Anda di halaman 1dari 54

Ships Resistance

 Noverdo Saputra, S.T, M.Eng


 Noverdo.saputra@gmail.com
 Faculty of Engineering
1
Pendahuluan- Tahanan Kapal

Friction Pressure

Viscositas
Ship Shape +
Enviroment

2
Course Contents

 Chapter 1: Pendahuluan
 Chapter 2: Definisi
 Chapter 3: Jenis Tahanan
 Chapter 4: Metode perhitungan Tahanan
 Chapter 5: Prediksi Power Kapal
 Chapter 6: System Propulsi
 Chapter 7: Summary

3
Recommended Reading
 Harvald, Sv.Aa
Resistance and Propulsion of
Ship
 F.Molland
Ship Resistance and Propulsion
(Practical Estimation of Ship
Propulsive Power)
 Savitsky
Planning Hull

4
Chapter 2: Definition

5
Pengertian Tahanan Kapal
 Tahanan Kapal Adalah : Ilmu yang mempelajari gaya
gaya yang menghambat lajunya kapal

6
Chapter 3: Tipe Hambatan

7
Tipe Hambatan

Skema Hambatan Total


Hambatan Total (Rt)

Hambatan Gesek (Rf) Hambatan Tekanan (Rp)

Hambatan Tekanan HambatanGelombang (Rw)


Viskositas (Re)

HambatanViskositas (Rvis)

8
Hambatan Total
 

Dimana : Rt = Hambatan Total


ɛ = koefisien hambatan hydrodinamika kapal
s = luas permukaan kapal
v = kecepatan gerakan kapal

9
Hambatan Gesek (Rf)
  Hambatan gesek adalah hambatan yang
ditimbulkan oleh dua benda atau lebih
yang bergesekan dan arahnya
berlawanan dengan arah gerak benda

10
Pengaruh hambatan gesek pada
kapal

 Efisiensi pemakaian bahan bakar rendah

 Kecepatan kapal menjadi rendah akibat gesekan

 Apabila hambatan tinggi, maka daya mesin induk


yang dibutuhkan akan tinggi.
 

11
Cara mengatasi hambatan
gesek yang terjadi pada kapal
 Merancang bentuk badan kapal yang
streamline dan aerodinamis.
 Melakukan pengecatan lambung kapal
agar permukaannya halus.

12
HAMBATAN TEKANAN VISKOSITAS
(Rvis)

 Hambatan viskositas merupakan


hambatan yang terjadi karena adanya
efek viskositas fluida. Artinya setiap fluida
akan menghasilkan hambatan saat fluida
tersebut bergerak ataupun saat sebuah
benda lain bergerak melawan arah aliran
fluida. Besarnya hambatan akan
berbanding lurus dengan luas penampang
benda yang bersentuhan dengan fluida.
13
HAMBATAN TEKANAN VISKOSITAS
(Rvis)

 

Hambatan tekanan viskositas mempengaruhi gerak kapal,


dimana kapal akan mengalami tahanan atau hambatan dari air
laut sehingga memperlambat laju pergerakan kapal. Air laut
akan menekan badan kapal secara tegak lurus, disebut gaya
normal. Ada pula gaya yang menyinggung badan kapal sehingga
laju kapal semakin menurun. Oleh sebab gaya- gaya yang
menghambat tersebut, maka kapal memerlukan daya yang lebih
besar untuk mengatasi hambatan tekanan viskositas. Apabila
bentuk badan kapal sangat besar, maka gerak kapal akan
semakin lambat karena tahanan yang diterima oleh badan kapal
juga akan semakin besar. 14
Cara mengatasi hambatan tekanan
viskositas yang terjadi pada kapal

 Mendesain lambung kapal yang ramping dengan Cb


yang kecil.
 Mendesain bagian haluan dan buritan yang
tenggelam di dalam air menjadi lancip atau
meruncing.
 Memperkecil kekasaran lambung, terutama bagian
lambung yang mengalami persambungan pelat.
 Mendesain lambung kapal yang streamline sehingga
aliran- aliran fluida yang terbentuk teratur disekitar
lambung dan tidak menimbulkan aliran turbulen.
15
HAMBATAN TEKANAN VISKOSITAS
(Rvis)
 Perhitungan hambatan bentuk atau viskositas menggunakan
 perhitungan bilangan Reynolds yaitu : dimana :

 vs = kecepatan fluida,
 L = panjang karakteristik,
 μ = viskositas absolut fluida dinamis,
 ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
 ρ = kerapatan (densitas) fluida.

16
HAMBATAN GELOMBANG (Rw)
 Hambatan gelombang merupakan
hambatan gelombang yang di sebabkan
oleh gerakan pola gerakan kapal.Bagi
kapal-kapal yang berkecepatan rendah
dan sedang hambatan akibat timbulnya
ombak hanya sekitar 25% dari hambatan
total kapal. Sedangkan untuk kapal yang
berkacepatan tinggi hambatan
gelombang bisa mencapai 50% dari
hambatan total kapal.
17
HAMBATAN GELOMBANG (Rw)
 Rumus Hambatan Gelombang
 Hambatan gelombang Rw timbul karena adanya gelombang
yang berpengaruh pada gerakan kapal pada permukaan cairan,
sedangkan kecepatan energi gelombang (u) lebih kecil dari
kecepatan perlambatan gelombang (c).
 Kecepatan energi bergantung dari dalamnya (H) cairan, dan
berubah dalam interval :
 Untuk cairan dengan kedalaman H =` u = C
 Hambatan gelombang Rw dapat dihitung dengan tekanan
hidrodinamic (Pd) pada permukaan benda.
Rw = Pd. Cos (P,X)

18
Chapter 4:
Metode Prediksi Tahanan
Kapal (Holtrop &
Yamagata)

19
Metode Holtrop (1984)

Dalam menghitung tahanan kapal dengan


menggunakan metode holtrop ada beberapa
komponen tahanan yang harus kita tentukan.
Komponen – komponen tahanan tersebut antara lain
menentukan :
 Tahanan gesek ( Rv )

 Tahanan gelombang ( Rw )
 Perhitungan hubungan model dengan kapal (model
ship allowance) RCA

20
Metode Holtrop (1984)
RT = Rv + Rw + RCA
Rw
= ½.ρ.V .Cf0.(1+k).Stot + W + ½.ρ.V2. Stot. CA
2
W

1 R
= V 2 S tot [C f 0 (1  k )  C A ]  w W
2 W
Dimana :
ρ = Massa jenis air laut
= 1,025 ton/m3
V = Kecepatan dinas kapal
Stot = Luas permukaan basah kapal total (m2)
Cf0 = Koefisien tahanan gesek kapal
(1+k) = Koefisien karena pengaruh bentuk kapal
21
Metode Holtrop (1984)
Dalam perhitungan tahanan gesek kapal Holtrop mengunakan rumus ITTC (1957),
dimana pada rumus ini akan dihitung koefisien tahanan gesek kapal (Cfo):
0,075
Cf 
0 (logRn  2)2

Dimana :
Cfo = Koefisien tahanan gesek kapal
Rn = Bilangan Reynold
VT .L
Rn = ( Menurut ITTC - 1957 )

VT = Kecepatan Percobaan
L = Panjang kapal yang tercelup air (Lwl)
 = Koefisien kekentalan kinematis
= 1,1883.10-6 m2/s
(reff : PNA Vol II hal. 58 tabel X untuk suhu air laut 15o C ) 22
Metode Holtrop (1984)
 Stot = Total luas permukaan basah lambung kapal

(WSA) & appendages (Sapp)


 Stot = WSA + Sapp

 Sapp = Skemudi + Sboss

 Perhitungan (1+k)
(Dari PNA. Vol II. Hal 93)

(1+k1) =

23
Metode Holtrop (1984)

 LR = Length of run
 c = Koefisien bentuk bagian belakang
= 1 + 0,011Cstern

Berikut ini harga Cstern berdasarkan pada tabel PNA Vol. II hal. 91
Tabel. II.1 Koefisien Harga Cstern
Cstern -25 For pram with gondola
Cstern -10 For V-Shaped section
Cstern 0 For normal section shape
Cstern 10 For U-shaped section with hogner stern
24
Metode Holtrop (1984)
 (1+k2) = merupakan Koefisien akibat pengaruh
tonjolan pada lambung kapal di bawah permukaan
garis air
Type of appendages Value of (1+k2)
Rudder of single srew ship 1,3 to 1,5
Spade type rudder of twin screw ship 2,8
Skeg rudder of twin screw ship 1,5 to 2,0
Shaft bracket 3,0
Bossing 2,0
Bilge keel 1,4
Stabilizer fins 2,8
Shafts 2,0
Sonar dome 2,7
25
Metode Holtrop (1984)
 Hambatan Gelombang (Rw) didapat dengan
menggunakan formula (Dari PNA. Vol II. Hal 92)
 RCA = 0,006(Lwl + 100)-0,16– 0,0020 (PNA vol II hal
93)

 Untuk Fn ≤ 0,4
 C1 = 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 – iE)-1,3757

 C4 = koefisien yang tergantung pada rasio B/L 26


Metode Holtrop (1984)
 C4 = 0,2296 (B/L)0,3333  Untuk B/L ≤ 0,11

 C4 = B/L  Untuk 0,11≤ B/L ≤ 0,25

 C4 = 0,5 – 0,0625.(B/L)  Untuk B/L  0,25


 iE = Setengah sudut masuk garis air (½.31o)
 C2 = 1 (kapal dirancang tanpa bulb)

 C3 =

 AT = Luas transom yang tercelup air (V=0)


 = 1,446.Cp – 0,03.L/B  Unt L/B ≤ 12
 = 1,446.Cp – 0,36  Unt L/B > 12
27
Metode Holtrop (1984)

Nilai c5 adalah dihitung sebagai berikut :


C5 = 8,0798Cp – 13,8673Cp2 + 6,9844Cp3  Untuk Cp  0,8
C5 = 1,7301 – 0,7067.Cp  Untuk Cp  0,8
C5 = (8,0798. (0,74) – 13,8673.(0,742)+ 6,9844. (0,743))
= 1,215

c6 = -1,69385  L3/ 512


c6 = -1,69385 + (L/1/3 – 8)/2,3  512 < L3/ 1727
c6 =0  L3/> 1727
28
Chapter 5:
Metode Prediksi Tahanan
Kapal (Harvald)

29
Metode Harvald (1984)
 1. 5. ½ rV2 S =

 2. V= knots 6. L/ =
1/3

Setelah dapat nilainya


lihat grafik5.5.5-.5.5.13
 3. V = m/s 7. 103 CR = sm dgn 6
8. -
 4. V2 9. (B/T) + 0,16 (B/T – 2,5)
30
Metode Harvald (1984)
 10. Δ LCB = LCB sebenarnya – LCB
standard
 LCB Sebenarnya :

 LCB Standard: Lihat tabel 5.5.15

 11. Korelasi 103 Cr terhadap garis


penampang lihat Picture 5.5.20
31
Metode Harvald (1984)
12. Korelasi 103 Cr terhadap Haluan
13. Korelasi 103 Cr terhadap Buritan &
Anggota Badan
– Bos baling – baling = 103 Cr + 4 %103 Cr
– Braket Spons baling – baling = 103 Cr +
6,5 %103 Cr
14. –
15. Resultan 9-13
16. –
17. Coefisien Cf lihat tabel 5.5.4
32
Metode Harvald (1984)
18. Cf ’ : S1/S x Point 17
19.Coefesien hambatan berdasarkan
Panjang
3
Panjang (10 CT)
L < 100 0.4
L < 150 0.2
L < 200 0
L < 250 -0.2
L > 300 -0.3

33
Metode Harvald (1984)
20. -
21. –
22. –
23.Total Koeef Hambatan :
15+17+18+19
24 R = CT ( ½ rV2 S ) = point 5 x point 23

34
Metode Harvald (1984)

35
Chapter 6:
Metode Prediksi Tahanan
Multi Hull

36
Chapter 7:
Metode Prediksi Tahanan
Multi Hull

37
Chapter 8:
Propulsi
(Pendorong)Kapal

38
SYSTEM PENGGERAK

39
MAIN ENGINE

STEAM ENGINE

40
MAIN ENGINE

STEAM TURBIN

41
MAIN ENGINE

INTERNAL COMBUSTION

42
MAIN ENGINE

GAS TURBINE

43
MAIN ENGINE

NUCLEAR

44
TRASMISION

Daya efektif Vs
EHP

RT
THP DHP SHP BHP

H H

45
PROPULTION
FIXED PITCH PROPELLER (FPP)

46
PROPULTION
DUCTED PROPELLER (DP)

47
PROPULTION
CONTRA ROTATING PROPELLER

48
PROPULTION
OVERLAPPING PROPELLER

49
PROPULTION
CONTROLABLE PITCH PROPELLER (CPP)

50
PROPULTION
WATERJET PROPULSION SYSTEM

51
PROPULTION
CYLIOCIDAL PROPELER

52
PROPULTION
PADLE WHEEL

53
54

Anda mungkin juga menyukai