BAB
3.1 UMUM
Menurutdefinisinya,freespanadalahbentangbebas.Padapipabawahlaut/subseapipeline
yangtergeletakpadaseabed,freespanterjadiakibatketidakrataan(uneven)permukaandasarlaut
dengan kurvatur yang tidak memenuhi kurvatur natural dari pipa tersebut, sehingga bentang pipa
akan menggantung. Selain itu, free span juga dapat terjadi jika pada rute pipa tersebut memiliki
persimpangan (crossing) dengan pipa atau kabel lain di bawah laut. Pada tahap engineering &
technicaldesign,pipatidakdisiapkankhususdenganperlindunganterhadapfreespandikarenakan
biayakapitalyangmenjadilebihbesar.
Gambar 3.1 Tipe umum free span pipa bawah laut.
Darigambar3.1dapatdilihatbahwafreespanpipapadadasarlautmemilikitipikalseperti
itu. Bila terjadi suatu free span pada suatu rute pipa, maka perlu dicek ulang kekuatan dan
keandalan kerja pipa tersebut. Perhitungan dan persiapan antisipasi ini perlu dilakukan mengingat
keadaan pipa yang sudah tidak tergeletak merata pada seabed. Besar defleksi, dampak gaya
hidrodinamika,vibrasidanteganganmaksimumyangdapatterjadiharusdihitunguntukpengecekan
kemungkinan keruntuhan pipa dengan pola statik (Ultimate Limit Strength) atau kelelahan/fatigue
(FatigueLimitStrength).
Analisisterhadapfreespaninidilakukanuntuktiapfase,yaitu:
9 Faseinstalasi(pipakosong),gayalingkungan1tahunan.
9 Fasehydrotest(pipaberisiair,tekanantertentu),gayalingkungan1tahunan.
9 Faseoperasi(pipaberisicontentfluid),gayalingkungan1tahunan.
BahasananalisisfreespanyangdikerjakandalamTugasAkhirinimencakup:
9 Analisis pipa tergeletak di atas seabed, menghitung gayagaya arus dan gelombang
secarastatik,daninteraksiterhadaptanahseabed.
9 AnalisisVIVyangmenyebabkanosilasipadapipayangmemicukeruntuhanpipasecara
fatigue.
9 Analisis tegangan yang terjadi pipa, dibatasi pada perhitungan hoop stress, bending
stress,longitudinalstressdanvonMisesstress.
9 Analisis fatigue, menentukan jumlah kerusakan akibat fatigue, dan sisa umur layan
pipaakibatfatigue.
Semua analisis free span yang dilakukan mengacu pada kode standar DNV RP F105 Free
SpanningPipelines.Sepertitelahdijelaskandiatas,makakriteriaULSdanFLSmerupakanparameter
pengecekanyangdilakukandalamTugasAkhirini.Gambar3.2akanmenjelaskanflowchartanalisis
freespanyangdilakukan.
Gambar 3.2 Flow chart analisis free span (DNV RP F105).
Tahapanpertamadarianalisisfreespanadalahakuisisidanpengecekandatalingkunganlaut
pada lokasi tinjauan. Parameterparameter lingkungan yang mempengaruhi seperti parameter
tanah, metocean data, akan mempengaruhi karakteristik perilaku pipa di dasar laut. Adanya
interaksi antara pipa dan tanah seabed akan menentukan kekuatan friksi pipa dan faktor damping
yang berpengaruh terhadap VIV. Sedangkan pengaruh kecepatan dan percepatan arus dan
gelombang akan menentukan gayagaya hidrodinamik yang bekerja pada pipa dan mempengaruhi
stabilitaspipadidasarlaut.
Dalamperencanaandesainpipabawahlaut,khususnyadalamanalisisdetailfreespan,jenis
tanah di klasifikasikan menjadi dua kategori utama, yaitu tanah kohesif (clay/silt) dan tanah non
kohesif(sand).Datageoteknikinipadaumumnyadiperolehdarisurveyinsituyangdilakukanpada
lokasi tinjauan dan test laboratorium. Untuk test laboratorium, hasil diambil dari undisturbed soil
samples,agarmembuktikankeadaanlokasitinjauanyangsebenarnya.
Datadatayangdibutuhkanantaralain:
9 Data umum tanah yang mencakup jenis tanah, void ratio, submerged unit weight,
indexplastisitas.
9 Kondisitegangandanreganganinsitu;tegangangeser(shearstrength),untukkondisi
drainedmaupunundrained,dansiklusregangangeser.
9 Parametersettlementtanah.
Dalam suatu proyek pembangunan jaringan pipa, datadata ini diperoleh secara mendetail
dengan survey yang dilakukan pada lokasi tinjauan. Untuk penyederhanaan atau aproksimasi data
yangkuranglengkap,makaDNVRPF105menyarankannilainilaiparametertanahsepertidijelaskan
olehtabel3.1dantabel3.2dibawahini.
TipeTanah s su es soil
Loose 280300 0.35 0.70.9 8.511.0
Sand 0 0
Medium 30 36 0.35 0.50.8 9.012.5
(kohesif)
Dense 360410 0.35 0.40.6 10.013.5
VerySoft <12.5 0.45 1.03.0 4.07.0
Soft 12.525 0.45 0.82.5 5.08.0
Clay/silt
Firm 2550 0.45 0.52.0 6.011.0
(non
kohesif) Stiff 50100 0.45 0.41.7 7.012.0
VeryStiff 100200 0.45 0.30.9 10.013.0
Hard >200 0.45 0.30.9 10.013.0
Keterangan:
s =sudutgeserdalam
es =voidratio
su =undrainedshearstrength(kN/m2)
soil =submergedunitweight(kN/m3)
=Poissonratio
Sand Clay
Arah L/D
Loose Medium Dense Verysoftsoft Firmstiff VeryStiffhard
<40 3.0 1.5 1.5 3.0 2.0 1.4
Horizontal
100 2.0 1.5 1.5 2.0 1.4 1.0
(inline)
>160 1.0 1.5 1.5 1.0 0.8 0.6
Keterangan:L/Dadalahrasiodaripanjangfreespan(L)dandiameterterluarpipa(D).
Nilainilai parameter dari tabeltabel diatas berguna untuk perhitungan soil stiffness,
khususnya untuk pembebanan tanah secara vertikal akibat pipa. Terdapat dua jenis perhitungan
kekakuan tanah, yaitu kekakuan statik, yang diatur oleh reaksi maksimum dan kekakuan dinamik,
dengankaraktersituasiloadingunloading.Besarredamantanah(soildamping)bergantungkepada
bebandinamikyangbekerjapadatanah,danterdapatduajenisredaman;
9 Material damping, yang berhubungan dengan jeda (lag) kontak langsung beban
dengantanah,padazonalelehnya.
9 Radiationdamping,yangberhubungandenganpropagasigelombangelasticpadazona
leleh.
Berikutinidijelaskanlangkahlangkahperhitungankekakuantanah(soilstiffness).
Dimana;
V=kedalamanpenetrasipipa
2 ( D V )V V 0.5D
b=lebardistribusibeban untuk
D V > 0.5D
...............................(3.3)
D=diameterterluarpipaNc,Nq,N=bearingcapacityfactor
Bearing capacity factor Nc, Nq. dan N merupakan fungsi dari sudut geser dalam,
dapatdihitungdarigambar3.3ataudenganpersamaanberikutini;
N q = exp( tan s ).tan 2 45 + s
2 ........................................................(3.4)
N c = ( N q 1).cot s
..................................................................................(3.5)
N = 1.5.( N q 1).tan s
...........................................................................(3.6)
Untukjenistanahclay(kohesif)diambilasumsinilaisudutgeserdalam=00
Gambar 3.3 Grafik hubungan bearing capacity factor Nc, Nq. dan N dan sudut geser dalam s (DNV RP F105).
Persamaan gaya reaksi tanah statik vertikal tersebut diturunkan dari persamaan
bearing capacity untuk fondasi dangkal tipe strip. Persamaan ini hanya valid untuk
perhitungan reaksi vertikal saja. Untuk perhitungan penetrasi dengan suatu nilai tekanan
kontakRv,terjadiketidakvalidandikarenakanpenetrasiyangterjadipastilebihbesarakibat
kegiatanpipelayingdanerosi/scouring,terutamapadapundakfreespan.
2. Untuk gaya reaksi tanah aksial maksimum per satuan panjang dihitung dengan
persamaanberikutini;
Ra = Rv s untukjenistanahsand(nonkohesif).......................................(3.7)
Dimana;
s=koefisiengesekaksial
2
0.5.(1 kc ).Rv
max=soilshearstrength= su 2
b ........................................(3.9)
OCR i p 1.3i p
kc = . 1 + ;ip=indexplastisitas,dalam%..................(3.10)
2.61 200 200
OCR=overconsolidatedratio
3. Lalusetelahitudapatdihitungkekakuanvertikalstatikpersatuanpanjang,dengan
persamaansebagaiberikut;
Rv
K v,s =
V ............................................................................................................(3.11)
Jika data geoteknik spesifik yang dibutuhkan untuk perhitungan kekakuan vertikal
statiktidaktersedia,makaDNVRPF105memberikannilaipatokan,dalamtabel3.3.
TipeTanah KV,S(kN/m/m)
Loose 250
Sand
Medium 530
(kohesif)
Dense 1350
VerySoft 50100
Soft 160260
Clay/silt
Firm 500800
(non
Stiff 10001600
kohesif)
VeryStiff 20003000
Hard 26004200
FV
KV =
V ..........................................................................................................(3.12)
Dimana;
FV =kenaikanbertahapgayavertikalantarapipadantanahpersatuanpanjang.
V =kenaikanbertahapverticaldiplacementakibatpipa.
Atau, dengan asumsi untuk fondasi berbentuk kotak (rectangular), bahwa panjang
pipa sama dengan 10 kali lebar kontak antara pipa dan tanah, maka kekakuan vertikal
dinamikdapatdituliskandenganpersamaan;
0.88G
KV = ; =poissonratio..........................................................................(3.13)
1
G=modulusgesertanah(kN/m2)
FL
KL =
L ...........................................................................................................(3.14)
Dimana;
FL =kenaikanbertahapgayahorizontalantarapipadantanahpersatuanpanjang.
L =kenaikanbertahaphorizontaldiplacementakibatpipa.
Dengan asumsi yang sama dengan perhitungan kekakuan vertikal dinamik, maka
kekakuanlateraldinamikdapatdituliskandenganpersamaan;
K L = 0.76G (1 + ) .............................................................................................(3.15)
Untukkondisideformasidenganamplitudokecil,makamodulusgesertanahdidapat
daripersamaanberikut;
2000.(3 es ) 2
s
1 + es untuktanahsand (kN/m2).............................(3.16)
G=
1300.(3 es ) (OCR ) ks untuktanahclay
2
1 + es
s
Dimana;
s=teganganefektifratarata(kPa)
es=voidratio
ks=koefisien,darigambar3.4
Gambar 3.4 Grafik hubungan ks dan index plastisitas ip (DNV RP F105).
6. Persamaan tegangan efektif ratarata dihitung pada span support, dihitung dengan
persamaanberikutini;
1 q L
s = (1 + K o ).b. soil + 1 + untukjenistanahsand......................(3.17)
2 3b 2 LSH
Dimana;
Ko=koefisientekanantanah0.5
q=submergedpipeweightperunitlength(kN/m)
LSH=panjangspanyangdibebankanpadasatubahu/sisispan.
L=panjangspan
1
s = (1 + K o ).b. soil untukjenistanahclay....................................................(3.18)
2
RasioantaraLSHdanpanjangspanLbergantungpadajenistanahpadalokasispan,
dannilaiyangdiberikanolehDNVdijelaskanpadatabel3.4.
Tabel 3.4 Rasio Panjang Span Tersupport dan Panjang Span (DNV RP F105)
TipeTanah LSH/L
Loose 0.3
Sand
Medium 0.2
(kohesif)
Dense 0.1
VerySoft 0.5
Soft 0.4
Clay/silt
Firm 0.3
(non
Stiff 0.2
kohesif)
VeryStiff 0.1
Hard 0.07
7. Padakeadaannormal,dananalisisdetailsepertiyangtelahdijelaskandiatastidak
tersedia, maka besar kekakuan vertikal dinamik Kv dan kekakuan lateral dinamik KL
dituliskandenganpersamaanberikutini;
2 s 1
KV = CV + D
3 3 ........................................................................(3.19)
2 s 1
K:L = CL + D
3 3 ........................................................................(3.20)
Dimana;
CVdanCLdidapatdaritabel3.5
s/=rasiototalmassapipa(tidaktermasukaddedmass)dengandisplacedwater.
8. Gaya tahan tanah lateral maksimum per satuan panjang diberikan oleh persamaan
berikutini;
1.25
V
FL max = L .FV + 5. soil .D .
2
untuktanahsand.......................(3.21)
D
0.4 1.3
s V
FL max = L .FV + 4.13su . u untuktanahclay.........(3.22)
D. soil D
Data arus yang terdiri dari data kecepatan dan arah arus didapat dari pengukuran di laut.
Pengukuran pada suatu rute pipa bawah laut dibagi menjadi beberapa zona pengukuran. Dengan
memperhitungkanefekboundarylayer,makaalatpengukur(currentmeterprobe)diletakkanpada
suatuelevasireferensi.Dataarusyangdiperolehbersifatdiskrit,perdetik,permenitatauperjam.
Daridatadiskritinilaludilakukananalisisspektumkecepatandandiambilrataratanya.Asumsiyang
digunakanadalaharusdianggapsteadycurrent,yangterdiridari;
9 Aruspasangsurut.
9 Windinducedcurrent.
9 Stormsurgeinducedcurrent,diabaikandalamTugasAkhirini.
9 Densitydrivencurrent,diabaikandalamTugasAkhirini.
Untukperairandengankedalamanlebihdari100m,arusmemilikiduakarakteristikberbeda,
sebagai dirving agent dan steering agent. Driving agent adalah arus pasang surut, dimana gradien
tekanandisebabkanolehelevasipermukaanatauperubahantekanan,angindangayastormsurge.
Steeringagentadalaharusyangterjadikarenapengaruhtopografidangayarotasibumi.
Jenisalirandibagimenjadiduazona;
9 Outerzone
Merupakan zona aliran yang terjadi pada elevasi yang jauh dari dasar laut, dimana
ratarata kecepatan arus dan turbulensi aliran sedikit bervariasi dalam arah
horizontal.Outerzoneiniterletakpadasuatubentukseabedyangmembentuksuatu
puncakataulebihtinggidarilembahseabed.Padasuatuseabedyangrata/flat,outer
zonediasumsikanterletakpadaketinggian3600zodariseabed.Nilaizodilihatpada
tabel3.6.
9 Innerzone
Merupakan zona aliran dimana ratarata kecepatan arus dan turbulensi aliran
menunjukkan variasi secara signifikan dalam arah horizontal. Kecepatan dan arah
arusadalahfungsidarigeometrilokaldasarlaut.
Pada inner zone, profil kecepatan arus dianggap logaritmik pada zona dimana tidak terjadi
pemisahanaliran.Makabesarkecepatanpadaelevasipipadituliskanolehpersamaanberikut;
ln( z * ) ln( zm )
U ( z ) = U ( zr )
*
.sin o
ln( zr * ) ln( zm )
........................................................................(3.23)
Dan,parameterkekasaranmakrozmdituliskandenganpersamaan;
zr *
ln( zm ) = ln( zr * ) 0.2
zr
( z r zr ) +
*
Dimana;
U(z*) =kecepatanarusrataratapadakedalamanz*(m/s)
U(zr) =kecepatanaruspadakedalamanreferensi(m/s),lihatgambar3.5
zr =kedalamanreferensi(m)
z* =kedalamanpadaprofilarus(m)
zo =parameterkekasaranseabed,padatabel3.6
o =sudutantaraarahalirandenganbentangpipa(o=90;sino=1).
TipeTanah Kekasaranzo(m)
Silt 5.106
Finesand 1.105
Mediumsand 4.105
Coarsesand 1.104
Gravel 3.104
Pebble 2.103
Cobble 1.102
Boulder 4.102
Gambar 3.5 Definisi satuan pada analisis data arus (DNV RP F105).
Dalamsuatuanalisisatauperencanaandesainpipabawahlaut,datagelombangdidapatkan
dengan dua cara, yaitu dari data pengukuran langsung di laut dan data hasil hindcasting. Data
gelombang terdiri dari data tinggi gelombang dan arah gelombang. Hasil pengolahan data
pengukuran digunakan untuk kalibrasi atau validasi data gelombang hasil hindcasting. Data yang
didapatberupatinggigelombangsignifikan(Hs)danperiodaspektralpuncak(Tp)dantentunyaarah
gelombangdalamderajat.Lalu,datahasilhindcastingtersebutdilakukananalisislebihlanjutuntuk
menentukangelombangekstrimperiodaulangtertentu.
Dalam Tugas Akhir ini, data gelombang yang dibutuhkan untuk analisis selanjutnya telah
tersedia. Data tersebut didapat dari PT Perusahaan Gas Negara, Tbk, dengan metoda pengolahan
yangtelahdijelaskansebelumnya.Untukkecepatandanpercepatanaruspartikelakibatgelombang
(waveinducedcurrent),dihitungberdasarkanpersamaanyangtelahdijelaskanpadaBab2.
Dengan telah diketahuinya besar kecepatan arus dan partikel gelombang, maka besar
kecepatanarustotaltersebutharusdiklasifikasikanuntukpengambilanlangkahanalisisselanjutnya.
Dasar dari pembagian kriteria ini adalah rasio antara kecepatan arus dan kecepatan partikel
gelombang.
= U C (U C + UW )
.......................................................................................................(3.25)
Dimana;Uc=kecepatanarusUW=kecepatanpartikelgelombang
Rasio dari kecepatan arus dan kecepatan partikel ini merupakan faktor yang menentukan
dampak aliran arus terhadap pipa. Adanya aliran yang melewati pipa menyebabkan pipa memiliki
respon,dalamarahinline(searaharus)danarahcrossflow(tegaklurusvertikalaraharus).Tabel
3.7 menjelaskan kriteria respon dan dampak terhadap pipa berdasarkan rasio kecepatan arus dan
gelombang.
Klasifikasi ini menunjukkan bahwa pengaruh arus dan gelombang memberikan pengaruh
respon yang berbeda terhadap pipa. Kecepatan arus merupakan tipe steady current, sedangkan
kecepatan partikel gelombang merupakan oscillatory current, yang besarnya berkurang dengan
bertambahnyakedalaman.
Tabel 3.7 Kriteria Respon Pipa Terhadap Rasio Aliran Arus (DNV RP F105)
Gelombangdominan(Uw>Uc)
ArahInline
PembebananinlinedihitungberdasarkanpersamaanMorrison.
<0.5
InlineVIVakibatvortexsheedingdiabaikan.
ArahCrossflow
Bebancrossflowdominandisebabkanolehvortexsheddingasimetris.
Gelombangdominan(Uw<Uc)
ArahInline
PembebananinlinedihitungberdasarkanpersamaanMorrison.
0.5<<0.8 InlineVIVakibatvortexsheddingberkurangdengankeberadaangelombang.
ArahCrossflow
Bebancrossflowdominandisebabkanolehvortexsheddingasimetrisdan
menunjukkansituasiarusyangdominan.
Arusdominan(Uc>>Uw)
ArahInline
Pembebananinlineberdasarkansteadydragcomponent danoscillatorycomponent
>0.8 akibatvortexshedding.
PembebananinlinedihitungberdasarkanpersamaanMorrisondiabaikan.
ArahCrossflow
Pembebanancrossflowsecarasiklikakibatvortexshedding,danmenunjukkan
situasiarusmurniyangdominan.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, analisis terhadap free span pada pipa bawah laut
dilakukan terhadap dua kriteria utama, yaitu Fatigue Limit Strength dan Ultimate Limit Strength.
Analisisdikerjakanpadaduakondisiberbeda,yaitukondisistatisdandinamik.
Free span merupakan bentang bebas. Pada suatu pipa bawah laut, di bentang bebas
tersebut terjadi tegangan dengan besar tertentu akibat massa pipa yang tidak tertumpu oleh
seabed. Bentang bebas yang terlalu panjang dapat menyebabkan tegangan berlebihan (excessive
yielding) pada pipa. Dengan asumsi kedua ujung pipa pada bentang bebas bertumpu pada
perletakan sederhana, maka panjang bentang free span statik dapat ditentukan berdasarkan
persamaanberikut;
2.C.I . e
Lst =
Wt .Dtot
..............................................................................................................(3.26)
Dimana;
Lst=panjangfreespanstatikyangdiijinkan(allowablestaticspanlength)
C=konstantaujungperletakan
I=momeninersiapenampangpipa
e=teganganekuivalen(vonmisesstress)
Wt=beratpipaterdistribusimeratapersatuanpanjang
Dtot=diametertotalterluarpipa
Dan;
Wt = Wsub 2 + ( FD + FI ) 2
...............................................................................................(3.27)
Wsub=beratpipaterendamdalamairpersatuanpanjang(submergedweight)
Tegangan ekuivalen atau disebut juga tegangan von mises, merupakan resultan total
teganganyangterjadipadapipa,akibatteganganlongitudinal,hoopstress,bendingstress,endcap
stress.Teganganvonmisesdituliskanolehpersamaanberikutini;
e = h 2 + L 2 h L + 3 c ,.....................................................................................(3.28)
dimana;
h=hoopstress
L=teganganlongitudinal
c=tegangangesertangensial,diabaikandalamperhitungandiTugasAkhirini.
Dalam perhitungan konservatif, maka perkalian antara hoop stress dan tegangan
longitudinal diabaikan, sehingga persamaan tegangan ekuivalen atau tegangan von mises
disederahakanmenjadi:
e = h2 + L2
.............................................................................................................(3.29)
Telah dijelaskan sebelumnya, respon pipa pada suatu sistem free span dinamik
diklasifikasikanmenjadiduajenis;yaitudalamarahinline(searahaliran)danarahcrossflow(tegak
lurus aliran); lihat gambar 3.6. Respon dinamik yang terjadi pada suatu free span adalah osilasi
dalamduaarahtersebut.Osilasiiniterjadiakibatadanyaresonansivortexsheddingyangterbentuk
disekitarpipa.Vortexsheddinginimenyebabkanperubahantekanansecaraperiodikpadasekitar
pipa, sehingga pipa berosilasi, dengan terangkat atau bergeser dan kembali ke posisi awalnya.
FenomenainidinamakanVortexInducedVibration(VIV).
Responcrossflow
Responinlineflow
ARAHALIRAN
Gambar 3.6 Sketsa kategori respon free span dinamik.
Objek dari morfologi seabed adalah untuk menentukan apakah free span terisolasi atau
berinteraksi. Klasifikasi morfologi ini ditentukan berdasarkan tingkat kerumitan atau kompleksitas
untukanalisisselanjutnya.Kriteriainiadalah;
Duaataulebihfreespanyangberurutan/berdampingandianggapterisolasi(masing
masing) jika perilaku dan karatersitik statik dan dinamiknya tidak dipengaruhi oleh
spandisebelahnya.
Rangkaian suatu free span dikatakan saling berinteraksi jika perilaku dan
karakteristik statik dan dinamiknya terpengaruhi oleh keberadaan span di
sebelahnya. Dalam hal ini maka lebih dari satu span yang harus dimodelkan dalam
pemodelanperilaku&interaksipipaseabed.
Klasifikasi morfologi ini harus ditentukan secara umum berdasarkan analisis statik dan
dinamik.Gambar3.7dibawahinimengklasifikasikanspandarijenistanahseabednya.
Gambar 3.7 Klasifikasi morfologi interaksi free span (DNV RP F105).
Untuk analisis yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini, digunakan asumsi bahwa hanya satu
span tunggal yang akan dilakukan analisis. Interaksi antar span yang melewati gundukan (low
deppression)dianggaptidakada.Analisishanyadilakukanpadasatuspan,secarastatikdandinamik.
KlasifikasiresponpipapadasuatufreespanditentukanberdasarkanrasioL(panjangspan)
danD(diameterpipa).KriteriaL/DinidiberikanolehDNVRPF105denganklasifikasipadatabel3.8.
Tabel 3.8 Klasifikasi Respon Pipa Pada Free Span (DNV RP F105)
L/D JenisRespon
Amplifikasidinamiksangatkecil
Secaraumum,analisisfatiguetidakperludilakukan.Bebanlingkungan
L/D<30
dianggaptidaksignifikanuntukmenyebabkanrespondinamikpipadan
VIVtidakakanterjadi.
Respondidominasiolehperilakubalok(beam)
Merupakantipikalpanjangspanuntukkondisioperasi
30<L/D<100
Frekuensinaturalsensitifterhadapkondisibatasdangayaaksialefektif.
Respondidominasiolehperilakukombinasibalokdankabel
Keadaanyangrelevanuntukfreespanpadaunevenseabed untuk
100<L/D<200 sementara.
Frekuensinaturalsensitifterhadapkondisibatas,gayaaksialefektif,
termasukdefleksiawaldankekakuangeometrik.
Respondidominasiolehperilakukabel
Keadaanrelevanuntukpipaberdiameterkecilpadakondisisementara.
L/D>200
Frekuensinaturaldipengaruhiolehbentukterdefleksidangayaaksial
efektif.
ScreeningfatigueyangdilakukandalamTugasAkhirinimengacupadaDNVRPF105.Kriteria
screening adalah meninjau terjadinya fatigue akibat VIV yang disebabkan oleh beban gelombang
secaralangsungdankombinasibebanarus&gelombangsecarabersamaan.Kriteriafatigueinitelah
dikalibrasikan dengan analisis fatigue lengkap untuk memastikan usia fatigue lebih dari 50 tahun.
Jika suatu free span tidak memenuhi kriteria screening, maka harus dilakukan analisis fatigue
berdasarkanFatigueLimitStrength(FLS).Selainitu,kriteriaULSjugadicekdalamscreeningfatigue
ini.
Dalam tugas akhir ini, screening fatigue hanya merupakan langkah analisis yang harus
dikerjakan,karenafreespanpipapadastudikasusiniakanditinjauumurdankerusakanfatiguenya.
Secaraumum,terdapatbeberapakriteriayangharusdipenuhiolehsebuahfreespandalam
screeningfatigueini.Kriteriascreeninguntukrespondalamarahinlineadalah;
fO , IL U c ,100 yr L / D IL
> 1 .
f VRIL, onset .D 250
..................................................................................(3.30)
Dimana;
f O , IL =frekuensinaturalfreespanuntukarahinline
f =faktorkeamanan(SF)untukfrekuensinatural;tabel3.9
IL =faktorscreeninguntukarahinline;tabel3.10
U c ,100 yr
=rasioaliranarus= max ;0.6
U w,1 yr + U c ,100 yr .......................................................(3.31)
D=diameterterluarpipa
L=panjangfreespan
U c ,100 yr =kecepatanaruspadakedalamanpipaperiodaulang100tahun
U w,1 yr =kecepatansignifikanpartikelgelombangpadakedalamanpipaperiodaulang1tahun
akibattinggigelombangsignifikan(Hs)tahunan.
VRIL, onset
=reducedvelocityuntukpermulaaninline(inlineonset)
Sedangkan,kriteriascreeninguntukrespondalamarahcrossflowadalah;
Dimana;
f O ,CF =frekuensinaturalfreespanuntukarahcrossflow
CF =faktorscreeninguntukarahcrossflow;tabel3.9
VRCF
, onset =reducedvelocityuntukpermulaancrossflow(crossflowonset)
Jika kriteria screening untuk arah inline ini terlampaui, maka analisis fatigue akibat VIV
harusdilakukan.
Kriteria tambahan lainnya, analisis fatigue akibat beban gelombang langsung tidak perlu
dilakukan,jika;
U c ,100 yr 2
>
U w,1 yr + U c ,100 yr 3
.......................................................................................................(3.33)
Kriteria diatas berlaku jika kriteria screening untuk inline VIV terpenuhi. Jika tidak, maka
harusdilakukananalisisfatigueakibatinlineVIVdanbebangelombanglangsung.
IL 1.15
CF 1.3
TingkatKeamanan
FaktorKeamanan
Rendah Normal Tinggi
1.0 0.5 0.25
s 1.05*(1.0)
f 1.20*(1.15)
k 1.30
on 1.10
Keterangan:tanda*merupakanbesarfaktoryangdigunakanjikadatadetailpanjangspan,
gapdanlainnyataktersedia.Jikadatadetailtersedia,makabesarfaktoryangdgunakanadalahyang
didalamtandakurung.
s =faktorkeamananuntukrangetegangan
f =faktorkeamananuntukfrekuensinatural
k =faktorkeamananuntukparameterstabilitas
on =faktorkeamananuntukpermulaanVIV(VIVonset)
Suatu free span memiliki frekuensi natural sebagai respon dinamiknya terhadap beban
lingkungan dan operasi yang diterima. Besar frekuensi natural free span bergantung kepada jenis
tanah,jenisperletakanujungfreespan,bebanyangditerimapipa,jenismaterialpipadangayayang
bekerjapadapipa.Frekuensinaturalpipadituliskanolehpersamaanberikut;
EI Seff 2
fO = C1. 1 + CSF . . 1 + C2 . + C3 .
meff .Leff 4 PE D2
................................................(3.34)
Dimana;
C1,C2,C3=koefisienkondisibatas;tabel3.11
E=modulusYoungbajaLeff=panjangspanefektif
D=diameterterluarpipaI=momeninersiapenampang
meff=massaefektifpipaSeff=gayaaksialefektif,tensionbernilaipositif
=[massatotalpipa+addedmass(buoyancy)+massacontent]xkoef.Addedmass
1.6
0.68 + untuke/D<0.8
Ca=koefisienaddedmass= 1 + 5e / D
untuke/D 0.8
1
CSF=faktorpenguatakibatkekakuanbeton.
=defleksistatik,diabaikanuntukarahinline.Tidaklebihdari4D
(1 + CSF ). 2 .EI
PE=bebanEulerbuckling=
Leff 2
..................................................................(3.35)
Tabel 3.11 Koefisien Kondisi Batas Untuk Analisis Free Span (DNV RP F105)
Padadasarnya,ketikasebuahpipabawahlautmemilikisuatupenampangtertentu,memiliki
nilaimomeninersiadankekakuan,makapipabawahlautdapatdikategorikansebagaibaloksecara
umum. Akan tetapi, pada suatu free span, pipa mengalami regangan yang disebabkan oleh
pemuaianmaterialakibattemperaturcontent,danjugatekanancontenttersebut.Olehkarenaitu,
pipa bawah laut memiliki karakteristik yang unik dalam analisis mekanika teknik, sehingga tidak
dapatdisebutbalok.
Sebuah free span akan mengalami regangan pada kedua ujungnya, sehingga disimpulkan
ada gaya aksial yang bekerja padanya. Pada umumnya perpanjangan ini menjadi suatu lendutan
vertikal. Gaya aksial efektif bukan merupakan gaya aksial yang bekerja pada dinding pipa. Untuk
sebuahfreespan,makagayaaksialefektifdapatdituliskansebagaiberikut;
Dimana;
Heff=tegangantensiondaripipelaybargepadafaseinstalasi(pipelaying)
pi =perbedaanteganganinternalrelatifterhadapfaseinstalasi(Pi=0)
As=luaspenampangmelintangpipabaja
Ai=luaspenampangbagiandalampipa(internalcrosssection)
T =perbedaantemperaturrelatifterhadapfaseinstalasi
s=koefisienekspansitemperatur,diabaikankarenatemperaturdianggapkonstan
Pada pipa bawah laut, diberikan lapisan pelindung korosi (corrosion coating guard) yang
terdiridariHighDensityPolyethylene(HDPE).Adanyalapisanbetonmerupakanarmorterluaryang
berfungsisebagaipemberatuntukmenjagastabilitaspipa.Perbedaankekakuanantarabeton,HDPE
danpipabajadankombinasidiantaranya,merupakanfaktoryangmempengaruhifrekuensinatural
darisuatufreespanpipa.Dalamperhitungansederhana,dilakukananalisismekanikateknikuntuk
penampang komposit. Untuk Tugas Akhir ini, perhitungan kombinasi kekakuan antara pipa baja
denganlapisanbetondanHDPEmengacupadaDNVRPF105,disebutsebagaiCSFpadapersamaan
berikutini;
0.75
( EI )conc
CSF = c
( EI ) steel ..................................................................................................(3.37)
Dimana;
CSF=faktorrasiokekakuanbetondankekakuanpipabaja(barepipe)
c =konstantaempirik,memperhitungkandeformasiatauslippagepadalapisanHDPEdan
keretakan lapisan beton. Bernilai 0.33 untuk lapisan beton/aspal dan 0.25 untuk lapisan
HDPE.
1+CSF=stressconcentrationfactorakibatlapisanbetondantitikbendinglokal
I conc = Dtcc 2 Dst 2 =momeninersialapisanbeton
64
I st = Dst 2 ID 2 =momeninersiapipabaja
64
fconc=kekuatantekanmaterialbetonpelapis(N/mm2)
Defleksi statik adalah lendutan yang terjadi pada suatu free span pipa akibat beban statik
yang bekerja pada pipa, yaitu berat sendiri (self weight) dari pipa baja untuk arah cross flow
(vertikal) dan gaya hidrodinamika horizontal total maksimum untuk arah inline (horizontal). Pada
kasusdimanadatadefleksifreespantidakada,makadapatdihitungdenganpersamaanberikutini;
q.Leff 4 1
= C6 . .
EI (1 + CSF ) Seff
1 + C2 P
E ...............................................................................(3.38)
Dimana;
C2,C6=koefisienkondisibatas;tabel3.11
Momen lentur statik atau static bending moment adalah gaya dalam momen yang terjadi
pada pipa akibat terjadinya free span atau bentangan bebas pada pipa bawah laut. Persamaan
momenlenturstatikdituliskansebagaiberikut;
q.Leff 2
M statik = C5 ,dimanaC2,C5adalahkonstantakondisibatas...................(3.39)
Seff
1 + C2
PE
Besaran q merepresentasikan beban pipa, yaitu berat pipa dalam air (pipe submerged
weight)untukperhitunganarahcrossflow.Sedangkanuntukarahinlineyangdiperhitungkanadalah
gayadragdaninersiasecarahorizontal.
Panjang span efektif merupakan panjang ideal span, yang mengasumsikan bahwa panjang
free span tersebut pada kondisi fixed to fixed constraint. Pada panjang span efektif ini, dianggap
memilikifrekuensinaturalyangsamadenganfreespanyangsebenarnya(aktual)yangditopangoleh
seabed.
Besarrasioantarapanjangspanefektif(Leff)danpanjangspanaktual(L)dituliskansebagai
Leff/L.NilairasioiniberkurangseiringbertambahbesarnyarasioL/Dstdankekakuantanahseabed.
BesarLeff/Ldiberikanolehpersamaan;
4.73
untuk 2.7
Leff 0.066 + 1.02 + 0.63
2
=
L 4.73
untuk < 2.7
0.036 2 + 0.61 + 1.0
......................................................(3.40)
Dimana;
K .L4
= log10
(1 + CSF ) EI ...............................................................................................(3.41)
K = kekakuan tanah seabed, secara vertikal atau horizontal, statik atau dinamik. Telah
dijelaskansecaradetailpadasubbab3.2.1DataGeoteknik.
Pemodelan respon amplitudo adalah model empirik yang berguna untuk mencari besar
amplitude respon VIV steady state maximum sebagai fungsi dasar hidrodinamika dan parameter
struktur.Pemodelanresponinidilakukanuntukkondisisebagaiberikut:
InlineVIVuntukarussteadydankondisiarusdominan
CrossflowVIVyangdisebabkangerakanarahinline
CrossflowVIVuntukarussteadydankombinasigelombangdanarus.
Dalam response model ini, analisis inline dan cross flow VIV dilakukan terpisah. Kontribusi
kerusakan yang dari first & second inline instability region dalam kondisi arus dominan dianalisis
secara implisit dalam model inline. Respon amplitudo bergantung pada beberapa parameter
hidrodinamikadandatalingkungan,yaitu;
Reducedvelocity,VR,subbab3.7
BilanganKeuleganCarpenter,KC
Uw
KC = ,fw=frekuensigelombang
f w .D
Rasiokecepatanaliranarus,
Intensitasturbulensi,Ic
Sudutaliranrelatifterhadappipa,rel
Parameterstabilitas,Ks
4 me T
Ks = ; T =totalmodalrasiodamping;subbab3.7.1
.D 2
Responarahinlinedarisuatufreespanpipapadakondisiarusdominanberkaitandengan
kondisivortexsheddingsimetris.AmplitudoresponterutamabergantungpadareducedvelocityVR,
parameterstabilitasKs,intensitasturbulensiIc,dansudutdatangaraharusrelatifterhadappiparel.
Analisis inline VIV response model ini dilakukan untuk kedua zona instability, yaitu pada
daerah 1 (1.0 < VR < 2.5) dan daerah 2 (2.5 < VR < 4.5). jika datadata detail untuk perhitungan
amplitudo tegangan inline VIV tidak ada, maka diambil penyederhanaan perhitungan besar
amplitudoinlineVIVadalah50%daribesaramplitudocrossflowVIV.
BesarrangetegangandariinlineVIVadalahsebagaiberikut;
S IL = 2. AIL ( AY / D ). , IL . s
............................................................................................(3.42)
Dimana;
S IL =rangeteganganinlineVIV
AIL = unit amplitudo tegangan, tegangan yang diakibatkan unit diameter dari mode
bentukdefleksiinline
,IL =faktorkoreksiuntukrasiokecepatanaliranarus
s =faktorkeamananuntukrangetegangan
AY / D =amplitudomaksimuminlineVIV
Besaran AY / D merupakanfungsidariVRdanKS,ditunjukkanGambar3.9berikutini;
Gambar 3.8 Respon amplitudo in-line VIV vs VRd dan KSd (DNV RP F105).
Besar standar deviasi dari amplitudo vibrasi arah inline adalah ( AY / D ) / 2 . Dalam
penentuannilai AY / D ,makaBesaranreducedvelocitydanparameterstabilitasharusdimodifikasi
sebagaiberikut;
VRd = VR . f ,perhitunganVRuntukinlineVIVpadasubbab3.8.1
KS
K Sd = ,dimana k dan f adalahfaktorkeamanan,lihattabel3.10.
k
Faktor reduksi RI,I diasumsikan bernilai 1, dimana sudut datang arah arus dianggap tegak
lurusbentangpipa.
Penentuankoordinatgrafikpadagambar3.8diatasdijelaskanpadasubbab3.8.1.
0.0
( 0.5) untuk <0.5
, IL = untuk0.5< <0.8
0.3 untuk > 0.8
1.0
Nilaiinlineonsetreducedvelocityadalahsebagaiberikut;
1
untukK sd < 0.4
on
0.6 + K sd
VRIL, onset = untuk0.4<K sd < 1.6
on
2.2 untukK sd > 1.6
on
...........................................................(3.43)
Dimana;VRILonset
Ks
K sd = ; k =faktorkeamananparameterstabilitas;tabel3.10
k
4 me T
Ks =
sw .D 2 ..................................................................................................................(3.44)
T adalahtotalrasiomodaldamping,yangterdiridari:
gayagesekinternaldarimaterialpipa.Besarnyabergantungpadalevelregangandan
defleksi yang terjadi. Untuk penyederhanaan diambil sebesar 0.005. Jika terdapat
lapisanbeton,diambilnilaiantara0.010.02.
gaya gesek antara permukaan luar pipa dengan tanah seabed. Untuk screening
fatigue, diambil sebesar 0.01. Untuk analisis detail, besar redaman tanah seabed
dapatdilihatpadatabel3.2.
9 Redamanhidrodinamik( h ),merupakandamping/redamanyangterjadiakibatgaya
hidrodinamikyangmenimbulkangayagesekpadapermukaanpipa.UntukVIVyang
terjadipadaregionlockin,makanilainyadianggapnol(0).
Danpersamaaninlinereducedvelocityuntukregionlainnyadalamgrafikpadagambar3.8
adalahsebagaiberikut;AY1/D
A
VRIL,1 = 10. y ,1 + VRIL, onset
D ................................................................................................(3.45)
A
VRIL,2 = VRIL, end 2. y ,2
D ..................................................................................................(3.46)
Ay ,1 K sd Ay ,2
= max 0.18 1 .RI ,1;
D 1.2 D ...............................................................(3.48)
Ay ,2 K sd
= 0.13 1 .RI ,2
D 1.8 ........................................................................................(3.49)
Seluruhhasilperhitungandaripersamaanpersamaandiatasakanmembentukgrafikseperti
gambar3.8,denganregionmasingmasingditunjukkanolehgambar3.11berikutini;
Gambar 3.9 Ilustrasi pembentukan grafik response model in-line VIV (DNV RP F105).
yangterjadi,yangditentukanberdasarkanarahdatangaliranarus/gelombangmenujupipa(dalam
radians). RI ditentukanuntuktiapdaerahinstability,sebagaiberikut;
RI ,1 = 1 2 rel . 2 ( I C 0.03)
2 ........................................................................(3.50)
I 0.03
RI ,2 = 1.0 C
0.17 ...............................................................................................(3.51)
Besar RI ,1 dan RI ,2 berada diantara 0.0 dan 1.0 (0.0 < ( RI ,1 ; RI ,2 ) < 1.0). Untuk
Vibrasifreespanpipapadaarahcrossflowdipengaruhiolehbeberapaparameteryangjuga
turutmempengaruhivibrasiarahinline.Parameterlainnyayangturutmempengaruhiadalahrasio
gapseabed(e/D),bilanganStrouhal(St),dantingkatkekasaranpipa(k/D).
Pada situasi aliran dengan arus yang dominan, maka permulaan (onset) dari amplitudo
signifikan cross flow VIV terjadi ketika besar VR bernilai 3.0 < VR < 5.0 . Sedangkan nilai vibrasi
Untukpipadengannilaispecificmass(s/)yangkecil,dansituasigelombangdominanatau
skenarion free span dengan gap dengan seabed kecil, maka vibrasi cross flow mulai terjadi pada
2.0 < VR < 3.0 .
BesarrangeteganganyangdiakibatkancrossflowVIVakibatkombinasiarusdangelombang
dituliskanolehpersamaanberikutini:
Dimana;
ACF = unit amplitudo tegangan, tegangan yang diakibatkan unit diameter dari mode
bentukdefleksicrossflow
Rk =faktorreduksiamplitudoakibatadanyadamping/redaman
s =faktorkeamanandarirangetegangan
Az / D =amplitudovibrasiarahcrossflow
Besar amplitudo maksimum dari vibrasi arah cross flow yang didefinisikan sebagai Az / D
untuk kondisi kombinasi arus dan gelombang diambil dari gambar 3.9. Besar standar deviasi dari
amplitudovibrasiarahcrossflowadalah ( AZ / D ) / 2 .Penentuankoordinatgrafikpadagambar3.9
dibawahinidijelaskanpadasubbab3.8.2.
Gambar 3.10 Respon amplitudo cross flow VIV vs VRd dan KSd (DNV RP F105).
Parameter RK merupakan faktor reduksi akibat adanya efek damping. Karakteristik vibrasi
arahcrossflowberkurangdenganadanyadampingini.
1 0.15K sd untukKsd 4
Rk = 1.5
3.2 K sd untukKsd > 4
.................................................................................(3.53)
Nilai cross flow onset reduced velocity bergantung pada kedekatan dengan seabed,
geometri trench, rasio aliran arus, dan faktor massa spesifik pipa, dihitung dengan persamaan
berikut;proxi,onset
Dimana:
1 e e
3 + 1.25 untuk < 0.8
a) proxi , onset = 4 D D
1lainnya
...............................................(3.55)
merupakanfaktorkoreksiantarakedekatanjarakantarapipadanseabed.
1 1 s
+ untuk s < 1.5
b) proxi , onset = 2 3
1lainnya
..........................................................(3.56)
Merupakan faktor koreksi akibat perhitungan massa spesifik pipa (s/), dimana s
adalahmassapipabaja+coating (tanpa ditambahaddedmass),danmassaairyang
dipindahkan(buoyancy).
1+ untuk < 0.5
c) proxi , onset = 3
1.167 lainnya
.................................................................(3.57)
Merupakan faktor koreksi akibat perhitungan rasio antara kecepatan arus dan
kecepatanpartikelgelombang.
d) trench ,onset = 1 + 0.5
D ........................................................................................(3.58)
Merupakanfaktorkoreksiakibatkeberadaanpipapadasuatuparit/trench.
Besaran merupakankedalamanrelatiftrench,denganpersamaan;
D
1.25d e
= ,dimana; 0 1
D D D ..................................................................(3.59)
Kedalamantrench(d)diambildarijaraksejauh3kalidiameterterluarpipa,dihitung
daritengahpenampangpipa.Nilai/Ddiambilsebesarnol(0)jikapipaterletakpada
seabed yang rata/flat, atau pada jarak D/4 diatas seabed. Gambar 3.11
menunjukkansketsafaktorkoreksitrench.
e) on ,merupakanfaktorkeamananuntukawalVIV(VIVonset);tabel3.10
Gambar 3.11 Definisi parameter untuk penentuan faktor koreksi trench (DNV RP F105).
Danpersamaancrossflowreducedvelocityuntukregionlainnyadalamgrafikpadagambar
3.9adalahsebagaiberikut;
,1 = 5
VRCF
............................................................................................................................(3.60)
9 AZ ,1
,2 = VR , end
VRCF CF
1.3 D ..........................................................................................(3.61)
, end = 16
VRCF
........................................................................................................................(3.62)
Seluruhhasilperhitungandaripersamaanpersamaandiatasakanmembentukgrafikseperti
gambar3.9,denganregionmasingmasingditunjukkanolehgambar3.12berikutini;
Gambar 3.12 Ilustrasi pembentukan grafik response model cross flow VIV (DNV RP F105).
AnalisisyangdilakukanmengacupadakriteriaULSyangditetapkanpadakodestandarDNV
RPF105FreeSpanningPipelines.KriteriaULStersebutdijelaskanpadaDNVOSF101.PengecekanULS
dilakukanterhadapkriteriakriteriasebagaiberikut;
9 Localbucklingakibatkombinasipembebanan.
9 Propagationbucklingdanpengecekankebutuhanbucklearrestor.
Secara umum, pengecekan diklasifikasikan menjadi tiga bagian utama, yaitu pengecekan
terhadap ketebalan pipa (wall thickness) , pengecekan tegangan yang terjadi pada pipa, dan
pengecekan terhadap buckling. Untuk pengecekan terhadap tegangan, persamaan tegangan
teganganyangterjadipadapipatelahdibahasdalamBab2DasarTeori,subbab2.3.
Local buckling mendefinisikan tekanan internal pada suatu posisi spesifik pada pipa relatif
terhadap suatu tekanan tetap pada sistem pipa. Akan tetapi, dalam Tugas Akhir ini, hanya akan
dibahas parameterparameter local pressure saja untuk dijadikan input parameter perhitungan
selanjutnya.Parameterlocalpressureterdiridari;
Tekananlokaldesain,Pld
Tekananlokalinsidental,Pli
Tekananlokalhydrotest,Plt
Parameter h merupakan jarak vertikal dari titik referensi ke permukaan laut, atau dengan
katalainmerupakankedalamanpipapadaperairan.
Merupakan perhitungan kekuatan pipa terhadap tekanan yang diberikan oleh content
selama beroperasi, atau dengan kata lain merupakan tekanan internal. Pengecekan kekuatan pipa
harusmemenuhipersyaratansebagaiberikut;
Dt 2. u
Pd
2t
3. m . SC . inc
( SMYS f y ,temp ) ..................................................................(3.67)
..............................................................................................................................(3.68)
Atau
Dt
Pd ( SMYS f y ,temp ) .......................................................................................(3.69)
2t
Dt
Pd
2t
1.15
( SMTS f y ,temp ) ..................................................................................(3.70)
Dimana;
Pd =tekanandesain SMYS=SpecifiedMinimumYieldStrength
D =diameterpipabaja SMTS=SpecifiedMinimumTensileStrength
t =ketebalanpipabaja fy.temp=deratingvaluetemperaturdariteg.leleh
m =faktorkekuatanmaterial(untukULS=1.15)
SC =faktorsafetyclass(diambilHighClass=1.26)
u =faktorutilisasi,diambil0.96.
Pengecekan kekuatan pipa harus dilakukan terhadap external pressure untuk perhitungan
terhadapkemungkinansystemcollapse.Tekananexternalpadasetiaptitiksepanjangpipelineharus
memenuhikriteriaberikut;
Pc
Pe ..................................................................................................................(3.71)
1.1 m SC
Dimana;
Pe =tekananeksternal
Pc =tekanancollapsekarakteristik
Tekanancollapsedapatditurunkandaripersamaanberikut;
1
PC = y b .....................................................................................................................(3.72)
3
Dimana;
b = Pel 1 2 1
= b3 bc + d
D 2 27 3
c = Pp 2 + Pp Pel f 0
ts
= cos 1
d = Pel Pp 2 u
3
1 1 60
u = b2 + c y = 2 u cos +
3 3 3 180
Dengan:
3
t
2E s
Pel = D ;tekanancollapseelastis.......................................................................(3.73)
1 2
t
Pp = 2 f y fab s ;tekanancollapseplastis,fab=1.00..............................................(3.74)
D
Dmax Dmin
f0 = ,parameterovalitaspipa,diasumsikantidakada(=0.0)....................(3.75)
D
Local buckling merupakan fenomena keruntuhan struktur pipa akibat adanya kerusakan
pada penampang pipa tersebut. Pipa bawah laut harus didesain untuk memiliki safety factor yang
cukup terhadap kemungkinan terjadinya local buckling akibat kombinasi beban tekanan eksternal,
gayaaksial,danmomenlentur/bending.
Gambar 3.13 Ilustrasi local buckling pada penampang pipa bawah laut.
Local buckling akibat kombinasi pembebanan momen lentur, gaya aksial efektif, dan
tekananeksternalberlebihanharusmemenuhikriteriapengecekansebagaiberikut;
Sd
2 Pd Pd
2
Md
SC . m + SC . m 1 + 1 ........................(3.76)
c S p c .M p c .Pb (t ) c .Pb ( t )
Dimana;
Md =momenlenturdesain
Sd =gayaaksialefektifdesain
Pd =perbedaankelebihantekanandesain
Mp =tahananmomenplastis
( M p = f y ( D t s ) 2 t s ).......................................................................................................(3.77)
Sp =tahanankarakteristikgayaaksial
( S p = f y ( D ts )ts )........................................................................................................(3.78)
Pb(t) =tahanantekananbursting(pecah)
c =parameterteganganaliranuntukperhitunganpengerasanregangan
fu
C = (1 ) +
fy
D
( 0.4 + qh ) untuk t <15
D
60 ............................................................(3.79)
t D
= ( 0.4 + qh ) untuk15< <60
45 t
D
0untuk t >60
Dan,
( Pld Pe ) 2
untukPld >Pe
qh = Pb ( t ) 3 ...........................................................................(3.80)
untukPld Pe
0
Tekananburstingditentukanberdasarkanpersamaanberikutini;
Dimana;
2t 2
Pb , y (t ) = fy ;tekananburstinguntukyieldinglimitstates...............................(3.82)
Dt 3
2t fu 2
Pb , u ( t ) = ;tekananburstinguntukburstinglimitstates...........................(3.83)
D t 1.15 3
Fenomena propagation buckling merupakan buckling yang terjadi merambat pada suatu
sistem pipa bawah laut. Penampang pipa berubah bentuk dan berpropagasi/merambat sepanjang
pipa.Penyebabutamapropagationbucklingadalahtekananexternal/hidrostatikyangberlebihan.
Gambar 3.14 Ilustrasi tipe-tipe propagation buckling pipa bawah laut.
Terjadinya propagation buckling pasti didahului oleh terjadinya local buckling. Adanya
tekanan awal buckling yang lebih besar dari tekanan tahanan propagating buckle menyebabkan
perambatanbuckle,sehinggapipaakancollapse.Propagasiakanberhentiketikatekananeksternal
mendekati atau sama dengan tekanan propagasi. Tekanan tahanan propagasi diberikan oleh
persamaan;
2.5
t
Ppr = 35 f y fab ....................................................................................................(3.84)
D
Dansyaratpengecekanterhadappropagasisebagaiberikut;
Ppr
Pe .......................................................................................................................(3.85)
m SC
Jika tekanan external lebih besar dari kriteria pengecekan diatas, maka harus diberikan
bucklearrestor(penahanbuckle)padapipa.
Pengecekanlocalbucklingdalamsubbabinidilakukanterhadapkriteriapengecekandengan
konsep format ASD (Allowable Strees Design). Merupakan pengecekan sederhana terhadap
teganganteganganpadapipayangberlebihan.Beirikutinikriteriakriteriayangharusdipenuhi;
9 Hoopstress
H .SMYS .T ................................................................................................(3.86)
9 TotalLongitudinalstress
L .SMYS ......................................................................................................(3.87)
9 Equvalentstress(vonmisesstress)
E .SMYS .....................................................................................................(3.88)
Untuk perhitungan longitudinal stress, dimana terdiri dari komponen tegangan bending,
maka untuk analisis free span terhadap VIV, maka diberikan persamaan perhitungan momen dan
teganganolehDNVRPF105sebagaiberikut;
dyn .2.I
ME = ................................................................................................(3.89)
OD WT
Dimana;
dyn =tegangandinamikakibatVIV
AIL
Inline : dyn = 0.5max S IL ;0.5SCF ...................................................................(3.90)
ACF
Selanjutnya,kriteriadiatas,disebutsebagaiULSuntukkondisidinamik.
UntukpengecekanULSpadakondisistatik,makadiberikanpersamaanmomenlenturstatik
sebagaiberikut,yangtelahdijelaskanpadasubbab3.6.4.
q.Leff 2
M statik = C5 ,dimanaC2,C5adalahkonstantakondisibatas...................(3.92)
Seff
1 + C2
PE
Besaran q merepresentasikan beban pipa, yaitu berat pipa dalam air (pipe submerged
weight)untukperhitunganarahcrossflow.Sedangkanuntukarahinlineyangdiperhitungkanadalah
gayadragdaninersiasecarahorizontal.
Maka, untuk setiap persamaan momen lentur dinamik dan statik yang telah dijelaskan,
dapatdihitungbesarteganganlongitudinaldanekuivalendinamikdanstatikuntukkemudiandicek
terhadapkriteriaASD.