Anda di halaman 1dari 6

Pipe Wall Thickness Calculations (ASME B31.

8)

Posted by akupengen ngaskus at 7:33 AM


http://pipelineworld.blogspot.com/2015/08/pipe-wall-thickness-calculations-asme.html
Sebenarnya ada beberapa Formula yang digunakan untuk menghitung Ketebalan Pipa,
standard ASME yang biasa digunakan untuk menghitung Ketebalan Pipa adalah sebagai
berikut :

ANSI/ASME Standard B31.1, Power Piping This standard applies to steam piping
systems.

ANSI/ASME Standard B31.3, Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping. This
standard applies to major facilities onshore and offshore worldwide.

ANSI/ASME Standard B31.4, Liquid Transportation Systems for Hydrocarbons, Liquid


Petroleum Gas, Anhydrous Ammonia, and Alcohols. This standard applies to onshore
oil pipeline facilities.

ANSI/ASME Standard B31.8, Gas Transmission and Distribution Piping Systems. This
standard applies to gas transmission, gathering, and distribution pipelines onshore.

Untuk pembahasan kali ini, kami akan menggunakan standard ASME B31.8 untuk Gas
Facilities.
Setelah menentukan besaran Inside Diameter (ID) pipa, ketebalan pipa harus dihiting. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi besaran ketebalan pipa, faktor-faktor tersebut adalah
sebagai berikut :

Tekanan maksimum dan tekanan operasi

Temperatur maksimum dan temperatur operasi

Sifat-sifat kimia fluida

Kecepatan fluida

Material pipa beserta grade nya

safety factor

Standard ANSI / ASME B31.8 tidak seketat standar B31.3, tapi lebih ketat daripada standar
B13.4. Kode B31.8 sering digunakan sebagai standar desain untuk sistem perpipaan gas alam
pada beberapa fasilitas, seperti stasiun kompresor, fasilitas pengolahan gas, stasiun
metering, dan tangki penyimpanan. Rumus wall thickness menurut B31.8 dinyatakan
sebagai berikut :
Dimana :
t = minimum design wall thickness, in.,
P = internal pressure in pipe, psi,
do = OD of pipe, in.,
SY = minimum yield stress for pipe, psi (Table 1),
F = design factor (Table 2),
E = longitudinal weld-joint factor (Table 3),
T = temperature derating factor (Table 4).
Tabel 1 SMYS
Tabel 1 SMYS (continued)

Tabel 2 (Design Factor)


Tabel 3 Longitudinal Weld Joint Factor

Tabel 4 (Temperature Derating Factor)


Nilai Design Factor (F) ditentukan berdasarkan kelas - kelas sebagai berikut :

Class I Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat kurang dari sama dengan 10
bangunan yang dihuni manusia.

Class I, Division I Location


adalah Class I Location dimana nilai design factor nya adalah 0.72 > F<= 0.8 dan telah di
hidrostatic test 1.25 X maximum operating pressure nya.

Class I, Division II Location


adalah Class I Location dimana nilai design factor nya F<= 0.72 dan telah di hidrostatic test
1.1 X maximum operating pressure nya.

Class II Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat lebih dari 10, namun kurang dari
46 bangunan yang dihuni manusia. Ini termasuk daerah pinggiran di sekitar kota , kawasan
industri, dan peternakan atau perkebunan.

Class III Location


adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat lebih dari 46 bangunan yang
dihuni manusia, kecuali jika syarat Class IV Location berlaku. Termasuk daerah perumahan di
pinggir kota, mal, daerah pemukiman, daerah industri dan daerah lainnya yang yang tidak
memenuhi persyaratan Class IV Location.

Class IV Location
adalah apabila dalam 1-mile section panjang pipa terdapat bangunan bangunan bertingkat,
lalu lintas yang padat, dan banyak fasilitas-fasilitas bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai