Anda di halaman 1dari 75

BAB IV

PERHITUNGAN PERENCANAAN DERMAGA

4.1 Data-Data yang Dibutuhkan


a. Direncanakan jumlah kapal yang akan merapat kedermaga 2 buah kapal
b. Tipe kapal = Kapal Barang
c. Gross tonnage = 10000 Ton
d. Kecepatan merapat/sandar kapal = 0.18 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4 L ; L = Panjang kapal
e. Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.80 m
Dengan muka air relata (MSL)
f. Elevasi dasar laur pada jarak = 15 m = -10.00
Jarak dari pantai/daratan diambil 10 s.d.25 m
g. Jenis tanah pada dasar laut (Sea Bed) adalah Clay (Compressible Soil) dengan nilai SPT < 20
digunakan konstruksi dasar dermaga Tipe Tiang Panjang

Data hasil Sondir diperoleh:


P = Nilai konis tanah diambil = 45 Kg/cm2
C = Harga Cleef rata-rata = 607.5 Kg/cm2
Pada kedalaman tanah = 25 m
h. Kecepatan Arus Tegak Lurus Pantai = 0.2 Knots
i. Beban angin Tegak Lurus Pantai = 455 Kg/m2
j. Data Gelombang :a. Tinggi gelombang = 0.3 m
b. Kecepatan gelombang = 0.20 m/det
k. Koefisien Gempa = 0.15
l. Beban Hidup Mereta di Atas Dermaga = 110 Kg/m2
m. Beban truk = 9 Ton
n. Beban Crane Kup + Forkilft = 15 Ton
o. Lebar Apron = 23 m
p. Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada Perencanaan
Pelabuhan.

4.1 (1)
4.2 Perencanaan Dermaga
Untuk menghitung panjang dermaga, digunakan data kapal yang akan dilayani, yaitu kapal
barang dengan gross tonnage = 9000 Ton sebanyak 2 buah. Untuk karakteristik kapal
barang, dapat dilihat pada buku pelabuhan (Bambang Triadmojo, halaman 37, tabel 1.2)
atau pada tabel dibawah ini

Tabel 4.1 Karakteristik Kapal.


Panjang Lebar Draft
No Beban Keterangan
Loa (m) (m) (m)
1 700 58 9.7 3.7 Kapal Barang
2 1000 64 10.4 4.2 Kapal Barang
3 2000 81 12.7 4.9 Kapal Barang
4 3000 92 14.2 5.7 Kapal Barang
5 5000 109 16.4 6.8 Kapal Barang
6 8000 126 18.7 8.0 Kapal Barang
8 10000 137 19.9 8.5 Kapal Barang
9 15000 153 22.3 9.3 Kapal Barang
10 20000 177 23.4 10 Kapal Barang
11 30000 186 27.1 10.9 Kapal Barang
12 40000 201 29.4 11.7 Kapal Barang
13 50000 216 31.5 12.4 Kapal Barang
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.37)

Jadi untuk gross tonnage 1000 Ton diperoleh :


Panjang Kapal (Loa) = 137.0 m
Lebar Kapal = 19.9 m
Draft = 8.50 m

4.2 (2)
ga
ris
pa
nt
ai
Gambar 4.1 Sketsa Karakteristik Kapal Rencana
da
Sumber : (Bambang
n Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan)
ka
pa
4.2.1Panjang Dermaga
l-
ka
pa
l
ya
ng
be
rla
bu
h
be
rd
Gambar 4.2 erDimensi Wharf
et
ber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 214)
m
e
mLP = n x Loa + ( n + 1 ) x 10% x Loa
an
ja
ng
Dimana :
,
seLP = Panjang Dermaga
hi n = Jumlah Kapal
ng
gaLoa = Panjang Total Kapal
pa
(Sumber : Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214)
nj
an
gmaka,
de
Loa Loa
r LP = n x + ( n + 1 ) x 10% x
m = 2 x 137.0 + ( 2 + 1 ) x 10% x 137
ag
= 315.1 m diambil LP = 316 m
a
ad
Lebar dermaga disempurnakan untuk mempermudah dalam perhitungan per 1m panel
al
ah
4.2.2Lebar
: Dermaga
Lebar Apron = 23 m
Lebar Area Parkir = 100 m (direncanakan)
Lebar Area Bebas = 75 m (direncanakan)
Untuk perencanaan lebar apron dengan 2 jalur kendaraan maka digunakan
ad = 8.0 m (B
a
m
ba
ng
Tr
iat
m 4.2 (3)
od
jo
Gambar 4.3 Lebar Apron dengan dua lajur kendaraan
Sumber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 216)

Tabel 4.2 Penentuan Lebar Apron


ad e
6.0 15.0
7.8 12.6
9.0 10.5
10.8 9.0
12.9 7.5
Sumber : (Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan hal, 216)

Berdasarkan hasil interpolasi dari tabel diatas, didapatkan nilai


e =12.25 m (diambil lebar jalan terbesar dengan diketahui nilai ad

Rumus Umum :
d = Lp - 2 x e
2A
b =
d - e
Dimana :
A :Luas Gudang / Luas Lapangan Penumpukan Peti Kemas
L : Panjang Kapal yang ditambat
b : Lebar Gudang
a : Lebar Apron
e : Lebar Jalan

d = Lp - 2 x e
= 316.00 - 2 x 12.25
= 291.5 m

Direncananakan Luas Gudang 25000 m2, karena jumlah kapal yang akan merapat
ke dermaga 2 buah maka lebar lapangan :
2A
b =
d - e
50000
=

4.2 (4)
ba
h
de
ng
an =
jar 291.5 - 12.25
ak = 179.051 m ≈ 180 m
a
m
an
Maka lebar minimum dermaga (L) adalah :
(cl
eaL = b apron + b. Gudang + lebar jalan + Lebar Parkir
re = 23 + 180 + 12.25 + 100 + Lebar bebas
nc
e = 390.25 m ≈ 391 m + 75
se
be
sa
r
0,
8
-
1,
0
m
di
ba
w
ah
ba
nd
a
ka
pa
l.
Ja
ra
k
a
Gambar 4.4 Sketsa perencanaan
m dermaga tipe warft
an
ini
4.2.3Kedalaman Dasar Kolam Dermaga
dit
en
tu
ka
n
be
rd
as
ar
S
ka
u
Diketahui
n
m :
ke
be - Clearence = 0,8 - 1,0 m (digunakan 1,0)
rte:
nt- Taraf kapal = 0,5 - 1,5 m (digunakan 1,5)
Pe
ua
re
Sumber: (S. Krandibrata, hal 251)
n
nc
op
an
er
aa
nas
io
pe 4.2 (5)
na
la
l
Gambar 4.5 Sketsa Kedalaman Dasar Kolam Dermaga

Tinggi pasang surut (dari HWL - LWL) = 2.80 m, maka :


a HWL = 1.40 =
b MSL = 0.00 =
c LWL = -1.40 =

Maka, kedalaman kolam dermaga pada muatan maksimum dari MSL :


H = - ( LWL + Draft + Clearence )
= - ( 1.40 + 8.50 + 1.00 )
= - 10.90 m

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman kolam


dermaga adalah = - 10.90 m

4.2.4Elevasi Dermaga
Dimana, taraf dermaga (0,5 - 1,5), maka diambil yang taraf dermaga terbesar
1,5 m yang merupakan taraf dermaga maksimum.

Elevasi Dermaga = HWL + Taraf Dermaga


= 1.40 + 1.5
= 2.90 m

4.2 (6)
an merapat

4.2 (7)
4.2 (8)
4.2 (9)
4.2 (10)
4.2 (11)
4.2 (12)
4.2 (13)
4.2 (14)
4.3 Dimensi Alur (Lebar Alur di Depan dan di Luar Pelabuhan
4.3.1 Lebar Alur di Depan Pelabuhan
Lebar kapal (B) = 19.9 = 20 m
Lebar keamanan (Bk) = 1.5 x B = 1.5 x 19.9 = 30 m
Jalur gerak = 1.8 x B = 1.8 x 19.9 = 36 m
Lebar keamanan antar kapal (Bak) = 1.0 x B = 1.0 x 19.9 = 20 m

antar kapal
keamanan

keamanan
keamanan

180% B

150% B
150% B

Lebar

Lebar
Lebar

B B

1,5.B 1,8.B 1,0.B 1,8.B 1 ,5.B

tota l pa nja ng 7,6.B

Gambar 4.6 Lebar alur di depan pelabuhan


(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 153)

Sehingga, total lebar alur di depan pelabuhan :


Btotal = 2 x Bk + 2 x Jalur Gerak + Lebar Bak
= 60 + 72 + 20
= 152 m

4.3.2 Lebar Alur Luar Pelabuhan

Karena alur di luar pelabuhan maka harus lebih besar dari di depan pelabuhan agar kapal bisa
bermanuver dengan aman di bawah pengaruh gelombang arus topografi

B B

10.B

Gambar 4.7 Sketsa Lebar alur luar pelabuhan

4.3 (15)
Maka, direncanakan lebar alur di luar pelabuhan adalah 10 x B
= 10 x B
= 10 x 19.9
= 199 m

4.3.3 Kedalaman Alur Pelayaran

Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk harus cukup besar
untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan penuh.
Kedalaman air dalam alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini:

Dengan
d = Draft Kapal
d G = Gerak vertikal kapal

G karena gelombang
P R = Ruang kebebasan bersih
R P = ketelitian pengukuran
S
S = Pengendapan sedimen
K
antara dua pengerukan
K = Toleransi pengukuran
Gambar 4.8 Kedalaman alur pelayaran
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 147)

Kedalaman air total adalah :


H = d + G + R + P + S + K
dimana:
d = 8.5 + 0.3 = 8.8 m
(0,3 adalah angka koreksi min. Karena adanya salinitas dan kondisi muatan)
hbruto = Ruang kebebasan bruto
= 15% x d
= 15% x 8.5
= 1.275 m

= 0,5 m (untuk dasar laut berpasir)


R Dipakai R = 0.5 m
= 1,0 m (untuk dasar laut berkarang)
G = hbruto - R = 1.275 - 0.5 = 0.775 m
P = 10% dari draft kapal = 10% x 8.5 = 0.85 m

4.3 (16)
S = 10% dari draft kapal = 10% x 8.5 = 0.85 m
K = 10% dari draft kapal = 10% x 8.5 = 0.85 m

Catatan : Untuk memperhitungkan nilai P, S dan K digunakan faktor keamanan sebesar 10%
dari draft kapal (Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 150)

maka, Kedalaman air total adalah :


H = d + G + R + P + S + K
= 8.8 + 0.775 + 0.5 + 0.85 + 0.85 + 0.85
= 12.63 m

4.3.4 Kolam Putar (turning Basin) dan Kolam pelabuhan

Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah luasan
lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar yang
menggunakannya.

Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan kapal tunda,
luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama dengan panjang total
kapal (Loa).

(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 156)

a). Luas Kolam Putar minimum


r = 1.5 x Loa
= 1.5 x 137
= 205.5 m

A = π x r2
= 3.14 x 42230.25
= 132670.243159 m2

b). Luas Kolam Putar minimum dengan menggunakan kapal tunda


r = Loa
r = 137

A = π x r2
= 3.14 x 18769
= 58964.553 m2

c). Kedalaman kolam pelabuhan

Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena angin dan arus pasang surut,
kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti
gelombang muatan penuh di bawah elevasi rencana.
4.3 (17)
Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena angin dan arus pasang surut,
kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam seperti
gelombang muatan penuh di bawah elevasi rencana.

Tabel 4.3 Kedalaman Kolam Pelabuhan


Bobot (ton) Kedalaman (m)
3000 6.5
5000 7.5
8000 9.0
9000 9.5
10000 10.0
15000 11.0
20000 11.5
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 157)
Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk kapal barang (kapal cargo dengan bobot
9000 ton, diperoleh nilai kedalaman kolam pelabuhan= 10.0 m
Catatan :
Apabila dalam perencanaan terdapat bobot kapal yang tidak tersedia secara
langsung maka dapat diselesaikan dengan metode interpolasi

Gambar 4.9 Kolam putar (turning basin)

4.3 (18)
4.4 Perencanaan Squat

Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan kapal.
Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal dan kedalaman air

Gambar 4.10 Squat


(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan, Pelabuhan, Hal. 149)

Besar Squat dapat dihitung dengan menggunnakan rumus berikut yang didasarkan dengan
percobaan dilaboratorium (Bruun P. 1981)

Δ Fr²
z = 2.4 x x
Lpp 1- Fr²
dengan :
z = Squat
Δ = Volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp = Panjang garis Air (m)
v
Fr = Angka Froude =
g x h
v = Kecepatan (m/dtk) (dari soal)
g = Percepatan gravitasi (m/dtk2)
h = Kedalaman Air

4.4.1 Volume Air yang Dipindahkan (Δ)


W
Δ =
γ air laut
10000
=
1.025
= 9756.097561 m3

4.4.2 Panjang garis Air (Lpp)


Lpp = 0.846 x Loa 1,0193
= 0.846 x 150.6465791
= 127.447 m

4.4 (19)
4.4.3 Angka Froude (Fr)
v
Fr =
( g x h )0,5
0.2
=
( 9.81 x 8.5 )0,5
= 0.0219

Maka, nilai squat adalah :


Δ Fr²
z = 2.4 x x
Lpp2 1- Fr²
9756.097561 0.0005
= 2.4 x x
16242.739 0.9998
= 0.000692 m

Pengaruh squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung
menggunakan draft terkoreksi ditambah clearence.

Dari perhitungan sebelumnya diketahui :


- Draft kapal terkoreksi = 8.80 m
- Clearence = 1.00 m

4.4 (20)
4.5 Perencanaan Konstruksi Pelat Lantai (Apron Dermaga) dan Balok Dermaga
Diketahui :
- ɣbeton = 2400 kg/m3 = 2.4 t/m3
- ɣair = 1000 kg/m3 = 1 t/m3
- Panjang Dermaga = 316 m
- Lebar Dermaga = 391 m
- Lebar Apron = 23 m

4.5.1 Beban Mati (WDL)


● Data Perencanaan :
- Dimensi balok induk (b x h) = 0.6 x 0.9 m
- Tebal pelat (tpelat) = 0.3 m
- Tinggi genangan air hujan (hair hujan) = 0.05 m
- Tinjauan perpanel arah X dan arah Y, dengan
Lx = 4.0 m
Ly = 4.0 m

● Berat Sendiri Pelat (WDL1)


WDL1 = tpelat x ɣbeton
= 0.3 x 2.4
= 0.720 t/m2

● Berat Genangan Air Hujan (WDL2)


WDL2 = hAir Hujan x ɣair
= 0.05 x 1
= 0.050 t/m2

● Beban Mati (WDL)


WDL = WDL1 + WDL2
= 0.72 + 0.05
= 0.770 t/m2

4.5.2 Beban Hidup (WLL)


● Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga (W LL1)
WLL1 = Beban Hidup Merata Di Atas Dermaga
= 110 kg/m2
= 0.110 t/m2

4.5 (21)
● Beban Merata Akibat Tekanan Roda (WLL2)

9,8 ton 9,8 ton


10 t on 10 t on
10 t on 10 t o n

45° 45° 15 cm 45° 45° 15 cm 45° 45° 15 cm 45° 45° 15 cm

30 cm 30 cm 30 cm 30 cm

15 cm 15 cm 15 cm 15 cm

15 cm 30 cm 15 cm 15 cm 50 cm 15 cm 15 cm 30 cm 15 cm 15 cm 50 cm 15 cm

60 cm 80 cm
60 cm 80 cm

Di s t r i b u s i T e g a ng a n R oda A r a h M e ma n j a n g Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a Ar a h M e l i n t a ng Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a A r a h M e ma n j a n g Di s t r i b u s i T e g a n g a n R od a A r a h M e l i n t a n g

Distribusi Tegangan Roda Arah Memanjang Distribusi Tegangan Roda Arah Melintang

- Beban truk (P) = 9 ton


- Tinjauan luasan pembebanan = 0.6 x 0.8 m
- Beban merata akibat tekanan tiap roda (WLL2)
P
WLL2 =
A
9
=
0.6 x 0.8
= 18.750 t/m2

● Beban Crane Kup + Forklift (WLL3)


- Beban Crane Kup + Forklift (P) = 15 ton
- Tinjauan Luasan Pembebanan = 4.0 x 4.0 m
- Beban merata crane cup + forklift (WLL3)
P
WLL3 =
A
15
=
4 x 4
= 0.938 t/m2

● Beban Hidup (WLL)


Total beban hidup (WLL)
WLL = WLL1 + WLL2 + WLL2
= 0.11 + 18.75 + 0.938

4.5 (22)
= 19.798 t/m2

4.5.3 Beban Ultimate (Wult)


Maka, beban ultimate pelat dermaga (Wult)
Wult = 1.2 x WDL + 1.6 x WLL
= 1.2 x 0.770 + 1.6 x 19.798
= 32.600 t/m2

4.5.4 Perhitungan Momen Pada Pelat Dermaga

Perhitungan berdasarkan metode koefisien momen PBI 1971. Dalam hal ini setiap panel ditinjau
pada kondisi jepit sempurna

Diketahui
qu = Wult = 32.600 t/m2
Lx = 4.0 m
4.0 m
Ly = 4.0 m
Ly 4.0
= = 1.0
Lx 4.0
4.0 m
Berdasarkan tabel koefisien momen, momen di pelat persegi yang menumpu pada keempat
tepinya akibat beban merata :

Mlx = + 0.001 . qu . Lx2 . x


Untuk Ly/Lx = 1.0 Diperoleh nilai x = 21 m
Mly = + 0.001 . qu . Lx2 . x
Untuk Ly/Lx = 1.0 Diperoleh nilai x = 21 m
Mtx = - 0.001 . qu . Lx2 . x
Untuk Ly/Lx = 1.0 Diperoleh nilai x = 52 m
Mty = - 0.001 . qu . Lx2 . x
Untuk Ly/Lx = 1.0 Diperoleh nilai x = 52 m
Keterangan :
Nilai x diperoleh dari Tabel 13.3.1 Halaman 202 PBI 1971

Sehingga diperoleh :
Mlx = + 0.001 . qu . Lx2 . x
= + 0.001 . 32.600 . 16.0 . 21
= + 10.954 ton.m

4.5 (23)
Mly = + 0.001 . qu . Lx2 . x
= + 0.001 . 32.600 . 16.0 . 21
= + 10.954 ton.m

Mtx = - 0.001 . qu . Lx2 . x


= - 0.001 . 32.600 . 16.0 . 52
= - 27.123 ton.m

Mty = - 0.001 . qu . Lx2 . x


= - 0.001 . 32.600 . 16.0 . 52
= - 27.123 ton.m

4.5.5 Penulangan Pada Pelat Dermaga


● Data Perencanaan :
- b = 1000 mm (Tinjauan per meter)
- h = 300 mm
- Fy = 400 Mpa
- F'c = 30 MPa
- Tebal Selimut Beton (d) = 20 mm
- Diameter Tulangan (Øtul) = 16 mm (pada daerah lapangan)
= 22 mm (pada daerah tumpuan)

● Penulangan Pada Daerah Lapangan Arah X dan Arah Y


Karena Mlx = Mly, maka perhitungan penulangan hanya dihitung satu kali saja
- Diketahui
Mu = Mlx = Mly = 10.954 = 109536000 N.mm
b = 1000 mm (Tinjauan per meter)
h = 300 mm

- Tinggi efektif (d)


d = h - d' - 1
/2 x Øtul
= 300 - 20 - 1
/2 x 16
= 272 mm

- Rasio Kekuatan Bahan (m)


Fy
m =

4.5 (24)
m =
0.85 x F'c
400
=
0.85 x 30
= 15.686

- Koefisien Tahanan (k)


Mu
k =
Ø x b x d2
109536000
=
0.8 x 1000 x 73984
= 1.851 N/mm2

- Rasio Penulangan (ρ)


1.4
ρmin =
Fy
1.4
=
400
= 0.004

0.85 x F'c x β 600


ρb = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033

ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.033
= 0.024

1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 1.851
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.005

Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks

4.5 (25)
0.004 < 0.0048 < 0.024
maka, digunakan ρperlu = 0,005

- Luas Penulangan (As)


Ast = 1
/4 x π x Øtul2
= 1
/4 x π x 256
= 201.0619 mm2

Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.005 x 1000 x 272
= 1307.772 mm2

- Jumlah Tulangan (n)


Asperlu
n =
Ast
1307.772
=
201.0619
= 6.504 buah ≈ 7 buah

- Jarak Bersih Antar Tulangan (Sb)


b - ( d' + øp x n )
Sb =
n - 1
1000 - ( 20 + 16 x 7 )
=
7 - 1
= 144.67 mm ≈ 100.00 mm

maka, digunakan tulangan Ø16 - 100 mm

● Penulangan Pada Daerah Tumpuan Arah X dan Arah Y


Karena Mlx = Mly, maka perhitungan penulangan hanya dihitung satu kali saja
- Diketahui
Mu = Mtx = Mty = 27.1232 = 271232000 N.mm
b = 1000 mm (Tinjauan per meter)
h = 300 mm

4.5 (26)
- Tinggi efektif (d)
d = h - ds - 1
/2 x Øtul
= 300 - 20 - 1
/2 x 22
= 269 mm

- Rasio Kekuatan Bahan (m)


Fy
m =
0.85 x F'c
400
=
0.85 x 30
= 15.686

- Koefisien Tahanan (k)


Mu
k =
Ø x b x d2
271232000
=
0.8 x 1000 x 72361
= 4.685 N/mm2

- Rasio Penulangan (ρ)


1.4
ρmin =
Fy
1.4
=
400
= 0.004

0.85 x F'c x β 600


ρb = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033

ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.033
= 0.024

4.5 (27)
1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 4.685
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.013

Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.0035 < 0.0130 < 0.0244
maka, digunakan ρperlu = 0,0134

- Luas Penulangan (As)


Ast = 1
/4 x π x Øtul2
= 1
/4 x π x 484
= 380.1327 mm2

Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.013 x 1000 x 269
= 3510.179 mm2

- Jumlah Tulangan (n)


Asperlu
n =
Ast
3510.179
=
380.1327
= 9.234 buah ≈ 10 buah

- Jarak Bersih Antar Tulangan (Sb)


b - ( d' + øp x n )
Sb =
n - 1
1000 - ( 20 + 22 x 10 )
=
10 - 1
= 84.44 mm ≈ 50.00 mm

maka, digunakan tulangan Ø22 - 50 mm

4.5 (28)
4.6 Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa
4.6.1 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Mati VDL)
● Beban Plat (V1)
VDL1 = Lp x L x t x ɣbeton
= 316 x 23 x 0.3 x 24
= 52329.600 kN

● Beban Balok (VDL2)


VDL2 = ( Volume balok x . n + Volume Balok y . n ) . γbeton
Dimana :
n = Jumlah Panel Balok per Arah

Lebar Apron
n arah x = + 1
Lx
23
= + 1
4
= 7 buah

L
n arah y = + 1
Ly
316
= + 1
4
= 80 buah

Volume Balok x = b x h x Lp
= 0.6 x 0.9 x 316
= 170.640 m3

Volume Balok y = b x h x Lebar Apron


= 0.6 x 0.9 x 23
= 12.420 m3

VDL2 = ( Vx . n + Vy . n ) . γbeton
= ( 170.64 . 6.75 + 12.42 . 80 ) . 24
= 51490.080 kN

4.6 (29)
● Beban Air Hujan (VDL3)
VDL3 = Lp x Lebar apron x hair hujan x γair
= 316 x 23.0 x 0.05 x 10
= 3634.000 kN

● Total Beban Mati (VDL) = VDL1 + VDL2 + VDL3


= 52329.600 + 51490.080 + 3634.000
= 107453.680 kN

4.6.2 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Hidup VLL)


● Beban Merata Pelat (VLL1)
Beban merata pelat = Luasan (A) · Beban hidup di atas dermaga (q)
Beban hidup merata di atas dermaga (q) = 110 kg/m2 = 1.10 kN/m2
VLL1 = Lp x Lebar Apron x WLL1
= 316 x 23.0 x 1.1
= 7994.800 kN

● Beban Truk (VLL2)


VLL2 = 9 Ton
= 90 kN

● Beban Crane Kup + Forklift (VLL3)


VLL3 = 15 Ton
= 150 kN

● Total Beban Hidup (VLL) = VLL1 + VLL2 + VLL3


= 7994.80 + 90.00 + 150.00
= 8234.800 kN

maka, Beban Ultimate (Vult) = 1.2 x VDL + 1.6 x VLL


= 1.2 x 107453.680 + 1.6 x 8234.80
= 142120.096 kN

4.6.3 Perhitungan Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa (V)


● Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung (T)

Bangunan direncanakan untuk wilayah gempa 4. Menurut SNI 1726-2002, waktu getar alami
fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk
wilayah gempa tempat struktur gedung berada dan jumlah tingkatnya (n) menurut persamaan :
4.6 (30)
Bangunan direncanakan untuk wilayah gempa 4. Menurut SNI 1726-2002, waktu getar alami
fundamental (T) dari struktur gedung harus dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk
wilayah gempa tempat struktur gedung berada dan jumlah tingkatnya (n) menurut persamaan :

T < ζ x n

Dimana :
ζ = Koefisien Gempa = 0.17 (Untuk Wilayah Gempa 4)
n = Jumlah Tingkat = 1

Sehingga,
T = ζ x n
= 0.17 x 1
= 0.17

● Menentukan Koefisien Gempa Dasar (C)


Dari Grafik Respon Spektrum Gempa Rencana dengan T = 0.17
Diperoleh Nilai Koefisien Gempa Dasar (C) = 0.67 (di asumsikan tanah sedang)

Grafik Respon Spektrum Gempa Rencana


(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 22)

● Faktor Keamanan (I)

Kategori gedung dan bangunan, diperoleh nilai I untuk kategori gedung umum seperti untuk
penghunian, perniagaan dan perkantoran, mempunyai faktor keamanan (I) = 1

4.6 (31)
(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 12)
● Faktor Reduksi Gempa (R)

Dalam peraturan SNI 1726 - 2002, faktor jenis struktur diubah menjadi daktilitas struktur (μ)
dan reduksi gempa (R). Direncanakan taraf kinerja struktur gedung daktail penuh, sehingga
diperoleh :

μ = 5.3
R = 8.5

(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 15)

● Gaya Geser Gempa Horizontal (V)


C x I
V = x Vult
R
0.67 x 1
= x 142120.096
8.5

4.6 (32)
= 11202.408 kN

Tabel distribusi gaya geser horizontal akibat gaya gempa sepanjang tinggi pelabuhan dalam
arah x dan arah y
hi Vult Vult . hi Fi (xi , yi) Untuk Tiap Portal
Tingkat
(m) (kN) (kN.m) (kN) 1
/7 . Fix 1
/101 . Fiy
1 13.80 142120.096 1961257.3248 11202.408 1659.616 140.030
∑ 1961257.3248 11202.408 1659.616 140.030

● Gaya Geser Gempa Horizontal (Vi)


Fix
- Akibat beban gempa arah x (Vix) =
n kolom
1659.616
=
80
= 20.745 kN

Fiy
- Akibat beban gempa arah x (Viy) =
n kolom
140.030
=
7
= 20.745 kN

4.6 (33)
2.7 Perencanaan Dimensi Balok
A. Pembabanan Balok
• Beban Mati (WDL) = 0.77 t/m2 = 7.700 kN/m2
• Beban Hidup (WLL) = 19.798 t/m2 = 197.975 kN/m2
• Berat Sendiri Balok = bbalok x hbalok x γBeton
= 0.6 x 0.9 x 24
= 12.960 kN/m

B. Distribusi Pembebaban Balok


• Luas Segitiga (A)

2.00 m

A B

2.00 m

4.00 m
A = n x 1
/2 x a x t
= 2 x 1
/2 x 4.00 x 2.00
= 8.00 m2

• Beban Segitiga
- Beban Mati = A x WDL
= 8.00 x 7.70
= 61.600 kN

- Beban Hidup = A x WLL


= 8.00 x 197.98
= 1583.800 kN

• Reaksi Tumpuan
RAV = RBV = /2
1
x Beban Segitiga
Beban Mati = /2
1
x 61.600
= 30.800 kN
Beban Hidup = /2
1
x 1583.800

2.7 (34)
= 791.900 kN
• Momen Maksimum Ditengah Bentang (Beban Simetris)

2.00 m

A B 0.9 m
4.00 m

2.00 m
- Beban Mati
Q = n x 1
/2 x a x t x WDL
= 2 x 1
/2 x 2 x 2 x 7.70
= 30.800 kN

Mmaks = RAV x 2 - Q x 1
/3 x 2
= 30.80 x 2 - 30.80 x 1
/3 x 2
= 41.067 kN.m

- Beban Hidup
Q = n x 1
/2 x a x t x WLL
= 2 x 1
/2 x 2 x 2 x 197.98
= 791.90 kN

Mmaks = RAV x 2 - Q x 1
/3 x 2
= 791.90 x 2 - 791.90 x 1
/3 x 2
= 1055.867 kN.m

• Beban Merata Eqivalen (qek)


- Beban Mati (qek DL)
Mmax = 1
/8 x qek DL x L2
8 x Mmax
qek DL =
L2
8 x 41.067
=
16
= 20.533 kN/m'

2.7 (35)
- Beban Hidup (qek LL)
Mmax = 1
/8 x qek LL x L2
8 x Mmax
qek DL =
L2
8 x 1055.867
=
16
= 527.9333 kN/m'

Sehingga
qDL = qek DL + Berat Sendiri Balok
= 20.533 + 12.96
= 33.493 kN/m'

qLL = qek LL
= 527.9333 kN/m'

- Beban Terfaktor (qult)


qult = 1.2 x qDL + 1.6 x qLL
= 1.2 x 33.493 + 1.6 x 527.9333
= 884.885 kN/m'

2.7 (36)
• Dari Hasil Analisis menggunakan SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum, sebagai
berikut :

- Momen Tumpuan Maksimum = 1583.791 kN.m


- Momen Lapangan Maksimum = 1088.358 kN.m
- Gaya Geser (Lintang) Maksimum = 2278.855 kN
- Gaya Normal Maksimum = 4220.413 kN

C. Penulangan Balok Induk


• Perencanaan Tulangan Daerah Tumpuan
- Data Perencanaan
Mmaks = 1583.7912 kN.m = 1583791200 N.mm
Lebar Balok (b) = 600 mm
Tinggi Balok (h) = 900 mm
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 36 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 12 mm

- Tinggi Efektif Balok (d)


d = h - d' - Øs - 1
/2 x Øp
= 900 - 40 - 12 - 1
/2 x 36
= 830 mm

- Koefisien Tahanan (k)


Mmaks
k =
ϕ x b x d2
1583791200
=
0.8 x 600 x 688900
= 4.790

- Rasio Kekuatan Bahan (m)


Fy
m =
0.85 x F'c
400
=
0.85 x 30

2.7 (37)
= 15.686

- Rasio Penulangan (ρ)


1.4
ρmin =
Fy
1.4
=
400
= 0.004

0.85 x F'c x β 600


ρb = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033

ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0325
= 0.024

1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 4.790
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.013

Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.004 < 0.013 < 0.024
maka, digunakan ρperlu = 0,013

- Luas Penulangan Pokok (As)


AsD40 = 1
/4 x π x Øp2
= 1
/4 x π x 1296
= 1017.876 mm2

2.7 (38)
Asperlu = ρperlu x b x d
= 0.013 x 600 x 830
= 6662.073 mm2

- Jumlah Tulangan (n)


Asperlu
n =
Ast
6662.073
=
1017.876
= 6.545 buah ≈ 7 buah

- Jarak Tulangan (S)


b - 2 x d' - 2 x ϕs - n x ϕp
Sb =
n - 1
600 - 2 x 40 - 2 x 12 - 7 x 36
=
7 - 1
= 40.66667 mm ≈ 40 mm ≥ 25 mm ....AMAN!
Jarak minimum Antar Tulangan (Smin) = 25 mm (Ukuran Agregat Terbesar)
maka, digunakan tulangan 7Ø36

• Perencanaan Tulangan Daerah Lapangan


- Data Perencanaan
Mmaks = 1088.3576 kN.m = 1088357600 N.mm
Lebar Balok (b) = 600 mm
Tinggi Balok (h) = 900 mm
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 22 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 12 mm

- Tinggi Efektif Balok (d)


d = h - d' - Øs - 1
/2 x Øp
= 900 - 40 - 12 - 1
/2 x 22
= 837 mm

- Lebar Flens Efektif (bef)


L
b ≤

2.7 (39)
b ≤
4
4000
=
4
= 1000 mm

b ≤ b + ( 16 x hf )
= 600 + ( 16 x 300 )
= 5400 mm

b ≤ L
= 4000 mm

- Menghitung Momen Tahanan (MR)


MR = 0.8 x 0.85 x F'c x bef x hf x ( d - /2
hf
)
= 0.8 x 0.85 x 30 x 1000 x 300 x ( 837 - 150 )
= 4204440000 N.mm

Check
MR > Mu
4204440000 N.mm > 1088357600 N.mm
karena MR > Mu maka Balok T diperhitungkan sebagai balok persegi

- Koefisien Tahanan (k)


Mmaks
k =
ϕ x bef x d2
1088357600
=
0.8 x 1000 x 700569
= 1.942

- Rasio Kekuatan Bahan (m)


Fy
m =
0.85 x F'c
400
=
0.85 x 30
= 15.686

2.7 (40)
- Rasio Penulangan (ρ)
1.4
ρmin =
Fy
1.4
=
400
= 0.004

0.85 x F'c x β 600


ρb = x
Fy 600 + Fy
0.85 x 30 x 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.033

ρmaks = 0.75 x ρb
= 0.75 x 0.0325
= 0.024

1 2 x m x k
ρperlu = x 1 - 1 -
m Fy
1 2 x 15.686 x 1.942
= x 1 - 1 -
15.686 400
= 0.005

Syarat
ρmin < ρperlu < ρmaks
0.004 < 0.005 < 0.024
maka, digunakan ρperlu = 0.005

- Luas Penulangan (As)


Ast = 1
/4 x π x Øp2
= 1
/4 x π x 484
= 380.1327 mm2

Asperlu = ρperlu x bef x d


= 0.005 x 1000 x 837
= 4231.225 mm2

2.7 (41)
- Jumlah Tulangan (n)
Asperlu
n =
Ast
4231.225
=
380.1327
= 11.131 buah ≈ 12 buah

- Jarak Tulangan (S)


bef - 2 x d' - 2 x ϕs - n x ϕp
Sb =
n - 1
1000 - 2 x 40 - 2 x 12 - 12 x 22
=
12 - 1
= 57.45455 mm ≈ 57 mm ≥ 25 mm ....AMAN!
Jarak minimum Antar Tulangan (Smin) = 25 mm (Ukuran Agregat Terbesar)
maka, digunakan tulangan 12Ø22

• Perencanaan Tulangan Geser


- Data Perencanaan
Vmaks = 2278.855 kN = 2278855 N
Lebar Balok (b) = 600 mm
Tinggi Balok (h) = 900 mm
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 22 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 12 mm

- Tinggi Efektif Balok (d)


d = h - d' - Øs - 1
/2 x Øp
= 900 - 40 - 12 - 1
/2 x 22
= 837 mm

- Kekuatan Nominal Geser Penampang (ϕVc)


Vc = 1
/6 x F'c x b x d
= 1
/6 x 30 x 600 x 837
= 458443.781 N
= 458.444 kN

2.7 (42)
ϕVc = 0.6 x 458.444
= 275.066 kN

Check
ϕVc > Vmaks
275.066 kN > 2278.855 kN dibutuhkan tulangan geser

- Syarat Keseimbangan Geser


Vs > 1
/3 x (F'c)0,5 x b x d
Vmaks 1
- Vc > x F'c x b x d
ϕ 3
2278855 1
- 458443.781 > x 30 x 600 x 837
0.6 3
3339647.886 N > 916887.561 N
3339.648 kN > 916.888 kN ....AMAN!

- Digunakan Jarak Antar Tulangan Maksimum (Smaks)


Smaks = 0.5 x d
= 0.5 x 837
= 418.5 mm ≈ 400 mm
Tulangan geser yang digunakan, Ø12-400 mm

• Perencanaan Tulangan Torsi


- Data Perencanaan
Mmaks = 1088.3576 kN.m = 1088357600 N.mm
Lebar Balok (b) = 600 mm
Tinggi Balok (h) = 900 mm
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter Tulangan Torsi (ØT) = 16 mm

- Torsi Maksimum (Tmaks)


Mmaks
Tmaks =
ϕ
1088357600
=
0.6

2.7 (43)
= 1813929333 N.mm

- ϕ Tc
F'c
ϕ Tc = ϕ x x b2 x h
15
30
= 0.6 x x 360000 x 900
15
= 70984843.453 N.mm

Check
ϕTc > Tmaks
70984843.453 N.mm > 1813929333 N.mm dibutuhkan tulangan torsi

- Perhitungan Tulangan Longitudinal Torsi


ϕ Ts = Tmaks - ϕ Tc
= 1813929333 - 70984843.453
= 1742944489.88 N.mm

b1 = b - 2 x d' - Øs
= 600 - 2 x 40 - 16
= 504 mm

h1 = h - 2 x d' - Øs
= 900 - 2 x 40 - 16
= 804 mm

h1
2 +
b1
αt =
3

804
2 +
504
=
3

= 1.198 ≤ 2 ....AMAN!

2.7 (44)
b1 + h1 2 x ϕ Ts
At = x
b1 x h1 αt x ϕ x Fy
504 + 804 2 x 1742944489.88
= x
504 x 804 1.198 x 0.6 x 400
= 39121.641 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :

Perkiraan Luas At
=
Tulangan Total 4
39121.641
=
4
= 9780 mm2

As = 1
/4 x π x ØT2
= 1
/4 x π x 256
= 201.0619 mm2

Ast = 4 x As
= 4 x 201.0619
= 804.2477 mm2

Check
804.2477 < 9780 ....dapat digunakan!

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya

2.7 (45)
2.8 Perencanaan Pile Cap

Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan dan kemudahan) dalam pengerjaannya, maka pile
cap direncanakan dengan penampang yang sama. Ditinjau pile cap yang menerima beban yang
paling besar ialah pile cap yang ada di tengah bentang

Balok Arah Y

Pile Cap
4.04,6
mm
Balok Arah X

4.0 mm
4,6

4.0 m 4.0 m
4,6 m 4,6 m

Balok Arah Y

Pile Cap
2,3
2.0 mm
Balok Arah X

2,3
2.0 mm

2.0 m 2.0 m
2,3 m 2,3 m

Direncanakan Dimensi Pile Cap


• Panjang Pile Cap (LPC) = 600 mm = 0.6 m
• Lebar Pile Cap (bPC) = 600 mm = 0.6 m
• Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm = 0.25 m

2.8 (46)
Diketahui :
• ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
• ɣair = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
• Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
• Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah x dan Arah Y)
- Panjang Pelat (Lpelat) = 4 m
- Lebar Pelat (bpelat) = 4 m
- Tebal Pelat (hpelat) = 0.3 m
• Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah x dan Arah Y)
- Panjang Balok (Lbalok) = 4 m
- Lebar Balok (bbalok) = 0.6 m
- Tebal Balok (hbalok) = 0.9 m

A. Pembebanan Pile Cap (PC)


• Beban Mati (PDL)
- Beban sendiri PC (PDL1)
PDL1 = LPC x bPC x hPC x ɣbeton
= 0.6 x 0.6 x 0.25 x 24
= 2.160 kN

- Beban genangan air hujan (PDL2)


PDL2 = hAir Hujan x Lpelat x bpelat x ɣAir
= 0.05 x 4 x 4 x 10
= 8.000 kN

- Beban sendiri Pelat (PDL3)


PDL3 = Lpelat x bpelat x hpelat x ɣbeton
= 4 x 4 x 0.3 x 24
= 115.200 kN

- Beban sendiri Balok (PDL4)


PDL4 arah x = Lbalok x bbalok x hbalok - hpelat x ɣbeton
= 4 x 0.6 x 0.6 x 24
= 34.560 kN

PDL4 arah y = Lbalok x bbalok x hbalok - hpelat x ɣbeton

2.8 (47)
= 4 x 0.6 x 0.6 x 24
= 34.560 kN
PDL4 = PDL4 arah x + PDL4 arah y
= 34.56 + 34.56
= 69.120 kN

- Beban Mati (PDL)


PDL = PDL1 + PDL2 + PDL3 + PDL4
= 2.16 + 8 + 115.2 + 69.12
= 194.480 kN

• Beban Hidup (PLL)


- Beban Hidup di atas Dermaga (PLL1)
Beban Merata di atas Dermaga = 110 kg/m2
= 1.1 kN/m2

PLL1 = Beban Merata x Lpelat x bpelat


= 1.1 x 4 x 4
= 17.600 kN

- Beban Truck (PLL2)


PLL2 = 9 ton
= 90 kN

- Beban Caren Cup + Forklift (PLL3)


PLL3 = 15 ton
= 150 kN

- Beban Hidup (PLL)


PLL = PLL1 + PLL2 + PLL3
= 17.60 + 90 + 150
= 257.600 kN

• Beban terfaktor (PUlt)


Pult = 1.2 x PDL + 1.6 x PLL
= 1.2 x 194.48 + 1.6 x 257.60
= 645.536 kN

2.8 (48)
B. Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap (ϕPn maks)
• Diketahui :
- ϕ = 0.65 (Untuk Sengkang Persegi)
- F'c = 30 Mpa
- Fy = 400 Mpa
- APC = Luas penampang beton pile cap
= LPC x bPC
= 600 x 600
= 360000 mm2
- AK = Luas penampang kolom

• Rasio Penulangan (ρg)


0.01 < ρg < 0.08
Diambil ρg = 0.08

• Luas Penampang Kolom (AK)


AK = ρg x APC
= 0.08 x 360000
= 28800 mm2

• Kekuatan Maksimum Pile Cap (ϕPn maks)


Pn maks = 0.8 x 0.85 x F'c x APC - AK + Fy x AK
= 0.8 x 0.85 x 30 x 360000 - 28800 + 400 x 28800
= 15972480 N
= 15972.48 kN

ϕ Pn maks = ϕ x Pn maks
= 0.65 x 15972.48
= 10382.112 kN

Check
ϕ Pn maks > Pult
10382.112 kN > 645.536 kN ....Aman!

2.8 (49)
Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.

C. Menghitung Momen yang Terjadi Pada Pile Cap (M)


• Beban Merata Pada Pile Cap (q)
Pult
q =
L
645.536
=
4
= 161.384 kN/m
182,584kN/m'
q = 700,480 kN/m'

4.0 m 4.0 m 4.0 m


4,6 m 4,6 m 4,6 m

• Gaya yang bekerja pada Pile Cap (Vu)

Vu

- Gaya yang bekerja pada bagian pinggir


Vu = 1
/2 x q x L
= 1
/2 x 161.384 x 4
= 322.768 kN

- Gaya yang bekerja pada bagian Lengan


Vu = 1.15 x /2
1
x q x L
= 1.15 x /2
1
x 161.384 x 4
= 371.183. kN
Diperoleh nilai VuMaks = 371.183 kN

2.8 (50)
• Momen yang Terjadi Pada Pile Cap (M)
M = Vumaks x L
= 371.183 x 4
= 1484.733 kN.m
D. Perhitungan Tulangan Geser
• Perencanaan Tulangan Geser
- Data Perencanaan
Vmaks = 371.1832 kN = 371183.2 N
Panjang Pile Cap (LPC) = 600 mm
Lebar Pile Cap (bPC) = 600 mm
Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter Tulangan Pokok (Øp) = 18 mm
Diameter Tulangan Sengkang (Øs) = 10 mm

- Tinggi Efektif Balok (d)


d = h - d' - Øs - /2
1
x Øp
= 250 - 40 - 10 - /2
1
x 18
= 191 mm

- Kekuatan Nominal Geser Penampang (ϕVc)


Vc = 1
/6 x F'c x b x d
= 1
/6 x 30 x 600 x 191
= 104615.008 N
= 104.615 kN

ϕVc = 0.6 x 104.615


= 62.769 kN

Check
ϕVc > Vmaks
62.769 kN > 371.1832 kN dibutuhkan tulangan geser

- Syarat Keseimbangan Geser


Vs > 1
/3 x (F'c)0,5 x b x d
Vmaks 1
- Vc > x F'c x b x d

2.8 (51)
- Vc > x F'c x b x d
ϕ 3
371183.2 1
- 104615.008 > x 30 x 600 x 191
0.6 3
514023.658 N > 209230.017 N
514.024 kN > 209.230 kN ....AMAN!

- Digunakan Jarak Antar Tulangan Maksimum (Smaks)


Smaks = 0.5 x d
= 0.5 x 191
= 95.5 mm ≈ 50 mm
Tulangan geser yang digunakan, Ø10-50 mm

2.8 (52)
2.9 Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga

Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan
horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan
bongkar muat (Crane) dan sebagainya. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi gaya benturan
kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring
forces) yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan oleh
angin, arus dan gelombang.

A. Gaya Sandar (Berthing Forces)

Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan
mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh
dan merapat dengan sudut 10o terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
w x Vx2
E = x Cm x Ce x Cs x Cc
2 x g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 218)
Keterangan :
E = Energi benturan (ton.m)
Vx = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat membentur
dermaga (m/det)

g = Percepatan gravitasi (m/det2)


W = Displacement tonnage (ton)
Cm = Koefisien massa
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cs = Koefisien kekerasan (diambil Cs = 1,00)
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan (diambil Cc = 1,00)

Dimana:
π d
Cm = 1 + x
2 x cb B
W
Cb =
Lpp x B x d x γAir Laut

Keterangan :
Lpp = Panjang garis air (m) = 127.447 m
d = Draft kapal (m) = 8.5 m
B = Lebar kapal (m) = 20.00 m

2.9 (53)
γAir Laut = 1.025 t/m3
• Koefisien Massa (Cm)
Tabel Karakteristik Kapal

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 40)


Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilaI Displacement Tonnage (W) kapal barang dengan
Gross Tonnage = 10000 Ton adalah : W = 14000 Ton

- Koefisien Blok (cb)


W
Cb =
Lpp x B x d x γAir Laut
14000
=
127.447 x 20 x 8.5 x 1.025
= 0.630

- Koefiesien Massa (Cm)


π d
Cm = 1 + x
2 x cb B
π 8.5
= 1 + x
2 x 0.630 20
= 1.421

• Koefisien Eksentrisitas (Ce)

1
Ce =

2.9 (54)
Ce =
l 2
1 +
r
Dimana :
l = Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal
r = Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 220)
- Jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (l)
l = 1
/4 x Loa
= 1
/4 x 137
= 34.250 m

- Jari-jari putaran disekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (r)
Grafik Jari-jari Putaran di Sekeliling Pusat Berat Kapal

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 221)


Dari hasil plot nilai koefisien blok (Cb) = 0,658 , diperoleh nilai perbadingan r/L 0.237
r
= 0.237
Loa
r = 0.237 x Loa
= 0.237 x 137
= 32.469

- Koefisien Eksentrisitas (Ce)

1
Ce =
l 2
1 +
r

2.9 (55)
1
Ce =
34.25 2
1 +
32.469
= 0.473

- Kecepatan Kapal Saat Merapat (Vx)


Vx = V x sin 10
= 0.2 x sin 10
= 0.035 m/det

- Energi Benturan (E)


w x Vx2
E = x Cm x Ce x Cs x Cc
2 x g
14000 x 0.0012
= x 1.421 x 0.473 x 1 x 1
2 x 9.81
= 0.579 ton.m

B. Gaya Tambat (Mooring Forces)


• Gaya Akibat Angin (Rw)
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan gerakan
kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga,
maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga. Sedangkan jika arahnya
meninggalkan dermaga, akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat.
Besarnya gaya angin tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung
dengan rumus :

- Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan ( α = 0 o )


Rw = 0.42 x Qa x Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
- Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan ( α = 180 o )
Rw = 0.50 x Qa x Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
- Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar ( α = 90 o )
Rw = 1.10 x Qa x Aw

2.9 (56)
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)

Keterangan:
Rw = Gaya akibat anging (kg)
Qa = Tekanan angin (kg/m2)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)

- Tekanan Angin (Qa)


Qa = 0.063 x V2
= 0.063 x 207025
= 13042.58 kg/m2

- Proyeksi Bidang yang Tertiup Angin (Aw)


o
Diasumsikan angin datang dari arah lebar (α = 90 ), maka proyeksi bidang yang
tertiup angin dihitung dengan melakukan pendekatan bahwa A w = B . y
Dimana :
B = Lebar Kapal = 20 m
y = Tinggi Kapal = 12 m (diasumsi)

Aw = B x y
= 20 x 12
= 240 m2

- Gaya Akibat Angin (Rw)

Diasumsikan proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70% dari luas
bagian kapal yang berada di atas permukaan air, maka gaya pada kapal yang diakibatkan
oleh angin (Rw) adalah
Rw = 1.10 x Qa x Aw x 70%
= 1.10 x 13042.58 x 240 x 70%
= 2410267.86 kg
= 2410.268 ton

• Gaya Akibat Arus (Ra)

Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat
dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut

2.9 (57)
Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat
dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut

Vc2
Ra = cc x γAir Laut x Ac x
2 x g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 223)

Keterangan:
Ra = Gaya akibat arus (kg)
Ac = Luas penampang kapal yang terendam air (m 2)
γAir Laut = 1025 kg/m3
Vc = Kecepatan arus (m/det) = 0.2 Knots = 0.103 m/det
Cc = Koefisien tekanan arus = 0.78 (perbandingan antara draft kapal dan
kedalaman air mendekati satu)
- Luas Penampang Kapal yang Terencam Air (Ac)
AC = Lpp x B
= 127.447 x 20.00
= 2548.94 m2

- Gaya Akibat Arus (RA)


Vc2
Ra = cc x γAir Laut x Ac x
2 x g
0.011
= 0.78 x 1025 x 2548.94 x
2 x 9.81
= 1097.34 kg
= 1.097 ton

2.9 (58)
2.10 Perencanaan Fender
Diketahui : Energi benturan = 0.579 ton.m
a. Energi yang diserap oleh fender dan dermaga biasanya ditentukan ½ E, setengah
energi lain diserap oleh kapal dan air sehingga :
Efender = ½ ∙ E
= ½ ∙ 0.579
= 0.289 ton.m
Tabel gaya reaksi dan energi fender Tipe A per panjang satu meter dan pada defleksi 45%.
Dari tabel dibawah, digunakan Fender yang memiliki energi serap lebih besar dari energi
fender yang berasal dari benturan kapal

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 265)

Dalam perencanaan ini, digunakan fender model KAF 200H, dengan parameter
sebagai berikut:
» Energi serap = 1.0 ton.m
» Reaksi = 15.28 ton
» Panjang fender = 4.30 m (Dengan memperhitungkan HWL dan
LWL terhadap taraf dermaga)

Kontrol : Energi serap > Energi fender


1.0 ton.m > 0.289 ton.m
Jadi, fender yang digunakan aman terhadap perencanaan dermaga. Maka
digunakan fender tipe KAF 200H.

2.10 (59)
b. Jarak antar fender
Diketahui : Kedalaman kolam dermaga = 10.90 m
Adapun jarak maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
L = 2 ∙ r2 - r - h

Dimana :
h = tinggi fender = 200 mm = 0.20 m
r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal

» Log r = -1.055 + 0.65 Log DWT


Log r = -1.055 + 0.65 . Log 10000
Log r = -1.055 + 2.6
Log r = 1.545
r = 35.08 m
maka, L = 2 ∙ r2 - r - h 2
L = 2 ∙ 35.08 2 - 35.08 - 0.20 2
= 7.48 m ≈ 8.0 m

Diambil L = 8.0 m karena jarak antar tiang = 4.0 m serta dalam


perencanaan fender harus berdiri / dipasang sejajar dengan tiang dan balok.
» Jumlah fender yang digunakan
Lp
n = + 1
L
DiketahuiPanjang dermaga (Lp) = 316.0 m
maka, Lp
n = + 1
L
316
= + 1
8
= 40.50 ≈ 41 buah fender

2.10 (60)
2.11 Perencanaan Bollard (Alat Penambat)
Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat
kebagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat
penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga.
Bitt dengan ukuran lebih besar disebut bollard yang diletakkan pada kedua ujung
dermaga atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. Bitt digunakan untuk
mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Sedangkan bollard selain untuk mengikat kapal
pada kondisi normal dan kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal
merapat ke dermaga atau untuk membelok atau memutar terhadap ujung dermaga atau
dolphin.

Agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan (bongkar muat barang) maka tinggi bollard
tidak boleh lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga. (Sumber : Perencanaan Pelabuhan,
Bambang Triatmodjo, 2010, hal 283).

Tabel Gaya Bollard dan Jarak Antar Bollard

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)

Berdasarkan tabel gaya tarik bollard dan jarak antar bollard, dengan displacement kapal
= 14000 ton, maka diperoleh :
» Gaya bolard (P) = 440.000 kN
» Jarak antar bolard = 20.000 m
Hasil Interpolasi
» Gaya bolard tegak lurus tambatan = 22.000 kN/m
» Gaya bolard sepanjang tambatan = 20.000 kN/m

Direncanakan menggunakan Bollard "Kidney Type Dock Bollard"


(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2C% 20China
%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bollard 70 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada
tabel di atas.

Adapun jumlah Bollard yang digunakan berdasarkan jumlah kapal rencana yaitu 2 buah, maka
jumlah Bollard yang digunakan juga 2 buah.

● Perencanaan Bitt
Diketahui : Jumlah kapal (n) = 2 buah
Panjang dermaga (Lp) = 316.0 m
Gross tonnage (GT) = 10000 ton

Tabel Penempatan Bitt

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)


Berdasarkan tabel penempatan bitt dengan data ukuran kapal (GRT) = 10000 ton
Diperoleh jarak maksimum antar Bitt = 25 m

» Jumlah bitt yang digunakan


Panjang dermaga
Jumlah Bitt = + 1
Jarak maksimum antar Bitt
316.00
= + 1
25
= 13.64 ≈ 14 buah bitt
» Panjang dermaga yang dilewati Biit
= (Jumlah biit - 2) ∙ jarak antara Bitt
= 14 - 2 ∙ 25
= 300 m
» Jarak Bollard antara sisi dermaga
(Panjang dermaga - panjang dermaga yang dilewati Bitt)
=
4
316.00 - 300.00
=
4
= 4.00 m
Direncanakan menggunakan Bitt tipe "Single Bitt Bollard"

(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2 C
%20China%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bitt 50 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada
tabel di atas.

2.12 Perencanaan Tiang Pancang


Diketahui :
● Lebar apron = 23.00 m
● Tebal pelat (tpelat) = 300 mm = 0.30 m
● Dimensi Balok
» Lebar balok (b) = 600 mm = 0.60 m
» Tinggi balok (h) = 900 mm = 0.90 m
● Dimensi Pile Cap (PC) :
» Lebar Pile Cap (bPC) = 600 mm = 0.60 m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm = 0.25 m
● ɣbeton = 2400 kg/m = 2.40
3 t/m3
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
● Beban ultimate pelat dermaga = 32.600 t/m2
● Gaya akibat arus = 1.097 ton
● Gaya akibat angin = 2410.268 ton
● Reaksi fender = 15.280 ton
● Gaya gempa = 20.745 kN = 2.075 ton
● Gaya bolard (P) = 440 kN = 44.000 ton

Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya vertikal dan
horizontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi dasar dermaga (Titik A)

Tabel gaya vertikal dan momen terhadap titik A


Momen ke A
No Gaya Vertikal (ton) Lengan ke A (m)
(ton.m)
1 23.00 x 0.30 x 2.40 = 16.560 0.00 0.000
2 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -12.00 15.552
3 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -8.00 10.368
4 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -4.00 5.184
5 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 0.00 0.000
6 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 4.00 -5.184
7 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 8.00 -10.368
8 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 12.00 -15.552
9 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 -10.00 73.440
10 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 -6.00 44.064
11 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 -2.00 14.688
12 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 2.00 -14.688
13 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 6.00 -44.064
14 3.40 x 0.90 x 2.40 = 7.344 10.00 -73.440
15 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 -12.00 -4.320
16 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 -8.00 -2.880
17 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 -4.00 -1.440
18 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 0.00 0.000
19 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 4.00 1.440
20 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 8.00 2.880
21 0.60 x 0.25 x 2.40 = 0.360 12.00 4.320
22 32.600 x 23.00 = 749.800 0.00 0.000
ΣV = 822.016 ΣM = 0.000

Tabel perhitungan gaya horizontal dan momen terhadap titik A

No Gaya Horizontal (ton) Lengan ke A Momen ke A (ton.m)

1 Gaya akibat Arus = 1.097 2.15 2.359


2 Gaya akibat angin = 2410.268 2.15 5182.076
3 Gaya akibat Fender = 15.280 2.15 32.852
4 Gaya akibat gempa = 2.075 2.15 4.460
5 Gaya bollard = 44.000 2.15 94.600
ΣH = 2472.720 ΣM = 5316.347

● Lebar balok melintang = 23.00 m


● Jarak antar balok melintang = 4.0 m
● Untuk pias sepanjang 4,0 m, gaya-gaya dan momen adalah :
» V = ((948.354-875.058-17.640)(4,0))+(875.058/7)+(17.640/7)
= 336.159 ton
» M = 5316.347 x 4.0
= 21265.390 ton.m
» H = 2472.720

● Perhitungan daya dukung tiang pancang


Diketahui : » Jenis tanah = Lempung (Clay)
» Nilai konis (P) = 45 kg/cm2 = 450 kN/m2
» Harga cleef (C) = 607.5 kg/cm2 = 6075 kN/m2
» Kedalaman tanah (L) = 25 m
» Beban vertikal (V) = 336.159 ton = 3361.588 kN

● Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran diameter = 300 mm


» Data tiang pancang
▪ Keliling tiang pancang (As) = 2 π r₁ = 0.942 m
▪ Luas tiang pancang (Ap) = π r₁² = 0.07069 m2
▪ Berat tiang pancang /m' = 393 kg/m
▪ Berat total tiang pancang (W) = 393 x 25 = 9825 kg
= 98.25 kN
» Ket : r₁ = 0.15 m
r₂ = 0.09 m
t = 60 mm
D₁ = 300 mm
D₂ = 240 mm
Data diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Digunakan tiang pancang berdiameter besar, untuk memperoleh daya dukung yang lebih besar

Data yang sebelumnya digunakan untuk menghitung:


» Daya dukung tiang pancang (Qp)
Qp = P x Ap
= 450 x 0.0707
= 31.808626 kN
» Daya dukung kulit tiang pancang (Qs)
Qs = C x As x L
= 6075 x 0.942 x 25
= 143138.815 kN
Qult = Qp + Qs
= 31.809 + 143138.815
= 143170.624 kN
» Daya dukung tiang (Qa)
Qult Fs = 2,5 (untuk bangunan permanen pengendalian
Qa =
Fs normal)
143170.624
=
2.5
= 57268.249561921 kN

Kontrol daya dukung :


Qa > V + W
57268.249561921 kN > 3459.838 kN

● Jumlah tiang yang mendukung dermaga tampak samping adalah 7 buah untuk panjang
24,5 m, bagian penampang tiang seperti :
» X1 = -12.00 m
» X2 = -8.00 m
» X3 = -4.00 m
» X4 = 0.00 m
» X5 = 4.00 m
» X6 = 8.00 m
» X7 = 12.00 m
∑X 2
= -12.00 2 + -8.00 2 + -4.00 2 + 0.00 2
+ 4.00 2 + 8.00 2 + 12.00 2
= 448.00 m 2

● Gaya vertikal yang bekerja pada tiang dermaga, dihitung dengan rumus :
V ∑ M.X
P = +
n ∑ X2
maka :
336.159 21265.390 x -12.00
» P1 = + = -521.586 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x -8.00
» P2 = + = -331.716 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x -4.00
» P3 = + = -141.847 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x 0.00
» P4 = + = 48.023 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x 4.00
» P5 = + = 237.892 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x 8.00
» P6 = + = 427.762 ton
7 448.00
336.159 21265.390 x 12.00
» P7 = + = 617.631 ton
7 448.00
Dari hasil perhitungan, digunakan gaya yang paling besar bekerja yaitu :
P7 = 617.631 ton

● Penulangan pondasi
Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran, diameter = 300 mm
» Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 300 2
= 70685.835 mm 2

Direncanakan rasio tulangan ρ = 2 % = 0.020


Sehingga :
» As = ρ ∙ Ag
= 0.020 ∙ 70685.835
= 1413.717 mm2
Direncanakan tulangan Ø18
» Ast = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 18 2
= 254.469 mm2
Jumlah tulangan (n)
As 1413.717
» n = = = 5.556 ≈ 6 batang
Ast 254.469
Jadi, digunakan tulangan 6Ø18

● Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang


H
T = < T = 0.7 ton
n
Dimana :
H = Gaya horizontal = 2472.720 ton
n = Jumlah tiang = 7 buah

Maka gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang adalah :


2472.720
T =
7
= 353.25 ton
Kontrol :
T = 353.25 ton > 0.7 ton

Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang diizinkan tiang, maka tiang-tiang
pancang dipancang dengan rencana kemiringan sebagai berikut

No M:1 V (ton) H (ton)


1 - -521.586 -
2 - -331.716 -
3 - -141.847 -
4 2 : 1 48.023 24.011
5 2 : 1 237.892 118.946
6 2 : 1 427.762 213.881
7 2 : 1 617.631 308.816
ΣH 665.654

Gaya horizontal yang bekerja pada tiang adalah


H - ΣH = 2472.720 - 665.654
= 1807.066

ΣH
T =
Jumlah Portal
1807.066
=
7
= 258.152 < 0.7 ton

● Menentukan panjang tiang pancang


Diketahui bahwa jenis tanah pada dasar laut adalah berlempung dengan nilai SPT = 18, maka
digunakan konstruksi dasar dermaga tipe tiang pancang
Diperoleh data hasil sondir :
» Nilai konis tanah, P = 45 kg/cm2
» Nilai kohesi, C = 607.5 kg/cm2
» Pada kedalaman tanah = 25 m

Dari hasil sondir di atas, diketahui bahwa jenis tanah pada kedalaman 25 m adalah tanah keras
sehingga telah mampu memikul seluruh beban yang terjadi di atasnya.
Namun untuk memperoleh kedalaman/panjang tiang yang efisien maka perlu perhitungan gaya
geser tiang terhadap tanah dengan data sbb :
Namun untuk memperoleh kedalaman/panjang tiang yang efisien maka perlu perhitungan gaya
geser tiang terhadap tanah dengan data sbb :
» Nilai SPT (N) = 18
» H (kedalaman pemancangan tiang pada tanah)
» Kedalaman tanah - kedalaman palung = 25 - -10.90
= 35.9 m

Luas tiang :
Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 300 2
= 70685.835 mm 2

= 0.071 m 2

Qs = 0.2 N (untuk tanah pasir atau lumpur)

Beban yang dipikul, Qu = 617.631 ton


Qs1 = Qs ∙ ∆s1
= 0.2 x 18 ∙ 0.071 x 35.9
= 9.135 ton

Sehingga kedalaman efisien tiang adalah :


Qs1
h = H - ∙ H
Qu
9.135
= 25 - ∙ 25
617.631
= 24.630 m ≈ 25 m
20000
30000
500
600
20
20
25
30
20
20
Loa
153 177
15000 20000

b
22.3 23.4
15000 20000

d
9.3 10
15000 20000

h
11 11.5
15000 20000 19200

W
20300 26600
15000 20000 10000
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
Text m Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m Text m
2 0 DEAD LinStatic -1835.128 -11.713 0 0 0 0.0749 2-1 0
2 7.77 DEAD LinStatic -1835.128 -11.713 0 0 0 91.0831 2-1 7.77
2 15.54 DEAD LinStatic -1835.128 -11.713 0 0 0 182.0913 2-1 15.54
3 0 DEAD LinStatic -4220.413 27.102 0 0 0 200.6136 3-1 0
3 7.77 DEAD LinStatic -4220.413 27.102 0 0 0 -9.971 3-1 7.77
3 15.54 DEAD LinStatic -4220.413 27.102 0 0 0 -220.5556 3-1 15.54
4 0 DEAD LinStatic -3817.019 20.996 0 0 0 168.9868 4-1 0
4 7.77 DEAD LinStatic -3817.019 20.996 0 0 0 5.844 4-1 7.77
4 15.54 DEAD LinStatic -3817.019 20.996 0 0 0 -157.2987 4-1 15.54
5 0 DEAD LinStatic -3887.227 21.785 0 0 0 173.0052 5-1 0
5 7.77 DEAD LinStatic -3887.227 21.785 0 0 0 3.7351 5-1 7.77
5 15.54 DEAD LinStatic -3887.227 21.785 0 0 0 -165.535 5-1 15.54
6 0 DEAD LinStatic -3824.525 22.422 0 0 0 176.2523 6-1 0
6 7.77 DEAD LinStatic -3824.525 22.422 0 0 0 2.031 6-1 7.77
6 15.54 DEAD LinStatic -3824.525 22.422 0 0 0 -172.1904 6-1 15.54
7 0 DEAD LinStatic -4175.171 17.191 0 0 0 149.1806 7-1 0
7 7.77 DEAD LinStatic -4175.171 17.191 0 0 0 15.6035 7-1 7.77
7 15.54 DEAD LinStatic -4175.171 17.191 0 0 0 -117.9735 7-1 15.54
8 0 DEAD LinStatic -1956.419 51.334 0 0 0 325.6264 8-1 0
8 7.77 DEAD LinStatic -1956.419 51.334 0 0 0 -73.2406 8-1 7.77
8 15.54 DEAD LinStatic -1956.419 51.334 0 0 0 -472.1076 8-1 15.54
10 0 DEAD LinStatic 0 3.638E-12 0 0 0 -9.095E-13 10-1 0
10 0.25 DEAD LinStatic 0 241.999 0 0 0 -30.2499 10-1 0.25
11 0 DEAD LinStatic -160.832 -1593.129 0 0 0 -212.3412 11-1 0
11 0.5 DEAD LinStatic -160.832 -1109.131 0 0 0 463.2241 11-1 0.5
11 1 DEAD LinStatic -160.832 -625.133 0 0 0 896.7903 11-1 1
11 1.5 DEAD LinStatic -160.832 -141.135 0 0 0 1088.3576 11-1 1.5
11 2 DEAD LinStatic -160.832 342.863 0 0 0 1037.9258 11-1 2
11 2.5 DEAD LinStatic -160.832 826.861 0 0 0 745.495 11-1 2.5
11 3 DEAD LinStatic -160.832 1310.859 0 0 0 211.0653 11-1 3
11 3.5 DEAD LinStatic -160.832 1794.857 0 0 0 -565.3635 11-1 3.5
11 4 DEAD LinStatic -160.832 2278.855 0 0 0 -1583.7912 11-1 4
12 0 DEAD LinStatic -133.73 -1941.558 0 0 0 -1363.2356 12-1 0
12 0.5 DEAD LinStatic -133.73 -1457.56 0 0 0 -513.4559 12-1 0.5
12 1 DEAD LinStatic -133.73 -973.562 0 0 0 94.3248 12-1 1
12 1.5 DEAD LinStatic -133.73 -489.564 0 0 0 460.1065 12-1 1.5
12 2 DEAD LinStatic -133.73 -5.566 0 0 0 583.8892 12-1 2
12 2.5 DEAD LinStatic -133.73 478.432 0 0 0 465.6729 12-1 2.5
12 3 DEAD LinStatic -133.73 962.43 0 0 0 105.4576 12-1 3
12 3.5 DEAD LinStatic -133.73 1446.428 0 0 0 -496.7566 12-1 3.5
12 4 DEAD LinStatic -133.73 1930.426 0 0 0 -1340.9699 12-1 4
13 0 DEAD LinStatic -112.733 -1886.594 0 0 0 -1183.6712 13-1 0
13 0.5 DEAD LinStatic -112.733 -1402.596 0 0 0 -361.3739 13-1 0.5
13 1 DEAD LinStatic -112.733 -918.598 0 0 0 218.9244 13-1 1
13 1.5 DEAD LinStatic -112.733 -434.6 0 0 0 557.2237 13-1 1.5
13 2 DEAD LinStatic -112.733 49.398 0 0 0 653.524 13-1 2
13 2.5 DEAD LinStatic -112.733 533.396 0 0 0 507.8253 13-1 2.5
13 3 DEAD LinStatic -112.733 1017.394 0 0 0 120.1276 13-1 3
13 3.5 DEAD LinStatic -112.733 1501.392 0 0 0 -509.5691 13-1 3.5
13 4 DEAD LinStatic -112.733 1985.39 0 0 0 -1381.2648 13-1 4
14 0 DEAD LinStatic -90.948 -1901.836 0 0 0 -1215.7297 14-1 0
14 0.5 DEAD LinStatic -90.948 -1417.838 0 0 0 -385.811 14-1 0.5
14 1 DEAD LinStatic -90.948 -933.84 0 0 0 202.1087 14-1 1
14 1.5 DEAD LinStatic -90.948 -449.842 0 0 0 548.0294 14-1 1.5
14 2 DEAD LinStatic -90.948 34.156 0 0 0 651.9511 14-1 2
14 2.5 DEAD LinStatic -90.948 518.154 0 0 0 513.8738 14-1 2.5
14 3 DEAD LinStatic -90.948 1002.152 0 0 0 133.7975 14-1 3
14 3.5 DEAD LinStatic -90.948 1486.15 0 0 0 -488.2778 14-1 3.5
14 4 DEAD LinStatic -90.948 1970.148 0 0 0 -1352.3521 14-1 4
15 0 DEAD LinStatic -68.526 -1854.378 0 0 0 -1180.1617 15-1 0
15 0.5 DEAD LinStatic -68.526 -1370.38 0 0 0 -373.9725 15-1 0.5
15 1 DEAD LinStatic -68.526 -886.382 0 0 0 190.2178 15-1 1
15 1.5 DEAD LinStatic -68.526 -402.384 0 0 0 512.4091 15-1 1.5
15 2 DEAD LinStatic -68.526 81.614 0 0 0 592.6013 15-1 2
15 2.5 DEAD LinStatic -68.526 565.612 0 0 0 430.7946 15-1 2.5
15 3 DEAD LinStatic -68.526 1049.61 0 0 0 26.9888 15-1 3
15 3.5 DEAD LinStatic -68.526 1533.608 0 0 0 -618.8159 15-1 3.5
15 4 DEAD LinStatic -68.526 2017.606 0 0 0 -1506.6196 15-1 4
16 0 DEAD LinStatic -51.334 -2157.564 0 0 0 -1388.6461 16-1 0
16 0.5 DEAD LinStatic -51.334 -1673.566 0 0 0 -430.8635 16-1 0.5
16 1 DEAD LinStatic -51.334 -1189.568 0 0 0 284.92 16-1 1
16 1.5 DEAD LinStatic -51.334 -705.57 0 0 0 758.7046 16-1 1.5
16 2 DEAD LinStatic -51.334 -221.572 0 0 0 990.4902 16-1 2
16 2.5 DEAD LinStatic -51.334 262.426 0 0 0 980.2768 16-1 2.5
16 3 DEAD LinStatic -51.334 746.424 0 0 0 728.0643 16-1 3
16 3.5 DEAD LinStatic -51.334 1230.422 0 0 0 233.8529 16-1 3.5
16 4 DEAD LinStatic -51.334 1714.42 0 0 0 -502.3575 16-1 4
17 0 DEAD LinStatic 0 -241.999 0 0 0 -30.2499 17-1 0
17 0.25 DEAD LinStatic 0 -1.62E-12 0 0 0 1.794E-12 17-1 0.25

Nilai Momen Max Di Tumpuan = -1583.7912


Nilai Momen Max Di Lapangan = 1088.3576
Nilai Gaya geser (lintang) Max = 2278.855
Nilai Gaya Normal Max = -4220.413

Anda mungkin juga menyukai