Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN & DASAR TEORI

Propeller merupakan bentuk alat penggerak kapal yang paling umum


digunakan dalam menggerakkan kapal. Sebuah propeller yang digunakan dalam
kapal mempunyai bagian daun baling – baling ( blade ) yang menjorok kearah
tertentu dari hub atau bos. Bos ini dipasang pada poros yang digerakkan oleh mesin
penggerak utama kapal.
Sebuah kapal berjalan dengan menggunakan suatu daya dorong yang dalam
istilahnya disebut sebagai thrust. Daya dorong tersebut dihasilkan oleh suatu motor
atau engine yang ditransmisikan melalui suatu poros (sistem transmisi yang banyak
digunakan) kemudian daya tersebut disalurkan ke propeller. Daya dorong yang
ditransmisikan tersebut dalam menggerakkan kapal akan sangat dipengaruhi oleh
bagaimana kita mendesain propeller itu sendiri. Semakin baik desainnya baik dari
segi bentuk, effisiensi, jumlah daun, dan lain sebagainya maka akan semakin besar
daya dorong yang akan dihasilkan.
Untuk mendesain propeller pertama-tama kita harus tahu dulu ukuran
utama daripada kapal yang akan ditentukan atau direncanakan propellernya
tersebut. Kemudian dari data itu kita menghitung tahanan total dari kapal. Dalam
laporan ini metode yang digunakan untuk menghitung tahanan total kapal adalah
metode Harvald.
Langkah-Langkah Pengerjaan Tugas Gambar

1. Pemilihan motor penggerak utama


 Perhitungan tahanan kapal.
 Perhitungan daya motor penggerak utama kapal.
 Pemilihan motor penggerak utama kapal.

2. Perhitungan dan penentuan type propeler.


 Perhitungan type propeller
 Perhitungan kavitasi
 Perhitungan dimensi gambar propeler

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 1


3. Perhitungan dan penentuan sistem perporosan
 Perhitungan diameter poros propeller
 Perhitungan perlengkapan propeller

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 2


BAB II
LANGKAH PERHITUNGAN
Tujuan dari pemilihan motor penggerak utama kapal adalah menentukan jenis
serta type dari motor penggerak utama kapal yang sesuai dengan kebutuhan kapal.
Kebutuhan ini didasarkan dari besarnya tahanan kapal yang diakibatkan oleh
beberapa faktor diantaranya dimensi utama kapal serta kecepatan dan rute kapal
yang diinginkan.

Langkah – langkah dalam pemilihan motor penggerak utama kapal antara lain :
1. Menghitung besarnya tahanan kapal.

2. Menghitung besarnya kebutuhan daya motor penggerak utama kapal.

3. Menentukan jenis dan type dari motor penggerak utama kapal.

2.1 PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL


Definisi dari tahanan kapal adalah gaya fluida yang bekerja pada kapal
sedemikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut. Pada perhitungan
tahanan, pertama ditentukan dulu koefisien masing-masing tahanan yang diperoleh
dari diagram dan tabel. Pedoman dalam perhitungan merujuk pada buku tahanan
dan propulsi kapal (Sa. Harvald)

Data utama kapal :

Nama : KM. RAJA


SAMUDRA
Tipe : TANKER

Dimensi Utama kapal :

LPP : 79,55 meter


LWL : 82,73 meter
B : 15,00 meter
H : 7,80 meter

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 3


T : 5,50 meter
Cb : 0,719
Vs : 12 Knots

Rute Pelayaran : Surabaya – Bengkulu


Radius pelayaran : 746 Nautical mil

2.1.1 UNIT DAN SIMBOL

2.1.1.1 DIMENSI UTAMA

B Breadth
H Depth
T Draft
TF Draught on fore perpendicular
TA draught on after perpendiculer
LPP Length between perpendicular
LDIS Length of displacement
P

LWL Length on water line


LOA Length over all
VS Service speed
VT Trial speed
LCB Longitudinal center of
bouyancy

2.1.1.2 KOEFISIEN UTAMA

CW Water plane
coefficient
CM Midship coefficient

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 4


CB Block coeeficient
CP Prismatic coefficient

2.1.1.3 TAHANAN METODE HARVALD DAN HOLTROP

Rn Reynold number
CF friction coefficient
Fn Froude number
CSTER Stern shape parameter
N

(1+K1 Form factor of the hull


)
S Wetted surface area
RF(1+ Viscous resistance
K1)
DBOSS Boss diameter
SBOSS Boss area
SKEMU Rudder area
DI

SAP Appendage surface area


P

(1+K2 appendage resistance factor


)eq
RAPP Appendage resistance
iE Half angle of entrance
hB Position of the centre of the transverse area ABT above the
keel
RW Wave resistance
PB Measure of the emmergence of the bow
Fni Froude number based on bulb immersion
RB Additional pressure resistance of bulbous bow near the water

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 5


FnT Froude number based on transom immersion
RTR Additional pressure resistance due to transom immersion
CA Correlation allowance coefficient
RA Model ship correlatIon resistance

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 6


2.1.2 LANGKAH PERHITUNGAN

METODE HOLTROP
a. Menghitung volume displacement

 = Lwl x B x T x Cb wl

b. Menghitung berat displacement

 =  x ρ air laut

c. Menghitung Frictional Resistance According to the ITTC Formula (RF)

a) Menghitung LR

LR = L(1-CP+0.06CPLCB/(4CP-1))

b) Menentukan nilai CSTERN sesuai dengan nilai yang ditentukan pada


tabel

Cster afterbody form


n

-25 barge shaped form

-10 V-shaped sections

0 normal shape of after body

10 U-shaped sections (with hogner stern)

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 7


c) Menghitung nilai C14 C14 = 1 + 0.011 Cstern
d) Menghitung nilai (1+K1)

(1+K1) = 0.93+0.487118 C14 (B/L)1.06806 (T/L)0.46106


(L/LR)0.121563 (L3/ )0.36486 (1-CP)-0.604247

e) Menghitung nilai S

S = L (2T+B) (√CM) (0.453 + 0.4425CB - 0.2862CM -


0.003467B/T + 0.396CWP)

+ 2.38ABT/CB

f) Menghitung nilai Rn
Rn =VxL/u
g) Menghitung nilai CF
CF = 0.075 / (Log10 Rn -2 )2

h) Menghitung Frictional Resistance According to the ITTC Formula


(RF)
RF(1+K1)= 0.5 salt water V2 CF (1+k1) S

d. Menghitung Appendage Resistance (RAPP)

Approximate 1+k2 values

1.5-3.0 rudder behind skeg

1.3-1.5 ruder behind stern

2.8 twin-screw balance


rudders

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 8


3 shaft bracket

1.5-2.0 skeg

3 strut bossing

2 hull bossing

2.0-4.0 shafts

2.8 stabilizer fins

2.7 dome

1.4 bilge keel

a) Menghitung nilai (1+K2)eq (1+K2)eq= ∑(1+k2)SAPP/∑SAPP


b) Menghitung nilai Appendage Resistance (RAPP)
RAPP = 0.5 ρ V2 SAPP (1+K2)eq CF

e. Menghitung Wave Resistance (Rw)


a) Menghitung nilai C7
B/L < 0.11 C7 = 0.229577 (B/L) 0.33334
0.11 < B/L < 0.25 C7 = B/L
B/L > 0.25 C7 = 0.5 – 0.0625 L/B
b) Menghitung nilai iE
iE = 1 + 89 exp {-(L/B)0.80856 (1-CWP)0.30484 (1-CP-0.0225LCB)0.6367
(LR/B)0.34574 (100 /L3)0.16302}

c) Menghitung nilai C1
C1 = 2223105 C73.78613 (T/B)1.07961 (90-iE)-1.37566

d) Menghitung nilai C3
C3 = 0.56 ABT1.5 / { B T (0.31(√ABT) +TF-hB)}
e) Menghitung nilai C2
C2 = exp(-1.89(√C3))

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 9


f) Menghitung nilai C5
C5 = 1-0.8 AT / (B T CM)
g) Menghitung nilai C17
C17 = 6919.3 CM-1.3346 ( /L3)2.00977 ((L/B)-2)1.40692
h) Menghitung nilai
L/B < 12 = 1.446 CP - 0.03 L/B
L/B > 12 = 1.446 CP - 0.037
i) Konstanta d d = -0.9
j) Menghitung nilai C16
CP < 0.8 C16 = 8.07981 CP - 13.8673 CP2 + 6.984388 CP4
CP > 0.8 C16 = 1.73014 – 0.7067 CP
k) Menghitung nilai m1
m1 = 0.0140407 L/T - 1.75254 1/3/L - 4.79323 B/L - C16
l) Menghitung nilai C15
L3/ 512 C15 = -1.6939
512 < L3/ < 1727 C15 = (-1.69385) + (L3/ 1/3 - 8.0) / 2.37

L3/ > 1727 C15 =0


m) Menghitung nilai m2
m2 = C15 CP2 exp (-0.1Fn-2)
n) Menghitung nilai m3
m3 = (-7.20335) (B/L)0.326869 (T/B)0.605375

o) Menghitung nilai m4
m4 = C15 0.4 exp (-0.034Fn-3.29)
p) Menghitung nilai Wave Resistance (Rw)
Fn < 0.4 RW-A0.4 = C1 C2 C5 ρ g exp { m1 Fnd + m2 cos (λ Fn-2) }
0.4 < Fn < 0.55 RW = RW-A0.4 + (10Fn - 4) ( RW-B0.55 - RW-A0.4) / 1.5
Fn > 0.55 RW-B0.55 = C17 C2 C5 ρ g exp { m3 Fnd + m4 cos ( λ Fn-2)}

f. Menghitung Additional Pressure Resistance of Bulbous Bow near the Water


Surface (RB)

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 10


a) Menghitung nilai PB
PB = 0.56 √ABT / ( TF - 1.5 hB )
b) Menghitung nilai Fni
Fni = V / √( g ( TF - hB - 0.25 √ABT ) + 0.15 V2 )

c) Menghitung nilai Additional Pressure Resistance of Bulbous Bow near the


Water Surface (RB)
RB = 0.11 exp (-3PB-2) Fni3 ABT1.5 ρ g / ( 1+ Fni2 )
g. Menghitung Additional Pressure Resistance due to Transom Immersion (RTR)
a) Menghitung nilai FnT
FnT = V / √ ( 2 g AT / ( B + B CWP ) )
b) Menghitung nilai C6
FnT < 5 C6 = 0.2 ( 1 - 0.2 FnT )
FnT 5 C6 =0

c) Menghitung nilai Additional Pressure Resistance due to Transom


Immersion (RTR)

RTR = 0.5 ρ V2 AT C6

h. Menghitung Model Ship CorrelatIon Resistance (RA)


a) Menghitung nilai C4
TF/L 0.04 C4 = TF /L
TF/L > 0.04 C4 = 0.04

b) Menghitung nilai CA
CA = 0.006 ( L + 100 ) -0.16 - 0.00205 + 0.003 √( L / 7.5 ) CB4 C2 ( 0.04 -
C4 )

i. Menghitung nilai Model Ship CorrelatIon Resistance (RA)


RA = 0.5 ρ V2 S CA

j. Menghitung Total ship Resistance (RT)


RT = RF (1+K1) + RAPP + RW + RB + RTR + RA

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 11


METODE HARVALD
a. Menghitung Volume

 = L x B x T x Cb

b. Menghitung displasement

 = L x B x T x Cb x  dimana  = masa jenis air laut ( 1.025 Kg/M3 )

c. Menghitung luas Permukaan Basah ( S )

S = 1.025 . Lpp (Cb.B + 1.7 T) ...(harvald 5.5.31, tahanan dan propulsi


kapal, hal 133)

d. Menentukan Bilangan Froude Number ( Fn )

Vs = X knot ( 1 knot = 0.5144 m/s )


g = Percepatan gravitasi standar

= 9.8 m / detik 2

Fn = Vs
gL

e. Menghitung Angka Reynold

Rn = ( Vs x Lwl) / 

v merupakan koefisien viskositas Kinematis pada 300 C = 0.000001188 m2/dt

f. Mencari koefisien tahanan gesek ( Cf )

Koefisien tahanan gesek didapat dengan rumus :

Cf = 0.075/(log Rn-2)2 ( Harvald 5.5.14, Tahanan Dan Propulsi Kapal Hal


118) ‘

g. Menentukan Harga Cr ( Kofisien tahanan sisa ) Dari Diagram

Koefisien tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui diagram Guldhammer – Harvald

Dari diagram Guldhammer dan Harvald (hal. 123 – 124) diperoleh:

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 12


A B

1. L / 1/3 = 5,0 Cr = 1,18 x 10-3

2. L / 1/3 = 5,3155 Cr =....................(interpolasi)

3. L / 1/3 = 5,5 Cr = 1 x 10-3

Diambil harga Cr :

( A2  A1 ) x( B3  B1 )
Cr ( dari interpolasi ( B1 x )
( A3  A1 )

 Rasio B/T
Bila diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2.5 maka harga
Cr untuk kapal yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil
daripada harga tersebut harus dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119 harus dikoreksi, sesuai pada buku
TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119

 Adanya penyimpangan LCB


LCB dari Tugas Rencana Garis adalah

LCB (8,80  38,9. fn)



L 100

Dimana ( Cp ) adalah 0,75


𝛿10¯3 𝐶𝑟
= Hasil dari interpolasi cp (0,70 dan 0,75)
𝛿𝐿𝐶𝐵

 Anggota badan kapal


Dalam hal ini yang perlu di koreksi adalah :

a.) Bos baling-baling


Untuk kapal penuh Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 4% sehingga :
Cr = ( 1 + 5 % ) . Cr terhadap LCB
b.) Bracket dan poros baling-baling
Untuk kapal ramping Cr dinaikkan sebesar 5-8%, diambil 7%,
sehingga :

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 13


Cr = ( 1 + 7 % ) . Cr

h. Tahanan Tambahan ( Incremental resistance )


Koefisien penambahan tahanan untuk korelasi model-kapal umumnya sebesar
Ca = 0.0004 namun pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara demikian itu
tidak selalu benar, maka diusulkan koreksi untuk pengaruh kekasaran dan pengaruh
sebagai berikut untuk kondisi pelayaran percobaan‟ Dari perhitungan awal diperoleh
displacement kapal sebesar 6907,154 ton
Displacement pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal.
132
Untuk dapat menentukan besarnya Ca, maka perlu adanya interpolasi.

i. Koeifisien tahanan udara dan tahanan kemudi


 Tahanan udara
Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui maka
disarankan untuk mengoreksi koefisien tahanan udara (TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV.AA HARVALD 5.5.26 hal 132)
Caa = 0,00007

 Tahanan kemudi
berdasarkan TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD 5.5.27 hal.
132 koreksi untuk tahanan kemudi mungkin sekitar :
Cas = 0,00004

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 14


j. Menghitung tahanan total kapal
Koefisien tahanan total kapal atau Ct, dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh
koefisien -koefisien tahanan kapal yang ada :

CT = Cr + Cf + Ca + Caa + Cas

Sehingga tahanan total :


RT = CT . 0,5 . ρ air laut x Vs² . S

Jalur pelayaran asia timur 15% - 20% ≈ diambil 20%


RT (dinas) = ( 1+20% ) x RT

2.2 PERHITUNGAN DAYA MESIN INDUK


Secara umum kapal yang bergerak di media air dengan kecepatan tertentu, maka akan
mengalami gaya hambat (resistance) yang berlawanan dengan arah gerak kapal
tersebut. Besarnya gaya hambat yang terjadi harus mampu diatasi oleh gaya dorong
kapal (thrust) yang dihasilkan dari kerja alat gerak kapal (propulsor). Daya yang
disalurkan (PD ) ke alat gerak kapal adalah berasal dari Daya Poros (PS), sedangkan
Daya Poros sendiri bersumber dari Daya Rem (PB) yang merupakan daya luaran
motor penggerak kapal.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 15


Ada beberapa pengertian mengenai daya yang sering digunakan didalam melakukan
estimasi terhadap kebutuhan daya pada sistem penggerak kapal, antara lain : (i) Daya
Efektif (Effective Power-PE); (ii) Daya Dorong (Thrust Power-PT); (iii) Daya yang
disalurkan (Delivered Power-PD); (iv) Daya Poros (Shaft Power-PS); (v) Daya Rem
(Brake Power-PB); dan (vi) Daya yang diindikasi (Indicated Power-PI).

2.2.1 UNIT dan SIMBOL

BHP Brake horse power Maximum continuous


MCR rating
MCR Brake horse power Service continuous
SCR rating
SHP Shaft horse power
DHP Delivered horse power
EHP Effective horse power
THP Trust horse power
Va advance velocity
w wake fraction
t thrust deduction factor
O efficiency propeller in open water
R relative rotative efficiency
H Hull efficiency
D Quasi propulsion efficiency
S Shaft efficiency

2.2.2 LANGKAH PERHITUNGAN

a. Menghitung perkiraan diameter propeller DMAKS < 2/3 TA


b. Menghitung wake fraction (w)
a) Menghitung nilai C8
B/TA < 5 C8 = B S / ( L D TA )
B/TA > 5 C8 = S (7 B / TA - 25 ) / ( L D ( B / TA - 3 )
b) Menghitung nilai C9

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 16


C8 < 28 C8 = C9
C8 > 28 C9 = 32 - 16 ( C8 - 24 )
c) Menghitung nilai C11

TA/D < 2 C11 = TA/D


TA/D > 2 C11 = 0.0833333 ( TA / D )3 + 1.33333

d) Menghitung nilai C19


Cp < 0.7 C19 = 0.12997 / ( 0.95 - CB ) - 0.11056 / ( 0.95 - CP
)
Cp > 0.7 C19 = 0.18567 / ( 1.3571 - CM ) - 0.71276 + 0.38648
CP

e) Menghitung nilai C20


C20 = 1 + 0.015 CSTERN
f) Menghitung nilai CP1
Cp1 = 1.45 CP - 0.315 - 0.0225 lcb

g) Menghitung nilai CV
CV = (1+K) CF + CA
h) Menghitung nilai wake fraction (w)
w = C9.C20.Cv.L/TA(0.050776+0.93405.C11.Cv / (1-Cp1)) +
0.27951.C20 √(B/(L(1-Cp1)) + C19.C20

i) Menghitung trust deducton factor (t)


t = 0.25014 ( B/L )0.2896 (√( B.T ) / D )0.2646 / (1 - CP + 0.0225

lcb )0.01762 + 0.0015 CSTERN

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 17


TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 18
BAB III
DETAIL PERHITUNGAN

3.1 METODE HARVALD


1. Menghitung Volume

 = L x B x T x Cb

= 82,73 x 15,00 x 5,50 x 0,719

= 4907,337 m3

2. Menghitung displasement

 = L x B x T x Cb x  dimana  = masa jenis air laut ( 1.025 kg/m3)

= 82,73 x 15,00 x 5,50 x 0,719 x 1,025

= 5030,02042 Tons

3. Menghitung luas Permukaan Basah ( S )

S = 1.025 . Lpp (Cb.B + 1.7 T) ...(harvald 5.5.31, tahanan dan propulsi kapal,
hal 133)

= 1.025 . 79,55 (0,719. 15 + 1,7 x 5,50)

= 12641,783 m2

4. Menentukan Bilangan Froude Number ( Fn )

Vs = 12 knot ( 1 knot = 0.5144 m/s )

= 6.173 m/s
g = Percepatan gravitasi standar

= 9.8 m / detik 2

Fn = Vs
gL

= 6,173 / (9,8 .82,73 ) 1/2

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 19


= 0,2168 m/s

5. Menghitung Angka Reynold

Rn = ( Vs x Lwl) / 

v merupakan koefisien viskositas Kinematis pada 300 C = 0.000001188 m2/dt

Rn = (6,173 x 82,73 ) /0.000001188

= 429875665 m4/s2

6. Mencari koefisien tahanan gesek ( Cf )

Koefisien tahanan gesek didapat dengan rumus :

Cf = 0.075/(log Rn-2)2 ( Harvald 5.5.14, Tahanan Dan Propulsi Kapal Hal 118)

= 0.075/(log 429875665– 2)2

= 0,001704

7. Menentukan Harga Cr ( Kofisien tahanan sisa ) Dari Diagram

Koefisien tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui diagram Guldhammer - Harvald
dengan hasilnya adalah sebagai berikut

L / 1/3 = 4,868

Fn = 0,2168

 = 0,719 Koefisient Prismatik


Dari diagram Guldhammer dan Harvald (hal. 123 – 124) diperoleh:

A B

1. L / 1/3 = 4,5 Cr = 1,45 x 10-3

2. L / 1/3 = 4,868 Cr = 1,31924 x 10-3 (interpolasi)

3. L / 1/3 = 5,0 Cr = 1,1 x 10-3

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 20


Diambil harga Cr :

( A2  A1 ) x( B3  B1 )
Cr 0.00131924 ( dari interpolasi ( B1 x )
( A3  A1 )

 Rasio B/T
Bila diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2.5 maka harga
Cr untuk kapal yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil
daripada harga tersebut harus dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119 harus dikoreksi, sesuai pada buku
TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119

B/T = 15,00/5,50

= 2,727

103Cr = 103Cr(standart) + 0.16 ( B/T – 2,5 )

103Cr = 1,31924 + 0.16 ( 2,727 – 2,5 )

Cr = 0.00135556

 Adanya penyimpangan LCB


LCB dari Tugas Rencana Garis adalah

LCB = e% x Ldisp e% = 0,3 %

= 0,3 % x 81,14 Ldisp = 81,14

= 0,243 m

LCB (standar) = 0,1 % x 82,73

= 0,08273 m

∆LCB = LCB - LCB (standar)

= 0,243 - 0,08273

= 0,16027 m

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 21


Dimana ( Cp ) adalah 0,724 maka dilakukan interpolasi antara 0,70 dan 0,75
𝛿10¯3 𝐶𝑟
𝛿𝐿𝐶𝐵
= 0,238 dari interpolasi cp (0,70 dan 0,75)

3
10³Cr = 10³Cr (standar) + 𝛿10¯
𝛿𝐿𝐶𝐵
𝐶𝑟
. |∆LCB|
10³Cr = 1,35556 + ( 0,238 . 0,16027)
Cr = 0,0013964
 Anggota badan kapal
Dalam hal ini yang perlu di koreksi adalah :
a) Bos baling-baling
Untuk kapal penuh Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 4% sehingga :
Cr = ( 1 + 4 % ) . Cr terhadap LCB
= ( 1 + 4 % ) . 0,0013964
= 0,001464

b) Bracket dan poros baling-baling


Untuk kapal ramping Cr dinaikkan sebesar 5-8%, diambil 7%, sehingga :
Cr = ( 1 + 7 % ) . Cr
= ( 1 + 7 % ) . 0,001464
= 0,0015665

8. Tahanan Tambahan ( Incremental resistance )


Koefisien penambahan tahanan untuk korelasi model-kapal umumnya sebesar Ca
= 0.0004 namun pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara demikian itu
tidak selalu benar, maka diusulkan koreksi untuk pengaruh displacement terhadap
tahanan tambahan sebagai berikut. Dari perhitungan awal diperoleh displacement
kapal sebesar 8038,4805 ton.
Displacement pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD
hal. 132 yaitu :

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 22


Displacement Ca
1000 0,0006
5030,0204 ?
10000 0,0004

Hasil Ca untuk displacement 5030,0204 ton adalah sebagai berikut :


Ca = 0,0005104 (dari interpolasi tabel di atas)

9. Koeifisien tahanan udara dan tahanan kemudi


 Tahanan udara
Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui maka
disarankan untuk mengoreksi koefisien tahanan udara (TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV.AA HARVALD 5.5.26 hal 132)
Caa = 0,00007
 Tahanan kemudi
berdasarkan TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD 5.5.27
hal. 132 koreksi untuk tahanan kemudi mungkin sekitar :
Cas = 0,00004

10. Menghitung tahanan total kapal


Koefisien tahanan total kapal atau Ct, dapat ditentukan dengan menjumlahkan
seluruh koefisien -koefisien tahanan kapal yang ada :
CT = Cr + Cf + Ca + Caa + Cas
= 0,0015665+ 0,001704+ 0,0005104 + 0,00007 + 0,00004
= 0,003891

Sehingga tahanan total :


RT = CT . 0,5 . ρ air laut x Vs² . S
= 0,003891. 0,5 . 1025 . 6,173² . 1641,783
= 1247283 N
= 124,7283 kN

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 23


Jalur pelayaran Asia Tenggara 15% - 20% ≈ diambil 20%
RT (dinas) = (1 + 20% ) x RT
= (1 + 20% ) x 124,7283
= 149,674 kN

3.1.1 PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA


Setelah harga dari tahanan kapal diperoleh, maka kita dapat menentukan secara
kasar (draft) nilai untuk besarnya daya motor penggerak utama yang diperlukan.
Langkah langkah yang harus dilakukan ialah sebagai berikut :

1. Menghitung Daya Efektif Kapal (EHP)

Perhitungan daya efektif kapal (EHP) menurut buku TAHANAN DAN PROPULSI
KAPAL SV. AA HARVALD hal. 135

EHP = RT (dinas) x Vs

= 149,674 x 6,173

= 923,9376 kW

= 1239,0206 Hp (1 kW = 1,34102 HP)

2. Menghitung Wake Friction (W)

Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w
adalah

W = 0,5 Cb – 0,05

= 0,5 x 0,719 – 0,05

= 0,3095

3. Menghitung Thrust Deduction Factor (T)

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu

t=kxw nilai k antara 0,7 – 0,9 diambil k = 0,9

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 24


= 0,9 x 0,3095

= 0,2786

4. Menghitung Speed Of Advance (Va)

Va = ( 1- w ) x Vs

= ( 1 – 0,3095) x 6,173 m/s

= 4,2624 m/s

5. Menghitung Efisiensi Propulsif

a) Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

Harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1.02-1.05.
pada perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga ηrr
sebesar =1,03

b) Efisiensi Propulsi (ηp)

Nilainya antara 40 -70 % dan diambil 45 %

c) Efisiensi Lambung (ηH)

(ηH) = ( 1- t ) / ( 1- w)

= (1- 0.2786)/(1-0,3095)

= 1.045

d) Koefisien Propulsif (Pc)

(Pc) = ηrr x ηp x ηH

= 1.03 x 45 % x 1.045

= 0.4844

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 25


6. Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (DHP)

Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya
efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :

DHP = EHP/Pc

= 1239,0207 / 0.4844

= 2557,85 Hp

7. Menghitung Daya Dorong (THP)

THP = EHP/ Η

= 1239,0207 / 1.045

= 1185,666 Hp

8. Menghitung Daya Pada Poros Baling-Baling (SHP)

Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan mengalami
losses sebesar 2%,sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah
midship kapal mengalami losses sebesar3%. Pada perencanaan ini kamar mesin di
bagian belakang sehingga mengalami losses atau efisiensi transmisi porosnya
(ηsηb) sebesar = 0.98

SHP = DHP/ηsηb

= 2557,85 / 0.98

= 2610,051 Hp

9. Menghitung Daya Penggerak Utama Yang Diperlukan

a) BHPscr

Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada tugas ini
memakai sistem roda gigi reduksi tunggal atau single reduction gears dengan
loss 2% untuk arah maju sehingga ηG = 0,98

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 26


BHPsc= SHP/ηG

= 2610,051 / 0.98

= 2663,32 Hp

b) BHPmcr

Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya daya
BHPscr = dari BHPmcr (kondisi maksimum)

BHPmcr= BHPscr / 0.9

= 2662,32 / 0.9

= 2959,244 Hp

10. PEMILIHAN MOTOR INDUK

Dari data mengenai karakteristik putaran kerja dan daya pada kondisi MCR dapat
ditentukan spesifikasi motor penggerak utama atau main engine dari kapal ini.
Sehingga dari data ini, dapat ditentukan tipe - tipe motor penggerak yang akan
dipakai.
Dari berbagai pertimbangan tersebut, maka dalam perencanaan untuk kapal
tanker ini, dipilih mesin induk sebagai berikut :
Merk : MAN B&W
Cycle : 4 Strokes
Type : 9l28/32A
Daya maksimum : 2205 kW atau 3000 Hp
Jumlah Silinder : 8 Silinder
Bore : 280 mm
Piston Stroke : 320 mm
Engine Speed : 775 Rpm
Fuel Consumtion (SFOC) : 138 g/BHPh

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 27


TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 28
3.2 METODE HOLTROP
1. Perhitungan Volume Displacement ()
 = L x B x T x Cbwl

= 82,73 x 15,00 x 5,50 x 0,719

= 4907,337 m3

2. Perhitungan Displacement ( ∆ )
 = L x B x T x Cb x 

= 82,73 x 15,00 x 5,50 x 0,719 x 1,025

= 5030,02042 Tons

3. Perhitungan Reynold Number


Rn = ( Vs x Lwl) / υ

Rn = (6,173 x 82,73 ) / 0.000001188

= 429875665 m4s2

4. Perhitungan Froude Number (Fn)


Fn = Vs
gL

= 6,173 / (9,8 . 182,73) 1/2

= 0,217 m/s

5. Perhitungan Friction Coefficient (CF)


Cf = 0,075/(log10 Rn-2)2

= 0,075/(log 429875665 – 2)2

= 0,001705

6. Perhitungan Tahanan Gesek R F (1+K 1 )


Length of the run

LR = L(1 - Cp + 0,06 x Cp x LCB / (4Cp – 1))

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 29


= 82,73 x (1 - 0,724 + 0,06 x 0,724 x 0,243 / (4 x 0,724 –1))

= 23,295 m

Cstern = -8

Stern Shape Accounter

C14 = 1 + 0,011 Cstern

= 1 + 0,011 x (-8)

= 0,912

Form Factor of The Hull

(1+K1) = 0,93 + 0,487118 C14 (B/L)1,06806 (T/L)0,46106 (L/LR)0,121563 (L3/  )0,36486


(1-CP)-0,604247

(1+K1) = 0,93 + 0,487118 x 0,912 (15/82,73)1,06806 (5,5/82,73)0,46106


(82,73/23,295)0,121563 (82,733/,4907,337)0,36486 (1-0,724)-0,604247

= 1,224

Wetted Surface Area

S = L (2T+B) (√CM) (0.453 + 0.4425CB - 0.2862CM - 0.003467B/T + 0,396CWP)

= 82,73 (2 x 5,5 + 15) (√0,987) (0,453 + 0,4425 x 0,719 – 0,2862 x 0,987 –


0,003467 x 15 / 5,5 + 0,396 x 0,817)

= 1715,170 m2

Viscous Resistance

RF = 0,5 ρ air laut V2 CF (1+k1) S

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 30


= 0,5 x 1,025 x 6,1732 x 0,001705 x 1,224x 1715,170

= 42,978 KN

7. Perhitungan Tahanan Tambahan R APP


1 + K2 Rudder = 1,5

Bossing =2

DBOSS = 0,12 x T = 0,12 x 5,5 = 0,66 m

SBOSS = 1,5 π D2 = 1,5 x 3,14 x 0,662 = 2,052 m2

SKEMUDI = c1.c2.c3.c4(1,75 x L x T / 100)

= 1 x1 x1 x 1 (1,75 x 82,73 x 5,5 / 100)

= 7,963 m2

Σ SAAP = SBOSS + SKEMUDI

= 2,052 + 7,963

= 10,014 m2

type of appendage SAAP 1 + K2 SAAP (1 + K2)

m2

Rudder 7,963 1,50 11,944

Bossing 2,052 2,00 4,103

Σ 10,014 3,50 16,047

(1 + K2)eq = Σ SAAP (1 + K2) / Σ SAAP

= 16,047 / 1310,014

= 1,602

RAAP = 0,5 ρ V2 SAAP (1 + K2)eq CF

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 31


= 0,5 x 1,025 x 6,1732 x 110,014 x 1,602 x 0,001705

= 0,534 kN

8. Perhitungan Tahanan Gelombang (RW)


B/L = 0,181 C7 = B/L = 0,181

Half angle of entrance

iE = 1 + 89 exp {-(L/B)0.80856 (1-CWP)0.30484 (1-CP 0.0225LCB)0.6367


(LR/B)0.34574 (100/L3)0.16302}

= 1 + 89 exp {-(82,73/15)0.80856 (1-0,817)0.30484 (1-0,724 x


0,0225x0,243)0.6367 (23,295/15)0.34574 (100x4907,02042
/82,733)0.16302}

= 28,528

C1 = 2223105 C73.78613(T/B)1.07961(90-iE)-1.37566

= 2223105 x 0,1773.78613 x (5,5/15)1.07961 x (90- 28,528) -1.37566

= 4,058

C3 = 0,56ABT1.5/{BT(0.31(√ABT)+TF-hB)}

= 0,56 x 01,5/{15 x 5,5 (0,31(√0 + 5,5-0)}

=0

C2 = exp(-1.89(√C3))

= exp (-1,89 (√0))

=1

C5 = 1-0.8 AT / (B T CM)

= 1- 0,8 x 0 / (15 x 5,5 x 0,987)

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 32


=1

L/B= 182,73 / 15

= 5,515

λ = 1,446 Cp – 0,03 L/B

= 1,446 x 0,724 – 0,03 x 82,73/15

= 0,881

d = -0.9

Cp = 0,724

C16 = 8,07981 Cp – 13,8673 Cp2 + 6,984388 Cp4

= 8,07981 x 0,724 – 13,8673 x 0,7242 + 6,984388 x 0,7244

= 1,231

m1 = 0,0140407 L/T - 1.75254 1/3/L - 4.79323 B/L - C16

= 0,0140407 x 82,73/15 – 1,75254 x 4907,020421/3/82,73 - 4.79323 x


15/182,73 – 1,231

= -2,249

L3/= 82,733/4907,02042

= 115,383

C15 = -1,69385

m2 = C15 Cp2 exp (-0,1 Fn-2)

= -1,69385 x 0,7242 exp (-0,1 x 0,217 -2)

= -0,106

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 33


Wave Resistance

RW = C1 C2 C5  ρ g exp { m1 Fnd + m2 cos (λ Fn-2) }

= 4,058x 1 x 1 x 4907,02042 x 1,025 exp (-2,249 x 0,217-0,9 +(-


0,106) cos (0,881x 0,217-2)}

= 21,236 kN

9. Perhitungan Tahanan Transome (RTR)


Froude number based on transom immersion

FnT = V / √ ( 2 g AT / ( B + B CWP ) )

= 6,842 / √(2 x 9,8 x 0 / (15 +15 x 0,817)

= ~

C6 = 0,2 (1 – 0,2FnT)

=0

Additional Pressure Resistance due to Transom Immersion

RTR = 0,5 ρ V 2 A T C 6

= 0,5 x 1,025 x 6,1732 x 0 x 0

=0

10. Perhitungan Tahanan Korelasi Model (RA)


TF/L = 5,5/82,73

= 0,066

C4 = 0,04

CA = 0.006 ( L + 100 )-0.16 - 0.00205 + 0.003 √( L / 7.5 ) CB4 C2

( 0.04 - C4 )

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 34


= 0,006 x (82,73 + 100)-0,16 – 0,00205 + 0.003 x √(82,73/7.5) x
0,7194 x 1 ( 0.04 – 0,04)

= 0,00055772

Model Ship Correlation Resistance

RA = 0,5 ρ V2 S CA

= 0,5 x 1,025 x 6,1732 x 1715,170 x 0,00055772

= 18,684 kN

11. Perhitungan Tahanan Total (RT)


RT = RF(1+K1)+RAPP+RW+RTR+RA

= 69,873+ 0,534 + 21,236 + 0 + 18,684

= 125,954 kN

RT = (1 + 20%) x 125,954

= 151,144 kN

C. PERHITUNGAN DAYA MOTOR INDUK

1. Menghitung Perkiraan Diameter Propeller (DMAKS)

Suatu baling-baling harus mempunyai garis tengah (diameter) demikian rupa


sehingga bila kapal dalam keadaan bermuatan penuh baling-baling tersebut
akan terbenam dengan memadai sehingga dapat menghindari sejauh mungkin
terjadinya fenomena terikutnya udara (air drawing) dan pemacuan baling-
baling (racing) ketika kapal mengalami gerakan angguk (pitching). Sebagai
taksiran cepat dan kasar, garis tengah baling-baling harus lebih kecil daripada
dua pertiga syarat buritan, yaitu:

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 35


DMAKS <2/3 TA

<2/3 5,5

<3,6 m

b) Menghitung Wake Fraction (w)


Wake friction atau arus ikut adalah perbedaan kecepatan kapal dengan
kecepatan aliran air yang menuju ke baling-baling. Pada kapal ini digunakan
single screw propeller, maka nilai w adalah sebagai berikut :

B/Ta = 15/5,5

= 2,727

C8 = B S / (L D Ta)

= 15 x 1715,170 / (82,73 x 3,6 x 5,5)

= 15,816

C9 = C8

= 15,816

C11 = T/D

= 5,5/3,6

=1,538

C19 = 0.18567 / ( 1.3571 - CM ) - 0.71276 + 0.38648 CP

= 0,18567 / (1,3571 - 0.987) - 0.71276 + 0.38648 x 0,724

= 0,069

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 36


C20 = 1 + 0.0015 CSTERN

= 1+(0.0015 x (-8))

= 1,012

Cp1 = 1.45 Cp - 0.315 - 0.0225 LCB

= (1.45 x 0,724)-0.315-(0.0225 x 0.243)

= 0.729

CF = 0,001577

CA = 0,000558

CV = (1+k) 0,001577 + 0,000558

= (1,224 x 0.001577) +0.00058

= 0.002628745

w= C9.C20.Cv.L/T(0.050776+0.93405.C11.Cv/(1-
Cp1))+0.27951.C20√(B/(L(1-Cp1))+C19.C20

= 15,816 x 1,012 x 0.002628 x (82,73/5,5) x (0.050776+0.93405 x


1,5x0.002628745/(1-0.729) +0.27951 x 1,012 √(15/(82,73(1-0,729)) + (0,069
x 1,012)

= 0.183

c) Menghitung trust deducton factor (t)

t = 0.25014 ( B/L )0.2896 (√( B.T ) / D )0.2646 / (1 - CP + 0.0225

lcb) 0.01762 + 0.0015 CSTERN

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 37


= 0.25014 ( 15 / 82,73 )0.2896 (√( 15 x 5,5 ) / 4 ) 0.2646 / (1 – 0,724 +

0.0225 0.2433) 0.01762 + 0.0015 x (-8)

= 0.147

d) Menghitung Koefisien propulsive (Pc)

a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

Harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar antara 1.02-
1.05. Pada perencanaan propeller dan tabung poros propeller ini diambil
harga ηrr sebesar 1.03.

b. Efisiensi Propulsif (ηo)

Yaitu open water efficiency, effiesinsi dari propeller pada saat dilakukan
open water test. ηo antara 40 – 70%, maka dalam rencana 45%

c. Efisiensi Lambung (ηH)

Efisiensi lambung (ηh) adalah rasio antara daya efektif (PE) dan daya dorong
(PT). Efisiensi Lambung ini merupakan suatu bentuk ukuran kesesuaian
rancangan lambung(stern) terhadap propulsor arrangement-nya, sehingga
efisiensi ini bukanlah bentuk power conversion yang sebenarnya. Maka nilai
Efisiensi Lambung inipun dapat lebih dari satu, pada umumnya diambil
angka sekitar 1,05. Pada efisiensi lambung, tidak terjadi konversi satuan
secara langsung.

η H = (1 – t) / (1 – w)

= (1 – 0.147) / (1 – 0.183)

= 1,044

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 38


d. Koefisien Propulsif (Pc)

Pc = ηrr x ηo x ηH

= 1.03 x 0,45 x 1,044

= 0.484

e) Menghitung Daya Efektif (EHP)


Daya Efektif (PE) adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya
hambat dari badan kapal (hull), agar kapal dapat bergerak dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan kecepatan servis sebesar VS. Daya Efektif ini
merupakan fungsi dari besarnya gaya hambat total dan kecepatan kapal. Untuk
mendapatkan besarnya Daya Efektif kapal,dapat digunakan persamaan sebagai
berikut:

Perhitungan daya efektif kapal (EHP)

EHP = RT service x Vs

= 151,144 kN x 6,173 m/s

= 933,06 kW dimana 1 HP = 0,7355KW

= 1269,48 HP
f) Menghitung Daya Yang Disalurkan (DHP)

Daya Yang Disalurkan ( PD ) adalah daya yang diserap oleh baling-baling kapal
guna menghasilkan Daya Dorong sebesar PT, atau dengan kata lain, PD
merupakan daya yang disalurkan oleh motor penggerak ke baling-baling kapal
(propeller) yang kemudian dirubahnya menjadi Daya Dorong kapal (PT).

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 39


Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya
efektif dengan koefisien propulsive, yaitu :

DHP = EHP / Pc

= 1269,48 / 0,484

= 2584,62 HP

g) Menghitung Daya Dorong (THP)

Ketika kapal bergerak maju, propeller akan berakselerasi dengan air.Akselerasi


tersebut akan meningkatkan momentum air. Berdasarkan hukum kedua
newton, gaya ekuivalen dengan peningkatan akselerasi momentum air, disebut
thrust. Intinya, THP adalah daya yang dikirimkan propeller ke air.

THP = EHP / ƞh

= 1269,48 / 1,044

= 1197,97 HP

h) Menghitung Daya Pada Poros Baling – Baling (SHP)


Daya Poros (PS) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan
tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal

Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang, akan mengalami
losses sebesar 2%. Sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah
midship kapal, mengalami losses sebesar 3%. Pada perencanaan kali

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 40


menggunakan / menempatkan kamar mesin kapal di bagian belakang, sehingga
mengalami losses sebesar 2%. Jadi efisiensi transmisi porosnya (ηsηb) = 0.98

SHP = DHP / ηsηb

= 1928,12 / 0.98

= 2637,36 HP

i) Menghitung Daya Penggerak Utama (BHP)

a. BHP scr
Besarnya daya mesin induk yang diperlukan pada perencanaan baling - baling
dan tabung poros baling - baling ini tidak terlepas oleh adanya harga efisiensi
sistem roda gigi transmisi atau ηG. Adanya harga efisiensi sistem roda gigi
transmisi ηG ini karena direncanakan pada hubungan sistem transmisi daya
antara motor induk dengan poros propeler terpasang sistem roda gigi reduksi.

Sistem roda gigi pada kapal ini direncanakan menggunakan Gigi Reduksi
Tunggal atau Single Reduction Gears dengan loss 2% untuk arah maju dan
Gigi Pembalik atau Reversing Gears dengan loss 1%. Harga efisiensi sistem
roda gigi transmisi atau ηG dari setiap sistem adalah :

1. ηG Single Reduction Gears = 0,98

2. ηG Reversing Gears = 0,99

Daya Poros yang telah direncanakan di sini adalah daya maju, Sehingga
untuk daya motor penggerak yang diperlukan adalah

BHPscr = 2637,36 / ηG
= 2637,36 / 0,98
= 2691,19 HP

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 41


b. BHP mcr

BHP (Brake Horse Power) yaitu daya yang didistribusikan untuk pengerak
utama. Besarnya daya motor penggerak utama (BHP) adalah daya keluaran
pada pelayaran normal atau SCR (Service Continue Rating), dimana besarnya
adalah 90 % dari daya keluaran pada kondisi maksimum atau MCR
(Maximum Continue Rating). Sedangkan daya keluaran pada kondisi
maksimum (MCR) motor induk ini adalah

BHPmcr = BHPscr / 0,9

= 2691,19 / 0,9

= 2990,21 HP

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 42


3.3. PEMILIHAN PROPELER

Perhitungan Diameter Optimum

1. Menentukan Nprop
Nprop = 161 rpm

2. Menentukan nilai Va
Va = Vs x ( 1-w )
= (6.173) x (1-0.183)
= 5.044m/s
= 9,804 knot
3. Menentukan nilai Bp
Bp = (161 x 2584,62) /9,804
= 29,19

4. 0.1739*(Bp^0.5) = 0,94
Dari pembacaaan grafik didapatkan :

BP - δ Diagram
1. Diameter maksimum = 0.65 x T
= 3.6 m
2. Menentukan Va
Va = (1-w) x Vs
= 9,804 knot

Jenis DHP
N (engine) N.Prop(Rpm) w Vs (knot) Va (knot) Bp1 0.1739√Bp1
Prop. (HP)

B3-35 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B3-50 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 43


Jenis DHP
N (engine) N.Prop(Rpm) w Vs (knot) Va (knot) Bp1 0.1739√Bp1
Prop. (HP)

B3-65 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B3-80 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B4-40 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B4-55 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B4-70 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B4-85 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B4-100 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B5-45 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B5-60 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B5-75 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B5-90 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B5-105 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

B6-50 2976 775 201 0,183 12 9,804 29,19 0,94

3. δo = (1/Jo) / 0.009875

4. Nilai Do dalam british unit (ft), maka Va dalam (knot) dan N dalam rpm.

5. Besarnya Db tergantung dari jumlah propeller yang dipakai

Untuk Single-Screw Propeller Db = 0.96 Do


Untuk Twin-Screw Propeller Db = 0.98 Do
Untuk kapal ini yang menggunakan single-screw propeller.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 44


6. Menentukan P/Do, δo dan ηo dari grafik Bp diagram

Type
0.1739 (BP)1/2 P/Do 1/Jo δo Ηo
propeller

B3-35 0,94 0,715 2,19 221,77 0,603

B3-50 0,94 0,711 2,17 219,75 0,592

B3-65 0,94 0,75 2,11 213,67 0,570

B3-80 0,94 0,752 2,02 204,56 0,545

B4-40 0,94 0,752 2,06 208,61 0,582

B4-55 0,94 0,748 2,08 210,63 0,583

B4-70 0,94 0,771 2,05 207,59 0,572

B4-85 0,94 0,823 1,98 200,51 0,551

B4-100 0,94 0,876 1,92 194,43 0,545

B5-45 0,94 0,812 1,97 199,49 0,564

B5-60 0,94 0,791 1,99 201,52 0,577

B5-75 0,94 0,809 1,98 200,51 0,573

B5-90 0,94 0,837 1,95 197,47 0,567

B5-105 0,94 0,889 1,89 191,39 0,551

7. δo = (1/Jo) / 0.009875

8. Nilai Do dalam british unit (ft), maka Va dalam (knot) dan N dalam rpm.

9. Besarnya Db tergantung dari jumlah propeller yang dipakai


Untuk Single-Screw Propeller Db = 0.96 Do
Untuk Twin-Screw Propeller Db = 0.98 Do
Sehingga, untuk kapal ini yang menggunakan single-screw propeller.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 45


Vaxδo/N
Do (ft) =
Db (ft) = 0.96 x Do (single screw)
Db (ft) = 0.98 x Do (twin screw)
DbxN/ Va
δb =
0.009875 x
1/Jb= δb

Type Db (ft) single


Do (ft) δb 1/Jb P/Db ηb
propeller screw

B3-35 10,82 10,38 212,90 2,10 0,721 0,619

B3-50 10,72 10,29 210,96 2,08 0,719 0,602

B3-65 10,42 10,01 205,12 2,03 0,762 0,571

B3-80 9,98 9,58 196,37 1,94 0,811 0,558

B4-40 10,18 9,77 200,26 1,98 0,828 0,597

B4-55 10,27 9,86 202,21 2,00 0,758 0,594

B4-70 10,13 9,72 199,29 1,97 0,761 0,589

B4-85 9,78 9,39 192,49 1,90 0,831 0,573

B4-100 9,48 9,10 186,65 1,84 0,902 0,558

B5-45 9,73 9,34 191,51 1,89 0,833 0,587

B5-60 9,83 9,44 193,46 1,91 0,807 0,591

B5-75 9,78 9,39 192,49 1,90 0,819 0,587

B5-90 9,63 9,25 189,57 1,87 0,851 0,575

B5-105 9,34 8,96 183,74 1,81 0,908 0,564

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 46


Type
Apakah
Db (ft) Db (m) Dmax (m) Db < Dmax
propeller
(0.6 - 0.65)
T
B3-35 10,38 3,17 3,58 0,60 terpenuhi

B3-50 10,29 3,14 3,43 0,58 terpenuhi

B3-65 10,01 3,05 3,43 0,58 terpenuhi

B3-80 9,58 2,92 3,43 0,58 terpenuhi

B4-40 9,77 2,98 3,43 0,58 terpenuhi

B4-55 9,86 3,01 3,43 0,58 terpenuhi

B4-70 9,72 2,96 3,43 0,58 terpenuhi

B4-85 9,39 2,86 3,43 0,58 terpenuhi

B4-100 9,10 2,77 3,43 0,58 terpenuhi

B5-45 9,34 2,85 3,43 0,58 terpenuhi

B5-60 9,44 2,88 3,43 0,58 terpenuhi

B5-75 9,39 2,86 3,43 0,58 terpenuhi

B5-90 9,25 2,82 3,43 0,58 terpenuhi

B5-105 8,96 2,73 3,43 0,58 terpenuhi

PERHITUNGAN KAVITASI

1. Angka kavitasi

σ0.7R=(1.882+19.62(h))/Va2+4.836n2D2

Dimana :
h = jarak sarat air dengan center line propeller
h = T - 0.33T
h = 5,5 - 0.33 (5,5)
h = 3,685 m

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 47


Perhitungan Thrust Koefisien
T = R/(1-t)
Dimana :
R = 151,144 kN
t = 0.147

T = 151,144/(1-0,147)
= 177,19 kN
Projected Area dari Propeller
τc = (T / Ap)/ (0.5 x ρ x VR2)
= T/ ( 0,5 x ρ x Ap x VR2)
Dimana :
VR2 = Va2 + (0.7 x π x N x D)2
Va = 5.044 m/s
N = 161 rpm = 2,68 rps
D = Diameter propeller
ρ = 1.025 ton/m3
A0 = 1/4 x π x D2
AP = AD x (1.067 - 0.229(P/D))

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 48


Type NB (rps) Db (m) σ0,7R τC burril VR2 (m/s) A0 AD/A0 AD
B3-35 2,68 3,17 0,503 0,141 373,94 84,653 0,35 29,63
B3-50 2,68 3,14 0,511 0,143 367,61 83,114 0,50 41,56
B3-65 2,68 3,05 0,539 0,150 348,95 78,581 0,65 51,08
B3-80 2,68 2,92 0,584 0,159 321,94 72,021 0,80 57,62
B4-40 2,68 2,98 0,563 0,155 333,79 74,901 0,40 29,96
B4-55 2,68 3,01 0,553 0,153 339,81 76,363 0,55 42,00
B4-70 2,68 2,96 0,568 0,156 330,81 74,176 0,70 51,92
B4-85 2,68 2,86 0,606 0,162 310,31 69,197 0,85 58,82
B4-100 2,68 2,77 0,641 0,142 293,31 65,066 1,00 65,07
B5-45 2,68 2,85 0,612 0,169 307,44 68,499 0,45 30,82
B5-60 2,68 2,88 0,600 0,197 313,19 69,897 0,60 41,94
B5-75 2,68 2,86 0,606 0,162 310,31 69,197 0,75 51,90
B5-90 2,68 2,82 0,623 0,165 301,74 67,116 0,90 60,40
B5-105 2,68 2,73 0,660 0,171 285,00 63,049 1,05 66,20

Type AP (m2) τc cal τc burril Kavitasi ?


B3-35 26,72 0,035 0,141 tidak
B3-50 37,50 0,025 0,143 tidak
B3-65 45,59 0,022 0,150 tidak
B3-80 50,78 0,021 0,159 tidak
B4-40 26,29 0,039 0,155 tidak
B4-55 37,52 0,027 0,153 tidak
B4-70 46,35 0,023 0,156 tidak
B4-85 51,56 0,022 0,162 tidak
B4-100 55,99 0,021 0,142 tidak
B5-45 27,01 0,042 0,169 tidak
B5-60 37,00 0,030 0,197 tidak
B5-75 45,64 0,024 0,162 tidak
B5-90 52,68 0,022 0,165 tidak
B5-105 56,87 0,021 0,171 tidak

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 49


Syarat Tidak Kavitasi : τC burril > τc cal

Karena nilai kavitasi dari hasil perhitungan lebih kecil dari angka kavitasi dari hasil
pembacaan pada grafik buril maka tidak terjadi kavitasi.

Propeller yang dipilih yaitu propeller dengan ketentuan :


1. Diameter propeller yang dipilih harus kurang dari diameter max

2. Tidak terjadi kavitasi pada propeller

3. Propeller yang dipilih mempunyai efisiensi yang paling bagus

Propeller Yang Dipilih


Sehingga dipilih propeller :
Type = B3-35
Db = 3.17 m
P/D = 0.721
η = 0.619
N = 161 rpm

PERHITUNGAN ULANG DAYA KAPAL


Daya Efektif
Besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat dari badan kapal
(Hull) agar kapal dapat sesuai dengan kecepatan sebesar Vs

EHP = RT x VS
Dimana :
RT = 151,144 kN
Vs = 6.173 m/s
EHP = 1451,144 x 6,173
= 1993,06 kW
= 1250,76 HP

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 50


ηrr = Ratio antara efisiensi baling-baling pada saat open water.
Behind the ship umumnya berkisar
= 1.02-1.05
= 1.03
ηo = Ratio antara daya dorong dengan daya yang disalurkan
= 0.619
ηH = Efisiensi Ratio antara daya efektif dengan daya dorong
= (1-t)/(1-w)
= 1.044
Coeffisien Propulsif (Pc)
Pc = ηrr x ηo x ηH
= 1.03x 0.619 x 1,044

= 0.666
Sehingga didapatkan
DHP = EHP/Pc
= 1250,76/0.647
= 1878,96 HP

Daya Dorong (THP)


THP adalah daya yang dikirimkan propeller ke air.
THP = EHP / ƞH
= 1250,76 /0.965
= 1197,97 HP

Daya Pada Poros Baling – Baling (SHP)


Di sini kapal memiliki kamar mesin di bagian belakang, dengan loss 2%. Sehingga
harga efisiensi bantalan dan tabung baling - baling atau ηSηB adalah 0,98.
SHP = DHP / ηSηB
dalam perancangan ini direncanakan ηSηB sebesar 0.98
= 1878,96/ 0.98
= 1917,31 HP

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 51


Daya Penggerak Utama (BHP)
Sistem roda gigi pada kapal ini direncanakan menggunakan Gigi Reduksi Tunggal
atau Single Reduction Gears dengan loss 2% untuk arah maju dan Gigi Pembalik
atau Reversing Gears dengan loss 1% Dari data sistem ini dapat diketahui harga
efisiensi sistem roda gigi transmisi atau ηG dari setiap sistem adalah

1. ηG Single Reduction Gears = 0.98


2. ηG Reversing Gears = 0.99

Dan pemilihannya ialah single reduction gears = 0.98 dengan loss 2%,

BHPSCR = SHP / ηG
= 1917,31/0.98
= 1956,44 HP

Besarnya daya motor penggerak utama atau motor induk ini adalah daya keluaran
pada pelayaran normal atau SCR, dimana besarnya adalah 90 % dari daya keluaran
pada kondisi maksimum atau MCR.
BHPMCR = BHPSCR
= 1956,44/ 0.9
= 2173,82 HP

Daya engine yang dipilih adalah 2205 Kw Atau 3000hp. Jadi keperluan daya
masih tercukupi.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 52


BAB IV
KESIMPULAN

KESIMPULAN PERHITUNGAN

NO UNIT SIMBOL NILAI SATUAN

1 Shaft Horse Power SHP 1917,31 HP


2 Delivered Horse Power DHP 1878,96 HP
3 Putaran Mesin Nm 775 rpm
4 Ratio Gearbox 4,81366
5 Putaran Propeller Np 161 rpm
6 Velocity Advance Va 9,805 knot
9 Power Adsorbtion BP1 29,19
Jenis Propeller B3-35
10 Jumlah Daun z 3
11 Pitch Ratio P/D 0,721
12 Effisiensi ɳ 0,619
13 Diameter D 3,17 m

Analisa
1) Jenis dan type propeller yang digunakan harus disesuaikan dengan
type kapal, konfigurasi system transmisi dan jenis motor
penggeraknya.

2) Hubungan antara hull ship dengan propeller harus diperhatikan


dalam pemilihan propeller, karena untuk mencapai kecepatan dinas
maka thrust yang dibutuhkan oleh kapal harus sama dengan thrust
yang dihasilkan propeller.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 53


3) Semakin besar diameter propeller maka effisiensinya semakin besar
pula, kenaikan effisiensi dapat juga dikarenakan blade area ratio
yang bertambah besar.

TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL 54

Anda mungkin juga menyukai