PENDAHULUAN
Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan
pertimbangan yakni :
Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin
sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.
Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah
dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil
dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.
Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang
optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat
ditekan.
Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan
bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar
biaya untuk keperluan tambat kapal.
1
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan
dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.
Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari
percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).
Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:
1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.
2. Metode dari sistem bongkar muat.
3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin
dan dimensi mesin.
4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk
minyak, ballast, dan pelumas mesin.
5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar
akomodasi.
6. Penentuan pembagian sekat melintang.
7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, )
8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.
Tahapan Penyusunan Rencana umum untuk mata kuliah tugas sistim bongkar muat dan
rencana umum ini ialah sebagai berikut :
setelah bentuk dari rencana garis kapal telah ditentukan dan disetujui maka mahasiswa
melakukan perhitungan dan penentuan untuk selanjutnya menggambakan:
1. Perhitungan Tahanan Kapal
2. Perhitungan Daya Motor Penggerak Utama
3. Perhitungan Konstruksi yang meliputi :
a. Perencanaan Sekat dan Jarak Gading
b. Perhitungan Jarak Ganda
4. Penentuan Awak dan Perlengkapan
a. Penentuan jumlah awak kapal
b. Penentuan ruangan dan perlengkapan akomodasi awak kapal
c. Penentuan Kebutuhan peralatan Navigasi
2
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Metode Guldhammer-Harvarld
Data yang harus disiapkan untuk melakukan perhitungan dengan metode ini ialah:
4
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
=
= .............................
5
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
L / 1/3 = .................................
= ..................................
Rn = ..................................
= Koefisient Prismatik
A B
1. L / 1/3 = 5,0 Cr = 1,15 x 10-3
2. L / 1/3 = 5.3 Cr = .....................(Dicari Dengan interpolasi)
3. L / 1/3 = 5,5 Cr = 0,98 x 10-4
Diambil harga Cr :
( A2 A1 ) x( B3 B1 )
Cr = ..................( dari interpolasi ( B1 x )
( A3 A1 )
6
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Rasio B/T
Bila diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2.5 maka harga
Cr untuk kapal yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil
daripada harga tersebut harus dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119 harus dikoreksi, sesuai pada
buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119
B/T =
Penentuan LCB standart dalam % dengan acuan grafik LCB Standart, buku TAHANAN
DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 130, gambar 5.5.15
Standar = 1,25%
Karena letak LCB di muka LCB standart maka perlu dikoreksi sehingga
Cr = ..
7
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
displacement Ca
1 10000 0,0004
2 100000 0
untuk dapat menentukan besarnya Ca, maka perlu adanya interpolasi sabagai berikut :
( A2 A1 ) x( B3 B1 )
( B1 x
( A3 A1 )
Ca =
Tahanan Udara
Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui maka disarankan
untuk mengoreksi koefisien tahanan udara (TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV.
AA HARVALD 5.5.26 hal 132)
Caa = 0,00007
Tahanan Kemudi
berdasarkan TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD 5.5.27 hal. 132
koreksi untuk tahanan kemudi mungkin sekitar :
Cas = 0,00004
8
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Koefisien tahanan total kapal atau Ct, dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh
koefisien -koefisien tahanan kapal yang ada :
CT = Cf + Cr + Ca + Caa + Cas
= ..................................................
= ..
sehingga tahanan total :
RT = CT x 0,5 x air laut x Vs2 x S
= . x 0,5 x 1,025 x 2 x ..m2
= . N
= . kN
RT ( dinas) = (1 + 15% ) x RT
= (1 + 15% ) x ..............................
= ....................... kN
9
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Setelah harga dari tahanan kapal diperoleh, maka kita dapat menentukan secara kasar
(draft) nilai untuk besarnya daya motor penggerak utama yang diperlukan. Langkah
langkah yang harus dilakukan ialah sebagai berikut :
Perhitungan daya efektif kapal (EHP) menurut buku TAHANAN DAN PROPULSI
KAPAL SV. AA HARVALD hal. 135
EHP = Rtdinas x Vs
.. kN x .. m/s
. kw
. Hp
Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah
w = 0.5Cb-0.05
= ..
10
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
harga rr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1.02-1.05. pada
perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga rr sebesar =1,04
b. Efisiensi Propulsi (p)
nilainya antara 40 -70 % dan diambil 60 %
Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya efektif
dengan koefisien
propulsif, yaitu :
DHP = EHP/Pc
= ./.
= .. HP
THP = EHP/H
= /..
= . Hp
11
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan mengalami losses
sebesar 2%,sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah midship kapal
mengalami losses sebesar 3%. Pada perencanaan ini kamar mesin di bagian belakang
sehingga mengalami losses atau efisiensi transmisi porosnya (sb) sebesa r = 0,98
SHP = DHP/sb
= ./.
.. Hp
a. BHPscr
Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi (G), pada tugas ini memakai
sistem roda gigi reduksi tunggal atau single reduction gears dengan loss 2% untuk arah
maju shg G = 0,98
`
BHPscr = SHP/G
= /..
. Hp
b. BHPmcr
Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya daya
BHPscr= dari BHPmcr (kondisi maksimum)
BHPmcr = BHPscr/0.85
= ../0,85 Hp
= .. Hp
Kw
Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR
dapat ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini.
Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan dipakai.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal
tanker ini, dipilih mesin induk sebagai berikut :
12
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Mer k : XYZ
Cycle : .........................Strokes
Type : .........................................
Daya maximum : .......................HP atau ........................ Kw
Jumlah Sylinder : .........................
Bore : ............................. mm
Piston Stroke : ............................... mm
Engine Speed : ............................... Rpm
Fuel Consumtion (SFOC) : ....................... gr / Kwh
Dimension
Panjang : ......................... mm
Lebar : .......................... mm
Tinggi : .......................... mm
Berat :........................... Ton
13
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
4. Perhitungan Konstruksi
Sebagai Langkah awal setelah proyeksi garis air dari gambar recana garis untuk
proyeksi pada main deck baik untuk side view dan half breadth view di proyeksikan ke
gambar rencana umum, kemudian kita menghitung sekaligus juga meletakkan sekat
kedap pada gambar rencana umum. Sebagai contoh penentuan sekat pada modul ini
ialah dengan menggunakan standar klasifikasi yang ditentukan oleh PT Biro Klasifikasi
Indonesia ( PT BKI). Kita juga dapat menggunakan standar dari biro klasifikasi lainnya.
Langkah yang dapat ditempuh ialah sebagai berikut :
Jarak Gading di Depan Sekat Tubrukan Dan di Belakang Sekat Ceruk Buritan
Menurut BKI vol II section 9 A.1.1.2, jarak antara 2 gading yang terdapat di
belakang Sekat Ceruk Buritan dan di depan Sekat Tubrukan tidak boleh melebihi 600
mm. Dalam perencanaan ini diambil jarak gading sebesar 600 mm .
14
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Sekat Tubrukan
Menurut peraturan BKI yang tercantum pada buku peraturan konstruksi lambung ,
untuk semua kapal barang dengan L 200 m, sekat tubrukan diletakkan tidak kurang
dari 0,05 L dari FP dan tidak boleh lebih dari 0.08 L dari FP.
0,07 L = 0,07 x (.........................)
= .........................m .................. m
Diantara kedua angka tersebut diambil ....................jarak gading dengan panjang
................mm yaitu terletak pada frame nomor ....................
15
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
16
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
17
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
5. Susunan ABK
18
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Jumlah : .. orang
Deck Departement
Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti
pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan
keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar,
bongkar muat dan penanganan muatan dikapal.
Master
19
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
20
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
21
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Sebagai suatu ruangan yang akan dihuni oleh manusia, maka kapal selayaknya
dapat memenuhi persyaratan layak huni. Secara garis besar persyaratan layak
huni ruangan ruangan yang terdapat di kapal untuk ruangan akomodasi ialah
sebagai berikut :
1. Sleeping room
Kapal dengan BRT antara 800 7.000 ton, luas lantai ruang tidur minimal
adalah 2,35 m2/orang.
Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimum 190 cm. Menurut British
Regulation untuk kapal lebih besar atau sama dengan 1.600 BRT adalah 7
feet 6 inces atau 228,6 cm 2,3 m. Tinggi ruangan direncanakan 2,4 m.
Jumlah pemakaian sleeping room:
- Master, chief officer, chief engineer dan radio officer masing-masing 1
kamar tidur untuk 1 orang.
- Untuk perwira lain 1 orang 1 kamar tidur atau kalau tidak cukup
maksimal 2 orang 1 kamar tidur.
- Untuk kelasi 1 ruang tidur untuk 2 orang atau kalau tidak
memungkinkan dapat dipakai maksimal untuk 3 orang.
Untuk tempat tidur minimum 190 cm x 68 cm, direncanakan 200 cm x 80
cm.
Susunan tempat tidur maksimum 2 tingkat, dimana tempat tidur bawah
jaraknya terhadap lantai minimal 30 cm, dan tempat tidur atas terletak di
tengah-tengah antara tempat tidur bawah dengan langit-langit.
2. Mess room
Setiap kapal harus tersedia mess room yang cukup.
Untuk kapal yang lebih besar dari 1.000 BRT harus tersedia mess room
terpisah untuk perwira, bintara dan kelasi.
Mess room harus dilengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain
yang dapat menampung seluruh jumlah pemakai dalam waktu yang
bersamaan.
3. Sanitary accomodation
22
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
23
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
24
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
25
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
26
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
- Tempat tidur ( single bed dan double bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan
kursi putar
d. Ruang tidur spare:
- Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar.
Ukuran perabot
a. Tempat tidur
Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm
Direncanakan ukuran tempat tidur :
- Perwira : 200 x 95 cm
- Tingkatan lain : 200 x 80 cm
Syarat untuk tempat tidur bersusun :
- Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.
- Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.
- Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.
- Jarak antar deck diambil 240 cm.
b. Lemari pakaian
Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.
c. Meja tulis
Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.
27
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3. Sanitary Accomodation
Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.
Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary
di tempat itu.
Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus
disediakan terpisah.
Fasilitas sanitary umum minimum:
- 1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.
- 1 wc untuk 8 orang atau kurang.
- 1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.
Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :
a. Di Main Deck :
- 3 shower
- 3 Wc .
- 3 Washbasin.
b. Di Poop Deck :
- 2 Kamar mandi
- 2 Washbasin di ruang makan Perwira.
c. Di Boat Deck :
- 1 Kamar mandi di ruang Kapten (shower, washbasin dan wc).
- 1 Washbasin di office room.
d. Di Wheel House
- 1 Lavatory (washbasin dan wc).
28
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
6. Dapur (Galley)
Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.
Luas lantai 0.5 m2 /ABK
Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu
dan asap
Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley
dengan sleeping room.
29
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Direncanakan dapur :
- Letak di Main Deck, disamping dry and cold store, disamping ruang makan
bintara.
- Luas 28 m2
- Dilengkapi sarana lift ke pantry di Poop deck yang tepat diatas dapur.
Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke
samping tidak terhalang (visibility 3600)
Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk
mempermudah waktu berlabuh.
Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.
8. Battery Room
Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising
30
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
akan mengganggu.
Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.
Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal mengalami
trim 10 0 .
Lebar
Lebar mesin. mm diambil lebar . m.
31
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
BRT =LxBxT
3,5
= ............................... BRT
32
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
5. Morse Light
Warna : putih.
Sudut Sinar : 3600 horisontal
Letak di Top Deck, satu tiang dengan mast head light, antena UHF dan radar.
6. Tanda Suara
Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manuver di pelabuhan dan
dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih
dari 12 m harus dilengkapi dengan bel dan peluit.
33
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan
radar berfungsi untuk menghindari tubrukan
1. Perencanaan Pintu
A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water Tight Door )
B. Pintu Dalam
Tinggi : 1800 mm
Lebar : 750 mm
Tinggi ambang : 200 mm
34
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
A. Accomodation ladder
Accomodation ladder diletakkan menghadap kebelakang kapal. Sedang
untuk menyimpannya diletakkan diatas main deck (diletakkan segaris dengan
railing/miring). Sudut kemiringan diambil 450
35
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
36
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
37
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
38
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
39
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Kebutuhan air untuk makan dan minum satu hari antara 10 - 20 Kg/orang/hari.
Diambil sebesar 15 Kg/orang/hari
Berat air tawar = crew x lama pelayaran x konsumsi ............Kg
= .............................. Ton
Kebutuhan untuk Sanitasi
Kebutuhan air untuk sanitasi ( mandi dan cuci ) perorang satu hari antara 60 -
200 Kg/orang/hari. Diambil sebesar ........................... Kg/orang/hari
Berat air = crew x lama pelayaran x konsumsi ........Kg
= ............................... kg
= ............................... Ton
Kebutuhan untuk Memasak
Kebutuhan air untuk keperluan memasak satu hari antara 3 - 4 Kg/orang/hari.
Diambil sebesar ...................Kg/orang/hari
Wp = 5 kg/orang hari
40
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
= ............................... ton
Kebutuhan :
Diasumsikan berat crew dan barang bawaannya = 200 kg/orang
Wcp = 200 x ....................................
= . ton
Maka
Wr = (0.5 s/d 1.5 ) % x Disp
= 0.5 % x .....................................
= .............................. ton
41
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Berat keseluruhan :
Dwt-Wpc = Whfo + Wmdo + Wlo + Wfw + Wp + Wcp + Wr
= ............................... ton
Wpc = Dwt - berat keseluruhan
= .. ton
NO JARAK LEBAR
FRAME WL 1,2 WL 4,600 WL 8,00 A Fl A x Fl
42
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
1 4 1
34 6,701 6,701 8,163 32,65 9,00 9,00 54,745 1 54,745
36 7,194 7,194 8,411 33,64 9,00 9,00 56,427 4 225,706
38 7,665 7,665 8,646 34,58 9,00 9,00 58,024 2 116,048
40 8,102 8,102 8,88 35,52 9,00 9,00 59,579 4 238,315
42 8,456 8,456 9,00 36 9,00 9,00 60,523 2 121,046
44 8,733 8,733 9,00 36 9,00 9,00 60,837 4 243,346
46 8,956 8,956 9,00 36 9,00 9,00 61,089 2 122,178
48 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 4 244,555
50 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 2 122,278
52 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 4 244,555
54 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 2 122,278
56 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 4 244,555
58 9,00 9,00 9,00 36 9,00 9,00 61,139 1 61,139
TOTAL 2160,744
Sedangkan untuk contoh perhitungan volume tangki ballast ialah sebagai berikut :
TANGKI BALLAST 5
NO JARAK LEBAR
FRAME WL 0,000 WL 0,600 WL 1,200 A Fl A x Fl
1 4 1
34 4.735 4.735 6.07 24.28 6.70 6.70 7.136 1 7.136
36 5.45 5.45 6.68 26.72 7.19 7.19 7.864 4 31.457
38 6.13 6.13 7.26 29.04 7.67 7.67 8.559 2 17.119
40 6.73 6.73 7.73 30.92 8.10 8.10 9.141 4 36.563
42 7.24 7.24 8.12 32.48 8.46 8.46 9.626 2 19.253
44 7.64 7.64 8.44 33.76 8.73 8.73 10.016 4 40.064
46 7.93 7.93 8.69 34.76 8.96 8.96 10.320 2 20.639
48 8.15 8.15 8.90 35.6 9.14 9.14 10.567 4 42.270
50 8.31 8.31 9.07 36.28 9.30 9.30 10.767 2 21.534
43
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Total Volume Tank Ballast = 2 x (WTB1 + WTB2 + WTB3 + WTB4 + WTB5 + APT ) .
= 2x(140,617+192,715+196,838+ 194,97+166,754
+57,78)
= 1899,348 m3
44
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
45
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
d.Rantai jangkar :
Type : ..................... chain cables (tentukan jenis rantai jangkarnya)
Panjang : ..................... m
Diameter : .................. mm dengan ordinary quality
e. Tali tarik :
1) Panjang = ........................... m
2) Beban putus = .......................... kN
f. Tali Tambat :
1) Jumlah = ...................... buah
2) Panjang = ....................... m
3) Beban putus = ....................... kN
Kemudian dari data tersebut dapat diambil ukuran yang ada pada jangkar, pada
table yang ada pada buku PRACTICAL SHIP BUILDING dapat diambil pemilihan
jangkar seperti di bawah ini (Tabel untuk Hall Anchor) :
Berat jangkar diambil ....................Kg, dari table dimensi jangkar dapat diketahui
jangkar yang akan dipakai pada kapal ini yaitu :
a. .................mm (Basic Dimension) = a
b. 0,779 x a = ............... mm
c. 1,05 x a = ............... mm
d. 0,412 x a = ............... mm
e. 0,857 x a = ............... mm
f. 9,616 x a = ............... mm
g. 4,803 x a = ............... mm
h. 1,1 x a = ............... mm
i. 2,401 x a = ............... mm
j. 3,412 x a = ............... mm
k. 1,323 x a = ............... mm
l. 0,701 x a = ............... mm
46
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
a. Ordinary link
1). 1,00 d = ............ mm
2). 6,00 d = ............. mm
3). 3,60 d = .............. mm
b. Large Link
1) 1,1 d = .................mm
2) 6,5 d = ..................mm
3) 4,0 d = ...................mm
c. End Link
1) 1,2 d = ....................mm
2) 6,75 d = .....................mm
3) 4,0 d = ......................mm
d. Connecting shackle
1) 1,3 d = .....................mm
2) 7,1 d = ......................mm
3) 4,0 d = ......................mm
4) 0,8 d = ......................mm
e. Shackle bolt
1) 1,6 d = ......................mm
2) 0,5 d = .......................mm
47
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3) 0,6 d = ........................mm
4) 0,2 d = .........................mm
1) A = 8,00 d = ........... mm
2) B = 5,95 d = ........... mm
3) b = 1,08 d = ............ mm
4) c = 1,54 d = ............. mm
5) d = 2,7 d = ..............mm
6) e = 0,75 d = ..............mm
7) f = 1,21 d = ...............mm
8) g = 3,4 d = ..............mm
9) h = 1,05 d = ..............mm
10) k = 1,75 d = ..............mm
g. Swivel
1) 9,7 d = ........................mm
2) 2,8 d = ........................mm
3) 1,2 d = ........................mm
4) 2,9 d = ........................mm
5) 3,4 d = .........................mm
6) 1,75 d = .........................mm
h. Kenter shackle
Untuk hal ini dipilih kenter shackle pada Tabel di Buku Practical Ship
Building Vol. III B part 1, dengan anchor chain diameter 58 mm.
1) A = 6,00 d = .................. mm
2) B = 4,20 d = ...................mm
48
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3) b = 0,67 d = .................. mm
4) c = 1,83 d = .................. mm
5) d = 1,52 d = .................. mm
3. Perhitungan Windlass
a. Gaya Tarik Pengangkatan 2 buah Jangkar (Tcl)
Gaya tarik pengangkatan untuk dua buah jangkar adalah ditentukan berdasarkan
data - data berikut
1). Berat jangkar atau Ga
Ga = ................... Kg
2). Ukuran balok rantai atau dc
dc diambil harga dc = ................... mm
3). Berat rantai jangkar permeter atau pa
Untuk rantai stud-link
Pa = 0,0218dc2
= ...................... Kg
4). Panjang rantai jangkar yang menggantung atau La
La = .................. m ( La ditetukan sendiri Secara umum La dipilih 100m)
5). Density material a = 7750 Kg/m3
6).Density sea water w = 1,025 kg/m3
7). Faktor gesekan pada hawse dan stopper (fn) antara 1,28 1,35, fn = 1,28.
Sehingga gaya tarik dua jangkar :
Tcl = 2fn x ( Ga + (Pa x La )) x (1 (w/a))
= .....................................................Kg
Gaya Tarik untuk satu jangkar :
Tcl = 1,175(Ga + Pa.La) Kg
= .......................................................Kg
49
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Dcl = 13,6.dc
= 13,6 x ..................
= ...................mm = ..........................m
cl = Efisiensi cable lifter (0,9 - 0,92). Diambil sebesar 0,91
Sehingga torsi pada kabel lifter :
Mcl = ( Tcl.Dcl ) / ( 2.cl ) ,Kg.m
= (........................x .......................) / ( 2 x ...............)
= .................. Kg.m
50
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
51
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
52
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Harga Twb harus lebih besar dari perkiraan kekuatan tarik tali tambat
untuk mesin capstan/warping winch.
Sedang beban putus tali tambat, sekurangnya 6 kali harga gaya tarik
capstan . Beban Putus Tali tambat diperoleh dari spek tali tambat.
53
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
.....................x......................
=
716.2
= ........................ HP ..
Luas ballansir
A' = 23% x A
= 23% x
= .. m2
Untuk baling-baling tunggal dengan kemudi ballansir
= 1,8
= h/b Dimana : h = Tinggi kemudi
b = Lebar kemudi
h = xb
= 1,8 x b
A = hxb
= 1,8 x b2
b 2 = A/1,8
b = . m
Maka : h = .
= . m
b' = A'/h = m
54
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
X1
2
3
X1
........................ 2
3
..................................
55
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Dimana :
Kr : Faktor material = (ReH/235)0,75 ,dipakai bahan St-45 (ReH=441 N/mm2)
= (441/235)0,75
= 1,6
Sehingga :
56
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Nrs
....................x2 x35
x3.140
0
...............x180 x75
...............................HP
f. Daya Mesin Kemudi :
Nsg
Nrs
sg
Nrs
...............
.......................
..........................HP
M mak
13.D .k
t
3
r
1000
M mak
13.D .k
t
3
r
1000
Mmak
13 x ............... 3
x ...................
1000
............................. Nm
........................... kNm
57
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
8.1 Crane.
Digunakan untuk mengangkat Cargo / Container. Daya angkut maksimal crane
ditentukan berdasarkan spesifikasi crane. Bila crane tersebut merupakan
provisional crane yang digunakan untuk mengangkut perbekalan awak kapal
dan perlengkapan perpipaan pada kapal tangker maka daya angkut maksimal
crane dapat diasumsikan sebesar 2,5 ton.
Crane diletakkan di atas geladak utama di tengah badan kapal
(konvensional).Bila crane tersebut merupakan provisional crane, maka dapat
diletakkan pada samping kiri dan kanan.
Untuk crane provisional direncanakan menggunakan low platform crane,
sedangkan untuk crane cargo menyesuaikan dengan spesifikasi yang ada .
Jangkauan maksimum 7 10 m untuk provisional crane, sedang untuk cargo
crane menyesuaikan dengan spesifikasi.
Jangkauan minimum 4 m untuk provisional crane, sedang untuk cargo crane
menyesuaikan dengan spesifikasi.
Berat crane 16 ton untuk provisional crane, sedang untuk cargo crane
menyesuaikan dengan spesifikasi.
58
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
b. Sistem perpipaan stripping atau pipa bantu, digunakan untuk menghisap sisa-
sisa muatan yang tidak dapat ditangani lagi oleh pipa utama.
Karena kapal ini direncanakan untuk mengangkut satu jenis muatan saja,
untuk itu digunakan sistem perpipaan tipe Ring Line yang menggunakan satu
pompa yang diletakkan di belakang (disebelah kamar mesin)
Dalam sistem ini, pipa utama antara ruang muat yang satu dengan yang lain
terhubung menjadi satu. Jadi pada saat bongkar muat, semua katup pipa dapat
dibuka atau ditutup ketika pompa dioperasikan, sehingga distribusi aliran muatan
terhisap atau termuat secara merata. Demikian pula dengan pipa bantunya, dapat
menghisap sisa-sisa minyak bersama-sama untuk semua ruang muat.
59
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
60
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
8.5.1.II.1. Konstruksi
Masing masing panel dari jenis penutup palka single cover biasanya dirancang
dari bahan mild steel plate. Stowage space untuk menempatkan panel harus diberikan
pada sisi dari hatch way.
Dikarenakan panel biasanya membuka secara vertikal, panjang ruangan pelipatan panel
untuk suatu panel hatch cover bagian depan atau belakang dinyatakan sebagai :
Stowage length : ((0,05 x S x N) + (0.37 x L))
Dimana :
S : Panjang Bagian melintang dari panel (umulmnya dinyatakan dengan lebar
dari panel.
N : Jumlah Panel yang direncanakan.
L : Panjang Panel (m)
Stowage Length
L
Stowage Height
Coaming Height
Untuk penentuan harga N dipilih dalam batasan 2 -11 buah. Akan tetapi biasanya
dipilih antara 5-6 buah panel.
Celah antara kurang lebih 0,5 m harus diberikan untuk dapat digunakan sebagai ruangan
untuk lalu lalang crew.
61
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
62
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Jenis Single Pull Type M mengalami penurunan pada bingkai swowednya. Hal ini
menyebabkan panel dapat disusun lebih rendah (stowed height) lebih rendah.. Dampak
dari jenis penarikan ini ialah penurunan ukuran ruangan penarikan.
63
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Sistim ini biasanya terdiri dari dua panel dengan satu panel sebagai panel yang
nantinya akan dinaikkan lebih tinggi sehingga panel berikutnya dapat masuk dan
menggendong panel yang terangkat tersebut. Panel yang menggendong tersebut dapat
bergerak maju atau mundur dengan bantuan roda keci (roll) sehingga memungkinkan
panel beserta gendongannya dapat berpindah sepanjang jalur hatch way sesuai dengan
keinginan.
Sistim ini dapat pula digunakan pada pasangan atau dua buah panel dalam satu
lokasi penutup ruang muat (hatch cover). Jika jumlah dari panel tersebut lebih dari
dua, maka disebut dengan stacking dan diperlukan pengangkat yang lebih tinggi.
Cara kerja dari type piggy Back ini ialah setelah penutup dibuka dengan suatu
kunci, panel yang akan digendong diangkat lalu Panel penggendong yang memiliki
roller ditempatkan pada tracknya. Kedua jenis panel tersebut diangkat dengan bantuan
silinder hidraulik. Untuk pengangkatan yang tinggi digunakan double action cylinders.
Sedang untuk pengangkatan yang lebih rendah digunakan single action cylinders.
Suatu motor listrik sebagai penggerak rantai (chain drive motor) yang mana natinya
digunakan sebagai penggerak panel ditempatkan pada panel yang bergerak (panel
penggendong) yang mana akan menghampiri panel yang telah terangkat. Setelah berada
pada posisi yang tepat, panel yang terangkat tersebut diturunkan ke panel penggendong.
Pergerakan atau pemindahan posisi panel baik itu ke depan atau ke belakang ambang
palka (hatch coaming) dilakukan dengan bantuan chain drive motor. Dengan
menggunakan sistim ini maka luasan bukaan palka dapat terbuka sekitar 50%.
The design of tanker cargo piping systems is predicated on minimizing turnaround time
at the unloading terminal, handling the required number of cargo grades, providing for safe
handling of the combustible cargo, and preventing oil pollution. The applicable regulatory body
requirements are extensive and vary with ship size and cargo flammability characteristic. To
illustrate the principles involved, this discussion is primarily oriented to crude-oil tankers
having segregated ballast.
64
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
65
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Each suction main is connected to cargo pumps that are dedicated to a particular segregation.
Cross connections with normally shut valves are provided between the mains in the pump
room to permit any pump to take suction form any tank in case of a pump failure.
Each suction main should be sized for the full capacity of the pump to which it is
normally connected. Tank tail pipe are usually sized for unloading two or more tank
simultaneously; However, it may be desirable to be able to unload a single tank at full pump
capacity. Suction piping should be sized so the tanks can be pumped down to the lowest
practicable level at full cargo pump rating before the pump suction pressure decreases below the
required net Positive suction head at rated flow.
The cargo pumps discharges into mains leading form the pump room to port and
starboard hose manifold on the main deck. The manifold terminate in flanged connection for
hoses form the shore terminal.
The size of the discharge piping is based on the total pump head and the required
minimum pressure at the deck manifold. The discharge piping design pressure must not be less
than the cargo pump relief valve setting, or the shut off head of the cargo pump if relief valves
are not fitted. Its desirable to keep system design pressure below 15,81907 Kg/Cm2 to avoid
the more rigorous regulatory body requirement for higher pressured.
Drop lines form the deck piping to the piping to the suction mains are provided for loading.
Drop lines should be the same size as the main.
The cargo piping should be designed to permit the removal of cargo oil that remains in
the piping systems after unloading operations using the main cargo pump have been completed.
Cargo discharge mains crude oil wash headers should be pitched for gravity drainage to a cargo
tank for removal by the stripping pump. Piping should be provide to drain the cargo pump
suction piping and discharge risers using stripping pump. The stripping pump should be
arranged to discharge this residual oil through a smaller separate line.
As an alternative to the systems configuration described, particularly on product
tankers, which often carry many grades of cargo, deep well or submersible pump may be used.
Such pumps eliminate the need for separate pump room and long runs of suction piping form
the pump room to the tanks. In this arrangement, one deep well or submersible pump may be
installed in each cargo tank, or a pump may serve several tanks through short length of piping
and valves. The later capability is often provided in any event to permit a tank to be emptied by
an adjacent pump if the one located in a particular tank fails.
66
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
67
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
simultaneous crude oil washing. Each header should be sized for the maximum number of
machines that will operate simultaneously.
The bottom of each cargo tank is cleaned after the cargo in it has been pumped out,
while unloading of other cargo tanks continues. To effectively clean the tank bottom the oil
form crude oil washing machines must be removed as fast as it enters to keep the bottom of the
tank free of oil. This is done by stripping eductors. The eductor are supplied with actuating oil
by the cargo pumps, similar to the tank cleaning machines. At least one eductor is provided for
each cargo grade. The eductor take suction on the cargo tanks via the stripping tailpipes. Since
the eductor head is insufficient to discharge into the cargo pump discharge mains, the eductor
discharge into the slop tanks, form wich the oil removed by a cargo pump. The eductor piping
is arranged so that the eductor capacity should be at least 1.25 time the total capacity of the tank
cleaning machines required in simultaneous operation for bottom washing. Each eductor should
have a differential pressure gage indicating its operating head so the operator can confirm its
performance during wash cycle.
For water washing, connections form port and starboard sea chest should be provided so
the cargo pumps can supply sea water to the fixed tank cleaning machines through the crude oil
washing headers. If a tank cleaning heater is necessary, either double isolation valves or
spectacle flanges should be installed for positive isolation of the heater when crude oil is in the
piping. Piping is provided so that the wash water can be removed form the cargo tank and
discharged to the slop tanks by the stripping eductor or stripping pump. Hose conections are
provided on the tank cleaning headers to permits use of portable machines for spot cleaning of
areas not adequately covered by the fixed machines.
Stripping systems
A stripping system is provided to remove the cargo that remains in the tanks after the
main cargo pump piping begins to ingest air. The air enter the suction piping trough vortices
that form near the tail pipes. In addition, bubbles can form in the suction piping because the
reduced pressure permits lighter components of the crude oil to vaporize. The tendency of the
crude oil to form bubbles depends on its composition and can be a severe design limitation for
crude oil having components with low vapor pressures. Air and vapor bubbles entering the
cargo pump can cause a loss of suction and speed surges, which may damage the pump.
Therefore, good practice required that the final stage of emptying the cargo tank (the stripping
operation) be accomplished using smaller capacity stripping pumps instead of the main
cargo pump.
68
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
The stripping system should have separate, relatively small suction mains and tail pipes
to each cargo tank. The stripping piping should be arranged to permit the stripping pump to
remove residual oil form piping and tanks following unloading, and discharge it to deck
manifolds. In addition, the stripping system is commonly designed to pump wash water form
cargo tanks to the slop tanks, discharge oily waste form the slop tanks to the deck manifolds,
discharge clean water form the slop tanks overboard via the oil content monitoring system, and
dewater the pump room in an emergency. The overboard discharge line of stripping system
should terminate above the waterline, should have an automatically operated stop valve that is
actuated by the oil content monitor. The stripping pumps should also be arranged to pump oily
waste form the pump room bilge to the slop tanks, since the discharge of such waste to the
machinery space oily waste systems could cause an ignition hazard in the machinery space. The
stripping suction piping also serves the crude oil wash stripping eductors.
Each slop tank should be provided with separate inlet and outlet connection to minimize
turbulence, which disrupts the separation of oil form water. The inlet piping should be arranged
to direct the flow horizontally at a low velocity.
Ameans of controlling the stripping pumps and also aligning valves to pump out a flooded
pump room must be provided in an accessible location outside the pump room or form above
the freeboard deck in the pump room casing.
Stripping pumps should be of the positive displacement or reciprocating type because they must
havwe high suction lift capabilities. The most demanding service that determines the pump
head rating is the discharge of liquid form the bottom of the cargo tanks to the deck discharge
manifold.
The main cargo pumps can be designed to more completely remove the cargo form the
tanks by using speed controls on the cargo pumps to reduce the pump flow as the tanks level
falls, and by using vacuum pumps to remove gas form the suction piping before the gas reaches
the pump. Vapor sensing and removal with cargo pump speed control can combined in a fully
automatic installation.
Ballast systems
Ballast tanks and piping are completely segregated form the cargo oil tanks and piping
to eliminate any possibility of discharging oil overboard when deballasting. On product carriers,
where a small amount of water mixed with the cargo can severely affect its value, segregated
ballast is also necessary to avoid sea water contamination of the cargo. The system serves
ballast tanks in the cargo area plus the fore peak tank. A ballast pump is located in the pump
69
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
room, and is arranged to take suction on either of two sea chest and discharge to the ballast tank,
or take suction on the ballast main and discharge overboard. A tail pipe is connected to ballast
main for each tank. The overboard discharge terminates above the waterline to permit visual
monitoring. A by pass is provided around the pump to permit ballasting by gravity flow.
Oil content monitoring system
Mixtures of oil and water that accumulate in the process of washing cargo tanks are
collected in the slope tank, where oil and water separate by gravity overtime; this process is
some times facilitated by heating coils in tanks. Water that has an oil content below regulatory
limits may then be discharged overboard provided the discharged is monitored to ensure the
limit is not exceeded.
An oil content monitoring system continuously analyzes fluids samples and determines the oil
content. A sampling piping leads to the monitor form the stripping pump overboard discharges.
In addition to determining the oil content, the monitor uses input of ship speeds and overboard
discharge flow rate to determine the total quantity of oil discharged overboard per nautical
mile, and the cumulative total quantity discharged during voyage. If any present limit is
exceeded the system automatically shuts the overboard discharge valve. Details of oils
discharge limits are contain in marpol regulation
70
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
fresh air to gas free the tank prior to entry. The distribution main extend across the top of the
cargo tanks, with a valve branch to each tank.
Regulatory body require both a water seal and a check valve in the inert gas main down
stream of the blowers to prevent cargo vapor form entering the machinery space when system
not operating. The water seal provides absolute tightness against leakage of vapor. The water
seal should be served by a fill pipe form a continuously available sea water source. An
automatic valves actuate by the level of water in the seal should be provided to compensate for
evaporation.
The crude oil cargo tanks should have an individual or combined vent that incorporates
a pressure vacuum relief valve to isolate the tank form the atmosphere and prevent dilution of
inert gas.
Cargo tanks of product carriers should also be vented. The required arrangement of the vent
depending on the flash point of the cargo carried.
Task :
Find out an inertgas system and an inergas modul diagram that use in tanker ship !
Student can draw or attach his system behind this page.
Vapor recovery
Vapor recovery systems prevent cargo vapors that are displaced form cargo tanks
during loading form being discharged into the atmosphere. A vapor recovery systems consist of
piping that returns vapor form cargo tanks to the loading terminal. A branch form the top of
each cargo tank is connected to a header, which leads to a deck connection adjacent to the cargo
discharge manifold. A stop valve with a position indicator must be provided at the deck
connection. The piping must be provided with condensate drain at low points. High and low
pressure alarms should be provided for the vapour recovery header.
Since the recovery of vapor requires the cargo tanks to be closed during loading, a ship designed
for vapor recovery should have the following additional savety feature :
- A remote cargo tank level indicating systems operable without openings the
tank
- A cargo tank high levels alarm systems
- A Cargo tank overfill indicating systems, which is independent of the high
level alarm and is timed to allow the operator to prevent an overflow
71
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
- Tank pressure vacuum relief valves, which will open in the event of failure
the vapor recovery system and are of sufficient size to discharge a volume of
vapor corresponding to 1.25 times the maximum cargo loading rate without
causing pressure in the cargo tanks to exceed the design value.
Qe
Db = 0,0189 Qe = debit pompa
Vc
Volume
=
waktu
= .............................. m3 / j
= .................................. m/s
Vc = Standar kecepatan aliran minyak /oil dalam pipa (0,75 2) m/s
Diambil ............... m/s
Db = ............................... mm
v2
Hm = ktot
2g
= ...........................
= ............................. m
72
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Head Total
HT = Hm + Hf + Z
= ............ + ................... + .................
= .................................. m
73
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Qe
Ds = 0,0189
Vc
Dimana ,
Qs = debit pompa
Qs = 0,25 x Qe utama
= 0,25 x ..................................
= ......................................... m3/j
Vc = kecepatan aliran Vc = (0,75-2) m/s
Diambil ............................................. m/s
Maka,
Ds = .....................................................
= .................................................... m
Perencanaan Pipa Bantu
Panjang pipa Bantu .................................................... m
Bahan pipa cast iron /d = .......................................
v2
Hm = ktot
2g
= ......................
= ........................... m
74
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
75
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
9. Perlengkapan Keselamatan
I. Pendahuluan
Jenis dari dewi - dewi yang ada di kapal sangat beragam baik dalam bentuk dan
tipe pemasangan. Meskipun terdapat berbagai jenis tersebut, akan tetapi pertimbangan
perancangan yang digunakan terutama pada boat winch ialah sama untuk semua jenis
dan tipe pemasangan.
Saat menurunkan sekoci, semua komponen penunjang menuruti aturan grafitasi.
Satu-satunya cara manual yang diperlukan oleh operator sekoci ialah pada saat
melepaskan rem tangan dan menahannya bila mana diperlukan sekoci itu untuk berhenti
(menggantung) pada posisi tertentu. Jika operator tersebut kehilangan kendali pada tuas
perngereman, terlebih pada kondisi yang sulit, maka beban yang ada (sekoci) akan tetap
tertahan pada sembarang posisi hingga tuas pengereman kembali dapat dikendalikan.
Rem yang digunakan berupa rem tromol dengan pad (kampas) yang merupakan
bagian penahan yang dapat mengakibatkan terjadinya pengereman. Ada dua kampas
pada setiap blok rem, dipasang secara berhubungan antara satu kampas dan lainnya
serta dihubungkan oleh tuas. Bahan untuk kampas terbuat dari Ferodo lined, yang mana
umur dari kampas ini kurang lebih sekitar lima tahun atau lebih.
Jenis rem yang lain ialah rem sentrifugal. Kecepatan penurunan dari sekoci
tergantung dari peningkatan percepatan gaya penurunan akibat grafitasi. Pada saat
pegereman kampas bekerja menekan drum bagian dalam, penekanan tersebut ditopang
oleh pegas.
Jurusan Teknik Permesinan Kapal PPNS - ITS
76
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
77
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
1. Seperangkat dayung apung, dua dayung apung cadangan dan sebuah dayung
apung kemudi.
2. Sekoci kemudi
3. Lampu minyak untuk 12 jam, dua kotak korek api yang baik dalam kontainer
yang kedap air.
4. Sebuah tiang atau lebih berikut layar-layarnya. (layar warna jingga /orange)
5. Tali penyelamat di sisi luar sekoci
6. Sebuah jangkar apung
7. Sebuah bejana kaleng (can) berisi minyak nabati dan minyak ikan
8. Makanan untuk kebutuhan semua orang di sekoci.
9. Wadah air tawar yang berisi tiga liter untuk tiap orang yang diangkut dalam
sekoci.
10. Empat bauh suar yang menghasilkan cahaya terang berwarna merah dan obor
tangan (hand flare) yang menyala berwarna merah.
11. Dua buah isarat asap
12. Peralatan P3K, lampu senter dengan battery cadangan dan bola lampu cadangan
yang ditempatkan dalam wadah kedap air.
13. Sebuah cermin untuk memberi isyarat pada siang hari
14. Sebuah pisau lipat yang dilengkapi dengan pembuka kaleng, pompa tangan
dengan dua buah tali buangan yang ringan dan dapat terapung
15. Seperangkat tali/kail penangkap ikan
16. Satu tutup sekoci yang berwarna menyolok
17. Untuk sekoci dengan penggerak berupa motor bakar harus dilengkapi dengan
alat pemadam api.
78
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
16 13
Zc = CST CDK Lpp B H 355 CENG BHP
5
C kadet
10 10
Dimana :
CST = Coefficient Steward Department = (1,20 ~ 1,33), diambil
CENG = Coefficient Engine Department = (8,5 ~ 11,0), diambil.
CDK = Coefficient Deck Department = (11,5 ~ 14,5), diambil.
Ckade = jumlah kadet = 2 orang.
79
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
80
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
81
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
i. Perhitungan Kecepatan
i.1 Kecepatan pengangkatan
Untuk tipe sekoci yang diluncurkan rumus - rumus perhitungan yang ada
dipakai untuk melakukan pengangkatan sekoci. Untuk pengangkatan diambil
perencanaan kecepatan pada tackel fall atau vf = 0,3 m/detik (300 mm/s).
i.2. Kecepatan winch head
x ( Dh + df ) x nh = 60 x vf
60 x vf
(Rpm)
x Dh D f
nh =
19,1 x vf
=
Dh D f (Rpm)
j. Perbandingan Putaran
j.1. Putaran motor listrik
nm = 500 - 1600
Diambil nm sebesar 1500 rpm
82
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
k.1. jumlah beban tali kondisi maksimal dan minimal pembebanan (T)
T = Tmaks +Tmin (kg)
k.2. Momen torsi dari Winch Head (Mh) ialah :
T x (Dh df)
Mh = (Kg m)
2
k.3. Torsi poros Motor Penggerak (Mmb)
Mh
Mmb = (Kg m)
bw x ibw
Dimana :
Mmb : Torsi poros motor penggerak
bw : Efisiensi bower Winch (diambil 0,5)
I bw : Gear ratio
83
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
- Persons : ..............................
- Weigth without persons : .............................. kg
84
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
- Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan,
keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis
serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau
- Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 - 122 m minimal 12 buah
A. Pelindung Api
1. Pengaturan ruang kamar mesin.
1.1. Pengaturan di ruangan mesin haruslah menjamin keselamatan dari penanganan cairan
yang mudah terbakar agar tidak terbakar.
1.2. Semua ruangan yang diletakkan motor bakar, burner, atau pengendap minyak atau
tangki harian diletakkan harus terjangkau dan diberikan ventilasi secara layak
1.3. Bilamana terjadi kebocoran dari cairan yang mudah terbakar selama pekerjaan
perawatan rutin, Harus diperhatikan agar cairan tersebut terhindar dari kontak dari
sumber api.
85
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
1.4. Bahan yang digunakan pada ruangan permesinan sebaiknya secara normal tidak
meningkatkan kemungkinan untuk mudah terbakar.
1.5. Bahan yang digunakan sebagai lantai bulkhead lining, atap atau geladak ruang
pengendali dengan tangki minyak haruslah tidak mudah terbakar. Dimana bila terjadi
bahaya yang mana minyak dapat terserap ke bahan penyekat, penyekat tersebut harus
dapat terlindungi dari serapan minyak atau uap minyak.
3. Perlindungan dari jalur dan peraltan yang melalui temperatur yang tinggi.
3.1. Semua bagiann yang memiliki temperatur diatas 220oC seperti uap, minyak panas dan
jalur gas buang, dan silencers, dsb, harus dilindungi oleh bahan tidak yang tidak mudah
terbakar dan tidak dapat menyerap minyak.
86
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3.2. Pelindung harus dapat dipastikan tidak akan menjadi retak atau robek karena getaran.
4. Daerah Bulkhead
Semua pipa dengan kelas A atau B menurut SOLAS 1974 harus tahan terhadap suhu yang
mana telah dirancang sebelumnya. Pipa uap, gas dan minyak termal yang melalui bulkhead
harus diberi isolasi tahan panas dan harus terlindungi dari pemanasan yang berlebihan.
5. Ruang Darurat
Untuk ruangan permesinan dan boiler, kanal sirkulasi udara ke ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan fire damper yang dibuat dari bahan tidak mudah terbakar yang mana
dekat dengan gelada. Bukaan kamar mesin (sky light), pintu dan hatch serta bukaan lainnya
diatur sehigga dekat dengan ruangan lainnya.
87
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Sistim ini digunakan untuk menyemburkan air laut ke suatu titik untuk tujuan
pemadaman. Jalur utama pemadam secara permanen dipasang dan sambungan selang
yang diatur sehingga dua penyembur udara dapat secara simultan dapat digunakan
utnuk pemadamkan api dimanapun pada dek sepanjang pintu kedap air dan pintu tahan
api tertutup. Instalasi pipa pemadanm air laut harus dapat mengisap sejumlah air laut
yang melalui gate valve dan dipasok oleh general service pump, general service pump
dapat digunakan sebagai fire pump dan pompa lainnya seperti bilga , ballast dapat
digunakan sebagai pompa pemadam kedua.
Sedang berdasar peraturan BKI yang ditentukan, dalam hal ini kami mengambil pembatasan
tinjauan peraturan hanya untuk kapal yang dirancang yaitu kapal kargo.
Menurut peraturan BKI III 1996 mengenai Peralatan pemadaman api dengan air ialah ;
1. Pompa Pemadam
1.1. Jumlah pompa
1.1.1. Untuk kapal cargo dengan bobot 500 GRT atau lebih dapat dipasang dengan
sekurangnya dua dan kapal kergo dengan bobot kurang dari 500 GRT sekurangnya satu
buah.
1.1.2. Kapal kargo dengan bobot 500 GRT atau lebih dipasang suatu pompa darurat yang
berguna jika terjadi kebakaran disuatu kompartemen pompa ini dapat mengambil alih
kerja pompa pemadam service. Pompa darurat juga diperlukan jika pompa pemadam
utama dipasang di dekat kompartemen, dan bagian antara kompartemen diantara lebih
dari satu bulkhead atau deck.
1.1.3. Untuk kapal kargo,di setiap ruangan permesinan yang terdiri dari ballast, bilga atau
pompa air lainnya, pasokan air harus dibuat sekurangnya untuk menghubungkan satu
dari pompa tersebut untuk pompa pemadaman api. Beberapa sambungan dapat
didijikan bila mana tidak ada satupun pompa yang mampu untuk memenuhi kapasitas
yang dibutuhkan atau tekanan yang dibutuhkan.
Ruangan dan Tempat Jenis Pemadam
Kamar Mesin yang terdiri dari Boiler dengan
bahan bakar minyak. Pembangkit lain dengan
bahan bakar minyak dan sistim persiapan bahan CO2, halon, dan busa ekspansi
bakar(fuel preparation system) tinggi atau sistim penyemburan
Ruangan yang berisi motor bakar yang tidak air bertekanan
digunakan untuk menggerakkan kapal
Ruang cat dan ruang cairan yang mudah terbakar
88
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
89
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
1.3.1. Tiap Pompa pemadam haurs memiliki sumber daya yang independen dari permesinan
penggerak kapal.
1.3.2. Pada kapal kargo yang kurang dari 100 GRT, salah satu dari pompa pemadam dapat
disambungkan dengan motor induk yang mana tidak seterusnya akan demikian.
1.3.3. Pompa pemadam dan sumber dayanya tidak boleh ditaruh di depan coolosion bulk
head. Untuk kapal kargo BKI dapat memberikan dispensasi.
1.3.4. Pompa pemadam dan sambungan keluarnya (ke laut) dibuat sedalam mungkin dibawah
garis air muat kapal. Bila mana hal ini tidak praktis pompa harus berupa self primming
pump atau bila tidak dihubungkan dengan suatu sistim primming.
1.3.5. Provisi yang dibuat untuk menyuplai sekurangnya salah satu dari pompa pemadam
dalam tuang mesin dengan air dari dua sea chest .
1.3.6. Pompa bilga,ballast dan pompa lainnya yang digunakan untukmempompa air laut dan
memiliki kapasitas yang mencukupi dapat digunakan sebagai pompa pemadam yang
dilengkapi sekurangnya dengan satu pompa yang sudah tersedia untuk tujuan
pemadaman.
1.3.7. Pompa sentrifugal yang disambung dengan jalur utama diberi suatu katup shut off dan
peralatan non return.
90
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
dipasang pompa pemadam utama. Bilamana hal ini tidak berhasil pembagian
ruangannya tidak boleh dibentukk hanya dari satu bulhead. Ruangan sisa harus dibuat
seminimum mungkin dan pintu antara ruangan dirancang kedap udara.
1.4.6 Pompa darurat dipasang sehingga jalan edar air pada kapasitas dan tekanan yang
ditentukan tetap pada semua kondisi trim lilst dan pitch.
1.4.7 Sisi isapan air laut diletakkan sedalam mungkin, diluar ruangan mesin.
1.4.8 Katup air laut harus dapat dioperasikan dari tempat yang dekat dengan pompa darurat
atau dengan pengendali pompa pada pompa yang menggunakan pengendali.
1.4.9 Jika ruangan di mana pompa pemadam api utama, suplai catu dayanya dikunci oleh
suatu sistim tekanan air tetap, pompa pemadam darurat dapat digunakan untuk
memasok sejumlah air yang diperlukan.
1.4.10 Sistim ventilasi dari ruangan pada mana pompa pemadam api darurat dipasang harus
dirancang sehingga asap tidak dapat terhisap ke dalam ruang kamar mesin. Ventilasi
paksa disambung dengan suplai daya darurat.
91
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
4. Hydrants
4.1. Hydrants dipasang sehingga air dari dua nozel dapat secara simultan mengalir, salah
satunya dari selang pemadam dapat mencapai:
a. Tiap bagian dari kapal yang mana tiap crew dan penumpang secara normal dapat
mencapainya selama perjalanan.
b. Tiap bagian dari rangan kosong kargo.
c. Tiap bagian dari ruang ro-ro.
Adalah mungkin untuk mencapai tiap bagian dari ruangan khusus dengan dua nozzles
pada salah satu selang pemadam tersebut.
4.2. Dek untuk penempatan hidrant diatur sehingga tetap dapat terjangkau meskipun tempat
tersebut digunakan untuk mengangkut barang. Hydrant diletakan dekat kepada tempat
yang mudah terjangkau .
4.3. Hydrant pada posisi di kamar mesin dan ruang ketel :
a. Jumlah dan posisi dari hydrant untuk kapal kurang dari 500 GRT suatu hydrant
tunggal ialah sudah cukup
b. Hydrant diletakkan pada titik yang mudah terjangkau diatas pelat lantai dan sisi.
Salah satu dari hydrant diletakkan pada bagian masuk paling bawah dari pintu
keluar darurat dari ruangan.
92
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
6. Nozzel
6.1. Hanya nozel dengan dua fungsi semburan jet/ spray dengan suatu katup shut off yang
digunakan.
6.2. Ukuran datri nozzle seharusnya 12,16 dan 19 mm atau yang mendekati. Ukuran nozel
untuk ruang akomodasi ialah 12 mm. Untuk ruangan mesin dan dek terbuka ukuran
nozzle dapar lebih besar sehingga air dapat diedarkan dan diatur tekanannya oleh suatu
pompa pemadam yang lebih kecil
ii. Sistim Pemadam busa
Sistim ini mengambil busa dari pencampuran antara busa dan air laut dan melingkupi
daerah yang terbakar dengan suatu lapisan tipis dari busa yang digunakan untuk mengisolasi
objek yang terbakar dari udara dan dan pemadam api dengan pendinginan karenanya sistim ini
berguna untuk memadamkan api yang terbakar diatas minyak.
Busa ini dapat bertahan lama dan tidak bisa menguap. Busa ini terbuat dari campuran
cairan busa yang dibuat dari hidrolisa protein hewan sebagai bahan utamanya dan air
pencampur pada kapasitas yang tetap
Air laut yang dipompa dari pompa yang letaknya berbeda tergantung dari objek yang
hendak dipadamkan. Bila yang hendak dipadamkan ialah kompartemen atau palka, maka
digunakan pompa pemadam yang berada di engine room. Bila yang hendak dipadamkan ialah
ruang kamar mesin maka pompa pemadam darurat yang dipasang diluar ruang kamar mesin lah
yang digunakan.
Sistim dengan busa ini juga terdiri atas pompa pemadam, pelatan pencampur, peralatan
pembangkit busa dan lain-lain. Sedangkan untuk peraturan mengenai kandungan, penataan dan
kapasitas dan aturan lain menurut BKI dapat dilihat pad BKI III 1996 n sec.12-K.
93
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
kondisi darurat seperti ruang berkumpul saat kebakaran, ruang kemudi dan ruang pengendali
motor. Sedang untuk pompa pemadam api minimal menggunakan 2 set pompa pemadam.
Sedangkan untuk peraturan mengenai kandungan, penataan dan kapasitas dan aturan
lain menurut BKI dapat dilihat pad BKI III 1996 sec.12-G. dan H.
9.5. KEBAKARAN
Kebakaran di kapal adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian yang besar, karena hal
ini menyangkut keselamatan orang maupun barang yang dibawa, serta kapal itu sendiri. Dengan
berdasar pada hal diatas maka perlu adanya pembahasan tentang pencegahan kebakaran dan
bagaimana mengatasi kebakaran jika hal tesebut benar-benar terjadi. Pembahasan kita akan
dibagi menjadi dua bagian besar yaitu fire preventing dan fire fighting.
FIRE PREVENTING
Pencegahan dilakukan dengan cara memilih bahan dari badan dan outfitting yang ada
dikapal dengan bahan yang tidak mudah terbakar, juga dengan cara menyediakan alat-alat dan
metode yang dapat digunakan sewaktu-waktu kalau memang benar-benar terjadi
kebakaran.Pembahasan disini menitik beratkan kepada media-media yang digunakan dan
macam-macam alat pemadam kebakaran.
Media-media yang utama digunakan di kapal dikelompokkan menjadi (1) air (2) foam
(3) inert gas (4) uap
Konsentrasi Uap
%
LEL = 1
21 16 % O2
94
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
AIR
Sistem pemadam kebakaran yang digunakan adalah air laut, yang menggunakan
powerful jets. Nosel yang digunakan sebaiknya kurang dari in,sedangkan untuk hosenya
mempunyai panjang yang tidak lebih dari 60 ft. Penggunaan water jet ini harus memperhatikan
kapasitas dari pompa yang digunakan, head air dari pompa hingga jet, drop tekanan di hose dan
efek dari masuknya volume air yang besar ke kapal yang berpengaruh kepada stabilitas kapal.
Hose yang kita gunakan bukan merupakan alat yang sederhana, yang berarti harus
dioperasikan oleh orang yang terlatih. Dengan pertimbangan panjang 60 ft. hose dipasang sesuai
dengan standar yang ada yang bekerja dengan nosel terkecil yang diperbolehkan (1/2 in) dan
dengan tekanan terkecil yang beralasan (35lb/in2). Dengan ukuran hose dan nosel yang
demikian, maka dari nosel tersebut bisa menghasilkan daya dorong, hal ini yang perlu
diperhatikan oleh operator ketika memadamkan api terutama di tangga yang basah atau di lantai
baja. Untuk jet yang lebih kuat atau lebih besar dari standar minimum diatas, perlu diperhatikan
bahwa kesulitan akan muncul akibat bertambahnya ukuran diameter dan tekanan. Output dari
nosel/kapasitas bervariasi sesuai dengan kuadrat dimeter dan akar dari tekanan, sedangkan
untuk daya dorong dari nossel berbanding lurus dengan kuadrat diameter dan tekanan.
Instalasi lain yang biasanya digunakan di kapal adalah system springkel. Sistem ini
secara otomatis akan bekerja menyemprotkan air di tempat terjadinya kebakaran. Biasanya
system ini ditempatkan di ruangan tertentu, ruang akomodasi, dan ruang penyimpanan, serta
dalam prakteknya menggunakan air tawar, ini dipilih karena mempunyai efek berbahaya yang
kecil
Instalasinya terdiri dari pipa dengan katup shut-off dan katup non-return. Springkel
head ditempatkan di tempat yang strategis dan setiap unit harus bisa menjamin deckhead dari
daerah yang direncanakan untuk dilindungi. Sistem ini juga menggunakan kompresor untuk
pengoperasiannya .
FOAM
Jenis ini digunankan bervariasi dari yang portable sampai pada system yang built-in.
Foam ini sebenarnya diproduksi dari proses pencampuran dari air, udara, dan senyawa kimia
yang kemudian menghasilkan bentuk seperti gelembung.
Foam ini merupakan smothering agent, yang dalam prakteknya akan menutupi tempat
terjadinya kebakaran sehingga tempat itu menjadi terisolasi sehingga api tidak mendapatkan
suppy oksigen.
95
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
INERT GAS
Gas yang bisa digunakan adalah CO2. CO2 disimpan dibawah tekanan berupa cairan
dan dikeluarkan melalui tabung dengan internal siphon. Tabungtabung penyimpanan ini dibuat
dari bahan yang tahan panas, seperti yang disyaratkan, dengan batas yang diperbolehkan 145 F.
Ketika cairan tersebut dikeluarkan, volume dari gas sekitar 450 dari volume cairan
.Pertama kali dikelurkan CO2 cenderung untuk memenuhi compartemen tejadinya kebakaran
dan tingkat dibawahnya, sehingga ini merupakan batas untuk menjauhi ruangan tersebut, untuk
itu setelah kejadian disarankan untuk memakai alat Bantu pernafasan untuk masuk kedalam
kompartemen yang baru terbakar.Setelah gas mulai bersih , sebuah lampu penyelamat harus
digunakan untuk memeriksa atmosfer ruangan
Kuantitas dari free gas yang disyaratkan untuk fire protection adalh 30% dari volume
kompartemen atau 40% dihitung tiga meter diatas mesin.
UAP
Uap ini juga merupakan media yang dapat menutupi sumber kebakaran dari udara luar.
Instalasinya terdiri dari pipa-pipa yang disusun sedemikian rupa sehingga titik keluarannya
berada di bagian yang rendah dari kompartemen yang dilindunginya, kecuali di kapal tanker
dimana harus ditempatkan diatas minyak
Ketika uap digunakan untuk pemadam, dapat dikatakan bahwa supply harus
dirawat/dipelihara. Ini dimaksudkan untuk menjaga uap dari peristiwa kondensasi. Hal lain
yang perlu dihindarkan adalah keadaan vacuum yang dapat menyebabkan kemungkinan
ledakan. Uap ini cocok untuk kapal yang penggeraknya memakai boiler, karena ruang dari
boiler yang panas, maka kondensasi merupakan hal yang sesuai dan merupakan hal yang
menguntungkan bila hal tersebut ada.
Uap adalah alat pemadam kebakaran yang esensial di kapal yang berlayar di laut, dan
merupakan orbit yang tertentu dari seorang marine engineer, karena hal ini sangat akrab
denganya dan dimungkinkan karena orang lain tidak dapat diharapkan mempunyai kesempatan
yang sama untuk memgenalnya.Uap jenuh, tentu sebagai uap yang super panas mungkin saja
menyebabkan mulainya kebakaran.
EXTINGUISHER
Pembahasan di sini akan menitik beratkan kepada alat-alat yang portable dan macam-
macamnya.
1. WATER/CARBON DIOXIDE EXTINGUISHER
96
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
Jenis ini mempunyai bagian dalam yang terbuat dari baja tahan karat. Noselnya tidak pernah
tertutup, tetapi dapat dikontrol dengan sentuhan ibu jari. Alat ini dapat mencakup area sampai
dengan 400 ft2 .
Alat ini begitu mudah dioperasikan, karena cukup dengan membuka
pengamannya dan mengarahkannya ketempat yang dikehendaki
2. FOAM EXTINGUISHER
Pembentukan foam adalah berasal dari larutan soda bikarbonat yang terletak di bagian luar
dan aluminium sulfat di bagian dalam, biasanya pembagian ini diberi tanda dengan perbedaan
warna,untuk bagian luara ditandai dengan kuning dan bagian dalam berwarna merah.
Gbr. CO2 extinguisher Gbr. foam extinguisher Gbr. Dry powder Exh
Pengantar : Pada bagian modul sebelumnya dibahas mengenai penanganan serta penanggulangan
atas ancaman kebakaran di engine room menurut aturan BKI vol III 96. Pada paper ini akan
dibahas penanggulangan bahaya kebakaran serta pencegahannya untuk kondisi diluar engine
room.
97
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
9.6.I. Pendahuluan
Api merupakan hasil dari reaksi kimia yang diikuti oleh pengeluaran cahaya dan panas.
Ada 3 unsur utama yang dapat memungkinkan terjadinya api yaitu : Bahan bakar,
Panas dan Oksigen. Proses ini dikenal dengan istilah segitiga api. Bahan baker adalah
suatu bahan yang mudah terbakar, yang secara fisik terbagi atas tiga bagian yaitu :
Bahan bakar berbentuk gas seperti: Gas asitelin, metan, hydrokarbon dll.
Bahan bakar berbentuk cair seperti kerosene, bensin, solar dll
Bahan bakar berbentuk padat seperti kayu, kertas logam karet batu bara, dll.
Panas yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya api haruslah cukup
mencapai temperatur minimum untuk menghasilkan uap dari bahan bakar tersebut.
Panas dapat berasal dari gesekan, bunga api listrik, busur listrik, petir, sinar matahari,
nyala puntung rokok, listrik statis dll.
Ada dua istilah yang perlu diketahui yang berhubungan dengan temperatur, yaitu titik
nyala (Flash point) dan titik bakar (Fire Point). Titik nyala adalah adalah suatu tingkat
temperature yang terendah dari suatu zat (bahan bakar) untuk dapat mengeluarkan uap
dan dapat menyala dengan sekejap bila diberikan sumber panas yang cukup.
Titik bakar adalah suatu tingkat temperature yang terendah dari suatu zat (bahan bakar)
untuk dapat mengeluarkan uap dan dapat menyala terus menerus bila diberi sumber
panas yang memadai. Masing masing zat memiliki titik nyala dan dan titik bakar yang
berbeda.
Sedangkan oksigen merupakan unsure yang terdapat pada udara atau yang dihasilkan
melalui proses kimia yang memiliki kandungan di atmosfir sekitar 16-21%.
98
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
UFL dan LFL untuk tiap zat ialah berbeda beda tergantung dari titik nyala dan titik
bakar. Sebagai contoh untuk :
1. Minyak mentah : 1% - 10%
2. Gasoline : 1.4% - 7.6 %
3. Kerosene : 0.7% - 5 %
4. Butane : 1.6% - 8.4 %
Daerah dapat terbakar dapat dinyatakan dengan gambar berikut :
Konsentrasi Uap
%
LEL = 1
21 16 % O2
Dari uraian tersebut maka Api tidak akan terjadi bila konsentrasi uap bahan bakar itu
rendah atau tinggi.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terjadinya api adalah melalui suatu proses
kimia yang sering disebut kimia api. Hal ini digambarakan seperti pada grafik berikut :
Bahan Bakar
Titik nyala /Bakar ...
Uapnya
Daerah Dapat
Terbakar
Udara
Cukup Oksigen
API
Panas
Cukup Oksigen
99
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
API
Udara Panas
Bahan Bakar
Diagram Segitiga Api
9.6.II.2. Klasifikasi Kebakaran
Kebakaran dapat diklasifikasikan berdasar jenis bahan yang terbakar yaitu :
Kelas Jenis Kebakaran
A Kebakaran pada bahan padat bukan logam seperti kayu, batu bara,
kain karet dll
B Kebakaran pada bahan bakar cair dan gas seperti bensin, tiner, cat,
bahan kimia, LNG dll
C Kebakaran pada instalasi listrik
D Kebakaran pada logam logam yang mudah tebakar seperti
magnesium, natrium dll
100
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
3. Asap yang berwarna, dimana warna ini tergantung pada sifat material yang
terbakar . Misal :
a. Putih atau abu abu ringan menandakan pembakaran bebas (Free burning)
b. Hitam atau abu abu gelap menandakan pembakaran yang pansa sekali dan
kurang oksigen.
c. Kuning, merah, ungu, hijau dan lain lain menandakan adanya gas yang
beracun.
4. Nyala adalah hasil dari perubahan bahan bakar yang terbakar
5. Panas, yang dihasilkan melalui oksidasi yang cepat dari bahan yang terbakar.
6. Gas, sebagai hasil lain dari pembakaran.
7. Partikel partikel lain.
101
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
pemadaman. Media pemadaman yang umum dipakai ialah air, tepung kimia kering,
CO2 gas, Nitrogen, Halon, Busa. Penggunaan halon saat ini telah dilarang karena
memiliki dampak dapat merusak ozon.
102
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
a. Kelas A.
Pada kelas A digunakan pada daerah bulk head dan dek yang harus dipasang dengan
persyaratan :
1. Harus dipasang pada bingkai baja atau bahan yang sejenis atau Logam.
2. Harus dapat di tergarkan (be stiffness)
3. Harus mampu untuk mencegah aliran asap dan nyala api (flame)
sekurangnya satu jam pengujian api.
4. Harus diisolasi dengan bahan yang tidak dapat terbakar yang mana
temperature rata rata dari sisi yang tidak terbakar tidak meningkat
sebanyak 139OC diatas temperatur awal. Atau pada temperature pada
sembarang titik termasuk hubungan antar panel (Joint) tidak meningkat
lebih dari 180oC, diatas temperatur awal. Kedua syarat kenaikan
temperatur tersebut harus selama :
Kelas A - 60 : 60 Menit
Kelas A - 30 : 30 Menit
Kelas A - 15 : 15 Menit
Kelas A 0 : 0 Menit
b. Kelas B.
Pada kelas B digunakan pada daerah bulk head, decks, ceiling (langit langit),
atau linings (Pelapis), dengan persyaratan :
1. Harus dipasang pada kondisi untuk dapat mencegah laluan asap lidah
api (flame) kurang lebih sekitar jam pertama dari pengujian api.
103
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
2. Harus memiliki harga isolasi untuk harga rata-rata pada sisi yang tidak
terbakar tidak meningkat sebanyak 139oC diatas temperature awal dan
kenaikan suhu pada sembarang titik dan sambungan tidak meningkat
sebanyak 225oC diatas temperature awal sesuai dengan waktu pengujian
yang telah ditentukan sebagai berikut :
Kelas B -15 : 15 Menit
Kelas B -0 : 0 Menit
c. Kelas C.
Pembagian pada kelas C digolongkan atas material yang tidak dapat terbakar
serta tidak dapat dilalui oleh asap dan lidah api akan tetapi tidak dibatasi
seberapa besar kenaikan temperaturnya. Penggunaan cover pelapis yang dapat
terbakar merupakan jenis material pada kelas C ini.
104
Modul Tugas Sistim Bongkar muat Kapal
Dan Rencana Umum
@Dimasend,Oktober 2008
DAFTAR PUSTAKA
Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances,
1992.
Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and
Sons, New York, 1992.
105