Anda di halaman 1dari 2

Free Span Analysis

Analisa Freespan Dinamis


Pipa bawah laut yang terkena beban hidrodinamis suatu ketika akan mengalami kelelahan,
karena akibatkan beban tersebut yang bersifat siklis. Kelelahan pada struktur akan memicu
terjadinya kegagalan. Tujuan dari analisa freespan dinamis adalah untuk menentukan panjang
span maksimum yang diijinkan agar pipa terhindar dari respon-respon alami yang bisa
menyebabkan kelelahan.
Vortex Induced Vibration (VIV)
Vortex adalah suatu aliran dimana fluida tersebut partikelnya berotasi pada aliran rotasinya
terhadap titik pusatnya. Pelepasan vortexnya disebut dengan vortex shedding, yang
mempunyai kecepatan transversal dan tangensialnya konstan dan bervariasi terhadap
radiusnya (Indiyono, 1994). Akibat adanya vortex shedding ini, pipa yang dilalui aliran fluida
terkena distribusi tekanan lokal. Dan akibat adanya tekanan tersebut, maka pipa akan bergetar
atau berosilasi dengan frekuensi tertentu. Osilasi ini akan menyebabkan kelelahan dan dapat
mengakibatkan kegagalan.
Osilasi pada pipa biasanya bergerak sejajar (in line) dengan arah aliran, tetapi juga bisa
bergerak tegak lurus terhadap arah aliran, tergantung pada kecepatan arus dan panjang span
(Boyun Guo, 2005). Berikut ini adalah pengklasifikasian jenis osilasi (Naess,1985) :
a. Osilasi In-Line Flow
Suatu bentangan pipa akan berosilasi searah aliran fluida apabila nilai parameter kestabilan
Ks < 1,2 , serta reduced velocity (UR) berada pada rentang 1.2 dan 3.5 ( 1.2 < UR < 3.5 ).
Selain itu, osilasi jenis ini tidak akan terjadi bila memenuhi syarat sebagai berikut :
G/OD >= 0.25 OD
Dimana: G adalah gap (jarak antara pipa bagian bawah dengan seabed).
.
b. Osilasi Cross Flow
Suatu bentangan pipa akan berosilasi searah aliran fluida apabila nilai parameter kestabilan
Ks < 16 , serta reduced velocity (UR) berada pada rentang 3.5 dan 10 ( 3.5 < UR < 10 ).
Frekuensi Vortex Shedding
Seperti kita ketahui sebelumnya, bahwasannya apabila aliran melewati pipa, maka aliran
yang terbentuk setelah melewati pipa tidak stabil, sehingga menyebabkan pipa berosilasi.
Ketika aliran melewati pipa maka akan terjadi flow separation dan terbentuk vorteks di
belakang pipa. Vorteks tersebut akan menyebabkan perubahan tekanan hidrodinamis pada
pipa. Frekuensi Vorteks bergantung pada kecepatan aliran dan diameter pipa. Jika frekuensi
vorteks mendekati sama dengan frekuensi freespan pipa, maka akan terjadi resonansi. Hal ini
dapat menimbulkan kegagalan akibat kelelahan pada pipa. Kegagalan pada struktur pipa
dapat dicegah dengan menjauhkan nilai frekuensi vortx-shedding dengan frekuensi alami
pipa, sehinga osilasi yang terjadi dapat diminimalkan (Benfika, 2007)
Massa Efektif Pipa
Massa effektif pipa adalah jumlah dari massa seluruh struktur pipa ditambah dengan massa
dari kandungan/fluida yang dialirkan, serta massa tambah. Dalam Yong Bai (1981),
persamaan massa efektif pipa adalah :
Me = Mstr + Mc + Ma
Dimana :
Mstr : Massa stuktur pipa (termasuk lapisan), kg/m
Mc : Massa kandungan pipa, kg/m
Ma : Massa tambah
: 0.25 . D2. . Ca
Dimana :
Ca : Koefisien massa tambah
Pengaruh signifikan secara fisik dari massa tambah adalah ketika struktur mempercepat
dalam melewati aliran fluida. Dibutuhkan energi untuk mempercepat, tidak hanya terhadap
berat struktur pipa itu sendiri, tetapi juga terhadap massa sejumlah fluida yang bergerak.
Parameter Kestabilan
Dalam Boyun Guo (2005), salah satu bagian penting dalam menganalisa gerak akibat vortex
adalah parameter kestabilan. Parameter ini digunakan untuk menentukan respon maksimal
akibat beban hidrodinamis (Kaye, et al). Persamaannya adalah sebagai berikut :

Dimana :
Ks : Parameter kestabilan
Me : Massa efektif pipa, kg/m
s : Logaritmic decrement ( 0,125 )
: density air laut, kg/m3
D : diameter luar pipa, m
Reduced Velocity
Dalam Bayun Guo (2005) reduced velocity adalah kecepatan dimana osilasi akibat vortex
shedding terjadi. Reduced Velocity digunakan untuk penentuan pada kecepatan berapa terjadi
getaran/osilasi akibat vortex shedding.
Panjang Span kritis
Sedangkan dalam Guo (2005), panjang span kritis atau panjang pipa tanpa support dimana
terjadi osilasi akibat arus adalah merupakan hubungan antara frekuensi natural span pipa
danreduced velocity.
Panjang Span Kritis untuk gerak cross flow adalah:

Panjang span kritis untuk gerak in-flow adalah :

Dimana: :
Ls : panjang span kritis, m
Ce : Konstanta ujung span
Ur : Reduced Velocity, m/s
D : diameter luar pipa, m
Me : Massa efektif pipa, kg/m
sumber:
http://vladimirsentosa.com

Anda mungkin juga menyukai