i
4.2 SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI ........................................................................ 98
4.3 SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM ...................................................................... 109
ii
Daftar Gambar
iii
BAB I PENDAHULUAN
Nama proyek ini adalah Perencanaan Struktur Gedung 5 (Lima) Lantai Dekranasda Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah yang berlokasi di Jalan Pahlawan No.4
Semarang.
dilatarbelakangi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada Pemerintah Daerah
Semarang merasa karena masih banyaknya kekurangan sarana dan prasarana bila dibandingkan
dengan kepentingan Disperindag yang membutuhkan tempat atau sarana gedung dengan
kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda sebagai Tugas
Akhir dikarenakan struktur gedung yang memiliki 5 (lima) lantai dan sebagai pertimbangan lain
belum adanya Tugas Akhir dari teman satu angkatan dengan struktur yang berlantai banyak.
Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang membutuhkan
ruang luas. Pembangunan Gedung Dekranasda mempunyai maksud dan tujuan antara lain :
Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini
1
Error!
E C B
A Jl. Pahlawan D
Keterangan :
A. Lapangan Pancasila
Gambar 1 Denah Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah
Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang telah
diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi perkuliahan yang telah
minimal tiga lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa
dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu
2
1.5 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada permasalahan dari
sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan struktur meliputi:
1. Perencanaan atap,
3. Perencanaan tangga,
4. Perencanaan balok,
5. Perencanaan kolom,
6. Perencanaan pondasi,
1.6 Metodologi
1. Data Primer
c. Elevasi bangunan :
o Lantai 1 : + 00,00 m
o Lantai 2 : + 04,73 m
o Lantai 3 : + 09,46 m
o Lantai 4 : + 14,19 m
3
o Lantai 5 : + 28,77 m
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan
dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder
a. Literatur panjang
1) Observasi
dilaksanakan pada proyek yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1
November 2005.
2) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teori dengan
mengambil data literatur yang relevan maupun standar yang diperlukan dalam
Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 6 (enam) bab yang terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan tujuan, pembahasan
4
BAB II : PERENCANAAN
Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar perencanaan,
Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari syarat umum,
BAB VI : PENUTUP
5
BAB II PERENCANAAN
Pada tahap perencanaan Struktur Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini
perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan fungsional gedung dengan
sistem struktur yang akan digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya.
Pada jenis gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola
akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor
yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang besar serta
harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok.
optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem struktur dan
konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah, pembebanan struktur atas dan
sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya.
Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis yaitu bangunan yang
didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikulnya baik itu beban sendiri gedung
maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila
persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang berada di
dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus
6
berpedoman pada peraturan- peraturan yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang
ada.
Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak
menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan
adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan
dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan
waktu pekerjaan secara tepat diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang berkualitas tanpa
menimbulkan pemborosan.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi
Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus direncanakan dengan
dengan persyaratan teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik.
Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik bangunan tersebut.
Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan karena hal ini sangat
berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek (waktu
selama proses pembangunan) maupun jangka panjang (pasca pembangunan). Persyaratan aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak lingkungan di sekitar
bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan
seminimal mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung
7
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran
diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin
bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran
1. Pengendalian biaya
adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai dengan perhitungan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin
tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan
a. Pengendalian mutu
persyaratan yang telah ditetapkan dalam RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut
alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan
dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga
diperlukan pengawasan pada saat bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah
b. Pengendalian waktu
proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan.
Untuk itu dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan
8
teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh Pengawas (mandor) secara terus menerus
maupun berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya efisiensi kerja yang
berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya
penumpukan pekerjaan yang menyebabkan tidak efisiensinya pekerjaan tersebut serta dapat
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia,
antara lain:
1. Plat Lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan Pedoman Beton 1989.
Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya
Pada proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini tebal plat
2. Balok
b. Ukuran balok
9
Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03 merupakan fungsi dari
bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Adapun balok dan sloof yang digunakan pada
proyek pembangunan Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini adalah
sebagai berikut :
1 Balok lantai 1 30 x 80
2 Balok lantai 2 30 x 80
3 Balok lantai 3 30 x 80
4 Balok lantai 4 30 x 80
7 Balok Sloof 25 x 70
3. Kolom
Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan
beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada proyek pembangunan
Gedung Dekranasda Disperindag Propinsi Jateng ini, kolom yang digunakan berukuran :
1 Kolom type K1 80 x 80
2 Kolom type K2 80 x 80
3 Kolom type K3 50 x 50
10
4 Kolom type K4 70 x 70
5 Kolom type K5 60 x 60
4. Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi plat lajur dan pondasi
tiang pancang.
(SAP) 2000. Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung tulangan. Hal-hal
1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat dianggap sebagai
beban merata.
2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu sendiri.
3. Beban Mati
Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di atasnya.
4. Beban Hidup
Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPIUG)
11
1987 untuk bangunan gedung.
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan
gambar rencana.
1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL
Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang
LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang
12
berhubungan dengan beban hidup.
Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang didasarkan pada ketentuan
2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
13
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
Letak geografis Negara Indonesia mengakibatkan terjadinya dua musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Antara keduanya terdapat perbedaan temperatur yang
cukup ekstrim yang menimbulkan harus adanya kemampuan bagi atap untuk mampu
Penutup atap direncanakan memakai bahan genteng dipasang di atas gording baja
profil C (kanal). Struktur rangka atap direncanakan memakai rangka baja profil dobel
siku.
1. Data teknis
2. Perencanaan Reng
a. Pembebanan Reng
14
Jarak reng (Jr) = 0,25 m
= 0,2762 kg m
= 0,2762 kg m
c. Dimensi Reng
2
Dimensi reng dimisalkan b = .h
3
Wx = 1/6 . b . (h)2
2
= 1/6 . h . h2
3
1
= h3 cm3 9
Wy = 1/6 . b2 . h
2
= 1/6 . h2 .h
3
2
= h3 cm3 27
σltr = Mx + My
Wx Wy
27,62 + 27,62
100 kg/cm2 =
h3
15
615,87
100 kg/cm2 =
h3
615,87
h3 = 100
h3 = 6,1587
3
h = 6,1587
2
b = h
3
2
b = . 3 cm
3
b = 2 cm
d. Kontrol Lendutan
1
fijin = 200 . Ju
16
e. Kontrol Tegangan
σ ytb = Mx +My
Wx Wy
27,62 27,62
= +
1/ 6.3.(2)2 1/ 6.2.(3)3
17
= 23,016 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)
Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai
3. Perencanaan Usuk
a. Pembebanan Usuk
3
Berat genting (gt) = 50 kg/m
Jarak gording (Jgd) = 1,665 m
qu = 25 kg/m
qx = qu . cos 45
= 25 . cos 45
= 17,677 kg/m
qy = qu . sin 45
= 25 . sin 45
= 6,125 kgm
= 6,125 kgm
18
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN
Px = 100 . cos 45
1. 100 . cos 45
2. 70,7111 kg
Py = 100 . sin 45
= 100 .sin 45
= 70,711 kg
= 29,433 kg m
= 29,433 kg m
= 0,5 kN/m
= 0,1 kN/m
19
Mx = 1/8 . Wx . (Jgd)2
= 6,125 + 29,433
= 35,558 Kg m
My = My1 + My2
= 6,125 + 29,433
= 35,558 Kg m
e. Dimensi Usuk
2
Dimensi usuk dimisalkan b = h3
Wx = 1/6 . b . h2
20
b = 6,667 cm = 6 cm
f. Kontrol Lendutan
21
g. Kontrol Tegangan
Mx My
σytb = +
1/ 6bh2 1/ 6hb2
35,558 35,558
= +
1/ 6 1/ 6.
= 94,821 kg/cm
= 94,821 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk
Berat sendiri pada gording = ggd . jgd = 5,93 . 1,665 = 9,873 kg/m
q = 120,123 kg/m
Berat Branching 10% = 12,0123 kg/m
q = 132,135 kg/m
2
= 1/8 . 132,135 . cos 45º . (3,354)
= 131,385 kg.m
= 32,846 kgm
Mx = 1/4 . P . cos α . l
= 59,291 kg m
23
My = 1/4 . P . sin α . l
= 29,645 kg m
(0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 45) – 0,4
= 0,5
W tekan = angin tekan . w . Jgd
= 0.5 . 40 . 1,665
= 33,3 kg/m2
= -0,4 . 1,665. 40
= - 26,64 kg/m
My =0
M = 1/8 Whisap . l2
= 1,4 . 131,3859
= 183,940 kg.m
My1 = 1,4 . DL
= 1,4 . 32,8465
= 45,981 kgm
Mx2 = 1,2 . DL + 1,6 . LL
= 252,5285 kgm
= 86,8484 kgm
Mx3 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W
= 217,275 kgm
My4 = 1,2 . DL + 0,5 . LL + 0,8 . W
= 54,238 kgm
Mx My
0,9 σ ijin = + .4
wx wx
25
wx = 27,77 cm3
ωx = 44,3 cm
3
ix = 5,89 cm1
3 1
ωy = 12,2 cm iy = 2,37 cm
Ix = 332 cm
4 berat = 7,51 kg/m
4
Iy = 53,8 cm
f. Analisa Pembebanan
Beban Mati
2. 129,536 . sin450
3. 91,59 kg/m
Mx = 1/8 . qx . (I)2
26
(I ) 2
My = 1/8 . qy . 2
3,354 2
= 1/8 . 91,59 . 2
= 32,19 kg.m
Kontrol Tegangan
Mx My
σ ytb = + < σd
Wx Wy
= 18808,09 + 6183,54
44,3 12,2
Kontrol Lendutan
3 δ atap 25 mm
= 0,000221 + 0,0000797
= 0,000301 m = 0,0301 cm
3
l
Py.
5.qy.(I / 2)4 2 27
fy = +
384.EIy 48.EIy
3,354 4 3,354 3
70,711.
5.93,4337( 2 ) 2
= 384.2,1.106 .0,538 + 48.2,1.106.0,538
= 0,0000852 + 0,000061
= 0,000146 m = 0,0146 cm
f = fx2 + fy2
= (0,0301)2 + (0,0146)2
2) Beban Hidup
fx = Px.l3 48.EIx
= 70,711(3,354)3 48.2,1.106.3,32
= 0,0000797 m
= 0,00797 cm
Py.(l / 2)3
fy =
48.EIy
3,354 3
70,711.
2
=
48.2,1.106 .0,538
= 0,000061 m = 0,0061 cm
f = fx2 + fy2
= (0,00797)2 + (0,0061)2
3) P = 100 kg = 1 kN
28
f = fx2 + fy2
= 0,007972 + 0,00612
a. Beban Mati
= 50 . 3,354 . 1,665
= 279,2205 kg
= 11 . 3,354 m
= 249,2202 kg
= 18 . 3,354 . 1,5
= 90.558 kg
P = 718,9807 kg
Ptot = 790,8787 kg
diambil = 791 kN
½P = 395,5 kN
29
= 0,5
= 111,6882 kg
diambil = 112 kg
= - 89,3501 kg
diambil = 90 kg
30
B6 = B7 = 1,777 193,97 D6 = D9 = 2,121 264,43
D7 = D8 = 2,121 340,46
diagonal
σ = 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
δ = 12 mm
lk = 2,121 m
2
imin = n . p . ( lk )
= 1,5 . 0,3405 . ( 2,121 )2
= 2,29 cm
2
A = 4.80 cm
ix = 1.51 cm
iy = 1.51 cm
lx = 11 cm4
31
32
Dicoba baja double siku 90 x 90 x 9
2
A = 15,5 cm
ix = 2,785 cm
iy = 2,785 cm
lx = 116 cm4
33
I
y = 116 cm4
e = 2,54
d =2.e+δ
= 2 . 2,54 + 12
= 17,08
= 2 . 116
= 232 cm4
A profil = 2.A
= 2 . 15,5
= 31 cm4
i
x = I X profil
Aprofil
232
=
31
= 2,74 cm
λx = lx
i
x
257,8
= 2,74
λg =π E
0,7.σl
2,1106
= 3,14
0,74.2400
= 111
34
λx
λs = λg
94,08
=
111
= 0,847
1,41
ωx = 1,593 − λs
= 1,41
1,593 − 0,847
= 1,89
Kontrol tegangan
p.ωx
σ = Aprofil
572,76.1,89
=
31
σ = 1600 kg/cm2
σl = 2400 kg/cm2
δ = 12 mm
lk = 1,177 m
σ
tarik = 75% . 1600
= 1200 kg/cm2
p
Anet = σtarik
287,07
=
1200
35
= 2,395 cm2
Abruto = Anet
0,85
= 2,18 cm2
lk
imin = 240
182,3
=
240
= 0,759 cm
2
A = 12,3 cm
ix = 2,42 cm
iy = 2,42 cm
lx = 72,3 cm4
I 4
y = 72,3 cm
e = 2,26
d = 0,5 . δ + e
= 0,5 . 12 + 2,26
= 2,86
= 345,82 cm4
i
y = Iyprofil
A.2
345,82
=
2.12,3
36
= 3,749 cm
lk
λ =
i min
= 182,3
2,42
= 8,679 cm
= 1,41
1,593 − 0,847
= 1,89
Kontrol tegangan
p.ωx
σ =
Aprofil
= 2874,07
2.12,3
Data teknis :
37
Berat satuan beton bertulang = 24 kN/m3
- Lx : panjang plat arah x
38
Gambar 2 Denah Balok Lantai
Dimensi balok lantai tribun yang dipakai sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan,
yaitu;
Balok lantai 1 30 x 80
Balok lantai 2 30 x 80
Balok lantai 3 30 x 80
Balok lantai 4 30 x 80
39
1. Perencanaan Plat Lantai
Ly = 8 m
Lx = 6 m
= 7400 mm
= 5400 mm
1
.200.8003
α = 12
1
.5400.1203
12
7474000
=
5400
= 1,37
Untuk memenuhi persyaratan terhadap lendutan yang terjadi maka plat dua arah harus memenuhi
fy
0,8 + .Ly
1500
h min =
+
1
36 + 5.β. α − 0,12 1
β
240
0,8 + .7400
1500
=
1
36 + 5.1,37 1,6 − 0,12 1 +
1,37
= 7104
53,538
fy
40
0,8 + .Ly
1500
h min =
36 + 9.β
240
0,8 + .7400
1500
=
36 +9.1,37
7104
=
48,33
= 147,73 mm
fy
0,8 + .Ly
1500
h max =
36
240
0,8 + .7400
1500
=
36
= 7104
36
= 197 mm
Pembebanan
2
q DL = 4,23 kN/m
qu = 1,2 . q DL + 1,6 . q LL
Momen Rancangan
Berdasarkan karakteristik plat di atas dan menggunakan teknik interpolasi, dari tabel A – 14
dalam buku Dasar – dasar Perencanaan Beton Bertulang, Kusuma, G.( 1991), diperoleh faktor
- P (selimut beton) = 20 mm
Arah x , Dx = 10 mm
Arah y, Dy = 10 mm
- Tinggi Efektif
Arah x, dx = h – p – Dx/2
= 120 – 20 – 10/2
42
= 95 mm
Arah y, dy = h – p – Dy – Dy/2
= 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm
Dy
h dy dx
Dx
Mlx
Koefisien ketahanan (K) = θ..b.dx
19,206.106
=
0,8.1000.(95 )2
= 2,66 Mpa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 24,8 MPa,
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy =
240 MPa, maka di dapat :
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0120 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang
tulangan
1 2
43
1
= 4 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
= 0,0120 . 1000 . 95
2
= 1140 mm
Aslx
Jumlah tulangan (n) =
D10
= 1140
78,5
1000
Spasi antar tulangan =
n −1
1000
=
15 −1
= 71,428 mm
dipakai = 70 mm
As = D10 . n
= 78,5. 15
Mtx
Koefisien ketahanan (K) = θ.b.dx
33,257.10 6
= 0,8.1000.(95 )2
= 4,601 MPa
44
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K= 4,302 MPa,
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy =
240 MPa, maka di dapat :
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
0,0363
1 2
1
= 4 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
As tx = ρperlu . b . dx
= 0,0224 . 1000 . 95
= 2128 mm2
Astx
Jumlah tulangan (n) =
D10
= 2128
78,5
= 28 batang
1000
Spasi antar tulangan =
n −1
= 1000
28 −1
= 37,037mm dipakai 40 mm
As = D10. n
45
= 78,5. 28
= 2198 mm2 > 2128 mm2 (Ok!)
θ..b.dy
8,756.106
=
0,8.1000.(85 )2
= 1,52 Mpa
Dari tabel A-10 ( Struktur Beton Bertulang hal 464-465) ditentukan untuk nilai K = 1,414
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy =
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0066 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang tulangan
1 2
Dengan D10 = 4 . π . d
1
= 4 . 3,14. 102
= 78,5 mm2
As Iy = ρperlu . b . dy
= 0,0066 . 1000 . 85
= 561 mm2
Asly
Jumlah tulangan (n) =
D10
= 561
78,5
46
1000
Tebal spasi = n −1
= 1000 8 −1
= 142,25 mm dipakai 150 mm
As = D10. n
= 78,5. 8
2 2
= 628 mm > 561 mm (Ok!)
Mty
Koefisien ketahanan (K) = θ..b.dy
25,819.10 6
= 0,8.1000.(85 )2
= 4,46 MPa
0,0215
Dari tabel A- 6 ( Struktur Beton Bertulang hal 460) ditentukan untuk fc = 22,5 MPa dan fy =
240 MPa,maka di dapat
ρmin = 0,0058
ρmaks = 0,0363
Maka, nilai ρmin = 0,0058 < ρ perlu = 0,0215 < ρ mak = 0,0363 Chek luas penampang
tulangan
1 2
Dengan D10 = 4 . π . d
1
= 4 . 3,14. 102
47
= 78,5 mm2
As ty = ρperlu . b . dy
= 0,0215 . 1000 . 85
= 1831 mm2
Asty
Jumlah tulangan (n) =
D10
1831
=
78,5
1000
Tebal spasi =
n −1
= 1000
24 −1
= 43,47 mm dipakai 50 mm
As = D10. n
= 78,5. 24
Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes yang terletak tepat di
tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:
48
Gambar 3 Skema Tangga Type K
49
3.2.1 Data teknis tangga
50
3.2.2 Pembebanan dan penulangan tangga
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3.2.3 Pembebanan dan penulangan bordes
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
3. 3 Perhitungan struktur akibat gaya gempa
76
77
78
79
3.3.2 Waktu Getar Bangunan (T)
Menurut pembagian gempa Indonesia, di jawa tengah masuk dalam wilayah 4. Untuk Tx =
Ty =0,7 detik dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0,05
80
BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
Pasal I. 01
PERATURAN UMUM
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan di
Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum (disimngkat SU) untuk
melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia (AV) yang disyahkan dengan surat
keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No.
14571.
2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002, Pengganti kepres R.I No.17
tahun 2000, dan Kepres R.I No. 80 Tahun 2003, PenggantiKepres No. 18 tahun 2000, dan
Kepres R.I No. 61 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah.
S − 42 / A /
Nomor : S − 2262 / D.2 / 05/ Tanggal 3 Mei, Tentang Petugas Teknis
81
Pengadaan Barang/jasa Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Mendagri No. 2 tahun 1999 dan No. 3 tahun 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan
7. Suara Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. IK. 02.05-Mn/134 tanggal 19
Pasal I.02
Pasal I.03
2. Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan (PKP) yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3. Pengelolaan Teknis Kegiatan Pekerjaan (BPP) adalah personil yang ditunjuk oleh Dinas
82
Pasal I.04
PERENCANA / ARSITEK
1. Biro Perencana teknis Pembangunan yang telah terdaftar dalam Daftar Rekaman Mampu
(DRM) yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah dalam hal ini
2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitektur dan
struktur.
mendapt ijin secara tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
5. Perencana terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.
6. Konsultan Perencana diwajibkan membuat buku Pedoman perawatan Gedung Kegiatan ini (
Pasal I.05
PENGAWASAN LAPANGAN
1. Konsultan Pengawas Teknis Pembangunan yang terdaftar dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) yang telah disusun oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah,
2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar Bestek/RKS dan
perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama pelaksanaan sampai dengan
serah terima pekerjaan ke I dan masa pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II.
sebelum mendapat ijin tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan.
6. Pengawas terikat UU Jasa Konstruksi No.18 tahun 2001 dan PP yang berlaku.
Pasal I. 06
1. Perusahaan yang berstatus Badan Hukum yang usaha pokoknya adalah melaksanakan
menurut Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi yang ditunjuk oleh Kepala Dinas ( Pengguna
Pasal I.07
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
84
mengikuti pelelangan.
1. Hari :
2. Tanggal :
3. Waktu :
Pasal I. 08
PELELANGAN
1. Pelelangan akan dilaksanakan sesuai keputusan Presiden No.16 tahun 1994 serta perubahan
saat pelelangan.
:……………..WIB.
3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan Rekanan,
4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat kuasa
Pasal I.09
2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan lampiran-
lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap
85
cincin atau cap perusahaan dan kode lain.
3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis (periksa
4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar langsung pada
kertas sampulnya.
5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh.
Pasal I. 10
Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana :
1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat – syarat.
2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau terdapat
Pasal I. 11
PERSYARATAN PENAWARAN
1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut gambar, ketentuan-
2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan Upah kerja,
Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman supaya dibuat di atas
kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan
yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap
perusahaan.
3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri harus
86
dilampiri :
a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp. 6000,- diberi
4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-lampirannya dan
surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan materai supaya diberi tanggal terkena
6. Penawaran berisi :
1. Surat Penawaran
2. Lampiran :
a. RAB
b. Harga satuan
c. Analisa
3. Dokumen Teknis
b. Daftar Personil
c. Data peralatan
e. Metode pelaksanaan
4. Dokumen Adminnistrasi
87
a. Melampirkan Daftar isian Pasca Prakualifikasi
b. Pakta Integritas
7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat mengundurkan diri
dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan
Pasal I.12
2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas kop Rekanan
yang bersangkutan.
4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis dengan huruf.
5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda
6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf.
7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak diberi cap
dari Rekanan.
Pasal I. 13
88
CALON PEMENANG
1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan mengenai
harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta telah sesuai dengan ketentuan yang
ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah memasukkan penawaran yang
c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat
2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan kecakapan yang
terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut tidak ada maka penilaiannya
dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus dicatat dalam berita acara.
3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai
penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai usulan serta penjelasan tambahan dan
keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan.
Pasal I. 14
PENETAPAN PEMENANG
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Panitia, pejabat yang berwenang menerapkan
pemenang pelelangan dan cadangan pelelangan diantara calon yang ditentukan oleh Panitia dan
89
Pasal I. 15
PENGUMUMAN PEMENANG
2. Pengumuman pemenang dilakukan oleh panitia setelah ada penetapan pemenang pelelangan
yang berwenang.
kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis kepada atasan yang bersangkutan
pemenang.
a. Pengguna Anggaran
Pasal I. 16
PELELANGAN ULANG
1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan penawaran yang
90
6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk mengundurkan diri atau
urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka panitia pelangan atas permintaan
kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang.
Pasal I. 17
1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang penawarannya pantas,
2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling lambat 10 hari
jaminan pelaksanaan.
Pasal I. 18
PELAKSANA PEMBORONG
1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya memberitahukan secara tertulis
2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1 Sipil) dan diberi
3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan oleh direksi.
4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung bertingkat dan
Pasal I. 19
91
SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk kegiatan ini.
Aanwijzing).
Pasal I. 20
1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang
2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada perbedaan
ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi Tugas/Manajemen
Konstruksi lapangan.
3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka
tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak pemborong dapat membuktikan
membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis berwarna di atas gambar aslinya.
Kesemuanya atas biaya perencana, gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi
92
6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS dan ukuran-
Pasal I. 21
1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks
2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat
3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang disimpan
dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan pencurian, maka harus
4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat pekerjaan,
alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di
tempat pekerjaan.
5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan
Pasal I. 22
1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan penyelamatan dan
2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan
keluarganya.
93
merah.
bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat
kesehatan.
Pasal I. 23
1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri kwalitas baik.
2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan.
3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat
persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik.
4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh pengendali kegiatan tidak dapat
dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24
diafkir, maka pemimpin kegiatan/pengawas berhak untuk memerintah membongkar dan harus
pemborong.
6. Bilamana Pemimpin kegiatan/ Pengelola kegiatan sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan
bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan berhak meminta
kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan bangunan tersebut pada laboratorium
bahan-bahan bangunan.
94
Pasal I. 24
moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah
2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa bumi, angin
Pemborong.
4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada pemimpin
kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula bila force
majeure.
Pasal I. 25
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini ke PT.
Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan Konsultan Pengawas
Pasal I. 26
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
95
Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku, sedangkan tata
Pasal I. 27
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar
3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKS ini.
4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-ukuran dimensi
kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi Tugas dapat
yang tinggi.
c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara Aanwijzing,
d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam Berita Acara
e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar maka yang
96
terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya.
6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada waktu
Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga kemungkinan
7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi Tugas dapat
8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang
Pengawas.
diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti menyalin kembali gambar
pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor
memerlukan copy gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan.
Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
Pasal I. 28
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing
3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat
97
kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-posnya dengan cara menambah
huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan
nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.
4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan dan
penandatanganan.
5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. BQ tidak mengikat.
7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak dimulainya
proses pelelangan ini, maka Panitia/ Pimpinan Kegiatan akan menjatuhkan sanksi.
8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan.
9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan hak dan
Pasal II. 01
JAMINAN LELANG
1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik pemerintah atau Bank
Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988. Nomor : 205 / KMK /
013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga penawarn. Sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiuah).
2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan diberikan kembali pada
saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pengguna Anggaran/ pemberi tugas, sedang jangka
waktu garansi selama 2 (dua) bulan ditujukan khusus untuk kegiatan yang bersangkutan,
3. Bagi rekanan yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah adanya
98
Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah
Pasal II. 02
JAMINAN PELAKSANAAN
2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan surat perjanjian
Pemborongan.
Pasal II. 03
1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time Schedule dan
kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan selambat-lambatnya
satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta daftar nama pelaksanan dan struktur organisasi
Pasal II.04
1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan kepada
99
Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang berwenang.
2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak termasuk adanya
bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong.
Pasal II. 05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak.
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan pekerjaan dan
Pasal II.06
1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp. 6000,- atas biaya
pemborong.
2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap 12 (dua belas) atas biaya pemborong.
3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh kontrak
a. Suart undangan
f. SPK (Gunning)
g. Surat Penawaran
100
h. Daftar RAB
l. Time Schedule
pekerjaan.
r. Foto copy tender garansi dari Bank Pemerintah atau Bank lain yang telah disetujui oleh
Menteri Keuangan RI, dan masih berlaku dua bulan dari tanggal lelang
s. Tender garansi asli diserahkan kepada Pemegang Kas kegiatan pada saat pelelangan
u. Foto copy referensi Bank Pemerinatah khusus untuk tender kegiatan ini.
y. Gambar pelaksanaan terdiri dari 6 (enam) ganda gambar komplit, dan 14 (empat belas)
101
ganda gambar pokok.
Pasal II.07
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK (Gunning) dikeluarkan
2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan dinyatakan
3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak menurut
Pasal II. 08
PENYERAHAN PEKERJAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 170 (seratus tujuh puluh) hari kalender termasuk
2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100 % dan
dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas dengan disertai Berita Acara dan dilampiri
daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan
3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis dalam
102
penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan teknis yang diajukan kepada
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan diketahui oleh
Pemborong.
b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%.
4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemimpin Kegiatan harus sudah
kalinya berakhir.
5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik,
maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek surat pernyataan bahwa instalasi
Pasal II.09
1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak penyerahan
pertama.
2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan akibat kurang
sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan yang digunakan,
maka pemborong harus segara memperbaiki dan menyempurnakannya kembali setelah pihak
pemborong diperingatkan atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh
Pasal II.10
sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan
2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap tidak akan
dipertimbangkan.
3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima oleh
a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang tidak dapat
dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak
b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan tambahan.
c. Adanya perintah tertulis dari Pengguna Anggaran dan Pengendali Kegiatan, pekerjaan
e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara langsung
f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena lahan yang
Pasal II.11
pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap
hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu
2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan atau tugas yang
tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu
3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak disebutkan
jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak akan diperpanjang.
Pasal II.12
1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi Tugas/Pimpinan
3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah dimasukkan
4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan, maka akan
Pasal II.13
DOKUMENTASI
1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 % supaya
105
diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksidengan
2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama harus diadakan
pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur.
Pasal II.14
pendaftaran gedung-gedung Negara untuk mendapatkan himpunan daftar nama dari Direktorat
8. Surat pernyataan dari instalatur bahwa pemasangan sudah 100 % selesai, sebanyak 8
exemplar
9. As built drawing
106
Pasal II.15
PENCABUTAN PEKERJAAN
1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan pemborong apabila
ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada
pemborong lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.
2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk pekerjaan yang
telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi Tugas sedangkan harga bahan
3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder eanemer) tanpa
Pasal II.16
Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama sepuluh tahun sesuai
2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek membantu dengan
Nomor :
Lamp :
107
Pekerjaan ……………………..
Jl. ………………….
SEMARANG
Nama : ……………….
Jabatan : ……………….
Alamat : ……………….
Berkedudukan : ……………….
bangunan-bangunan negara.
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar
bestek.
5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp
…………
a. Pekerjaan :
b. Lokasi :
kalender
Semarang, 2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Cap perusahaan
Nama Terang
Direktur
Pasal III.01.
PENJELASAN UMUM
pengadaan semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau
tidak langsung termasuk di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan
tidak disebutkan di dalam bestek tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruskah
109
a. Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari :
c. Instalasi Telepon
d. Instalasi Komputer
b. Perapian Delatsi
e. Pavingisasi
f. Saluran
g. Landscaping
3. Pekerjaan prasarana
1. Pekerjaan instalasi listrik yang terdiri dari pekerjaan titik lampu, titik stop kontak dan
lampu-lampunya juga dan sub panel, serta stop kontak daya pada semua ruang.
2. Instalasi air bersih dan air kotor termasuk instalasi air bersih untuk halaman.
Pasal III.02
110
TEMPAT KEGIATAN
111