Disusun Oleh :
TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
2018
Propeller (baling-baling) kapal
Baling-baling (propeller) adalah Alat untuk menghasilkan gaya dorong yang sekarang
paling banyak dipakai. Baling-baling diputar dengan poros yang digerakkan oleh penggerak
utama dalam Kamar Mesin.
Jenis-jenis Propeller
Propulsi ini memiliki banyak keuntungan terhadap kerusakan serta bahaya baling-
baling khususnya untuk kapal penyelamat. Pada saat manuver, kemudi kapal dapat
diabaikan karena kapal dapat memutar hanya dengan mengarahkan outlet pada
waterjet sesuai keperluan. Propulsi waterjet juga sangat menguntungkan jika
digunakan pada perairan dangkal.
6. Contra Rotating
Contra Rotating atau dua propeller yang dipasang secara berlawanan pada satu poros
pendorong. Dengan menempatkan baling-baling kedua (belakang) satu poros
pendorong dengan baling-baling pertama (depan) hal tersebut mendapatkan sejumlah
keuntungan tambahan diantaranya adalah baling-baling kedua (belakang) dapat
memulihkan rotasi slip stream yang disebabkan oleh baling-baling pertama (depan).
Gbr. 6 Sumber : www.blogkapal.blogspot.com
7. Azimuth Thruster
Azimuth Thruster digunakan untuk mempermudah kapal dalam manuver. Umumnya
propeller ini dipasang baik secara terbuka maupun menggunakan saluran. Sudut
propeller umumnya dibuat lebih rumit dibanding poros propeller normal sehingga
propeller jenis ini lebih mahal. Keuntungan propeller jenis ini adalah jika difungsikan
sebagai propulsi penarik, baling-baling dapat dipasang didepan poros vertikal,
demikian pula sebaliknya ketika thruster difungsikan sebagai pendorong kapal, maka
akan dibelakang poros vertikal.
Untuk menghitung hambatan pada kapal ini, ada tiga metode yang dapat digunakan
antara lain :
Metode Harvald
Metode Yamagata
Metode Newman
Metode Taylor
Metode Remmers
Metode Guldhammer.
Dan lain-lain
Didalam tugas ini kami menghitung hambatan kapal menggunaka metode holtrop
dengan rincian sebagai berikut :
METODE HOLTROP
1. Hambatan total
Dimana :
2. Form factor
Dimana,
Koefisien c13
C13 = 1 + 0,003 Cstren
Koefisien c12
C12 requirement
(T/L)0,2228446 When T/L >0,05
48,2(T/L – 0,02)2,078 + 0,479948 When 0,02 < T/L <0,05
0,479948 When T/L <0,02
3. LR formula
𝐿𝑟 lcb
= 1 − Cp + 0,06 Cp x
𝐿 (4Cp − 1)
Dimana,
Wetted area of the hull
𝐵
S = L (2T + B) √𝐶𝑚 (0,453 + 0,4425 – 0,2862Cm – 0,003467 𝑇 +
𝐴𝑏𝑡
0,3696Cwp) +2,38 𝐶𝑏
1 + K2 value
Rudder behind skeg 1,5 – 2,0
Rudder behind stern 1,3 - 1,5
Twin – screw balance rudders 2,8
Shift brackets 3,0
Skeg 1,5 – 2,0
Strut bossing 3,0
Hull bossing 2,0
Shafts 2,0 – 4,0
Stabilizer fins 2,8
Dome 2,7
Bilge keels 1,4
4. Wave Resistance
Dimana,
Koefisien c1
𝑇
c1= 2223105 𝑐73,78613(𝐵)1,07961 (90 – iE)-1,37565
Koefisien c7
c7 requirement
3 When B / L < 0,11
0,229577 (√B/ L)
B/L When 0,11 < B / L < 0,25
0,5 – 0,0625 L / B When B / L > 0,25
IE value
IE = 1 + 89 exp
𝐿 𝐿 ∇
{- 𝐵 0,80856 (1 -CWP)0,30484 (1 –CP – 0,0225lcb)0,6367 ( 𝐵𝑅)0,34574 (100𝐿3 )0,16302}
Koefisien c3
𝐴1,5
C3 = 0,56 {𝐵𝑇(0,31√𝐴 𝐵𝑇+𝑇
𝐵𝑇 𝐹 − ℎ𝐵 )}
HB = position of the center of the transverse area Agr above the keel line
TF = forward draught of the ship
Koefisien C5
𝐴
C5 1 – 0,8 𝐵𝑇𝐶𝑇
𝑀
ℷ value
ℷ Requirement
1,446 CP – 0,03 L/B When L/B < 12
1,446 CP – 0,36 When L/B > 12
M1 value
1
𝐿 ∇3 𝐵
M1 = 0,0140407 𝑇 – 1,75254 – 4,79323 𝐿 –c16
𝐿
Koefisien C16
C16 Requirement
8,07981 Cp – 13,8673 Cp2 + 6,984388 When Cp < 0,80
Cp3
1,73014 – 0,7067 Cp When Cp > 0,80
M2 value
M2 = c15 Cp2 exp (-0,1 Fn-2)
Koefisien C15
C15 Requirement
-1,69385 For L3 / ∇ < 512
1
−8,0
(𝐿/∇3 ) For 512 < L3 / ∇ < 1727
-1,69385 + 2,36
0,0 For L3 / ∇ > 1727
FnT value
𝑣
FnT = 2𝑔𝐴
√(𝐵+𝐵 𝐶𝑇
𝑊𝑃
Koefisien c4
c4 Requirement
Tf /L Whent Tf /L ≤ 0,04
0,04 Whent Tf /L > 0,04
Tahap selanjutnya jika kita sudah mendapatkan nilai dari hambatan total (Rtotal)
maka kita sudah bisa merancang propulsi kapalnya. Dibawah ini adalah perhitungan propulsi
kapal :
2. Putaran Propeller
V tip = π * D * n / 60
3. Wake Factor
W = (0,5 * Cb) – 0,05
4. Advance Of Speed
Va = (1-W) * Vs
Kd D.v a .
T
1
xNwx75 x9,807
Pd DxVa
2 xxxVa