Anda di halaman 1dari 6

Bahan Bakar Metanol

Artikel ini berisi tentang metanol yang digunakan sebagai bahan bakar. Untuk alkohol
lainnya yang digunakan sebagai bahan bakar, lihat Bahan bakar alkohol.

Metanol adalah salah satu jenis bahan bakar alternatif untuk mesin pembakaran dalam dan
beberapa jenis mesin lainnya. Metanol dapat digunakan dengan mencampurkannya dengan
bensin atau dipakai sendirian (metanol murni). Di Amerika Serikat, bahan bakar metanol
mendapatkan perhatian yang lebih kecil daripada bahan bakar etanol, karena dukungan untuk
etanol yang dibuat dari jagung bisa memunculkan beberapa keuntungan politik. Secara
umum, etanol juga lebih tidak beracun dan memiliki kandungan energi yang lebih tinggi,
meskipun sebenarnya metanol lebih murah untuk diproduksi dan membutuhkan dana lebih
sedikit untuk mengurangi emisi karbonnya. Meskipun begitu, untuk mengoptimalkan
performa mesin, kesediaan bahan bakar, keuntungan politis dan kesehatan, campuran dari
etanol, metanol, dan bensin sebaiknya digunakan bersamaan daripada hanya menggunakan
ketiga jenis bahan bakar ini secara terpisah. Metanol dapat dibuat dari fosil atau sumber
energi terbaharui lainnya.

Metanol

Methanol

Nama IUPAC[sembunyikan]

methanol

Nama lain[sembunyikan]

Hidroksimetana
Metil alkohol
Metil hidrat
Alkohol kayu
Karbinol

Identifikasi
Nomor CAS 67-56-1

ChemSpider 864

Nomor RTECS PC1400000

SMILES CO

Sifat
Rumus molekul CH3OH

Massa molar 32.04 g/mol

Penampilan colorless liquid

Densitas 0.7918 g/cm, liquid

Titik lebur 97 C, -142.9 F (176 K)

Titik didih 64.7 C, 148.4 F (337.8 K)

Kelarutan dalam air Fully miscible

Keasaman (pKa) ~ 15.5

Viskositas 0.59 mPas at 20 C

Momen dipol 1.69 D (gas)

Bahaya
Flammable (F)
Klasifikasi EU
Toxic (T)

3
NFPA 704

3
1

Frasa-R R11, R23/24/25,


R39/23/24/25

Frasa-S (S1/2), S7, S16, S36/37, S45

Titik nyala 11 C

Senyawa terkait
etanol
alkanol terkait propanol
butanol

klorometana
Senyawa terkait
metoksimetana

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada
"keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses
tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap
metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi
karbon dioksida dan air.

Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah
sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati bila berada
dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang tak terlihat.

Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif bagi
pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan menghindarkan
industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan bahan utama untuk
minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol
karena ia dahulu merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan
melului proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk
membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon
monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan
metanol. Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik.
Daftar isi

1 Sejarah

2 Produksi

3 Kegunaan

o 3.1 Bahan bakar untuk kendaraan bermotor

o 3.2 Bahan utama untuk bahan lain

4 Pranala luar

Sejarah
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai macam
campuran, termasuk di dalamnya metanol, yang mereka peroleh dari pirolisis kayu. Methanol
murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang menamakannya
spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu. Nama itu kemudian
lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus). Pada tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-
Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan komposisi kimianya. Mereka juga
memperkenalkan nama methylene untuk kimia organik, yang diambil dari bahasa Yunani
methy = "anggur") + hl = kayu (bagian dari pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk
menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu", tetapi mereka melakukan kesalahan.

Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan untuk
mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi "metanol" tahun
1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature. Suffiks [-yl] (indonesia {il})
yang digunakan dalam kimia organik untuk membentuk nama radikal-radikal, diambil dari
kata "methyl".

Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF
mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida and
hidrogen) menjadi metanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng kromat), dan
memerlukan kondisi ekstrem tekanan sekitar 30100 MPa (3001000 atm), dan
temperatur sekitar 400 C. Produksi metanol modern telah lebih effisien dengan
menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif lebih rendah.

Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika krisis minyak
bumi terjadi pada tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah. Masalah timbul pada
pengembangan awalnya untuk campuran metanol-bensin. Untuk menghasilkan harga yang
lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur metanol lebih banyak. Produsen
lainnya menggunakan teknik pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal
ini menurunkan mutu bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, metanol masih menarik utuk
digunakan sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang
dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap
kombinasi etanol, metanol dan/atau bensin.

Produksi
Saat ini, gas sintesis umumnya dihasilkan dari metana yang merupakan komponen dari gas
alam. Terdapat tiga proses yang dipraktikkan secara komersial.

Pada tekanan sedang 1 hingga 2 MPa (1020 atm) dan temperatur tinggi (sekitar 850 C),
metana bereaksi dengan uap air (steam) dengan katalis nikel untuk menghasilkan gas sintesis
menurut reaksi kimia berikut:

CH4 + H2O CO + 3 H2

Reaksi ini, umumnya dinamakan steam-methane reforming atau SMR, merupakan reaksi
endotermik dan limitasi perpindahan panasnya menjadi batasan dari ukuran reaktor katalitik
yang digunakan.

Metana juga dapat mengalami oksidasi parsial dengan molekul oksigen untuk menghasilkan
gas sintesis melalui reaksi kimia berikut:

2 CH4 + O2 2 CO + 4 H2

reaksi ini adalah eksotermik dan panas yang dihasilkan dapat digunakan secara in-situ untuk
menggerakkan reaksi steam-methane reforming. Ketika dua proses tersebut dikombinasikan,
proses ini disebut sebagai autothermal reforming. Rasio CO and H2 dapat diatur dengan
menggunakan reaksi perpindahan air-gas (the water-gas shift reaction):

CO + H2O CO2 + H2,

untuk menghasilkan stoikiometri yang sesuai dalam sintesis metanol.

Karbon monoksida dan hidrogen kemudian bereaksi dengan katalis kedua untuk
menghasilkan metanol. Saat ini, katalis yang umum digunakan adalah campuran tembaga,
seng oksida, dan alumina, yang pertama kali digunakan oleh ICI pada tahun 1966. Pada 510
MPa (50100 atm) dan 250 C, ia dapat mengkatalisis produksi metanol dari karbon
monoksida dan hidrogen dengan selektifitas yang tinggi:

CO + 2 H2 CH3OH

Sangat perlu diperhatikan bahwa setiap produksi gas sintesis dari metana menghasilkan 3 mol
hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida, sedangkan sintesis metanol hanya memerlukan
2 mol hidrogen untuk setiap mol karbon monoksida. Salah satu cara mengatasi kelebihan
hidrogen ini adalah dengan menginjeksikan karbon dioksida ke dalam reaktor sintesis
metanol, di mana ia akan bereaksi membentuk metanol sesuai dengan reaksi kimia berikut:

CO2 + 3 H2 CH3OH + H2O


Walaupun gas alam merupakan bahan yang paling ekonomis dan umum digunakan untuk
menghasilkan metanol, bahan baku lain juga dapat digunakan. Ketika tidak terdapat gas alam,
produk petroleum ringan juga dapat digunakan. Di Afrika Selatan, sebuah perusahaan (Sasol)
menghasilkan metanol dengan menggunakan gas sintesis dari batu bara.

Kegunaan
Bahan bakar untuk kendaraan bermotor
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahan bakar metanol

Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin pembakaran dalam, dikarenakan metanol
tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin. Metanol juga digunakan sebagai
campuran utama untuk bahan bakar model radio kontrol, jalur kontrol, dan pesawat model.

Salah satu kelemahan metanol jika digunakan dalam konsentrasi tinggi adalah sifat korosif
terhadap beberapa logam, termasuk aluminium. Metanol, meskipun merupakan asam lemah,
menyerang lapisan oksida yang biasanya melindungi aluminium dari korosi:

6 CH3OH + Al2O3 2 Al(OCH3)3 + 3 H2O

Ketika diproduksi dari kayu atau bahan oganik lainnya, metanol organik tersebut merupakan
bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan hidrokarbon. Namun mobil modern pun
masih tidak bisa menggunakan BA100 (100% bioalkohol) sebagai bahan bakar tanpa
modifikasi. Metanol juga digunakan sebagai pelarut dan sebagai antibeku, dan fluida pencuci
kaca depan mobil.

Bahan utama untuk bahan lain


Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar
40% metanol yang ada diubah menjadi formaldehid, dan dari sana akan dihasilkan berbagai
macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.

Senyawa kimia lainnya yang merupakan turunan dari metanol adalah dimetil eter, yang telah
menggantikan klorofluorokarbon sebagai bahan campuran pada aerosol, dan asam asetat.
Dimetil eter juga dapat dicampur dengan gas alam terkompresi (LPG) untuk memanaskan
masakan, dan juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti diesel.

Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air
limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang mengubah nitrat
menjadi nitrogen.

bahan bakar direct-metanol unik karena suhunya yang rendah, operasi pada tekanan atmofser,
mengizinkan mereka dibuat kecil. Ditambah lagi dengan penyimpanan dan penanganan yang
mudah dan aman membuat metanol dapat digunakan dalam perlengkapan elektronik.dari
MUMU

Anda mungkin juga menyukai