TINJAUAN PUSTAKA
A. Teknologi Konversi Energi Overtopping Gelombang
Gelombang datang
Pada sub bab B. Studi Terdahulu akan diberikan gambaran dari penelitian
yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan struktur pantai
atau laut yang berbasis sumber energi.
B. Studi Terdahulu
dari
penelitian
tersebut
juga
menghasilkan
grafik
yang
Gambar 4.
seawall untuk konversi energi gelombang. Secara umum, hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa debit overtopping semakin besar dengan semakin
meningkatnya tinggi gelombang dan semakin menurun saat ketinggian freeboard
semakin meningkat. Hal ini ditampilkan dalam grafik pada Gambar 5.
potensial
penjalaran
gelombang dan
pada
tempat (ruang)
listrik. Volume
total overtopping yang besar terdapat pada tinggi gelombang 13 cm, periode
gelombang 1 detik dengan kondisi sudut 30o yaitu sebesar 12,1
liter. Gambar 6 menunjukkan model Seawave Slot-cone Generator (SSG)
dengan beberapa tingkat reservoir.
Vicinanza, D., dkk (2013) meneliti tentang aksi beban gelombang pada WEC
hibrida yang dinamakan Overtopping Breakwater for Energi Convertion (OBREC).
Gambar 7 menunjukkan desain baru yang didasarkan pada konsep integrasi antara
breakwater rubble mound dan desain reservoir depan untuk menampung
overtopping gelombang dari gelombang datang untuk menghasilkan energi listrik.
Desain baru ini mampu menambah fungsi breakwater.
model sebesar 30o dengan atau tanpa limpasan lereng di atas saluran resonansi.
Pada Gambar 8 menunjukkan perangkat dari wave power generation device
dengan resonance channel yang dapat berfungsi sebagai breakwater dan
pembangkit tenaga listrik.
Gambar 8. Konfigurasi
dari
wave
power
generation
resonance channel (B. W. Lee dan C. Lee, 2013)
device
dengan
muka
dan
sifat material
C. Landasan Teori
profil
gelombang untuk berbagai teori gelombang dapat dilihat pada Gambar 9.
teori
gelombang
fungsi
H/d
dan
d/L
a. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan, sehingga rapat masa
adalah konstan.
b. Tegangan permukaan diabaikan.
c. Gaya coriolis (akibat perputaran bumi diabaikan).
d. Tekanan pada permukaan air adalah seragam dan konstan.
e. Zat cair adalah ideal, sehingga berlaku aliran tak rotasi.
f.
g. Amplitudo
gelombang
kecil
terhadap
panjang
gelombang
dan
kedalaman air.
h. Gerak gelombang tegak lurus arah penjalaran gelombang sehingga
gelombang adalah dua dimensi.
Pada Gambar 11 menunjukkan suatu gelombang yang berada pada sistem
koordinat x-y dan merupakan gelombang sinusoidal dan progresif yang menjalar
dalam arah sumbu x. Beberapa notasi yang digunakan di dalam perhitungan
gelombang Airy adalah :
L
2. Parameter gelombang
Berdasarkan teori Airy maka gerak gelombang dianggap sebagai kurva
sinus harmonis (sinusiodal progressive wave), gelombang dapat dijelaskan secara
geometris (Triatmodjo, 1999) berdasarkan :
a. Tinggi gelombang (H), yaitu jarak antara puncak dan lembah gelombang
dalam satu periode gelombang.
b. Panjang gelombang (L), jarak antara dua puncak gelombang yang
berurutan.
g
t nh (
(1)
pers m
(3).
.f
(3)
Air dalam
.
Air transisi
Air dangkal
nh
Perbandingan antara kedalaman (d) dan panjang gelombang (L), d/L ini
disebut kedalaman relatif (relatif depth). Bila relatif kedalamannya di bawah 1/2
maka
kedalaman
adalah
kecil
dibandingkan
dengan
panjang
gelombang.
Gelombang ini disebut Gelombang Laut Dangkal (shallow water waves) atau
Gelombang Panjang (long waves). Bila perbandingannya lebih besar 1/2 maka
disebut Gelombang Laut Dalam (deep water waves) atau Gelombang Pendek (short
waves). Untuk harga perbandingan antara 1/20<d/L<1/2 disebut Gelombang Laut
Transisi (intermediate depth waves).
Pada gelombang amplitudo kecil pada Gambar 12, elevasi untuk gelombang
datang didefinisikan sebagai berikut :
(
(5)
(6)
Apabila dua buah gelombang dengan periode yang sama tetapi berlawanan
arah dengan amplitudo a1 dan a2, dengan a1>a2 maka gabungan dari profil
gelombang tersebut (Horikawa, 1978 dalam Defiana, 2006) adalah :
(
(
(
(
)
)
(7)
4. Deformasi gelombang
Gelombang merambat dari laut dalam ke laut dangkal. Selama penjalaran
tersebut, gelombang
atau
mengalami
disebut deformasi
disebabkan
perubahan - perubahan
gelombang.
karena variasi
Deformasi
gelombang dapat
dan juga
karena
5. Refleksi gelombang
Gelombang datang yang mengenai/membentur suatu rintangan akan
dipantulkan sebagian atau seluruhnya, sehingga menyebabkan ketidaktenangan
pada perairan. Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang
diberikan oleh koefisien refleksi yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi
(Hr) dan tinggi gelombang datang (Hi). Persamaan untuk koefisien refleksi (Kr)
gelombang dapat dilihat pada Persamaan 12.
(12)
Dimana :
Kr = Koefisien refleksi gelombang
Hr = Tinggi gelombang refleksi (m)
Hi = Tinggi gelombang datang (m)
6. Overtopping gelombang
Limpasan (Overtopping) gelombang merupakan fenomena yang sangat
penting dalam desain konstruksi dan stabilitas sebuah struktur pelindung pantai
seperti breakwater, seawall dan sebagainya. Banyak penelitian telah dilakukan
selama lebih dari 50 tahun untuk memahami fenomena overtopping dan petunjukpetunjuk yang diperoleh untuk mendesign struktur pantai dalam mengurangi bahaya
overtopping (Mozahedy, 2010).
Menurut
Kofoed
(2002),
wave-overtopping
adalah
proses
dimana
gelombang naik (run-up) pada permukaan bangunan dan apabila puncak level dari
struktur lebih rendah daripada tinggi gelombang run-up kemudian gelombang
melimpas melewati struktur. Debit overtopping, q, didefinisikan sebagai volume
overtopping per detik per lebar struktur (m3/s/m). Debit overtopping tidak hanya
tergantung pada kondisi lingkungan seperti periode, tinggi gelombang, dan muka air
tetapi juga pada layout geometris dan sifat material dari struktur.