Anda di halaman 1dari 15

PENGOPRASIAN JENIS ALAT TANGKAP PURSE

SEINE DI
KAPAL MOTOR. KARYA MINA SAMUDRA 01
PERAIRAN SELAT MAKASAR
Diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Jurusan Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI)

Disusun oleh:
ALFY YAGAS ADIPRATAMA

SMK NEGERI 1 PANGANDARAN


SMK RUJUKAN KEMARITIMAN
LATAR BELAKANG
Industri perikanan tangkap merupakan industri dengan sumber daya yang
memiliki akses terbuka, sehingga dapat dimanfaatkan oleh siapa saja. Sampai
dengan saat ini peluang usaha pada industri perikanan tangkap masih sangat
besar di Indonesia, mengingat 2/3 bagian wilayah Negara kesatuan republik
Indonesia adalah lautan yang memiliki potensi perikanan sangat besar untuk di
manfaatkan.
Tujuan & Manfaat
 Tujuan
Mengimplementasikan materi dan melatih pola pikir yang konstruktif, melatih berkomunikasi dan
berintraksi secara professional di dunia kerja, mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang di miliki agar dapat di kembangkan dan di implementasikan di dunia kerja.

 Manfaat
Mendapatkan ilmu-ilmu baru yang di pelajari selama praktek kerja lapangan (PKL) seperti
profesionalitas kerja, etos kerja, keterampilan kerja, kerjasama tim (team work) dan lain sebagainya.
Waktu & Tempat Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan dilaksanakan sejak bulan Februari
sampai dengan bulan Mei 2023 yang terbagi ke dalam 2
wilayah yaitu:

 Lokasi fishingbase di Pelabuhan Juwana Pati, Jawa Tengah


 Lokasi fishing ground di perairan selat makasar
Hasil & Pembahasan
Praktek kerja lapangan di laksakan di kapal KM. Karya Mina Samudra 01 dengan menggunakan jenis
alat tangkap Purse seine di tiga lokasi yang berbeda.
Struktur Organisasi kapal KM. Karya Mina Samudra 01
Nahkoda
Suryatno
Mualim 1 KKM
Juremi Toplis
Mualim 2 Koki Masinis 1/2
Galeh Samono Adam/
Titis

ABK
Paijan &
Team
Teknik yang di gunakan
 Setting
keterangan mengenai ruang, waktu, dan suasana saat
terjadinya suatu peristiwa. Sebelum melaksanakan
setting, semua alat sudah tertata rapih dari mulai alat
tangkap, ban yang digunakan juru lampu, alat bantu
penangkapan, dan lampu ompal semuanya sudah
dalam keadaan siap, begitu pun juga dengan awak
kapal.

 Alat-alat yang di persiapkan selama setting


Teknik yang di gunakan
 DRIFTING
Penarikan tali kerut (pursing) dilakukan sesaat setelah kapal tersebut mencapai tongkat lampu yang dibawa oleh Juru masak (koki) waktu terjun pertama kali
setting tadi, maka ABK yang ada di depan mengangkat tongkat lampu tersebut ke atas kapal dan dibantu oleh beberapa orang agar penarikannya dapat dilakukan
dengan cepat. Setelah tali tersebut agak panjang, lalu tali tersebut dililitkan dan ditarik kapstan secara perlahan-lahan sampai ujung jaring kelihatan. Kemudian tali
ujung jaring di ikatkan pada tiang Haluan.

Kegiatan pursing berfungsi untuk menutup pergerakan ikan ke arah bawah, pada saat kegiatan pursing ABK dibagi menjadi tiga tim kerja, yaitu :

1. Tim kerja pertama bertugas menarik tali ris bawah yang bertempat di haluan kapal lambung sebelah kanan.
2. Tim kerja kedua bertugas menarik tali ris bawah yang bertempat di buritan kapal lambung sebelah kanan.
3. Tim kerja ketiga bertugas menarik tali kolor dengan kapstan yang dikendalikan oleh dua orang ABK sebagai penarik dan tiga orang lainya sebagai
penyusun.

Kegiatan ini dilakukan dengan cepat sampai cincin-cincin dinaikan ke atas kapal.Setelah cincin naik ke atas semua, maka talikerut yang dilingkarkan ke
kapstan dilepas.
Teknik yang di gunakan
 Hauling
Hauling dilakukan setelah semua cincin di naikkan ke atas kapal, kemudian badan jaring
sedikit demi sedikit ditarik dan dinaikan ke atas deck oleh ABK. Tim yang pada saat pursing
bertugas menarik tali kerut dan menyusun tali kerut akan berpindah ke lambung kanan untuk
menarik jaring, begitu pula tim yang menarik tali ris bawah, baik yang berada di haluan
maupun yang berada di buritan akan berpindah tempat untuk menarik jaring bersama-sama.
Jaring bagian depan belakang dinaikan ke atas dek secara bersamaan, sehingga hanya bagian
kantong yang masih berada di dalam air.

Langkah berikutnya adalah mengikatkan tali ris atas pada tali-tali yang menghubungkan
antara boom yang ada di sisi lambung kanan kapal, dengan demikian ikan-ikan akan dengan
mudah diangkat ke atas kapal dengan menggunakan serok.
Teknik yang di gunakan
 HANDLING
Kegiatan menaikkan ikan hasil tangkapan (brailling) dari kantong keatas kapal
dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak mengalami kerusakan fisik. Proses brailling
secara bertahap, sedikit demi sedikit menggunakan serok.Sebelum proses brailling
dilakukan, perlu adanya persiapan yaitu:

1. ABK membersihkan deck dari kotoran dengan cara menyikat dan menyemprot
menggunakan air bersih.
2. Setelah deck bersih ABK menumpahkan ikan yang berada di dalam serok tersebut ke deck
sebelah kiri.
3. Kemudian ikan di cuci sampai benar-benar bersih.
4. Setelah itu ikan disortir menurut jenisnya dan ukurannya disebuah nampan berbentuk
segi empat.
5. Setelah disortir ikan dimasukkan ke dalam freezer untuk proses pembekuan selama 12
jam di temperatur -20° Setelah proses pembekuan ikan selesai lalu di masukkan kedalam
plastik dan di pindah ke palka yang lain.
Hasil Ikan Yang Ditangkap
• Ikan Tongkol (Euthynus affinis)
• Ikan banyar (Thryssa setirostris)
• Ikan Sero (Amblonyx cinerea)
• Ikan layang (Decapterus)
Selama pelaksanaan PKL Kapal KM
Berkah Mina Santosa mendapat ikan
paling sedikit 10 ton dan paling banyak 40
ton pada saat bongkar ke kapal
penampung.
Alur pemasaran hasil tangkapan kapal KM.
KARYA MINA SAMUDRA 01
Kapal KM Berkah
Kapal Penampung
Mina Santosa

Tempat Pelelangan
Ikan

Grosir/Pasar

Penjual Eceran

Restoran Konsumen Rumah tangga

Sumber: Nahkoda KM.KARYA MINA SAMUDRA 01


Menggunakan system bagi hasil antara awak kapal dengan pemilik kapal

Dari hasil in depht interview dengan salah satu pegawai kapal, menjelaskan bahwa pada umumnya system bagi hasil yang
dilakukan pada kapal purse seine di wilayah juwana pati, tidak terpaku pada aturan aturan khusus yang baku. setiap
pemilik kapal mempunyai kebijakan masing-masing tentang system bagi hasil dengan awak kapalnya, sehingga diantara
awak kapal tidak akan ada yang sama satu sama lain. Walaupun demikian, yang pasti sama adalah adanya pemotongan
biaya operasi penangkapan dan biaya perbekalan awak kapal selama melaut.

Alur system bagi hasil


No Jabatan Persentase Keterangan

1 Pemilik Kapal 50% Setelah dikurangi biaya perbekalan

2 Crew Kapal 50% Setelah dikurangi biaya perbekalan

3 Nahkoda 25% Setelah dikurangi biaya perbekalan

4 KKM 10% Setelah dikurangi biaya perbekalan

5 Koki 10% Setelah dikurangi biaya perbekalan

6 ABK 5% Setelah dikurangi biaya perbekalan

7 Penyusun Alat Tangkap 10% Dari bagian Nahkoda

Sumber: Nahkoda KM. KARYA MINA SAMUDRA 01


KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan
Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada kapal KM Karya Mina Samudra 01 selama kurang
lebih 4 bulan terhitung dari bulan Februari sampai bulan Mei. KM Karya Mina Samudra 01 di awaki oleh
seorang nahkoda dan 35 orang anak buah kapal (ABK). Kapal KM Karya Mina Samudra 01 memiliki
Panjang 35 Meter, Lebar 8 Meter, Dalam kapal 7 Meter, GrossTonnage (GT) 97 GT. Alat tangkap yang
digunakan adalah Purse Seine dengan panjang total 300 meter dan lebar 300 meter Dan menggunakan
Mesin induk jenis Motor Diesel NISSAN RE.10 (10 SILINDER).Daerah penangkapan ikan di Perairan selat
makasar.

Saran
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan datang siswa bisa ditempatkan pada kapal yang berbeda jenis
seperti alat tangkap di kapal longline, pole and line, purse seine dan seterusnya agar selepas praktek kerja
lapangan, siswa dapat berbagi pengalaman teknis yang berbeda.
LAMPIRAN BEBERAPA FOTO MESIN INDUK,ALAT BANTU MESIN
DAN ALAT NAVIGASI DI KM.KARYA MINA SAMUDRA 01

KOMPAS

COMPRESOR

MESIN INDUK NISSAN RE.10


RADIO
LAMPIRAN BEBERAPA VIDEO DI ATAS KAPAL

Anda mungkin juga menyukai