Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM TAHANAN KAPAL

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2 Kelas B

Nurhidayah (D031171008) Ahmad Ramdi (D031171008)

Ririn Angraini (D031171020) Moh. Alfadlil Wafi(D031171008)

Zulfiyanti Yusuf (D031171504)

Yorinda Marampa’ (D031171014)

Muhammad Firdaus (D031171010)

DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena berkat dan pertolongan dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini sebagai tugas akhir dalam matakuliah Tahanan Kapal dengan baik dan tepat
pada waktu yang telah diberikan.

Laporan ini menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa S1 Teknik
Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dalam menyelesaikan studi
sarjananya. Dalam penyelesaian laporan ini terdapat banyak hambatan dan tantangan
khususnya pada pemahaman materi dalam menyelesaikan laporan ini. Namun, berkat
pengarahan dan pengajaran dari dosen pembimbing hambatan dan tantangan tersebut
dapat teratasi. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Jurusan
Perkapalan yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini.

Dalam menyelesaikan laporan ini masih banyak kekurangan yang mungkin


ditemukan dikemudian hari. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk
membantu dalam penyempurnaan laporan ini.

Makassar, Desember 2019

KELOMPOK 2 B
DAFTAR ISI

Sampul .......................................................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................................. v

Daftar Isi...................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Rumusan Masalah .....................................................................................

C. Batasan Masalah .......................................................................................

D. Tujuan Penelitian ......................................................................................

E. Manfaat Penelitian ....................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal ........................................................................................................

B. Kapal Ferry Ro-ro .....................................................................................

C. Tahanan Kapal ..........................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .........................................................................................

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................

C. Metode Penganbilan Data .........................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Langkah Kerja ..........................................................................................

B. Data Model Kapal .....................................................................................


C. Data Kolam ...............................................................................................

D. Perspektif Model .......................................................................................

E. Hasil Percobaan .........................................................................................

BAB V PERENCANAAN ALAT KESELAMATAN

A. Kesimpulan ...............................................................................................

B. Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut peraturan menteri perhubungan RI No. PM 104 (2017), tentang
penyelenggaraan angkutan penyeberangan, angkutan penyeberangan adalah angkutan
yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau
jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang
dan kendaraan beserta muatannya. Salah satu jenis kapal yang digunakan dalam
pelayanan angkutan penyeberangan adalah kapal Ferry Ro-Ro. Menurut Peraturan
menteri perhubungan RI nomor PM 115 (2016) tentang tata cara pengangkutan
kendaraan di atas kapal, kapal Ferry Ro-Ro adalah kapal yang memiliki satu atau lebih
geladak baik terbuka maupun tertutup yang digunakan untuk mengangkut segala jenis
kendaraan sebagai muatan yang dimuat melalui sistem pintu rampa di bagian depan
maupun belakang kapal dan dimuat serta dibongkar dari dan ke atas kapal
menggunakan kendaraan atau platform yang dilengkapi dengan roda. Menurut
International Maritime Organization (IMO, 2014), kapal Ferry Ro-Ro adalah sebuah
kapal dengan ruang kargo Ro-Ro atau ruang kategori khusus yang mengangkut lebih
dari dua belas penumpang.

Dalam mendesain kapal Ferry Ro-Ro hal pertama yang diperhatikan adalah
ukuran utama kapal. Ukuran utama kapal berkaitan dengan kapasitas muatan
kendaraan yang dapat diangkut oleh kapal Ferry Ro-Ro. Karena muatan kendaraan
ditempatkan secara matriks di geladak utamanya, ukuran panjang dan lebar kapal
penyeberangan merupakan faktor penentuan kapasitas muatnya (Asri S, 2016). Ukuran
utama kapal juga berkaitan dengan kecepatan kapal. Kecepatan kapal dipengaruhi
oleh besar tahanan kapal. Hubungan antara kecepatan dan kapasitas muat kapal
berpengaruh pada performance kapal.
Beberapa penelitian terkait ukuran utama kapal seperti perubahan bentuk
lambung telah banyak dikaji. Jin-Won Yu dkk ( 2017) mencoba mengembangkan
metode desain pada goosenenck bulb kapal Ferry Passanger untuk menemukan
perubahan nilai tahanan berdasarkan bentuk bulb. Baso S dkk (2015) melakukan
penelitian tentang perubahan bagian bow dan stern kapal ferry untuk melihat
perubahan nilai tahanan total dan tahanan added wave yang dapat dicapai. Menurut
Richards John S (2011) penambahan displacement pada kapal yang telah ada untuk
meningkatkan stabilitas tidak secara otomatis meningkatkan daya kapal. Menurut
American Bureau of Shipping (ABS, 2013), peningkatan panjang kapal disertai
pengurangan lebar dan menjaga sarat, displacement, dan Cb tetap akan meningkatkan
efisiensi lambung. Rasio panjang/lebar yang lebih tinggi cenderung akan mengurangi
tahanan gelombang kapal sedangkan rasio lebar/sarat yang lebih kecil akan
mengurangi luas bidang basah dan tahanan gesek kapal. Ketika lambung kapal
mengalami perubahan nilai hambatan harus sangat diperhatikan.
Berdasarkan hasil perhitungan tahanan secara numerik (Asri, 2016), karena
pengaruh luas bidang basahnya yang lebih kecil, kapal yang lebih pendek memiliki
tahanan yang lebih kecil. Namun itu hanya berlaku pada kecepatan yang rendah.
Karena tingkat pertambahan tahanannya lebih besar, pada kecepatan tertentu yang
lebih tinggi, tahanannya menjadi lebih besar dibanding kapal yang panjang lebih besar
walau lebarnya sama. Untuk membuktikan hasil penelitian ini, maka akan dilakukan
uji eksperimen untuk melihat bagaimana pengaruh panjang kapal Ferry Ro-Ro
terhadap tahanan kapal dengan lebar dan sarat yang tetap sehingga dapat diketahui
pada tingkat kecepatan berapa rasio tahanan dan kapasitas muat adalah sama pada
berbagai panjang kapal. Selain itu juga akan dianalisis jenis tahanan apa yang paling
besar mempengaruhi nilai tahanan terhadap pertambahan panjang kapal.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu Pengaruh tahanan
model terhadap kecepatan.
C. Batasan Masalah

Penelitian yang dilakukan meliputi hal-hal berikut:


1. Pengujian tahanan kapal dilakukan di Towing tank, Laboratorium
Hidrodinamika, Universitas Hasanuddin.
2. Panjang kapal dipengaruhi oleh matriks penempatan kendaraan di
geladak muatan.
3. Ukuran Lebar dan sarat kapal tetap.
4. Pengujian dilakukan pada empat model dengan variasi panjang yang
berbeda dan pada beberapa variasi kecepatan kapal.
5. Tahanan yang dianalisis adalah tahanan total kapal di bawah permukaan
air.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menginterpretasi pengaruh panjang kapal Ferry Ro-Ro terhadap tahanan
kapal dengan lebar dan sarat yang tetap.
2. Menentukan besar kecepatan berdasarkan rasio tahanan dan kapasitas
muat kapal yang sama pada berbagai panjang kapal.

3. Menentukan komponen tahanan yang paling besar pengaruhnya dalam


meningkatkan nilai tahanan terhadap pertambahan panjang kapal.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk beberapa hal sebagai
berikut:
1. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi pada perencanaan desain kapal
untuk kapal baru maupun kapal lama yang perlu dimodifikasi untuk
mendapatkan kapasitas muat dan kecepatan kapal maksimal dengan daya
yang efisien.
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian mengenai pengaruh ukuran
utama dan kecepatan terhadap nilai tahanan kapal Ferry Ro-Ro.
Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan regulasi dalam
standardisasi penentuan ukuran utama dan kecepatan kapal Ferry Ro-
Ro.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kapal

Di dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1988 tentang Penyelenggaraan


dan Pengusahaan Pengangkutan Laut, yang disebut dengan Kapal “adalah alat
apung dengan bentuk dan jenis apapun.” Definisi ini sangat luas jika dibandingkan
dengan pengertian yang terdapat di dalam pasal 309 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang (KUHD) yang menyebutkan Kapal sebagai “alat berlayar, bagaimanapun
Namanya, dan apapun sifatnya.”

B. Kapal Ferry Ro-ro

Kapal Ferry Ro-Ro adalah kapal yang dibuat untuk mengangkut muatan beroda
seperti mobil, truck, dan lainnya yang masuk dan keluar kapal dengan dikendarai
oleh pemilik kendaraan. Kapal ferry memiliki ramp door yang memungkinkan
muatan untuk masuk dan keluar saat kapal di pelabuhan. Ramp door kapal Ferry
ada yang hanya berada dibagian stern kapal seperti pada Gambar 1 dan ada juga
yang berada di bagian bow dan stern kapal seperti pada Gambar 2. (Shama M,
2013). Ferry Ro-Ro memiliki fleksibilitas, kemampuan untuk berintegrasi dengan
transportasi lain, dan kecepatan operasi sehingga membuatnya sangat populer di
banyak rute pelayaran (IMO, 1997).

C. Tahanan Kapal
Tahanan kapal merupakan ilmu yang mempelajari reaksi fluida akibat gerakan
kapal yang melalui fluida tersebut. Dalam istilah hidrodinamika kapal,
tahanan/resistance/drag adalah besarnya gaya fluida yang bekerja pada kapal
sedemikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut. Tahanan tersebut
sama dengan komponen gaya yang bekerja sejajar dengan sumbu gerakan
kecepatan kapal.
Komponen Tahanan
Pada dasarnya tahanan kapal dibagi menjadi dua yaitu tahanan yang berada
di atas permukaan air dan tahanan yang berasal dari bawah permukaan air.
Tahanan yang di atas permukaan air adalah yang bekerja pada bagian badan kapal
yang kelihatan di atas permuakaan air, disini pengaruh adanya udara yang
mengakibatkan timbulnya hambatan.
Komponen tahanan yang bekerja pada kapal dalam gerakan mengapung di air
adalah :
a. Tahanan gesek (Friction resistance)
Tahanan Gesek (friction resistance) timbul akibat kapal bergerak melalui
fluida yang memiliki viskositas seperti air laut, fluida yang berhubungan langsung
dengan permukaan badan kapal yang tercelup sewaktu bergerak akan
menimbulkan gesekan sepanjang permukaan tersebut, inilah yang disebut sebagai
tahanan gesek. Tahanan gesek terjadi akibat adanya gesekan permukaan badan
kapal dengan media yang di lalulinya. Semua fluida mempuyai viskositas, dan
viskositas inilah yang menimbulkan gesekan tersebut. Penting tidaknya gesekan
ini dalam suatu situasi fisik tergantung pada jenis fluida dan konfigurasi fisik atau
pola alirannya (flow pattern). Jadi tahanan Viskos (RV) adalah komponen tahanan
yang terkait dengan energi yang dikeluarkan akibat pengaruh viskos. Tahanan
gesek ini dipengaruhi oleh beberapa hal, sebagai berikut :

 Angka Renold (Renold’s number, Rn)

 Koefisien gesek (friction coefficient, Cf )

 Rasio kecepatan dan panjang kapal (speed length ratio, Slr)

b. Tahanan sisa (Residual Resistante)


Tahanan sisa didefenisikan sebagai kuantitas yang merupakan hasil
pengurangan dari hambatan total badan kapal dengan hambatan gesek dari
permukaan kapal. Hambatan sisa terdiri dari :
1) Tahanan gelombang (Wakemaking Resistance)
Tahanan gelombang adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya gerakan
kapal pada air sehingga dapat menimbulkan gelombang baik pada saat air tersebut
dalam keadaan tenang maupun pada saat air tersebut sedang bergelombang.
2) Tahanan udara (Air Resistance)
Tahanan udara diartikan debagai Tahanan yang di alami oleh bagian badan
kapal utama yang berada diatas air dan bangunan atas (Superstrukture) karena
gerakan kapal di udara. Tahanan ini tergantung pada kecepatan kapal dan luas
serta bentuk bangunan atas tersebut. Jika angin bertiup maka tahanan tersebut juga
akan tergantung pada kecepatan angin dan arah relatif angin terhadap kapal.
3) Tahanan bentuk
Tahanan ini erat kaitannya dengan bentuk badan kapal, dimana bentuk
lambung kapal yang tercelup di bawah air menimbulkan suatu tahanan karena
adanya pengaruh dari bentuk kapal tersebut.
4) Tahanan Pola Gelombang, RWP (Wave Pattern Resistance )
Tahanan pola gelombang adalah komponen tahanan yang disimpulkan dari
hasil pengukuran elevesi gelombang yang jauh dari model kapal; dalam hal ini
medan kecepatan bawah permukaan ( subsurface velocity field ), yang berarti
momentum fluida, dianggap dapat dikaitkan dengan pola gelombang dengan
memakai teori linier.
5) Tahanan Tekanan, RP ( Pressure Resistance )
Tahanan tekanan adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan jalan
mengintegralakan tegangan normal keseluruh permukaan kapal menurut arah
gerakan kapal.
6) Tahanan Tekanan Viskos, RPV ( Viskos Pressuru Resistance )
Tahanan tekanan viskos adalah komponen tahanan yang diperoleh dengan
jalan mengintegralkan komponen tegangan normal akibat viskositas dan turbulensi.
Kuantitas ini tidak dapat diukur langsung, kecuali untuk benda yang terbenam
seluruhnya, dalam hal ini sama dengan tahanan tekanan.
7) Tahanan tambahan (Added Resistance)
Tahanan ini mencakup tahanan untuk korelasi model kapal. Hal ini akibat
adanya pengaruh kekasaran permukaan kapal, mengingat bahwa permukaan kapal
tidak akan pernah semulus permukaan model. Tahanan tambahan juga termasuk
tahanan udara, anggota badan kapal dan kemudi.
Komponen Tahanan tambahan terdiri dari :
 Tahanan anggota badan (Appendages Resistance);yYaitu tahanan dari bos
poros, penyangga poros, lunas bilga, daun kemudi dan sebagainya.
 Tahanan kekasaran; yaitu terjadi akibat kekasaran dari korosi air, pengotoran
pada badan kapal, dan tumbuhan laut.
 Hambatan kemudi (Steering Resistance); yaitu akibat pemakaian kemudi
mengakibatkan timbulnya hambatan kemudi.
Lingkungan juga berpengaruh pada tahanan. Bila kapal bergerak di air yang
terbatas, dinding pembatas air tersebut akan cukup dekat untuk mempengaruhi tahanan
kapal. Terbatas disini diartikan sebagai dekatnya jarak antara dinding pembatas air itu
sendiri dalam arah horizontal. Kedangkalan air juga mempunyai pengaruh pada
tahanan, yang disebut pengaruh air dangkal ( Shallow Water Effect). Bila
membandingkan karakteristik untuk kerja kapal umunya karakteristik di daerah
perairan yang mempunyai panjang, lebar dan kedalaman yang terbatas. Selain itu, jika
berada dijalur perairan samudera bebas ( sea way ), tahanan kapal akan mengalami
perubahan yang berupa :
1. Adanya Tahanan Tambahan (Added Resistance ) akibat angin yang bertiup
pada bagian superstructure, RAA.
2. Tahanan menjadi lebih besar akibat gerakan kapal.
3. Adanya tahanan tambahan akibat refleksi gelombang pada badan kapal.
4. Tahanan menjadi lebih besar karena sudut hanyut ( drift angle ) yang
ditimbulkan oleh baik angin dan gelombang maupun gerakan daun kemudi.
Kenaikan tahanan rata-rata digelombang, RAW, diartikan sebagai kenaikan tahanan
rata-rata diangin dan gelombang dibandingkan terhadap tahanan diair tenang pada
kecepatan rata-rata yang sama.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif, yaitu dengan melakukan
pengujian model di Towing Tank, Laboratorium Hidrodinamika untuk mengetahui
kapasitas muat yang optimum berdasarkan tahanan kapal dan kecepatan kapal.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Adapun waktu dan tempat penelitian ini, yaitu :

Tanggal : Selasa, 26 November 2019

Waktu : Pukul 16.30 s/d 18.30

Tempat : Towing Tank, Laboratorium Hidrodinamika


Departemen Perkapalan, Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin.

C. Metode Pengambilan Data


Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
metode data primer dimana data diperoleh dari ukuran utama model kapal serta
dengan melakukan percobaan langsung menggunakan model kapal yang
dilakukan di Towing Tank untuk memperoleh data tahanan kapal.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Langkah Kerja

B. Data Model Kapal


Adapun data model kapal yang digunakan antara lain :
LOA : 161 cm
LBP : 136 cm
B : 39,8 cm
H : 11,8 cm
T : 7,8 cm

C. Data Kolam

D. Perspektif Model

E. Hasil Percobaan
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Asen Patrik. 2014. Analysis of the Flow Around a Cruise Ferry Hull by the Means of
Computational Fluid Dynamics. Espoo. Aalto University School Engineering.
Asri S, 2016. Model Desain Kapal Peyeberangan Berdasarkan Permintaan Jasa
Angkutan dan Fasilitas Pelabuhan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Baso S, Suwedy W, Rosmani, Bochary L, Ardianti A. 2015. A Practical Hull Form
Design of Ferry Using Hybrid Scheme Method and Performing Experiment.
Makassar. David Publishing.
Bhavaraju, Revathi, Ramesh. 2013. Comparative Study For Resistance Of A Bulk
Carrier Using CFD. Altair Technology Conference. India.
Bonaparte, Samuel. “ Pengertian Kapal, Perlengkapan Kapal dan Bagian Kapal”.
2017. https://samuelbonaparte.com/blog/2017/02/25/pengertian-kapal-
perlengkapan-kapal-dan-bagian-kapal/
Harval, Sv. Aa. 1974. Resistance and Propultion of Ships. Akademisk Forlag,

Copenhagen.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai