pos, dan status
kendaraan tersebut. Ada 6 jenis lampu yang terbagi dalam 3 bagian kapal.
Kegunaan dari lampu navigasi secara umum adalah ntuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang besar.

3.2 Saran

Untuk memahami materi mengenai lampu navigasi, diperlukan berbagai


sumber agar bisa saling melengkapi sub materi satu dengan sub materi lainnya. Kita
tidak bisa hanya berfokus pada satu sumber saja.

9
DAFTAR PUSTAKA
Rahmi Yunila. 2015. Navigasi. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom.
Purwokerto.

Bhattacharjee, Shilavadra. “Understanding the Importance of Marine Navigation


Lighting”.www.marineinsight.com.
https://www.marineinsight.com/marine-navigation/understanding-the-
importance-of-marine-navigation-lighting/amp/ (diakses pada tanggal 21
Oktober 2017, 13.22 WIB)

Anonim. -. Navigation Light. http://Gosailing.info

10

Anda mungkin juga menyukai