Anda di halaman 1dari 29

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam
bentuk barang maupun jasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita mendengar kata produksi,
maka yang terbayang di pikiran kita adalah suatu kegiatan besar yang
memerlukan peralatan yang serba canggih, serta menggunakan ribuan
tenaga kerja untuk mengerjakannya. Sebenarnya dugaan tersebut tidak
benar.
Produksi artinya, kegiatan menambah nilai guna suatu barang atau
jasa untuk keperluan orang banyak. Dari pengertian diatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa, tidak semua kegiatan yang menambah nilai guna
suatu barang dapat dikatakan proses produksi.
Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi ialah menambah
nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam kegiatan menambah nilai guna
barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
A. Guna bentuk
Yang dimaksud dengan guna bentuk yaitu, didalam melakukan proses
produksi, kegiatannya ialah merubah bentuk suatu barang sehingga
barang tersebut mempunyai nilai ekonomis.
B. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa.
Contohnya: tukang becak, buruh, dll.
C. Guna tempat
Guna tempat adalah kegiata produksi yang memanfaatkan tempattempat dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis. Contoh:
pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah ketempat
dimana orang membutuhkan pasir tersebut.
D. Guna waktu
Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktutertentu. Misalnya: pembelian beras yang dilakukan oleh Bulog pada

saat musim panen, dan dijual kembali pada saat masyarakat


membutuhkan.
E. Guna milik
Guna milik ialah, kegiatan produksi yang memanfaatkan modal yang
dimiliki untuk dikelola orang lain dan dari hasil tersebut ia
mendapatkan keuntungan.
2.2. PENGERTIAN KAPAL NAVIGASI
Kapal navigasi mempunyai fungsi selain untuk meningkatkan
keselamatan, kapal tersebut juga bertugas mengamankan alur pelayaran
nasional.
Kapal-kapal itu berfungsi untuk berbagai hal, yakni melakukan
pemasangan, pemeliharaan, perawatan, dan pengamatan/inspeksi Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), suplai logistik untuk pengoperasian
SBNP, gilir tugas (applosing) Penjaga Menara Suar (PMS), kegiatan survey
lokasi, survei alur dan pelintasan serta bantuan SAR dan tugas
pemerintahan lainnya.
Khususnya untuk alur internasional yang dikenal dengan Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI). Untuk alur internasional ini, sarana
navigasinya adalah kewajiban negara (untuk mengawasinya).
2.3. PENGERTIAN FIBERGLASS
Fiberglass ialah pencampuran resin dengan katalis/hardener yang
harus dijadikan polymer . Hardener ini yang akan membantu resin menjadi
polimer dan menjadi keras. untuk memperkuatnya ditambahkan fiber(
woven roving/mat) didalam adonan resin+hardener = jadilah apa yang
bisanya disebut fiberglass meskipun lebih tepatnya GFRP .
Fiberglass Reinforce Plasstic (FRP) merupakan suatu tipe material
komposit yang merupakan hasil perpaduan dari penyatuan material
fiberglass, resin, gelcoat, dan pigmen dengan komposisi tertentu. Dimana
penggabungan dari material material tersebut akan menghasilkan suatu
bahan yang memiliki karakteristik yang unik dan dapat mendukung
kebutuhan material untuk memproduksi bangunan sebuah kapal.

2.4. PENGERTIAN KOMPOSIT


Dewasa ini penggunaan material komposit mulai menggantikan
material-material konvensional seperti baja dan alumunium. Pembuatan
material komposit memerlukan investasi yang besar karena memerlukan
teklnologi yang tinggi.
Secara umum komposit adalah gabungan dua material atau lebih
tersusun secara mikroskopis di mana material penyusunnya masih dapat
dilihat. Adapun material penyusun terdiri dari fiber sebagai serat penguat
yang memberikan kekuatan (strength) dan kekauan (Stifness). Dan resin
sebagai pengikat dan pendistribusi gaya beban.
Bonding komposit Adalah penggabungan dua material atau lebih,
baik metal maupun non metal menggunakan adhesive primer sebagai
media pengikat membentuk suatu komponen atau part yang memilki
karakteristik mekanik yang tinggi dibandingkan logam.
2.4.1. Di antara keuntungan dari struktur part komposit :
A. Ringan.
B. Tahan korosi.
C. Mempunyai sifat mekanik tinggi.
D. Mudah direpair.
2.4.2. Material Composite dibagi dua bagian diantaranya :
A. Material inti / The main of material
B. Material pembantu / auxiliary material
2.4.3. Material dasar dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya :
A. Material inti dan
B. Material pendukung.
Di dalam material inti terdapat beberapa jenis fiber, resin dan core :
No

Fibre

Resin

Core

Glass

Poyester

Honeycomb

Carbon

Epoxy

Foam

Aramide

Phelonic

Microcarbon

Boron

Polymide

Filler

Tabel 2.1. Tabel Jenis fiber, resin dan core PT. Carita Boat Indonesia.
(2007).Training Basic Material dan Advance Composite. Serpong
Tanggerang

Material tersebut akan dibentuk komponen sesuai desain dan tidak lepas/
dirubah disebut juga thermosting.
Di dalam material pendukung terdapat komponen-komponen sebagai
berikut:
No Material Pendukung
1

Vacum bag / nylon film

Air wave, bleeder

Seal tape, double tape

Semua jenis solvent, Release agent

Tabel 2.2. Material Pendukung PT. Carita Boat Indonesia. (2007). Training
Basic Material dan Advance Composite. Serpong - Tanggerang
Material ini akan dilepas pada komponen setelah kering dan satu
kali pakai.
2.4.4. Fiber (serat)
Fiber merupakan material penguat yang berupa serat.
Berdasarkan pembentukan serat dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Serat alam natural fiber), yaitu serat yang terbuat dari
tanaman, hewan maupun sumber-sumber mineral lainnya.
Contoh : Kertas, karung goni.
B. Serat buatan (synthetic fiber), yaitu serat yang terbuat dari
campuran bahan kimia.
Contoh : fiber kevlar (aramide).
Berdasarkan bentuknya serat di bedakan menjadi 2 macam:
1.

Serat panjang (continous fiber).


Komposit dengan serat panjang lebih mudah di atur dan
di

arahkan

sehingga

sifat

mekaniknya

dapat

diperkirakan lebih tepat.


2.

Serat pendek (Discontinous fiber).


Sehingga pendek mudah dibuat dan harganya murah,
tetapi

tidak

bisa

diarahkan

sehingga

kekuatan

mekaniknya rendah.
Pemilihan serat yang digunakan harus memenuhi
beberapa persyaratan antara lain :

a.

Faktor Keamanan (Safety factor).

b.

Proses Pembuatan (Manufacturing process).

c.

Faktor ekonomi ( Economic factor).

2.4.5. Sifat Material komposit


Sifat material komposit di pengaruhi oleh jenis serat dan
arah serat yang digunakan antara lain :
A. Serat Glass
B. Serat Aramid
C. Serat Karbon
D. Serat Boron.
Adapun arah serat yang digunakan :
1. Serat satu arah ( unidirectional / tape).
2. Serat dua arah (wofen / fabric).

Gambar 2.1. Arah Serat Fiber


Serat satu arah mempunyai kekuatan dan kekauan
dalam arah x yang lebih tinggi dari serat dua arah, tetapi
kekuatan dan kekauannya pada y lebih rendah. Serat dua
arah mempunyai formability (kemampuan bentuk) yang lebih
baik dari serat satu arah.
2.4.6. Tipe Anyaman
Ada beberapa tipe anyaman biasa digunakan diantaranya :
A. Anyaman Plain / Fabric
Rantai benangnya saling menyilang satu dengan yang
lainnya, sehingga anyaman stabil dan identik dalam kedua
arah.
Karakteristik dari tenunan plain :
1. Lebih tebal dari anyaman unidirectional.
2. Mudah dalam penanganan dan lebih cepat proses layupnya.

Gambar 2.2. Anyaman Plain/Fabric


B. Anyaman satin
Benang menyilang tidak seluruhnya melewati rantai tetapi
hanya pada nomor tertentu, misalnya untuk harness no.8
benang akan menyilang pada rantai no. 8 karakteristik dari
anyaman satin :
1. Anyaman mudah rusak
2. Mempuyai kekuatan tensile dan flexur yang tinggi.

Gambar 2.3. Anyaman Satin


C. Anyaman Unidiretionale / tape
Terdiri dari benang-benang pararel yang dilindungi oelh
benang-benang

yang

sangat

halus,

anyaman seperti

ini.memiliki sifat mekanik yang baik dalam satu arah.


Karakteristik anyaman tape :
1. Lebih kuat dari anyaman plain.
2. Tidak bisa di terapkan pada part yang kompleks (rumit).

10

2.4.7. Serat Aramid / Fiber aramide


Fiber aramide adalah fiber polyamide aromatik yang lebih
di kenal dengan nama komersil kevlar. Seratnya diperoleh
dengan pemintalan yang kemudian mendapatkan perlakuan
thermic dan mekanik untuk memperbaiki sifat mekanik terutama
modulus elastisitasnya.
Dilihat dari proses pembuatannya, fiber aramide dapat
dibedakan menjadi 2 tipe :
A. Fiber kevlar 29 ( arenka D900), modul = 70.000 mpa.
B. Fiber kevlar 49 ( arenka D930), modul = 130.000 mpa.
1.

Bentuk-bentuk serat aramide terdapat dalam beberapa


bentuk, diantaranya :
a.

Benang-benang aramide.

b.

Woven roving.
Merupakan gabungan dari benang-benang, lapisanlapisan atau seperti sumbu lampu yang dikerjakan
dengan mesin tenun untuk kain, tersusun atas
benang rantai dan benang menyilan

c.

Anyaman berupa pita


Anyaman undirectional yang dikerjakan secara
sempurna

dengan

diberi

batas

pinggir

yang

kerusakan

pada

lebarnya dibawah
100 mm.
2.

Keuntungan fiber aramide :


a.

Resistance

spesifik

terhadap

traction yang baik.


b.

Density rendah 1,45

c.

Dilatation thermic adalah nol.

d.

Menyerap getaran dengan baik.

e.

Tahan terhadap larutan kimia, kecuali asam kuat


dan basa kuat.

3.

Kelemahan fiber aramide :


a.

Ketahanan terhadap kompresi lemah.

b.

Adherence dengan resin lemah.

11

c.

Peka terhadap sinar ultraviolet.

d.

Moisture pickup cukup besar, yaitu 4% dari yang


ada.

4.

Sifat-sifat yang dimiliki fiber aramide :


a.

Sifat-sifat mekanik
Fiber aramide memiliki resistance spesifik terhadap
kerusakan

sewaktu

ditarik

yang

sangat

baik

perpanjangan pada waktu di rusak termasuk


sedang jika dibandingkan dengan fiber glass dan
fiber karbon.
Comperssion Resistance
Fiber aramide memperlihatakan

karakteristik yang

sedang

test,

pada

kemungkinan

Comperssion
akan

di

mengakibatkan

mana

adhesinya,

dengan resin atau matris akan lemah.

Satuan

Fiber keraik

Fiber karbon

Fiber

Fiber

Sic

HR

HM

Glass

kevlar

1900

1800

2500

1500

500

250

19000

18000

25000

15000

5000

2500

Al O
2 3

Mpa
Kg/cm2

Tabel 2.3. Compression Resistance Material Reiforcement. PT. Carita Boat


Indonesia. (2007). Training Basic Material dan Advance Composite.
Serpong Tanggerang.
b.

Sifat Thermik (panas)


Fiber

aramide

memiliki

ketahanan

terhadap

temeratur yang baik pada suhu 300 C modulus


elastisnya stabil yaitu sekitar 85% dan ketahanan
tarik sekitar 50 %. Fiber aramide bersfat isolator
thermik dan elektrik (resistivity elektrik : 5.1015cm).

12

Gambar 2.4. Thermic Resistance

Gambar 2.5. Traction Allongement Fiber Reinforcement


5.

Flexion Resistance ( Daya tahan lentur )


Gambar

berikut

memperlihatkan

perbandingan

karateristik flexion dari fiber Kevlar den glass dan fiber


karbon. Penampilan fiber ini adalah elastisitas di bawah
beban yang ringan dan bersifat jika beban yang
diberikan berat dan akan menimbulkan analogi tertentu
dengan logam.

13

Gambar 2.6. Karateristik Flexion Fiber Reinforcement


c.

Sifat kimia
Fiber aramide memiliki ketahanan kimia yang cukup
baik, tidak dapat diserang /dirusak oleh asam kuat
atau basa kuat yang derajat konsentrasinya lebih
kecil. Tetapi pada konsentrasi yang lebih besar,
fiber aramide akan kehilangan kekuatan mekanik
sebesar 60 % setelah 1000 jam dalam larutan asam
sulfat H2SO4) atau sekitar 70 % kehilangan
karakteristik mekanik setelah 100 jam dalm asam
nitrat (HNO3) sebaliknya pelarut seperi aceton,
tricloroethylen tidak memberikan efek terhadap fiber
aramide.

2.4.8. Serat gelas (fiber Glass)


Bahan baku serat gelas
Bahan baku pembutan serat gelas, adalah :
A. Silicia (silika).
B. Limestone (batu Kapur).
C. Boric Acid (asam borat).
D. Sand (pasir).
Perbedaan tipe serat gelas dan komposisi dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

14

Component

Grade of Glass
A

Silicon oxides

72.0

64.0

54.3

64.2

Alimunium oxide

0.0

4.1

15.2

24.2

Ferrous oxide

Calsium oxide

10.0

13.2

17.2

0.01

Magnesium oxide

2.5

3.3

4.7

10.27

Sodium oxide

14.2

7.7

0.6

0.27

Polassium oxide

1.7

Borron oxide

4.7

9.0

0.01

Barium oxide

0.9

0.2

Miscellaneous oxide

0.7

Tabel 2.4. Tipe Serat Gelas dan Kompositnya. PT. Carita Boat Indonesia.
(2007). Training Basic Material dan Advance Composite. Serpong Tanggerang
1.

A- glass (gelas alkali tinggi) Digunakan sebagai serat


yang tahan terhadapa bahan kimia, tetapi kandungan
alakali yang tinggi akan menurunkan daya hantar listrik
(elektrical properties) dari serat ini.

2.

C-glass (Sodium Borosilicate)


Mempunyai ketahanan terhdap bahan kimia dan korosi.

3.

E-glass (Alumunium Borosilicate)


Mempunyai sifat tahan teradap air jika dibandingkan
serat gelas lainnya, daya hantar listrik baik, tidak mudah
terbakar dan tidak bereaksi dengan bahan kima.

4.

S-glass dan R-glass


Mempunyai sifat mekanik yang tinggi, memmilki daya
tahan tarik dan modulus elastis yang sangat tinggi, juga
tahan terhadap bahan kimia.
a.

Bentuk-bentuk Serat Gelas (Fiber Glass)


1)

Steaple mate

15

Dalam dunia industri sering disebut juga


dengan Mat atau Matto biasanya berupa
potongan-potongan serat kaca yang disusun
secara

acak

dan

dibentuk

menjadi

satu

lembaran dengan perekat yang didalmnya


mengandung material bernama seizing.
Dikarenakan serat kaca terbentuk dalam
ukuran yang terotong kecil-kecil dan menyebar
ke segala arah, maka material E-Glass tipe ini
memilki kekuatan yang lebih tarik yang lebih
lama dibandingkan dengan material E-Glass
yang lain namun lebih mudah dikeringkan dan
lebih mudah dalam proses polimerisasi.
Ada beberapa efek negatif dari material
Steaple Mate terhadap manusia, terutama
kesehatan para pekerja di pabrik atau galangan
antara lain :
a)

Jika terkena kulit, maka akan terasa gatal.


Jika pada kadar yang tinggi, maka akan
menyebabkan rasa perih.

b)

Serat-seratnya

yang

terbentuk

kecil

terkadang tertiup angin dan bisa mengenai


mata, maka akan

menyebabkan

mata

pedih.
c)

Jika menghirup bau material ini, terlebih


lagi

apalagi

jika

material

ini

sudah

disatukan dengan resin, maka akan terasa


sesak dan pusing.
Pada proses laminasi, perbandingan
antara berat serat matto dengan resin sekitar 25
30 % matto dan 65 75 % resin polyester.
Laminasi Chopped Strand Mat ini biasanya
digunakan sebagai lapisan pengikat antara agar
tidak mudah terkelupas maupun selip pada

16

proses laminasi berikutnya. Chopped Strand


Mat juga sering digunakan sebagai laminasi
tahap awal dan akhir yang bertujuan agar
bagian sisi tersebut menjadi rata. Berat yang
biasa digunakan adalah CSM yang memiliki
ukuran 300, 450, 600, dan 900 gram/m2. Untuk
pembuatan bangunan kapal ini digunakan CSM
dengan ukuran 300 gram/m2 dan 450 gram/m2.
Dalam proses laminasi kapal fiber, serat
chopped strand mat yang digunakan untuk
bangunan kapal antara lain :
a. Chopped Strand Mat 300 gram/m (Mat 300)
dengan data teknis sebagai berikut :

Berat spesifik ( W/m ) f

: 300 gram/m

Kekuatan tarik ( uf )

: 213 Mpa

Modulus elastisitas ( Ef )

: 16 Gpa

Angka Poisson

: 0.2

Gambar 2.7. Steaple Matt 300

17

b. Chopped Strand Mat 450 gram/m (Mat 450)


dengan data teknis sebagai berikut :

Berat spesifik ( W/m ) f

: 450 gram/m

Kekuatan tarik ( uf )

: 213 Mpa

Modulus elastisitas ( Ef )

: 6 Gpa

Angka Poisson

: 0.2

Gambar 2.8. Steaple Mat 450

2). Woven Roving


Woven roving merupakan serat penguat
menerus berbentuk anyaman dengan arah
yang saling tegak lurus. Berbeda dengan
material Steaple Mat, Woven Roving terbentuk
dari serat-serat kaca yang berukuran panjangpanjang

dan

dibentuk

dalam

suatu

satu

kesatuan yang bergerak kedua arah, lalu


kemudian dianyam.

18

Karena pada serat pada material ini


terbentuk

dengan

ukuran

panjang

yang

bergerak dalam dua arah dan disusun seperti


anyaman, maka tipe material E-glass ini
memiliki kekuatan tarik yang lebih baik dari
material Steple Mate. Namun, kekurangan dari
material ini adalah danya bentukan gelombang
akibat

proses

penganyaman

mengakibatkan

kuarang

laminasi

terbentuk

yang

yang

optimalnya
melalui

hasil
proses

laminasi.
Adapun karakteristik dari material woven
roving antara lain :
a. Proses pengeringannya lebih cepat bila
dibandingkan dengan CSM.
b. Memiliki nilai kadar glass yang tinggi, yaitu
sekitar

50

sehingga

memiliki

nilai

kekuatan tarik dan ketahanan terhadap


tumbukan yang lebih baik.
c. Lebih mudah dalam proses pengerjaan,
seperti

pada

proses

laminasi

dan

pemotongan.
Pada proses laminasi, perbandingan
berat antara serat woven roving dengan resin
sekitar 45 50 % woven roving dan 50 55 %
resin polyester dari fraksi berat. Woven roving
digunakan

sebagai

laminasi

utama

yang

memberikan kekuatan tarik maupun kekuatan


lengkung yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan

laminasi

matto.

Dalam

proses

pembuatan laminasi serat woven roving lebih


sulit dibasahi oleh resin dan terkadang larutan
resin relatif lebih sulit untuk mengisi anyaman
serat woven roving. Dengan kandungan resin

19

yang relatif lebih sedikit bila dibandingkan


dengan laminasi matto, maka laminasi serat
woven roving ini memiliki ketahanan terhadap
resapan

air

yang

kurang

baik.

Untuk

memperbaiki kondisi ini, biasanya laminasi


serat woven roving dilapisi lagi dengan 2
lapisan matto pada bagian sisi luar yang
memiliki kandungan resin polyster yang relatif
lebih banyak.
Material woven roving umumnya
diaplikasikan

pada

proses

laminasi

pembangunan badan kapal dengan metode


hand lay-up. Selain itu, material ini juga dapat
diaplikasikan pada proses laminasi dengan
metode chopper gun maupun vaccum bagging.
Seperti halnya material

Staple Mate,

material woven roving juga dapat berpengaruh


terhadap kesehatan manusia, terutama yang
berhubungan

dengan

mata,

kulit

dan

pernafasan.
Woven

Roving

pemakaian

digunakan

ketebalannya.

berdasarkan
serat

woven

roving yang digunakan adalah :


a. Woven roving 600 gram/m2 (WR 600),
dengan data teknis sebagai berikut :

Berat Spesifik (W/ m2) f

: 600 gram/m2

Kekuatan Tarik (uf)

: 512 MPa

Modulus Elastisitas (Ef)

: 38,5 GPa

Angka Poisson

20

: 0,2

Gambar 2.9. Woven Roving 600 gram/m


b. Woven roving 800 gram/m2 (WR 800),
dengan data teknis sebagai berikut :

Berat Spesifik (W/ m2) f

: 800 gram/m2

Kekuatan Tarik (uf)

: 512 MPa

Modulus Elastisitas (Ef)

: 38,5 GPa

Angka Poisson

: 0,2

Gambar 2.10. Woven Roving 800 gram/m

21

3)

Rovimat
Rovimat merupakan gabungan antara
bentuk steaple matte dan roving.

4) Serbuk halus fiber


Panjang

fiber

halus

yang

normal

berkisar antara 0,5 sampai 1 mm. Fiber ini


dapat

digunakan

sebagai

charge

pada

pembuatan part atau tool komposit.


5) Microbalon glass.
Biasanya terbuat dari glass A dan
berbentuk butir-butir bola glass degan besar
butir antara 4 sampai 100 mikron dan berwarna
coklat.
Fiber glass banyak digunakan sebagai
material komposit karena mempunyai sifat mekanik
yang baik dan harganya murah dibandingkan
dengan fiber lainnnya.
b.

Sifat-sifat fiber glass


Fiber glass mempunyai sifat-sifat, antara lain :
1)

Sifat mekanik
Karakteristik yang lebih tinggi diperoleh
dari glass R (T= 4.400 mpa, E= 86.00 mpa) dan
fiber glass R mempunyai ketahanan terhadap
temperatur sepertgrafik dijelaskan dibawah ini.

22

Gambar 2.11. Karakteristik Mekanik Glass R dan E


Gambar 6 menunjukkan bahwa ketahanan fiber glass
R pada suhu 7500 C adalah stabil yaitu 700 mpa setelah
400 karena suhu pemanasan maksimum dalaha 6600
sedangakan untuk glass R 7800C

Gambar 2.12. Kestabilan Glass R Terhadap Temperatur.


2)

Sifat Kimia.
Sebagaian

fiber

glass

memiliki

ketahanan yang sangat baik dalam cairan


kimia. Fiber glass C dibuat khusus untuk tahan
terhadap asam dan tidak akan terserang bila
dibiarkan dalam larutan selama 24 jam pada
temperatur kamar atau selam 2 jam pada

23

temperatur
terhadap

didih

asam.

humidity,

glass

Untuk
r

ketahanan

menampilakn

keunggulan seperti ditunjukan pada gambar 7.

Gambar 2.13. Ketahanan Glass R dan E Dalam Air


c.

Karakteristik fiber Glass :


1)

Ringan.

2)

Tahan terhadap humidtiy dan korosi.

3)

Memilki sifat dielektrik yang lemah.

4)

Dilatation Thermic lemah.

5)

Tahan terhadap temperatur tinggi ( 50 % fiber


dapat tahan sampai temperatur 3500 C).

6)

Memungkinkan untuk berikatan kuat dengan


seluruh resin.

7)

Dapat

diperoleh

bermacam-macam

fiber.
8)

Conductivity relatif lemah.

24

bentuk

2.4.9. Matriks (Resin)


Resin merupakan media pengikat fiber dan sering
dijumpai dalam bentuk cair, kental dan bening. Biasanya resin
ditempatkan dalam suatu wadah yang berbentuk drum. Contohnya
terlihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.14. Resin yang masih disimpan di dalam suatu tempat tertutup
yaitu Drum

25

Gambar 2.15. Resin yang terbentuk dalam cairan kental dan bening
Pada umumnya resin digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
A. Resin

thermoplastik,

adalah

resin

yang

proses

pengerasannya bersifat reversible ( dapat diproses ulang


setelah terpolimerisasi ).
Contoh : polymide, polycarbonate, polythermide, (PEI) dan
ployetheretketone (PEEK).
B. Resin thermostting adalah resin yang proses pengerasannya
bersifat

ireversible

dapat

diproses

ulang

setelah

terpolimerisasi ).
Contoh : Polyester, epoxy, phelonic.
Pada saat ini bahan komposit banyak menggunakan resin
thermostting.
1.

Kondisi resin :
a.

A-stage,
Yaitu tahap awal pada reaksi polimerisasi
resin thermosting, dimana material resin tersebut

26

masih dapat larut dan dapat bercampur dengan


cairan tertentu. Dalam kondisi ini resin disebut resol
b.

B-Stage,
Merupakan

tahap

antara

pada

reaksi

polimerisasi resin thermosting, di mana material


resin akan mengembang atau ( swollen ) apabila
kontak dengan caran tertentu dan melunak ketika di
panaskan. Pada tahap ini resin disebut Resitol.
c.

C-Stage,
Yaitu tahap akhir pada reaksi thermosting
tertentu, dimana material tidak dapat larut dan tidak
dapat mencair lagi. Pada tahap ini resin disebut
resit.

2.

3.

4.

Karakteristik Resin Thermosting :


a

Tidak mengalami perubahan kimia saat curing.

b.

Proses irreversible.

c.

Viscositas rendah/ murah mengalir.

d.

Waktu curing lama.

Karakteristik resin thermoplastik:


a.

Tidak bereaksi dengan bahan kimia.

b.

Proses reversible.

c.

Viscositas tinggi.

d.

Waktu curing cepat.

Fungsi Resin :
a.

Menyatukanatau menggabungkan serat reinforce.

b.

Mendistribusikan beban diantara fiber.

c.

Melindungi fiber dari pengaruh lingkungan.

d.

Memberi strength dan stiffness pada arah tegak


lurus terhadap fiber.

e.

Memberikan shear rigidity diantara fiber.

A. Resin Epoxy
Resin epoxy adalah resin thermosting yang dalam
molekulnya mengandung dua atau beberapa fungsi epoxy.
Resin tipe ini memiliki kemampuan menahan resapan air

27

(adhesion) paling baik, tahan terhadap suhu tinggi, serta


memiliki ketahanan yang baik teradap korsosi dan reaksi
kimia.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :

1.

Massa Jenis

: 1,20gram/cm3

Modulus Young

: 3,2 GPa

Angka Poison

: 0,37

Kekuatan tarik

: 85 GPa

Keuntungan resin epoxy :


a. Mudah dalam penggunaan dan terpoimerisasi dengan
baik.
b. Non volatile, low shrinkage, good chemical resistance,
good dimensional stability, high bond strength.
c. Fracture thoghness dapat dikontrol.

2.

Kerungian resin epoxy :


a.

Ketahanan terbatas terahadap material organic (


khususnya asam organic dan fenol ) dan high
temperatur performance terbatas.

b. Harga lebih mahal dibandingkan dengan resin


polyster.
c.

Cure relatif lebih lambat dan viscositasnya tinggi.

B. Resin phenolic
Resin phenolic digunakan pada area temperatur
tinggi dan area yang tidak boleh berasap dan beracun.
Contoh interior pesawat. Umumnya sifat mekanik akan
berkurang dengan menggunakan resin phelonic pada
komposit. Untuk menaikkan sifatnya resin phelonic di
campur dengan resin epoxy dan diberi material pengisi
sehingga akan mendapat karakteristik mekanik yang tinggi.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :
Massa Jenis

:1,15 gram/cm3

Modulus Young

: 3,0 GPa

Kekuatan Tarik

: 50 Gpa

28

C. Resin Polyester
Resin polyester terbagi menjadi beberapa jenis
antara Lain :
1.

Polyester (Orthophtalic)
Merupakan salah satu tipe resin yang memiliki
daya tahan yang baik terhadap proses korosi air laut
dan reaksi kimia.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :
Massa Jenis

:1,23gram /cm2

Modulus Young

: 3,2 Gpa

Angka Poison

: 0,36

Kekutan Tarik

: 65 Gpa

2. Polyester (Isophtalic)
Sifat resin ini memiliki daya tahan yang baik
terhadap panas dan larutan asam, memilki kekerasan
yang lebih tinggi, serta kemampuan menahan resapan
air (ahesion) yang lebih baik bila dibandingkan dengan
resin tipe Orthopthalic. Penggunaan resin tipe ini hanya
kondisi tertentu.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sbagai berikut :
Massa Jenis

:1,21gram/cm3

Modulus Young

: 3,6 Gpa

Angka Poison

: 0,36

Kekuatan tarik

: 60 Gpa

2.5. BAHAN PENDUKUNG


Dalam

proses

pembuatan

laminasi

ada

beberapa

material

pendukung yang berpengaruh terhadap karakteristik laminasi sehingga


perlu diketahui fungsi, komposisi, dan pengaruh dari masing-masing bahan
pendukung tersebut. Bahan pendukung tersebut antara lain :

29

2.5.1. Katalis (Bahan Pengering)


Katalis adalah sejenis bahan yang berfungsi sebagai
penyebab reaksi kimia. Bahan ini berfungsi sebagai katalisator
dan akselelator pada proses pengeringan. Fiberglass yang
terlalu

cepat

dikeringkan,

atau terlalu

banyak

campuran

katalisnya akan lebih mudah pecah dari pada yang campuran


katalisnya lebih sedikit. Sifat dari katalis diantaranya adalah
mudah meledak karena kandungan O2nya dinonaktifkan.

Gambar 2.16. Cairan Katalis

30

2.5.2. Aseton (Bahan Pengecer)


Aseton adalah salah satu jenis cairan yang berfungsi
untuk mengencerkan baha resin yang sudah lama disimpan.
Juga dapat digunakan sebagai bahan pencuci sisa-sisa bahan
yang masih tertinggal pada cetakan sewaktu berakhirnya poses
pencetakan atau proses pembentukan.

Gambar 2.17. Cairan Aceton


2.5.3. Gel Coat
Gel coat termasuk salah satu jenis resin polyester dan
berfungsi sebgai lapisan pelindung laminasi kulit FRP dari
goresan atau gesekan benda keras pada permukaan kulit.
Lapisan gel coat merupakan lapisan terluar dari laminasi, maka
sebaiknya resin gel coat memiliki ketahanan yang sangat baik
terhadap cuaca atau keadaan lingkugan luar. Gel coat akan
melapisi lapisan terluar dari lambung kapal dengan ketebalan

31

awal anatara 0,5-0,76 mm, kemudian akan dilapisi dengan


Steaple mat. Lapisan inilah yang dikenal dengan istilah skin coat.
Sebelum dilapisi gel coat, biasanya female mold akan
dilapisi dengan wax untuk mempermudah pemisah lambung
kapal yang terbentuk dari female mold. Massa jenis gel coat
adalah 60 gram/m2 pada lapisan gelcoat ini diberi warna
(pigmen), namun pembarian campuran zat pewarna tidak boleh
lebih dari 15% lapisan ini merupakan permukaan yang
berhubungan langsung dengan cetakan (mold) saat prose
laminasi.
2.5.4. Pigmen (perwarna)
Pigmen

adalah campuran

yang

digunakan

untuk

memberikan warna pada lapisan luar yang dikehendaki yang


dicampurkan pada gel coat, misalnya pigmen white super,
pigmen color.

Gambar 2.18. Pigmen

32

2.5.5. Talc
Talc merupakan sejenis bubuk kapur yang berfungsi
sebagai dempul setelah dicampur dengan resin dan katalis

Gambar 2.19. Bubuk Talc


2.6. PENGERTIAN REPAIR KOMPOSIT
Repair

komposit

adalah

suatu

proses

perbaikan

atau

penanggulangan part-part yan telah mengalami kerusakan ( cacat ) agar


kekuatan part memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh designer.
Adapun pelaksanaan repair yang dilakukan pada part dengan
bentuk susunan sandwich maupun laminate telah diatur dalam suatu
manual yang telah ditetapkan oleh manufacturing ( Pembuatan part-part ).
Dengan dilakukannya repair pada part-part yang cacat/ rusak diharapkan
kekuatan mekanik part komposit tersebut dapat diperbaiki dan memenuhi
standar yang ditentukan.

33

Anda mungkin juga menyukai