PERENCANAAN PELABUHAN
KELAS C
DOSEN PENGAJAR:
Ir. Dyah Iriani W., M.Sc.
- 24 m LWS
U
- 20 m LWS
- 16 m LWS
- 12 m LWS
- 8 m LWS
SKALA 1 CM = 500 M
- 4 m LWS
SKALA 1 CM = 500 M
0 m LWS
LUAS LAHAN TERSEDIA:
PANJANG 3 KM X + 4 m LWS
LEBAR 1 KM
+ 6 m LWS
Pada perencanaan pelabuhan ini diasumsikan tipe Swinging untuk tujuan menunggu atau
inspeksi muatan sehingga R = L + 6D + 30 meter.
2.1.1 Areal Kapal Menunggu
Dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 54 tahun 2002 (KM 54/2002) ditetapkan
luasan yang harus disediakan untuk areal Tempat Labuh :
Luas areal berlabuh = jumlah kapal x Π x R2
dimana :
R = L + 6D + 30 meter
R = Jari-jari areal untuk berlabuh per kapal
L = Panjang kapal yang berlabuh
D = Kedalaman air
Panjang kapal = 142 meter. Kedalaman air langsung diasumsikan pada kedalaman -20
mLWS. Sehingga didapatkan :
R = 142 + 6 x 20 + 30 = 292 meter
Luas areal berlabuh = 24 x Π x 2922
= 6.428.754,144 m2
Dipakai dimensi 3400 m x 2000 m = 6.800.000 m2 .
2. Kedalaman
Untuk daerah di perairan sekitar pintu masuk dengan gelombang cukup tinggi
direncanakan kedalaman perairan total sampai :
D = 1.5 x Draft
dimana :
Draft = yang dipakai yaitu full draft
Diketahui full draft kapal = 8.3 m dari data karakteristik kapal sehingga didapatkan
:
D = 1.5 x 8.3 = 12.45 mLWS, dan dipakai kedalaman pakai = -13 mLWS.
3. Panjang Alur
Untuk perencanaan panjang alur (stopping distance) dapat melihat dari Tabel 2.
Dengan muatan kapal ±10.000 DWT maka dibutuhkan panjang alur :
Sd = 7 x LOA
dimana :
LOA = panjang kapal
Diketahui panjang kapal = 142 m dari data karakteristik kapal sehingga didapatkan
:
Sd = 7 x 142 = 994 m.
Kolam putar dianggap merupakan perairan terbuka dengan ada gelombang yang wajar,
sehingga untuk kedalaman kolam D = 1.2 x Draft. Dimana :
D = 1.2 x 8.3 = - 9.96 mLWS dan dipakai kedalaman pakai = -10 mLWS.
Kolam dermaga dianggap merupakan perairan terbuka dengan ada gelombang yang
wajar, sehingga untuk kedalaman kolam D = 1.2 x Draft. Dimana :
D = 1.2 x 8.3 = - 9.96 mLWS dan dipakai kedalaman pakai = -10 mLWS.
Dengan diketahui kedalaman kolam dermaga -10 mLWS dan kondisi Bathymetri seperti pada
Gambar 1, maka dermaga direncanakan menggunakan jetty karena jika dilakukan pengerukan
maka volume keruknya akan sangat besar yaitu dengan panjang sampai kedalaman -10 mLWS
sebesar 1.185 meter dan tinggi yang akan dikeruk bervariasi sampai 10 meter.
BAB 3
PERENCANAAN FASILITAS DARAT
3.1. Kebutuhan Luas Gedung / Lapangan Penumpukan
Untuk bangunan gudang tua di Indonesia (bangunan sekitar tahun 1970 kebawah),
umumnya mempunyai lebar 20 – 40 meter dengan sistem struktur rangka. Lebar 50 m
merupakan ukuran yang lebih baik karena didalamnya peralatan bongkar/muat dapat bergerak
secara leluasa, dan lebih efisien lagi bila digunakan struktur kuda-kuda “Plate girder” sehingga
atap lebih tinggi, dan luasan tambahan dapat dimanfaatkan. Ukuran lebar gudang terbesar
sekitar 70 m, sedang panjangnya bervariasi tergantung kebutuhan ukuran luas gudang
sebaiknya gudang tidak terlalu panjang agar maneuver truk-trailer keluar/masuk dermaga
mudah.
Kebutuhan luasan gudang, penentuan kebutuhan luasnya sama dengan lapangan
penumpukan. Luas yang dibutuhkan dapat dihitung sebagaimana berikut :
dimana :
f 1 = perbandingan luas bersih yang ditempati muatan disbanding luas kotor yaitu seluruh areal
yang dibutuhkan untuk maneuver peralatan dan pengangkatan barang per ton barang = 1.5
f 2 = cadangan luasan untuk barang berserakan dan barang rusak = 1.2
T = tonase muatan melalui gudang/lapangan penumpukan (ton/tahun)
t = waktu penimbunan rata-rata/dwelling time (hari)
m = prosentase pemakaian rata-rata dalam setahun
h = tinggi timbunan rata-rata (m)
ρ = berat jenis barang rata-rata = 1.2 ton/m3
Variabel tonase yang melalui gudang sebanyak 40% maka didapatkan = 40% x 4.063.625,929
ton/tahun = 1.625.450 ton/tahun sedangkan yang melalui lapangan penumpukan 45% maka
didapatkan = 45% x 4.063.625,929 ton/tahun = 1.828.632 ton/tahun. Dwelling time diasumsi 5
hari. Tinggi timbunan rata-rata diambil 6 m sesuai dengan jangkauan maksimal forklift yaitu 6
m. SOR atau Shed Occupancy Ratio diasumsikan sebanyak 60%. Sehingga gudang dan
lapangan penumpukan memiliki luas.
1.5 x1.2 x1.625.450 x5
Agd = = 9277.68m 2
0.6 x6 x1.2 x365
1.5 x1.2 x1.828.632 x5
A pn = = 10437.4m 2
0.6 x6 x1.2 x365
Dimensi gudang menggunakan ukuran 50 m x 50 m sebanyak 4 gedung. 2 Gedung merupakan
lini 1 dan 2 gedung merupakan lini 2. Sedang dimensi lapangan penumpukan dipakai 150 m x
80 m
3.2. Kebutuhan Parkir
Kebutuhan luasan parkir untuk satu blok truk dapat dilihat pada Gambar 3.
Maka untuk satu pelabuhan harus dihitung jumlah blok parkir/jamnya dengan menggunakan
rumus:
Produktivitas bongkar - muat/jam
n=
Produktivitas/truk/jam
Jumlah crane direncanakan ada satu dalam satu dermaga. Produktivitas truk = 15 ton/truk/jam.
Maka produktivitas bongkar-muat = Jumlah dermaga x Jumlah crane x Produktivitas orang
= 6 x 3 x 1 x 15
= 270 ton/geng/jam
270
n= = 18buah
15
Lalu total blok dalam satu pelabuhan :
N = n x jumlah jam pakai satu blok parkir
Pemakaian satu blok parkir diasumsikan dibatasi 8 jam karena waktu efektif kerja dalam satu
hari.
Maka total blok = 18 x 8 = 144 blok parkir.
Luas parkirnya = 144 blok x 13 x 4 = 7.488 m2 . Dipakai dimensi lahan parkir 75 m x 100 m.
3.3. Kebutuhan Kantor
Kebutuhan kantor diasumsikan dengan jumlah pekerja/orang dalam satu kantor = 50
orang. Kebutuhan luas per orang 2m2-4m2. Sehingga kebutuhan luasan kantor
Luas kantor = 50 x 4 = 200 m2. Dimensi yang dipakai 20 m x 10 m
3.4. Dimensi Jetty
Panjang jetty = jumlah dermaga x LOA + (jumlah dermaga-1) x 15 + 20 m
= 6 x 142 + (6-1) x 15 + 20 m
= 947 m Dipakai panjang jetty 1000 m
Lebar jetty diasumsikan sebesar 30 m dengan crane.
3.5. Lebar Terminal
Menghitung lebar pelabuhan dengan menjumlahkan semua variable yang ada pada
Gambar 5.
Detail lebaran :
A = apron, asumsi 25 m
B = lebar untuk maneuver truk, diambil 45 m
C = lebar teras = 4 m
D = lebar gudang lini 1 = 50 m
E = lebar teras = 4 m
F = lebar untuk maneuver truk, diambil 45 m
G = lebar jalan maksimum 10 m satu lajur
H = lebar jalan maksimum 10 m satu lajur
I = lebar untuk maneuver truk, diambil 45 m
J = lebar teras = 4 m
K = lebar gudang lini 2 = 50 m
L = lebar teras = 4 m
M = lebar untuk maneuver truk, diambil 45 m
N = lebar jalan maksimum 10 m satu lajur
O = lebar jalan maksimum 10 m satu lajur
P = lebar lapangan parkir = 75 m
Q = lebar jalan maksimum 10 m satu lajur
R = lebar kantor = 10 m
Areal Menunggu
-24 mLWS
R292.0000
-20 mLWS
-16 mLWS
201.0000
-12 mLWS
R284.0000
30.0000
158.8280
-8 mLWS
1185.0000 -4 mLWS
0 mLWS
1000.0000
4 mLWS
6 mLWS
3000.0000
1 cm Layout Pelabuhan
500 m Skala 1 : 50000
25.0000 45.0000 50.0000 45.0000 45.0000 50.0000 45.0000 10.0000 75.0000 10.0000
4.0000 10.0000 4.0000 4.0000 10.0000
10.0000 10.0000
4.0000
74.0000
50.0000 80.0000
Gudang Gudang
50.0000 Lini 1 Lini 1
Lapangan
Penumpukan
150.0000
20.0000
Lahan
Pengembangan
Gudang Gudang
Lini 2 Lini 2
20.0000
20.0000
Lapangan
Parkir
Kantor
Denah Terminal
Skala 1 : 300