SKRIPSI
OLEH
AMALIA INDAH SARI
NIM. 11820725100
PROGRAM S1
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1443 H/2022 M
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
skripsi ini dengan baik dan lancar. Tak lupa sholawat beriring salam selalu
Muhammad, yang mana telah membawa manusia dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang terang benderang, seperti pada zaman sekarang ini. Semoga dengan
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyusunan skripsi ini.
1. Ayahanda H. M. Sulaiman dan Ibunda Hj. Rosyidah, selaku orang tua penulis
melahirkan dan selalu memberikan kasih sayang tiada henti sampai saat ini.
ii
Serta, seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan motivasi dan
2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M.Ag yang merupakan Rektor Universitas Islam
selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. H. Mawardi, S.Ag, M.Ag selaku Wakil
Dekan II, dan Ibu Dr. Sofia Hardani, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
4. Bapak Asril, S.HI, S.H, M.H selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum dan Bapak
Alfi Syahri, S.H, M.H selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
5. Bapak Moh. Kastulani, SH., MH. Selaku pembimbing skripsi yang sudah
6. Ibu Hellen Last Fitriani, S.H, M.H selaku Penasehat Akademik (PA)
7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan banyak ilmu, arahan serta
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau
iii
Semoga dengan kebaikan dan ilmu yang telah diberikan untuk membantu
proses penulisan skripsi ini dibalas oleh sang pencipta yang Maha Baik yakni
Allah SWT. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak orang terutama di
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Batasan Masalah...................................................................... 13
C. Rumusan Masalah ................................................................... 13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 13
E. Sistematika Skripsi .................................................................. 14
v
C. Hambatan-Hambatan Pelayanan Transportasi Angkutan
Sungai dan Laut Terhadap Penumpang Speed Boat Di Kuala
Enok ........................................................................................ 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 93
B. Saran ....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Angkutan sungai, danau dan penyebrangan yang terdiri atas puluhan atau
bahkan ratusan armada kapal besar atau kecil yang mampu mengangkut
penumpang, barang, dan kendaraan untuk berpindah dari satu pulau ke pulau
1
Iskandar Abubakar, et. al, Transportasi Penyebrangan Suatu Pengantar, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), Cet. Ke-1, h. 6.
2
R. Wiryono Prodjodikoro, Hukum Laut Bagi Indonesia, (Bandung: Sumur, 1981), h. 13.
1
2
3. Sebagai lahan untuk penangkapan ikan dan hewan laut lainnya; dan
penggerak bagi pertumbuhan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam
yang sangat besar tetapi belum berkembang, dalam upaya peningkatan dan
pemerataan pembangunan.
maupun laut. Dari tempat tinggal menuju ke tujuan tertentu dan keinginan
tertentu. Yang di dorong oleh suatu tenaga canggih yakni mesin. Dengan itu,
3
M. Khoirul Huda. Kapal Laut Dalam Industri Pelayaran di Indonesia, (Surabaya,
2013), h. 6-7.
4
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara, (Jakarta: PT.
Citra Aditya, 1991), h. 7.
3
tujuan dan juga sarana pergerakan di tempat tujuan tersebut. Dengan fungsi
laut.5
pelayanan yang memuaskan, cepat, aman, dan murah pada lalu lintas laut
murah
5
Ismayanti, Pengantar Pariwisata, (Jakarta: Grasindo, 2005), h. 23.
6
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 3.
4
pelabuhan, dan alur-alur sungai yang merupakan lalu lintas penting bagi
pelayanan
angkutan bagi barang, ternak dan manusia dengan pelayanan yang baik,
atau penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang
7
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
5
dilihat dari sungai dan laut melainkan ukuran volume kapal. Kebetulan untuk
di Kuala Enok GT 7 keatas dikelola Syahbandar dengan speed boat fiber dan
8
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di Perairan, Pasal 1
Ayat (2).
9
Rediks Purba, Angkutan Muatan Laut, (Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1990), h. 14.
6
Kuala Enok merupakan wilayah terletak ditepi laut daerah pesisir yang
Kondisi daerah yang terpisahkan oleh perairan seperti sungai, laut dan lainnya
lainnya.11
akibat kondisi geografis alam yang memiliki banyak sungai. Jalan bagi
transportasi air ini selain bersifat alami (laut, sungai, danau), ada pula yang
bersifat buatan manusia (kanal, anjir, danau buatan). Transportasi ini biasa
transportasi yang terbuat dari rakit bambu. Transportasi pra sejarah dengan
modern saat ini sangat berbeda. Dengan berkembang pesatnya suatu teknologi
10
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 40 Ayat (1).
11
Khairul Ihwan, “Evaluasi Resiko Ergonomi pada Transportasi Air (Speeboat Kayu)”
Jurnal Teknik Industri UNISI, Volume 1., No. 1., (2017), h. 48.
12
Robert Chandrawidjaja, Navigasi Perairan Daratan, (Banjarmasin: Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat, 1998), h. 5.
7
membuat transportasi yang dulunya hanya digunakan dari sebuah rakit bambu
sungai terutama dalam pelosok daerah yang tidak ada prasarana lengkap.
Dominan seperti jalan dengan sungai besar, contoh seperti daerah sumatera,
papua dan kalimantan. Selain untuk perpindahan orang atau mengakat barang,
yang tidak dilengkapi dengan fasilitas yang seharusnya ada dan sesuai dengan
aturan. “Speed boat yang tidak peduli dengan keselamatan berlayar sangat
mengancam keselamatan kami sebagai penumpang dan speed boat yang tidak
mau mengurus surat izin berlayar. Masih terdapat beberapa speedboat yang
seperti itu”.14
Pelabuhan kuala enok dulunya bersih dan rapi seiring berjalannya waktu
Banyak fasilitas dicabut, dinding dan keramik yang sudah kumuh tidak
13
Iskandar Abubakar, ibid., h. 2.
14
Ibu Icut, Salah Satu Penumpang Speed Boat, (wawancara) 5 Agustus 2021.
8
ditemukan sampah plastik dan sisa rokok didalam speed boat. Hal ini
dan waktu keberangkatan speed boat juga harus diperhatikan, berangkat harus
“Saya pernah menunggu selama satu jam dari jadwal keberangkatan speed
sungai harus menggunakan tempat duduk penumpang yang layak dan nyaman.
Dalam artian empuk, jika ada gelombang tidak terlalu terasa hentakannya
begitu juga dengan senderan yang harus dipasang dengan bahan-bahan yang
lembut. Tidak hanya kayu, yang membuat badan sakit jika lama didalam speed
berlayar”.16
Dalam hal ini, transportasi angkutan sungai dan laut melalui speedboat
prasarana yang ada di tempat dengan tujuan tertentu untuk memberikan rasa
15
Bapak Rudi, Salah Satu Penumpang Speed Boat, (wawancara) 6 Agustus 2021.
16
Ibu Aminah, Salah Satu Penumpang Speed Boat, (wawancara) 7 Agustus 2021.
9
Hilir, pelayanan yang diberikan terhadap speed boat penumpang yakni dengan
tentang Pelayaran.
17
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2015 Tentang
Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut
18
Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan
10
dasar Peraturan Menteri Nomor 119 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
yang ada serta adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
penumpang atau konsumen yang menggunakan jasa dari para pelaku usaha.
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan
yang dijanjikan
3. Hak atas imformasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan
7. Hak untuk di perlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
Secara garis besar terdapat beberapa hak dasar konsumen yaitu hak
informasi, hak untuk memilih, dan hak untuk didengar. Hal ini berkaitan
angkutan lain.21
keselamatan penumpang.
21
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. (Jakarta: PT. Grasindo, 2000),
h. 14.
12
alat keselamatan berlayar masih banyak speed boat yang tidak memiliki
penyediaan pelayanan fasilitas pelabuhan dan speed boat yang tidak sesuai
dengan standar operasional prosedur (SOP) serta hal ini seakan-akan tidak
jasa transportasi angkutan sungai dan laut dan pihak penumpang posisinya
lemah untuk menuntut semua kerugian yang timbul di lapangan. Dalam kata
lain, walaupun angkutan sungai dan laut penumpang sudah berkembang lama
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengkaji secara lebih
B. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah dengan tujuan agar tidak lari
tentang pelayaran.
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
Setiap penelitian tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula
angkutan sungai dan laut terhadap penumpang speed boat di Kuala Enok
14
Kasim Riau
E. Sistematika Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Tatanan Pelabuhan.
15
Enok
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata
tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa
dan kedamaian.
memiliki hak sama halnya dengan konsumen yang diatur didalam Undang-
16
17
hukum represif.23
tempat yang disediakan tidak melalui calo karena bersifat ilegal. Selain itu,
laut.24
22
Wibowo Soedjono, Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut, (Jakarta: Rina Aksara,
1993), h. 42.
23
Wibowo Soedjono, Sarana-sarana Penunjang Pengangkutan Laut, (Jakarta: Bina
Aksara, 1983), h. 16.
24
Ibid., h. 11
18
sebelumnya dalam hal terjadi suatu transaksi antara penumpang dan jasa
Upaya hukum yang ditempuh bisa melalui pengadilan (litigasi) atau diluar
25
M. Husyen, Umar, Menuju Hukum Angkutan Laut Nasional, (Jakarta: BPHN, 1999), h.
15.
19
pemilik kapal
kenyamanan penumpang
kapal
upaya represif dan preventif agart permasalahan tersebut dapat diatasi. Hal
26
Ibid., h. 22.
20
syahbandar, akan tetapi juga dilakukan oleh agen dan pemilik kapal yang
sesuai dengan jenis dan jumlah yang dinyatakan dalam dokumen muatan
jawab yang dimaksud di sini dalam pengertian liability, dan bukan dalam
2. Pelayanan Transportasi
27
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 40.
28
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 22.
29
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h. 415.
22
pelayanan dapat diukur, oleh karena itu dapat ditetapkan standar baik
ada manfaat
30
Munir, Manajemen Pelayanan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 275.
23
jumlah dan peran. Layanan secara tertulis ini sangat cocok untuk
golongan :
dengan adanya kualitas layanan yang bagus maka akan menghasilkan hasil
a. Reability (keandalan)
c. Assurance (jaminan)
perusahaan.
31
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian, ( Jakarta : Salemba Empat, 2000), h. 440.
25
d. Empathy (empati)
e. Tangible (berwujud)
bahwa tujuan pelayanan yaitu untuk kepuasan pengguna jasa. Dengan ini,
publik.32
ada dalam setiap transportasi. Standar pelayanan adalah tolak ukur yang
32
Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik , ( Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h. 6.
26
melewati laut, yang terdiri dari angkutan laut dalam negeri, angkutan laut
Angkutan ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang berada dalam
33
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut, Pasal 1 Ayat (1)
34
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 1 Ayat (3)
27
Angkutan luar negeri atau asing ini hanya dapat dilakukan kegiatan ke
dan dari pelabuhan indonesia. Bagi dagang luar negeri wajib untuk
Angkutan ini dilakukan oleh badan usaha untuk kegiatan usaha sendiri
berikut :35
35
Akbar Bahar, “Analisis Kebutuhan Angkutan Penyebrangan Sungai Jeneberang Di
Desa Taeng Kabupaten Goa”, (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018), h. 40-41.
28
inspeksi
29
untuk membongkar-muat barang dari dan ke kapal. Selain itu, juga dapat
a. Sampan
dari sisi sungai yang satu ke sisi yang lainnya. Sampan biasanya dibuat
dibutuhkan.
b. Perahu Katingting
36
Ibid.
30
dan menggunakan dasar hukum yang mengatur. Angkutan sungai dan laut
penumpang yakni angkutan yang harus memiliki pelayanan yang baik dan
didapatkan oleh konsumen dalam hal ini penikmat jasa angkutan kapal
yakni :37
cabang dan biro perjalanan, pemesanan tiket sekali jalan maupun tiket
calo tiket, informasi dan pemesanan melalui internet, call center untuk
kelas I dan II, boarding pass check-in, jalur yang khusus dari terminal
ke kapal maupun sebaliknya, tidak ada petugas yang minta uang tips,
tiket
lain-lain.
dengan fasilitas yang memadai di suatu daerah. Oleh karena itu, dengan
4. Speed Boat
c. Kapal mempunyai ukuran dan berat yang kecil dan terbuat dari
f. Area navigasi pada suatu kawasan yang tidak lebih dari radius 30 mil
Enok masih menggunakan aturan yang lama yaitu dengan melihat ukuran
berat bersih kapal atau GT. Yang mana GT 7 ke atas diatur syahbandar
38
Eko Sasmito Hadi, Analisa Perfoma Hullform Pada Pra Perancangan SPEED BOAT
KATAMARAN Untuk Search And Rescue ( SAR ) Di Pantai Gunung Kidul Yogyakarta Berbasis
CFD, KAPAL Volume 9., No. 1., Februari (2012), h. 7.
33
Speed boat fiber merupakan suatu speed boat yang terbuat dari bahan-
bahan fiber yang memiliki bahan yang lebih tahan lama dan kuat
Speed boat kayu merupakan suatu speed boat yang dibuat dari bahan
speed boat masing-masing. Akan tetapi dalam hal ini tidak terlepas dengan
dan keamanan serta perlindungan yang maritim. Pelayaran ialah segala hal
39
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 1 Ayat (1)
34
layak laut kapal. Dikatakan layak laut kapal tersebut harus memenuhi
sekat dari kamar awak kapal, ruang muatan dan ruang lainnya”.
perairan seperti :
a. Kelaiklautan kapal
a. Keselamatan kapal
c. Awak kapal
e. Kesehatan penumpang
35
b. Telekomunikasi
c. Hidrografi
d. Meteorology
e. Pengerukan
f. Pemanduan
maritim.
kapal harus ikut dengan suatu aturan yang berlaku dengan aturan itu dapat
sesuai dengan aturan yang ada dan mengikuti dengan bijak maka akan
dengan memenuhi sertifikat kapal , surat izin kapal dan lainnya. Selain
nahkoda, dalam berlayar juga harus memiliki awak kapal sesuai dengan
Jacket pelampung
40
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Kuala Enok
37
c. Berwarna mencolok
Pelampung Kapal
Berfungsi :
c. Berwarna mencolok
Peralatan Darurat
38
Berfungsi :
Radio HT
Berfungsi :
angkutan sungai dan laut. Dalam hal tersebut, apabila perusahaan dapat
dalam kelompok juga bisa dilakukan demi menciptakan rasa aman dan
nyaman penumpang.
6. Transportasi
tempat lainnya demi mencapai suatu tujuan tertentu dan tujuan keinginan
dengan suatu daerah yang disebut dengan daerah asal yang ingin dituju ke
daerah tujuan dan sebaliknya. Tidak hanya manusia yang dapat di angkut
Dengan kata lain jika terdapat suatu hal yang menyebabkan pembagian
41
Sakti Aji Adisasmita, Transportasi Dan Pengembangan Wilayah, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 7.
40
kerja, bagi kerja sesuai ahlinya dan sesuai adat budaya istiadat bangsa
transportasi memiliki suatu peran yaitu sebagai alat penghubung. Kata lain
disebut dengan zaman pra sejarah hingga ke zaman modern canggih saat
ini. Yang mana dulunya transportasi yang digunakan hanya dengan kapal
kecil yang disebut berbagai ragam bahasa daerah salah satunya sampan
42
Abbas Salimm, Manajemen Transportasi, (Jakarta: Grafinda Persada, 2016), h. 6.
43
Ibid.
41
akan banyak. Tak hanya itu, juga dalam pengiriman barang belanja
dengan tingkat harga yang sama agar menjadi rata. Tiga, dengan
adanya jasa transportasi yang baik dan lancer maka mendorong yang
dari satu lokasi ke lokasi berikut dan dari tempat asal ke tempat tujuan.
44
Sakti Aji Sasmita, Jaringan Transportasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2016), h. 7.
43
rumah (home based trip) dan ada juga perjalanan yang asal maupun
tempat kerja ke pasar, dari terminal bus ke kampus, dan lain sebagainya.
transportasi darat, laut dan udara. Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis
Moda transportasi darat meliputi moda di jalan, jalan rel (kereta api)
Sebagai suatu sistem, transportasi laut yang merupakan sub sistem dari
45
Khoirul Fafa, “Pengantar Transportasi 3 Jenis Pergerakan dan Moda Transportasi”,
artikeldarihttps://www.academia.edu/30603533/Pengantar_Transportasi_3_Jenis_Pergerakan_dan
_Moda_Transportasi Diakses pada 11 Desember 2021.
45
manusia dari tempat awal ke tempat akhir melewati sungai dan laut.
7. Tatanan Pelabuhan
naik turun penumpang, dan bongkar muat barang, berupa terminal dan
46
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 1 Ayat (16)
46
mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang kran-kran (crane)
a. Segi penyelenggaran
yakni :
1) Pelabuhan umum
2) Pelabuhan khusus
47
Bambang Triatmodjo, Perencanaan Pelabuhan, (Yogyakarta: Beta Offset, 2010), h. 3.
48
Ibid., h. 6-25.
47
digunakannya pelabuhan.
b. Segi pengusahaan
c. Segi penggunaan
yaitu :
1) Pelabuhan ikan
yang berkaitan dengan ikan dimulai dari muat bongkar ikan dan
yang berbeda-beda.
2) Pelabuhan minyak
3) Pelabuhan barang
4) Pelabuhan penumpang
5) Pelabuhan campuran
6) Pelabuhan militer
geografisnya, yakni :
1) Pelabuhan alam
alami.
2) Pelabuhan buatan
49
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Pasal 67 ayat (2) dan (3).
50
B. Penelitian Terdahulu
speedboat.
fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati yang didasarkan pada
urutan prioritas: bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati.
Upaya perbaikan juga perlu mengacu pada hasil diagram kartesius, yaitu
3. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Gaus (2020) dengan judul penelitian
cukup puas.
53
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian
(IPA) speedboat
metode SERVQUAL.
covid-19 pelayanan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dapat data nya dari hasil pengamatan yang dilakukan dilokasi penelitian,
B. Lokasi Penelitian
ini, dari pengamatan yang dilakukan adanya pelayanan yang tidak dilakukan
jasa speed boat transportasi dan dilokasi tersebut, daerah strategis pesisir pada
dengan sifat dan ciri yang sama.50 Populasi dalam penelitian ini berjumlah
1.000 penumpang yang diambil dalam kurun waktu sebulan dengan speed boat
50
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), Cet. Ke-5, h. 121.
54
55
fiber yang berjumlah dua dan speed boat kayu yang berjumlah tujuh dengan
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel
Keselamatan kapal
D. Sumber Data
1. Data primer
2. Data sekunder
keputusan atau kajian terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang
berkaitan dengan masalah dan materi penelitian atau yang pada umumnya
51
Mukti Fajar ND dan Yuliantoo Acmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif Dan
Empiris (Yogyakarta, pustaka fajar, 2010) h. 156.
57
2. Wawancara
dengan kata lain pewawancara dan penjawab dalam suatu pertanyaan yang
3. Kajian Pustaka
yang diteliti.
4. Dokumentasi
F. Analisis Data
52
Amirudin dan Zainal Asakin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 82.
58
53
Soejono Sokanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2021), Cet. Ke-12, h. 32.
54
Alim Arsyd, Metode Ilmia Persiapan Bagi Peneliti, (Pekanbaru, UNRI Press, 2005), h.
20.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sungai dan laut terhadap penumpang speed boat di Kuala Enok Berdasarkan
yang berbeda sesuai dengan berat bersih kapal yang disebut dengan Gross
Tonnage (GT).
angkutan sungai dan laut terhadap penumpang speed boat di Kuala Enok,
93
94
kurangnya sanksi dan pengawasan. Kelima, waktu dan biaya. Dari kelima
baik.
B. Saran
speed boat dan pelayanan lainnya yang berkaitan dengan keselamatan dan
boat
1. Buku-Buku
Abdul Kadir Muhammad, Abdul. Hukum Pengangkutan Darat, Laut dan Udara.
Bandung: PT Citra Aditya, 1991.
Amiruddin dan Zainal Asakin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004.
Husyen Umar, M. Menuju Hukum Angkutan Laut Nasional. Jakarta: BPHN, 1999.
Ismayanti. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo, 2005.
Mukti Fajar ND dan Yulianto Ahmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Rediks Purba, Rediks. Angkutan Muatan Laut. Jakarta: Bharata Karya Aksara,
1990.
Salim HS. Penerapan Teori Hukum Pada Penellitian Tesis dan Disertasi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
4. Internet
Https://www.academia.edu/30603533/Pengantar_Transportasi_3_Jenis_Pergeraka
n_dan_Moda_Transportasi Diakses pada 11 Desember 2021.
4. Apakah fasilitas yang ada di pelabuhan kuala enok sudah cukup untuk