Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

UJIAN AKHIR SEMESTER


PERENCANAAN PELABUHAN

HALAMAN JUDUL

Dosen Pengampu :
Samsul Arif , ST., MT.

Oleh :
Wanda Sholihatul Arifah
(022110038)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
JANUARI 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan dihadayah-Nya dapat menyelesaikan makalah “Perencanaan Pelabuhan”
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas Ujian Akhir Semester
(UAS) Mata Kuliah Pelabuhan.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Samsul Arif , ST., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pelabuhan.
2. Teman – teman mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Lamongan
Angkatan 2021 dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya
mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen
pengajar dan responsi mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembang ilmu
pengetahuan. Aamiin.

Lamongan, 17 Januari 2024


Penulis,

Wanda Sholihatul Arifah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Definisi Pelabuhan.......................................................................................................3
2.1.1 Peran Pelabuhan...............................................................................................4
2.1.2 Fungsi Pelabuhan.............................................................................................4
2.2 Fasilitas Pelabuhan.......................................................................................................7
2.3 Pelabuhan Perikanan....................................................................................................9
2.3.1 Karakteristik Pelabuhan Perikanan................................................................11
2.4 Kapal yang Dilayani...................................................................................................11
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pelabuhan Perikanan......................................................13
2.6 Pengaruh Pelabuhan Perikanan terhadap Aktivitas Lingkungan dan Ekonomi.........14
2.6.1 Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Pelabuhan..............................14
2.6.2 Analisis Dampak Ekonomi Pembangunan Pelabuhan...................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
LAMPIRAN........................................................................................................................19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pelabuhan..........................................................................................................3


Gambar 2.2 Fungsi Pelabuhan sebagai Interface..................................................................6
Gambar 2.3 Pelabuhan Perikanan.......................................................................................10
Gambar 2.4 Kapal Ikan 100-200 GT..................................................................................12
Gambar 2.5 Kapal Ikan 50-150 GT....................................................................................12
Gambar 2.6 Aktivitas Ekonomi di Pelabuhan Perikanan...................................................16

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelabuhan merupakan sarana utama yang mempunyai peran multifungsi. Pelabuhan
adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemeintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (Suyono, 2007).
Perkembangan pelabuhan akan sangat ditentukan oleh aktivitas perdagangannya,
semakin ramai aktivitas perdagangan di pelabuhan tersebut maka akan semakin besar
pelabuhan tersebut. Peran pelabuhan juga tercantum dalam UU Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2008 tentang pelayaran yang berisi tentang pelabuhan utama adalah pelabuhan
yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan internasional,
alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan barang, serta angkutan penyebrangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi maupun internasional. Dalam perkembangannya pelabuhan juga
berfungsi sebagai pintu gerbang dan pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan
antar negara.
Pelabuhan juga menjadi terminal arus keluar masuknya truk-truk angkutan darat
antarkota maupun antarprovinsi. Semua arus yang melalui atau singgah di suatu pelabuhan
laut tentu tidak bisa ditangani oleh satu instansi saja, namun untuk masing-masing arus
tersebut akan ditangani/diatur oleh berbagai instansi pemerintah terkait atau lembaga
swasta terkait. Jelasnya, arus barang ekspor impor dan antarpulau ditangani oleh Bea dan
Cukai, yang dalam melakukan tugasnya mengadakan pemeriksaan, baik pemeriksaan fisik
barang (barang ditimbang, dihitung, diperinei, diukur, dianalisis di laboratorium) serta
pemeriksaan dokumen barang (dokumen diteliti kelengkapan adminstratifnya,
keabsahannya, dan kebenarannya) untuk kemudian dihitung besaran bea masuk/bea keluar
yang harus dibayar pengusaha ekspor impor guna disetorkan ke kas negara
melalui Bank Persepsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pelabuhan/Dermaga ?
2. Jelaskan parameter yang berpengaruh dalam perencanaan Pelabuhan ?
3. Jelaskan jenis Pelabuhan/Dermaga yang direncanakan ?
4. Jelaskan rencana jenis kapal yang akan dilayani ?
5. Analisis kelebihan dan kekurangan pada perencanaan Pelabuhan ?
6. Analisis pengaruh Pelabuhan/Dermaga terhadap aktivitas lingkungan dan
ekonomi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui definisi tentang Pelabuhan/Dermaga.

1
2. Untuk mengetahui parameter yang berpengaruh dalam perencanaan Pelabuhan.
3. Untuk mengetahui jenis Pelabuhan/Dermaga yang direncanakan.
4. Untuk mengetahui rencana jenis kapal yang akan dilayani.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada perencanaan Pelabuhan.
6. Untuk mengetahui pengaruh Pelabuhan/Dermaga terhadap aktivitas lingkungan dan
ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pelabuhan


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki beribu-ribu pulau,
yang mana sebagian besar Negara Indonesia dikelilingi olch perairan. Schingga untuk
menghubungkan pulau-pulau tersebut dibutuhkan sebuah moda transportasi yang
dinamakan kapal, untuk kelancaran transportasi tersebut juga dibutuhkan sebuah tempat
untuk menyandarkan dan untuk melakukan kegiatan naik turun penumpang, melakukan
kegiatan bongkar muat dan sebagainya, atau sering disebut juga sebagai pelabuhan.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. Sehingga pelabuhan memegang
peran yang sangat vital/penting terhadap perkembangan perekonomian bangsa.
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang, kran-kran (crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat-tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan
gudang-gudang di mana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama
selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi
dengan jalan kereta api dan/atau jalan raya. (Triatmodjo, 2010)
Pelabuhan menurut Undang-Undang nomor 17 tahun 2008 adalah tempat yang
terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda tranportasi. (Edy Hidayat, 2009)

Gambar 2.1 Pelabuhan


2.1.1 Peran Pelabuhan
Pelabuhan sebagai elemen transportasi laut memainkan peranan yang sangat
penting dalam menunjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan
regional. Hal ini disebabkan kurang lebih 90% dari perdagangan internasional
dilakukan melalui laut.
Dalam kedudukan pelabuhan sebagai sub sistem terhadap pelayaran, dan
mengingat pelayaran sendiri adalah pembawa bendera mengikuti pola perdagangan
(ship follows the trade), maka pelabuhah menjadi salah satu unsur penentu terhadap
aktivitas perdagangan. Pelabuhan yang dikelola secara efisien akan mendorong
kemajuan perdagangan, bahkan industri di daerah belakang akan melaju dengan
sendirinya.
Apabila diamati perkembangan historis beberapa kota metropolitan terlebih
di negara kepulauan seperti Indonesia, maka pelabuhan turut membesarkan kota
dimaksud. Pelabuhan menjadi pemicu bertumbuhnya jaringan jalan raya, jaringan
rel kereta api, dan pergudangan tempat distribusi ataupun konsolidasi
komoditas kargo. Jaringan sarana dan prasarana moda transportasi darat
menjadikan pelabuhan sebagai titik simpul intramoda transportasi darat dan
antarmoda darat dan laut.
Pelabuhan berperan sebagai focal point bagi perekonomian maupun
perdagangan, dan menjadi kumpulan badan usaha seperti pelayaran dan keagenan,
pergudangan, freight forwarding, dan angkutan darat.
Dalam Tatanan Kepelabuhan Nasional memuat peran, fungsi, dan hierarki
pelabuhan. Pada Undang-undang Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan
memiliki peran sebagai:
a. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya;
b. Pintu gerbang kegiatan perekonomian:
c. Tempat kegiatan alih moda transportasi;
d. Penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan:
e. Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang:
f. Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan negara.
2.1.2 Fungsi Pelabuhan
Sebagaimana telah disebut di atas, pengoperasian pelabuhan meliputi 9
(sembilan) kegiatan jasa kepelabuhanan, mulai dari penyediaan kolam pelabuhan
sampai jasa-jasa penunjang kepelabuhanan.
Pengoperasian tersebut mempunyai maksud:
1. Untuk memperlancar perpindahan intra dan atau antar moda transportasi.
2. Sebagai pusat kegiatan pelayanan transportasi laut.
3. Sebagai pusat distribusi dan konsolidasi barang.

4
Secara konseptual, pelabuhan memiliki empat fungsi strategis. Pertama,
sebagai link atau mata rantai. Maksudnya, pelabuhan merupakan salah satu mata
rantai proses transportasi dari tempat asal kargo/orang ke tempat tujuan. Kedua,
sebagai interface (titik temu), yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda
transportasi, misanya transportasi laut dan transportasi darat. Ketiga, sebagai
gateway (pintu gerbang), yaitu pelabuhan sebagai pintu gerbang suatu
daerah/negara. Dalam kaitan dengan fungsinya sebagai gateway, tidak terlalu
mengherankan jika setiap kapal yang berkunjung ke suatu daerah/negara maka
kapal itu wajib mematuhi peraturan dan prosedur yang berlaku di daerah/negara
tempat pelabuhan tersebut berada. Keempat, sebagai Industri Entity, yaitu
pelabuhan akan menimbulkan industri-industri baru pada wilayah hinterlandnya.
1. Link
Keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan batang
muatan antara moda transportasi darat (inland transport) dan moda transportasi
laut (maritime transport) menyalurkan kargo masuk dan keluar daerah pabean
secepat dan seefisien mungkin. Pelabuhan versi UNCTAD berfungsi sebagai
mata rantai (link) yang menjadi penghubung rangkaian transportasi.
Pada fungsinya sebagai link ini terdapat setidaknya tiga unsur penting, yakni: (a)
menyalurkan atau memindahkan kargo muatan dari kapal ke truk; (b) operasi
pemindahan berlangsung cepat artinya minimum delay (tundaan); dan (c)
efisiensi biaya.
2. Interface
Kargo muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya melintasi area
pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat dan satu kali di pelabuhan
bongkar. Di pelabuhan muat dan demikian juga di pelabuhan bongkar
dipindahkan dari/ke sarana angkut dengan menggunakan berbagai fasilitas dan
peralatan mekanis maupun non mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan
menjembatani kapal dengan truk/kereta api atau truk/kereta api dengan kapal.
Pada kegiatan tersebut fungsi pelabuhan adalah antar muka (interface). Di setiap
operasi pemindahan kargo yang terdiri dari operasi kapal, operasi transfer
dermaga, operasi gudang/lapangan, dan operasi serah terima kargo peralatan
angkat dan angkut (lifting & transfer equipmen) mutlak di perlukan. Pada
pelayanan kargo muatan curah fungsi interface secara flsik nyata sekali.
Peralatan loader/unloader menghubungkan kapal dengan kereta api/truk di darat.
Kehandalan (reliability) alat-alat dan metode kerja yang sistemik merupakan
unsur penentu tingkat kecepatan, kelancaran, dan efisiensi
aktivitas kepelabuhanan.
Transportasi
Pelabuhan Kapal
Darat

Gambar 2.2 Fungsi Pelabuhan sebagai Interface


3. Gateway
Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata Latin porta telah
bermakna sebagai pintu gerbang atau Gateway. Pelabuhan berfungsi sebagai
pintu yang dilalui orang dan kargo ke dalam maupun ke luar pelabuhan yang
bersangkutan. Disebut sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area
resmi bagi lalu lintas kargo perdagangan. Masuk dan keluanya kargo harus
memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, di luar jalan resmi tersebut
tidak dibenarkan.
4. Industry Entity
Pelabuhan yang diselenggarakan secara baik akan bertumbuh dan akan
menyuburkan bidang usaha lain sehingga area pelabuhan menjadi zona industri
terkait dengan kepelabuhanan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan,
disebutkan bahwa fungsi pelabuhan sebagai:
1. Pemerintahan;
Fungsi pemerintahan meliputi pengaturan dan pembinaan, pengendalian,
pengawasan kegiatan kepelamhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran.
Sedangkan Fungsi pemerintahan lainnya adalah kepabeanan, keimigrasian,
kekarantinaan, dan kegiatan pemerintahan lainnya yang bersifat tidak tetap.
2. Pengusahaan.
Fungsi pengusahaan meliputi penyediaan/pelayanan jasa kapal dan jasa
kepelabuhanan. Pelayanan jasa kapal meliputi jasa dermaga, pengisian bahan bakar
dan air bersih, pelayanan naik/turun penumpang dan kendaraan, jasa dermaga untuk
bongkar/muat kargo, jasa gudang dan tempat penimbunan, jasa terminal peti kemas,
kargo curah, dan kapal roro, dan sebagainya.
Sedangkan secara umum pelabuhan memiliki berbagai fungsi, antara lain:
1. Fungsi transportasi: Pelabuhan berfungsi sebagai tempat transit kapal-kapal dan
muatan kargo dari satu tempat ke tempat lain. Pelabuhan juga berfungsi sebagai
tempat pemberangkatan dan kedatangan penumpang.

6
2. Fungsi perekonomian: Pelabuhan merupakan pusat kegiatan perekonomian dan
bisnis, seperti perdagangan, industri, dan pariwisata. Pelabuhan menjadi titik
penting dalam distribusi kargo dan jasa ke berbagai wilayah.
3. Fungsi keamanan: Pelabuhan memiliki peran penting dalam menjaga keamanan
dan ketertiban pelayaran. Pelabuhan dapat melakukan pengawasan terhadap
kapal dan muatan kargo yang masuk dan keluar pelabuhan.
4. Fungsi lingkungan: Pelabuhan memiliki tanggung jawab dalam menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan. Pelabuhan harus memperhatikan dampak
lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas bongkar-muat kargo dan kegiatan lain
di pelabuhan.
5. Fungsi sosial: Pelabuhan juga dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi dan
pariwisata. Pelabuhan dapat menyediakan berbagai fasilitas seperti restoran,
toko-toko souvenir, dan tempat-tempat wisata yang menarik.
2.2 Fasilitas Pelabuhan
Menurut Edy Hidayat (2009), Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi
dua bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjamg. Pembagian ini dibuat
berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri.
a. Fasilitas Pokok Pelabuhan
Fasilitas pokok pelabuhan terdiri dari alur pelayaan (sebagai ‘jalan’ kapal sehingga
dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan gelombang
(breakwater – untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang,
terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa
perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) dan dermaga
(sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau
untuk mengangkut dan menurunkan penumpang). Fasilitas pokok pelabuhan
perikanan terdiri dari (Ihsan S,2005:27-28):
1. Fasilitas pelindung, meliputi: pemecah gelombang (break water), penangkap
pasir (grond grains), turap penahan tanah (revetment), serta jetty.
2. Fasilitas tambat, meliputi : dermaga, tiang tambat (bolder), pelampung tambat,
bollard, serta bier.
3. Fasilitas perairan, meliputi : alur dan kolam pelabuhan
4. Fasilitas transportasi, meliputi: jembatan, jalan komplek, tempat parkir.
5. Lahan yang dicadangkan untuk kepentingan instansi pemerintah.
b. Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan
Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang secara langsung dimanfaatkan untuk
kepentingan manajemen pelabuhan perikanan dan atau yang dapat diusahakan oleh
perorangan atau badan hukum. Fasilitas fungsional terdiri dari fasilitas yang dapat
diusahakan dan fasilitas yang tidak dapat diusahakan, masing-masing memiliki
kriteria sendiri-sendiri. Adapun hal-hal yang masuk dalam kategori fasilitas
fungsional yang dapat diusahakan yaitu (Ihsan S,2005:28-29):
1. Fasilitas pemeliharaan kapal dan alat perikanan terdiri dari : bengkel, slipway /
dock dan tempat penjemuran jaring.
2. Lahan untuk kawasan industry.
3. Fasilitas pemasok air dan bahan bakar untuk kapal dan keperluan pengolahan
4. Fasilitas pemasaran, penanganan hasil tangkapan, pengawetan dan pengolahan,
tempat pelelangan ikan, tempat penjualan hasil perikanan. gudang penyimpanan
hasil olahan, pabrik es, sarana pembekuan, cold storage, peralatan processing.
derek/crane, lapangan penumpukan.
Sedangkan fasilitas fungsional yang tidak dapat diusahakan meliputi :
1. Fasilitas navigasi : alat bantu navigasi, rambu-rambu dan suar.
2. Fasilitas komunikasi: stasiun komunikasi serta peralatannya.
c. Fasilitas Penunjang Pelabuhan
1. Gudang
Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang
berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal.
Gudang dibedakan berdasarkan jenis (lini-I, untuk penumpukan sementara dan
lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi atau distribusi barang,
verlengstuk – bangunan dalam lini-II, namun statusnya lini-I, enterport bangunan
diluar pelabuhan, namun statusnya sebagai lini-I), penggunaan (gudang umum,
gudang khusus – untuk menyimpan barang-barang berbahaya, gudang CFS –
untuk stuffing/stripping).
2. Lapangan Penumpukan
Lapangan Penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk
menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah
dibongkar dari kapal.
3. Terminal
Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan
pelayanan bongkar /muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun
penumpang di dalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas,
terminal penumpang dan terminal konvensional.
4. Jalan
Adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki,
yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya
adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.
Sedangkan fasilitas pelabuhan perikanan menurut Direktorat Jenderal Perikanan
(1994), yaitu :
a. Fasilitas pokok atau dasar yang meliputi :
1. Penahanan gelombang ( break water )
2. Penangkap pasir ( ground groins )
3. Turap penahan tanah
4. Demaga
5. Tiang tambat
6. Pelampung
7. Bollard
8. Pior

8
9. Alur pelayaran
10. kolam pelabuhan
11. Rambu-rambu navigasi
12. Jetty
13. Jembatan
14. Jalan komplek
15. Tempat parkir
16. Lahan untuk kawasan industri perikanan
b. Fasilitas fungsional meliputi :
1. Pabrik es
2. Cold storage atau tempat penyimpanan
3. Dok atau galangan kapal
4. Bengkel
5. Tangki BBM
6. Instalansi listrik
7. Instalansi air bersih
8. Gedung pelelangan ikan
9. Balai pertemuan nelayan
10. Radio komunikasi
11. Pasar ikan
12. Tempat pengolahan
c. Fasilitas tambahan, meliputi :
1. kantor adminstrasi pelabuhan
2. kantor syahbandar
3. Bea cukai
4. Aparat keamanan
5. Kantor manajemen unit
6. Perumahan karyawan
7. Poliklinik
8. Gudang
9. Warung
10. MCK umum
11. Tempat peribadatan dan lain-lain

2.3 Pelabuhan Perikanan


Pelabuhan perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan
usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan
yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan
sebagal pangkalan operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil,
penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan (Deptan dan Dephub
(1996).
Pelabuhan perikanan dapat diartikan sebagai suatu paduan dari wilayah
perairan,wilayah daratan dan sarana-sarana yang ada di basis penangkapan baik alamiah
maupun buatan, dan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan baik dilihat dari
aspek produksi, pengolahan maupun pemasarannya (IhsanS,2005:20).

Gambar 2.3 Pelabuhan Perikanan


Pelabuhan perikanan memberikan kontribusi untuk meningkatkan produksi ikan,
pemasukan devisa, membuka lapangan kerja dan peningkatan pendapatan, peningkatan
penyediaan ikan segar dan peningkatan pendapatan pemerintah lokal. Selain itu pelabuhan
perikanan juga mempunyai peranan penting dengan segala fasilitanya sebagai penunjang
dalam menunjang pemanfaatan produksi pasca panen antara lain mencakup 3 (tiga) aspek
yaitu(Ihsan S,2005:20)
1. Menunjang pembangunan ekonomi nasional maupun regional.
2. Pembangunan industri baik hulu maupun hilir.
3. Pembangunan masyarakat (perikanan) di sekitar pelabuhan perikanan sehingga
menjadi lebih kreatif dan dinamis.
Sehingga peranan pelabuhan perikanan sangat penting sekali dalam kegiatan
produksi pasca panen. Didalam pembangunan pelabuhan perikanan harus diperhatikan dan
diteliti tentang potensi yang ada terutama para nelayan yang menangkap ikan dan yang
akan melelang ikan. Jika tujuan diadakannya Pelabuhan perikanan tercapai akan sangat
bermanfaat sekali, hal ini sesuai dengan fungsi dari pelabuhan perikanan itu sendiri.
Adapun fungsi dari pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan dan ekonomi perikanan.
2. Tempat berlabuhnya kapal perikanan.
3. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan.
4. Tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan.
5. Pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan.
6. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.
7. Serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

10
2.3.1 Karakteristik Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan perikanan ideal harus mempunyai sifat dan fasilitas-fasilitas
sehingga pelabuhan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Beberapa sifat alami
harus dimiliki agar pembangunan pelabuhan dapat dilakukan dengan biaya yang
relatif kecil.
Pelabuhan perikanan yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. jarak tidak terlalu jauh dari fishing ground
2. lokasi berhubungan dengan daerah pemasaran ikan
3. memiliki daerah yang luas untuk pendaratanikan dan industri penunjang
lainnya
4. tempatnya menarik untuk tempat tinggal nelayan, penjual ikan dan pengusaha
ikan
5. aman dalam segala cuaca
6. aman secara alami dan buatan bagi kapal yang berlabuh dari segala cuaca
waktu
7. biaya masuk akal untuk mendapatkan kedalaman air yang memadai pada alur
pelabuhan dan pangkalan pelabuhan
8. biaya untuk pengerukan pelabuhan murah
9. daerah cocok untuk membangun pemecah gelombang, pangkalan pelabuhan,
dan sarana di pantai menjadi satu unit yang disesuaikan dengan perencanaan
terpadu
10. daerah luas sehingga tidak menyulitkan pengembangan pelabuhan (Bjurke
(dalam Ayodhyoa, 1975))
2.4 Kapal yang Dilayani
Sesuai dengan bobot kerja, produktifitas, kapasitas sarana pokok fungsional dan
penunjang serta rencana pengembangannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan (1994: 3-
4) mengklasifikasikan Pelabuhan Perikanan kedalam 4 (empat) kelas yaitu :
a. Pelabuhan Perikanan Samudera (Type A)
Pelabuhan perikanan samudera memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Tersedianya lahan seluas 50 Ha
2. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan diatas 100-200 GT dan kapal
pengangkut ikan 500-1000 GT
Gambar 2.4 Kapal Ikan 100-200 GT
3. Melayani kapal-kapal perikanan 100 unit/hari
4. Jumlah 1kan yang didaratkan lebih dari 200 ton/hari
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan
industri perikanan.
b. Pelabuhan Perikanan Nusantara (Type B)
Pelabuhan Perikanan Nusantara memiliki kriteria-kriteria sebagal berikut:
1. Tersedianya lahan seluas 30Ha-40 Ha
2. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan diatas 50 GT-100 GT

Gambar 2.5 Kapal Ikan 50-150 GT


3. Melayani kapal-kapal perikanan 50 unit/hari
4. Jumlah ikan yang didaratkan 100 ton/hari
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan
industri perikanan.
c. Pelabuhan Perikanan Pantai (Type C).
Pelabuhan Perikanan Pantai memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Tersedianya lahan seluas 10 Ha-30 Ha
2. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan <50 GT

12
3. Melayani kapal kapal perikanan 25 unit/hari
4. Jumlah ikan yang didaratkan 50 ton/hari
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahankawasan
industri perikanan.
d. Pangkalan Pendaratan Ikan (Type D)
Pangkalan Pendaratan Ikan memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Tersedianya lahan seluas 10 Ha
2. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan <30 GT
3. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari
4. Jumlah ikan yang didaratkan >10 ton/hari
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan lahan kawasan
industri perikanan
6. Dekat dengan pemukiman nelayan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2021 Tentang Log Book Penangkapan Ikan, Pemantauan di Atas Kapa
Penangkapan Ikan dan Kapal Pengangkut Ikan, Inspeksi, Pengujian, dan Penandaan Kapal
Perikanan, serta Tata Kelola Pengawakan Kapal Perikanan
Jenis-jenis kapal dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan,
dan penelitian/eksplorasi perikanan.
2. Kapal Penangkap Ikan adalah kapal yang digunakan untuk menangkap ikan,
termasuk menampung, menyimpan, mendinginkan, dan/atau mengawetkan ikan.
3. Kapal Pengangkut Ikan adalah kapal yang memiliki palka dan secara khusus
digunakan untuk mengangkut, memuat, menampung, mengumpulkan, menyimpan,
mendinginkan, dan/atau mengawetkan ikan.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pelabuhan Perikanan
Adapun beberapa kelebihan Pelabuhan Perikanan :
1. Fasilitas yang memedahi sehingga memudahkan masyarakat dan nelayan.
2. Dilengkapi dengan breakwater yang berguna untuk melindungi daerah pedalaman
pelabuhan dari gelombang.
3. Memudahkan masyarakat dalam mencari ikan-ikan segar karena terdapat tempat
penjualan ikan secara langsung di Pelabuhan.
4. Memudahkan nelayan menjual ikan-ikan hasil tangkapannya.
5. Meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Adapun beberapa kekurangan Pelabuhan Perikanan :
1. Bau yang disebabkan oleh Pelabuhan tersebut mengganggu pemukiman sekitar.
2. Kurangnya tempat pembuangan limbah ikan yang memadai.
3. Kurangnya area hijau disekitar kawasan pelabuhan dengan vegetasi pohon peneduh
dan taman sebagai ruang terbuka hijau (RTH) disekitar kawasan pelabuhan.
2.6 Pengaruh Pelabuhan Perikanan terhadap Aktivitas Lingkungan dan Ekonomi
2.6.1 Analisis Dampak Lingkungan Pembangunan Pelabuhan
Kawasan pesisir dapat berupa kawasan lahan basah berhutan mangrove,
pantai berpasir, atau pantai berbatu. Adanya pembangunan pelabuhan di kawasan
tersebut, akan terjadi perubahan fungsi dan tata guna lahan tersebut yang
mengakibatkan perubahan bentang alam. Pada awalnya, kawasan tersebut berfungsi
sebagai cathment area baik untuk air hujan maupun air pasang, namun setelah ada
proses pembangunan pelabuhan, seperti kegiatan pembukaan lahan, pemotongan
dan pengurugan tanah pada tahap konstruksi, serta pemadatan tanah, akan
mengubah fungsi lahan tersebut. Air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah,
sehingga akan meningkatkan volume air limpasan (run off) dan meningkatkan
terjadinya potensi genangan dan mengubah pola genangan.
Dampak-dampak turunan dari perubahan fungsi dan tata guna lahan adalah
terjadinya perubahan mata pencaharian dan pendapatan penduduk, peningkatan
kesempatan kerja dan berusaha, timbulnya keresahan dan persepsi negatif
masyarakat, gangguan terhadap aktivitas nelayan, peningkatan kepadatan lalulintas
pelayaran, serta bangkitan lalulintas darat.
Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh peningkatan debu akibat
kegiatan konstruksi dan kegiatan operasional loadingoffloading di pelabuhan.
Peningkatan kebisingan pada kegiatan pelabuhan terutama berasal dari kegiatan
konstruksi (seperti mobilisasi alat berat, pengangkutan material, pemancangan dan
pembangunan terminal) dan loading-offloading di Pelabuhan.
Penurunan kualitas air laut ditandai dengan adanya peningkatan kekeruhan
dan peningkatan pencemaran air laut. Penurunan kualitas air Kegiatan konstruksi
pada pembangunan pelabuhan akan berpotensi menimbulkan dampak penurunan
kualitas air laut terutama pada tahap Pengerukan (capital dredging) dan
pembuangan material keruk.
Kegiatan operasional akan mempengaruhi kualitas air laut dan kualitas air
permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai) dengan adanya
peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air limbah
domestik dan non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang
digunakan untuk perawatan kapal), kegiatan operasional loadingoffloading di
pelabuhan serta korosi pada kapal.
Kegiatan pembangunan pelabuhan beserta fasilitasnya akan mempengaruhi
terjadinya perubahan batimetri, pola arus laut dan gelombang dan secara simultan
mengakibatkan dampak turunan yaitu adanya perubahan pola sedimentasi yang
dapat mengakibatkan abrasi dan akresi (perubahan garis pantai). Jika bagian

14
struktur pelabuhan menonjol ke arah laut, maka mungkin terjadi erosi pada garis
pantai di sekitarnya akibat transpor sediment sejajar pantai yang terganggu.
Dampak ini merupakan isu yang paling penting dalam setiap pembangunan di
wilayah pesisir, sehingga dalam rencana pengelolaan dan rencana pemantauan
harus dilakukan secara berkesinambungan.
Kegiatan pembangunan Pelabuhan akan memberikan dampak yang sangat
penting terhadap biota perairan yang berada disekitar wilayah pelabuhan. Kegiatan
pembukaan lahan, pemancangan tiang pondasi, dan pembangunan struktur fisik
fasilitas pelabuhan dapat mengganggu biota yang ada di wetland/lahan basah
seperti mangrove, bangsa krustase, larva-larva ikan, dan biota perairan lainnya
seperti terumbu karang dan padang lamun.
Gangguan terhadap biota perairan dapat terjadi secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung disebabkan oleh kegiatan pengerukan dan dan
pembangunan, sedangkan secara tidak langsung merupakan dampak lanjutan dari
penurunan kualitas air laut akibat operasionalnya pelabuhan. Kegiatan
pembangunan pelabuhan memiliki beberapa aspek yang sangat tergantung pada
kondisi setempat, sehingga diharapkan penilai dapat memperhatikan pula kondisi
lokal dalam melakukan penilaian. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat
untuk terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan, khususnya pada
pembangunan Pelabuhan.
2.6.2 Analisis Dampak Ekonomi Pembangunan Pelabuhan
Pembangunan pelabuhan perikanan disuatu daerah akan mendukung
segenap usaha perikanan dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat di daerah tersebut. Aktivitas di pelabuhan perikanan dibagi menjadi
tiga, yaitu aktivitas pelabuhan, aktivitas perikanan, dan aktivitas penunjang. Tujuan
penelitian ini untuk mengidentifikasi aktivitas ekonomi di Pangkalan Pendaratan
Ikan Karangsong Indramayu dan dampak keberadaan Pangkalan Pendaratan Ikan
Karangsong terhadap perekonomian masyarakat sekitarnya. Penelitian ini
dilakukan di Karangsong Indramayu dengan menggunakan metode survei.
Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai nelayan, pelaku usaha dan
tenaga kerja. Analisis data yang digunakan yaitu analisis keuntungan usaha
penangkapan dan analisis multiplier effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembangunan PPI Karangsong menimbulkan dampak ekonomi langsung, dampak
ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi lanjutan. Pengukuran dampak
ekonomi ini dilakukan dengan menggunakan nilai dampak pengganda (multiplier
effect). Nilai Multiplier effect yang didapatkan pada penelitian ini adalah
Keynesian Income Multiplier sebesar 111,75, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I
sebesar 77,83, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 78,50. Nilai
Multiplier effect yang diperoleh menunjukan bahwa pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan Karangsong memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi
wilayah lokal.
Gambar 2.6 Aktivitas Ekonomi di Pelabuhan Perikanan
Dengan membuka usaha di sekitar lokasi Pelabuhan Perikanan, masyarakat pesisir
sekitar dapat meningkatkan pendapatannya. Menurut hasil penelitian yang lakukan,
diketahui pendapatan masyarakat yang bekerja disekitar lokasi Pelabuhan Perikanan
memberikan dampak ekonomi yang positif yaitu meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat sekitar.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelabuhan perikanan adalah tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan
usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan
yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan

16
sebagal pangkalan operasional tempat berlabuh, bertambat, mendaratkan hasil,
penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan (Deptan dan Dephub
(1996).
Pengelolaan aktivitas dan fasilitas di Pelabuhan Perikanan sudah berjalan
lancar, hanya ada beberapa kendala yaitu tidak bermanfaatnya salah satu fasilitas seperti
Cold Storagedan tidak adanya TPI Higienis yang berakibat sedikit menghambat aktivitas
pengolahan ikan di Pelabuhan Perikanan.
Strategi dalam upaya meningkatkan pengelolaan di Pelabuhan Perikanan untuk
meningkatkan produksi perikanan tangkap yaitu strategi S-O (Strength–Opportunity). Ini
merupakan situasi yang menguntungkan, karena strategi ini memiliki kekuatan dan
peluang, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memperoleh peluang
sebesar-besarnya dalam upaya peningkatan produksi perikanan tangkap di Pelabuhan
Perikanan.

DAFTAR PUSTAKA

DION, T. (2021). Pelaksanaan Bongkar Muat Kontainer MV. Ludwig Schulte oleh PT.
Pelayaran Samudera Karana Line Cabang Semarang. KARYA TULIS.
Suyono, R. P. (2007). Shipping Pengangkutan Intermodal Eksport Import Melalui Laut,
Musibah Kapal, Pencegahan dan Penanganannya, Keamanan Pelabuhan. Jakarta:
PPPM.
Rohmah, N., & Prasetiawan, A. (2019). Dasar-dasar Kepelabuhan. PIP Semarang.

Djamaluddin, A. (2022). Manajemen Operasional Pelabuhan. Unhas Press.

DASA, L. P. (2020). PROSES PEMBONGKARAN COIL TMBP MV. NAGATO V. 078


OLEH PERUSAHAAN BONGKAR MUAT PT. MERAK JAYA ASRI DI
PELABUHAN CIGADING 1 BANTEN. KARYA TULIS.

MUHAMMMAD, H. A. (2019). PENGECEKAN DOKUMEN KELAIKAN KAPAL DI


PELABUHAN PADA KAPAL-KAPAL NELAYAN TRADISIONAL. KARYA
TULIS.

dkp.lebakkab.go.id pertama kali diindeks oleh Google pada April 2015

Mukhtar, A. M. (2020). Pengembangan Kawasan Pelabuhan Penyeberangan Air Putih


Bengkalis dengan Pendekatan Arsitektur Tepian Air (Waterfront
Architecture). JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM
RESEARCH), 4(1), 38-47.

LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai