Anda di halaman 1dari 6

1.

Beban Berthing
Beban berthing adalah beban yang diterima dermaga saat kapal bersandar pada dermaga. Besar
berthing bergantung pada ukuran kapal. Beban berthing ini didapatkan dengan menghitung energi
berthing yang pada prinsipnya merupakan energi kinetik. Setelah didapatkan besar energi berthing
seanjutnya dilakukan pemilihan fender dan didapatkan besar beban berthing yang merupakan
reaksi fender. Fungsi beban berthing ini ialah untuk menentukan fender pada dermaga. Pers.1
digunakan untuk perhitungan beban sandar kapal.

2
𝐸𝑓 = 0.5 × 𝐶𝑚 × 𝑀𝐷 × 𝑉𝑏𝑒𝑟𝑡ℎ × 𝐶𝑒 × 𝐶𝑠 × 𝐶𝑐 Pers. 1

Keterangan:
𝐸𝑓 = energi berthing kapal (kN-m)
𝑀𝐷 = massa kapal (ton)
𝑉𝑏𝑒𝑟𝑡ℎ = kecepatan berthing (m/s)
𝐶𝑒 = faktor eksentrisitas
𝐶𝑚 = faktor virtual mass
𝐶𝑠 = faktor softness (nilai standar = 1 untuk semua kapal)
𝐶𝑐 = faktor berth configuration (nilai standar = 1 untuk semua kapal)

1.1. Energi Berthing


Perhitungan beban berthing dilakukan dengan Pers.1 yang telah dibahas sebelumnya. Berikut
perhitungan besar energi berthing akibat kapal:
1. Data kapal yang digunakan adalah 35000 DWT

Gambar 1. Ship Tables


Gambar Tables.
(Sumber: Fender Manual Trelleborg, Halaman 16)
Berdasarkan Gambar 1 didapat data kapal sebagai berikut:
𝐷𝑊𝑇 = 35000 𝑡𝑜𝑛
𝑀𝐷 = 48000 𝑡𝑜𝑛
𝐿𝑂𝐴 = 194 𝑚
𝐿𝐵𝑃 = 184 m
𝐵 = 29 m
𝐷 = 11.3 𝑚
𝐶𝐵 = 0.77

2. Perhitungan kecepatan berthing


Untuk menentukan kecepatan kapal bersandar dipengaruhi oleh DWT (Dead Weight
Tonnages) kapal dan kondisi navigasi di perairan yang dibagi menjadi 5 kondisi yaitu:
1. Easy Docking; Sheltered

2. Difficult Docking; Sheltered

3. Easy Docking; Exposed

4. Good Docking; Exposed

5. Difficult Docking; Exposed


Perairan Teluk Balikpapan merupakan perairan yang dapat dikatakan tertutup. Hal ini
karena perairan tersebut menjorok kedalam pulau bagian Kalimantan Timur. Sehingga
pada perhitungan kecepatan berthing dipilih asumsi bahwa lokasi dermaga berada pada
kondisi difficult docking; sheltered. Berdasarkan Gambar 2, maka kecepatan kapal saat
berlabuh ialah 0.16 m/s.
Gambar 2. Grafik perhitungan kecepatan kapal belabuh.

(Sumber: British Standard 6349-4:1994, Code of Practice for

Design of Fendering and Mooring System.)

3. Menentukan koefisien eksentrisitas (𝐶𝐸 )

Koefisien eksentrisitas memperhitungan energi reduksi energi akibat rotasi kapal yang
terjadi karena titik benturan tidak tegak lurus dengan pusat massa kapal. Saat suatu tititk
pada kapal pada bagian di dekat bow atau stern membentur dermaga maka akan terjadi
gerakan rotasional yang akan mereduksi energi berthing kapal. Pers. 2 digunakan untuk
menghitung nilai koefisien eksentrisitas.

𝐾 2 + 𝑅 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑦 Pers. 2
𝐶𝑒 =
𝐾 2 + 𝑅2

Keterangan:

𝐾 = Jari-jari girasi kapal yang dihitung dengan Pers. 3

𝐾 = (0.19𝐶𝐵 + 0.11)𝐿𝐵𝑃 Pers. 3


𝐿𝐵𝑃 = Length Between Perpendicular (m)

𝐶𝐵 = Koefisien block

𝑅 = Jarak titik kontak kapal dengan dermaga saat berthing dengan pusat massa kapal
(m) yang dihitung dengan Pers. 4

2
𝐿𝐵𝑃 𝐵 2

𝑅= ( − 𝑥) + ( ) Pers. 4
2 2
𝐿𝐵𝑃
𝑥 = , untuk kondisi quarter point berthing
4

𝛾 = Sudut antara titik kontak ke pusat massa dan vektor kecepatan. Ilustrasi dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Geometri kapal saat menubruk dermaga.

(Sumber: British Standard 6349-4:1994, Code of Practice for

Design of Fendering and Mooring System.)

𝑀𝐷 = Massa kapal (ton)

𝐵 = Lebar kapal (m)

𝐷 = Draft kapal (m)

𝜌𝑠𝑤 = Massa jenis air laut (ton/m3)


Dengan data pada Tabel 1, maka didapatkan nilai koefisien eksentrisitas (Ce)
sebesar 0.49.

Tabel 1. Data Perhitungan Koefisien Eksentrisitas (𝑪𝑬 )

Simbol Nilai Satuan


Cb 0.77
R 48.23 m
K 47.16 m
g 90 derajat
Ce 0.49

4. Perhitungan Koefisien Massa Hidrodinamik Pers. 5 digunakan untuk menghitung koefisien


massa hidrodinamik.

2𝐷
𝐶𝑚 = 1 +
𝐵 Pers. 5
Berdasarkan data kapal yang ada, maka didapat nilai 𝐶𝑚 sebesar 1.78.

5. Perhitungan Koefisien Kekerasan Koefisien kekerasan merupakan koefisien yang akan


memperhitungkan energi tubruk yang diserap oleh lambung kapal. Untuk dermaga dengan
jenis fender menerus di sepanjang badan kapal, nilai koefisien kekasarannya (Cs) ialah
sebesar 0.9 dan untuk dermaga jenis lainnya memiliki nilai Cs sebesar 1.0. Maka dipilih
nilai Cs sebesar 1.

6. Perhitungan Koefisien Konfigurasi Tambat (Cc) Koefisien konfigurasi tambat


memperthitungkan energi kapal yang terserap akibat adanya air antara lambung kapal dan
dinding dermaga. Untuk struktur dermaga yang terbuka memiliki nilai Cc sebesar 1. Maka
dipilih nilai Cc sebesar 1.
7. Perhitungan Faktor Keamanan (SF) Faktor keamanan merupakan faktor yang ditambahkan
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kondisi yang tidak terduga sebelumnya.
Berdasarkan PIANC: Guidelines for the Design of Fenders Systems (2002) faktor
keamanan untuk energi berlabuh kapal adalah seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Faktor Keamanan untuk Energi Berlabuh

Berdasarkan Tabel 4.2 dipilih besar faktor keamanan sebesar 1.25.

8. Perhitungan Beban Berthing Dengan data-data yang telah ditentukan pada langkah 1-6,
didapatkan nilai energi berthing sebesar 535.88 kN.m seperti pada perhitungan berikut.
2
𝐸𝑓 = 0.5 × 𝐶𝑚 × 𝑀𝐷 × 𝑉𝑏𝑒𝑟𝑡ℎ × 𝐶𝑒 × 𝐶𝑠 × 𝐶𝑐
𝐸𝑓 = 0.5 × 1.78 × 48000 × 0.162 × 0.49 × 1 × 1= 535.88 𝑘𝑁.𝑚
Bila dikalikan dengan faktor keamanan maka didapatkan besar abnormal energi berthing
sebesar:
𝐸𝑎 = 𝐸𝑓 × 𝑆𝐹 = 669.85 𝑘𝑁.

Anda mungkin juga menyukai