Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TUGAS

PERENCANAAN DERMAGA
“PERENCANAAN KONSTRUKSI DERMAGA”

DOSEN PENGAJAR :
Dr.Eng. Ir. Arthur Thambas, MT

OLEH :
RENEE B. TAMBAJONG
18021101048

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MANADO
2021
KARTU ASISTENSI
NAMA : Renee B. Tambajong
NIM : 18021101048

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF


1 Senin , 15 November
2021

Dosen Pengajar

Dr.Eng. Ir. A. Thambas, MT


PERENCANAAN KONSTRUKSI DERMAGA

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas pelabuhan adalah :
Tabel 6 – Data Jenis Kapal yang Direncanakan Akan Berlabuh
PASSENGER CARGO ORE DRY BULK
CARRIER
DATA
30000 GT 3000 DWT 10000 DWT 15000 DWT
Panjang Kapal 250 m 94 m 142,5 m 157 m
Lebar 31 m 15 22,6 m 20,7 m
Draft Kapal 9,1 6,0 m 8,1 m 9,0 m
Clearance 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m 0,5 – 1,0 m

1) Rencana Kedalaman Perairan


Rencana kedalaman perairan disesuaikan dengan ukuran kapal yang akan
menggunakan pelabuhan tersebut. Pada umumnya kedalaman air dasar kolam
pelabuhan berdasarkan full loaded draft (maximum draft).
Dari kapal yang tertambat dengan jarak aman / ruang bebas (clearance) sebesar
0,8 – 1,0 m di bawah lunas kapal.
Taraf dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 m di atas air pasang sesuai dengan
besarnya kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Karmadibrata, hal 310).

MHW Taraf Dermaga (0,5 – 1,5) m

Pasang Surut = 1 m
MLW

Sarat kapal Sarat kapal


(draft) (draft)

Clearance (0,8 – 1,0) m

Gambar 11 - Dimensi kedalaman kolam pelabuhan


Data yang digunakan adalah data kapal yang paling maksimum, sehingga untuk
panjang dan lebar kapal akan digunakan data kapal penumpang (passenger) sedangkan
untuk data sarat kapal digunakan data dry bulk :
o Sarat kapal : 9,0 m
o Clearance : 1,0 m
Kedalaman perairan :
h = Sarat kapal + beda pasang surut + clearance + ⅓ tinggi ombak
= 9,0 m + 1,0 m + 1.0 m + (⅓ * 1,25 m)
= 11,4125 m

Muka air

Sarat kapal
(draft)
9m

H = 11,4125

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut : 1,0 m
Gelombang : ⅓ * 1.25 = 0.4125

Clearance (1,0) m

Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 11,4125 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 11,4125 m + free board (= 1m)
= 12,4125 m

Dermaga Free Board 1


Muka air

H = 12,4125 Sarat kapal


(draft)
9,0 m

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut : 1,0 m
Gelombang : ⅓ * 1.25 m = 0,4125

Clearance (1,0) m

Elevasi Pengerukan Alur


2) Lebar Alur Pelayaran
Alur pelayaran yang dalam hal ini menggunakan dua jalur untuk melayani
kapal yang akan masuk ke kolam pelabuhan. Dalam perencanaan ini, kapal dengan
lebar terbesar yang akan beroperasi adalah Passenger : 30000 DWT = 31 m.
i. Menghitung lebar alur untuk 2 jalur

Gambar 12 – Sketsa Alur Pelayaran Dua Arah


Lebar kapal (B) = 31 m
Panjang kapal (L) = 250 m
ii. Untuk lebar alur pelayaran dipakai rumus :
L = 1,5 B + (1,2 s/d 1,5 ) B + 30,00 + (1,2 s/d 1,5 ) B + 1,2 B
(Sumber : ”Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 341)
L = 1,5 (31 m) + 1,5 (31 m) + 30,00 + 1,5 (31 m) + 1,2 (31 m)
= 206,70 m
Untuk memutar kapal dipakai rumus :
d = 1,50 L = 1,50 * 206,70 m = 310,050 m
R = 0,75 L = 0,75 * 206,70 m = 155,025 m

Gambar 13 – Sketsa Tampak Atas untuk Pelabuhan


3) Rencana Tambatan / Panjang Dermaga dan Lebar Dermaga
Rumus untuk menghitung panjang dermaga adalah sebagai berikut :

dimana,
Lp = panjang dermaga
Loa = panjang kapal yang ditambat
n = jumlah kapal yang ditambat

Gambar 14 – Dimensi Dermaga


(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal. 214 - 215)

Ada 4 jenis kapal yang direncakan akan berkunjung, sehingga perencanaan jumlah
tambatan harus dihitung sesuai kebutuhan.
• Tambatan Passenger 30000 GT
Data penumpang yang diramalkan/tahun = 8.000.000 org/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 8.000.000/30000 = 266,67 ~ 267 kapal
Jumlah kapal/hari : 267/315 = 0,848 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah
• Cargo 3000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 1.000.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 500.000/3000 = 166,7 ~167 kapal
Jumlah kapal/hari : 167/315 = 0,5 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah
• Ore Carrier 10000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 800.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 800.000/10000 = 80 kapal
Jumlah kapal/hari : 80/315 = 0,25 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah
• Dry Bulk 15000 DWT
Data tonase yang diramalkan/tahun = 750.000 ton/tahun
Jumlah kapal yang berkunjung/tahun : 750.000/15000 = 50 kapal
Jumlah kapal/hari : 50/315 = 0,16 kapal ~ 1 kapal
Jumlah tambatan yang dibutuhkan = 1 buah

Dari hasil perhitungan, tambatan untuk kapal penumpang (passenger) membutuhkan 1


tambatan khusus, sedangkan untuk kapal jenis cargo, ore carrier dan dry bulk intensitas
kapal per harinya sangat sedikit, sehingga diambil keputusan untuk membuat 1 tambatan
untuk ketiga jenis kapal tersebut. Total tambatan yang akan dibuat adalah 2.
a. Panjang Dermaga

d = 2 * 250 m + (2 + 1) * * 250 m
d = 575 m ≈ 580 m
Keterangan :
1 tahun = 365 hari (asumsi bahwa jumlah hari kerja selama 1 tahun = 315
hari)
b. Lebar Dermaga
Dalam merencanakan lebar dermaga banyak ditentukan oleh kegunaan dari
dermaga tersebut, ditinjau dari jenis volume barang yang mungkin ditangani
pelabuhan / dermaga tersebut. Diambil lebar dermaga 20 m untuk jalan
kendaraan dan gudang barang.

Kesimpulan :
Jadi, panjang total dermaga = 580 m dan lebar dermaga = 20 m

6) Rencana Jalan
Pada perencanaan penempatan jalan, intersection dari setiap jalur jalan dibuat
minimal, baik untuk jenis kendaraan yang sama maupun yang berbeda, misalnya
untuk tipe II dan Forklit.
Jalan untuk masuk kepelabuhan dibuat 2 jalur agar arus lalu lintas tetap lancer
dalam pelayanan penumpang maupun pengangkutan barang-barang yang keluar
masuk pelabuhan. Apabila dalam pelabuhan terdapat rencana jalan kereta api,
diusahakan tidak mangganggu jalur lalu-lintas yang lain.

4) Pengerukan
Pengerukan diperlukan bila perairan di lokasi pelabuhan lebih kecil (dangkal)
dari kedalaman perairan rencana sesuai dengan ukuran kapal yang akan berlabuh.
Untuk tugas ini tidak dilakukan pengerukan karena lokasi dermaga diambil sesuai
kedalaman rencana yaitu kedalaman 12,4125 m.

7) Perlengkapan Dermaga
Untuk seluruh pelabuhan, baik pelabuhan umum, pelabuhan cargo, maupun
pelabuhan lainnya diperlukan perlengkapan baik untuk usaha pengawasan maupun
pemeliharaaan. Guna keperluan itu, maka perlu adanya :
a. Kantor- kantor yang meliputi :
o Kantor Syahbandar
o Kantor Bea Cukai
o Kantor Kesehatan
o Kantor Imigrasi
o Kantor Buruh Pelabuhan
o Kantor Pelabuhan
b. Fasilitas-fasilitas pendukung, yang meliputi
:
o Suplai Air Bersih
o Suplai Listrik
o Jaringan Telekomunikasi Suplai
o Bahan Bakar Minyak Fasilitas
o Pemadam Kebakaran Drainase dan
o Pembuangan Sampah
c. Prasarana pendukung lainnya :
o Jaringan Jalan Raya dan Jalan Kereta Api
o Kapal-kapal Kerja
o Fasilitas Perbaikan Kapal
o Dll
TUGAS B

PEMILIHAN TIPE / BENTUK


STRUKTUR TAMBATAN

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan
menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan
penumpang.

Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani
(dalam tugas ini dermaga yang melayani penumpang dan barang seperti ; barang potongan
dan peti kemas), ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah
dasar laut dan yang paling penting adalah tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan
yang paling ekonomis.

Pada tugas ini perencanaan struktur tambatan / dermaga menggunakan material


beton bertulang yang dihitung dengan pengaruh beban luar.
Beban luar yang bekerja terdiri atas 2 komponen, yaitu :
a. Gaya / beban horizontal, ini merupakan reaksi dari FENDER
b. Gaya / beban vertikal, semua beban yang ada di atas dermaga

Struktur penahan direncanakan terdiri atas konstruksi kelompok tiang pancang (pile
group) dan tembok penahan tanah (retaining wall). Dalam perencanaan, poer dan plat
lantai dermaga ditahan oleh kelompok tiang pancang.
PERHITUNGAN GAYA - GAYA
YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

1) Wind Pressure (Akibat Angin)


Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan
gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin
menuju ke dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga; sedang
jika arahnya meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat
penambat. Besar gaya angin tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan
dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

dimana,
θ = sudut antara angin dan kapal = 98o
c = koefisien tekanan arus = 1,3
A = luas proyeksi arah melintang
= (kedalaman - draft) * lebar kapal terbesar
= (12,4125 m – 9,1 m) * 31 m
= 102,688 m²
B = luas proyeksi arah memanjang
= (kedalaman - draft) * panjang kapal terbesar
= (12,4125 m – 9,1 m) * 250 m
= 828,125 m²
Jadi,

R = *1025 kg/m³ *1,3*(0,10 m/det)² * ((102,688 m² cos²(98o) + 828,125 m²


sin²(98o))
= 5423,767 kgm/det²
= 542,376 kgf

2) Current Force (Akibat Arus)


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air
juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada
dermaga dan alat penambat. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh
persamaan berikut ini :

dimana,
R = gaya akibat arus (kgf)
Ac = luas tampang kapal yang terendam air (m²)
ɣw = rapat massa air laut (1025 kg/m³)
Vc = kecepatan arus (m/det)
Cc = koefisien tekanan arus
*) Nilai Cc adalah faktor untuk menghitung gaya lateral dan memanjang.
Nilai Cc
tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman air di depan tambatan.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 223)

Untuk gaya Current Force (akibat arus) ini diambil ukuran kapal PASSENGER
30000 GT, dimana :
Panjang kapal = 250 m
Sarat kapal = 9,1 m

S = B' 9,1 m

250 m
maka,
Ac = luas tampang kapal yang terendam air
= 250 m * 9,1 m
= 2275 m²

a. Gaya arus melintang (lateral)


= 12,4125 : 9.1

= 1,36
Interpolasi

Cc =

= 3,7

Jadi,

R = 3,7 * 1025 kg/m³ * 2275 m² *

= 4378,149 kgf

b. Gaya arus memanjang (longitudinal)


Diambil nilai Cc = 0,5

R = 0,5* 1025 kg/m³ * 2275 m² *


= 594,866 kgf

3) Wave Force (Akibat Ombak)

dimana,
cMx, cMy = koefisien energi arah x dan y = 1,3
h = kedalaman = 12,4125 m
Wo = berat jenis air laut = 1025 kg/m³
H = tinggi gelombang = 1,25 m
d = sarat kapal terbesar = 9,1 m
l = panjang gelombang = 35,2 m
Fx adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah x terhadap dermaga
Fy adalah besarnya gaya akibat gelombang pada arah y terhadap dermaga

maka,

Fx =

= -1308,331 kgm

Fy =

= 9309,261 kgm

Fx = -1308,331 kgm

F =

F
=

= 9400,749 kgm

Fx = gaya akibat gelombang yang sejajar


kapal
Fy = gaya akibat gelombang yang tegak lurus
kapal
Fy = 9309,261 kgm

4) Berthing Force (Akibat Benturan Kapal)


Kapal yang akan merapat ke dermaga akan membentur struktur dermaga yang
menimbulkan getaran-getaran yang nantinya akan diserap oleh FENDER.
Besar energi yang ditimbulkan dapat dilihat dengan memakai rumus sebagai
berikut.

di mana,
E = energi kinetik
W = berat kapal
g = percepatan gravitasi
v = kecepatan kapal saat bertambat pada sudut 98 dengan tambatan
*) Untuk kapal besar biasanya kecepatan dihitung v = (7,5 - 15) cm/det dan untuk kapal
kecil diambil v = 30 cm/det.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 231 -232)

Wa
= . D² . L . Wo
W = Wa + D/T
dimana,
D = sarat kapal = 9,1 m
L = panjang kapal = 250 m
Wo = berat jenis air laut = 1,025 t/m³
D/T = berat kapal = 30000 GT
jadi,

Wa = * (9,1 m)² * 250 m * 1,025 t/m³


= 16657,749 ton

maka,
W = 16657,749 ton + 30000
= 46657,749 ton
sehingga,

E = *
= 23,781 tm
= 23781 kgm

Jadi gaya total yang bekerja dan akan di teruskan ke dermaga adalah :
F = 542,376 kg + 4378,148 kg + 594,866 kg + 9400,749 kg
= 14916.140 kg
PERENCANAAN BOLDER DAN FENDER

1) PERENCANAAN BOLDER
Bolder adalah alat pengikat. Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan
dengan menggunakan tali kealat penambat yang disebut bollard. Pengikatan ini
dimaksudkan untuk menahan gerakan kapal yang disebabkan oleh angin dan arus.
Gaya tarikan kapal pada alt penambat yang disebabkan oleh tiupan angin dan arus
pada badan kapal disebut dengan gaya tambat (mooring forces). Bollard
ditanam/diangker pada dermaga dan harus mampu menahan gaya tarikan kapal.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 222)

Bollard
Bollard digunakan selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada
kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat dermaga atau
untuk membelok/memutar terhadap ujung dermaga. Supaya tidak mengganggu
kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat
tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga. Bollard diperhitungkan untuk
memikul beban tarik lateral yang berupa momen. Beban lateral ini diteruskan pada
tiang pancang lewat poer pondasi.

Penulangan Bollard
Bollard diperhitungkan sebagai struktur yang oversteak yang memikul momen
(beban lateral). Direncanakan memikul beban tarik lateral sebesar : F = 14916.140
kg

BOLLARD

POER PONDASI

FENDER
Momen Ultimate, Mu = beban lateral * tinggi kepala bollard (0,30 m)
= 14916.140 kg * 0,30 m
= 4474,841 kgm
Faktor keamanan =3
Momen design (Mu) = 4474,841 kgm * 3
= 13424,526 kgm
= 1342452,6 kg cm
Beban sementara (KD) = 0,6 (dari PBI „71)
* b = h = D = 30 cm (direncanakan)
Tulangan disebar merata () = 0,2
Material :
a. Mutu Beton K - 225 ; ' bk = 225 kg / cm2
b. Mutu Baja U - 32 ; *au = 2780 kg / cm2
* Selimut beton = 3 cm
Dengan cara ULTIMATE, berikut rumusnya.

Cu =
= 2,33
untuk Cu = 2,33 maka  = 0,2
(Sumber : Tabel perhitungan kekuatan batas penampang beton bertulang oleh Ir.
Wiratman Wangsadinata)
di peroleh :
100q = 21,355 tm
q = 0,21355

Penulangan :

As =q.b.h.
dimana,
b.h =
=

= 706,858 cm2
maka,

As = 0,21355 * 706,858 cm2 *


= 14,661 cm2
As‟ = As
sehingga,
As total = 14,660 cm2 *2
= 29,321 cm2

Jumlah tulangan
n =

dimana diameter tulangan (D) = 19 mm


Luas = ¼ x  x (19 mm)2
= 283,529 mm2
= 2,835 cm2

n =
= 10.3426 buah ≈ 11 buah
Jadi, dipakai tulangan sebanyak 11  19 mm

Kontrol jarak tulangan :


o selimut beton (t) : 3 cm
o keliling tulangan :  . D =  . (30 - 3) cm = 84,780 cm
o jarak antar tulangan : 1/10 * 84,780 cm = 8,4780 cm
o jarak bersih > 1,5  (lihat PBI ‟71)
(8,4780 - 3) cm > 1,5 x 1,9 cm
5,4780 cm > 2,85 cm (Ok)

Tulangan pada POER


o Ukuran POER diambil : (60 * 60 * 30) cm3
o Tulangan susut minimum : 0,25% * luas beton = 0,0025 * 60 * 60 = 9 cm2

o Jumlah Tulangan (n) :


dimana, D = 14 mm
L = ¼ x  x 142
= 153,938 mm²
= 1,54 cm²

sehingga, n =

= 5,84 buah
≈ 6 buah
Jadi, dipakai tulangan 6  14 mm

o Jarak Tulangan : = cm = 18 cm

* Bagian atas dipasang tulangan 3  14


* Bagian bawah dipasang tulangan 3  14
* Tulangan pembagi digunakan 6  10

6  10
3  14

30 cm

3  14

60 cm

Tulangan pada Poer

Panjang Penyaluran
Panjang penyaluran (panjang tulangan bollard) yang masuk pada POER pondasi
dihitung menurut PBI ‟71 pasal 8.6 hal 74 untuk batang polos, berlaku :
Rumus :

dimana, D = tulangan = 19 mm = 1,9 cm


As = 283,529 mm2 = 2,835 cm2
*au = 2780 kg/cm2
‟bk = 225 kg/cm2

maka : Ld = 0,14 * > 0,013 (1,9) * 2780


= 73,558 cm > 68,666 cm (Ok)
Jadi, Ld diambil 74 cm.

Bitt
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Jarak dan
jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal diberikan dalam tabel di bawah
ini.

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 284)

2) PERENCANAAN FENDER
Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender
akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga. Gaya yang harus di tahan
oleh dermaga tergantung pada tipe dan konstruksi fender dan defleksi dermaga yang
diizinkan.
Fender juga melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan antara kapal
dan dermaga yang disebabkan oleh gerak kapal waktu merapat ke dermaga.
Fender harus dipasang sepanjang dermaga dan letaknya harus mengenai badan
kapal. Karena ukuran kapal berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi pada sisi
dermaga.
Pada perencanaan tugas ini digunakan fender dari karet (Bridgeston Super
Arch) tipe V.

Perencanaan Fender Untuk Dermaga

POSISI KAPAL
SAAT
KAPAL MEMBENTUR

FENDER

Posisi kapal saat membentur fender

Data-data yang diperlukan :


o Berat jenis air laut (Wo) = 1,025 t/m3
o Kecepatan waktu merapat (V) = 0,15 m/det

(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Bambang Triatmodjo, hal 219)

o Gravitasi bumi (g) = 9,81 m/det2


Untuk PASSANGER 30000 GT
o Panjang Kapal (L) = 230 m
o Lebar Kapal (B) = 27,5 m
o Berat Kapal (D/T) = 30000
o Sarat (D) = 8,5 m
maka,
W = Wa + DWT
= (/4 . D2 . L . Wo) + DWT
= (/4 x (9,1 m)2 * 250 m * 1,025 t/m³) + 30000
= 46657,749 ton
sehingga,

E =

= sin2 98

= 52,47 tm
dimana,
D = sarat kapal
L = panjang kapal
Wo = berat jenis air laut = 1,025 t/m³
D/T = berat kapal tonnage
W = berat seluruh kapal dengan muatannya
Wa = massa kapal yang bermuatan penuh
E = energi yang diserap

Energi yang diserap oleh sistem FENDER dan dermaga biasanya ditetapkan ½ E
atau 50% E, setengah energi lain diserap oleh kapal dan air.
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan oleh Bambang Triatmodjo)

Jadi,
EF = ½ * 52,47 tm
= 26,24 tm
Bidang Kontak waktu kapal merapat
= 0,08 * L
= 0,08 * 250 m
= 18,4 m
Fender yang digunakan direncanakan sebanyak 2 buah, dimana setiap fender
menerima beban yang sama sebesar :
tm = 13,12 tm → (digunakan fender FV006-3-1)
E fender < E fender FV006-3-1 (Energi = 14 tm)
13,12 tm < 14 tm (Ok)

Dari tabel dimensi kapasitas Fender Karet “Bridgestone Super Arch” (tipe V),
diperoleh :
A = 200 cm
B = 225 cm
C = 64,5 cm
Gaya (R) = 86 ton
Energi (E) = 14 tm
(Sumber : “Perencanaan Pelabuhan” oleh Soedjono Kramadibrata, lampiran 4.6
hal. 414)
Jarak Fender

Anda mungkin juga menyukai