SEMITAN
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan
https://ejurnal.itats.ac.id/semitan
Abstract
This study was about designing a fishing vessel which had size of 30 GT in
Lamongan waters. The design made the fishing vessel to be effective and
efficient from a technical point of view. This planning used comparing data
method. There were several stages designs to do this research. The stages
were the calculations of main size, line plan, general plan, ship resistance and
engine power. Main side determination of ship was determined from
comparison ship data. The next stage was the model of 3D ship which was
made with the help of shipping software. It was started from 3D model and
it would be continued to the several processes, like making line plans, general
plans and resistance calculation. From the result of main calculation, it
obtained Lpp = 15.58 m, B = 4.2 m, T = 1.1 m, H = 1.3 m, Cb = 0.284. While
the vessel obstacle at a service speed of 15 knots was 21.6 kN and the engine
power was 309.686 HP.
1. Pendahuluan
Pelabuhan perikanan merupakan pusat kegiatan perikanan yang dilengkapi dengan tempat kerja
di darat dan di perairan untuk wilayah sekitarnya, nelayan dan asosiasi perikanan. Pelabuhan perikanan
dimanfaatkan sebagai tempat utilitarian kapal-kapal penangkap ikan, yang benar-benar fokus pada,
memindahkan, dan menampilkan barang-barang perikanan. Sebagai aturan umum, pelabuhan perikanan
dipisahkan menjadi empat, yaitu Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS), Pelabuhan Perikanan Nasional
(PPN), Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Direktorat jendral
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) / ISSN 2962-682X | 493
Perikanan, [2] . Salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Jawa Timur adalah Brondong Lamongan.
Tindakan PPN ini adalah mendapatkan ikan di wilayah laut dengan ukuran kapal 30 GT hingga banyak
GT.
PPN Brondong ditetapkan menjadi salah satu kawasan minapolitan di Jawa Timur. Kawasan
minapolitan merupakan perluasan dalam pembiayaan kelautan dan perikanan dengan memperhatikan
norma kecukupan, kualitas, peningkatan kecepatan, dan kelayakan. PPN Berondong berlangsung
sebagai diskusi untuk persiapan perikanan laut di wilayah Rezim Lamongan, khususnya dalam bisnis
perikanan tangkap. Pelabuhan ini terletak di Kota Brondong, Daerah Brondong, Rezim Lamongan,
Kabupaten Jawa Timur dengan jalur geografis pada 060 53' 30,81" Lingkar Selatan dan 1120 17' 01,22"
Bujur Timur. PPN Brondong memiliki luas 8 Ha. Laporan Estimasi Tangki Brondong [3] . PPN
Brondong membantu berpusat di sekitar pendaratan ikan di Lamongan seperti PPI Weru, PPI Kranji dan
PPI Lohgung.
Di daerah-daerah tertentu, para nelayan memang menggunakan strategi-strategi vital. Ukuran
perahu masih di bawah 10 GT dengan alat tangkap seperti jaring hantam, jaring insang, dogol, tonda
dan satchel saine. Sementara itu, pelayaran laut sebaiknya menggunakan kapal berukuran 30 GT atau
lebih yang dilengkapi dengan alat tangkap, misalnya rawai, huhate, handline, kapal ring fishing, dan gill
net. Sesuai kebutuhan, sangat penting untuk membina kapal penangkap ikan dan alat tangkap Niam [9].
Pelabuhan memiliki kapal penangkap ikan lebih dari 30 GT (Berat kotor), sementara pemancing kecil
menggunakan kapal di bawah 30 GT. Pemancing besar dilengkapi dengan peralatan canggih, dan
menggunakan gadget GPS untuk membuatnya lebih mudah untuk melihat kapal. Selain itu, pemancing
cilik tidak boleh menggunakan alat pendeteksi kapal karena alat ini digunakan untuk menyaring kapal
penangkap ikan yang sedang menangkap ikan di wilayah Indonesia. Waseso. [1].
Pada tahun 2015 produksi perikanan tangkap laut di Lamongan mencapai 72.346 ton, pada
tahun 2020 produksi perikanan tangkap meningkat menjadi 76.692 ton, senilai Rp. 940.041.822.000.
Manfaat perikanan [8] Hasil perikanan mempengaruhi lingkungan, pemancing dalam memenuhi
kebutuhan mereka. Dari data di atas, secara umum dapat dipahami bahwa kapasitas sumber daya
perikanan laut di wilayah Lamongan masih sangat besar, sehingga pemanfaatannya memerlukan
kemajuan dan upaya yang tepat untuk memanfaatkan sumber daya perikanan tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan penilaian fungsional pada kapal estimasi 25-35 GT di Lamongan.
Alasan penangkapan ikan tidak hanya dikemas di perairan laut yang berarti mengetahui tugas kapal yang
ideal dapat memperluas berapa nilai kreasi dan kreasi perikanan tangkap dari kapal penangkap ikan yang
diperkirakan 25-35 GT. [5]
2. Metode Penelitian
Pada tahap ini, spesialis mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk pekerjaan postulasi,
termasuk informasi dari korelasi.
Dalam tahap ini menentukan ukuran utama kapal, penulis menggunakan metode perbandingan
(comparasion method). Setelah itu dihasilkan ukuran utama kapal yang akan di desain.
LWT dan DWT merupakan tahapan pembuatan kapal, khususnya untuk menentukan
ukuran utama kapal, apabila akibat dari hitungan LWT dan DWT yang tidak sesuai dengan
rencana penumpukan dan penimbunan kapal. perahu, kemudian, pada saat itu, ukuran utama
perahu salah arah, maka sekitar itu perkiraan harus diselesaikan dari tahap penting.
Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN) / ISSN 2962-682X | 494
2.5. Rencana Garis
Setelah ukaran utama dibuat, maka selanjutnya dilakukan perencanaan rencana garis
yang sesuai dengan ukuran utama yang didapatkan.
Vs 5 Knot
Cb 0.284
ABK 15 orang
Hasil dari tampilan kapal penangkap ikan ini menggunakan Maxsurf Modeler Progressed
Programming, yang juga membuat struktur line plan dan selanjutnya menampilkan informasi hidrostatik
atau DWL sebagai nilai pelepasan, volume pemindahan, Lwl, Cb, Cm, Cp, dan informasi lainnya.
Gambar 1 adalah hasil dari pembuatan model 3D kapal ikan 30 GT.
Rencana Garis
Mengingat ukuran utama kapal, maka model bingkai dibuat menggunakan pemrograman sesuai dengan
koefisien dan informasi hidrostatik dalam perhitungan. Hasil rencana kemudian ditampilkan dalam 3
perspektif; body plan, sheer plan dan half bredth plan yang kemudian diubah menggunakan
pemrograman sehingga produk akhir diperoleh seperti yang ditampilkan di bawah ini Gambar 2.
8V Cylinder
6.55L
Turbo-charged aftercooled
Four Cycle
310 HP @ 3600 RPM
37"L x 29.25"W x 30.62"H
1000 LBS Dry Weight
4. Kesimpulan
Dari pemeriksaan, perkiraan khusus dan siklus konfigurasi kapal perikanan yang akan dikerjakan di
perairan Laut Brondong Lamongan yang diselesaikan pada tahap yang lalu, dapat ditarik ujung-
ujungnya sebagai berikut:
1.Ukuran utama kapal perikanan yang sesuai dengan perairan Laut Brondong Lamongan yaitu:
Panjang (L) = 15.58 meter
Lebar total (B) = 4.2 meter
Tinggi (H) = 1.3 meter
Sarat air (T) = 1.1 meter
Berat Muatan = 19.391 Ton
Cb = 0.284
Cp = 0.473
Cm = 0.60
GT = 30 GT
2. Konfigurasi kapal nelayan ini menggunakan alat pancing rawai atau longline ikan yang memiliki
rangkaian alat tangkap yang akan dipanjangkan di laut lepas. Untuk alat tangkap rawai ini, batas perahu
adalah 30 GT.
3. Dari akibat hambatan perahu sebesar 26.1 kN maka perahu memerlukan daya motor dasar (BHP)
sebesar 310 hp pada kecepatan kapal sebesar 15 knot.
Referensi
[1] Bayu Waseso, Abdi Wahab, Tri Daryanto, (2018). Perancangan Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan (SPKP) Untuk Kapal Di Bawah 30 GT Dengan Metode Incremental. Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Mercu Buana, Meruya Selatan Jakarta.
[2] Direktorat Jendral Perikanan. 1995. Promosi Peluang Usaha di Bidang Perikanan. Direktorat
Jendral Perikanan.
[3] Direktorat Jendral Perikanan Tangkap Pelabuhan Nusantara Brondong Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Laporan Statistik Tahun 2014.
[4] Herianto Suriandin, Angkasa Putra, (2021). Studi Kasus Pada Metode dan Tahapam Pengenalan
Perancangan Kapal Penangkap Ikan. Fakultas Perikanan, Ilmu Kelautan, Universitas Muslim Indonesia
Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jakarta.
[5] Muhammad Irza Gabel, (2018). Studi Model Operasi Kapal Ikan Dengan Kapak Angkut Dalam
Upaya Peningkatan Produksi Penangkapan Ikan : Studi Kasus Kapal 30 – 60 GT di PPP Bajomulyo –