KAJIAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi adalah suatu kegiatan yang menghasilkan output dalam
bentuk barang maupun jasa.
Dalam kehidupan sehari-hari, apabila kita mendengar kata produksi,
maka yang terbayang di pikiran kita adalah suatu kegiatan besar yang
memerlukan peralatan yang serba canggih, serta menggunakan ribuan
tenaga kerja untuk mengerjakannya. Sebenarnya dugaan tersebut tidak
benar.
Produksi artinya, kegiatan menambah nilai guna suatu barang atau
jasa untuk keperluan orang banyak. Dari pengertian diatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa, tidak semua kegiatan yang menambah nilai guna
suatu barang dapat dikatakan proses produksi.
Salah satu yang dilakukan dalam proses produksi ialah menambah
nilai guna suatu barang atau jasa. Dalam kegiatan menambah nilai guna
barang atau jasa ini, dikenal lima jenis kegunaan, yaitu :
A. Guna bentuk
Yang dimaksud dengan guna bentuk yaitu, didalam melakukan proses
produksi, kegiatannya ialah merubah bentuk suatu barang sehingga
barang tersebut mempunyai nilai ekonomis.
B. Guna jasa
Guna jasa ialah kegiatan produksi yang memberikan pelayanan jasa.
Contohnya: tukang becak, buruh, dll.
C. Guna tempat
Guna tempat adalah kegiata produksi yang memanfaatkan tempattempat dimana suatu barang memiliki nilai ekonomis. Contoh:
pengangkutan pasir dari tempat yang pasirnya melimpah ketempat
dimana orang membutuhkan pasir tersebut.
D. Guna waktu
Guna waktu ialah kegiatan produksi yag memanfaatkan waktutertentu. Misalnya: pembelian beras yang dilakukan oleh Bulog pada
Fibre
Resin
Core
Glass
Poyester
Honeycomb
Carbon
Epoxy
Foam
Aramide
Phelonic
Microcarbon
Boron
Polymide
Filler
Tabel 2.1. Tabel Jenis fiber, resin dan core PT. Carita Boat Indonesia.
(2007).Training Basic Material dan Advance Composite. Serpong
Tanggerang
Material tersebut akan dibentuk komponen sesuai desain dan tidak lepas/
dirubah disebut juga thermosting.
Di dalam material pendukung terdapat komponen-komponen sebagai
berikut:
No Material Pendukung
1
Tabel 2.2. Material Pendukung PT. Carita Boat Indonesia. (2007). Training
Basic Material dan Advance Composite. Serpong - Tanggerang
Material ini akan dilepas pada komponen setelah kering dan satu
kali pakai.
2.4.4. Fiber (serat)
Fiber merupakan material penguat yang berupa serat.
Berdasarkan pembentukan serat dibedakan menjadi 2 yaitu :
A. Serat alam natural fiber), yaitu serat yang terbuat dari
tanaman, hewan maupun sumber-sumber mineral lainnya.
Contoh : Kertas, karung goni.
B. Serat buatan (synthetic fiber), yaitu serat yang terbuat dari
campuran bahan kimia.
Contoh : fiber kevlar (aramide).
Berdasarkan bentuknya serat di bedakan menjadi 2 macam:
1.
arahkan
sehingga
sifat
mekaniknya
dapat
tidak
bisa
diarahkan
sehingga
kekuatan
mekaniknya rendah.
Pemilihan serat yang digunakan harus memenuhi
beberapa persyaratan antara lain :
a.
b.
c.
yang
sangat
halus,
anyaman seperti
10
Benang-benang aramide.
b.
Woven roving.
Merupakan gabungan dari benang-benang, lapisanlapisan atau seperti sumbu lampu yang dikerjakan
dengan mesin tenun untuk kain, tersusun atas
benang rantai dan benang menyilan
c.
dengan
diberi
batas
pinggir
yang
kerusakan
pada
lebarnya dibawah
100 mm.
2.
Resistance
spesifik
terhadap
c.
d.
e.
3.
b.
11
c.
d.
4.
Sifat-sifat mekanik
Fiber aramide memiliki resistance spesifik terhadap
kerusakan
sewaktu
ditarik
yang
sangat
baik
karakteristik yang
sedang
test,
pada
kemungkinan
Comperssion
akan
di
mengakibatkan
mana
adhesinya,
Satuan
Fiber keraik
Fiber karbon
Fiber
Fiber
Sic
HR
HM
Glass
kevlar
1900
1800
2500
1500
500
250
19000
18000
25000
15000
5000
2500
Al O
2 3
Mpa
Kg/cm2
aramide
memiliki
ketahanan
terhadap
12
berikut
memperlihatkan
perbandingan
13
Sifat kimia
Fiber aramide memiliki ketahanan kimia yang cukup
baik, tidak dapat diserang /dirusak oleh asam kuat
atau basa kuat yang derajat konsentrasinya lebih
kecil. Tetapi pada konsentrasi yang lebih besar,
fiber aramide akan kehilangan kekuatan mekanik
sebesar 60 % setelah 1000 jam dalam larutan asam
sulfat H2SO4) atau sekitar 70 % kehilangan
karakteristik mekanik setelah 100 jam dalm asam
nitrat (HNO3) sebaliknya pelarut seperi aceton,
tricloroethylen tidak memberikan efek terhadap fiber
aramide.
14
Component
Grade of Glass
A
Silicon oxides
72.0
64.0
54.3
64.2
Alimunium oxide
0.0
4.1
15.2
24.2
Ferrous oxide
Calsium oxide
10.0
13.2
17.2
0.01
Magnesium oxide
2.5
3.3
4.7
10.27
Sodium oxide
14.2
7.7
0.6
0.27
Polassium oxide
1.7
Borron oxide
4.7
9.0
0.01
Barium oxide
0.9
0.2
Miscellaneous oxide
0.7
Tabel 2.4. Tipe Serat Gelas dan Kompositnya. PT. Carita Boat Indonesia.
(2007). Training Basic Material dan Advance Composite. Serpong Tanggerang
1.
2.
3.
4.
Steaple mate
15
acak
dan
dibentuk
menjadi
satu
b)
Serat-seratnya
yang
terbentuk
kecil
menyebabkan
mata
pedih.
c)
apalagi
jika
material
ini
sudah
16
: 300 gram/m
Kekuatan tarik ( uf )
: 213 Mpa
Modulus elastisitas ( Ef )
: 16 Gpa
Angka Poisson
: 0.2
17
: 450 gram/m
Kekuatan tarik ( uf )
: 213 Mpa
Modulus elastisitas ( Ef )
: 6 Gpa
Angka Poisson
: 0.2
dan
dibentuk
dalam
suatu
satu
18
dengan
ukuran
panjang
yang
proses
penganyaman
mengakibatkan
kuarang
laminasi
terbentuk
yang
yang
optimalnya
melalui
hasil
proses
laminasi.
Adapun karakteristik dari material woven
roving antara lain :
a. Proses pengeringannya lebih cepat bila
dibandingkan dengan CSM.
b. Memiliki nilai kadar glass yang tinggi, yaitu
sekitar
50
sehingga
memiliki
nilai
pada
proses
laminasi
dan
pemotongan.
Pada proses laminasi, perbandingan
berat antara serat woven roving dengan resin
sekitar 45 50 % woven roving dan 50 55 %
resin polyester dari fraksi berat. Woven roving
digunakan
sebagai
laminasi
utama
yang
laminasi
matto.
Dalam
proses
19
air
yang
kurang
baik.
Untuk
pada
proses
laminasi
Staple Mate,
dengan
mata,
kulit
dan
pernafasan.
Woven
Roving
pemakaian
digunakan
ketebalannya.
berdasarkan
serat
woven
: 600 gram/m2
: 512 MPa
: 38,5 GPa
Angka Poisson
20
: 0,2
: 800 gram/m2
: 512 MPa
: 38,5 GPa
Angka Poisson
: 0,2
21
3)
Rovimat
Rovimat merupakan gabungan antara
bentuk steaple matte dan roving.
fiber
halus
yang
normal
digunakan
sebagai
charge
pada
Sifat mekanik
Karakteristik yang lebih tinggi diperoleh
dari glass R (T= 4.400 mpa, E= 86.00 mpa) dan
fiber glass R mempunyai ketahanan terhadap
temperatur sepertgrafik dijelaskan dibawah ini.
22
Sifat Kimia.
Sebagaian
fiber
glass
memiliki
23
temperatur
terhadap
didih
asam.
humidity,
glass
Untuk
r
ketahanan
menampilakn
Ringan.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Dapat
diperoleh
bermacam-macam
fiber.
8)
24
bentuk
Gambar 2.14. Resin yang masih disimpan di dalam suatu tempat tertutup
yaitu Drum
25
Gambar 2.15. Resin yang terbentuk dalam cairan kental dan bening
Pada umumnya resin digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :
A. Resin
thermoplastik,
adalah
resin
yang
proses
ireversible
dapat
diproses
ulang
setelah
terpolimerisasi ).
Contoh : Polyester, epoxy, phelonic.
Pada saat ini bahan komposit banyak menggunakan resin
thermostting.
1.
Kondisi resin :
a.
A-stage,
Yaitu tahap awal pada reaksi polimerisasi
resin thermosting, dimana material resin tersebut
26
B-Stage,
Merupakan
tahap
antara
pada
reaksi
C-Stage,
Yaitu tahap akhir pada reaksi thermosting
tertentu, dimana material tidak dapat larut dan tidak
dapat mencair lagi. Pada tahap ini resin disebut
resit.
2.
3.
4.
b.
Proses irreversible.
c.
d.
b.
Proses reversible.
c.
Viscositas tinggi.
d.
Fungsi Resin :
a.
b.
c.
d.
e.
A. Resin Epoxy
Resin epoxy adalah resin thermosting yang dalam
molekulnya mengandung dua atau beberapa fungsi epoxy.
Resin tipe ini memiliki kemampuan menahan resapan air
27
1.
Massa Jenis
: 1,20gram/cm3
Modulus Young
: 3,2 GPa
Angka Poison
: 0,37
Kekuatan tarik
: 85 GPa
2.
B. Resin phenolic
Resin phenolic digunakan pada area temperatur
tinggi dan area yang tidak boleh berasap dan beracun.
Contoh interior pesawat. Umumnya sifat mekanik akan
berkurang dengan menggunakan resin phelonic pada
komposit. Untuk menaikkan sifatnya resin phelonic di
campur dengan resin epoxy dan diberi material pengisi
sehingga akan mendapat karakteristik mekanik yang tinggi.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :
Massa Jenis
:1,15 gram/cm3
Modulus Young
: 3,0 GPa
Kekuatan Tarik
: 50 Gpa
28
C. Resin Polyester
Resin polyester terbagi menjadi beberapa jenis
antara Lain :
1.
Polyester (Orthophtalic)
Merupakan salah satu tipe resin yang memiliki
daya tahan yang baik terhadap proses korosi air laut
dan reaksi kimia.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sebagai berikut :
Massa Jenis
:1,23gram /cm2
Modulus Young
: 3,2 Gpa
Angka Poison
: 0,36
Kekutan Tarik
: 65 Gpa
2. Polyester (Isophtalic)
Sifat resin ini memiliki daya tahan yang baik
terhadap panas dan larutan asam, memilki kekerasan
yang lebih tinggi, serta kemampuan menahan resapan
air (ahesion) yang lebih baik bila dibandingkan dengan
resin tipe Orthopthalic. Penggunaan resin tipe ini hanya
kondisi tertentu.
Adapun spesifikasi teknisnya adalah sbagai berikut :
Massa Jenis
:1,21gram/cm3
Modulus Young
: 3,6 Gpa
Angka Poison
: 0,36
Kekuatan tarik
: 60 Gpa
proses
pembuatan
laminasi
ada
beberapa
material
29
cepat
dikeringkan,
atau terlalu
banyak
campuran
30
31
adalah campuran
yang
digunakan
untuk
32
2.5.5. Talc
Talc merupakan sejenis bubuk kapur yang berfungsi
sebagai dempul setelah dicampur dengan resin dan katalis
komposit
adalah
suatu
proses
perbaikan
atau
33