Anda di halaman 1dari 6

DEPTH ENCODER Metoda Pengukuran Kedalaman

Dalam Pengambilan Data (Logging) Geofisika, Kedalaman (Depth) merupakan parameter penting yang diperlukan untuk dapat mengambarkan posisi dari batuan (formasi) yang diamati. Karena pentingnya data ini maka diperlukan sensor yang mengukur kedalaman secara akurat. Alat tersebut disebut sebagai Depth Encoder, suatu sensor yang bekerja berdasarkan gerak rotasi. Gerakan Rotasi akan diubah dalam bentuk signal-signal electric dalam besaran jumlah pulsa per rotasi. Metoda pengubahan dari bentuk putaran (rotasi) menjadi Pulse kemudian orang menyebutnya Rotary Encoder atau Shave Encoder. RensaLOG menggunakan Depth Encoder dengan resolusi 100 pulse/rotation atau 200 pulse/rotation (bahkan untuk keperluan tertentu menggunakan 1000 pulse/rotation). Encoder ini dihubungkan dengan Pulley yang akan dilewati Winch Cable. As dari Pulley

dan As dari Encoder dihubungkan dengan Couple (kopling) agar putaran keduanya sama. Agar tidak terjadi slip antara Winch Cable dengan Pulley, maka di kiri kanan Pulley ditempatkan Pulley-pulley kecil yang menahan kabel sedemikian sehingga bidang gesek antara winch cable dan pulley lebar.

Dokumen RecsaLOG

Metoda Kalibrasi Kedalaman Untuk melakukan konversi dari Pulse ke satuan panjang (meter), diperlukan kalibrasi. Metoda kalibrasi sangat sederhana. Mula-mula masuk pada software RecsaLOG ke menu PORTLOOK untuk mengetahui signal-signal yang direspons oleh Datalogger. Signal dari Depth Encoder diterima DataLogger pada Channel 0.

Apabila Winch cable ditarik, maka pada Channel 0 nilai MAX akan bertambah. Kalibrasi dapat dilakukan dengan menarik panjang kabel setidaknya 10 meter. Nilai MAX dikurangi Nilai MIN akan menunjukkan jumlah pulsa yang dihasilkan untuk 10 meter panjang kabel. Jika nilai tersebut (missal) 4254 pulsa maka dapat dipastikan untuk 20 meter akan menghasilkan 8508 pulsa. Angka ini dimasukkan pada window Data Channel

dengan sebelumnya mencari nilai koefisien dari konversi pulse ke meter. Dengan klik Regression, window berikut akan membantu operator menentukan koeffisien konversinya

Dokumen RecsaLOG

Dengan memasukkan dua nilai konversi di atas : x 4254 8508 y 10 20

maka pada kolom Analysis akan tampil Coefficient dari konversi. Mengingat Konversi ini adalah Linear, maka formula yang dipergunakan juga Linear y = coeff [1] + coeff[2] x y = depth (m) x = pulse Selama benar memasukkan data konversi, maka kalibrasi kedalaman dijamin benar, karena proses perhitungan dan penyimpanan data kalibrasi dilakukan oleh software. Kendala Pengukuran Kedalaman Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran kedalaman (Depth Error) umumnya disebabkan bukan dari sensor kedalaman (Depth Encoder), namun karena factor diluar itu 1. Tegangan Winch Cable Tegangan kabel pada waktu turun akan berbeda dengan tegangan kabel pada waktu Probe naik. Saat turun beban kabel hanya sebesar berat Probe dalam fluida (Berat probe diudara terbuka akan lebih besar daripada berat probe didalam fluida/air karena pengaruh gaya keatas sesuai Hukum Archimedes) atau W dikurangi dengan gesekan probe dengan fluida (semakin besar viscositas fluida/air/Lumpur dan semakin cepat bergerak gesekan ini akan semakin besar) atau ff, gesekan ini justru menghambat laju dari probe turun, yang secara langsung

Dokumen RecsaLOG

menyebabkan berkurangnya tegangan kabel (Tegangan Kabel = w - (ff + Fa) dimana Fa adalah Gaya Keatas sesuai Hukum Archimedes). Disisi lain pada saat naik, tegangan kabel selain dipengaruhi oleh berat Probe juga ditambah dengan besarnya gaya gesek antara Probe dengan dinding sumur (fd), mengingat pada saat probe naik Caliper Arm terbuka yang menyebabkan Probe menekan didinding sumur. Besarnya Tegangan Kabel = (w + fd + ff) FA. Faktor-faktor ini yang menyebabkan perbedaan tegangan kabel saat turun dan saat naik. Semakin besar perbedaan tersebut kemungkinan akan menyebabkan perbedaan pengukuran saat turun dan saat naik semakin besar pula. Hal-hal yang menyebabkan perbedaan tegangan kabel saat naik dan turun semakin besar adalah : Kecepatan saat probe turun terlalu besar sehingga kabel menjadi kendor (akan mempengaruhi ff ) Mud/fluida didalam sumur mempunyai viskositas tinggi (akan mempengaruhi ff dan FA) Caliper arm mempunyai tekanan yang tinggi, sehingga gaya gesek probe terhadap dinding sumur menjadi besar (akan mempengaruhi fd)

Secara frontal dapat diibaratkan mengukur karet yang kendor dan karet yang kencang, panjang akan berbeda. 2. Slip Slip antara Pulley dengan winch cable dapat terjadi, manakala kabel dalam konsidi kendor. Terutama ini terjadi pada saat probe turun dengan kecepatan besar

Dokumen RecsaLOG

Sangat fatal akibatnya jika terjadi slip antara As Encoder dengan As Pulley (umumnya error yang terjadi sangat besar) 3. Pergeseran Posisi Posisi Winch bergeser pada saat logging. Ini dapat terjadi jika Winch tidak diikat saat melakukan Logging. Saat turun mungkin tidak akan mengubah posisi winch, namum pada saat probe naik, tegangan kabel naik, ini dapat menyebabkan winch bergeser maju kearah lobang bor. Tentu hal ini akan menyebabkan pembacaan kedalaman menjadi tidak benar. Faktor lain adalah posisi dari tripod. Apabila kondisi tanah disekitar lobang bor lembek, saat probe naik, tripot akan megalami tekanan yang cukup besar. Kondisi tanah yang lembek dapat menyebabkan posisi pulley pada tripot turun. Turunnya posisi pulley pada tripot akan menambah daftar penyebab error. 4. Kecepatan Seperti dikemukakan pada Tegangan Winch Cable, bahwa kecepatan selain menyebabkan besarnya Gaya gesek fluida juga dapat menyebabkan slip. Dua factor ini secara akumulasi dapat mempengaruhi besarnya error yang terjadi. Idealnya kecepatan turun harus sama dengan kecepatyan waktu naik. Apalagi dalam sumur yang mempunyai viscositas tinggi, kecepatan turun harus lebih kecil daripada waktu naik. Untuk alasan alasan kecepatan operasi logging, pada sumur dengan fluida air (fresh water) sebaiknya probe turun tidak lebih dari 6 meter/menit. Pengecekan Kebenaran Data Kedalaman Secara berkala (setidaknya 1 bulan sekali) operator logging berkewajiban mengecek kebenaran data kedalaman dengan membandingkan panjang kabel yang terukur di computer dengan panjang kabel yang terukur dengan alat ukur panjang (meteran) Tarik kabel hingga setidaknya 25.00 meter, ukurlah dengan meteran apakah panjang kabel benar 25.00 meter. Setelah itu gulung kabel. Pada posisi 0 (nol) penunjukan pada computer harus sama. Pengujian ini dilakukan dengan cara menarik cablehead secara mendatar, agar tegangan kabel relative sama. Apabila dalam pengukuran ini tidak sinkron antara pengukuran dengan meteran dengan yang ditampilkan di computer, Operator harus melakukan kalibrasi. Perlu diketahui bahwa : ENCODER hanya ada kondisi BAIK atau RUSAK. Dan software RecsaLOG, hanya mengenal dua kata tersebut. Jika Baik maka encoder akan mengirim signalnya ke Datalogger, dan Computer akan menampilkan responsnya, misalkan di PORTLOOK. Jika respon tidak ada maka Encoder RUSAK Dalam kondisi ideal, (tidak ada slip, tegangan kabel saat naik dan turun sama), jika tidak terjadi error (saat probe kembali dipermukaan tanah), belum tentu data kalibrasinya benar. Karena dalam kondisi ini, koefisien kalibrasi benar atau tidak, jika probe diturunkan dari permukaan (0), saat kembali lagi dipermukaan pasti akan kembali 0 (nol), Pemecahan Masalah Depth error dalam logging pasti akan terjadi karena factor-faktor seperti dijelaskan di atas. Toleransi error adalah 0.2 % kedalaman. Artinya logging untuk kedalaman 100 meter, masih ditolerir jika terjadi error hingga 20 cm. Lebih dari itu harus dilakukan logging ulang, setelah terlebih dahulu dicari penyebabnya.

Dokumen RecsaLOG

Jika logging tidak diulang, maka Operator harus menjelaskan permasalahannya dan melaporkan seberapa besar error yang terjadi sehingga Geologiest mengetahui bahwa data kedalaman harus dikoreksi (Operator berkewajiban melaporkan besarnya error yang terjadi untuk tiap data logging, meskipun error besarnya tidak lebih dari 0.2%). Perlu diketahui bahwa jika dipermukaan diperoleh error kedalaman 10 cm untuk 100 meter, berarti error di tiap titik kedalaman tidaklah sama. Di bottom (TD) dapat dikatakan mempunyai error 0 (nol) artinya data kedalamannya benar, sementara di kedalaman 75 meter mempunyai error sekitar 2.5 cm, di kedalaman 50 meter error 5 cm, dikedalaman 25 cm error 7.5 cm dan dipermukaan 10 cm. Formula berikut dapat dipergunakan untuk menentukan besarnya error di masing-masing kedalaman. Ed Dimana Ed E d TD = = = = Besarnya error di kedalaman ditentukan (d) Besarnya Error dipermukaan Kedalaman yang ditentukan Total Depth Logged (total kedalaman yang dilogging) = (E * d)/TD

Formula tersebut di atas tidak dapat dipakai sebagai koreksi untuk kedalaman yang lebih dari 330 meter (1000 ft) mengingat permasalahannya sangat kompleks. Kedalaman yang melebihi 100 ft harus diperhitungkan berat kabel, streng koefisien dari winch Cable dll. Referensi Kedalaman Fungsi utama dari Logging selain mendapatkan Geophysical data dari formasi, juga sebagai koreksi kedalaman dari data pemboran (lithologi atau hasil coring). Ini harus dipergunakan sebagai referensi, karena data pemboran umumnya hanya mengandalkan dari panjang rod, sementara panjang rod dan colar (sambungan antar rod) ada yang dapat menutup/tersambung sempurna namun ada juga yang tidak. Panjang rod tidak dapat dipergunakan sebagai patokan kedalaman, mengingat untuk rod-rod yang sudah lama terpakai (apalagi sudah ditap ulang, bengkok, atau terpilin) panjangnya tidak lagi standard. Kita dapat dengan mudah menentukan Total Depth dari pemboran dengan menjumlahkan panjang bit, shaft, dan rod. Namun mengingat panjang rod belum tentu seragam, maka, kedalaman pemboran yang ditentukan dari jumlah rod yang berada didalam lobang bor tidak dapat dipergunakan sebagai referensi data geologi. Site Geologiest berkewajiban mengecek panjang masing-masing rod yang digunakan dalam pemboran, apabila metoda pengukuran kedalaman yang dilakukan driller berdasarkan jumlah rod yang dipakai. Site Geologiest juga berkewajiban menanyakan kondisi kalibrasi dari depth encoder pada operator logging, jika perlu meminta operator untuk melakukan pengecekan terhadap akurasi pengukuran kedalaman (depth encoder) atau bahkan melakukan kalibrasi, jika dirasa meragukan. .oOo. HS Martono PT RecsaLOG Geoprima Juli 2005

Dokumen RecsaLOG

Anda mungkin juga menyukai